Anda di halaman 1dari 5

Sandiwara Cinta Segitiga Konspirasi Timur Tengah Selanjutnya adalah langkah-langkah yang diambil presiden Israel baru-baru ini.

Pada pidato nya, Simon mengatakan bahwa Israel dan Iran tidaklah ditakdirkan untuk berperang, dan dalam pidato nya saat itu, dia menyerukan perdamaian. Ada apakah? Terlebih ucapan perdamaian itu keluar disaat negara-negara UE sekutu Israel tengah mengalami krisis parah dan menuju kebangkrutan (Yunani, Itali, Spanyol, bahkan Prancis) lalu lahirlah banyak spekulasi dari negaranegara lain. Seperti pendapat bahwa Israel membatalkan perang melawan Iran karena sekutu mereka sedang lemah. Bukankah ini menjatuhkan kredibilitas Israel menjadi negara yang pengecut? Ataukah memang ini respon yang diharapkan Zionis. Faktor keempat adalah lambatnya reaksi Amerika. Seperti yang kita ketahui pada Perang Teluk III saat agresi militer AS ke Irak, AS tidak membutuhkan banyak waktu untuk menginvasi negara Islam Sunni tersebut. Hanya karena dugaan tidak berdasar atas indikasi adanya senjata pemusnah masal, duar! Hancurlah Irak. Lalu bagaimana dengan Iran, Isu Iran dengan kegiatan Uranium nya telah marak dalam 2-3 tahun terakhir, dan tidak perlu diragukan lagi kebenaran bahwa Irak memang mengolah Uranium mereka. Bahkan Rudal-rudal dan kekuatan tempur mereka pun telah banyak diperlihatkan, lalu kemana sang polisi dunia? bahkan saya pribadi berpendapat bahwa AS sesungguhnya tidak memiliki sentimen tinggi terhadap Iran, karena Iran sendiri adalah simbol perpecahan di timur tengah. Faktor kelima adalah terkuaknya hubungan Israel dan Iran. Pada dasawarsa ke-delapan abad 20, Iran terlibat perang teluk dengan Irak karena perbedaan ideologi. Dan perlu diketahui bahwa Israel menjadi penyokong terbesar persenjataan Iran pada perang ini. Sandiwara "permusuhan" Iran dan Yahudi semakin terbongkar, ketika tersebar berita tentang pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Israel ke Iran tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya di tembak jatuh oleh pasukan pertahanan Uni Soviet. Dikisahkan, Iran membeli persenjataan dari Israel seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan. Melihat tingkah majikan, sang peliharaan hanya bisa gigit jari. Yang terakhir, tahukah anda bahwa Iran adalah negara dengan populasi Yahudi terbesar kedua di dunia setelah Israel. Menurut statistik resmi pemerintah Iran, pemeluk Yahudi disana berkisar 25-30 ribu penduduk. Bahkan di Teheran sendiri terdapat lebih dari 10 tempat ibadah Yahudi. Tetapi masjid-masjid Islam Sunni tak satupun mereka biarkan berdiri. Sampai disini, Penulis mengalami sedikit kesesatan berpikir dari apa yang telah saya dapat. Apakah saya telah membongkar sebuah konspirasi? Atau saya justru termakan sebuah konspirasi ganda,? Karena sudut pandang artikel ini telah mendiskreditkan kaum Syiah dari kacamata Sunni yang notabane-nya sesama Muslim Dan jika benar konfrontasi ini hanyalah rekayasa politik, pertikaian macam apa yang akan terjadi antara Iran dan Israel? Mungkin ilustrasi berikut cukup mewakili. Iran : Israel, AS! Liat nih gue punya nuklir! Israel : Apa? Gw serang lu!!

Iran : *ngintip contekan script* Gw ga takut, maju lo!! Israel : Ciat!!! Iran :Hiattt!! Lalu terjadilah adegan berantem dibuat-buat persis sinetron action di salah satu stasiun TV. Selasa, 27 Maret 2012 Sandiwara Cinta Segitiga Konspirasi Timur Tengah Part. III Terlepas banyaknya pro-kontra yang timbul pasca part II diturunkan. Saya melihat banyak fakta tanggung yang sebagian orang mengaggap dasar yang saya pakai sangat lemah, penuh simplifikasi, serta terlalu spekulatif. Disini akan saya bahas tuntas secara sistematis tentang alasan Israel mendukung Iran pada perang teluk I yang bersebrangan dengan USA. Serta akan saya bahas pula sistematika Internal perekrutan para pemimpin negara yang bersangkutan. Pertama yang saya angkat adalah teori musuh bersama. Jika kita lihat secara general, perlakuan mayoritas Syiah terhadap Sunni sudah sangat terlihat. Contohnya adalah perlakuan Rezim Suriah terhadap warganya yang beraliran Sunni, ratusan kabar miring akan anda dapatkan terkait hal ini. Lalu, kembali ke inti permasalahan. Masih ingat artikel part II yang mengatakan soal pelegalan pendirian peribadatan Yahudi, dibanding masjid Sunni di Iran. Dalam hal ini sangatlah jelas sudut pandang Ahmedinejad terhadap kaum Sunni yang tidak jauh berbeda dengan Rezim Suriah. Bagaimana, sebuah Republik Islam lebih menghargai warga Yahudi dibanding warga muslim Sunni di negaranya sendiri, yang dalam hal ini tidak punya kesalahan apa-apa. Lalu darimana datangnya sentimen yang begitu tinggi terhadap golongan Sunni? Disisi lain kita pun mengetahui bagaimana kebencian Zionist dan negara-negara barat terhadap muslim Sunni. Mari kita kembali ke perang teluk I. banyak titik balik yang tidak kita sadari dari konspirasi yang telah tersusun sedemikan sistematis. Pertama tama, anda tau pernyataan Ariel Sharon pada 1982 terkait perang teluk? Begini kutipan pernyataan beliau Israel mempunyai kepentingan vital terhadap kelanjutan perang di Teluk Persia, dan terhadap kemenangan Iran. Pada statement tersebut, kita telah mengetahui, selain karena faktor musuh bersama masih ada kepentingan vital lain di Iran, yang membuat Israel menyokong persenjataan Iran pada perang teluk I melalui Amerika yang kemudian terkenal dengan kasus iran gate. Padahal saat itu Amerika berdiri di sisi lain. Pada penjelasan penjelasan dibawah lah akan jelas terlihat titik temu ketiga negara ini, silahkan disimak. Dewasa ini, sangatlah banyak pengagum Iran dari kalangan internal Islam. Seolah-olah hanyalah Iran yang berani unjuk taring melawan hagemoni Israel. Sebelumnya, mari kita kembali ke 1960-an saat otoritas negara Sunni masih belum tersentuh barat. Dari sejarah, dapat kita lihat bagaimana reaksi negara-negara Sunni, terhadap Palestine. Sebuah solidaritas pasti, yang diimplementasikan dalam berbagai aspek, seperti ekonomi dan militer. Contohnya adalah perang 6 hari yang telah saya bahas di part I, tentang 10 negara Arab yang bersatu melawan Israel. Yang semuanya adalah negara muslim Sunni. Selanjut nya ada perang Yom Kippour, yaitu Mesir dan Suriah, melawan Israel. Meski perang 5 tahun ini lagi-lagi berakhir dengan

kemenangan Israel. Namun menunjukkan Solidaritas tinggi negara-negara muslim Sunni, terhadap Palestine. Yang ditunjukkan secara nyata. Dan kita semua tahu dalam perang ini, AS menyokong penuh Israel. Tahukah anda reaksi Arab Saudi saat itu? Raja Faisal, Raja Arab Saudi saat itu. Langsung mengembargo minyak ke Israel, meski pada 1975 Raja Faisal dibunuh. Dan keran minyak ke AS kembali dibuka. Bisa ditebak siapa pelaku pembunuhan? Rabu, 28 Maret 2012 Sandiwara Cinta Segitiga Konspirasi Timur Tengah Part. IV Hal yang sama terjadi di Mesir, Suriah, dan negara-negara muslim Sunni lainnya. Yang pemerintahannya banyak di sabotase dan diisi orang-orang pro barat. Karena ancaman negara Sunni sangatlah besar bagi eksistensi Israel. Saya ambil contoh adalah Mesir, setelah perang Yom Kippour berakhir. Pada 1981 presiden Anwar Sadat ditembak mati dan digantikan oleh Husni Mubarak, yang jelas jelas pro AS. Dari sinilah sikap mesir mulai condong ke AS. Dan ulasan diatas, barulah sebuah intermezo untuk kalian yang mempertanyakan peran negara Sunni. Justru bias kita lihat sangatlah besar (sebelum pemerintahannya diisi orang orang pro barat) disbanding Iran sekarang yang terkesan memberi ancaman kosong (seperti ingin melenyapkan Israel dari peta dunia, yang telah dikoar koarkan Ahmedinejad semenjak dia naik menjadi presiden). Bahkan sekalipun negara-negara Sunni ini telah dikuasai orang orang pro barat, bantuan terhadap Palestine masih tetap berjalan dari para rakyatnya, seperti dana, bantuan medis, dsb. Jadi seperti yang saya bahas diatas, peran Iran saat itu sangatlah minim dibanding negara negara Sunni. Kenapa? Karena Iran saat itu telah dipimpin oleh orang orang pro AS sampai 1979, yaitu Shah Muhammad Reza Pahlevi. Beserta 50 ribu orang AS yang dipekerjakan sebagai penasihat. Lalu, puluhan tahun sejak saat itu isu huru-hara nuklir Iran mulai terangkat. Barulah saat isu yang menyangkut kepentingan negara ini terangkat. Iran berkoar-koar memusuhi AS Israel, adakah yang janggal dari sikap permusuhan Iran? Yang saya lihat adalah isu ini seperti sengaja diangkat, dalam menciptakan momentum bagi Iran. Untuk memposisikan diri sebagai musuh AS Israel. Karena akan sangat janggal, jika tiba tiba Iran menjadi musuh. Karena terlihat jelas pada perang teluk I iran akrab dengan Israel, dan sebelum revolusi bergulir. Iran akrab dengan AS. Disinilah momentum diperlukan. Dan pertanyaan utama, benarkah pengaruh AS di Iran telah sepenuhnya hilang sejak revolusi Islam oleh Khomeini pada 1979? Berikut analisis saya. Adanya Indikasi campur tangan internal AS, dalam keberhasilan revolusi Islam 1979 sangat terlihat jika kita lihat melalui pendekatan logika. Pertama-tama kita kembali ke tahun 1980 an. Saat popularitas Iran dengan keberhasilan revolusinya sangat tenar di Indonesia. Bahkan saat itu banyak bayi lahir yang dinamakan Khomeini. Disamping saya pernah membaca tentang propaganda berlebihan dari kedutaan besar Iran di Indonesia yang memberitakan revolusi ini. Berangkat dari sini, saya mulai membuka buku sejarah. Dan yang saya dapatkan adalah

kenyataan yang mengejutkan. Bahwa benar saat itu Iran di bawah rezim Shah, mempekerjakan 50 ribu orang AS sebagai penasihat dengan gaji 4 miliar US$ per tahunnya. Dan fakta yang mengejutkan, bahwa Revolusi Iran berawal dari provokasi AS sendiri. Yaitu saat presiden AS terpilih dari partai republik, Jimmy Carter berpidato di depan rakyat AS tentang HAM dan selama memerintah ia akan menolong rakyat-rakyat yang ditindas oleh penguasanya, dan tidak akan menolong seorang penguasa pun yang menindas rakyatnya, meskipun AS terikat hubungan baik dengan mereka. Rabu, 28 Maret 2012 Sandiwara Cinta Segitiga Konspirasi Timur Tengah Part. V Perubahan pandangan politik yang tiba tiba dari AS ini terkesan sangat janggal bagi saya. Apalagi saat itu Shah Muhammad Reza Pahlevi langsung menuruti apa kata AS untuk bersikap lunak pada rakyatnya. Yang mana hal ini justru membuka ruang bagi rakyat untuk menggulingkan Rezim Shah. Apalagi saat itu Shah Muhammad telah menderita penyakit kanker, ada indikasi bahwa AS telah mengetahui ini, dan sedang mencari pengganti Shah. Yang sama sama loyal, dan sama sama mau didikte. Dan benar saja momen ini langsung dimanfaatkan rakyat Iran untuk menggulirkan revolusi, yang mengatasnamakan revolusi Islam. Dan pilihan pemimpin revolusi jatuh pada Khomeini, seorang kakek 80 tahun yang saat itu dianggap sebagai musuh utama rezim Shah. Siapa sangka pasca revolusi Khomeini justru memonopoli kekuasaan dan menggunakannya untuk golongan pribadi (syiah). Selama enam bulan pada tahun 1979, perhatian pers dunia tertumpah pada revolusi Iran. Berbagai media massa internasional berusaha mewawancarai Khomeini yang kala itu bermukim di Prancis. Bahkan Khomeini dijaga sangat ketat disana, dan media yang meliput tidak lain adalah media raksasa barat. Yaitu BBC inggris. Peran yang dimainkan BBC demikian besar dalam mensukseskan revolusi, sebab BBC adalah satu-satunya radio bahasa Persi yang diperhatikan oleh rakyat Iran. Dan mengingat BBC adalah jelmaan politik Inggris, dan sikap BBC yang melindungi Khomeini dan revolusinya, adalah bagian dari politik Inggris, hal ini menunjukkan bahwa negara-negara besar itu telah sepakat untuk menyingkirkan Shah. Karenanya revolusi yang berjalan pada 1979 dan berakhir pada tahun yang sama, terbilang cukup mudah hanya dengan beberapa konfrontasi kecil. Padahal militer Iran bisa dibilang tangguh saat itu. Kebingungan saya adalah, mengapa AS tidak berusaha melawan gelombang revolusi Shah yang saat itu sangat menguntungkan AS. Mengingat Iran adalah penghasil minyak terebesar ke 3 di dunia. Hanya dengan serangkaian konfrontasi kecil, Jenderal Korbaghi yang menjabat sebagai pemimpin tertinggi angkatan bersenjata Iran menyerah pada Khomeini. Masuk akal kah? Maka secara logika menumbangkan kekuasaan yang sebelumnya didukung penuh oleh AS dengan 50 ribu penasehatnya, adalah perkara yang sulit diterima jika terjadi tanpa dukungan

internal AS sendiri. Bahkan dalam hal ini BBC turut membantu, terlihat jelas kecondongan barat justru terarah pada Khomeini. Dari penjelasan panjang diatas, sudah pahamkah kejanggalan revolusi Iran? Apa masih ada indikasi pengaruh AS masih bercokol? Tentu saja masih! Dan pemerintahan Ahmedinejad, adalah pemerintahan yang sama dalam Orde Syiah Khomeini. Tentu kepentingan AS pun masih bermain di negeri ini. Soal AS yang mengambil peran menjadi teman Irak pada perang teluk I, itu untuk meyakinkan dunia bahwa AS telah menjadi musuh Iran. Dari rentetan penjabaran diatas, Masuk akal bukan? Maka sebuah rancangan konspirasi telah terlihat dari sini. Karena semua aspek yang dibutuhkan untuk konspirasi berskala global telah didapat. Yaitu media raksasa, serta para pucuk pimpinan dari masing-masing negara, yang telah punya hubungan khusus. Dan hal itu bisa kita liaht sekarang, dari sekian banyak kecaman dan ancaman dari 3 pihak yang bertikai. Seberapa banyak yang telah terealisasi? Semoga penjabaran diatas cukup untuk membuka mata kita, tentang banyaknya kejanggalan historis dari negara negara yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai