Anda di halaman 1dari 6

COVID19 DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMANASAN GLOBAL

I. PANDEMI COVID19
WHO menetapkan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 sebagai
Pandemi dan mengakibatkan dunia berada dalam keadaan krisis kesehatan
masyarakat. Wabah yang bermula dari Wuhan, Tiongkok ini menyebar dengan
cepat dan menginfeksi hampir semua Negara di dunia. 
Sebagai upaya mencegah dan memutus rantai penularan covid19 hampir
seluruh Negara di dunia melaksanakan kebijakan pembatasan interaksi sosial.
Mulai dari kebijakan pengurangan aktifitas industry, kantor, sekolah dan
keagamaan, sampai pada pembatasan skala besar dan lockdown kota kota atau
wilayah tertentu yang kecepatan penularan covid19 disana telah
mengkhawatirkan.
Kebijakan ini menimbulkan dampak yang sangat luar biasa terhadap aktifitas
manusia dalam semua bidang kehidupan. Dampak yang terlihat adalah penurunan
besar besaran aktifitas manusia pada sektor ekonomi, transportasi, industri,
pariwisata dan pendidikan. Semua fasilitas umum yang biasanya selalu ramai
menjadi sepi. Jam buka fasilitas umum juga berkurang. Sebagian pekerja
melaksanakan WFH (work from home). Pendidikan juga berlangsung secara
daring. Sektor perdagangan juga banyak menggunakan fasilitas daring dalam
bertransaksi. Dan masih banyak contoh lainnya. Yang mengakibatkan penurunan
aktifitas dan interaksi manusia di luar rumah.

II. PEMANASAN GLOBAL


Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan
ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, suhu rata-
rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C. Meningkatnya suhu
rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas
rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon,
perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu
bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan.
Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan
sistem terhadap ekosistem di bumi, antara lain; perubahan iklim yang ekstrim,
mencairnya es sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan
pola presipitasi. Adanya perubahan sistem dalam ekosistem ini telah memberi
dampak pada kehidupan di bumi seperti terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.
Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang
merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini
mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat
mengakibatkan pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat
yang hidup di daerah pesisir terancam. Permukiman penduduk dilanda
banjir rob akibat air pasang yang tinggi.
b. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim
menyebabkan musim sulit diprediksi. Petani tidak dapat memprediksi
perkiraan musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat
musim tanam yang sulit diprediksi dan musim penghujan yang tidak
menentu maka musim produksi panen juga demikian.
c. Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi
terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan
suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara
dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan.
d. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban
dan produktivitas primer sehingga sejumlah hewan melakukan migrasi
untuk menemukan habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan
berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus
laut (yang membawa nutrien dan migrasi ikan).
e. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak
menentu menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
f. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada
puncaknya.
g. Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan
terjadinya perubahan arus laut. Hal ini dapat berpegaruh pada migrasi
ikan, sehingga memberi dampak pada hasil perikanan tangkap.
h. Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap
resistensi kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu,
kondisi ini tidak menutup kemungkinan adanya pertumbuhan dan
resistensi organisme penyebab penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang
berubah resistensinya terhadap perubahan musim dapat meningkatkan
penyebaran organisme ini lebih luas. Ini menimbulkan wabah penyakit
yang dianggap baru.
i. Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu
karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan
Salomon, Papua Nugini, Timor leste dan Philipina.

III. DAMPAK COVID19 TERHADAP PEMANASAN GLOBAL


Pandemi virus corona yang menyebabkan Covid-19 semakin memberi
pukulan keras terhadap ekonomi global. Namun, ada dampak lain yang sangat
positif bagi lingkungan. Covid-19 menunjukkan pengaruh positif terhadap
polusi udara secara global.
Saat China menyatakan lockdown karena penyebaran virus corona yang
semakin liar, citra satelit menunjukkan tingkat polusi yang menurun drastis di
langit Negara itu.
Laporan lainnya para astronom menunjukkan penurunan emisi nitrogen
dioksida di langit Eropa. Dengan menggunakan instrumen Tropomi pada satelit
Copernicus Sentinel-5P, astronom mengambil gambar permukaan Bumi yang
diambil dari 1 Januari hingga 11 Maret 2020. Gambar tersebut menunjukkan
penurunan nitrogen dioksida, yakni emisi gas buang dari kendaraan bermotor
dan asap industri, yang turun secara drastis. Claus Zehner, manajer misi Badan
Antariksa Eropa (ESA) Copernicus Sentinel-5P mengatakan meski mungkin ada
variasi dalam data karena tutupan awan dan perubahan cuaca, namun dia
meyakini pengurangan emisi terjadi bersamaan dengan lockdown di Italia. Hal
ini menyebabkan lebih sedikit lalu lintas dan kegiatan industri Italia. Untuk saat
ini, Zehner mengaku tidak memiliki studi peer-review yang mengukur dampak
kesehatan sejati dari pengurangan emisi. Akan tetapi, mengingat apa yang
diketahui tentang bahaya pencemaran udara yang meluas, kemungkinan akan
ada manfaat langsung dalam bentuk polusi yang lebih sedikit.

Peneliti sumber daya lingkungan dari Standford University, Marshall Burke


melakukan beberapa perhitungan tentang penurunan polusi udara baru-baru ini
di beberapa wilayah di China. Seperti diketahui, virus corona yang kali pertama
mewabah di Wuhan, telah menewaskan ribuan orang. Bahkan hingga saat ini,
jumlah korban tewas karena Covid-19 terus bertambah di seluruh dunia.
Menurut Burke, sangat mungkin nyawa yang diselamatkan secara lokal dari
adanya pengurangan polusi akan melebihi kematian akibat Covid-19.
Dengan menurunnya tingkat emisi sehubungan dengan penurunan aktifitas
manusia sehubungan dengan pandemic Covid19, ada harapan untuk
menurunkan tingkat pemanasan global dimasa datang apabila perubahan
perilaku sehubungan pengurangan aktifitas ini terus berlangsung dalam jangka
panjang.
Pada akhirnya Pandemi virus corona sebagai bencana kesehatan global ini
adalah kesempatan untuk menilai. Salah satunya aspek mana dari kehidupan
modern yang mutlak diperlukan, dan perubahan positif apa yang mungkin
terjadi jika kita mengubah kebiasaan dalam skala global setelah besarnya
dampak pandemi virus corona yang akibatkan Covid-19 dan kembali
memikirkan dampak pemanasan global terhadap keberlangsungan umat
manusia.

Daftar Pustaka :

1. jurnal.lapan.go.id/index.php/berita_dirgantara/article/download/732/649
2. https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/324/HAY-GLOBAL-Impact-and-
Emplementation-Miminization.pdf
3. https://asset.kompas.com/crops/OoDAsu1V3qLQPmCXzOODA3hn9Ag=/
9x0:1161x768/750x500/data/photo/2020/03/17/5e709ea09cdc6.jpg

Anda mungkin juga menyukai