Anda di halaman 1dari 4

Kaum Duniawi vs Kaum Syar’i (Salafiyyah)

Bismillaahi aktubu,

- Selain Salafi, sekarang ini ada beredar istilah-istilah seperti Negara


Sekuler I…….. , kemudian Negara Salafi I…….. , karena negara tsb
toh sudah banyak yang masyarakatnya Muslim.
Jadi bukan kita ingin mengkafirkan semua manusia di negara tsb, dengan
tidak menyebutnya negara Islam.
Akan tetapi, sebagai negara yang berlandaskan kepada kemunafikan
terhadap agama Allahu Ta’ala sendiri padahal mengaku sebagai
mayoritas Muslim.

- Allahu Subhaanahu wa Ta’ala senantiasa terkenal karena Syari’at


Islamnya.
Jadi bukan karena Demonstrasi, Kejawen melempar sesajen ke laut,
pariwisata Porno, pencabulan dan kemesuman di berbagai daerah,
Psikopat terhadap kekuasaan negara.

- Di negara Wahhabi/Salafi, pemerintah mereka menggaji ‘Ulama


mereka secara langsung, jadi negara mereka tidak merendahkan
‘Ulama mereka.
Dan juga, bahwa di negara Thaghut tsb Majelis ‘Ulamanya bukanlah
termasuk lembaga negara, dan justru ini kelebihan dari negara ini.
Yakni, karena negara tsb tidaklah lebih dari sekedar pemakai sistem
Thaghut.

- Telah dibuktikan bahwa beberapa kali kaum Muslim melihat adanya


keberhasilan kaum ahlul Bid’ah melawan kaum pendukung Thaghut.
Namun tentulah pada akhirnya mereka berhasil juga menyebarkan
Bid’ah-Bid’ah mereka tsb.

- Pada sisi lain kaum Salafiyyah bukanlah kaum yang pelit. Hanya saja,
mereka berada di dalam golongan yang minoritas jumlahnya. Karena
mereka benar-benar sebagai satu Jama’ah, bukan semata berpura-pura
sebagai satu Jama’ah.

- Kaum Salafiyyah menguasai solusi daripada permasalahan. Mereka


rela menanggung resiko apapun dalam mempraktekkannya.
- Kaum Salafiyyah Insya Allah tetap di dalam jalannya kaum Mukmin
walaupun mereka wafat sebelum adanya Khilafah Islamiyyah.
Apabila kaum duniawi ingin tetap di jalannya Thaghut, maka itu memang
karena Allahu Subhaanahu wa Ta’ala ialah Ar Rahmaan, yang Maha
Memberikan rizqi (Ar Razzaq) dan Maha Menghinakan Kaafirun.

- Mereka tidak menjual diri mereka kepada hawa nafsu yang rendah
dan hina. Subhaanallah. Melainkan mereka berusaha membeli diri
mereka sendiri dari Allahu ‘Azza wa Jalla. Jadi bukanlah, bukanlah
mereka itu orang-orang Al Fakir dan Al Miskin yang tidak
merendahkan hati dan dirinya kepada Allahu Jalla Jalaaluhu.

- Mereka tidak menganggap dirinya sebagai kaum yang sudah berilmu.


Malah banyaknya ada perorangan yang menganggap dirinya sudah
banyak membaca buku.
Dan daripada berJihad Fi Sabiilillah dengan penuh keberanian dan
kesungguhan semacam “Mengambil tangan (dengan privat) Presidennya
(kepala negaranya) untuk berdiskusi dan saling menasehati Presidennya
yang zhalim,” mereka lebih fanatik kepada Demonstrasi “pelemparan
batu,” padahal tidaklah mereka menginginkan Syari’at Islam atau
bersungguh-sungguh dalam menginginkannya.

Contohnya: Kaum yang senantiasa dicekoki oleh negaranya dengan


muatan-muatan ‘ilmu dalam agama Islam, akan tetapi dari selain
Salafiyyah.
“Mengambil tangan,” disitu memang diartikan sebagai “Berakrab dan
berbicara secara empat mata.”

- Mereka tidak suka terhadap penggolong-golongan kaum Muslim dan


mereka menuduh bahwa itu tidak memiliki dalil atau berasal dari
pengada-adaan. Kemudian akibat dari kemalasan mereka dari mencari
dan mendatangi Jama’ah Muslim yang terbukti memang mengikuti yang
Rasulullahu Shalallahu ‘alaihi Shalawatu wa Sallam dan Shahabatnya
berada diatasnya, merekapun menjadi enggan mendatangi Majelis ‘ilmu
Salafiyyah, kendati telah terkenal alamat lengkapnya di kota-kota seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogya, Surakarta, Solo dll.
- Mengenai negara Thaghut yang memiliki sumber daya alam sangat
kaya itu, memang kebiasaannya adalah bahwa Sumber Daya kelautan
mereka senantiasa dibegal oleh kaum Kaafirun.

Jadi tidak apa-apa, pantas saja mereka tidak dapat membantu Kashmir,
Palestina, Afghanistan, Iraq, Kosovo, Afrika, Myanmar, Thailand
(Pattani), India (Muslimnya).

- Mereka sesungguhnya adalah kaum yang sudah kalah sebelum


bertanding itu. Belum memakai Syari’at Islam, sudah harus mengikuti
hukum Thaghut dan berkompetisi di dalamnya.

- Kebiasaan mereka adalah bila sudah di ruangan terbuka dan di depan


kamera, maka mereka akan berbicara seidealis mungkin.
Namun, jika sudah di ruangan tertutup, dimana mereka hanya berhadapan
dengan segelintir orang, mereka rela berkata-kata Porno dan ekstrim serta
Radikal.

-Negara yang mengaku-aku dirinya sebagai negara berpenduduk


mayoritas Muslim terbesar di dunia. Akan tetapi memperbanyak kaum
sebangsa Robot Gedek. Semua trans seksual tsb ketika sedang
menganggur, ditakutkan akan menyodomi anak-anak.
Kemudian korban mereka akan menjadi Homoseksual sebagaimana mereka.

- Negara yang mengaku-aku dirinya sebagai negara Muslim Moderat, yang


terjadi adalah mereka sendiri sebenarnya memiliki keekstriman, yakni
bersikap kejam dan cuek terhadap Syari’at pemerintahan Islam, bertaklid
buta terhadap nenek moyang mereka hanya membangga-banggakan hal-hal
naluriah dan permainan duniawi semata.

Namun bila sudah dihadapkan kepada masalah-masalah yang menyangkut


kehidupan setelah kematian, yang kekal dan terbaik adanya, maka mereka
mulai menunjukkan wajah sebenarnya dari diri mereka.

Hanya Allahu Jalla Jalaaluhu yang dapat membalas secara setimpal atau
menyadarkan mereka dari kemunafikan mereka.

Assalaamu manit taba’al huda (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan


keselamatan dari segala aib bagi manusia bagi yang mengikuti petunjuk).
Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh (Semoga kedamaian,
kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia, dan kasih
sayang dari Allah dan keberkahan dari-Nya agar dicurahkan kepada
kalian).

Anda mungkin juga menyukai