Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO

Nama Peserta : dr. Hemas Abidah Rahmawati


Nama Wahana : RSUD Selasih
Topik : Hipokalemi dan hipokalsemi et kausa low intake + anemia + dispepsia
Tanggal (kasus) : 24 September 2020
Nama Pasien : Ny. E No RM : 0724**
Tanggal Presentasi : November 2020 Nama Pembimbing : dr. Rahmat Akbar
Tempat Presentasi : RSUD Selasih
Objektif Presentasi : Diagnosis dan Penatalaksanaan Gangguan Keseimbangan Elektrolit
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen  Masalah Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi Wanita 40 tahun, datang dengan keluhan lemas.
Tujuan  Mengetahui penegakan diagnosis yang tepat pada pasien dengan keluhan lemas dan mengetahui
penatalaksanaan kegawatdaruratan pada kasus Gangguan Keseimbangan Elektrolit.

Bahan bahasan  Tinjauan Pustaka  Riset Kasus  Audit


Cara membahas  Diskusi Presentasi dan diskusi  Email  Pos
Data pasien Nama : Ny. E No registrasi : 0724**
Nama klinik : RSUD Selasih Telp : Terdaftar sejak :
Daftar Pustaka
Black, RM:Disorder of acid base and potassium balance. In Dale DC, ed. ACP Medicine 2001; Section 10: Nephrology
Cohn JN, Kowey PR, Whelton PK, et al. new guidelines for potassium replacement in clinical practice. Arch Intern Med 2000; 160: 2429
Gennari FJ. Hypokalemia. N Engl J Med 1998; 339: 451
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis : Hipokalemi dan hipokalsemi et kausa low intake + anemia + dispepsia
2. Gambaran Klinis:
Ny. E berusia 40 th, rujukan dari Puskesmas Kerumutan. Pasien mengeluhkan lemas
seluruh badan sejak 8 jam SMRS pada saat bekerja membabat tanaman tanpa diikuti dengan
pingsan. Rasa kesemutan di tangan dan kaki (+). Nyeri kepala (-) mual dan muntah (-). Rasa
lemas membaik setelah pasien diberi cairan infus dan obat injeksi dari Pkm Kerumutan. Pasien
mengaku tidak sarapan sebelum bekerja. Keluhan kaku sendi (+) dirasakan setiap bangun pagi,
berlangsung <30 menit, sering merasakan perih pada perut bagian ulu hati. Pasien Satu tahun yll,
pasien pernah mengeluhkan gejala yang sama, namun membaik dengan sendirinya. Gangguan
BAK dan BAB tidak ada. Pasien bekerja serabutan di kebun, low intake (+)
3. Riwayat kesehatan/penyakit
- Riwayat alergi tidak ada
- Riwayat merokok tidak ada
- Riwayat hipertensi tidak ada
4. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama: tidak ada
5. Riwayat pekerjaan: pasien adalah pekerja serabutan di kebun
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan, pekerjaan)
Pasien tinggal di lingkungan pedesaan biaya kesehatan ditanggung oleh JKD.
Pemeriksaan Fisik:
 KU: tampak lemas, kesadaran compos mentis
 GCS : E4M6V5
Vital Sign:
- Tekanan darah : 90/60 mmHg
- Nadi: 105 x/menit
- Pernafasan: 22 x/menit
- Suhu: 37 0C
- Saturasi O2 : 98-99% dengan nasal canul 2-4 lpm
• Kepala dan leher: normocephal, konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (-/-), mukosa
bibir kering, pembesaran KGB (-)
 Thorax:
 Suara nafas vesicular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 S1 S2 regular, murmur (-), Gallop (-)
 Abdomen: bising usus (+), soepel, nyeri tekan (+) epigastrik
 Ekstrimitas: akral hangat, CRT <2 detik, oedem (-)

Pemeriksaan Penunjang:
- Laboratorium:
Hb: 10,8
Leukosit: 9,000
Asam urat 3,5
GDR: 114
Na: 135
K: 3,0
Ca: 0,3
 Tatalaksana:
IVFD RL 20 tpm
Omeprazole 40mg vial/12 jam
KSR 2x1 tab
Antasida sirup
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subyektif
Ny. E berusia 40 th merupakan pasien rujukan Puskesmas Kerumutan. Pasien mengeluhkan
lemas seluruh badan sejak 8 jam SMRS pada saat bekerja membabat tanaman tanpa diikuti
dengan pingsan. Rasa kesemutan di tangan dan kaki (+). Nyeri kepala (-) mual dan muntah
(-). Rasa lemas membaik setelah pasien diberi cairan infus dan obat injeksi dari pkm
kerumutan. Pasien mengaku tidak sarapan sebelum bekerja. Keluhan kaku sendi (+)
dirasakan setiap bangun pagi, berlangsung <30 menit, sering merasakan perih pada perut
bagian ulu hati. Pasien Satu tahun yll, pasien pernah mengeluhkan gejala yang sama, namun
membaik dengan sendirinya. Gangguan BAK dan BAB disangkal. Pasien bekerja serabutan
di kebun, low intake (+)
2. Obyektif
Pasien datang dengan keluhan lemas, tampak sesak, takipneu. Dari hasil pemeriksaan
penunjang laboratorium didapatkan penurunan kadar haemoglobin, Kalium dan kalsium,
serta peningkatan konsentrasi asam urat

3. Assessment
Pasien didiagnosis dengan hipokalemi, hipokalsemi, anemia, dan - berdasarkan adanya hasil
pemeriksaan subjektif dan objektif. Dari pemeriksaan subjektif didapatkan keluhan lemas
sejak 8 jam SMRS pada saat bekerja. Rasa lemas ini tidak diikuti nyeri kepala atau muntah,
hanya rasa mual. Pasien juga merasakan kesemutan pada tangan dan kaki. Kaku sendi (+)
setiap bangun pagi dan berlangsung <30 menit. Keluhan lain yang dirasakan pasien adalah
perih pada ulu hati. Setahun yang lalu, pasien juga mengeluhkan hal yang sama, namun
membaik dengan sendirinya.
Dari pemeriksaan fisik diperoleh kesadaran compos mentis dengan tekanan darah 90/60
mmHg, nadi 105x/menit, laju nafas 22x/menit, serta suhu aksilla 37 derajat Celcius.
Berdasarkan pemeriksaan fisik, diperoleh konjungtiva anemis dan nyeri ulu hati.

4. Plan
Diagnosis
Untuk menunjang penegakkan diagnosis gangguan keseimbangan elektrolit lebih lanjut,
dapat disarankan pada pasien untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk
menegagkkan diagnosis penyakit ini. Pada pemeriksaan penunjang, Hb pasien 10,8;
Leukosit 9,000; Na 135; K 3,5; Ca 0,3.

Pengobatan
Pengobatan gangguan keseimbangan elektrolit dibagi menjadi medikamentosa dan non-
medikamentosa. Non-medikamentosa termasuk memperbaiki pola makan serta pemberian
makanan yang bergizi. Pengobatan medikamentosa termasuk pemberian cairan infus yang
tinggi kadar elektrolit.
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit pasien, kondisi pasien
saat ini, pemeriksaan yang akan dilakukan, tindakan penatalaksanaan yang akan dilakukan,
kemungkinan terburuk yang dapat terjadi..
Konsultasi
Diberitahukan pada pasien dan keluarganya mengenai perlunya konsultasi dengan dokter
spesialis penyakit dalam. Serta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan dengan sarana dan
prasarana yang lebih memadai di pelayanan kesehatan yang lebih besar.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Hipokalemi
Nilai normal Kalium plasma adalah 3,5-4,5 mEq/L. Disebut
hipokalemia apabila kadar kalium <3,5mEq/L. Dapat terjadi akibat dari
redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular ke intraselular atau dari
pengurangan kronis kadar total kalium tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia
dapat berupa disritmik jantung, perubahan EKG (QRS segmen melebar, ST
segmen depresi, hipotensi postural, kelemahan otot skeletal, poliuria,
intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia dapat berupa koreksi faktor presipitasi
(alkalosis, hipomagnesemia, obat- obatan), infuse potasium klorida sampai 10
mEq/jam (untuk mild hipokalemia >2 mEq/L) atau infus potasium klorida
sampai 40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG (untuk hipokalemia
berat;<2mEq/L disertai perubahan EKG, kelemahan otot yang hebat).
Rumus untuk menghitung defisit kalium:
K = K1 - (K0 x 0,25 x BB)
K = kalium yang dibutuhkan
K1 = serum kalium yang diinginkan

K0 = Serum kalium yang terukur

BB = berat badan (kg)

2. Hipokalsemia

Meskipun 98% dari total kalsium tubuh dalam tulang, pemeliharaan


konsentrasi kalsium ekstraseluler normal adalah penting untuk homeostasis.
Ion kalsium terlibat dalam fungsi biologis hampir semua penting, termasuk
kontraksi otot, pelepasan neurotransmitter dan hormon, pembekuan darah, dan
metabolisme tulang, dan kelainan pada keseimbangan kalsium dapat
mengakibatkan derangements fisiologis yang mendalam.
Asupan kalsium pada orang dewasa rata-rata 600-800 mg / d.
Penyerapan kalsium terjadi di usus terutama di usus kecil proksimal tetapi
adalah variabel. Kalsium juga disekresi ke dalam saluran usus, dimana sekresi
ini tampaknya konstan dan independen dari penyerapan. Hingga 80% dari
asupan kalsium harian biasanya hilang dalam feses. Ginjal bertanggung jawab
untuk sebagian besar ekskresi kalsium. Rata-rata ekskresi kalsium ginjal 100
mg / d namun dapat bervariasi dari serendah 50 mg / d ke lebih dari 300 mg /
d. Biasanya, 98% dari kalsium disaring dan diserap kembali. Reabsorpsi
kalsium paralel dengan natrium dalam tubulus ginjal proksimal dan loop
menaik Henle. Di tubulus distal, bagaimanapun, reabsorpsi kalsium tergantung
pada hormon paratiroid (PTH) sekresi, sedangkan reabsorpsi natrium
tergantung pada sekresi aldosteron. tingkat PTH meningkat meningkatkan
reabsorpsi kalsium distal dan dengan demikian menurunkan ekskresi kalsium
urin.1
90% kalsium terikat dalam albumin, sehingga kondisi hipokalsemia
biasanya terjadi pada pasien dengan hipoalbuminemia. Hipokalsemia
disebabkan karena hipoparatiroidism, kongenital, idiopatik, defisiensi vit D,
defisiensi 125(OH)2D3 pada gagal ginjal kronik, dan hiperfosfatemia.
Manifestasi dari hipokalsemia termasuk kulit kering, parestesia, gelisah dan
kebingungan, gangguan irama jantung, laring stridor (spasme laring), tetani
dengan spasme karpopedal (tanda Trousseau), masseter spasme (Tanda
Chvostek), dan kejang. kolik bilier dan bronkospasme. EKG dapat
mengungkapkan irritasi jantung atau interval QT perpanjangan yang mungkin
tidak berkorelasi antara tingkat keparahan dengan tingkat hipokalsemia.
Penurunan kontraktilitas jantung dapat mengakibatkan gagal jantung,
hipotensi, atau keduanya. Penurunan respon terhadap digoxin dan β-adrenergik
agonis juga dapat terjadi.
Seperti yang diketahui, hipokalsemia adalah suatu kondisi yang gawat
darurat karena menyebabkan kejang umum dan henti jantung. Dapat diberikan
20-30 ml preparat kalsium glukonas 10% atau CaCl 10% dapat diulang 30-60
menit kemudian sampai tercapai kadar kalsium plasma yang optimal. Pada
kasus kronik, dapat dilanjutkan dengan terapi per oral.
3. Anemia
Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya jumlah sel darah merah yang
bersirkulasi dalam tubuh atau merupakan suatu kondisi sel darah merah tidak
mencukupi kebutuhan fisiologis. Anemia didiagnosis dengan cara mengetahui
adanya konsentrasi Hb yang berkurang atau hematokrit yang menurun. Fungsi
utama Hb adalah membawa oksigen ke jaringan, sehingga penurunan konsentrasi
Hb dapat menimbulkan gejala kelemahan, sesak, palpitasi, dan pucat pada
konjungtiva ataupun palmar.

Anda mungkin juga menyukai