Anda di halaman 1dari 4

How To Interpret NMR Spectra (Interpretasi Spektrum NMR)

What I write here just to share my experience when I had to interprete NMR spectra for my homework in my Compound Identification lecture, especially in NMR. Here, I had to find a spectra and got as much as clues from this spectra to be analyzed. I took the spectra from : Pavia, D.L, Lampman, G.M and Kriz, G.S., 2001. "Introduction to Spectroscopy"., Ed 3th,USA: Thomson Learning, page 159. It's just my work. I'm still learning. It can be right or wrong. I just want to share... :) Let's begin.. Following is the NMR spectra of ester with formula C7H14O2 which is derived from propanoic acid. Provide the structure. Here is my way to solve this spectra (in Bahasa Indonesia) Spektrum di bawah ini merupakan spektrum NMR dari isomer ester dengan rumus molekul C7H14O2 yang merupakan senyawa turunan dari asam propanoat.

Berdasarkan petunjuk dan spektrum di atas, ada beberapa hal yang bisa dianalisa untuk dapat menentukan strukturnya, antara lain: 1. Terdapat lima sinyal yang nampak pada spektrum tersebut. Hal ini menandakan jika terdapat lima macam proton yang berbeda dalam senyawa yang menghasilkan spektrum itu. Kelima macam sinyal (proton) tersebut selanjutnya ditandai dengan huruf a, b, c, d dan e untuk mempermudah analisa selanjutnya. 2. Dengan melihat pembelahan yang tampak pada sinyal, maka dapat diketahui jumlah proton tatangga yang mempengaruhi proton yang menghasilkan sinyal tersebut, yakni: Sinyal doublet, sehingga jumlah proton tetangganya = 1 Sinyal kuartet, sehingga proton tetangganya = 3 Sinyal multiplet, sehingga ia memiliki jumlah proton tetangga yang benyak (belum bisa ditentukan disini, namun jika dibandingkan dengan sinyal-sinyal lain yang muncul, bisa dipastikan jumlah tetangganya > 4) Sinyal triplet, sehingga proton tetangganya = 2 Sinyal doublet, sehingga proton tatangganya = 1

a) b) c) d) e)

Proton tetangga yang berpengaruh terhadap proton penghasil sinyal adalah proton yang terikat pada atom karbon (C) tetangganya. Dari data ini hanya bisa diketahui jumlah proton tetangga, namun belum bisa menentukan jumlah proton yang menghasilkan sinyal tersebut. Yang jelas, masing-masing sinyal dihasilkan oleh proton yang berinteraksi dengan proton lain yang memiliki lingkungan yang berbeda-beda. 3. Kecenderungan jumlah proton penghasil sinyal bisa diketahui dengan melihat integral dari sinyal yang dihasilkan. Nilai integral yang ditunjukkan tiap sinyal menunjukkan jumlah proton dari setiap jenis proton. Makin besar nilai integralnya (yang bisa dihitung dari jumlah kotak atau bahkan penggaris) maka makin banyak pula jumlah proton yang menghasilkan sinyal tersebut. Nilai integral sinyal e merupakan nilai integral yang tertinggi sekitar 3,3, sehingga kemungkinan jumlah proton yang menghasilkan sinyal e tersebut juga terbanyak, yang diikuti dengan sinyal d dengan nilai integralnya 1,8. Sementara sinyal a dan b mamilki intensitas hampir sama yakni 1,1 serta intensitas terkecil ditunjukkan oleh sinyal c (0,3), yang menandakan proton jenis c paling sedikit. Namun demikian, disini kita hanya mendapatkan hipotesis saja, kita belum bisa menentukan jumlah tiap proton. Perhitungan jumlah proton dilakukan dengan membandingkan nilai tiap integral dari proton yang berbeda ( tidak dibahas di sini). 4. Senyawa yang menghasilkan spektrum ini bisa ditentukan dengan memperhatikan analisa di atas (analisa 1, 2 dan 3) serta petunjuk yang ada di atas spektrum, dimana dari rumus molekul yang telah diketahui (C7H14O2) akan sangat membantu dalam penentuan struktur molekulnya. 5. Sinyal ini dihasilkan oleh senyawa ester dengan rumus molekul C7H14O2 yang merupakan turunan dari asam propanoat, sehingga dari sini bisa diketahui struktur awal:

Dari struktur tersebut dapat diketahui jika terdapat 2 macam proton berbeda, yakni proton 1 dan 2. Kedua proton ini akan menghasilkan dua macam sinyal yang berbeda pula, dimana: Proton 1 terdiri dari tiga buah proton dan memiliki dua proton tetangga. Proton ini akan mengasilkan sinyal triplet. Dalam spektrum, sinyal ini ditunjukkan oleh sinyal d dengan intensitas yang cukup tinggi. Sinyal yang dihasilkan oleh CH3 ini memiliki nilai pergeseran kimia di daerah upfield yakni 0,7-1,3 ppm yang disebabkan oleh shielding yang cukup kuat dari atom karbon terhadap proton. Proton 2 terdiri dari dua buah proton dan memiliki tiga proton tetangga, sehingga akan menghasilkan sinyal kuartet. Proton yang dihasilkan gugus jenis ini akan muncul pada nilai pergeseran 1,5-3 ppm. Proton ini terletak lebih dekat dengan gugus penarik elektron (gugus karbonil) sehingga akan lebih deshielding daripada proton 1. Sinyalnya akan lebih jauh dari TMS dibandingkan proton 1. Sinyal ini ditunjukkan oleh sinyal b.

. -

6. Tahap selanjutnya adalah menentukan gugus R yang terikat pada atom O. Gugus ini mestilah berupa C4H9 (butil). Dengan memperhatikan sinyal a, b dan e, dapat diperkirakan: Sinyal a doublet, sehingga jumlah proton tetangganya adalah 1 dimana ia terletak pada nilai mendekati 4 ppm (paling jauh dari TMS dibandingkan sinyal yang lain). Hal ini menunjukkan jika proton ini paling tidak terlingdungi (paling deshielding) dibandingkan dengan proton yang lain. Jika dilihat dari jenis senyawanya, tidak terlindungnya proton ini disebabkan oleh elektronegatifitas oksigen. Kemungkinan proton ini terletak pada atom karbon yang berikatan dengan oksigen (CH2O) dan berikatan dengan karbon lain (tetangga) yang memiliki 1 proton, seperti yang tampak pada proton 4 dibawah. Strukturnya:

Sinyal c merupakan sinyal multiplet sehingga proton yang menghasilkan sinyal itu pastilah memiliki banyak tetangga. Dari struktur di atas, sinyal ini akan muncul dari proton yang terikat karbon 5, jika karbon 5 tersebut mengikat dua metil. Hal ini diperkuat dengan nilai pergeseran kimia yakni 0-2 yang merupakan nilai bagi gugus R3CH. Sehingga strukturnya:

Proton no 5 hanya terdiri satu buah proton saja, sehingga intensitsnya paling kecil. Proton ini lebih shielding daripada proton 4, sehingga ia lebih mendekati TMS. Sinyal e merupakan sinyal doublet yang dihasilkan oleh proton 6 dan 7. Proton 6 dan 7 terletak pada atom karbon yang berbeda, namun keduanya memiliki lingkungan yang sama sehingga hanya menghasilkan satu sinyal saja. Namun karena sinyal ini dihasilkan oleh sejumlah banyak proton (paling banyak diantara proton jenis lain) maka menghasilkan intensitas yang tertinggi pula. Jenis proton ini paling shielding diantara jenis-jenis proton yang lain dalam senyawa ini sehingga ia paling mendekati TMS.

Kesimpulan Dari beberapa analisa tersebut bisa diambil beberapa kesimpulan, yakni: 1. ruktur senyawa yang menghasilkan spektrum NMR di atas adala isobutil propanoat dengan rumus strukturnya:

1. Tiap jenis proton dalam senyawa tersebut menghasilkan sinyal-sinyal yang berbeda. Terdapat lima sinyal yang dihasilkan lima macam proton, yakni: - Proton 1 menghasilkan sinyal d - Proton 2 menghasilkan sinyal b - Proton 4 menghasilkan sinyal a - Proton 5 menghasilkan sinyal c - Proton 6 dan 7 menghasilkan sinyal e 2. Pergeseran kimia dari tiap proton berturut-turut dari yang paling deshielding adalah: Proton 4 proton 2 proton 5 proton 1 proton 6 dan 7 Atau jika dituliskan dalam simbol untuk sinyal yakni: Sinyal a sinyal b sinyal c sinyal d sinyal e Hal ini memastikan jika spektrum NMR benar-benar dihasilkan oleh isobutil propanoat Menurut saya, cara ini bisa digunakan jika senyawa yang menghasilkan spektrum tersebut diketahui turunan dari senyawa apa (dalam hal ini spektra ini muncul dari turunan senyawa asam propanoat). Jika hanya diketahui rumus mulekulnya saja, maka penentuan struktur akan lebih rumit. Perlu lebih mengutak atik :)

Anda mungkin juga menyukai