Anda di halaman 1dari 3

Sang Kerbau, Sang Buaya dan Sang Kancil Pada suatu hari ada seekor kerbau jantan hendak

minum air. Kerbau itu berjalan melalui satu lorong menuju ke sungai. Sungai itu agak luas. Airnya cetek saja, jenih dan sejuk. Kerbau itu mengharung air. Air itu hanya setakat lutut sahaja. Kerbau itu menuju ke tengah-tengah sungai kerana air di bahagian tengah sungai lagi jernih. Ketika menghirup air, kerbau terdengar sesuatu di tepi sungai. Kerbau merenung ke arah suara itu. Kerbau ternampak air terhambur naik di tebing sungai. Sang Bedal : Tolong!tolong!aduh kasihanilah aku.Matilah aku! Sang Lumpur : Haa!!Kenapa?? Sang Bedal : Tak nampakkah kau apa yang terjadi pada diriku. Tolonglah angkat dahan ini. Sang lumpur : Macam mana aku nak angkat, dahan itu berat. Kau bukan tak tahu aku tak larat. Sang Bedal : (menangis) Kawan. Kau ada tanduk yang begitu cantik. Tak pernah aku lihat selama ini. Kau besar, gagah tiada bandingan. Masuklah tanduk kau dibawah dahan ini dan buanglah dari tengkuk aku. Sang Lumpur :hurmmmmmmmmm..baiklah aku akan tolong kau. Tunggu sekejap. Heh heh Kerbau kasihan melihat buaya. Kerbau cuba mengangkat kayu itu dengan tanduknya. Apabila batang kayu terangkat, buaya cepat-cepat melepaskan dirinya. Sang Bedal : Terima kasih Sang Lumpur.kau sungguh budiman. Sebaik-baik sahaja kerbau menghumban kayu itu ke bawah, buaya segera menangkapnya. Sang Lumpur : Apa ini Sang Bedal!!Lepaskan kaki aku. Aku telah tolong kau bukan?Lepaskanlah. Beginikah kau membalas budi?

Sang Kancil melihat kejadian itu dari jauh. Sang Kancil mengeleng-gelengkan kepalanya melihat tindakan sang buaya. Lalu, sang kancil berjalan menghampiri mereka. Sang Bedal : Hey, Sang Lumpur, aku pun mahu hidup juga.Hahahaha.. Kalau xde si bodoh macam kau nie, macam mana aku nak hidup. Kau cari nahas..hahahhahaha Sang Lumpur : Lepaskanlah aku. Tolong ! Tolong! Tolong!! Sang Bedal: HAHHAHAAHA, berdoalah kejap lagi kau akan mati. Sang Lumpur : Tolong!!Tolong!!

Sang Kancil : Sang Lumpur mengapa mengerang?? Tak kenalkah kau dunia ini. Kebaikan selalu berbalas dengan kejahatan. Tidak sedarkah engkau dunia ini. Kau tahu penuh dengan bermacam-macam penipuan. Si Bodoh macam kaulah selalu menjadi mangsa. Haa, bila dah terkena kau menangis mintak tolong. Sang Bedal : Diamlah, berdoalah lekas, aku dah lapar nie. Sang Kancil: Usahlah menangis sang lumpur. Sang bedal melakukan kebiasaan dunia hari ini. Membalas budi dengan kejahatan, itulah corak dunia hari ini. Mengerti??? Sang Kancil : Hey Sang bedal, aku tak percaya Sang Bedal :Haa apa lagi? Sang Kancil : Sang Lumpur, benarkah kau menolong Sang Bedal itu. Haa?? Sang Lumpur : YA..ya..Memang benar. Sang Kancil : Bohong!!aku tak percaya, bagaimana kau dapat mengangkat dahan yang sangat berat itu dari tengkuknya? Sang Lumpur: ya aku tunda, aku tunda. Sang Kancil : Hey, Sang Bedal, aku tahu kau bijak. Cuba lepaskan kaki sebodoh itu sebentar. Aku hendak melihat bagaimana ia menolong kamu.

Sang Bedal : Kau tak percaya ya, baiklah tunjuklah Sang Lumpur. Tapi ingat, jangan lama letakkan dahan itu ditengkuk aku. Sang Lumpur : Baiklah.. Lalu kerbau menunda dahan tersebut ke tengkuk sang bedal. Sang Kancil : Owww begitulah caranya.mmmmmmmmm Sang Bedal : Hehhh..ingat perjanjian kita..jangan lama lama.. Sang Lumpur : Ya ya.. Sang Kancil : Aku tau. Haaa apa lagi bodoh pergilah kau selamatkan nyawa kau sebelum si ganas ini dapat menangkap kaki kau sekali lagi dan ingatlah pemikiran adalah pelita hidup kita. Kerbau terus beredar dari tempat itu. Sang Kancil : HAAA , rasalah HEEHEHEHE.Baguskan!!HAHAHAHAH pahit manis perbuatan sendiri.

Sang Bedal : Jaga kancil. Kau tipu aku.Ingat Kancil . Aku akan makan kau!!! Namun, kancil dan kerbau tidak mempedulikan buaya lagi. Kerbau mengucapkan terima kasih kepada kancil. Kedatangan kancil ke tebing sungai itu telah menyelamatkan nyawanya. Buaya sudah menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan jahatnya itu.

Anda mungkin juga menyukai