PENDAHULUAN
Beberapa penelitian menunjukkan: ada korelasi antara naiknya konsentrasi GRK dengan kenaikan suhu permukaan bumi.
Di Antartika: Kenaikan kadar CO2 berkorelasi dengan kenaikan suhu di tempat itu Di Arktik: kenaikan gas metan di udara berkorelasi dengan suhu
Ada dua kemungkinan berkenaan dengan korelasi antara naiknya kadar GRK dan kenaikan suhu bumi:
1. Kenaikan suhu disebabkan oleh
Sebuah teori beranggapan: Di alam terdapat mekanisme umpan-balik yang bekerja melawan kenaikan suhu
Kenaikan suhu menyebabkan naiknya laju penguapan air sehingga akan terbentuk lebih banyak awan. Makin banyak awan akan makin banyak sinar matahari yang dipantulkan ke angkasa. Dengan lebih sedikitnya sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi, maka suhu bumipun akan turun kembali.
4
Almanak Lingkungan Hidup Indonesia 1995/1996: Bumi telah memasuki masa pemanasan global
Alasan:
Enam
tahun terpanas dalam seratus tahun terakhir, semuanya jatuh pada dekade 1980-an Urutan dari tertinggi ke terendah: 1988, 1987, 1983, 1981, 1980, dan 1986.
Apabila kecenderungan naiknya kadar CO2 terus berlanjut seperti sekarang, pada tahun 2030 kadar itu akan menjadi dua kali lipat dibandingkan masa pra-industri; dan suhu diperkirakan akan naik 1-7C.
5
Rata-rata temperatur permukaan bumi meningkat sebesar 0,6C pada abad ke 20, dan sesuai perkiraan IPCC, temperatur dapat meningkat 1,4-5,8C setelah 1990 hingga 2100. Kebanyakan pengukuran oleh para ilmuwan, peningkatan temperatur tersebut berasal dari meningkatnya konsentrasi GRK, seperti CO2, dll.
8
BIODIVERSITAS:
Pasal 2: Konvensi tentang Biodiversitas: BIODIVERSITAS, adalah keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologis yang merupakan bagian dari keanekaragamannya; mencakup keanekaragaman di dalam spesies, di antara spesies, dan ekosistem.
10
(1989): Keanekaragaman hidup di bumi, mencakup jutaan spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme; materi genetik yang dikandungnya; serta ekosistem yang dibangun sehingga menjadi sebuah lingkungan hidup. Level spesies, mencakup seluruh organisme di bumi, mulai dari Monera (Bakteria dan Cyanobacteria), Protista (Flagellata, Amoeba, dan Ciliata), serta dunia tumbuhan, hewan, dan jamur (fungi). Level gen, mencakup variasi genetik di dalam spesies, di antara populasi yang saling terpisah, serta di antara individu di dalam satu populasi. Level ekosistem, meliputi variasi dalam komunitas biologi (di mana spesies hidup) dan dalam ekosistem (dimana komunitas berada), serta interaksi yang terjadi di antara level-level tersebut.
11
makanan, obat-obatan, sumberdaya alam dan jasa ekologi seperti siklus biogeokimia, pengendalian hama, purifikasi air, pengaturan iklim, dll.
13
15-12-2008
14
Mendukung biodiversitas dan kecukupan sumberdaya gen (baik spesies liar maupun domestik), membantu berbagai spesies untuk mengatasi kesukaran akibat variasi dan gangguan iklim. Memberi keuntungan manusia untuk mencukupi segala kebutuhannya (material, spiritual, budaya dan estetika).
15
meningkatkan kerentanannya terhadap penyakit, dan stress lingkungan, menurunkan daya lentingnya (resilience) terhadap gangguan, menurunkan produktivitas ekosistem. Menjaga biodiversitas merupakan upaya konservasi yang sempurna, menjaga ekosistem tetap sehat, dan modal utama untuk dapat memberikan keuntungan kepada manusia sebesar-besarnya.
16
Pertama, pertumbuhan penduduk: Pertumbuhan penduduk dapat mempercepat hilangnya spesies dan ekosistem. Saat penduduk dunia melampui 6 milyar jiwa, setengah luas hutan dunia telah diubah dan dirusak; sumberdaya air tawar dan laut-pun dieskploitasinya. Akibatnya: banyak spesies yang hilang serta banyak ekosistem rusak.
17
Kedua, dampak kegiatan manusia Pemanfaatan berlebih (Overhunting) Degradasi/fragmentasi/hilang nya habitat Serangan dari species pendatang (bukan asli = nonnative) Pencemaran Pemanasan global dan perubahan iklim
18
Ancaman lebih besar pada daerah dengan temperatur tinggi maksimal ekstrim, dari pada tempat dengan temperatur rendah minimal ekstrim. Peningkatan dalam variabilitas (kecenderungan untuk berubah) pada iklim;
Dengan
ekspansi, kontraksi, dan migrasi habitat; meningkatnya insiden penyakit dan invasi spesies; perubahan-perubahan temperatur, curah hujan, dan kondisi lingkungan lain; perubahahan dalam ketersediaan makanan; kegagalan dalam interaksi ekologis dengan spesies lain (contoh: kehilangan polinator)
20
Global Warming punya pengaruh Signifikan terhadap Spesies Hewan & Tumbuhan di Seluruh Dunia:
Burung meletakkan telur lebih awal dari biasanya Tumbuhan berbunga lebih awal dari sebelumnya Mammalia terbebas dari hibernansi lebih segera
Perubahan ekologis seperti itu terjadi saat bumi mengalami pemanasan hanya 0,74C dibanding 100 tahun lalu. Tentunya, dampak terhadap spesies dan ekosistem akan jauh lebih parah lagi saat temperatur naik sebesar 6,4C setelah thn 2100.
21
Distribusi spesies di bumi (biogeografi) sangat berhubungan dengan kondisi iklim di setiap lokasi. Perubahan iklim dapat mengubah pola distribusi spesies, karena hewan maupun tumbuhan tidak dapat menoleransinya.
Hewan yang akan pindah tempat terganggu oleh banyak barrier: geografi, akses jalan raya, kota, dan barrier lain sehingga distribusinya terganggu. Kawasan dilindungi berada pada lokasi yang tetap. Adanya perubahan iklim di kawasan tersebut, beberapa spesies dan ekosistem dapat tereliminasi oleh perubahan iklim tersebut.
22
pertanian secara regional dapat mengalami penurunan ataupun peningkatan diakibatkan oleh perubahan iklim. Para ahli khawatir: pada akhir abad XXI, 25% spesies akan mengalami kepunahan, akibat dari perubahan iklim
23
Climatic Envelope (Bioclimatic Envelope) adalah kisaran temperatur, curah hujan, dan parameter lain yang berhubungan dengan iklim pada spesies yang eksis saat ini. Di zona iklim panas: lokasi geografi climatic envelope berubah secara signifikan.
Secara
normal spesies tidak dapat survive lebih lama bila hidup di tempat asalnya. Spesies butuh mengikuti climatic envelope mereka dengan migrasi ke lingkungan yang lebih dingin atau lebih lembab. Biasanya ke atas bukit, atau ke lintang lebih tinggi (mendekati kutub).
24
Dalam banyak kasus, migrasi seperti itu tak dapat dilakukan hewan:
Tanah
tidak sesuai Barrier geografi atau barrier daerah binaan manusia (jalan tol, pembangunan kota, dll.) Kompetisi dengan spesies yang ada di suatu area.
25
Pygmi possum (tikus berkantung gunung) di Australia: yang secara khusus terancam menjadi menghilang (punah) dari habitatnya akibat global warming
26
Coral Bleaching
Suhu permukaan laut lebih panas: menyebabkan Coral Bleaching, yaitu pemutihan koral karena keluarnya alga simbiotik uniseluler : Zooxanthellae. Alga zooxanthellae yang tinggal dalam jaringan koral ini, memberikan kisaran warna yang sangat spektakuler terhadap koral. Zooxathellae keluar saat koral dalam keadaan stress akibat faktor lingkungan (temperatur air melampui kisaran toleransinya, atau polusi).
27
Coral Bleaching
15-12-2008
28
Coral Bleaching
zooxanthellae berdampak pada pertumbuhan koral, dan koral lebih rentan terhadap serangan penyakit
Bleaching terjadi di Great Barrier Reef, pada tahun 1998 dan 2002; dan menyebabkan kematian koral pada beberapa tempat.
29
30
Tikus berkantung cincin ekor hijau (green ringtail possum) di Australia tak mampu mengontrol suhu tubuhnya saat suhun lingkungan meningkan melebihi 30C
31
Upaya apa saja yang dapat kita lakukan dalam menghadapi Global Warming?
Para ahli melakukan berbagai upaya: Melakukan mitigasi Melakukan minimalisasi pengaruh Melakukan penyesuaian
32
33
TERIMA KASIH