Pure A is fed to the reactor at a rate of 0.5 gmol/min. The heat-generation curve for this reaction and reactor systems, G (T ) = is shown in figure P8-19.
Kurva G(T)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 120 140 160 180
T(C)
0 H RX 1 + 1 /
G(T) (cal/gmolA)
200
220
240
a) To what inlet temperature must the fluid be preheated for the reactor to operate at a high conversion? b) What is the correspondent temperature of the fluid in the CSTR at this inlet temperature?
c) Suppose that the fluid is now heated 5oC above the temperature at the part a) and then
cooled 10oC, when it remains. What will be the conversion? d) What is the extinction temperature for this reaction system? e) Write a question that requires critical thinking and then explain why your question requires critical thinking. Additional information: Heat of Reaction (konstan) = - 100 cal/gmol A Heat Capacity of A and B= 2 cal/gmol. oC UA = 1 cal/min. oC Ta = 100 oC
Asumsi :
maka persamaan neraca energinya sesuai persamaan 8-51 pada buku Fogler ed. 4 : (2) Persamaan (1) di atas dapat ditulis: (3)
Di mana
G(T)
Panas yang dihasilkan di dalam reaktor = R(T) = Panas yang dipindahkan dari reaktor Dengan :
Diketahui:
C pA = C pB = 2 cal/gmol. oC
UA = 1 cal/min. oC Ta = 100 oC
Langkah pertama untuk menjawab pertanyaan yang ada adalah dengan membuat kurva R(T), G(T) vs T. Untuk dapat membuat kurva R(T), maka terlebih dahulu dicari nilai dari melalui persamaan pada halaman 524, buku Fogler edisi 4. dan Tc
C p 0 = C pA = 2 cal / gmol o C
=
Tc =
(100 + T0 ) (100 + T0 ) R(T ) = C p 0 (1 + )(T Tc ) = ( 2 cal / gmol o C ) (1 + 1) T C = 4 T 2 2 = ( 4T 200 2T0 ) cal / gmol
Dari rumus R(T) di atas, maka dapat dibuat grafik antara T dengan R(T) dan G(T) pada berbagai variasi T0. Sebelum membuat grafik, berikut ini adalah data yang digunakan untuk membuat grafik tersebut:
o
Membuat Grafik R(T), G(T) vs T T0 1 180 2 190 3 200 4 205 5 210 6 215 7 220
Dengan terlebih dahulu membuat tabel seperti di bawah ini : T 120 130 140 150 160 161 162 163 165 G(T) 10 12 15 18 20,5 21 22 23 30 R(T)1 -80 -40 0 40 80 84 88 92 100 R(T)2 -100 -60 -20 20 60 64 68 72 80 R(T)3 -120 -80 -40 0 40 44 48 52 60 R(T)4 -130 -90 -50 -10 30 34 38 42 50 R(T)5 -140 -100 -60 -20 20 24 28 32 40 R(T)6 -150 -110 -70 -30 10 14 18 22 30 R(T)7 -160 -120 -80 -40 0 4 8 12 20
170 172 174 175 176 177 178 179 180 182 183 184 185 186 187 188 190 192 194 196 198 200
85 88 90 91 92 93 93,5 93,8 94 95 95,4 95,5 95,6 96 96,4 96,6 97 97,4 97,5 97,6 97,8 98
120 128 136 140 144 148 152 156 160 168 172 176 180 184 188 192 200 208 216 224 232 240
100 108 116 120 124 128 132 136 140 148 152 156 160 164 168 172 180 188 196 204 212 220
80 88 96 100 104 108 112 116 120 128 132 136 140 144 148 152 160 168 176 184 192 200
70 78 86 90 94 98 102 106 110 118 122 126 130 134 138 142 150 158 166 174 182 190
60 68 76 80 84 88 92 96 100 108 112 116 120 124 128 132 140 148 156 164 172 180
50 58 66 70 74 78 82 86 90 98 102 106 110 114 118 122 130 138 146 154 162 170
40 48 56 60 64 68 72 76 80 88 92 96 100 104 108 112 120 128 136 144 152 160
Kemudian dari grafik kita dapat mencari nilai Ts .Berdasarkan grafik didapatkan : T0 180 190 200 205 Ts 142,5 150 155 170 158 166 176 160 165 180 164 183 185
210
215 220
Keterangan : Di mana Ts adalah titik potong antara R(T) dengan G(T) dari grafik R(T),G(T) vs T di atas. Dengan menarik garis vertikal ke bawah dari titik potong tersebut, maka didapatkan Ts ( temperatur steady state).
Membuat Kurva Temperatur ignition-extinction (Ts vs T0)
a) Seperti terlihat pada grafik 2 di atas, upper steady state akan didapat jika suhu awal
( ) ( r V / F ) G(T ) = ( H ) X
o G(T ) = H Rx o A A0
Rx
Besarnya harga G(T) juga sebanding dengan harga R(T), sesuai dengan persamaan 8-67 (Fogler, hal 491) :
( rAV / FA0 ) ( H o ) = C p 0 ( 1+ ) ( T S T C )
o X H Rx = C p 0 ( 1 + ) ( T S TC )
G(T ) = R(T ) Jadi, semakin besar nilai TS, maka nilai konversi juga akan semakin besar :
Rx
Pada kondisi upper steady state nilai G(T) tinggi sehingga, G(T) > R(T) karena itu konversi juga tinggi karena konversi sebanding dengan G(T). Kesimpulannya agar reaktor dapat menghasilkan konversi yang tinggi, temperatur inlet (To) harus 215C
b) Berikut merupakan gambar kurva temperatur ignition-extinction
Dari grafik dapat dilihat bahwa pada temperatur inlet To = 215 oC, temperature fluida di dalam reactor Ts = 164 oC dan 183 oC. Hubungan antara T0 dan Ts, digambarkan melalui grafik Ts vs T0 di atas. Semakin besar suhu dari temperatur inlet maka semakin besar pula temperatur dalam reaktor CSTR tetapi setelah temperatur inlet tertentu maka kenaikan temperatur di CSTR ada beberapa kemungkinan (low, unsteady dan upper)
c) Tahapan
kondisi ini sistem akan bekerja pada upper steady state dan Ts = 183 oC. Kemudian temperaturnya diturunkan sebesar 10 oC menjadi 210 oC. Penurunan temparatur umpan ini tidak menyebabkan temperatur reaktor turun kembali ke lower steady state. Namun turun searah garis upper steady-state, dan menghasilkan temperatur steady state di harga 180 oC, sehingga:
maka,
Kurva G(T)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 120 140 160 180
T(C)
G(T) (cal/gmolA)
200
220
240
penurunan yang signifikan, yaitu penurunan dari garis upper steady-state menuju garis lower steady-state. Dari grafik dapat dilihat bahwa Extinction temperature untuk reaksi ini adalah 200 oC, karena apabila diturunkan sedikit lagi saja akan turun dari >170 C ke Ts <155 C.
e) Di dalam suatu pabrik (feed pabrik bisa berubah-ubah/ feed tidak sepenuhnya pure A)
anda diminta untuk melakukan analisis tentang jenis reaktor yang mungkin digunakan sesuai dengan soal P8.19c yang memberikan faktor konversi yang relatif besar dan
konstan dan juga tekanan yang sekecil mungkin, sertakan juga alasan dan bukti (dengan grafik) yang mendukung analisis anda! Soal di atas adalah soal tentang reaktor CSTR. Pertanyaan ini tentang reaktor lain yang mungkin bisa dijadikan referensi untuk memilih reaktor lainnya. Permasalahannya juga tidak hanya menentukan reaktor yang tepat tetapi juga reaktor dengan konversi yang relatif konstan dengan nilai konversinya tetap besar. Selanjutnya feed yang berubahubah dan diinginkan tekanan dalam reaktor yang sekecil mungkin.