Anda di halaman 1dari 24

ETIKA, KODE ETIK, ATTITUDE

Oleh : Sahriani Febrina

ETIKA
Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti yang baik, yang layak ethos dalam bentuk tunggal tempat tinggal yang biasa, kebiasaan, adat, akhlak, cara berpikir ethos dalam bentuk jamak (ta etha) adat kebiasaan Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan

Pengertian Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak. Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.

Etika profesi merujuk pada normanorma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Etika profesi tertua yaitu : etika kedokteran Merupakan prinsip moral / asas akhlak yg hrs diterapkan o/ dokter dlm hub nya dgn pasien, teman sejawatnya dan masyarakat umum.

ETIKA vs ETIKET
Perbedaan Etika dengan Etiket: Etika: moral etiket: sopan santun Etiket menyangkut cara (tata acara) suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri.

Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri. Etika selalu berlaku, baik kita sedang sendiri atau bersama orang lain. Etiket bersifat relatif. Etika bersifat absolut. Etiket memandang manusia dari segi lahiriah saja. Etika memandang manusia dari segi dalam.

ETIKA vs HUKUM
Memiliki pengertian yang berbeda, tapi tujuannya sama yaitu untuk mengatur tertib dan tentramnya pergaulan hidup dalam masyarakat

Persamaan etika dan hukum : Alat u/ mengatur tertibnya hidup bermasyarakat Objeknya adalah tingkah laku manusia Mengandung hak dan kewajibab anggota masyarakat Menggugah kesadaran u/ bersikap manusiawi Sumbernya: hasil pemikiran dan pengalaman para akar serta anggota senior.

Perbedaan etika dan hukum :


Etika: berlaku di lingkungan profesi Hukum : berlaku untuk umum Etika: disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi Hukum : disusun o/ badan pemerintah Etika: tidak seluruhnya tertulis Hukum : tercantum dlm kitab undang-undang Etika: sanksi berupa tuntunan Hukum : sanksi berupa tuntutan Etika: pelanggaran diselesaikan o/ badan yg mengatur kode etik (ex: MKEK P3EK) Hukum : pengadilan Etika: penyelesaian pelanggaran tdk selalu disertai bukti fisik Hukum : memerlukan bukti fisik

ETIKA & MORAL


Moral berasal dari bahasa Latin mos yang berarti kebiasaan, adat. Secara etimologi, etika dapat disamakan dengan moral, karena keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan. Moral lebih kepada rasa dan karsa manusia dalam melakukan segala hal di kehidupannya sehingga lebih kepada dorongan untuk mentaati etika.

Faktor yang mempengaruhi pelanggaran etika:

Kebutuhan Individu (ex: korupsi) Tidak ada pedoman area abu-abu shg tdk ada panduan Perilaku dan kebiasaan individu kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi Lingkungan yang tidak etis pengaruh dari komunitas Perilaku orang yang ditiru efek primordialisme yang kebablasan

Sanksi terhadap pelanggaran etika : Sanksi Sosial Sanksi diberikan oleh masyarakat sendiri, tanpa melibatkan pihak berwenang. Sanksi berdasarkan keputusan bersama Pelanggaran yang terkena sanksi sosial biasanya merupakan kejahatan kecil, ataupun pelanggaran yang dapat dimaafkan. Sanksi Hukum Sanksi ini diberikan oleh pihak berwengan, dalam hal ini pihak kepolisian dan hakim. Pedomannya suatu KUHP. Pelanggaran yang dilakukan tergolong pelanggaran berat dan harus diganjar dengan hukuman pidana ataupun perdata.

Etika Deskriptif
Etika Umum Etika individual

Etika

Etika Normatif

Etika soial Etika Khusus/etika terapan Makro-etika

Meta-etika
Mikro-etika

Etika Bisnis

Etika Hukum

Etika Biomedis

Etika Pendidikann

Etika Media

E. Deskriptif menggambarkan tingkah laku/moralitas pada individu tertentu, dalam kebudayaan/kultural tertentu, tanpa melakukan penilaian terhadapnya. E. Normatif tidak lagi menggambarkan/hanya sebagai pengamat, melainkan mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia. E. Umum : prinsip moral dasar E. Khusus : etika terapan

Metaetika berasal dari bahasa Yunani meta berarti melebihi, melampaui pada metaetika yang dibahas bukanlah moralitas secara langsung, melainkan ucapan kita dibidang moralitas.

KODE ETIK
Konvensi nasional IPBI ke-1 kode etik pola ketentuan, aturan, tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu profesi. Kode etik (dalam profesi) merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standar kegiatan anggota suatu profesi

Nilai profesional dapat disebut juga dengan istilah asas etis. Chung, 1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu : - Menghargai harkat dan martabat - Peduli dan bertanggung jawab - Integritas dalam hubungan - Tanggung jawab terhadap masyarakat.

Fungsi kode etik (Gibson dan Michel 1945 : 449) : - sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional - pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional
Fungsi kode etik (Biggs dan Blocher 1986 : 10) : - melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah - mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi - melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi

Tujuan Kode Etik Profesi Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Untuk meningkatkan mutu profesi. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. Menentukan baku standarnya sendiri.

Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi Organisasi profesi tidak di lengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan dalam suatu kode etik Minimnya pengetahuan masyarakat tentang substansi kode etik profesi dan juga karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk menjaga martabat luhur masing-masing profesi. Kesadaran yang tidak etis dan moralitas diantara para pengemban profesi untuk menjaga martabat luhur masing-masing profesi

Kode etik kedokteran Indonesia dibuat untuk kepentingan profesi kedokteran di Indonesia kewenangan mengatur anggotanya melalui prinsip otonomi profesi Dalam KODEKI ini dirumuskan pasal yang mengatur kewajiban umum seorang dokter, kewajiban dokter thd penderita, kewajiban dokter thd teman sejawat, kewajiban dokter thd diri sendiri.

Attitude
Attitude tingkah laku, sikap, perilaku Attitude sering dimaknai sebagai sifat atau karakter profesionalisme dalam mengemban tugas atau kewajiban. Berbeda dgn lembaga pendidikan kepribadian yang sering menonjolkan sikap berperilaku/norma yang normatif dalam bergaul, attitude lebih menekankan ke dlm jiwa atau hati nurani dlm menjalankan segala perilaku yang berhubungan dgn tugas tsb.

REFERENSI
Bertens, K. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 1993 Hanafiah, J. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: EGC; 1999. pp: 1-26 Jacobalis S. Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis, dan Bioetika. Jakarta: Sagung Seto; 2005 Syamsuhidajat, R. Perkembangan Etik Kedokteran Masa Kini dan Permasalahannya. (Online) 2000. Available from: http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=19&tbl=a rtikel (Accessed: 14 Juni 2011) Rusman, D. Pelanggaran Kode Etik Profesi. (Online) 2009. Available from: www.mikroskil.ac.id (Accessed: 14 Juni 2011) Wapedia. Perilaku Manusia. (Online) 2011. Available from: http://wapedia.mobi/id/Perilaku_manusia (Accessed: 14 Juni 2011)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai