Anda di halaman 1dari 17

Integration Supply Chain chapter 06 design and managing the supply chain

Sistem Push, Pull dan Sistem Push-Pull, Strategi Pengendalian Permintaan, Dampak penggunaan teknologi Internet dalam rantai pasok Contoh kasus : Perusahaan Komputer Dell Inc Author : simchi-levi, kaminsky Dibuat oleh HARDI

I.

Pendahuluan Tantangan yang dihadapi dunia manufaktur berubah dan semakin berat dari masa-kemasa.

Di era tahun 1960an Orang mengenal ford sebagai salah satu perusahaan ternama didunia. Mereka terkenal memiliki kemampuan memproduksi mobil yang standar,yaitu model T berwarna hitam. Ford mengatakan akan memenuhi semua permintaan any color as long as it is black. Sistem produksi mereka kita kenal dengan istilah mass production atau produksi masal. Pada tahun 1970-1980an persaingan dunia manufaktur meningkat seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dan mulai diperhitungkannya industri Jepang dalam dunia bisnis global. Keunggulan bersaing pada era ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan industri menciptakan banyak output per satuan waktu. Bahkan disadari bahwa kualitas produk sangat tergantung pada proses, manusia dan sistem secara keseluruhan. Pengendalian kualitas tidak lagi cukup dengan hanya dilakukan dengan model inpeksi produk, tetapi lebih fundamental dengan melihat proses. Munculah kemudian konsep pengendalian kualitas seperti istilah (SPC) statistical process control dan (TQM) Total Quality Management. Pelaku industripun mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat hanya dengan perbaikan di internal sebuah perusahaan manufaktur tidaklah cukup. Ketiga aspek tersebut membutuhkan peran semua pihak mulai supplier yang mengolah bahan baku dari alam menjadi komponen, pabrik yang mengubah komponen dan bahan baku menjadi produk jadi, perusahaan transportasi yang mengirimkan bahan baku dari supplier ke pabrik, serta jaringan distribusi yang akan menyampaikan produk ke tangan pelanggan. Kesadaran semua pihak dalam pembuatan produk yang murah, berkualitas dan cepat inilah yang kemudian melahirkan konsep baru tahun 1990-an yaitu supply chain management (SCM). II. Latar Belakang
1

Pada bab 1 di buku design and managing the supply chain , pembahasan supply chain manajemen berkutat pada integrasi supplier, produsen, pergudangan dan penyimpanan. Tantangan dalam supply chain seringkali dibahas dan tentu saja adalah mengenai integrasi yang mengordinasikan semua aktifitas rantai pasok diantara lintas sektor atau lintas departemen dalam perusahaan melalui: pengurangan biaya, peningkatan layanan, dan pengurangan bullwhip effect yaitu permintaan yang sebenarnya relatif stabil ditingkat pelanggan akhir namun berubah menjadi fluktuatif di bagian hulu supply chain dan semakin kehulu peningkatan tersebut semakin besar (lee at al,1997, pujawan,2004), pemakaian bahan baku yang baik serta daya tanggap terhadap perubahan pasar. Beberapa perusahaan memiliki cara tersendiri untuk mengantisipasi perubahan tersebut dengan cara koordinasi antara bagian produksi, transportasi, dan bagian persediaan barang. Secara umum integrasi dalam supply chain adalah mulai dari front end sampai dengan back end. Front end dalam supply chain meliputi : permintaan dari pelanggan, kemudian back end adalah kegiatan produksi yang dilakukan dalam perusahaan. Pada pembahasan ini akan mengambarkan peluang dan tantangan dalam integrasi di kegiatan supply chain diantaranya : Jenis strategi supply chain, yang didalamnya ada strategi push, strategi pull dan strategi yang tergolong baru yaitu push-pull strategi. Gambaran strategi supply chain mengenai produk di perusahaan Strategi supply chain yang berkaitan dengan permintaan Dampak dari teknologi internet yang berkaitan dengan integrasi supply chain

Kenyataan, bahwa penggunaan teknologi informasi sangat penting dalam integrasi supply chain. Di beberapa kasus, rancangan teknologi informasi akan memberikan keuntungan dalam daya saing, dan beberapa kasus lain jaringan informasi menjadi mahal dikarenakan informasi yang akurat atau informasi yang jujur.

III. Metode III.1. Sistem Push, sistem Pull dan sistem Push-Pull strategi

Strategi supply chain yang umum dikategorikan sebagai strategi push atau strategi pull . Hal ini kemungkinan karena sistem industri yang mengalami perubahan pada tahun 1980-an, dimana sistem industri terbagi menjadi beberapa bagian. 3.1.1 Push-based supply chain

Dalam strategi push-based supply chain, keputusan produksi dan pengiriman adalah didasarkan pada peramalan jangka panjang. Peramalan permintaan diterima dari gudang oleh retail. Oleh karenanya, penggunaan strategi push-based supply chain, untuk merespon perubahan dari permintaan pasar tergantung dari informasi retail atau gudang. Dalam kondisi ini permintaan yang tidak pasti antara permintaan gudang ke pabrik dengan permintaan riil oleh konsumen akan menyebabkan bullwhip efek. Peningkatan perubahan permintaan dikarenakan : Jumlah persediaan barang yang berlebihan dari semestinya yang memerlukan biaya penyimpanan cukup besar Perubahan kapasitas pada produksi semakin besar Tingkat layanan yang kurang diterima oleh konsumen Produk menjadi kedaluwarsa dalam arti ketinggalan atau kuno

Secara khusus, efek bullwhip akan menyebabkan ketidak efisienan di utilitas, karena lebih sulit dalam perencanaan dan pengelolaan. Untuk lebih cepatnya proses yang demikian itu tidak bisa diselesaikan hanya melalui pembagian kapasitas produk. Dalam strategi push-based supply chain ini, sering kali didapatkan peningkatan biaya transportasi, persediaan barang dalam jumlah yang besar, sehingga produksi menjadi mahal, dalam kondisi yang demikian perusahaan dianjurkan segera merubah strategi yang digunakan. 3.1.2 Pull-based supply chain

Dalam pull-based supply chain, produksi dan barang yang dikirimkan terjadi koordinasi dari peramalan permintaan barang oleh pelanggan. Hal ini dimungkinkan karena adanya aliran informasi dari permintaan pelanggan. Yaitu pelanggan bisa langsung menghubungi perusahaan dalam hal permintaan barang tidak perlu harus melewati retail atau gudang terlebih dahulu. Sistem pull ini dijalankan sejak produsen menyadari beberapa hal :
3

Mengantisipasi penurunan permintaan dari pelanggan Penurunan persediaan diretailer sejak tingkat penyimpanan meningkat Adanya perubahan pada sistem di bagian produksi Penurunan persediaan karena pengurangan volume produksi

Di dalam sistem pull-based supply chain, bisa kita lihat adanya pengurangan yang cukup berarti pada tingkat persediaan, menambah kemampuan dalam mengelola sumberdaya dan mengurangi sistem pembayaran ketika dibandingkan dengan strategi sistem pushbased. Namun sistem pull based ini juga memiliki resiko yaitu apabila pemenuhan barang dalam tempo yang terlalu lama, maka konsumen akan mengalihkan permintaan kepada produsen lainnya. 3.1.3 Push-pull supply chain

Dalam strategi push-pull supply chain ada beberapa tahapan dalam aplikasinya dan diantara tahapan tersebut adalah push-based, dan selanjutnya dengan strategi pull-based system. Penggabungan kedua strategi ini dikenal dengan kondisi push-pull strategi. Pemahaman lebih mendalam dimulai dari pengadaan material yaitu dimulai dari perencanaan dan pengiriman kepada pelanggan dalam rentang waktu yang lama. Strategi push-pull diterapkan jika kondisi pengiriman kebeberapa tempat dengan lokasi yang berbeda dengan jarak yang jauh. Sebagaimana produsen komputer PC yang membuat dan mengirimkan semua komponen produk berdasarkan keputusan peramalan. Ini yang dinamakan push sistem. Berbeda dengan salah satu contoh dari strategi push-pull dalam memproduksi kebutuhan pesanan pelanggan. Pengamatan dari kasus, perusahaan olahan akan memiliki daya saing tinggi jika mampu meramalkan jumlah permintaan secara tepat. Ditambah, permintaan suku cadang yang lengkap sampai dengan menjadi produk jadi. Dell komputer menggunakan strategi yang sangat efektif dan unggul sebagai contoh pemanfaatan strategi push-pull di dalam supply chain manajemen. Seperti dalam gambar dibawah ini :

Gb 1. Push-pull supply chains

Perusahaan dalam merencanakan dan memproduksi barang yang spesifik memerlukan waktu yang lama. Produsen mulai memproduksi barang secara masal yang memiliki kesamaan atau sejenis dalam part komponen. Produk menjadi berbeda pada saat dinyatakan dalam permintaan. Dalam kata lain, pada umumnya produk dibuat dan dikirimkan berdasarkan waktu dan jumlah permintaan. 3.1.4 Identifikasi strategi yang tepat dalam supply chain

Pertanyaan mendasar adalah strategi apa yang harus digunakan dalam memproduksi produk tertentu? Dan seharusnya perusahaan menggunakan strategi push-based supply chain, pull-based supply chain atau push-pull strategi?, gambar selanjutnya akan menjelaskan hubungan supplay chain antara produk dan industri pengolahnya.

Gb 2. Matching supply chain strategy with product

Penjelesan pada gambar diatas adalah : Pada kuadran pertama menjelaskan industri yang memiliki karakteristik ketidak pastian tinggi dalam permintaan dan bila diproduksi dalam jumlah sedikit maka nilai skala ekonominya rendah sehingga strategi yang diterapkan adalah Pull dan push strategi. Kuadran kedua menjelaskan industri memiliki tingkat permintaan fluktuatif sementara nilai memiliki nilai ekonomis untuk mengurangi biaya produksi Kuadran ketiga memiliki tingkat permintaan yang rendah dan tidak tentu dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika diproduksi dalam jumlah yang banyak. Sedangkan kuadran keempat menjelaskan produk yang memiliki karakteristik permintaan yang rendah dari pelanggan. Dalam kasus diatas ada celah atau gap yang membedakan antara kebutuhan dan strategi dalam distribusi. Strategi produksi mengikuti pull-based strategi sejak tidak bisa terpenuhinya jumlah permintaan produk dalam waktu lama. Disisi lain pengiriman barang harus memiliki nilai ekonomi untuk mengurangi biaya transportasi. Ketika pelanggan memesan barang maka perusahaan segera membuat, menyimpan dan mengirimkan kepada pelanggan tersebut dimana pelanggan berada.

3.1.5

Implementasi strategi push-pull

Implementasi dari strategi push-pull untuk produk yang berbeda. Sebagaimana pada kuadran I diatas merupakan produk yang memiliki kompeksitas tinggi. Hal ini tentu saja sangat tergantung dari beberapa faktor yaitu, merupakan produk yang komplek, produksi sesuai

dengan urutan proses,

kejelasan hubungan pemasok dengan industri. Persamaan pada

penerapan push-pull tergantung pada lingkungan lokasi dimana push-pull diterapkan. Sebagaimana industri mobil yang memiliki rantai produksi yang panjang. Push strategi diaplikasikan pada rantai pasok dimana kebutuhan dari permintaan yang tidak tetap dan relatif sedikit sehingga memerlukan perencanaan peramalan jangka panjang. Di sisi lain pull strategi diterapkan pada lintas produksi yang mempunyai rantai pasok yang mempunyai ketidakpastian terhadap waktu pemenuhan pesanan yang tinggi. Selagi pemenuhan permintaan yang relatif masih sedikit, tingkat layanan tidak lagi menjadi hal yang dipermasalahkan sehingga fokus pada pengurangan biaya. Dalam kondisi ini, peran supply chain tidak hanya bermanfaat pada saat permintaan yang rendah tapi juga waktu pengiriman yang lama dan yang kompleks.
Tabel 1. Peran Push dan Pull di Supply Chain

Implikasinya perbedaan proses bisnis akan berbeda juga model supply chain yang dipergunakan. Proses penyelesaian pesanan sebagai contoh aplikasinya. Proses perencanaan supply chain untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam waktu yang dekat misalnya dalam waktu mingguan atau bulanan. III.2. Strategi Pemenuhan Permintaan

Pembahasan ini menjelaskan integrasi proses informasi permintaan dalam rantai pasok. Ada dua hal dalam proses permintaan : Peramalan permintaaan

Adalah sebuah proses pemenuhan permintaan berdasarkan data masa lalu yang digunakan untuk menentukan permintaan yang akan datang. Bentuk permintaan Adalah proses dimana perusahaan dapat menentukan permintaan melalui strategi perencanaan pemasaran, potongan harga, pengenalan produk baru melalui peramalan permintaan. Informasi permintaan yang tidak lengkap dalam meramalkan sesuai dengan perhitungan maka disebut peramalan eror atau tingkat kesalahan peramalan. Kesalahan peramalan permintaan yang tinggi mempengaruhi kualitas suppy chain.

III.3.

Dampak Teknologi Internet dalam Supply Chain Perkembangan teknologi internet yang digunakan dalam dunia bisnis sangat besar

sekali dewasa ini. Sebagai contoh pengguna teknologi internet adalah perusahaan komputer ternama Dell Inc dan penerbitan buku Amazon.com. Dimulai dari proses pelanggan yang memesan melalu internet ke perusahaan tersebut. Sejalan dengan itu, ada kendala supply chain yang menyertai saat penggunaan internet ini sebagai media bisnis. Strategi elektronik bisnis seharusnya mengurangi biaya, peningkatan layanan, dan lebih fleksibel, dan tentu saja mendatangkan keuntungan yang besar. Pada kenyataanya harapan bisnis melalui teknologi internet ini membawa dampak pada beberapa bisnis yang sudah lama berjalan. Sebagai contoh industri mabel dengan situs living.com dan furniture.com. Perusahaan mebel yang terletak North Carolina pada tahun 19999 ini awalnya adalah perusahaan mebel yang cukup terkenal. Bahkan sempat menduduki peringkat sebagai top-line perusahaan mebel. Setelah melakukan promosi di Amazon.com ternyata mengalami kebangkrutan dikarenakan sistem internal pada perusahaan yang bermasalah. Sehingga pemenuhan kebutuhan kepada pelanggan menjadi tidak sesuai yang diharapkan. Namun contoh sukses dalam pemanfaatan teknologi internet ini adalah Dell Inc. 3.3.1 Elektronik Bisnis

Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai supply chain, kita mulai dengan mengenal definisi e-bisnis dan e-commerce. E-bisnis adalah elektronik bisnis yang merupakan bentuk dan proses pemanfaatan teknologi internet dengan fokus pada improvisasi layanan bisnis E-commerce adalah transaki bisnis melalui internet Dari difinisi ini masing-masing memiliki kekususan. Pertama, e-commerce merupakan bagian dari E-bisnis. Kedua, teknologi internet berada dibalik perubahan bisnis dan terakhir fokus pada e-bisnis adalah layanan bisnis yang mandiri, yaitu antara pebisnis dengan pelanggan, antara pebisnis dengan pebisnis yang saling melakukan transaksi. Beberapa perusahaan harus mengenal teknologi internet ini yang dapat memberikan dampak yang besar dalam kualitas rantai pasok mereka. Ditambah lagi perusahaan bisa melihat manfaat yang lebih jauh dari teknologi internet yang bisa merubah strategi push dalam rantai pasok mereka. 3.3.2 Industri Grosir Sebagaimana industri grosir, yang menerapkan push-based strategi dalam persediaan di gudang berdasarkan peramalan. Melalui pemanfaatan teknologi internet yaitu dengan sistem online, industri grosir akan menghemat biaya pengiriman serta cepat dalam menanggapi permintaan dalam waktu yang relatif pendek. 3.3.3 Indusri Buku Pemanfaatan internet di industri penerbitan buku adalah contoh perubahan supply chain dari push ke pull dan push-pull. Ketika Amazon.com sudah eksis 10 tahun yang lalu, model supply chain mereka adalah murni pull sistem yang tidak memerlukan gudang dan persediaan. Itu karena Amazon.com menjual nama yang sudah terkenal. Peningkatan volume penjualan pada Amazon dikarenakan distributor Imgran Book yang mendukung banyak menyediakan buku dalam penjualan. Namun pada saat musim liburan, Amazon.com tidak dapat memenuhi permintaan. Karena Imgran Book sebagai mitra dari Amazon.com mengesampingkan sistem persediaan yang mengurangi biaya keuntungan. Pada saat permintaan meningkat, kedatangan Imgran tidak memberikan

keuntungan untuk beberapa kategori buku, karena Amazon.com memiliki kemampuan memperkirakan jumlah permintaan yang tidak tentu tanpa distributor. Amazon.com sekarang ini adalah perusahaan yang memiliki pandangan bahwa diperlukan gudang di tiap negara dimana persediaan bisa dikontrol. Sistem yang digunakan untuk mengelola persediaan adalah dengan push strategi. 3.3.4 Industri Ritail Industri retail secara umum lambat dalam merespon persaingan dari sistem pergudangan melalui internet. Namun tidak semua demikian sebagaimana jika kita klik di mortar giants akan tampak Wal-Mart, K-Mart, Target dan yang lainnya. Retail ini memperkenalkan sistem bisnisnya dengan internet secara keseluruhan. Permintaan dari online mereka melalukan stok dan penyimpanan. Kapasitas yang besar, produk yang cepat beredar, harus didasarkan pada perhitungan yang cermat karena harus memenuhi sistem supply chain yang dimiliki. 3.3.5 Industri Transportasi Penggunaan teknologi internet dalam penerapan strategi supply chain adalah sebuah paradigma dalam penyelesaian pemenuhan kebutuhan pelanggan. Dari mulai pemenuhan pada satu produk yang besar sampai dengan produk yang memiliki komponen rinci yang tentunya lebih komplek. Strategi penyelesaian pesanan melalui integrasi internet ini adalah sesuatu yang bagus bagi dunia transportasi khususnya jasa pengiriman, sebagaimana the parcel dan LTL. Pengiriman melalui elektronik memberikan kemampuan dalam layanan secara mendunia antara pelanggan dengan pebisnis maupun pebisnis dengan pebisnis. Contoh tabel berikut adalah keunggulan dari e-fulfillment.

Tabel 2. Traditional fulfillment Vs E-fulfillment

10

Dari tabel diatas jelas sekali perbedaaanya antara pemenuhan permintaan secara tradisional (traditional fulfillment) dengan pemenuhan permintaan dengan teknologi internet (e-fulfillment). Perbedaan itu adalah sebagai berikut : 1. Pemenuhan permintaan secara tradisional strategi supply chainnya menggunakan push strategi, sedangkan e-fulfillment dengan push-pull strategi 2. Penyimpanan secara tradisional adalah barang atau produk dalam jumlah besar, sedangkan e-fulfillment dengan jumlah atau ukuran yang lebih kecil strategi 3. Dari sisi pengaturan logistiknya secara tradisional adalah dengan membagi dimana lokasi berada e-fulfillment pengaturan logistiknya sangat komplek 4. Tujuan pengirimannya jauh atau memakan waktu yang lama, sedangkan dengan teknologi internet bisa disesuikan dengan kondisi geografi dan lokasi dimana pelanggan berada 5. Lead time berdasarkan perencanaan supplay chain, sedangkan e-fulfillment sangat singkat atau pendek. Demikian adalah teori yang mendasari pembahasan dalam chapter 06 tentang integrasi supply chain. Sebagai contoh integrasi ini adalah studi kasus Dell Inc.

IV.

Studi Kasus DELL Inc Overview

11

Michael Dell usia 19 tahun pada tahun 1984 adalah pemilik dari perusahaan komputer terkenal dengan merk Dell Inc. Dia memiliki pandangan bisnis yang cukup simple yaitu bagaimana membuat dan menjual komputer kepada orang. Dell memiliki keyakinan bahwa melalui pembuatan komputer PC akan memperoleh keuntungan, pertama akan menjual langsung tanpa melalui distributor yang bisa menekan harga, kedua membuat PC dalam jumlah besar akan mengurangi biaya dan resiko dengan membawa persediaan dalam jumlah banyak. Pada suatu saat komputer Dell akan lebih kompetitif dibanding dengan para pesaingnya selagi menjaga kredibilitasnya. Pada tahun 1990-an, Dell merupakan perusahaan yang menjual komputer terbanyak. Selanjutnya pada tahun 1998, Dell memiliki 12% market share dari produk sejenis di pasar. Dan di internet Dell penguasa pasar sejumlah 6%. Pertumbuhan besar perusahaan Dell adalah di Eropa. Dan pada tahun 1998 penjualan Dell merambah hingga ke Asia yang memperoleh market share sebesar 35%. Dell komputer memiliki keunggulan selama tahun 1990-an dan akan sama kedepan melalui manajemen stok yang baik. Produk yang dibuat dan dijual Dell adalah komputer PC, laptop, server dll. Company Background Pada usia 13 tahun, Michael Dell mulai menjalankan bisnis dari email lengkap dengan katalok dan menjual secara grosir hingga $2.000 per bulan. Pada usia 16 mulai masuk di Houston Post dan pada usia 17 tahun dia sudah bisa membeli BMW dari uang bisnisnya. Selanjutnya Dell mendaftarkan diri di Universitas Texas pada tahun 1983 sebagai calon dokter, tapi segera dia beralih dengan menyukai komputer dan mulai menjual komponen PC di akademi komputer. Dia membeli RAM, disk drive dari komputer IBM dan dia sering memasok dari IBM dengan harga yang lebih rendah 10 sampai 15 %. Pada bulan April 1984 penjualan berjalan dengan nilai $80.000 per bulan. Dell keluar dari sekolah dan konsen pada perusahaan. Dia mendirikan perusahaan PCsLtd dan menjadi retail dengan barang berlebih. Bisnis Dell untuk menjual komponen dan PC dia menggunakan nama perusahaan PCs Limited. Strateginya adalah menjual langsung kepada pemakai atau end user, sehingga Dell memiliki perusahaan baru yang setara dengan IBM. Bahkan produk yang dijualpun hampir sama dengan IBM dan tentunya dengan harga yang jauh lebih

12

rendah yaitu 40% dibawah harga PC IBM. Perusahaan Dell awal mula memiliki 40 karyawan, Dell bekerja 18 jam perhari dan dia sering tidur dikantornya. Adanya kebijakan fiskal pada tahun 1986, penjualan meningkat hingga $33 milyar. Selama sekian tahun PCs Ltd, memperoleh uang, karyawan dan sumberdaya yang menguntungkan. Dell mengganti model bisnisnya dan menambah kapasitas produksi untuk yang lebih besar. Pada tahun 1987 perusahaan yang didirikan diberi nama Dell Komputer. Dan kantor internasional juga dibuka pada tahun yang sama. Pada tahun 1988 Dell menambah jumlah tenaga penjual untuk melayani pelanggan yang lebih banyak. Pelanggan mulai dari masyarakat, pemerintah dan perusahaan publik lainnya. Sehingga nilai penjualan meningkat menjadi $34,2 milyard. Pada tahun 1990 Dell berhasil membukukan penjualan dengan nilai $388 milyard, memiliki market share 2-3 % dan karyawan diatas 150 orang. Visi Dell adalah Dell merupakan komputer yang akan datang sebagai PC komputer ketiga di dunia. Competing Value Chain Models in the Personal Computer Industry Rantai nilai pada perusahaan Dell adalah penjualan langsung ke konsumen dengan meminimalkan biaya di jalur distribusi. Dell Computer's Strategy Strategi Dell mulai dibangun melalui beberapa bisnis inti : membangun perusahaan, sesuai pesanan, kemitraan dengan suplier, metode just-in-time komponen persediaan, penjualan langsung, segementasi pasar, serta memiliki data dan informasi yang banyak melalui kemitraan dengan suplier dan pelanggan. Melalui strategi ini, perusahaan berharap memperoleh apa yang Michael Dell namakan virtual integration atau integrasi maya sehingga bisnis Dell akan berdampak nyata kepada suplier dan pelanggan dengan demikian semua bagian memiliki kesamaan dalam organisasi. Build-to-Order Manufacturing and Mass Customization Dell membuat stasion kerja, server untuk melayani pesanan, pelanggan Dell dapat memesan sesuai kebutuhannya berdasarkan aplikasi yang akan digunakan. Pesanan langsung direspon oleh Dell. Barang pesanan dirakit dalam lintas produksi oleh pekerja.

13

Order pesanan sudah terbagi sesuai dengan spesifikasi yang pelanggan butuhkan. Ketika PC yang akan dirakit sampai pada stasion kerja operator hanya berdiri disamping dengan komponen yang sudah siap dirakit. Setelah operator selesai merakit secara otomatis komponen akan diperiksa ulang untuk dicocokan dengan spesifikasinya. Melalui strategi penjualan langsung tentu saja Dell tidak perlu menyimpan barang sebelum barang sebagaimana para pesaing yang masih menggunakan rantai nilai yang konvensional. Dell memiliki tiga tempat untuk merakit PC yaitu di Austin, Texas; Limerick, Ireland and Penang Malysia. Tempat lain yang mulai dibangun untuk pengembangan bisnis Dell adalah China, karena perusahaan berharap PC di China akan segera memperoleh pasar yang besar. Partnerships with Suppliers Dell sangat percaya dengan membuat reputasi yang baik dengan suplier akan melangsungkan bisnisnya. Manajemen juga meyakini hal yang sama bahwa dengan membangun reputasi yang baik dengan suplier maka akan saling memberikan keuntungan jangka panjang. Dell menjelaskan berbagi informasi merupakan aspek penting dalam kemitraan. Market Segmentation Dell melakukan penjualan pada level individu, bisnis kecil melalui telephon facsimile dan internet. Call center yang berada di U.S memberikan informasi kepada pelanggan Dell. Dan pelanggan dapat mengatakan atau meminta tentang spesifikasi model yang diinginkan serta membayar memalui kartu kredit. Dell juga menyediakan layanan di 7 tempat di Eropa dan Asia dan pelanggan bisa menelpon kapan saja gratis. Sebagai contoh misalnya pelanggan menelpon dari Lisbon, Portugal akan otomatis akan tersambungkan dengan call center yang berada di Montpelier, Prancis dan kembali terhubung ke Portugis oleh marketingnya.

Dalam chapter 06, integrasi supply chain pada kasus Dell adalah memilih dan mengimplementasikan penyelesaian berdasarkan biaya dan tingkat kesulitan dalam dalam supply chain pada kasus Dell.

14

1. Pada gambar 6-4, L5 lebih dipilih dibandingkan L6 dengan alasan sebagai berikut

bahwa Dell komputer menerapkan push-pull strategi, artinya pada saat kegiatan perakitan di empat wilayah yaitu Austin, Texas; Limerick, Ireland and Penang
Malysia dan China, Dell menggunakan push strategi agar komponen yang diproduksi

lebih banyak dan cepat, namun pada saat mulai merakit sampai pengiriman kepada konsumen Dell menggunakan pull strategi hal ini dikarenakan produk komputer yang sudah selesai dirakit dan didistribusikan kepada pelanggan akhir atau end user tidak mengalami kerusakan. Jika menggunakan L6 berarti produk motherboard dan chasis dirakit di China setelah itu didistribusikan pada supplier logistik hal ini akan berdampak tidak efisien saat produk rakitan mengalami kecacatan sehingga L5 lebih dipilih, Pada L5 terjadi integrasi equipment di supplier logistiknya. kemudian ada konsekuensi biaya pada L5 namun tidak terjadi pada L6 hal ini pada L5 biaya distribusi melalui dua jalur yaitu pesawat dan kapal. Pengiriman komponen melalui moda udara ini berdampak pada penggunaan biaya yang lebih dibandingkan dengan moda laut ataupun darat.
2. Perancangan komputer Dell berdasarkan tabel 6-1 adalah terbagi menjaid dua bagian

komponen yang penting yaitu motherboard dan chassis. Motherboard atau sering disebut mainboard merupakan perangkat komputer yang berfungsi sebagai tempat perangkat-perangkat lain, seperti prosesor, memori, VGA Card, Sound Card, dan LAN Card. Setiap perangkat memiliki slot tersendiri vang memungkinkan perangkat tersebut melekat di motherboard. Selain dilengkapi dengan slot-slot, motherboard juga dilengkapi jalur-jalur koneksi yang memungkinkan perangkat-perangkat komputer berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Chipset atau memory CPU hanya dapat menyimpan data dan instruksi di register yang berukuran kecil sehingga tidak dapat menyimpan semua informasi yang dibutuhkan untuk keseluruhan proses program. Untuk itu CPU harus dilengkapi memori utama. Ukuran memori ditunjukkan oleh satuan byte, misalnya 1 Mb, 4 Mb, 8 Mb, atau bahkan ada yang sampai 2 Gb. Kemudian peranan case atau penutup dalam komputer juga sangat penting perananya untuk melindungi dari debu dan yang lainnya. 3. Rekomendasi atau usulan yang mudah jika pasokan chipset mengalami kekurangan adalah dengan melakukan kontrak suplier chipset. Beberapa hal yang harus dilakukan

15

dalam melakukan kontrak denagn suplier yaitu:, a, suplier harus kapabel atau memiliki kemampuan. Ketika memutuskan untuk melakukan kontrak suplier chipset maka pihak Dell memastikan bahwa original equipment manufakturers (OEMs) memiliki kapabilitas yang dipersyaratkan.;, b, memiliki daya saing, artinya bermitra dengan perusahaan yang memiliki harga yang murah, kecepatan dalam pemenuhan permintaan;c, Teknologi, yaitu memilih suplier yang mengaplikasikan teknologi sebagai pendukung yang dalam hal ini berkaitan dengan suplier chipset yang diperlukan. 4. Optimalisasi yang dilakukan oleh TIM BPI dalam menangani sistem yang komplek sangat baik yaitu dengan nowledge management yang digunakan Dell untuk fokus terhadap supplier-nya adalah dengan menggunakan Supply Chain Management (SCM). SCM ini bertujuan untuk mengintegerasikan semua kegiatan perusahaan dalam meningkatkan hubungan di semua tingkatan. Dalam rangka membangun proses bisnis yang efektif, semua mitra bisnis diharuskan untuk sharing. Agar berkembang, TIM BPI membuat sistem informasi internal untuk membuat rincian produk agar terhubung di dalam SCM. Untuk pengadaan barang, Dell menjalin hubungan dengan pemasok dan penyedia agar mereka dapat me-manage sementara TIM BPI fokus kepada perakitan barang. TIM-BPI juga menyediakan database dan metodologi agar supplier mengerti cara kerjanya. TIM-BPI harus dapat dengan cepat berhubungan dengan supplier untuk memenuhi permintaan konsumen. Tipe knowledge yang muncul pada saat TIM-BPI Dell mendapatkan barang dari supplier maupun meminta barang ke supplier adalah Tacit Knowledge. Karena ketika TIM-BPI Dell telah mendapatkan supplier untuk selanjutnya terus membuat kerja sama dan men-training karyawannya untuk bisa seperti karyawan pertamanya pada saat membuat kerja sama, Sedangkan proses transfer knowledge yang terjadi adalah Serial Transfer dan Strategic Transfer. Serial Transfer karena tiap penerimaan karyawan baru akan selalu di-training dan Strategic Transfer karena harus mempunyai perkembangan akan produknya, jadi karyawan lama harus memikirkan bagaimana caranya agar hubungan dengan supplier bagus dan mendapatkan barang dengan grade A. 5. Dell akan efektif dengan jalur distribusi melalui L5 yaitu dengan melakukan kontrak manufaktur. Sehingga jalur L5 ini memberikan banyak keuntungan seperti :

16

a) Pemasok chipset mampu untuk menyediakan chipsets dalam jumlah yang telah disepakati, sehingga tidak akan terjadi gangguan di dalam rantai pasokan chipset pc desktop. b) Permasalahan pada kualitas. Motherboard dipastikan dalam kondisi yang baik dan tidak bermasalah saat pemasangan. c) Peramalan yang akurat pada jalur L5. Dell memerlukan keakuratan yang lebih dalam pemenuhan permintaan ddari pelanggan. Pada Jalur L5 ini, keakuratan dari chipset lebih baik karena faktor resiko tehadap kecacatan lebih rendah setelah sampai di supplier logistics.

*********

17

Anda mungkin juga menyukai