LP DHF
LP DHF
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DI RUANG MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG
Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik Keperawatan Pediatric
DISUSUN OLEH :
Wiwik Markhamah
1.1.10343
DEMAM BERDARAH
I. DEFINISI Suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk apecies Aides Aegypti yang menyerang pada anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan: demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi perdarahan dan cenderung menimbulkan syok yang dapat
menyebabkan kematian. (Hendaranto, Buku ajar IPD, FKUI, 1997, hal 417).
II. PATOFISIOLOGI Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, terjadi viremia yang ditandai dengan demam, sakit kepala, muak nyeri otot, pegal disekitar tubuh, hiperemia di tenggorokan, suam atau bintik-bintik merah pada kulit, selain itu kelainan dapat terjadi pada sistem retikula endotetial, seperti pembatasan kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler ehingga cairan keluar dari intraseluler ke ekstraseluler. Akibatnya terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah, hemokosentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma meembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau kurang. Bila renjatan hipopolemik yang terjadi akibatkehilangan plasma tidak segera diatasi, maka akan terjadi anorekma jaringan, asidosis metabolik, dan kematian. ( Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995 )
III. MANIFESTASI KLINIS Masa Inkubasi Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan virus dengue ke dalam kulit , terdapat masa laten yang berlangsung 4 5 hari diikuti oleh demam , sakit kepala dan malaise. Demam Demam terjadi secara mendadak berlagsung selama 2 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsungnya demam , gejala- gejala klinik yang tidak spesifik misalnya , anoreksia , nyeri punggung , nyeri tulang dan persendian , nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyertainya. Perdarahan Perdarahan biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan umumnya terjadi pada kulit , dan dapat berupa uji turniket yang positif , mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena , petekia dan purpura. Selain itu juga dapat dijumpai epstaksis dan perdarahan gusi , hematomesis dan melena. Hepatomegali Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba , meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah teraba. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal , harus diperhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan pada penderita.
Renjatan ( syok ) Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya penderita , dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab , dingin pada ujung hidung , jari tangan dan jari kaki serta cyanosis di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukkan prognosis yang buruk. Nadi menjadi lembut dan cepat , kecil bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah sistolik akan menurun sampai di bawah angka 80 mmHg. Gejala klinik lain Nyeri epigastrum , muntah muntah , diare maupun obstipasi dan kejang kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan akan terjadinya perdarahan gastrointestinal dan syok. ( Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002 )
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. 2. 3. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi. Resiko terjadinya syok hipovolemik b.d perdarahan yang berlebihan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak adekuat akibat mual , muntah , sakit menelan dan tidak nafsu makan. 4. Resiko kurang volume cairan vaskuler b.d pindahnya cairan dari intra vaskuler ke ekstra vaskuler. (Carpenito, Lynda Juall. 2001 )
Virusemia
Ifeksi Infeksi
Demam ditandai dengan sakit kepala, mual, nyeri otot disekitar tubuh, hiperemia tenggorokan
Nyeri ulu hati hati Volume plasma Trombosit Hipotensi, hemokonsentrasi, hipotermia,efusi,
Perdarahan
V. INTERVENSI Diagnosa Tujuan Peningkatan suhu Suhu tubuh pasien akan 1. tubuh infeksi b.d proses kembali normal setelah dilakukan tindakan 2. Intervensi Kaji suhu dan tandatanda vital setiap jam Berikan hangat Anjurkan pasien untuk banyak minum Suhu 4. Lakukan tirah baring Anjurkan memakai Pasien tidak gelisah 6. Resiko terjadi syok b.d yang Resiko terjadinya syok 1. hipovolemik berkurang setelah tindakan dilakukan keperawatan 2. dan Observasi keadaan umum dan tandatnda vital Puasa minum makan pada tipis keringat Ganti pakaian dan alat tenun jika basah. 1. Memanta u kondisi pasien selama perawatan terutama saat masa pakaian dan pasien yang 4. 3. kompres 2. kan 1. Rasional Memanta u perubahan suhu tubuh Menurun suhu yang
pasien antara 36 5. 37 C
menyerap
dalam batas normal Ht dalam batas normal 37 43 % Pasien terlihat tidak gelisah 2.
kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak adekuat , Kebutuhan nutrisi 1. Anjurkan makan dengan pasien porsi 1.
akibat mual , muntah , pasien akan terpenuhi sakit menelan dan setelah tindakan dilakukan keperawatan 2.
kecil tapi sering. Kolaborasi dokter melaksanakan medik dengan dalam program tentang 2.
terpenuhi M engurangi mual , sakit menelan dan tidak nafsu makan pasien.
selama 3 x 24 jam , dengan kriteria hasil : Pasien dapat menghabiskan porsi makanan yang dihidangkan Berat badan pasien stabil Resiko kurangnya
volume
cairan
b.d
pindahnya cairan dari intra vaskuler ke Resiko kurangnya 1. pasien minum 2. Pantau masukan dan pengeluaran ; catat berat jenis urine. 3. dengan Pasien tidak mengalami Kolaborasi dokter dalam 2. Memberikan perkiraankebutuhan akan cairan Anjurkan untuk banyak 1. Volume cairan dalam tubuh bertambah
ekstra vaskuler.
berkurang dilakukan
pemberian infus.
pengganti , fungsi ginjal keefektifan terapi diberikan. 3. Meningkatan cairan tubuh. intake dan dari yang
urine > 30 cc / jam. Pasien tidak merasa haus , mukosa mulut tidak kering.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku K\efdokteran EGC. Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGVC. Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi Empat Buku Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC.