Bismillaahi aktubu,
Bila alam semesta diatur oleh-Nya sesuai hawa nafsu dan do’a mereka,
tentulah telah hancur secara keseluruhan seluruh alam semesta ini.
KeGhuluwan itu adalah keover dosisan dari segala hal yang mereka anggap
‘Ibaadah.
Do’a adalah ‘ibaadah. Maka tidak pantas untuk beribadah secara Bid’ah.
Sampai hanya karena ada seorang dari kaum Salafiyyah, mereka rela
menjauhkan murid-muridnya dari Masjid.
Lain halnya dengan kaum yang merasa Junuud dan Askarnya bisa
mengontrol hasil Pemilu atau siapa-siapa yang akan menjadi Pemerintahan.
Jadi, kaum yang para Syaithan turun kepada mereka inilah yang mereka
sebut-sebut sebagai “Kyai langitan.”
Bila kaum seperti ini didengarkan anda akan tahu “Mereka suka
menganggap baik (Istihsan) sesuatu berdasarkan pilihan mereka sendiri.”
Jawaban:
Dulu juga, Adam dan Hawa ‘alaihuma Shalawatu wa Salaam telah berhusnu
zhan (berprasangka baik) kepada sang Iblis hingga akhirnya dikeluarkan dari
Surga (Jannah).
Jawaban:
Jawaban:
“Tata krama Muslim ialah dengan mengucapkan Salaam. Jadi bukan dengan
saling mendengki.”
Jawaban:
”Nah, golongan anda sendiri tidak memakai buku terakhir (qaul jadiidun)
dari Imam Abul Hasan Al Asy’ari yakni Al Ibaanah. ”
Apa bagian Kullabiyah dari Imam Al Asy’ari tsb, sedangkan dia sudah
bertaubat dari itu semua. Sedangkan golongan anda selalu mengungkit-
ungkit kesalahan tsb. Golongan anda sebenarnya dari golongan Kullabiyah,
Kullabiyah, dari nama seseorang yang mendirikan itu.
Jawaban:
”Lihat kalimat jawaban di atas. Ini justru yang paling sering ditimbulkan
oleh golongan-golongan serupamu.”
Jawaban:
”Mungkin yang anda maksud ialah bahwa kalian dari keturunan alim
’Ulama. Justru anda dari golongan yang suka memfitnah bahwa Imam
semacam Al Imam Abul Hasan Al Asy’ari Rahimahullah tidak memiliki
pendapat yang sama dengan Salafiyyah. Bagaimana pendapat terbaru Imam
tsb di bukunya Al Ibaanah? Al Ibaanah? Mungkin golongan anda sendiri
bahkan tidak pernah mendengarnya?.
Jawaban:
Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikallahu, wa Huwa ’alaa kulli syai’in
Qadiir, Allahu akbar kabiiraa, walhamdulillaahi katsiiraa, subhaanallahu
Rabbul ‘aalamiin. Laa haula wa laa quwwata illa billaahil ‘Aziizil Hakiim.
Subhaanallahu wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallahu akbar wa
laa haula wa laa quwwata illa billaahil ‘Aliyyil Azhiim.