Anda di halaman 1dari 20

Pencegahan kehilangan panas pada BBLR

Dokter Pembimbing: dr. H. Ahmad Nuri, Sp. A dr. B. Gebyar Tri Baskoro, Sp. A dr. Ramzi Syamlan, Sp. A dr. Saraswati Dewi, Sp A Erlisa Devi S P 082011101053

Pendahuluan
Pendahuluan bayi di dalam tubuh ibunya suhu tubuh fetus selalu terjaga lahir hubungan dengan ibunya terputus dan bayi harus mempertahankan suhu tubuhnya sendiri melalui aktifitas metabolismenya. Semakin kecil tubuh bayi, semakin sedikit cadangan lemaknya. Semakin kecil tubuh bayi juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh dengan massanya

Bayi Baru Lahir, pengaturan suhu masih belum matang dan belum efisien BBLR tidak mempunyai lapisan lemak yang tebal BBLR rawan terjadi hipotermia Cegah hilang panas pada BBLR Penting

BBLR Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi

BBLR rentan kehilangan panas..


Luasnya permukaan tubuh menyebabkan kehilangan panas melalui kulit besar Waktu lahir suhu tubuh bayi setinggi suhu tubuh ibunya 37C dan tubuh bayi basah oleh air ketuban BBLR sedikit atau tak mempunyai makanan cadangan yang berbentuk glikogen dalam hati dan brown fat. Jaringan sub kutan BBLR sangat tipis sehingga bayi tidak mempunyai isolator untuk menghindarkan kehilangan panas melalui kulit. Kemampuan BBLR untuk berkeringat serta termoregulasi bayi-bayi ini belum sempurna

Pengukuran suhu
ketiak (aksila), sub lingual (dibawah lidah) atau rektal (dubur)

Suhu Aksilla Keuntungannnya mencakup penurunan resiko neonatus, kebersihan terjaga dan pengukurannya relatif cepat serta akurat. Letakkan termometer ditengah aksilla dengan lengan ditempelkan secara lembut tetapi kuat pada sisi tubuh bayi selama 3-5 menit Kulit pada lokasi ini tidak bereaksi terhadap suhu rendah dengan vasokonstriksi Meskipun suhu sedikit lebih rendah daripada suhu sentral tubuh sesungguhnya perubahannya akan sama dengan suhu tubuh

Suhu Rektum Pengukuran suhu tubuh dari rektum merupakan prosedur invasif dan tidak selalu dapat diandalkan Suhu darah yang mengalir dari ekstremitas mempengaruhi suhu rektum

Suhu sublingal Mudah dalam teknik pengukurannya, demikian juga responnya terhadap perubahan suhu inti tubuh. Suhu sublingual cukup relevan secara klinis karena arteri utamanya merupakan cabang dari arteri karotis eksterna dan mempunyai 22 respon yang cepat terhadap perubahan suhu inti tubuh. Beberapa kelemahannya yaitu : Tidak dapat dilakukan pada penderita dengan intubasi, penurunan kesadaran, dan lain-lain.

Fisiologi
Neonatal Thermal Environment : Rentang suhu eksternal dimana metabolisme dan konsumsi oksigen berada pada tingkat minimum dalam lingkungan tersebut bayi dapat mempertahankan suhu normal. Panas didapat melalui mekanisme keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas : a. Penurunan produksi panas Hal ini dapat disebabkan dalam sistem endokrin dan terjadi penurunanan produksi panas, misalnya pada keadaan disfungsi kelenjar tiroid, adrenal

b. Peningkatan panas yang hilang Terjadi bila panas tubuh berpindah ke lingkungan sekitar dan tubuh kehilangan panas. Adapun mekanisme tubuh kehilangan panas dapat terjadi secara :

Konduksi Yaitu perpindahan panas yang terjadi akibat perbedaan suhu antara kedua objek. Kehilangan panas terjadi saat kontak langsung antara kulit BBLR dengan permukaan yang lebih dingin. Sumber kehilangan panas terjadi pada BBLR yang berada pada permukaan atau alas yang dingin, seperti dalam proses penimbangan. Cara pencegahan kehilangan panas melalui konduksi adalah dengan menghangatkan seluruh barang-barang untuk perawatan (stetoskop, timbangan, tangan pemberi perawatan, baju, sprei)

Konveksi Transfer panas terjadi secara sederhana dari selisih suhu antara permukaan kulit bayi dengan aliran udara yang dingin dipermukaan tubuh bayi. Sumber kehilangan panas disini dapat berupa inkubator dengan jendela yang terbuka atau pada waktu proses transport BBLR. Cara pencegahan kehilangan panas melalui konveksi adalah hindari aliran udara, seperti kipas angin dan lubang angin terbuka

Radiasi Perpindahan suhu dari suatu objek panas yang dingin misalnya dari bayi dengan suhu yang hangat dikelilingi oleh suhu lingkungan yang lebih dingin. Seperti udara dingin pada dinding luar dan jendela atau penyekat tempat tidur bayi yang dingin. Sumber kehilangan panas dapat berupa suhu lingkungan yang dingin atau suhu inkubator yang dingin. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.

Evaporasi Panas terbuang akibat penguapan melalui permukaan kulit dan traktus respiratorius. Sumber kehilangan panas dapat berupa BBLR yang basah setelah lahir atau pada saat dimandikan. Cara pencegahan kehilangan panas melalui evaporasi adalah pada saat mandi siapkan lingkungan yang hangat, basuh dan keringkan setiap bagian untuk mengurangi evaporasi

Patofisiologi
Kegagalan Pengaturan suhu = kegagalan hipotalamus Kehilangan panas > laju pembentukan panas = Suhu tubuh Pembentukan panas > kehilangan panas = Suhu tubuh

Usaha Suhu Tubuh


Shivering Thermoregulasi (ST) Merupakan mekanisme menggigil atau gemetar secara involunter akibat dari kontraksi otot untuk menghasilkan panas. Non-Shivering Thermoregulasi (NST) Merupakan mekanisme yang dipengaruhi oleh stimulasi sistem saraf simpatis untuk menstimulasi proses metabolik dengan melakukan oksidasi terhadap jaringan lemak coklat. Peningkatan metabolisme jaringan lemak coklat akan meningkatkan produksi panas dari dalam tubuh. Vasokonstriksi perifer Mekanisme ini juga distimulasi oleh saraf simpatis kemudian sistem saraf perifer akan memicu otot sekitar arteriol kulit untuk berkonstriksi sehingga terjadi vasokonstriksi. Keadaan ini efektif untuk mengurangi aliran darah ke jaringan kulit dan mencegah hilangnya panas yang tidak berguna

10 Langkah Proteksi Termal


Ruang melahirkan yang hangat Pengeringan segera Kontak kulit dengan kulit

Pemberian ASI Tidak segera memandikan atau menimbang bayi Pakaian dan selimut yang adekuat Rawat gabung Transportasi hangat Resusitasi hangat Pelatihan dan sosialisasi rantai hangat

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai