Anda di halaman 1dari 5

Kadangkala kita bingung untuk menentukan transistor jenis apa (jika pakai transistor) yang cocok untuk rangkaian

driver motor kita? Berapa nilai resistor yang dipakai? Seringkali kita hanya mengira-ngira. Padahal sebenarnya elektro juga merupakan ilmu pasti. Penentuan komponen-komponen yang digunakan dalam rangkaian driver motor DC H-Bridge terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Menentukan Arus Beban (Ic(beban)) 2. Menentukan Transistor 3. Menentukan Resistor Menentukan Arus Beban (Ic(beban)) Arus beban yg dimaksud disini adalah arus pada motor DC. Arus beban maksimum pada motor DC dapat diukur dengan cara membebani atau menahan putaran motor DC tersebut sampai berhenti.

Misal, didapat arus beban maksimumnya adalah 0,62A. Arus beban maksimum ini nantinya dijadikan acuan untuk memilih transistor yg akan dipakai. Menentukan Transistor Transistor yang digunakan pada rangkaian driver motor DC ini dijadikan switch untuk memutus dan menyambungkan aliran arus yg menuju ke motor, dengan syarat :

Sebagai contoh, dipakai TIP31 dan TIP32 yg mempunyai Icmax = 3A. Berdasarkan pada grafik penguatan TIP31 dan TIP32 dibawah ini, untuk Ic(beban)=0,62A didapat hfe sebesar 80.

Setelah Icmax dan hfe diketahui maka IB dapat diketahui, yaitu :

Menentukan Resistor

R3 dan R4

R3 dan R4 berfungsi sebagai pembatas arus basis TIP31, nilainya adalah :

R1 dan R2

R1 dan R2 berfungsi sebagai pembatas arus basis TIP32, nilainya adalah :


Rangkaian lengkap driver motor DC dengan 4 transistor :

4 buah dioda digunakan untuk melindungi tegangan dan arus yang dihasilkan oleh kumparan pada motor DC, dioda ini hukumnya wajib sebab jika tanpa dioda transistor akan rusak. Pemilihan jenis dan type dioda ini biasanya kurang diperhatikan padahal fungsinya sangat penting.

Jika merancang pengendalian motor DC yang hanya ON dan OFF maka untuk dioda cukup melihat arus maksimum yang dapat dilalui pada dioda, untuk motor DC kecil dioda tipe 1N4002 sudah cukup.

Sedangkan jika pengendalian motor DC menggunakan PWM maka harus memilih tipe Fast Diode atau dioda kecepatan tinggi. Alasannya adalah, saat menggunakan PWM maka transistor akan selalu berubah kondisi ON OFF dengan cepat sehingga motor DC pun akan ON OFF dengan cepat, tegangan dan arus balik yang dihasilkan motor DC pun akan cepat pula sesuai frekuensi PWM. Oleh sebab itu dibutuhkan dioda yang waktu aktifnya cepat agar dapat melindungi transistor tersebut (fast recovery), sehingga dioda tipe 1N4942 (150 ns) digunakan. Karena fungsi dioda ini sebagai pengaman maka frekuensi aktif dioda harus lebih cepat daripada frekuensi switching transistor.
Kendala yang terjadi ketika membuat driver motor dengan transistor : 1. Transistor rusak karena dioda memiliki frekuensi aktif yang lebih kecil dibanding frekuensi switching transistor dan frekuensi PWM lebih cepat dari frekuensi dioda.Selama frekuensi PWM lebih kecil dari frekuensi aktif dioda maka masih aman. 2. Transistor berfungsi tetapi PWM tidak berfungsi, maksudnya ketika anda memberikan nilai PWM 255 dengan PWM 100 bahkan kurang, akan tetapi tidak terdapat perubahan pada kecepatan motor DC. Hal ini disebabkan karena frekuensi PWM lebih cepat dari frekuensi switching transistor sehingga transistor tidak dapat mengikuti kecepatan PWM.

Anda mungkin juga menyukai