Anda di halaman 1dari 2

PERTUMBUHAN KOTA

Pada tahun 1800, hanya 3 persen populasi dunia yang hidup di wilayah kota atau urban. Pada tahun 2007, menurut statistik dari PBB, setengah penduduk dunia hidup di wilayah urban. Pertumbuhan wilayah urban yang baru terjadi di negara berkembang, dan kota-kota tersebut terus tumbuh dengan angka luar biasa. PBB memprediksikan bahwa populasi urban di negara berkembang akan naik dari 2,84 juta pada tahun 2000 menjadi 4,9 juta pada tahun 2030. Di masa mendatang, PBB memprediksikan bahwa hampir seluruh pertumbuhan populasi terjadi di perkotaan. Perkotaan muncul dengan banyak alasan yang berbeda. Kota pertama tumbuh di sekitar tempat perdagangan, dimana orang-orang melakukan jual beli makanan dan barang. Karena alasan ini, kota utama terbentuk di sepanjang sungai besar atau di sekitar pelabuhan. Agama juga memainkan peran penting dalam perkembangan wilayah urban. Ketika agama menjadi lebih terorganisir, maka orang-orang membangun pemukiman di sekitar tempat-tempat ibadah penting. Selanjutnya kota menjadi pusat pemerintahan. Perkotaan juga memberikan keamanan di alam yang berbahaya. Perkotaan dibangun di puncak bukit dan seringkali dikelilingi oleh dinding. Pada akhirnya, dan barangkali bukan yang terpenting, perkotaan menarik sejumlah orang dengan ide-ide mengenai seni dan pengetahuan. Kemudian perkotaan menjadi pusat kebudayaan. Pada abad sembilan belas, kota-kota terbesar berada di Eropa. Orang-orang Eropa merencanakan perkotaaan di sekitar daerah bisnis pusat. Pertokoan dan restoran-restoran seringkali ditempatkan di sektor ini. Orang-orang kaya tinggal di suatu wilayah yang mengitari daerah bisnis pusat tersebut. Pabrik-pabrik dan perumahan berkualitas rendah dibangun jauh dari pusat ini, maka orang-orang miskin tinggal di pinggiran kota. Pola ini berlanjut hingga sekarang. Di banyak negara-negara Eropa, penduduk kaya tinggal dekat dengan pusat, sementara penduduk miskin tinggal di perumahan kualitas rendah jauh dari pusat. Sebaliknya, banyak kota-kota di Amerika Utara berkembang secara berbeda. Seorang ahli sosiologi terkenal, Ernest Burgess, mempelajari Chicago pada tahun 1920-an. Ia mendeskripsikan pertumbuhan kota sebagai rangkaian cincin. Cincin dalam adalah daerah bisnis pusat. Namun, orang-orang kaya tidak tinggal di cincin berikutnya, sebagaimana yang mereka lakukan di kota-kota di Eropa. Malahan, cincin ini mempunyai pabrik-pabrik dan perumahan miskin. Cincin ketiga mempunyai perumahan yang lebih baik, namun ini masih untuk kelas pekerja. Cincin keempat adalah wilayah pinggiran kota, dimana orang-orang kaya tinggal di rumah-rumah yang besar dengan halaman yang luas. Tidak semua kota di Amerika Utara mengikuti model Burgess; bagaimanapun juga, ini tidak menjelaskan mengapa banyak kota-kota di Amerika Serikat mempunyai lingkungan miskin dekat dengan daerah bisnis pusat dan orang-orang kaya tinggal di pinggiran kota jauh dari wilayah pusat. Sekarang ini, sebagian besar kota-kota besar berada di negara berkembang. Di kota-kota ini, sebagaimana di Eropa, sebagian besar penduduk kaya tinggal dekat pusat kota. Pusat-pusat kota ini mempunyai pertokoan terbaik, restoran terbaik, dan apartemen yang paling mahal. Ribuan orang bermigrasi ke kota-kota ini untuk mencari pekerjaan. Namun, banyak perkotaan yang tidak dapat menyediakan perumahan untuk mereka. Sebagai akibatnya, penduduk baru ini pindah ke wilayah yang dikenal sebagai pemukiman liar. Di pemukiman ini, hanya tersedia sedikit layanan karena tidak ada penduduk maupun kota yang dapat mengusahakannya. Orang-orang seringkali harus membawa air dengan tangan, dan mereka tidak mempunyai listrik. Jutaan orang di seluruh dunia tinggal di pemukiman liar ini. Perkotaan muncul dengan cara-cara yang berbeda di seluruh dunia. Kota di Amerika Serikat nampak sangat berbeda dengan kota Eropa lama, yang mana juga berbeda dengan kota yang tumbuh dengan pesat di negara berkembang. Namun perkotaan sama-sama mempunyai satu hal: orang-orang pindah ke kota mencari peluang. Ini membentuk komunitas yang menarik dan bersemangat. Namun, sebagaiman migrasi dari wilayah desa ke kota terus meningkat, maka kota semakin

menghadapi banyak tantangan. Tantangan yang paling kritis adalah menyediakan layanan terhadap populasi kota yang meningkat ini. Wahyu Tri Cahyono Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah I Institut PTIQ, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai