Anda di halaman 1dari 17

Oleh : Mohammed Berriano NIP.

198310032002121002

Penegakan hukum di bidang perpajakan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penyelenggaraan perpajakan di Indonesia. Dengan patuhnya Wajib Pajak dan didukung oleh pengawasan yang berkesinambungan dapat menciptakan situasi kondusif dalam kehidupan perekomian di Indonesia

menjadi acuan dalam penyempurnaan penyelesaian analisa IDLP pada Direktorat Jenderal Pajak pada umumnya dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Bengkulu dan Lampung khususnya.

Salah satu unsur yang mendukung terselenggaranya penegakan hukum di bidang perpajakan adalah pelaporan Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan (IDLP) dari pihakpihak yang mengetahui tentang pelanggaran yang terjadi tersebut

Pasal 43A UU KUP PER-38/PJ/2010 SE-83/PJ/2010 PER-03/PJ/2011

IDLP adalah setiap Informasi, Data, Laporan, dan Pengaduan yang disampaikan secara Langsung maupun Tidak Langsung yang disampaikan kepada Dirjen Pajak yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan.

Kantor Pelayanan Pajak yang ada di lingkungan kanwil tersebut (termasuk Kantor Penyuluhan di bawahnya); Kantor Pelayanan Pajak di luar wilayah Kanwil tersebut ataupun Kanwil lain; Pengaduan dari masyarakat yang langsung ditujukan ke Kanwil; Direktorat Intelijen dan Penyidikan Kantor Pusat DJP; Berasal dari usulan Kanwil itu sendiri.

Penyelesaian Analisis IDLP ialah yang sesuai dengan Ketentuan yang berlaku sekarang yaitu Per-38/PJ/2010 Terpenuhinya target penyelesaian IDLP oleh Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung yaitu sebanyak 50 per tahun.

Pengadministrasian IDLP berbeda dengan ketentuan SOP (KEP-14 Tahun 2008 ) Selama tahun 2010, tim Analis tidak menghasilkan IDLP sendiri, melainkan menerima pasokan dari Kantor Pelayanan Pajak, Pengaduan Langsung, dan Direktorat Intelijen dan Penyidikan

Kelompok A adalah IDLP dengan indikasi kuat terjadinya tindak pidana perpajakan, ini akan ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Bukti Permulaan; Kelompok B adalah IDLP dengan indikasi lemah terjadinya tindak pidana perpajakan, ini akan ditindaklanjuti dengan Pemeriksaan Khusus; Kelompok C adalah IDLP dengan tidak menunjukkan adanya indikasi tindak pidana perpajakan, ini akan diarsipkan sementara dan akan diproses kembali apabila di kemudian hari terdapat data baru yang berhubungan, atau dikirimkan kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.

Target IDLP Selesai Dilakukan Analisis Oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Bengkulu dan Lampung 50 IDLP

Daftar Penyelesaian Analisis IDLP Pada Kantor Wilayah Bengkulu dan Lampung
IDLP Selesai

No.

Tahun

IDLP Masu k

Pemeriksaa Pemeriks Pengama Pemanfat n Bukti aan tan an Data Permulaan Khusus

Diarsip kan sement ara

Dikimk an ke Kanwil Lain

2009

2010

60

15

Atas 60 IDLP yang masuk pada tahun 2010, hanya sebanyak 30 atau 50% saja yang telah selesai dilakukan Analisis

Kurangnya tenaga Analis IDLP Kurangnya pembekalan kepada tiap Analis IDLP Tim Analis hanya bekerja di balik meja Kurangnya akses aplikasi perpajakan oleh Tim Analis IDLP Sulitnya memberikan scoring terhadap IDLP yang dilakukan Analisis

Mengefektifkan anggota tim analis IDLP, serta menambah jumlah anggotanya; Pembekalan analis IDLP dengan pelatihanpelatihan yang dibutuhkan; Memberikan kewenangan kepada tim analis untuk melakukan pencarian data di luar kantor. Membuka akses terhadap aplikasi-aplikasi yang diperlukan yang sebelumnya tidak bisa dibuka oleh tim analis Kanwil DJP Penetapan panduan dalam menentukan scoring atas hasil Analisis IDLP

Anda mungkin juga menyukai