Anda di halaman 1dari 20

3

BAB I
KEJADIAN DAN RUANG SAMPEL
I.1 Ruang Sampel
Statistikawan pada dasarnya berurusan dengan penyajian dan
penafsiran hasil yang berkemungkinan (hasil yang belum dapat ditentukan
sebelumnya) yang muncul dalam penelitian yang dirancang sebelumnya atau
yang muncul dalam penelitian ilmiah. Dalam pengamatan yang dilakukan di
persimpangan jalan Diponegoro dengan jalan Jenderal Sudirman dicatat
banyak kecelakaan yang terjadi tiap bulan maka akan didapat data-data
pengamatan yang berupa bilangan.
Definisi I.1
Informasi yang dicatat dan dikumpulkan dalam bentuk aslinya baik dalam
bentuk hitungan maupun pengukuran disebut data mentah.
Contoh I.1 :
Bilangan 2, 0, 1, 3, yang menyatakan banyaknya kecelakaan dalam bulan
Januari tahun 2008 di persimpangan jalan Diponegoro dan Jenderal
Sudirman merupakan data mentah.
Tiap proses yang menghasilkan data mentah disebut percobaan.
Contoh I.2 :
Percobaan melantunkan sebuah mata uang logam. Dalam percobaan ini
hanya ada dua macam hasil yang mungkin, yaitu "muka" (M) atau "belakang"
(B). Dalam percobaan ini kita tidak akan pernah dapat memastikan bahwa
suatu lantunan tertentu akan menghasilkan "muka", tetapi dapat diketahui
kemungkinan yang dapat terjadi untuk tiap lantunan.
Definisi I.2 :
Gugus semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan statistika disebut
ruang sampel dan dilambangkan dengan huruf S.
4
Tiap hasil dalam ruang sampel atau anggota dari ruang sampel disebut
dengan titik sampel.
Apabila ruang sampel mempunyai unsur yang berhingga banyaknya
maka anggotanya dapat didaftar dengan menuliskan dalam tanda himpunan.
Ruang sampel S yang merupakan kumpulan semua hasil yang mungkin dari
suatu lantunan mata uang dapat ditulis sebagai:
S = { M , B }.
Bila ruang sampel yang besar atau yang anggotanya tak hingga banyaknya
lebih mudah ditulis dengan suatu pernyataan atau syarat yang harus
dipenuhi untuk menjadi anggotanya.
Contoh I.3 :
Percobaan mendata kota-kota di dunia yang berpenduduk lebih dari 1 juta,
ruang sampelnya dapat dituliskan sebagai berikut :
S = { X | X suatu kota yang berpenduduk lebih dari satu juta }.
Untuk menentukan apakah suatu ruang sampel perlu dituliskan dengan cara
mendaftar atau dengan hanya menyebutkan syarat aturannya akan
tergantung pada masalah yang ditangani.
Contoh I.4 :
Misalkan tiga buah barang dipilih secara random dari sepuluh hasil produksi
pabrik. Tiap butir barang diperiksa dan digolongkan menurut keadaan cacat
atau tidak cacat. Ruang sampel yang paling banyak memberi informasi adalah
S1 = {CCC, CCT, CTC, TCC, CTT, TCT, TTC, TTT}.
Dengan T menyatakan tidak cacat, sedangkan C menyatakan cacat. Ruang
sampel lain, kendati hanya memberi sedikit informasi dapat berbentuk
S2 = { 0, 1, 2, 3 }.
Anggota S2 masing-masing menyatakan tak ada yang cacat, satu yang cacat,
dua yang cacat atau ketiganya cacat dari pilihan random tiga barang.
5
SOAL-SOAL
1. Tuliskan anggota tiap ruang sampel berikut ini :
(a) himpunan bilangan bulat antara 1 dan 50 yang habis dibagi 7.
(b) himpunan S= { x | x
2
+ x - 6 = 0 }.
(c) himpunan hasil bila sebuah mata dadu dan mata uang dilantunkan sekaligus.
(d) himpunan S = { x | x nama benua}.
(e) himpunan S = { x | 2x - 4 = 0 dan x > 5 }.
2. Gunakan cara aturan atau pernyataan untuk menjelaskan ruang sampal S yang
terdiri atas semua titik dalam kuadran pertama di dalam suatu lingkaran yang
berjari-jari 3 dengan pusat titik asal.
3. Items coming off a production line are marked defective (D) or nondefective (N).
Items are observed and their condition listed. This is continued until two
consecutive defectives are produced four items have been checked, whichever
occurs first. Describe a sample space for this experiment.
4. (a) A box of N light bulbs has r ( r < N ) buls with broken filaments. These bulbs are
tested, one by one, until a defective bulb is found. Describe a sample space for
this experiment.
(b) Suppose that the above bulbs are tested, one by one until all defectives have
been tested. Describe the sample for this experiment.
I.2 Kejadian
Dalam percobaan mungkin kita ingin mengetahui munculnya kejadian
tertentu dan bukan hasil unsur tertentu dalam ruang sampel. Misalnya kita
ingin mengetahui mengenai kejadian A bahwa hasil lantunan suatu dadu
habis atau dapat dibagi tiga maka A = { 3, 6 } merupakan himpunan
bagian dari ruang sampel
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6}.
Berdasarkan pada Contoh I.4, kejadian B adalah banyaknya
cacat yang terpilih lebih dari satu maka B = { CCC, CCT, CTC, TCC } juga
merupakan himpunan bagian dari
S = { CCC, CCT, CTC, TCC, CTT, TCT, TTC, TTT }.
Jadi tiap kejadian berkaitan dengan sekelompok titik sampel yang membentuk
himpunan bagian ruang sampel tersebut.
6
Definisi I.3
Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
Contoh I.5 :
Percobaan melakukan pengamatan umur komponen mesin tertentu. Ruang
sampelnya adalah
S = { t | t > 0}
dengan t menyatakan umur (dalam tahun) suatu komponen mesin tertentu
tersebut dan kejadian A menyatakan kejadian bahwa komponen akan
rusak sebelum akhir tahun kelima, berarti A = { t | t < 5 }.
Dalam praktek biasanya kejadiannya dinyatakan lebih dahulu
kemudian ruang sampelnya ditentukan.
Definisi I.4
Suatu kejadian yang hanya mengandung satu unsur ruang sampel disebut
kejadian sederhana. Suatu kejadian majemuk adalah kejadian yang dapat
dinyatakan sebagai gabungan beberapa kejadian sederhana.
Contoh I.6:
Kejadian mengambil sebuah kartu heart dari sekotak kartu bridge
merupakan himpunan bagian A = { heart } dari ruang sampel S = { heart,
spade, club, diamond }. Kejadian A merupakan kejadian sederhana. Kejadian
B menarik sebuah kartu merah merupakan kejadian majemuk,
karena B = { heart diamond } = { heart, diamond }.
Bila ke 52 kartu dalam suatu kotak kartu menjadi unsur ruang sampel
dan bukan ke 4 warna kartu maka kejadian A merupakan kejadian majemuk.
Definisi I.5
Ruang nol atau ruang hampa adalah himpunan bagian ruang sampel yang
tidak mengandung unsur. Himpunan seperti ini dinyatakan dengan C.
7
Contoh I.7 :
Bila A menyatakan kejadian menemukan suatu organisme mikroskopis
dengan mata telanjang dalam suatu percobaan Biologi maka A = C.
Hubungan antara kejadian dan ruang sampel padanannya dapat
digambarkan dengan diagram Venn. Dalam suatu diagram Venn, ruang
sampel dapat digambarkan dengan empat persegi panjang dan kejadian
dinyatakan dalam lingkaran di dalamnya.
Contoh I.8:
Pengambilan sebuah kartu dari 1 kartu dek kartu bridge 52 kartu dan
diamati kejadian berikut ini:
A : kartu yang terambail warna merah,
B : kartu yang ditarik jack, queen, atau king diamond,
C : kartu yang ditarik As.
Kejadian-kejadian tersebut dapat digambarkan dalam diagram Venn sebagai
berikut:
soal
5. Diadakan suatu percobaan melantunkan sepasang dadu, satu dadu
berwarna merah, yang lainnya hijau, hasil yang muncul kemudian dicatat.
(a) Tuliskan anggota ruang sampel S.
(b) Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan kejadian A bahwa jumlah
kurang dari S.
(c) Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan kejadian B bahwa bilangan 6
muncul pada kedua dadu.
(d) Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan kejadian C bahwa bilangan 2
muncul pada dadu hijau.
(e) Buatlah diagram Venn yang menunjukkan hubungan antara kejadian A,
B, C dan S.
6. Surat lamaran dua orang pria untuk jabatan di suatu perusahaan
diletakkan dalam suatu map yang sama dengan surat lamaran dua orang
wanita. Ada dua jabatan yang lowong, yang pertama jabatan direktur
8
dipilih secara random dari keempat pelamar. Jabatan kedua wakil direktur,
dipilih secara random dari ketiga sisanya.
(a) Tuliskan anggota ruang sampel S.
(b) Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan kejadian A bahwa lowongan
direktur diisi oleh pelamar pria.
(c) Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan kejadian B bahwa tepat
suatu lowongan diisi oleh pelamar pria.
(d) Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan kejadian C bahwa tidak ada
lowongan yang diisi oleh pelamar pria.
(e) Buatlah diagram yang memperlihatkan hubungan antara kejadian A, B,
C, S.
7. Consider four objects, say a, b, c, d. Suposse that the order in which these
objects are listed represents the outcome of an experiment. Let the event A
and B be defned as follows: A = { a is the first position }; B = { b is the second
position }. List all elements of the sample space.
8. A lot contains item weighing 5, 10, 5, ... 50 pounds. Assume that at least
two items of each weight are found in the lot. Two items are chosen from the
lot. Let X denote the weight of the first items chosen and Y the weight of the
second item. Thus the pair of numbers (X,Y) represent a single outcome of
the experiment. Using the XY-plane, indicate the sample space and the
following events.
(a) { X = Y }.
(b) { Y > X }.
(c) The second item is twice as heavy as the first item.
(d) The first item weight 10 pounds lass than the second item.
(e) The average weight of the two items is lass than 30 pounds.
Operasi-operasi dan kejadian :
Definisi I.6 :
Operasi dari kejadian A dan kejadian B dinyatakan dengan lambang A B
yaitu kejadian yang unsurnya termasuk dalam A dan B.
9
Contoh I. 9 :
Sebuah kartu diambil dari satu deck kartu bridge. Kejadian A adalah kejadian
mendapatkan kartu berwarna merah, sedangkan kejadian B adalah kejadian
mendapatkan kartu angka.
Dalam percoban statistika tertentu, tidak jarang didefinisikan dua
kejadian yang tidak mungkin terjadi sekaligus. Kedua kejadian itu dikatakan
saling terpisah dan dinyatakan dengan definisi berikut ini.
Definisi I.7
Dua kejadian A dan B saling terpisah atau saling lepas bila A B = C.
Contoh I.10
Sebuah kartu diambil dari satu deck kartu bridge. Kejadian A adalah kejadian
mendapatkan kartu hitam, sedangkan kejadian B adalah kejadian
mendapatkan kartu merah. Kejadian A dan kejadian B adalah kejadian yang
saling asing karena tidak ada kartu yang berwarna hitam dan sekaligus warna
merah.
Gambar diagram Venn dua kejadian yang saling terpisah
10
Definisi I.8
Gabungan dua kejadian A dan kejadian B dinyatakan dengan lambang A B
adalah kejadian yang mengandung unsur yang termasuk A atau B atau
keduanya.
Contoh I.11
Misalkan sebuah dadu dilantunkan 1 kali. Kejadian A adalah kejadian bahwa
bilangan prima muncul di sebelah atas dan B adalah kejadian bahwa
bilangan ganjil yang muncul di sebelah atas. Jadi A ={ 2, 3, 5 } sedangkan
B = { 1, 3, 5 } maka kejadian A B adalah kejadian bahwa bilangan prima
atau ganjil yang muncul di sebelah atas, sehingga
A B = { 1, 2, 3, 5 }.
Definisi I.9
Komplemen suatu kejadian A terhadap S adalah himpunan semua unsur S
yang tidak termasuk A. Komplemen A dinyatakan dengan lambang A
c
.
Contoh I.12
Misalkan Q menyatakan kejadian bahwa seorang mahasiswa yang dipilih
secara random dari mahasiswa UKSW adalah perokok. Himpunan Q
c
menyatakan kejadian bahwa mahasiswa yang terpilih bukan perokok.
Sifat-sifat operasi dari kejadian
1. A C = C
2. A C = A
3. A A
c
= C
4. A A
c
= S
5. S
c
= C
6. C
c
= S
7. (A
c
)
c
= A
11
Soal-soal
9. Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan kejadian A C pada soal
nomor 5.
10. Tuliskan anggota S yang berkaitan dengan kejadian A B dan A C.
11. Bila P = { X | 1 s X s 9 } dan Q = { Y | Y > 5 } maka hitunglah P Q dan
P Q.
12. Let A, B, and C be three events associated with an experiment.
Express the following verbal statements in set notation.
(a) At least one of the events occurs.
(b) Exactly one of the events occurs.
(c) Exactly two of the events occurs.
(d) Not more than two of the events occur simultaneously.
I.3 Analisis Kombinatorial
Salah satu masalah yang harus dihadapi dan dicoba diberi nilai oleh
statistikawan adalah adanya kemungkinan yang berkaitan dengan
munculnya kejadian tertentu bila suatu percobaan dilakukan. Dalam banyak
hal suatu soal peluang dapat diselesaikan dengan menghitung banyaknya titik
sampel dalam ruang sampel. Pengetahuan tentang unsur atau daftar
sesungguhnya tidak selalu diperlukan. Dasar analisis kombinatorial
dinyatakan dalam teorema berikut ini.
Teorema I.1
Bila suatu operasi dikerjakan dengan n1 cara dan bila untuk tiap cara ini
operasi kedua dapat dikerjakan dengan n2 cara maka kedua operasi itu dapat
dikerjakan bersama-sama dengan n1 n2 cara.
Contoh I.12
Seorang laki-laki mempunyai 5 kemeja, 3 celana dan 2 pasang sepatu.
Tentukan banyak cara dia dapat berpakaian secara berbeda.
12
Sering pula kita menginginkan ruang sampel yang unsurnya terdiri atas
semua urutan atau susunan yang mungkin dari sekelompok benda.
Definisi I.10
Suatu permutasi ialah suatu susunan yang dapat dibentuk dari suatu
kumpulan benda yang diambil sebagian atau seluruhnya.
Teorema I.2
Banyak permutasi n benda yang berlainan adalah n!
Contoh I.14
Apabila disediakan empat huruf A, B, C, D. Tentukan permutasi empat huruf
tersebut.
Teorema I.3
Banyak permutasi n benda berlainan bila diambil r sekaligus adalah
nPr = n! / (n-r)!
Contoh I.15 :
Untuk memilih seorang manager dan asisten manager pemasaran tersedia 5
orang staf perusahaan yang memenuhi syarat. Ada berapa cara yang dapat
digunakan untuk itu?
Permutasi yang dibuat dengan menyusun benda secara melingkar
disebut permutasi melingkar. Dua permutasi melingkar dianggap sama, bila
kita dapatkan dua permutasi yang sama dengan cara permutasi dari suatu
benda tertentu dan bergerak searah gerak jarum jam.
Teorema I.4
Banyak permutasi n benda berlainan yang disusun melingkar adalah (n-1)!
Contoh I.16
Dengan berapa carakah enam pohon yang berbeda dapat ditanam pada suatu
lingkaran?
13
Teorema I.5
Banyak cara dimana n bola yang berbeda dapat didistribusikan ke dalam k
kotak yang berbeda adalah k
n
.
Contoh I.18
Tentukan banyak cara 3 bola yang berbeda dapat didistribusikan ke dalam
dua kotak yang berbeda.
Teorema I.6
Banyak cara bahwa n bola yang tidak dapat dibedakan dapat didistribusikan
ke dalam k kotak, yang berbeda adalah
|
|
.
|

\
| +
n
n k 1
Jika n > k dan tidak satu kotakpun yang kosong maka
|
|
.
|

\
|

1
1
k
n
.
Contoh I.17
Berapa carakah 2 bola yang tidak dapat dibedakan didistribusikan ke dalam 3
kotak yang berbeda? Berapa carakah 3 bola yang tidak dapat dibedakan dapat
didistribusikan ke dalam dua kotak yang berbeda ?
Teorema I.17
Banyak permutasi yang berlainan dari n benda bila n1 diantaranya berjenis
pertama, n2 berjenis kedua, ....., nK berjenis ke-K adalah n ! / n1! n2!....nK!
Contoh I.18:
Suatu pohon natal dihias dengan 9 bola lampu yang dirangkai seri. Ada
berapa cara menyusun 9 bola lampu itu bila tiga diantaranya berwarna
merah, empat kuning dan dua biru.
14
Teorema I.8
Banyaknya cara menyekat n benda dalam r sel masing-masing berisi n1
elemen dalam sel pertama, n2 dalam sel kedua, dst. adalah
r r
n n n
n
n n n
n
..... ! !
!
....
2 1 2 1
=
|
|
.
|

\
|
.
Contoh I.19:
Sembilan orang pergi ke gunung untuk berdarmawisata dengan tiga mobil
masing-masing mobil dapat membawa 2, 4, dan 3 penumpang. Berapa
carakah dapat dibuat untuk membawa kesembilan orang tersebut?
Dalam banyak masalah kita ingin mengetahui banyaknya cara memilih
r benda dari sejumlah n tanpa memperdulikan urutannya. Pemilihan ini
disebut kombinasi. Suatu kombinasi sesungguhnya merupakan sekatan
dengan dua sel, sel pertama berisi r anggota yang dipilih sedangkan sel
lainnya berisi (n-r) sisanya. Banyaknya semua kombinasi seperti ini
dinyatakan dengan
|
|
.
|

\
|
r n r
n
,
biasanya disingkat dengan
|
|
.
|

\
|
r
n
karena banyaknya anggota pada sel kedua
haruslah n-r.
Teorema I.9
Banyaknya kombinasi dari n benda yang berlainan bila diambil sebanyak r
adalah
! ) ( !
!
r n r
n
r
n

=
|
|
.
|

\
|
15
Contoh I.20 :
Diketahui terdapat 9 orang pemain bola basket. Pelatih ingin memilih pemain
yang akan diajukan pada pertandingan melawan regu lain. Ada berapa cara
yang dapat dilakukan untuk pemilihan tersebut?
***
16
BAB II
PROBABILITAS
II. 1 Probabilitas Suatu Kejadian
Teori probabilitas untuk ruang sampel berhingga menetapkan suatu
himpunan bilangan yang dinamakan bobot dan bernilai dari 0 sampai 1
sehingga probabilitas terjadinya suatu kejadian dapat dihitung. Tiap titik pada
ruang sampel dikaitkan dengan suatu bobot sehingga jumlah semua bobot
sama dengan 1.
Definisi II.1
Peluang suatu kejadian A adalah jumlah bobot semua titik sampel yang
termasuk A. Jadi
0 s P(A) s 1 ; P(C) = 0 dan P(S) = 1.
Contoh II.1
Bila sebuah mata uang dilantunkan dua kali maka ruang sampelnya adalah
S = { MM, MB, BM, BB }.
Bila mata uang yang digunakan setaangkup maka tiap hasil mempunyai
kemungkinan muncul sama. Tiap titik diberi bobot b sehingga 4b = 1 atau
b = . Bila A menyatakan kejadian bahwa paling sedikit satu muka muncul
maka P(A) = .
Teorema II.1
Bila suatu percobaan dapat menghasilkan N macam hasil yang
berkemungkinan sama dan bila tepat sebanyak n dari hasil berkaitan dengan
kejadian A maka probabilitas kejadian A adalah P(A) = n/N.
Contoh II.2
Bila satu kartu ditarik dari satu kotak bridge berisi 52 kartu maka akan
ditentukan peluang mendapatkan kartu hati. Banyaknya hasil yang mungkin
adalah 52 dan 13 diantaranya adalah kartu hati. Probabilitas kejadian A
menarik kartu hati adalah
17
P(A) = 13/52 = .
II.2 Sifat-sifat Probabilitas
Teorema II.2
Bila kejadian A dan B merupakan dua kejadian sembarang maka
P( A B) = P(A) + P(B) P(A B) .
Akibat II.1
Bila kejadian A dan B kejadian yang terpisah maka
P( A B) = P(A) + P(B) .
Akibat II.2
Bila A1, A2, , An saling terpisah maka
P(A1 A2 An) = P(A1) + P(A2) + . + P(An).
Contoh II.3
Probabilitas seorang mahasiswa lulus Kalkulus 2/3 dan probabilitas lulus
Statistika 4/9. Bila probabilitas lulus paling sedikit satu mata kuliah 4/5
maka probabilitas lulus dalam kedua mata kuliah adalah
P(K St) = P(K) + P(St) P(K St)
= (2/3) + (4/9) (4/5)
= 14/45.
Teorema II.3
Bila kejadian A dan kejadian A
c
kejadian yang saling berkomplemen maka
P(A
c
) = 1 P(A) .
Contoh II.4
Suatu mata uang setangkup dilempar berturut-turut sebanyak 6 kali.
Misalkan kejadian E paling sedikit sekali muncul muka. Ruang sampel S
mengandung 2
6
= 64 titik sampel karena setiap lemparan dapat menghasilkan
dua macam hasil (muka atau belakang). Bila E
c
menyatakan kejadian bahwa
tidak ada muka yang muncul maka kejadian tersebut adalah bila semua
18
lantunan menghasilkan belakang yaitu P(E
c
) = 1/64. Probabilitas paling
sedikit sekali muncul muka adalah
P(E) = 1 P(E
c
) = 1 1/64 = 63/64.
II.3 Probabilitas Bersyarat
Probabilitas terjadinya suatu kejadian B bila diketahui bahwa kejadian
A telah terjadi disebut probabilitas bersyarat dan dinotasikan dengan P(B | A).
Definisi II.2
Probabilitas bersyarat B dengan diketahui A dinyatakan dengan P(B | A)
ditentukan oleh P(B | A) = P(A B) / P(A) dengan P(A) > 0.
Contoh II.5
Misalkan ruang sampel S menyatakan orang dewasa yang telah tamat SMA di
suatu kota kecil. Mereka dikelompokkan menurut jenis kelamin dan status
pekerjaan sebagai berikut :
Bekerja Tak Bekerja
Lelaki
Wanita
460
140
40
260
Daerah tersebut akan dijadikan daerah pariwisata daan seseorang akan dipilih
secara acak untuk mempropagandakannya ke seluruh negeri. Misalkan M
menyatakan kejadian lelaki yang terpilih sedangkan kejadian E menyatakan
orang yang terpilih dalam status bekerja.
Bila digunakan ruang sampel E diperoleh P(M | E) = 460/600 = 23/30.
Misalkan n(A) menyatakan jumlah unsur dalam suatu himpunan A.
Diperoleh
P(M | E) = n(E M )/ n(E)
= [ n(E M)/n(S) ] / [n(E)/n(S) ]
= P(E M)/P(E) .
Dalam hal ini
P(E) = 600/900 = 2/3,
19
P(E M) = 460/900 = 23/45,
P(M | E) = (23/45)/(2/3) = 23/30.
Teorema II.4
Bila kejadian A dan B dapat terjadi pada suatu percobaan maka
P(A B) = P(A) P(B | A) .
Teorema II.5
Bila dalam suatu percobaan kejadian A1, A2, A3, dapat terjadi maka
P(A1 A2 A3 ) = P(A1) P(A2 | A1 ) P(A3 | A1 A2 )
Definisi II.3
Kejadian A dan B bebas jika dan hanya jika
P(A B) = P(A) P(B) .
II.4 Aturan Bayes
Misalkan dalam contoh II.5 di atas, tersedia keterangan tambahan
bahwa 36 dari yang berstatus bekerja dan 12 dari yang tidak bekerja adalah
anggota koperasi. Akan ditentukan berapa probabilitas orang yang terpilih
dalam status bekerja bila diketahui bahwa orang tersebut anggota koperasi.
Misalkan A adalah kejadian bahwa orang yang terpilih anggota
koperasi. Probabilitas bersyarat yang diinginkan adalah
P(E | A) = P(E A) / P(A)
Kejadian A dapat ditulis sebagai gabungan dari dua kejadian yang terpisah
yaitu E A dan E
c
A sehingga
A = (E A) (E
c
A)
dan berarti
P(A) = P(E A) + P(E
c
A)
Akibatnya
) ( ) (
) (
) | (
A E P A E P
A E P
A E P
c
+

=
Diperoleh
20
P(E A) = 36/900 = 1/25,
P(E
c
A) = 12/900 = 1/75,
P(E | A) = (1/25) /(1/25 + 1/75) = .
Teorema II.5
Misalkan { B1, B2, , Bn } suatu himpunan kejadian yang merupakan suatu
sekatan ruang sampel S dengan P(Bi) = 0 untuk i = 1,2, , n.
Misalkan A suatu kejadian sembarang dalam S dengan P(A) = 0 maka
untuk k = 1,2, , n berlaku

= =
=

=
n
i
i i
k k
n
i
i
k
k
B A P B P
B A P B P
A B P
A B P
A B P
1 1
) | ( ) (
) | ( ) (
) (
) (
) | ( .
Contoh II.6
Suatu serum kejujuran yang diberikan kepada tertuduh diketahui 90 %
terandalkan bila orang tersebut bersalah dan 99 % terandalkan bila ia tidak
bersalah. Dengan perkataan lain, 10 % dari yang bersalah diketemukan tidak
bersalah oleh serum dan 1 % dari yang tidak bersalah ditemukan bersalah.
Bila si tertuduh dipilih dari sekelompok tertuduh yang hanya 5 % yang pernah
melakukan kejahatan dan serum menyatakan bahwa dia bersalah maka
probabilitas bahwa orang tersebut tidak bersalah adalah
P(orang tersebut tidak bersalah | dinyatakan bersalah oleh serum)
= P( dinyatakan bersalah oleh serum | orang tersebut tidak bersalah ) P(orang
tidak bersalah) / [P( dinyatakan bersalah oleh serum | orang tersebut tidak
bersalah ) P(orang tersebut tidak bersalah) + P( dinyatakan bersalah oleh
serum | orang tersebut bersalah ) P(orang tersebut bersalah) ]
= (0,01) (0,95) / [(0,01) (0,95) + (0,90)(0,05) ]
= 0,1743.
21
Soal-soal
1. Tiga mesin I,II dan III masing-masing menghasilkan 30 , 30 , 40
dari jumlah seluruh produksi. Dari masing- masing terdapat 4 % , 3 % dan
2 % produk yang cacat. Satu produk diambil secara random dan diperiksa
dan ternyata cacat .
a . Berapa probabilitas bahwa produk tersebut dihasilkan oleh mesin I ?
b . Berapa probabilitas bahwa produk tersebut dihasilkan oleh mesin II ?
c . Berapa probabilitas bahwa produk tersebut dihasilkan oleh mesin III ?
2. Seorang pegawai mempunyai dua mobil, satu sedan dan satu toyota kijang.
Untuk pergi bekerja dia mengunakan sedan 75 % dan kijang 25 %. Bila dia
mengunakan sedan biasanya dia tiba kembali di rumah pukul 17.30
sebanyak 75 % sedangkan bila mengunakan kijang dia tiba pukul 17.30
kira - kira 60 % (tapi merasa lebih tenang memakai kijang karena tidak
terlalu khawatir terserempet mobil lain ). Bila dia tiba dirumah pukul
17.35 berapakah probabilitasnya dia memakai sedan.
3. Pandang permainan berikut ini. Dua dadu yang baik dilemparkan. Jika
jumlah titik-titik yang di atas 7 atau 11 maka si A menang. Jika
jumlahnya 2 atau 3 atau 12 maka si A kalah. Jika jumlah itu 4 atau 5
atau 6 atau 8 atau 9 atau 10 maka dadu-dadu itu di lemparkan kembali
sampai didapat jumlah yang sama sebelum jumlah 7 didapat, dan dalam
hal ini si A menang atau didapat 7 sebelum jumlah yang sama didapat
dalam hal ini si A kalah. Permainan dihentikan sekali si A menang atau
kalah. Berapa probabilitas si A menang ?
4. Anggaplah bahwa dalam suatu populasi terdapat pria dan wanita dengan
jumlah yang sama. Dalam populasi ini 5 % dari laki-laki dan 0,25 % dari
wanita adalah buta warna.
a. Seorang buta warna dipilih secara random berapa probabilitasnya
orang laki-laki yang terpilih ?
b. Seorang laki-laki dipilih secara random berapa probabilitasnya dia buta
warna ?
22
6. Misalkan bola berwarna terbagi dalam 3 kotak yang sama bentuknya sbb
:
Kotak I Kotak II Kotak III
Merah
Putih
Hitam
2
3
5
4
1
5
3
4
3
Satu kotak dipilih secara random dan dari dalamnya diambil secara
random ternyata berwarna merah. Berapa probabilitasnya yang terambil dari
kotak III ?
***

Anda mungkin juga menyukai