Anda di halaman 1dari 4

1.

Suatu sistem antena memancarkan intensitas medan listrik di medan jauh dengan persamaan berikut ini:

E( , ) = Em sin cos3 / 2 ; untuk 0 dan -/2/2


a. b. ; untuk dan lainnya Hitunglah direktivitas secara eksak! Hitunglah direktivitas dengan pendekatan Krauss, dan hitung pula persentase kesalahannya, dan beri komentar tentang validitas perhitungan Anda!

E( ,) = 0

Jawab : a. Untuk mencari beam-area, fungsi intensitas medan listrik E diubah dahulu menjadi fungsi intensitas radiasi U :
2 2 3 U( , ) ~ E( , ) sehingga U( , ) = Um sin cos

dan karena beam-area B didapat dari integrasi fungsi U yang ternormalisasi terhadap nilai maksimumnya:

f N ( , ) =
maka :
B =

U( , )

U( , ) max

Um sin2 cos3 = sin2 cos3 Um


/2

/2

f
/2 0

N (, )

sin d d =

/ 2 0

sin

cos 3 d d

B = ......(proses perhitungan kalkulus integral) B = 16 / 9 rad2

Syntax Matlab (untuk menguji-coba solusi di PC): syms th ph; f=(sin(th)^3)*(cos(ph)^3); b=int(int(f,th,0,pi),ph,-pi/2,pi/2) 4 4 = = 7,069 = 8,5 dB akhirnya bisa didapat direktivitas D = 16 / 9 b. Metode pendekatan Krauss menggunakan perkalian antara HPBW dan HPBW sebagai luasan beam-area, sehingga rumus direktivitas dapat menjadi: 4 4 D = B HPBW HPBW Bayangkan sebuah gambar pola radiasi dalam dan , untuk mencari masing-masing HPBW: HPBW = 2 x 1/2 HPBW = 2 x 1/2 dimana 1/2 dan 1/2 didapat dari fungsi U(,) = 1/2Um (setengah intensitas radiasi maksimum), sehingga:
1 2 1 2

Um = Um sin2 cos3 = sin2 cos3 .....(1)

dengan memisalkan sumbu simetri main-lobe terletak pada =0 dan =/2, sehingga: - jika kita masukkan =0 pada persamaan (1), akan kita dapatkan 1/2 - begitu pula jika kita masukkan =/2 pada persamaan (1), akan kita dapatkan 1/2

1/2=0,785 dan 1/2=0,654 HPBW=2x0,785=1,571 radian dan HPBW=2x0,654=1,308 radian Akhirnya bisa kita dapatkan nilai Direktivitas hasil pendekatan Krauss-nya, yaitu: 4 4
D = HPBW HPBW = 1,571 1,308 D = 6,115 = 7,36 dB

Kita lihat bahwa hasilnya tidak sama dengan hasil perhitungan direktivitas secara eksak, sehingga dapat dihitung persentase kesalahannya, yaitu: Deksak Dpendekatan = 100% Deksak 100% = 13,5% 7,609 (D harus dalam numerik bukan dB) Syarat Pendekatan Krauss : o pola pancar antena Unidireksional terpenuhi!! o harga Direktivitas D 10 (numerik) tidak terpenuhi!! karena syarat pendekatan Krauss tidak terpenuhi, maka dapat kita katakan bahwa untuk kasus ini, hasil perhitungan Direktivitas melalui metode pendekatan Krauss kurang valid!! 2. Hitung gain suatu antena-x dengan frekuensi 6GHz jika diketahui apertur fisik (Ap) 314 m2 (100 m2), absorbtion-ratio (gamma) = 0,8 dan efisiensi 95%! Jawab: Absorbtion-ratio menyatakan seberapa besar Apertur Efektif Maksimum (Aem) terhadap Apertur Fisik (Ap) nyata sebuah antena, sehingga: Aem = 0,8 Ap Aem = = 0,8 Aem = 0,8 100 m2 = 80 Ap Karena perbandingan Apertur Efektif Maksimum dari 2 antena sama dengan perbandingan Direktivitas dari 2 antena tersebut, kita dapat mencari Direktivitas antena-x dengan membandingkannya terhadap antena yang sudah kita ketahui persis harga direktivitasnya isotropis D=1 (numerik) atau 0 dB:

7,069 6,115

Jadi, Gain antena-x = 1216002 atau 60,79 dBi 3. Antena linier dipole /2 terbuat dari aluminium dengan konduktivitas 3,82.107 S/m, non-ferromagnetik, f=150 MHz dan diameter antena 2 cm: a. Hitunglah apertur efektif maksimum dan direktivitas! b. Hitunglah apertur efektif dan gain jika dihubungkan dengan konektor 75 balance!

Dx Aemx = Diso Aemiso Diso Dx = Aemx Aemiso 1 Dx = 2 Aemx / 4 4 Dx = 2 Aemx

Dx =

4 80 = 128.103 2 2

Gain=.D=0,95x128.1032=1216002

Jawab: a. Antena linier dipole /2 memiliki distribusi arus fungsi ruang [I]=I ocos(z), dimana -/4 z /4. Besarnya kuat medan listrik E ~ I sehingga: Ez=E0cos(z) Dengan mengetahui E di sepanjang antena (kita anggap sumbu-z), maka kita dapat menghitung total distribusi tegangan yang ada di sepanjang antena dengan cara:
L /2

V =

L / 2

E( z )dz =

/4

E
/4

cos( 2 z )dz

V = ...(hitung sendiri) E V = 0 volt

Karena P =

V2 E0 , Rradiasi dipole /2=73, 0=377, dan Aem = , maka 4PRr 0

Aem dapat dicari:

Aem =

E 0 2 / 2 V2 = 2 4PRrad 4.E 0 / 0 .73

Aem = 0,132 = 0,52 m2


Direktivitas pun dapat dicari melalui perbandingan apertur efektif maksimum dipole ini terhadap apertur efektif maksimum isotropis (lihat bahasan soal no.2), dengan persamaan:

4 Aemx 2 4 Dx = 2 .0,52 = 1,633 Dx = 2,131dB Dx =

b.

Apertur efektif dan gain bisa dengan mudah didapat dengan perkalian apertur efektif maksimum (dan direktivitas) dengan efisiensi antena (): Ae = . Aem dan G = . D Namun, perlu diingat bahwa efisiensi antena () dalam kasus ini merupakan total efisiensi sebagai akibat dari hilangnya daya karena disipasi konduktif bahan antena, dan karena adanya pantulan akibat tidak sepadannya impedansi antena dengan impedansi konektor 75 (saluran pencatu antena), sehingga total = conductor .pantulan dimana conductor =

Rradiasi ; Rradiasi dipole /2=73 Rradiasi + Rdisipasi

sehingga didapat:

Rdisipasi =
conductor = 0,999

Askin depth
; =

L
1

1 L L ; R . = disipasi = d. d Rdisipasi = 0,0626

sedangkan pantulan = 1 antena

R ) = 1 R

rad rad

sehingga total = 0,999.0,9998 = 0,9988

2 Z0 = 0,9998 + Z0

dan akhirnya Gain (G) dan Apertur efektif (Ae) dipole /2-nya pun dapat dicari:
G = total .D = 0,9988.1,633 = 1,6310404 = 2,124 dBi

dan
Ae = total .Aem = 0,9988.0,52 = 0,519 m2

Anda mungkin juga menyukai