Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN TN A DI RSUD AJIBARANG

Oleh:

Totoh Siti Mutoharoh Shella Dwi Putri Armaya Silviyani Retno Dyah Palupi

(G1D010002) (G1D010016) (G1D010021) (G1D010027)

Fransisca Permata Indah W (G1D010069)

Blok Fundamental of Nursing II, Spiritual, Nutrisi, dan Cairan Elektrolit Semester 3 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN A DENGAN MELENA DI IRNA 3A RSUD AJIBARANG

Pengkajian dilakukan pada: Kamis, 5 Januari 2012 pukul 18.00 WIB Di Ruang IRNA 3A RSUD Ajibarang I. PENGKAJIAN A. Identitas Pasien Nama : Tn. A Umur : 41 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : Tamat SD Pekerjaan : Petani Alamat : Ajibarang, Randengan 4/4 Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Diagnosa Medis : Melena Nomor RM : 066415 Masuk RS : 05/01/2010 B. Riwayat Kesehatan 1. Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien masuk di Ruang IRNA 3A dengan keluhan gemetar dan pusing jika berdiri terlalu lama. Setelah cek lab, pasien menderita anemia. Pasien kemudian dirujuk ke rumah Sakit Ajibarang. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah mempunyai penyakit yang serius sampai dimondokan di RS kecuali untuk penyakit melena. 4. Riwayat keluarga Di dalam keluarga pasien tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien atau oenyakit keturunan sepetri Hipertensi, DM, atau Asma. 5. Diagnosa medic pada saat masuk rumah sakit, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan mulai dari pasien masuk rumah sakit ( UGD atau Poli ) sampai diambil kasus kelolaan. Masalah atau diagnose medic pada saat itu adalah melena.

C. Pengkajian Pola Fungsional 1. Pemeliharaan Kesehatan Pasien dan keluarga pasien sangat menjaga kesehatannya. Apabila sakit langsung dibawa berobat saja. 2. Pola Nutrisi-Metabolik Sebelum sakit Makan: Nasi, lauk pauk porsi habis. Makan 3x 1 hari Minum : 2 liter/hari. Jenis air putih Setelah sakit Makan : Diit rumah sakit, porsi habis dalam 3x makan sehari Minum : 2,5-3 liter/ hari. Jenis air putih 3. Pola Eliminasi a. Pola defekasi Sebelum sakit : BAB : 3x 1 minggu. Konsistensi lunak, warna dan bau khas Setelah sakit : BAB : 2x1 minggu. Konsistensi keras, warna dan bau khas b. Pola eliminasi urin Sebelum sakit : BAK 4-6x/hari warna dan bau khas Setelah sakit: BAK 4x/hari warna dan bau khas 4. Aktifitas- Pola Latihan Sebelum sakit : Kemampuan perawatan diri mulai dari makan, minum, toileting, dan mobilitas fisik dilakukan secara mandiri Selama Sakit: kemampuan perawatan diri pasien terbatas seperti dijalaskan dalam tablel: Kemampuan dalam perawatan diri 0 1 2 3 4 Makan / Minum X Mandi X Toileting X Berpakaian X Mobilitas di tempat tidur X Berpindah X Ambulasi/ROM X Keterangan : 0 : mandiri, 1: dengan alat, 2 : dibantu orang lain, 3 : di bantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total 5. Pola Kognitif dan sensori Kognitif: a. Penglihatan Penglihatan pasien masih baik. Pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacamata. b. Pendengaran Pasien masih dapat mendengar dengan jelas c. Pasien masih bisa membedakan sensasi rasa panas, dingin, dan nyeri

d.Pengecap Pasien dapat membedakan rasa manis, pahit, asam, dan asin Sensori: Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dan menerima perawat dengan baik saat pengkajian 6. Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit: 6 jam/hari Setelah sakit : 7-8 jam/hari

7. Pola konsep diri 1. Gambaran diri Pasien merasa terganggu ats penyakit melena yang dideritanya. Namun pasien masih bersyukur tidak ada bagian lain yang terkena 2. Identitas diri Pasien adalah seorang laki-laki berusia 41 tahun mempunyai seorng istri dan 4 oerang anak 3. Peran Pasien berperan sebagai seorang suami dan ayah bagi ke 4 orang anaknya 4. Ideal diri Pasie menginginkan dirinyatetap dalam kondisi yang sehat agar dia tidak merepotkan keluarganya terutama istrinya. Serta tetangganya tidak bersusah payah menjenguknya 5. Harga diri Pasien tidak merasa malu atas penyakit yang dideritanya karena pasien me ngatakan penyakitnya tidak menular 8. Pola peran dan hubungan Selama dirumah sakit pasien ditunggui oleh istrinya. Pasien mengatakan sangat dengat dengan istrinya apabila ada masalah dia selalu bercerita dengan istrinya. Pasien mempunyai prinsip tidak ingin merepotkan orang lain disekelilingnya sehingga pasien berusaha untuk melakukan aktivitas seperti makan, berpindah secara mandiri. Pasien juga mengatakan rela tidak mandi selama dirawat karena pasien merasa takut merepotkan istrinya. Pasien sangat menjaga hubungan dengan tetangga, ia merasa malu apabila tetangganya mengetahui pasien dirawat di rumah sakit. Sehingga pasien mengatakan dia tertutup dalam merahasiakan bahwa dirinya di rawat di RS 9. Pola Reproduksi dan Seksual Pasien seorang laki-laki dan mempunyai 4 orang anak 10. Pola Pertahanan Diri/ Koping

Pasien mengatakan apabila da masalah pasien bercerita kepada istrinya. 11. Pola Keyakinan dan Nilai Pasien beragama islam. Sebelum sakit pasien beribadah kadang-kadang. Ien Setelah sakit pasien tidak sholat dan kegiatan keagamaan menurun. Pada saat sakit, pasien mengatakan takut akan kematian 12. Pengkajian Data Subjektif 1. Tn A mengatakan bahwa agama dan Tuhan itu merupakan hal yang penting dalam hidupnya. 2. Tn A biasanya meminta bantuan kepada istrinya 3. Tn A mengatakan sebelum sakit dia beribadah tetapi tidak sepenuhnya dan setelah sakit pasien jarang beribadah Karena keterbatasan fisik. 4. Tn A mengatakan jika terjadi masalah atau merasa takut dia meminta bantuan kepada keluarga, Tn A meminta pertolongan Allahsupaya diberi kemudahan. 5. Menurut Tn A yang dibutuhkan saat ini adalah kesehatan dan kesembuhan karena Tn A ingin beraktivitas seperti biasanya. 13. Data pengkajian Objektif 1. Afek dan sikap Pasien tampak sedang, tidak merasa kesepian karena selalu ada anak-anak dan istrinya disampingnya, dan tetangga serta teman-teman yang mengunjunginya dan memberkan motivasi. 2. Perilaku Pasien tidak tampak membawa kitab suci atau buku keagamaan dan pasien tidak meminta dikunjung pemuka agama atau pembimbing kerohanian. 3. Verbalisasi Pasien tidak meminta dikunjungi oleh pemuka agama atau pembimbing kerohanian 4. Hubungan inter personal Respon pasien sangat baik jika keluarganya datang berkunjung. Hubungan pasien dengan tenaga perawat baik dan dapat bekerja sama dengan baik 5. Lingkungan Pasien tidak tampak membawa perlengkapan ibadah. Pasien tampak mengekspresikan sedikit rasa takut dan cemas. Pasien tidak tampak kesepian karena selalu ditemani oleh keluarganya

D. Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran : kompos mentis : sedang 2. Tanda vital

a. Pernafasan : 20x/menit, teratur b. Nadi : 80x/menit, teratur c. Suhu : 36c d. Tekanan darah : 120/80 mmHg 3. Head to toe a. Kepala 1. Rambut : hitam, lurus, sedikit beruban, tidak kotor 2. Mata : konjuntiva anemis, sclera tidak ikterik, tampak pucat 3. Hidung : simetris, tidak ada polip 4. Mulut : mukosa lembab, lidah tidak kotor, bibir tidak sianosis, namun sedikit pucat. 5. Telinga : bentuk simetris tidak ditemukan serumen b. Leher : tidak ada distensi JVP c. Thorax : 1. Paru-paru : tidak ada bunyi ronkhi, wheezing, dan creekles 2. Jantung : mur-mur(-), gallop(-) d. Abdomen : supel, sedikit nyeri dibagian bawah 1. Hepar : tidak teraba 2. Lien : tidak teraba e. Punggung : luka(-), lordosis (-), kifosis (-) f. Genetalia : laki-laki g. Ekstermitas 1. Ekstermitas atas : terpasang infuse RL tangan kanan 2. Ekstermitas bawah : pergerakan (+), edema (-), varises (-) 3. Reflek dan kekuatan motorik : Tangan kanan (5) Kaki kanan (5) h. Kulit Tangan kiri (5) Kaki kiri (5)

: warna kuning langsat, turgor kulit sedang dan lembab, akral dingin.

PATHWAY MELENA

II.

Analisa Data 1. Pengkajian Masalah Ketidakefekti fan perfusi jaringan: perifer Etiologi Penurunan Hb dalam darah Rasionalisasi Bakteri, virus, infasif ke dinding mukosa usus Perdarahan mukosa usus Temuan hematin dalam feses Melena Hb dalam darah perfusi jaringan: perifer Konjungtiva anemis, bibir pucatakral dingin

Tanggal/ Data focus jam Kamis, 5 Ds : januari Pasien 2012 mengeluh pusing Pasien merasa mual Pasien mengeluh badan gemetaran

Do :

Akral dingin Konjungtiv a anemis Bibir tamapak pucat Suhu : 36c Kimia darah, Hb : 4,4 g/dl Cemas Pasien mengatakan takut adanya kematian karena penyakitnya tersebut Perubahan status kesehatan

Kamis, 5 Ds : januari2 012

Penyakit melena pada Tn.A Nilai lab Hb dibawah normal Butuh waktu lama dalam perawatan Kecemasan

Do :

Pasien

tampak gelisah Focus terhadap diri sendiri Risiko Distress spiritual Penyakit (melena)

DS: pasien mengatakan takut mati dan tidak sholat karena merasa kotor(jarang mandi selama sakit) DO: pasien tampak gelisah, focus terhadap diri sendiri TTV: Suhu:360C

2.Diagnose Keperawatan 1.Cemas b.d perubahan status kesehatan 2.Risiko distress spiritual b.d penyakit (melena) 3.Planning No 1 Diagnose keperawatan Cemas b.d perubahan status kesehatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi Pendekatan spiritual penting dilakukan pada pasien-pasien dengan kecemasan tinggi. Pendekatan yang menenangkan dapat membawa suasana hati yang

NOC : Anxiety reduction : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Gunakan selama 3x24jam. Masalah ketidakefektifan pendekatan yang perfusi jaringan perifer pasien teratasi, menyenangkan dengan skala sebagi berikutr : Pahami perspektif 1. Tidak pernah menunjukan terhadap situasi 2. Jarang menunjukan stress 3. Kadang menunjukan Temani pasien 4. Sering menunjukan untuk memberikan 5. Selalu menunjukan keamanan dan mengurangi takut

N o 1.

Indikator Mengenali faktor penyebab Mengenali lamanya (onset) sakit (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Mengguna kan metode nonanalgetik untuk menguran gi nyeri Melapork an bahwa nyeri berkurang dengan mengguna kan manajeme n nyeri Menyatak an rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tujuan Awa l 1 2 3 4 5 2 v

2.

3.

4.

5.

nyaman Berikan informasi factual mengenai Pendampingan diagnosis, tindakan yang efektif prognosis dengan pemberian Dengarkan dengan motivasi yang penuh perhatian adekuat perlahan Identifikasi tingkat dapat mengurangi kecemasan tingkat Instruksikan pasien kecemasan menggunakan teknik pasien. namun relaksasi apabila perawat terlalu masuk Coping dalam enchancement: kepribadian pasien dapat Bantu pasien menimbulkan memahami proses ketergantungan. penyakitnya Penggunaan Hargai dan teknik relaksasi diskusikan seperti distraksi, alternative respon nafas dalam, terhadap situasi terapi music Dukung penggunaan dapat mekanisme mengalihkan defensive yang tepat perhatian pasien Bantu pasien sehingga tidak menemukan strategi berfokus terhadap koping positif cemasnya. Pemahaman yang baik akan proses penyakitnya dapat membantu pasien menentukan mekanisme defensive untuk mengurangi cemas dan pasien dapat menggunakan strategi koping yang efektif.

6.

Tanda vital dalam rentang normal

2 Risiko Distress spiritual b.d penyakit ( Melena)

NOC Setelah dilakukan perawatan selama 3x 24 jam diharapkan pasien akan Masalah Risiko Distress spiritual b.d penyakit ( Melena) pasien teratasi, dengan skala sebagi berikutr : 1. Tidak pernah menunjukan 2. Jarang menunjukan 3. Kadang menunjukan 4. Sering menunjukan 5. Selalu menunjukan

Tujuan No Indikator Awal 1 2 3 4 5 1. Memodifikasi cara ibadah ( wudhu diganti dengan tayamum,sholat berbaring diganti sambil berbaring) Mengekspresikan rasa percaya diri Mengekspresikan rasa optimis 1 v

2.

3.

1.Spiritual Support - Gunakan komunikasi terapeutik untuk menciptakan rasa saling percaya dan empati - Fasilitasi pasien untu berdoa dan melakukan ibadah ( menyiapkan alat yang digunakan:sarung, kopiah, dll) 2.Emotional Support - diskusikan dengan pasien tentang pengalaman emosinya - berikan pemahaman fase berduka ( denial, anger, bargaining, daan acceptance) 3. Religius Ritual Enhancement - berikan video atau audio tentang ceramah keagamaan -dampingi pasien memodifikasi ibadahnya

Komunikasi yang baik akan membuat pasien percaya bahwa dia bisa sembuh dengan dukungan orang sekitarnya Berdoa akan membuat hati menjadi tenang dan pasien punya semangat untuk hidup Saling bertukar pikiran akan membuat beban pikiran seseorang berkurang Pemahaman tentang fase berduka akan membantu pasien untuk berhenti di satu fase. Pasien akan berfikir dan mulai bisa menerima keadaannya Melihat dan mendengarkan ustadz ceramah akan membuat pasien mendapatkan pencerahan dan menenangkan jiwa

DAFTAR PUSTAKA

Rosenberg, C. M., & Smith, K. (2010). Nanda diagnosa keperawatan definisi dan klarifikasi. Yogyakarta: Digna Pustaka. Moorheads, & Johnson, M. (2006). Nursing Outcomes Classification. Missouri: Mosby. Dochterman, C. Y., & Bulechek, M. C. (2004). Nursing Intervention Classification. Missouri: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai