Keunggulan Kaum Sederhana daripada Kaum Elite

Bismillaahi aktubu,

- Terbukti di Masjid kaum yang sederhana tingkat ekonominya, kaum

lelaki yang Shalat berJama’ah di Masjid, jumlahnya lebih banyak
daripada yang Shalat berJama’ah di Masjid elite atau di rumah dari
kaum lelaki kaum kompleks elit.

- Terbukti dari praktek aksi pemberantasan Gereja yang tidak memiliki

ijin dari pemerintah. Masjid kaum elite tidaklah berhasil
menuntaskannya, namun Masjid kaum sederhana berhasil
menuntaskannya, sampai kaum Kafir Kristen tsb tidak dapat
menggunakannya karena tidak memiliki izin.

- Terbukti dari Shadaqah yang dapat dilihat di kencleng Masjid kaum

yang sederhana tingkat ekonominya, bahwa mereka lebih dermawan
daripada kaum yang berShadaqah di Masjid kaum elite.
Faktanya adalah bahwa kaum elite itu tidaklah mengeluarkan uangnya
kecuali karena anggapan bahwa mereka memiliki kewajiban dari Zakat
profesi, perdagangan, rumah dan kendaraan.

Yang benar adalah bahwa Zakat profesi itu tidak ada, sedangkan Zakat dari
perdagangan adalah tidak memiliki Nashab dan Haul. Adapun Zakat dari
rumah adalah dengan menerima orang menginap di rumah, sedangkan Zakat
dari kendaraan adalah dengan menumpangi orang.

Mereka lebih senang untuk mengeluarkan uang yang sifatnya mereka

anggap Wajib (Fardhu ’ain), daripada karena kesukarelaan.

- Terbukti dari jenis ’Ulama yang mereka undang ke Masjid elite

mereka. Mereka cenderung mencari orang yang bertitel S2 atau S3.
Ini sudah menjadi tipikal kaum yang merasa elite. Dan tidak jarang,
orang yang mereka pilih sebagai penceramah di Masjid mereka itu,
ternyata tidak menguasai setipis kulit ari pun terhadap ’ilmunya kaum
’Ulama Salafush Shalih.
Assalaamu manit taba’al huda (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan
keselamatan dari segala aib bagi manusia bagi yang mengikuti petunjuk).

Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh (Semoga kedamaian,

kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia, dan kasih
sayang kepada Allah dan keberkahan dari-Nya agar dicurahkan kepada
kalian).