Anda di halaman 1dari 2

Laporan Refleksi Kasus Komuda

Nama NIM Rumah Sakit : Cornel Anggara : 20120310212 : RSUD Muntilan, Magelang

1. Pengalaman : Seorang bapak berusia 65 tahun bernama Sudarto. Beliau datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan, Magelang dengan keluhan tidak mau makan beberapa hari, buang air besar cair lebih dari tiga kali dalam sehari selama tiga hari, mual, muntah, buang air kecil sedikit, dan susah tidur. Dokter mendiagnosa bapak tersebut mengalami dehidrasi berat (syok hipovolemik). Pada penanganan di rumah sakit, pasien diberikan cairan infus asetat ringer (asering) dan pemasangan oksigen. 2. Masalah yang dikaji : Apakah sudah tepat penanganan yang diberikan kepada pasien tersebut? 3. Analisa Kritis : Infus Asetat Ringer (Asering) Indikasi: Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi: Setiap liter asering mengandung: - Na 130 mEq - K 4 mEq - Cl 109 mEq - Ca 3 mEq - Asetat (garam) 28 mEq Keunggulan: Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati. Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran mempunyai efek vasodilator. Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral. Tindakan yang telah dilakukan benar dengan mempertimbangkan indikasi penggunaan infus Asetat Ringer (Asering) walaupun juga bisa menggunakan infus Ringer Laktat (RL), namun dipilih memberikan infus Asetat Ringer (Asering) karena dipertimbangkan dari segi indikasi dan kontraindikasi dari penggunaan Ringer Laktat (RL) selain itu pemberian infus Ringer Laktat (RL) juga diberikan dengan pertimbangan tingkat dehidrasi pasien masih rendah sedangkan pada kasus pasien tersebut didiagnosa sudah masuk pada dehidrasi berat. Berikut keterangan lebih lanjut mengenai infus Ringer Laktat (RL). Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq/l. Kemasan : 500, 1000 ml. Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium

merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan. Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob. Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat. Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume yang besar, biasanya paru-paru. Peringatan dan Perhatian : Not for use in the treatment of lactic acidosis. Hati-hati pemberian pada penderita edema perifer pulmoner, heart failure/impaired renal function & pre-eklamsia. 4. Dokumentasi Nama Pasien : Sudarto Usia : 65 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Gejala / Keluhan : Tidak mau makan beberapa hari, buang air besar cair lebih dari tiga kali dalam sehari selama tiga hari (diare), mual, muntah, buang air kecil sedikit, dan susah tidur. Keadaan Umum : - Apatis - Lemah dan kurang gizi Vital Sign : - Tekanan darah (BP) : 80/50 mmHg - Nadi (HR) : 110 kali/menit - Nafas (RR) : 35 kali/menit Pemeriksaan Fisik : - Thorax dan abdomen dalam batas normal 5. Referensi - Dorland, W.A Newman. 2006. Kamus KEdokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. - Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV 2006. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dokter Pembimbing FKIK UMY

(dr. Hafni Zuchra Noor, MMR)

Anda mungkin juga menyukai