A. Analisis Madrasah
1. Sejarah Berdirinya
MTs. Salafiyah Syafi'iyyah mulai beroperasi tahun 1984, setelah
sebelumnya selama sepuluh tahun telah berdiri Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah
Syafi'iyyah pada tahun 1974. Madrasah ini mengajarkan ilmu-ilmu agama
secara sistematis menjadi landasan utama madrasah ini didirikan, sesuai
dengan kedudukan madrasah pada saat itu. Selain itu, madrasah juga
memberdayakan masyarakat diwujudkan dengan mengajarkan berbagai ilmu
pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
dunia pendidikan. Yang menjadi alasan berdirinya madrasah ini adalah
membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa.
Dengan jumlah murid sebanyak 679, MI. Salafiyah Syafi'iyyah pernah
menjadi madrasah dengan jumlah murid terbesar se-kabupaten Bogor pada
tahun delapan puluhan. Pada perkembangannya, dengan berbagai kebijakan
dan masalah-masalah yang dihadapinya, madrasah ibtidaiyah Salafiyah
Syafi’iyyah masih memiliki jumlah siswa 374 tahun pelajaran 2012/2013.
Pertama kalinya MTs. Salafiyah Syafi'iyyah ini dipimpin oleh K.H.
Asmawi Raisan, S.E. Beliau salah seorang pemrakarsa madrasah Salafiyah
Syafi'iyyah. Madrasah ini dibangun di atas tanah seluas 2270 m2. Gedung
pertama dibangun di atas tanah seluas 600 m2 yang merupakan wakaf dari H.
Abdullah bin Sidi pada tahun 1973. Selebihnya tanah madrasah ini
merupakan wakaf infak dari masyarakat Pangkalan Jati.
Pada tahun 1990, MTs. Salafiyah Syafi'iyyah dipimpin oleh Drs.
Madani Abdullah, menggantikan K.H. Asmawi Raisan karena kesibukan
K.H. Asmawi Raisan di dunia pemerintahan, yang menjabat sebagai kepala
Kelurahan Pangkalan Jati, dan kedudukan beliau saat itu adalah Ketua
Yayasan. Pada November 2011, kepala MTs. Salafiyah Syafi'iyyah dijabat
1
oleh Dra. Ida Farida, setelah Drs. Madani Abdullah diangkat sebagai Ketua
Yayasan Salafiyah Syafi'iyyah, Pangkalan Jati.
3. Struktur Organisasi
a. Kepala MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati
Dra. Hj. Ida Farida, M.Pd.
b. Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum :
Abdurahman Zaelani, S.S.
2
c. Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan :
Indri Wahyuni, S.Psi.
d. Kepala Laboratorium
1). Komputer : Wahyu Tri Cahyono, S.H.
2). IPA : Nengsih, S.Si.
3). Kepala Perpustakaan : Elizafatmayeni, S.Pd.
Sruktur Organisasi
MTs. Salafiyah Syafi’iyyah
KETUA YAYASAN
KEPALA MADRASAH
WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS
3
4. Tenaga Pendidik / Guru
No. Nama Guru Jabatan Ket.
1 Drs. H. Madani Abdullah Ketua Yayasan
2 Dra. Hj. Ida Farida, M.Pd. Kepala Madrasah
3 Abdurahman Zaelani, S.S. Waka. Bid. Kurikulum /
Guru
4 Elizafatmayeni, S.Pd. Guru Bahasa Inggris
5 Sanwani, A.Md. Guru PKn
6 H. Rohmat, A.Md. Guru Penjaskes
7 Agustin Amirudin, S.Ag., S.Pd.I. Guru PKn
8 Dra. Hj. Solihah Guru Al-Qur'an Hadits
9 Nengsih, S.Si. Guru IPA
10 Indri Wahyuni, S.Psi. Waka. Bid. Kesiswaan /
Guru
11 Wahyu Tri Cahyono, S.H. Guru Fiqih dan Aqidah
Akhlak
12 Masriah Guru BIQ
13 Rumsinah Guru BIQ
14 Yopi Febriatna, S.Pd.I. Guru SBK
15 Nur Aeni, S.Pd. Guru IPS
16 Bachtiar Rivai Guru Bahasa Inggris
17 Nurwahidah, S.Ag. Guru BIQ
5. Tenaga Kependidikan
No Nama Guru Jabatan Ket.
.
1 Khamiem Masduki, S.Pd. Tenaga Kependidikan
2 Nasrulloh, S.Kom Tenaga Kependidikan
3 Anisa Widyasari Tenaga Kependidikan
4
6. Peserta Didik
Jumlah peserta didik di setiap kelas :
Jumlah Siswa
No Jenjang Pararel Total
Lk Pr
1. VII (Tujuh) 1 16 11 27
2. VII (Tujuh) 2 14 13 27
3. VII (Tujuh) 3 15 12 27
JUMLAH 45 36 81
Jumlah Siswa
No Jenjang Pararel Total
Lk Pr
1. VIII (Delapan) 1 14 19 33
2. VIII (Delapan) 2 19 14 33
JUMLAH 33 33 66
Jumlah Siswa
No Jenjang Pararel Total
Lk Pr
1. IX (Sembilan) 1 8 16 24
2. IX (Sembilan) 2 10 15 25
JUMLAH 18 31 49
5
No Ruang Jumlah Ukuran Kondisi
1 Ruang Kepala Madrasah 1 3x3 meter Baik
2 Ruang Tata Usaha 1 3x3 meter Baik
3 Ruang Guru 1 5x8 meter Baik
4 Ruang UKS 1 3x3 meter Baik
5 Ruang OSIS 1 3x3 meter Baik
6 Perpustakaan 2 4x5 meter Baik
7 Ruang kelas 7 8x7 meter Baik
8 Ruang laboratorium 1 5x6 meter Baik
9 Ruang multimedia 1 3x3 meter Baik
10 Koperasi 1 3x5 meter Baik
11 Toilet 1 3x6 meter Baik
12 Musholla 1 5x12 meter Baik
13 Ruang BK 1 4x4 meter Baik
14 Lapangan 1 150 meter2 Baik
6
8. Komite Madrasah
Di MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati telah dibentuk komite
madrasah yang langsung dipimpin oleh perwakilan wali murid juga
beranggotakan para wali murid. Komite madrasah sebagai stakeholder
madrasah dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang timbul di
madrasah.
Kerjasama yang dilakukan komite madrasah dengan madrasah dirasa
sangat baik oleh kepala madrasah karena sangat membantu menyelesaikan
permasalahan antara madrasah dan wali Murid.
Usaha yang telah dilakukan komite madrasah dalam rangka menunjang
program madrasah di antaranya adalah pihak sekolah membuat proposal
kegiatan siswa dan komite menyediakan dana bantuan untuk kegiatan tersebut
melalui musyawarah komite dengan para wali murid di MTs Salafiyah
Syafi’iyyah Pangkalan Jati, seperti dalam kegiatan PENSI dan juga acara hari
besar nasional dan hari besar Islam. Kegiatan PENSI merupakan hajat besar
madrasah yang mengawali dan menandai rangkaian pelaksanaan Penerimaan
Peserta Didik Baru (PPDB) di setiap tahun pelajaran baru sehingga
memerlukan bantuan dan dukungan dari semua pihak.
7
NO. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
7 Musik
8 Futsal
9 Bahasa (bahasa Arab dan Inggris)
10 Pramuka
8
BAB II
KEADAAN KELAS IX-2 (KELAS OBSERVASI)
1 2 3 4 5 6 7 8
16 15 14 11 12 11 10 9
18 19 20 21 22 23
17 24 25
1
“Pentingnya Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran” dikutip dari halaman website
https://httpmanajemenkelaslc.wordpress.com/2017/11/22/pentingnya-pengelolaan-kelas-dalam-
pembelajaran/ diakses 6 November 2019
9
2. Penyusunan organisasi kelas yang terdiri dari ketua kelas, wakil ketua kelas,
sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi yang masing-masing memiliki tugas
dan tanggung jawab terhadap semua kegiatan dan proses belajar mengajar di
kelas. Struktur organisasi kelas ditempel di dinding kelas.
3. Pembagian tugas harian atau piket, yaitu masing-masing mempunyai tugas
secara bergilir. Petugas kelas bertanggung jawab terhadap kebersihan kelas,
kerapian kelas dan keperluan kelas termasuk didalamnya menyediakan spidol
dan mengisi buku kehadiran/absensi siswa dan agenda belajar harian kelas.
Jadwal petugas piket harian juga ditempel di dinding kelas.
4. Kebersihan kelas dan lingkungan, proses belajar megajar akan berjalan
dengan lancar apabila ruangan kelas dalam keadaan bersih sehingga tidak
mengganggu kegiatan belajar mengajar. Sebelum pelajaran dimulai,
kordinator piket kelas yang bertugas pada hari itu akan membersihkan kelas
dan lingkungan belajar. Pada setiap kelas terdapat tempat sampah untuk
menampung sampah-sampah yang ada di dalam kelas. Dengan demikian
lingkugan sekolah akan tetap bersih karena siswa membuang sampah pada
tempatnya. Lingkungan di MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati
mempunyai lingkungan yang bersih dan penataan yang rapi sehingga tercipta
lingkungan yang nyaman dan menyenangkan.
Kelas IX-2 ini mempunyai jumlah peserta didik yang hampir sama dengan
kelas IX-1, yaitu 25 peserta didik. Sedangkan kelas IX-1 memiliki 24 peserta
didik. Peserta didik di kelas IX-2 termasuk cukup aktif di pembelajaran Fikih
yang ditunjukkan antusias mereka dengan selalu bertanya dalam setiap kegiatan
pembelajaran. Minat mereka terhadap pembelajaran Fikih juga bagus hal ini
terlihat dengan adanya beberapa siswa yang dapat melakukan kegiatan belajar
dengan giat baik secara individu maupun kelompok. Keaktifan lain yang dapat
dilihat yaitu mereka mau bertanya dan mau menjawab dari berbagai materi yang
sedang dipelajarinya. Terlebih saat melakukan simulasi drama dalam
memperagakan macam-macam jual beli, nampak dari mereka sangat terlibat aktif
dan menghayati peran mereka masing-masing.
10
Selain menunjukkan keaktifannya dalam belajar, para siswa kelas IX-2 ini
ternyata mampu menjalin pertemanannya satu sama lain, baik dengan teman
kelasnya maupun dengan teman-teman dari kelas yang lain. Hal ini terlihat pada
kepedulian mereka satu sama lain, sebagai contoh mereka mau saling
meminjamkan alat-alat tulis, mengajarkan temannya jika kesulitan dalam belajar,
dan masih banyak lagi bentuk-bentuk kepedulian mereka terhadap teman-teman di
sekelilingnya. Perwakilan peserta didik kelas IX-2 terkadang secara bergiliran
menjadi petugas upacara, baik sebagai petugas pengibar bendera, pemimpin
upacara, pemimpin barisan, MC, pembaca doa, dan paduan suara. Selain itu,
mereka juga aktif dalam melakukan kegiatan shalat Dhuhur berjamaah yang
dilaksanakan di sela-sela kegiatan pembelajaran dengan relatif tertib.
11
BAB III
HASIL MODEL LES DAN OBSERVASI TEMAN-TEMAN MENGAJAR
12
membuat peserta didik menjadi aktif, sehingga pelaksanaan mengajar
berjalan dengan baik. Dalam kegiatan belajar kelompok yang menuntut
diskusi dan kerjasama antar peserta didik bisa dijalankan dengan baik dan
efektif, yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang student-centered
bisa diterapkan di MTs. Salafiyah Syafi’iyyah.
3. Sikap Guru di Depan Kelas
Pada saat di depan kelas, guru memperhatikan keadaan siswa yang
sedang berdiskusi dalam kelompok. Guru juga memberikan arahan atau
mempersilahkan peserta didik lain menanggapi kesulitan-kesulitan yang
dialaminya. Guru juga memantau kerja masing-masing peserta didik
dalam kelompok. Guru menilai sikap kerja sama, jujur, disiplin dan
bertanggung jawab melalui pengamatan. Dalam hal ini guru di MTs.
Salafiyah Syafi’iyyah mampu menguasai dan mengendalikan kelas
sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas bisa berjalan secara
maksimal.
4. Cara Menggunakan Media, Hak Klasikal maupun Individual
Dalam menggunakan media, guru MTs. Salafiyah Syafi’iyyah
sudah mampu menyesuaikan dengan materi yang diajarkan. Jika
dibutuhkan, media ICT yang paling sering digunakan meliputi Ms. Power
point, proyektor dan alat peraga. Ms. Power point digunakan untuk
menayangkan gambar-gambar, teks, dan video ulasan materi serta
kesimpulan pada akhir pelajaran. Cara menggunakan Ms. Power point,
guru menayangkan slide-slide yang dianggap penting dan yang sesuai
dengan materi di depan kelas melalui proyektor. Sedangkan alat peraga
digunakan untuk mempraktikkan beberapa materi yang memerlukan alat
peraga. Misalnya dalam pelajaran IPA, guru bisa menggunakan patung
anatomi manusia, atau patung tulang kerangka manusia. Dalam pelajaran
Fikih, misalnya dalam pengurusan jenazah, guru memperagakan dengan
menggunakan boneka ukuran besar. Dengan adanya alat peraga, siswa
dapat mengamati dan mencoba melakukan kegiatan tersebut sesuai
dengan arahan guru.
13
5. Pelaksanaan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah pelaksanaan KBM untuk menguji
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dilaksanakan. Evaluasi
disesuaikan dengan indikator pencapaian hasil belajar. Indikator
pencapaian hasil belajar dikatakan sukses jika hasil evaluasi memenuhi
standar KKM sesuai dengan KKM masing-masing pelajaran. Dan dapat
juga dilakukan pengayaan pada siswa yang berhasil mencapai tujuan
pembelajaran. Namun jika siswa belum mencapai tujuan pembelajaran,
siswa tersebut diberikan soal-soal remedial berupa penugasan dan lain-
lain. Hal ini juga sudah biasa dilakukan oleh guru MTs. Salafiyah
Syafi’iyyah, karena memang instrumen evaluasi sudah menjadi satu paket
dengan RPP dan perangkat pembelajaran lainnya. Guru sudah terbiasa
melakukan evaluasi terencana, baik melalui penilaian harian, tengah
semester, dan akhir semester sesuai dengan program tahunan dan program
semester.
6. Cara Memberikan Bimbingan Bagi Anak-Anak yang Kurang
Seringkali anak didik mengalami kesulitan dalam menerima
pelajaran yang dipelajarinya di kelas. Kesulitan-kesulitan tersebut secara
tidak langsung menghambat perkembangan belajar mereka. Akhirnya
mereka tidak mampu mendapatkan hasil yang optimal dalam belajar.
Pada anak lamban belajar (slow learning) adalah anak yang
perkembangan belajarnya lebih lambat dibandingkan dengan
perkembangan rata-rata teman seusianya dan tingkat kecerdasannya pun
di bawah rata-rata. Mereka di sebut juga dengan anak sub normal,
mentally reterted. Sedangkan gejala tingkah laku lambat belajar adalah :2
(1) kelemahan (lambat menerima pelajaran, lambat bekerja, lambat
membaca, lambat memahami dan lain-lain), (2) kekurangan kemampuan
(kurang kosentrasi, berkomunikasi, kurang kreatif, kurang kemampuan
2
“Bimbingan Terhadap Anak Lamban Belajar”, dikutip dari halaman website
https://www.rijal09.com/2017/03/cara-memberi-bimbingan-dan-konseling-untuk-mengatasi-
kesulitan-belajar-siswa.html diakses 6 November 2019
14
memimpin), (3) Prestasi yang rendahn (baik belajar/kerja), (4) Kelainan
tingkah laku (kebiasaan jelek,acuh tak acuh, apatis, kurang inisiatif).
Sebab-sebab/kemungkinan latar belakang anak lambat belajar.
a. Kecerdasan kurang
b. Kehidupan sosial dan ekonomi orang tua kurang.
c. Perhatian orang tua kurang sibuk
d. Keluarga yang terlalu besar dan banyak.
e. Pendidikan orang tua rendah.
f. Hubungan sosial dengan teman kurang.
Kemungkinan masalah
a. Lemah dalam pelajaran karena kurang kemampuan belajar dan
kecerdasan.
b. Lemah dalam pelajaran karena kurang kecakapan pelajarannya.
c. Lemah dalam pelajaran karena bantuan belajardari orang tua
d. Lemah dalam pelajaran karena kurang pengaruh kesulitan mental
sosial ekonomi orang tua
e. Lemah dalam pelajaran karena kurang pengaruh hubungan sosial
dengan teman
b. Lemah dalam pelajaran karena kurang sikap orang tua yang
memanjakan
c. Lemah dalam pelajaran karena kurang biasa di bantu
d. Lemah dalam pelajaran karena gangguan penyakit.
Kemungkinan bimbingan
a. Penyuluh terhadap anak
b. Pertemuan dengan guru
c. Pertemuan dengan orang tua
d. Pemberian informasi
e. Sosiodrama
f. Penempatan anak dalam kegiatan ekstra kurikuler
15
B. Observasi Teman yang Mengajar
Setelah praktikan mengikuti model les atau observasi guru mengajar,
selanjutnya praktikan diberi kesempatan menyampaikan materi secara
mandiri untuk menggantikan guru pamong. Agar dalam pelaksanaan praktek
mengajar lebih baik, maka haruslah mengadakan observasi terhadap praktikan
lain atau teman lain yang sedang mengajar. Dalam program PPL ini, penulis
melakukan observasi terhadap Zulfatul Ulumiyah, S.Pd.I., (yang biasa
dipanggil bu Zulfa).
Nama Praktikan : Zulfatul Ulumiyah, S.Pd.I.
Media : Ms. Power point,
Sarana : spidol, papan tulis, proyektor
Mengajar Kelas : VII-2
Jumlah Murid : 27 siswa
Model, Metode dan Strategi : Pembelajaran Aktif, jigsaw
Pembelajaran : Fikih
Materi : Shalat Fardhu
1. Persiapan Tertulis
Sebelum bu Zulfa melaksanakan praktik mengajar, ia memeriksa
materi pelajaran yang nanti akan disampaikan dan kemudian ia membuat
persiapan tertulis berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan KMA No. 165 tahun 2014 , lengkap dengan modul/handout, slide Ms.
Power point, LKPD, dan instrumen evaluasi.
Sebelum bu Zulfa melaksanakan praktik mengajar di kelas, bu Zulfa
terlebih dahulu menyerahkan RPP kepada guru pamong yang kemudian diberi
pengarahan oleh guru pamong mengenai tata cara pengajaran yang baik dan
efektif sehingga pada saat praktik mengajar dapat berjalan lancar dan ilmu
yang disampaikan dapat diterima semua siswa dengan baik.
Cara membuka pelajaran yang dilakukan oleh bu Zulfa sudah sangat
baik dan lancar. Apersepsi yang dilakukan sudah baik, dengan review materi
sebelumnya dan menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari pada
hari itu. RPP sudah sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Volume suara
16
bu Zulfa sudah keras dan lantang bersemangat. Penyampaian materi tidak
terlalu lambat dan tidak terlalu cepat pula. Panyampaian materi dilakukan
dengan porsi yang cukup. Bu Zulfa juga sudah mampu menyesuaikan dengan
alokasi waktu yang ada.
Tulisan bu Zulfa di papan tulis sudah cukup rapi dan mudah untuk
dibaca semua siswa yang ada di depan maupun yang di belakang.
Pemanfaatan media slide Ms. Power point awalnya kurang maksimal, akan
tetapi setelah mendapat masukan dari guru pamong pemanfaatannya sudah
baik dan efisien.
Penguasaan materi bu Zulfa sudah sangat baik. Hal ini dapat dilihat
dari penyampaian materi yang urut, runtut dan berkesinambungan. Bu Zulfa
mampu memberi motivasi kepada siswa untuk memperhatikan dan
mengerjakan tugas. Ia juga bisa mencairkan suasana dengan sesekali
melakukan tepuk semangat secara bersama-sama. Siswa juga dibuat
terkesima dengan lantunan tilawah saat ia membaca salah satu ayat yang
terkait dengan materi pembelajaran. Bu Zulfa cukup bisa mengatasi
kegaduhan yang ditimbulkan oleh siswa. Terutama saat diberi tugas
menjelang akhir pembelajaran.
2. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan bu Zulfa dalam mengajar adalah bahasa
Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesianya sudah baik, yaitu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terkadang bu Zulfa juga menyelipkan
bahasa ‘anak zaman now’ atau bahasa gaul anak-anak muda sehingga siswa
mudah memahami materi yang disampaikan. Bu Zulfa juga menggunakan
istilah-istilah terkait materi dengan konteks kekinian. Misalnya ketika
menjelaskan materi jual beli, ia mengaitkannya dengan pengetahuan tentang
bagaimana jual beli online jika dipandang dari sudut Fikih. Begitu juga ketika
menjelaskan tentang riba, ia mengaitkan dengan tema financial technology
(pinjaman online / pinjol) yang sedang marak.
17
3. Hubungan Antara Guru dan Siswa
Antara bu Zulfa dan siswa MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati,
khususnya kelas IX-2, terjalin hubungan yang baik akrab, bersahabat, saling
menghormati dan menghargai. Hal ini terlihat dari cara bu Zulfa mendekati
siswa saat siswa diberi tugas untuk memperkuat pemberian materi. Bu Zulfa
merasa aman dan nyaman dalam praktek mengajar dan mengerjakan tugas-
tugas lainnya. Suasana kelas terlihat aktif dan bersemangat.
4. Aktivitas Kelas
Dalam proses belajar mengajar dapat dilihat bahwa siswa cukup aktif
dalam mengikuti pelajaran meskipun masih ada beberapa siswa yang awalnya
tidak memperhatikan. Bahkan ada yang terkesan menyepelekan. Namun
setelah bu Zulfa menegur dan melakukan pendekatan secara personal kepada
siswat, beberapa waktu kemudian siswa tersebut dapat dikondisikan.
5. Pelaksanaan Evaluasi
Untuk mengetahui kemampuan dan keberhasilan siswa dalam
menerima dan memahami materi pelajaran, maka pada akhir materi atau bab
diberikan tugas, baik tugas mandiri maupun kelompok. Pada penutupan
pembelajaran siswa dan guru melakukan refleksi dan penguatan. Kemudian
diberikan pekerjaan rumah (PR) agar siswa dapat mengaplikasikan
pembelajaran saat itu lebih mendalam.Hal tersebut juga sudah dilaksanakan
dengan baik oleh bu Zulfa.
18
BAB IV
PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI MADRASAH
19
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari laporan yang kami sampaikan pada halaman demi halaman tersebut
sebelumnya, kami memberikan kesimpulan yang diharapkan dapat ditilik
sebagai gambaran pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan yang kami
laksanakan di MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati. Beberapa
kesimpulan yang dapat kami sampaikan diantaranya :
1. MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati sebagai lembaga pendidikan
yang layak karena terletak di lingkungan yang tenang dan kondusif bagi
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, memiliki SDM yang memadai,
dikukung sarana prasarana yang cukup lengkap, dan memiliki kurikulum
yang menunjang keberlanjutan pendidikan peserta didik, dan membekali
life skills bagi alumni untuk terjun di masyarakat.
2. Siswa MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati berasal dari latar
belakang ekonomi heterogen dan latar pendidikan yang berbeda-beda
(SD/MI), sehingga menambah kompleksitas permasalahan yang dihadapi
madrasah dan kebijakan madrasah juga harus mempertimbangkan aspek
kemampuan orang tua siswa.
3. Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) berlangsung selama 3
minggu, dengan berbagai tugas untuk melaksanakan kegiatan mengajar
secara terbimbing, mengajar mandiri, mengajar guru kelas serta ujian
20
mengajar. Dalam waktu yang relatif singkat dan tugas yang padat,
mahasiswa diharuskan mampu membaca, mengevaluasi, dan
menginterpretasi (juga diharapkan bisa memberikan solusi) dari berbagai
kendala yang dihadapi selama berada di lingkungan madrasah.
B. SARAN
Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah kami sampaikan diatas, kami
sampaikan pula beberapa saran yang kiranya mampu menjadi pertimbangan demi
meningkatkan kualitas seluruh aspek yang ada di MTs. Salafiyah Syafi’iyyah
Pangkalan Jati. Beberapa saran yang dapat kami sampaikan diantaranya:
1. MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati hendaknya senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas SDM tenaga pendidik dan kependidikan, dan
melengkapi sarana dan prasarananya sehingga bisa menjadi nilai jual yang
kuat untuk menjaring peserta didik yang lebih banyak, namun tetap
berkualitas.
2. Untuk mengatasi siswa-siswa yang bermasalah hendaknya
mengoptimalkan guru bimbingan konseling, sehingga tidak sampai
menjadi bom waktu di kemudian hari.
3. Diharapkan tenaga pendidik menggali model pembelajaran yang variatif
dan atraktif, dan berbagi dengan sesama guru lainnya, sehingga
memperkaya pengetahuan guru-guru dengan model-model pembelajaran.
4. Jika diperlukan, hendaknya diadakan PTK secara kerjasama dengan guru-
guru lintas mata pelajaran, karena biasanya siswa yang bermasalah di
salah satu mata pelajaran, juga bermasalah di mata pelajaran lainnya.
21
tersebut. Kemudian tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak di MTs. Salafiyah Syafi’iyyah Pangkalan Jati yang
telah mendukung pelaksanaan kegiatan ini sehingga mampu berjalan dengan
lancar tanpa hambatan suatu apapun.
22