Anda di halaman 1dari 168

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASU S SEKOLAH DI KECAMATAN

TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI Disusun Oleh : Nama NIM Program Studi : Joko Mukti : A11.2002.01221 : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2010

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASU S SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswan toro Disusun Oleh : Nama NIM Program Studi : Joko Mukti : A11.2002.01221 : Teknik Informatika FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2010

PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR Nama NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Joko Mukti : A11.2002.01221 : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : Pembangunan Jaringan Komputer antar Sekolah dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah d i Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 5 Januari 2010 Menyetujui : Pembimbing Mengetahui : Dekan Fakultas Ilmu Komputer Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI Nama NIM Program Studi Fakultas Judul Tugas Akhir : Joko Mukti : A11.2002.01221 : Teknik Informatika : Ilmu Komputer : Pembangunan Jaringan Komputer antar Sekolah dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah d i Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada si dang tugas akhir tangggal 10 Februari 2010. Menurut pandangan kami, tugas akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugrahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Semarang, 10 Februari 2010 Dewan Penguji : Ir. Lilik Eko Nuryanto, M.Kom Anggota Edi Faisal, S.Kom., M.Kom Anggota M. Arief Soeleman, M.Kom Ketua Penguji

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama NIM : Joko Mukti : A11.2002.01221 Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul: PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASUS SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMO YO KABUPATEN WONOGIRI merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti peralatan jaringan dll). Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir bukan m erupakan karya asli saya, yang disertai bukti-bukti yang cukup, maka saya bersed ia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal : Semarang : 10 Februari 2010 Yang menyatakan (Joko Mukti) iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini , saya: Nama NIM : Joko Mukti : A11.2002.01221 Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universi tas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: PEMBANGUNAN JARINGAN KOMPUTER ANTAR SEKOLAH DENGAN TEKNOLOGI WIRELESS STUDI KASUS SEKOLAH DI KECAMATAN TIRTOMOYO KA BUPATEN WONOGIRI Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nus wantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, meng elolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampi lkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis t anpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai pe nulis/pencipta. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelan ggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal : Semarang : 10 Februari 2010 Yang menyatakan (Joko Mukti) v

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas hidayah-Nya, sehingga pen ulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul Pembangunan Jaringan Komputer ant ar Sekolah dengan Teknologi Wireless Studi Kasus Sekolah di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri . Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Ed i Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro. 2. Dr. Eng. Yu liman Purwanto, M.Eng, selaku Dekan Fasilkom Universitas Dian Nuswantoro dan jug a sebagai Pembimbing tugas akhir yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bi mbingan sampai penulisan tugas akhir ini selesai. 3. Ayu Pertiwi, S.Kom.,M.Kom, selaku Ka.Prodi Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro dan juga sebagai dosen wali penulis. 4. Dosen-dosen pengampu di Fasilkom Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro yang telah m emberikan ilmu dan pengalamannya, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilm u yang telah disampaikan. 5. Ruri Suko Basuki, S.Kom.,M.Kom selaku ketua umum Fo rum Komunitas Tirtomoyo Online (FKTO) yang telah melibatkan penulis secara langs ung dalam pembangunan jaringan komputer dengan teknologi wireless yang menghubun gkan antar sekolah di wilayah kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri. 6. Ayah da n Ibu (Sutarno, S.Pd dan Sri Darini), Kakak dan Adik (Ruri SB, Agustina, Niken M ie Wahyuni) serta seluruh keluarga tercinta di Wonogiri yang telah memberikan do rongan moral dan material serta doa kepada penulis. Semarang, Januari 2010 Penulis vi

ABSTRAK Perbedaan fasilitas dan infrastruktur pendidikan antara daerah dengan kota merup akan salah satu faktor penyebab tertinggalnya informasi yang sampai ke daerah me njadi lebih lambat dibandingkan dengan kota, hal ini menyebabkan terjadinya kese njangan kualitas pendidikan antara daerah dan kota. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang berfungsi sebagai me dia tersampaikannya informasi secara up to date. Pembangunan jaringan komputer a ntar sekolah dengan teknologi wireless di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri berangkat dari visi, misi dan tujuan dari masyarakat Tirtomoyo yang tergabung d alam Forum Komunitas Tirtomoyo Online (FKTO). Visi FKTO adalah memajukan pendidi kan di Tirtomoyo melalui teknologi informasi. Teknologi wireless merupakan salah satu teknologi alternatif yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo. Pembangunan jaringan komputer antar sekola h dengan teknologi wireless ini merupakan percepatan pembangunan infrastrukur un tuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat melalui jaringan intranet yang t erbentuk maupun jaringan internet untuk koneksi ke jaringan pendidikan nasional. Sekolah-sekolah yang saling terhubung dapat berbagi informasi dengan sekolah la in, dengan adanya komunikasi data antar sekolah ini maka dapat meminimalkan kese njangan maupun kualitas pendidikan daerah dan kota. Laporan tugas akhir ini akan menguraikan tahap-tahap pembangunan jaringan komputer dengan teknologi wireless di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri. Tahapan tersebut meliputi site surve y, tahap perencanaan jaringan yang terdiri dari pemetaan lokasi, penentuan topol ogi, penentuan alat dan perhitungan fresnel zone untuk menentukan ketinggian ant ena, tahap implementasi jaringan yang merupakan proses installasi perangkat jari ngan. Pada tahap akhir dilakukan pengujian jaringan untuk memastikan layak tidak nya kualitas koneksi yang dihasilkan. Pengujian menggunakan utility dari perangk at yang digunakan dan dibandingkan dengan perhitungan link budget. Hal-hal yang telah dilakukan dan apa yang belum dilakukan pada pembangunan jaringan akan diul as pada bagian akhir laporan ini. Kata kunci : Jaringan komputer Wireless xii + 152 halaman, 30 gambar, 29 tabel, 13 lampiran Daftar acuan : 19 (1998-2009 ) vii

DAFTAR ISI Halaman Sampul Dalam ........................................................... .......................... Halaman Persetujuan ................................. .......................................................... Halaman Pengesahan .. ................................................................................ ........ Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ............................... ........................ Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .............. .......................................... Halaman Ucapan Terima Kasih ......... ................................................................. Halaman Abstra k .............................................................................. ................... Halaman Daftar Isi ......................................... ..................................................... Halaman Daftar Tabel ..... ................................................................................ .... Halaman Daftar Gambar ..................................................... ................................ Halaman Daftar Lampiran........................ ........................................................... BAB I. PENDAHULUAN . .............................................................................. 1 .1. Latar Belakang Masalah ..................................................... ......... 1.2. Rumusan Masalah ................................................. ...................... 1.3. Batasan Masalah..................................... ..................................... 1.4. Tujuan Penelitian ................... ..................................................... 1.5. Manfaat Penelitian .. .................................................................... i ii iii iv v vi vii viii x xi xii 1 1 2 3 3 3 4 4 4 5 8 12 12 13 14 16 18 23 24 28 30 30 3 0 31 31 32 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... ............... 2.1. Pengertian Jaringan Komputer .............................. ..................... 2.2. Klasifikasi Jaringan Komputer ....................... ............................ 2.3. Topologi Jaringan Komputer ................... .................................. 2.4. Protokol Jaringan Komputer ............. ......................................... 2.5. Jaringan Wireless ............... ........................................................ 2.6. Klasifikasi Jaring an Wireless ..................................................... 2.7. Protokol IEEE 802.xx ................................................................ 2.8 . Standar WLAN 802.11........................................................... .... 2.9. Topologi Jaringan Wireless ........................................... ............. 2.10. Komponen-Komponen Jaringan Wireless ........................ ......... 2.11. Media Transmisi Jaringan Wireless .............................. ............. 2.12. Radio Frequency (RF) ....................................... ........................ 2.13. Wi-Fi (Wireless Fidelity) ....................... .................................... BAB III. METODE PENELITIAN ................ ................................................... 3.1. Obyek Penelitian ...... ................................................................... 3.2. Jenis d an Sumber Data ................................................................ 3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................... ...... 3.4. Materi Penelitian .................................................. ....................... 3.5. Metode Penelitian.................................. ...................................... BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 35 4. 1. Koordinat Lokasi ............................................................ ............. 35 4.2. Pemetaan Lokasi .......................................... ............................... 36 viii

4.3. 4.4. 4.5. 4.6. Line of Sight (LOS) ............................................................ ......... 37 Perancangan Wireless Network ...................................... ............. 40 Implementasi Wireless Network.................................. ................ 43 Pengujian Wireless Network ................................. ...................... 57 BAB V. PENUTUP ................................................................. .......................... 70 5.1. Kesimpulan .................................. .............................................. 70 5.2. Saran ................... ........................................................................ 70 DAFT AR PUSTAKA ..................................................................... .................... 71 LAMPIRAN ............................................... ......................................................... 73 ix

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Fungsi dan Karakteristik OSI Layer .................................. .......... Tabel 2.2. Fungsi dan Karakteristik TCP / IP ........................ ....................... Tabel 2.3. Standar Kategori IEEE 802 ................... ....................................... Tabel 2.4. Jenis-jenis material yang mem pengaruhi Sinyal .......................... Tabel 2.5. Kelebihan dan Kelemahan S inyal RF .......................................... Tabel 2.6. Spesifikasi dari 802.11 ................................................................. Tabel 3 .1. Spesifikasi Peralatan ...................................................... ............. Tabel 4.1. Koordinat Lokasi....................................... ................................... Tabel 4.2. Jarak antar Titik Koneksi ....... ...................................................... Tabel 4.3. Hasil Perhitun gan Fresnel Zone................................................... Tabel 4.4. T inggi Tower dan Jenis Antena ................................................... Tabel 4.5. Classless Inter Domain Routing ..................................... ............. Tabel 4.6. Site Detail Jaringan .................................. .................................... Tabel 4.7. Deskripsi Perangkat Keras di Kan tor kecamatan Tirtomoyo....... Tabel 4.8. Konfigurasi IP Address di Kantor kecam atan Tirtomoyo ........... Tabel 4.9. Deskripsi Perangkat Keras di SMK Sultan Ag ung ...................... Tabel 4.10. Konfigurasi IP Address di SMK Sultan Agun g .......................... Tabel 4.11. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Kanisi us .............................. Tabel 4.12. Konfigurasi IP Address di SMP Kani sius ................................... Tabel 4.13. Deskripsi Perangkat Keras d i SMP Sultan Agung ...................... Tabel 4.14. Konfigurasi IP Address di SMP Sultan Agung........................... Tabel 4.15. Deskripsi Perangkat Kera s di SMA Kanisius ............................. Tabel 4.16. Konfigurasi IP Addre ss di SMA Kanisius .................................. Tabel 4.17. Deskripsi Pera ngkat Keras di SMP Negeri 1 .............................. Tabel 4.18. Konfigura si IP Address di SMP Negeri 1 ................................... Tabel 4.19. De skripsi Perangkat Keras di SMK Muhamadiyah 6 ................. Tabel 4.20. Konfi gurasi IP Address di SMK Muhamadiyah 6 ...................... Tabel 4.21. Deskri psi Perangkat Keras di SMP Negeri 2 .............................. Tabel 4.22. K lasifikasi SNR Margin .......................................................... .... 9 10 14 23 25 29 34 35 36 38 39 41 42 44 46 46 48 48 50 51 51 52 53 53 54 5 5 56 57 60 x

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Topologi Bus ....................................................... ......................... Gambar 2.2. Topologi Ring............................. .................................................. Gambar 2.3. Topologi Star ... ............................................................................ Gam bar 2.4. Topologi Independent Basic Service Set ................................ ...... Gambar 2.5. Topologi Basic Service Set .................................. ......................... Gambar 2.6. Topologi Extended Service Set ............ ......................................... Gambar 2.7. Access Point ............. .................................................................... Gambar 2.8. Pigtail dan Wireless Card ..................................................... ....... Gambar 2.9. Antena Omnidirectional ..................................... .......................... Gambar 2.10. Antena Directional Yagi................. .............................................. Gambar 2.11. Antena Grid Directio nal .............................................................. Gambar 2.12. Bridge ......................................................................... .................. Gambar 2.13. Switch / HUB ................................... ............................................. Gambar 2.14. Router .............. ............................................................................. Ga mbar 2.15. Amplitudo, Frekuensi, dan Interval .................................. ............ Gambar 2.16. Difraksi ............................................. ............................................ Gambar 2.17. Interfensi Konstruktif dan Destruktif ........................................... Gambar 2.18. Line of Sight (LOS) ................................................................... ... Gambar 2.19. Fresnel Zone .................................................. ............................... Gambar 2.20. Logo Wi-Fi ........................ ........................................................... Gambar 4.1. Pemetaan Lokasi ........................................................................ .. Gambar 4.2. Topologi Jaringan ............................................... .......................... Gambar 4.3. Implementasi Wireless AP di Kantor Kecama tan ........................ Gambar 4.4. Implementasi Wireless AP di SMK Sultan Agung ...................... Gambar 4.5. Implementasi Wireless AP di SMP Kanisiu s ............................... Gambar 4.6. Implementasi Wireless AP di SMP Su ltan Agung ....................... Gambar 4.7. Implementasi Wireless AP di SMA K anisius .............................. Gambar 4.8. Implementasi Wireless AP di S MP Negeri 1 ............................... Gambar 4.9. Implementasi Wireless AP di SMK Muhamadiyah 6 .................. Gambar 4.10. Pointing Antena di SMP Neg eri 2 ............................................... 6 6 7 16 17 17 18 19 20 20 21 21 22 22 24 25 26 27 27 28 36 40 45 47 49 50 52 54 55 57 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12. Lampiran 13. Perhitungan Fresnel Zone ..................................................... K onfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 433 dan Router Mikrotik RB 450 di Kanto r Kecamatan ................... Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 411 da n PC Router Mikrotik x86 di SMK Sultan Agung .................. Konfigurasi Acce ss Point (AP) Mikrotik RB 411 dan PC Router Mikrotik x86 di SMP Kanisius ....... .................... Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router Mikrotik x86 di SMP Sultan Agung ..................................... Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router Mikrotik x86 di SMA Kanisius ................... ......................... Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router Mikr otik x86 di SMP Negeri 1 ............................................. Konfigura si Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2 di SMK Muhamadiyah 6 ................ ...................................... Konfigurasi PC Router Mikrotik x86 di SMP Negeri 2 ....... Spesifikasi Access Point, Router Board, dan Antena. .......... Estimasi Biaya Pembangunan Jaringan Wireless. ................ Foto-foto Kegiat an Pembangunan Jaringan Wireless. .......... Surat Keterangan .................. ............................................... 73 77 97 106 112 118 124 129 133 141 148 149 152 xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Sektor pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sektor penting dan memerlukan perhatian khusus untuk pengembangannya. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraka t yang memiliki kemampuan lebih baik serta dapat mengembangkan kemampuannya lebi h lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan yang lebih tinggi. Departemen Pendidi kan Nasional (Depdiknas) dalam hal ini mempunyai peran dalam mengelola dan meren canakan pendidikan di Indonesia, untuk menjalankan perannya Depdiknas membutuhka n suatu pengelolaan dan pengiriman data untuk penyajian informasi secara cepat d an tepat yang berkaitan dengan layanan pendidikan. Perbedaan fasilitas dan infra struktur pendidikan antara daerah dengan kota merupakan salah satu faktor penyeb ab tertinggalnya informasi yang sampai ke daerah menjadi lebih lambat dibandingk an dengan kota, hal ini tentunya akan menyebabkan kesenjangan kualitas pendidika n antara daerah dan kota. Hal ini menjadikan beberapa perantau yang sukses dari kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah bertemu dan berkum pul melalui media elektronik (internet) sehingga terbentuk Forum Komunikasi Tirt omoyo Online (FKTO) pada bulan Maret 2008. Visi FKTO adalah memajukan pendidikan di Tirtomoyo melalui teknologi informasi agar tidak tertinggal dengan daerah la in terutama di kota. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan dukungan informasi yang up to date. Terdapat beberapa kendala untuk mewujudkan tersampaikannya inf ormasi yang up to date yaitu dukungan infrastruktur yang belum memadai, hal ini disebabkan provider telekomunikasi masih sangat terbatas, bahkan Telkom belum ma suk di wilayah kecamatan Tirtomoyo. Sementara itu dukungan Depdiknas melalui Jar ingan Pendidikan Nasional (Jardiknas) hanya sampai pada 1

2 wilayah kota kabupaten. Oleh karena itu FKTO mendorong percepatan pembangunan in frastruktur teknologi informasi dengan membangun jaringan komputer yang menghubu ngkan antar sekolah dengan menggunakan teknologi wireless dengan biaya swadaya. Awal tahun 2009 penulis beserta team dari FKTO mengadakan survey lapangan dengan objek semua sekolah SLTP dan SLTA di lingkungan kecamatan Tirtomoyo, dari hasil survey digambarkan untuk pembangunannya dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelomp ok pertama disebut inner ring dan kelompok 2 disebut dengan outter ring. Kelompo k inner ring ini merupakan area prioritas utamanya karena letak geografis cender ung lebih mudah diaplikasikan terlebih dahulu, disamping itu mengingat biaya dev elopment bukan dari APBD maka perlu dilakukan secara bertahap. Setelah inner rin g jadi maka local contentnya diambilkan dari server Jardiknas, hal ini sudah men dapatkan ijin dari admin Jardiknas. Hal tersebut di atas merupakan gambaran meng apa sekolah-sekolah kecamatan Tirtomoyo perlu membangun infrastruktur jaringan k omputer untuk mendapatkan informasi yang up to date. Karena melihat letak geogra fis antar sekolah yang berjauhan serta provider telekomunikasi yang masih terbat as, maka solusi yang tepat jika komunikasi antar sekolah diimplementasikan denga n teknologi wireless. 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang dijel askan di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah yaitu : Tidak terjadi pe merataan Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) antar wilayah di daerah dan ko ta, terutama daerah dengan infrastruktur yang tidak memadai. Bagaimana penerapan suatu jaringan komputer dengan teknologi wireless yang menghubungkan antar seko lah di kecamatan Tirtomoyo, sebagai solusi untuk mempercepat pemerataan jaringan pendidikan nasional.

3 1.3. BATASAN MASALAH Untuk mengantisipasi pembahasan yang terlalu melebar maka p erlu adanya pembatasan masalah yang penulis fokuskan pada implementasi jaringan wireless untuk menghubungkan antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wono giri. 1.4. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah mendukung program Jardiknas dengan membangun jaringan komputer untuk menghubungkan antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri menggunakan teknologi wireless. 1.5. M ANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini dapat dirasakan dari berbagai segi yang berbeda : 1.5.1. Bagi Penulis Penulis dapat mengetahui lebih dalam tentang jaringan komputer dengan teknologi wireless, bagaimana menganalisa infrastruktu r yang harus dibangun, merancang jaringan dan dapat menerapkan ilmu yang telah d idapat di bangku perkuliahan selama menjalankan penelitian. 1.5.2. Bagi Akademik Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber acuan dalam melakukan penelitian dengan tema yang hampir sama. 1.5.3. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Akan memb antu mempercepat program Jardiknas dan pengelolaan layanan pendidikan di wilayah kabupaten Wonogiri, khususnya wilayah kecamatan Tirtomoyo.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang te rdiri atas dua atau lebih komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja b ersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah membagi sumber daya, komunikasi dan akses informasi [1]. Jaringan komput er dapat pula diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berad a di berbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubung an [2]. 2.2. Klasifikasi Jaringan Komputer Klasifikasi jaringan komputer yang di kelompokkan berdasarkan keluasan area dan jumlah komputer yang digunakan terdiri dari Local Area Network (LAN), Medium Area Network (MAN) dan Wide Area Network (WAN) [3]. 2.2.1. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) adalah sejum lah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu area tertentu yang ti dak begitu luas, seperti di dalam satu kantor atau gedung. Secara garis besar te rdapat dua tipe jaringan atau LAN, yaitu jaringan peer to peer dan jaringan clie nt server. Pada jaringan peer to peer, setiap komputer yang terhubung ke jaringa n dapat bertindak baik sebagai workstation maupun server. Sedangkan pada jaringa n client server hanya satu komputer yang bertugas sebagai server dan komputer la in berperan sebagai workstation [4]. 2.2.2. Medium Area Network (MAN) Medium Are a Network (MAN) dapat diartikan sebagai arsitektur jaringan yang di dalamnya ter dapat dua atau lebih jaringan LAN yang dihubungkan menjadi sebuah jaringan lokal . Pada jaringan jenis MAN 4

5 komputer yang berada antar lantai dalam sebuah gedung, antar gedung maupun antar kota dapat saling terhubung [5]. 2.2.3. Wide Area Network (WAN) Wide Area Netwo rk (WAN) merupakan arsitektur jaringan yang memiliki cakupan paling luas, jangka uannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara ba hkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalank an program-program (aplikasi) pemakai [3]. Media transmisi yang digunakan dalam jaringan komputer dapat menggunakan kabel untuk LAN maupun MAN yang jaraknya mas ih berdekatan, sarana telepon, jalur satelit, dan menggunakan teknologi wireless yang jaraknya berjauhan dan tidak memungkinkan menggunakan kabel [5]. 2.3. Topo logi Jaringan Komputer Topologi jaringan komputer adalah suatu cara menghubungka n komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Topolo gi jaringan yang biasa digunakan adalah bus, ring, dan star. Jenis topologi yang dipilih akan mempengaruhi kecepatan komunikasi. Oleh karena itu perlu dicermati kelebihan dan kekurangan masing-masing topologi berdasarkan karakteristiknya [3 ]. 2.3.1. Topologi Bus Topologi bus merupakan segmen backbone tunggal melalui ka bel lurus panjang, dimana semua host dikoneksikan langsung. Topologi bus menggun akan metode unicast, multicast dan broadcast. Unicast adalah komunikasi antara s atu pengirim dengan satu penerima dalam jaringan. Multicast adalah komunikasi an tara satu pengirim dengan banyak penerima dalam jaringan. Sedangkan pada Broadca st, setiap titik akan menerima dan menyimpan frame yang disalurkan. Kelebihan ja ringan topologi bus adalah harganya lebih murah, karena harga kabel yang digunak an lebih murah dan tidak dibutuhkan konsentrator. Kelemahan jaringan topologi bu s adalah apabila terjadi kabel putus, semua

6 komputer tidak dapat digunakan, serta tidak ada manajemen komunikasi data bila t erjadi tabrakan data [3]. Gambar 2.1. Topologi Bus 2.3.2. Topologi Ring Topologi ring menghubungkan komput er satu ke komputer selanjutnya, dengan komputer terakhir terhubung ke komputer yang pertama. Pada t opologi ring setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam ring, dan s etiap komputer mengirim pesan yang diterima dari komputer sebelumnya [6]. Gambar 2.2. Topologi Ring Kelebihan jaringan topologi ring adalah tidak ada komp uter yang memonopoli jaringan, karena setiap komputer mempunyai hak akses yang s ama terhadap jaringan. Kelebihan yang lain adalah data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat dihindarkan. Kelemahan topologi ring

7 adalah apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi, maka akan memp engaruhi keseluruhan jaringan. Pada topologi ini sulit untuk mengatasi kerusakan dalam jaringan dan ketika menambah atau mengurangi komputer akan mengganggu jar ingan. Kelemahan yang lain dalam topologi ring adalah sulit untuk melakukan konf igurasi ulang [6]. 2.3.3. Topologi Star Topologi star menghubungkan semua kabel dari komputer-komputer ke lokasi pusat (central location), dimana semuanya terhu bung ke suatu alat yang dinamakan hub. Topologi ini merupakan susunan yang mengg unakan lebih banyak kabel daripada bus dan ring karena semua komputer dan perang kat terhubung ke central point. Jadi bila ada salah satu komputer atau perangkat yang mengalami kerusakan maka tidak akan mempengaruhi komputer lain dalam jarin gan [6]. Gambar 2.3. Topologi Star Kelebihan dari topologi star adalah sanggup memuat ban yak workstation dalam satu jaringan LAN, tabrakan data sangat jarang terjadi seh ingga transfer data akan lebih cepat. Kelemahan dari topologi star adalah lebih boros kabel serta memerlukan penanganan khusus dan kontrol terpusat (hub) [5].

8 2.4. Protokol Jaringan Komputer Protokol merupakan sekumpulan aturan yang mendef inisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer seperti pengiri man pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengiri m (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar. Protokol juga berfungsi untuk memungkinkan dua atau lebih komputer dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama [2]. 2.4.1. OSI Layer Kompleknya tugas-tug as yang harus disediakan dan dilakukan oleh suatu jaringan komputer, maka tidak cukup dengan hanya satu standard protokol saja. Tugas yang komplek tersebut haru s dibagi menjadi bagianbagian yang lebih dapat diatur dan diorganisasikan sebaga i suatu arsitektur komunikasi. Menanggapi hal tersebut International Standard Or ganization (ISO) pada tahun 1977 membentuk suatu komite untuk mengembangkan suat u arsitektur jaringan. Hasil dari komite tersebut adalah model referensi OSI (Op en Systems Interconnection) [7]. Lapisan protokol dalam jaringan komputer atau l ebih dikenal dengan OSI layer dibagi atas tujuh lapisan. Urutan lapisan dari yan g paling bawah ke yang paling tinggi adalah physical layer, link layer, network layer, transport layer, session layer, presentation layer dan application layer. Dari ketujuh lapisan tersebut hanya physical layer yang merupakan perangkat ker as selebihnya merupakan perangkat lunak. Physical layer merupakan media penghubu ng untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya ya ng secara fisik dapat kita lihat [8]. Lapisan OSI layer masing-masing memiliki t ugas yang berbeda satu sama lain. Fungsi dan karakteristik OSI layer mulai dari lapisan yang paling bawah hingga lapisan paling tinggi dapat dilihat dalam Tabel 2.1 [9].

9 Tabel 2.1. Fungsi dan karakteristik OSI Layer LAYER NAMA FUNGSI 7 Application 6 Presentation 5 Session 4 Transport 3 Network 2 Link 1 Physical Menetapkan interface proses user untuk transfer data dan komunikasi dalam jaring an Memberikan layanan standarisasi seperti virtual terminal, transfer file, emai l dan akses suatu komputer atau layanan. Menangani perbedaan format data diantar a sistem-sistem yang tidak sama. Menetapkan arsitektur independen format transfe r data. Menyelenggarakan encode dan decode data, encrypt dan decrypt data, compr ess dan decompress data. Mengelola sesi dan dialog user. Mengontrol pembentukan dan terminasi link logis antar user. Melaporkan error layer lebih tinggi. Mengel ola penyampaian pesan end to end dalam jaringan. Menyelanggarakan penyampaian pa ket yang reliabel dengan memberikan mekanisme recovery error dan flow conrol. Me nyelenggarakan penyampaian paket connectionless oriented Menetapkan bagaimana da ta ditransfer diantara device. Meroutekan paket mengikuti address untuk device. Menyajikan mekanisme flow control dan congestion control untuk mencegah penyusut an resource jaringan. Menetapkan prosedur untuk operasi link komunikasi Menyusun frame untuk paket. Mendeteksi dan mengoreksi error transmisi paket. Memberikan

pelayanan fisik dalam pengiriman data melalui device jaringan. Memberikan interf ace diantara media dan device jaringan. Menetapkan karakteristik optik, elektris dan mekanis. Melakukan komunikasi peer to peer.

10 2.4.2. TCP / IP Selain referensi model arsitektur protokol OSI, terdapat model a rsitektur protokol yang umum digunakan yaitu TCP / IP (Transfer Control Protokol / Internet Protocol). Arsitektur TCP / IP lebih sederhana daripada tumpukan pro tokol OSI, yaitu berjumlah 5 lapisan protokol. Terdapat beberapa lapisan pada mo del OSI yang dijadikan satu pada arsitektur TCP / IP. Fungsi dan karakteristik T CP / IP dapat dilihat dalam Tabel 2.2 [7]. Tabel 2.2. Fungsi dan Karakteristik L apisan TCP / IP NAMA FUNGSI Application Transport (End-to-End) Internetwork Network Access/ Data link Physical Menyediakan komunikasi antar proses atau aplikasi pada host yang berjauhan namun terhubung pada jaringan. Menyediakan layanan transfer end to end. Lapisan ini j uga termasuk mekanisme untuk menjamin kehandalan transmisi datanya. Layanan ini tentu saja akan menyembunyikan segala hal yang terlalu detail untuk lapisan di a tasnya. Fokus pada pemilihan jalur (routing) data dari host sumber ke host tujua n yang melewati satu atau lebih jaringan yang berbeda dengan menggunakan router. Mendefinisikan antarmuka logika antara sistem dan jaringan. Mendefinisikan kara kteristik dari media transmisi, pensinyalan dan skema pengkodean sinyal 2.4.2.1. Keunggulan TCP / IP TCP / IP memiliki beberapa keunggulan diantaranya a dalah : open protokol standar independen terhadap perangkat keras komputer, sist em operasi dan lain-lain; ideal untuk menyatukan mesin-mesin dengan perangkat ke ras dan lunak yang berbeda walaupun tidak terhubung internet; tidak tergantung p ada perangkat keras jaringan tertentu, sehingga cocok untuk berbagai macam jarin gan; cara pengalamatan bersama memungkinkan device TCP / IP mengidentifikasi sec ara unik device yang lain di seluruh jaringan walaupun merupakan jaringan global (dunia); protokol level tinggi

11 yang distandarkan untuk konsistensi, sehingga menyediakan servis user yang luas. 2.4.2.2. Pengalamatan TCP / IP Pengalamatan pada IP dibagi menjadi IP Privat da n IP Public. IP Privat digunakan dalam jaringan lokal saja, IP Privat dibagi dal am tiga kelas antara lain : Kelas A 10 Kelas B 172 Kelas C 192 168 1-255 1-255 1 6-31 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 IP Public adalah IP yang penggunaanya harus diregistrasikan blic komputer dapat dikenali di internet. Alamat IP terbagi yakni : Kelas A 1-126 Kelas B 128-191 Kelas C 192-223 Kelas 0-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 1-255 255 1-255 1-255 dahulu, dengan IP Pu ke dalam lima kelas D 224-239 Kelas E 24 1-255 1-255 1-255 1-

Sebuah alamat IP terdiri dari dua bagian yaitu : Network ID dan Host ID. Network ID adalah host yang tersambung dalam satu jaringan fisik atau dapat pula dikata kan sebagai identitas alamat dari sebuah jalur. Semua alat yang terhubung pada j alur fisik yang sama harus memiliki network ID yang sama. Host ID merupakan iden titas

12 bagi host. Dengan host ID bisa mengetahui bahwa IP tersebut merupakan bagian dar i network mana dan kelas berapa. 2.5. Jaringan Wireless Jaringan wireless adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio sebagai media transmisi data . Jaringan wireless sering juga disebut jaringan nirkabel (jaringan tanpa kabel) . Wireless merupakan teknologi yang bertujuan untuk menggantikan kabel yang meng hubungkan terminal komputer dengan jaringan, sehingga komputer dapat berpindah d engan bebas dan tetap dapat berkomunikasi dalam jaringan dengan kecepatan transm isi yang memadai [10]. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermuncu lannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control , ponsel, dan peralatan radio lainnya, serta adanya kebutuhan untuk menjadikan k omputer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile). Hal-hal tersebut akhirnya men dorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer. Teknologi jaring an wireless memungkinkan untuk berkomunikasi, mengakses aplikasi dan informasi t anpa menggunakan kabel. Teknologi wireless menyediakan kebebasan mobile dan kemampuan untuk melakukan komunikasi data antar bagian bangunan yang berbeda, antar kota, atau hampir di seluruh tempat dunia [ 11]. 2.6. Klasifikasi Jaringan Wireless Klasifikasi jaringan wireless dibagi ata s empat jenis, yaitu Wireless Personal Area Network (WPAN), Wireless Local Area Network (WLAN), Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) dan Wireless Wide Area Network (WWAN). Hal yang membedakan jenis jaringan adalah jangkauan area atau l okasi jaringan tersebut [12]. 2.6.1. Wireless Personal Area Network (WPAN) Wirel ess Personal Area Network (WPAN) mewakili teknologi personal area network wirele ss seperti Bluetooth (IEEE 802.15) dan Infrared (IR). Jaringan ini mengizinkan h ubungan peralatan personal dalam suatu area

13 berkisar 30 feet (1 feet = 12 inch). Infrared membutuhkan hubungan langsung dan jangkauan yang lebih pendek dibandingkan bluetooth. 2.6.2. Wireless Local Area N etwork (WLAN) Wireless Local Area Network (WLAN) adalah suatu sistem komunikasi data fleksibel yang dapat menggunakan teknologi inframerah atau frekuensi radio (RF) untuk mentransmisikan dan menerima informasi dengan perantaraan gelombang r adio. Biasanya WLAN terdiri atas sebuah access point dan wireless LAN adapter ya ng diinstall pada personal komputer atau notebook [13]. 2.6.3. Wireless Metropol itan Area Network (WMAN) Teknologi Wireless Metropolitan Area Network (WMAN) mengizinkan koneksi dari berbagai jaringan dalam suatu area metropolitan seperti bangunan-bangunan yang berbeda dalam suatu kota. 2.6.4. Wireless Wide Area Netw ork (WWAN) Wireless Wide Area Network (WWAN) meliputi teknologi dengan daerah ja ngkauan yang luas seperti selular 2G, Cellular Digital Packet Data (CDPD), Globa l System for Mobile Communications (GSM), dan mobitex. 2.7. Protokol IEEE 802.xx Jaringan wireless semakin berkembang dan memiliki perkembangan teknologi yang s emakin maju. Beberapa vendor telah menyediakan perangkat jaringan fisik yang sem akin beragam dengan tujuan melakukan interkoneksi antar node-node untuk saling b ertukar data maupun resource. Protokol yang dikenal dalam Wireless Local Area Ne twork (WLAN) adalah protokol IEEE 802.xx [14]. IEEE 802.xx dengan angka awal 802 merupakan sub-komite yang bekerja untuk melakukan standarisasi jaringan baik lo kal maupun metropolitan. Komite ini bertemu pada bulan Februari 1980, sehingga k omite ini memeberikan nama proyek ini sebagai nama standar yang mereka bentuk. A ngka 80 berasal dari angka tahun sedangkan 2 berasal dari angka pada bulan kedua yaitu Februari. Standar kategori IEEE 802 yang terus berkembang terlihat dalam Tabel 2.3.

14 Tabel 2.3. Standar Kategori IEEE 802 STANDAR 802.1 TOPIK LAN/MAN Management dan Media Acces Control Bridges Standar ini salah satunya menghasilkan algoritma spa nning tree untuk bridge jaringan yang berfungsi menghindari loop bridge pada jar ingan multibridge Logical Link Control (LLC) Standar ini menentukan operasi subl ayer LLC dari layer data link model OSI. Sublayer LLC menyediakan interface anta ra sublayer MAC dan layer network. Standar 802.2 digunakan pada spesifikasi ethe rnet 802.3 CSMA/CD Standar ini digunakan pada jaringan dengan topologi bus Token Bus Token Ring Distributed Queue Dual bus (DQDB) Metropolitan Area Network (MAN ) Broadband Local Area Network Fiber Optic LAN dan MAN Integrated Service LAN in terface LAN/MAN security Wireless LAN Demand Priority Access Method Wireless PAN (Personal Area Network) Broadband Wireless Access 802.2 802.3 802.4 802.5 802.6 802.7 802.8 802.9 802.10 802.11 802.12 802.15 802.16 2.8. Standar WLAN 802.11 Pada tahun 1997 sebuah lembaga independen bernama Insti tute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) membuat standar WLAN pertama yang diberi kode 802.11. Peralatan yang sesuai standar 802.11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dan kecepatan transfer data (throughput) teoritis maksimal 2 Mbps. Standar 802.11 merupakan layer fisik yang menggunakan Frequency Hopping Sp read Spectrum (FHSS) dan Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), sehingga memung kinkan untuk melakukan tune access point FHSS menjadi 15 pola hopping yang berla inan serta tidak menimbulkan interferensi satu dengan yang lain. Hal ini akan me njadikan 15 FHSS access point tersebut dapat beroperasi dengan efektif pada area yang sama. FHSS digunakan untuk

15 menangani masalah jaringan wireless outdoor dan point to point system karena leb ih tahan terhadap interferensi yang biasa terjadi pada lingkungan outdoor [14]. 2.8.1. Standar 802.11a Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) p ada akhir tahun 1999 membuat spesifikasi 802.11a yang menggunakan teknik berbeda . Frekuensi yang digunakan 5 Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis maksimal sampai 54 Mbps. Keuntungan dari standar 802.11a adalah kapasitas cakup an mencapai 12 channel yang terpisah secara non overlapping, sehingga sangat men dukung aplikasi yang membutuhkan performa tinggi seperti streaming video. Kekura ngan dari standar ini adalah terbatasnya cakupan range pancarnya yang disebabkan penggunaan pita frekuensi 5 GHz, cakupannya tidak lebih dari 50 meter, sehingga standar 802.11a memerlukan access point lebih banyak [14]. 2.8.2. Standar 802.1 1b Pada bulan Juli 1999 IEEE kembali mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.1 1b. Kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps. Peralatan yang menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz. Keuntungan dari standar 802.11b adalah mempunyai range lebih panjang dari 802.1 1a, cakupannya mencapai 100 meter, sehingga sangat efektif digunakan untuk menge mbangkan LAN secara wireless. Salah satu kekurangan peralatan wireless yang beke rja pada frekuensi ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordles s phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pa da frekuensi sama [14]. 2.8.3. Standar 802.11g Tahun 2002 IEEE membuat spesifika si baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang diberi kode 802.11 g ini bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan kecepatan transfer data teoritis mak simal 54 Mbps. Keunggulan dari 802.11g adalah kompatibel dengan 802.11b, sehingg a dapat saling dipertukarkan. Kekurangannya adalah adanya interferensi RF secara potensial dan keterbatasan dari tiga channel

16 yang tidak saling overlap pada standar 802.11g karena masih menggunakan frekuens i 2,4 GHz yang sarat dengan interferensi [14]. 2.9. Topologi Jaringan Wireless S tandar IEEE 802.11 mendukung tiga topologi dasar untuk WLAN yaitu Independent Ba sic Service Set (IBSS), Basic Service Set (BSS), dan Extended Service Set (ESS) [15]. 2.9.1. Independent Basic Service Set (IBSS) Independent Basic Service Set (IBSS) juga dikenal sebagai konfigurasi independent atau ad hoc. Topologi IBSS m irip jaringan peer to peer dimana tidak ada satu node yang berfungsi sebagai ser ver. Dalam topologi IBSS sejumlah node wireless akan berkomunikasi secara langsu ng satu dengan lainnya secara peer to peer [15]. Ad hoc merupakan mode jaringan WLAN yang sangat sederhana, karena tidak memerlukan access point untuk host dapa t saling berinteraksi, setiap host cukup memiliki transmitter dan receiver wirel ess untuk berkomunikasi secara langsung satu sama lain seperti tampak pada Gamba r 2.4. Kekurangan dari topologi ini adalah komputer tidak bisa berkomunikasi den gan komputer pada jaringan yang menggunakan kabel, selain itu, daerah jangkauan pada mode ini terbatas pada jarak antara kedua komputer tersebut [16]. Gambar 2.4. Topologi Independent Basic Service Set

17 2.9.2. Basic Service Set (BSS) Topologi Basic Service Set (BSS) disebut juga top ologi jaringan infrastruktur. Basic service set setidaknya terdiri dari satu acc ess point (AP) yang bertindak sebagai base station. AP berfungsi untuk sinkronis asi dan koordinasi, melakukan forwarding serta broadcasting paket data. Gambar 2.5. Topologi Basic Service Set 2.9.3. Extended Service Set (ESS) Topolog i Extended Service Set (ESS) merupakan penggunaan beberapa access point untuk me menuhi range area yang lebih luas. Metode ini terdiri dari dua atau lebih Basic Service Set (BSS) yang terhubung dalam satu jaringan kabel. ESS memungkinkan mel akukan forwarding dari sebuah sel radio ke sel yang lain melalui jaringan kabel. Kombinasi access point dengan jaringan kabel tersebut akan membentuk Distributi on System (DS). Gambar 2.6. Topologi Extended Service Set

18 2.10. Komponen-Komponen Jaringan Wireless Komponen dalam jaringan wireless yang berupa fisik dan dapat dilihat terdapat dalam layer fisik, layer data link, dan layer network. Komponen yang terdapat dalam layer fisik adalah Access Point (AP) , wireless LAN Interface, dan antena external (optional). Peralatan yang terdapa t pada layer data link adalah bridge dan switch sedangkan pada layer network ter dapat peralatan router. 2.10.1. Access Point (AP) Access Point (AP) merupakan pe rangkat yang menjadi sentral koneksi dari pengguna (user) ke Internet Service Pr ovider (ISP), atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah mi lik sebuah perusahaan. Fungsi dari AP adalah mengirim dan menerima data, sebagai buffer data antara WLAN dengan wired LAN, mengkonversi sinyal frekuensi radio ( RF) menjadi sinyal digital yang akan disalukan melalui kabel atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversi ulang menjadi sinyal frekuensi radio. Satu AP dapat melayani sejumlah user sampai 30 user, dengan semakin banyaknya u ser yang terhubung ke AP maka kecepatan yang diperoleh tiap user juga akan semak in berkurang [17]. Gambar 2.7. Access Point 2.10.2. Wireless LAN Interface Wireless LAN Interface m erupakan peralatan yang dipasang di Mobile / Desktop PC, peralatan yang dikemban gkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card Int ernational

19 Association) card, PCI card maupun melalui port USB (Universal Serial Bus). Vend or wireless LAN pada umumnya merancang WLAN card tersebut untuk aplikasi dalam r uangan (indoor), tetapi ada beberapa tipe dan jenis wireless LAN card yang dapat digunakan untuk keperluan komunikasi jarak jauh, biasanya card jenis ini diranc ang untuk disambungkan ke antena luar (eksternal) dengan menggunakan adapter yan g biasa disebut dengan pigtail [17]. Pigtail PCI Wireless LAN card. PCMCIA USB Wireless LAN Gambar 2.8. Pigtail dan wireless LAN Card 2.10.3. Antena Antena merupakan media yang sangat vital dalam memaksimalkan coverage radio frequency. Antena mempunyai fungsi utama untuk memperluas cakupan area dan frekuensi radio dalam range 802. 11 WLAN. Beberapa NIC radio dan access point mempunyai antena yang menyatu dan t erintegrasi, tetapi ada beberapa peralatan WLAN mempunyai antena yang dapat dile pas dan dapat diganti-ganti. Terdapat beberapa tipe antena dalam jaringan wirele ss yaitu omnidirectional, directional yagi, dan parabolic. Tipe antena akan mene ntukan pola radiasi gelombang.

20 2.10.3.1. Antena Omnidirectional Tipe antena omnidirectional akan merambatkan si nyal RF ke segala arah dalam bidang horizontal, tetapi jarak daya pancarnya terb atas. Omnidirectional mempunyai range gain hingga 17 dBi, dan memiliki coverage yang luas sehingga dapat terjadi overlapping sel dengan beberapa access point. P enggunaan gain yang tinggi akan menambah range coverage area, hal ini akan mengu rangi jumlah access point dalam sebuah kawasan. Gambar 2.9. Antena Omnidirectional 2.10.3.2. Antena Directional Yagi Antena dire ctional disebut juga antena yagi. Antena yagi hanya mentransmisikan serta meneri ma energi sinyal RF dalam satu arah. Antena yagi merupakan antena unidirectional dengan gain yang cukup tinggi antara 12 hingga 20 dBi. Gambar 2.10. Antena Directional Yagi

21 2.10.3.3. Antena Parabolic Antena parabolic disebut juga antena grid directional . Antena parabolic memiliki gain paling tinggi yaitu 24 dBi, namun coverage area menyamping sangat terbatas. Berdasarkan sifatnya antena ini sangat baik digunak an untuk link point to point antar lokasi yang berjauhan. Gambar 2.11. Antena Grid Directional 2.10.4. Bridge Bridge merupakan peralatan j aringan yang beroperasi pada layer data link. Bridge berfungsi untuk membagi jar ingan tunggal ke dalam dua segmen jaringan, tetapi jika dilihat dari layer di at asnya keduanya masih tetap dalam satu jaringan, penggunaan bridge bertujuan untu k menjaga lalu lintas station agar tetap pada satu sisi bridge dan tidak langsun g berhubungan dengan sisi yang lain. Gambar 2.12. Bridge

22 2.10.5. Switch / HUB Switch / HUB merupakan peralatan dalam jaringan yang berfun gsi menghubungkan setiap node yang akan terhubung dalam jaringan. Pada dasarnya switch memiliki fungsi sama seperti HUB, perbedaannya adalah HUB memiliki satu c ollision control untuk semua port, sedangkan switch memiliki collision control s esuai dengan jumlah port. Gambar 2.13. Switch / HUB 2.10.6. Router Router merupakan peralatan yang berfung si melakukan koneksi beberapa jaringan, sehingga membentuk internetwork yang san gat besar. Router memberikan pilihan jalur paket terbaik yang akan dikirim ke tu juan melalui jaringan. Router mempunyai fungsi kompleks, router dapat melakukan koneksi baik ke segmen terkecil jaringan atau ke koneksi jaringan yang lebih bes ar seperti WAN atau internet. Gambar 2.14. Router

23 2.11. Media Transmisi Jaringan Wireless Media transmisi secara umum dikategorika n dalam dua kelompok yaitu saluran fisik dan non-fisik. Saluran fisik yaitu salu ran yang mempunyai bentuk serta ukuran fisik seperti kabel dan serat optik, seda ngkan saluran non-fisik yaitu saluran yang tidak berbentuk dan hanya tersedia di alam. Media transmisi yang digunakan dalam jaringan wireless termasuk dalam sal uran non-fisik yaitu udara. Pada jaringan wireless, medium udara dibutuhkan untu k mendukung perambatan gelombang radio dan cahaya dari satu titik ke titik yang lain. Udara dapat berfungsi sebagai medium perambatan sinyal komunikasi wireless yang merupakan inti dari jaringan wireless. Udara merupakan saluran yang memung kinkan terjadinya aliran komunikasi antara perangkat komputer dan infrastruktur wireless Kualitas transmisi tergantung pada kuat atau lemahnya sinyal di udara m aupun jarak sinyal sendiri. Hambatan yang mengganggu perambatan sinyal komunikai wireless antara lain hujan, salju, kabut, asap, pohon dan gedung yang tinggi. H ambatan tersebut akan memengaruhi perambatan dan performa jaringan wireless. Jen is-jenis hambatan dapat dilihat pada Tabel 2.4 [18]. Tabel 2.4. Jenis-jenis Mate rial yang Mempengaruhi Sinyal Nama Bahan Kayu Bahan-bahan sintetis Asbes Air Tem bok bata Keramik Bahan yang memantul Plat besi Hambatan Kecil Kecil Kecil Sedang Sedang Tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi Contoh Ruangan dengan partisi kayu at au triplek Partisi dengan bahan plastik Langit-langit Aquarium Dinding Lantai ke ramik, tembok yang dilapisi keramik Cermin logam Filling cabinet, meja, lift

24 2.12. Radio Frequency (RF) Sinyal Radio Frequency (RF) merupakan gelombang elekt romagnetik yang digunakan oleh sistem komunikasi untuk mengirim informasi melalu i udara dari satu titik ke titik lain. Sinyal RF juga merupakan sarana umum untu k mengirim data melalui jaringan wireless. Sinyal RF merambat melalui antena pem ancar pengirim dan penerima. Sinyal yang dipasok pada antena memiliki amplitudo, frekuensi, dan interval. Amplitudo mengindikasikan kekuatan sinyal. Ukuran untu k amplitudo biasanya berupa energi. Energi dalam konteks sinyal elektromagnetik, menggambarkan jumlah energi yang diperlukan untuk mendorong sinyal pada jarak tertentu. Saat energi meningkat, jaraknya pun juga b ertambah. Hal tersebut seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.15. Gambar 2.15. Amplitudo, Frekuensi, dan Interval Saat sinyal radio merambat melal ui udara, sinyal tersebut kehilangan amplitudo. Jika jarak antara pengirim dan p enerima bertambah, amplitudo sinyal menurun secara eksponensial. Pada lingkungan yang terbuka, di mana tidak ada rintangan, sinyal RF mengalamai apa yang disebu t para engineer sebagai freespace loss yang merupakan bentuk dari pelemahan. Kon disi tersebut menyebabkan sinyal yang telah dimodulasi melemah secara eksponensi al saat sinyal merambat semakin jauh dari antena. Oleh karena itu, sinyal harus memiliki cukup energi untuk mencapai jarak di mana tingkat sinyal bisa diterima sesuai yang dibutuhkan receiver. Kemampuan receiver dalam menerima sinyal

25 tergantung pada kehadiran sinyal-sinyal RF lain yang berada di dekatnya. Frekuen si menyatakan beberapa kali sinyal berulang setiap detiknya. Satuan frekuensi ad alah Hertz (Hz) yang merupakan jumlah siklus yang muncul setiap detik. WLAN 802. 11 beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz yang berarti mencakup 2.400.000.000 siklus per detik. Interval berkaitan dengan seberapa jauh suatu sinyal tetap konstan pa da titik acuan. Sinyal RF memiliki kelebihan dan kelemahan yang dapat dilihat pa da Tabel 2.5. Tabel 2.5. Kelebihan dan Kelemahan Sinyal RF KELEBIHAN KELEMAHAN M enjangkau jarak yang relatif jauh. Dengan jangkauan Mbps, throughput Garis panda ngnya mencapai 20 mil. lebih rendah. Dapat dioperasikan dalam kondisi Sinyal RF mudah terganggu oleh kabur dan berkabut, kecuali hujan sistem berbasis RF ekster nal lain. deras yang dapat menyebabkan kinerjanya menjadi lemah 2.12.1. Difraksi Gelombang Gelombang radio akan terpantul jika gelombang tersebu t bersentuhan dengan penghalang. Hal tersebut biasa disebut dengan difraksi yait u pembelokan gelombang pada saat menabrak sebuah objek. Difraksi akan membebani daya dari gelombang yang terdifraksi akan sangat jauh lebih kecil dari barisan g elombang asalnya [19]. Gambar 2.16. Difraksi

26 2.12.2. Interferensi Gelombang Interferensi muncul saat dua sinyal berada pada s tasiun penerima dalam waktu yang sama, dengan asumsi bahwa mereka memiliki freku ensi dan interval yang sama. Dalam teknologi wireless, istilah interferensi bias anya digunakan untuk hal yang lebih luas, untuk gangguan dari sumber RF seperti dari chanel lain. Interferensi merupakan salah satu kesulitan utama pada saat me mbangun jaringan wireless, terutama di lingkungan perkotaan atau ruangan yang te rtutup, seperti, ruang seminar atau konferensi dimana banyak jaringan akan salin g berkompetisi untuk menggunakan spektrum frekuensi yang ada. Pada saat gelomban g dengan amplituda yang sama tapi berbeda fasa saling bersilangan, gelombang aka n saling menghilangkan dan tidak akan ada sinyal yang di terima. Sering kali, ge lombang akan bergabung satu sama lain membentuk gelombang bersama yang tidak ber arti apa-apa sehingga tidak dapat digunakan untuk komunikasi. Teknik modulasi da n menggunakan banyak chanel akan menolong dari masalah interferensi, tapi tidak dapat menghilangkan sama sekali. Dalam gelombang satu tambah satu belum tentu sa ma dengan dua, hasilnya bisa saja menjadi nol. Pada saat saat puncak bertemu den gan puncak, maka kita akan memperoleh hasil yang maksimum (1 + 1 = 2) yang diseb ut interferensi konstruktif, tetapi jika puncak bertemu dengan lembah maka akan diperoleh penghilangan dari sinyal ((1 + (-)1 = 0) yang disebut interferensi des truktif [19]. Gambar 2.17. Interferensi Konstruktif dan Destruktif

27 2.12.3. Line of Sight (LOS) Line of Sight (LOS) yaitu keadaan dimana antar point harus saling berhadapan, hal ini bertujuan agar perangkat wireless dapat berkom unikasi dengan baik [18]. Gambar 2.18. Line of Sight (LOS) 2.12.4. Fresnel Zone Fresnel Zone merupakan tem pat kedudukan titik-titik sinyal tidak langsung dalam lintasan gelombang radio d imana daerah tersebut dibatasi oleh gelombang tidak langsung yang lain dengan be da panjang lintasan kelipatan dari setengah panjang gelombang langsung [19]. Gambar 2.19. Fresnel Zone

28 2.13. WiFi (Wireless Fidelity) WiFi adalah singkatan dari Wireless Fidelity. WiF i adalah standar IEEE 802.11x, yaitu teknologi jaringan nirkabel yang mampu meny ediakan akses internet dengan bandwidth mencapai 11 Mbps (untuk standar 802.11b) . Gambar 2.20. Logo WiFi Hotspot adalah lokasi yang dilengkapi dengan perangkat Wi Fi sehingga dapat digunakan oleh user yang berada di lokasi tersebut untuk menga kses internet dengan menggunakan notebook / PDA yang sudah memiliki card WiFi. W iFi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, WiFi juga dapat diguna kan untuk membuat jaringan lokal tanpa kabel di perusahaan maupun instansi (jari ngan intranet). WiFi dapat diakses dengan komputer, laptop, PDA atau hand phone (HP) yang telah dikonfigurasi dengan WiFi certified Radio. Untuk Laptop yang bel um include WiFi dapat menginstall wireless cards yang berbentuk kartu PCMCIA di slot yang telah tersedia. Untuk PDA, pemakai dapat menginstall Compact Flash for mat WiFi radio di slot yang telah tersedia. Bagi pengguna personal komputer / PC dapat dengan memasangkan kartu wireless ke slot yang tersedia. Dengan adanya Wi Fi, user dapat bekerja dimana saja dan kapan saja sehingga tidak perlu harus sel alu terkurung di ruang kerja untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. WiFi dirancan g berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Terdapat empat variasi dari 802.11 yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n.

29 Tabel 2.6. Spesifikasi 802.11 SPESIFIKASI KECEPATAN 802.11b 11 Mb/s 802.11a 54 M b/s 802.11g 54 Mb/s 802.11n 100 Mb/s FREKUENSI 2.4 GHz 5 GHz 2.4 GHz 2.4 GHz SES UAI SPESIFIKASI b a b,g b, g, n WiFi berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan demikian mengijinkan 11 chanel untuk beroperasi (masing-masing 5 MHz ), Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Channel 1 2,412 MHz; Channel 2 - 2, 417 MHz; Channel 3 - 2,422 MHz; Channel 4 - 2,427 MHz; Channel 5 - 2,432 MHz; Ch annel 6 - 2,437 MHz; Channel 7 - 2,442 MHz; Channel 8 - 2,447 MHz; Channel 9 - 2 ,452 MHz; Channel 10 - 2,457 MHz; Channel 11 - 2,462 MHz.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian mengenai jaringan komputer antar sekolah di kec amatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri dengan menggunakan teknologi wireless dilaks anakan pada bulan Januari sampai Juli 2009 di 4 (empat) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang meliputi SMP Negeri 1 Tirtomoyo, SMP Negeri 2 Tirtomoyo, SM P Kanisius Tirtomoyo, SMP Sultan Agung Tirtomoyo dan 3 (tiga) Sekolah Lanjutan A tas (SLTA) yang meliputi SMK Sultan Agung Tirtomoyo, SMK Muhamadiyah 6 Tirtomoyo , SMA Kanisius Harapan Tirtomoyo. 3.2. Jenis dan Sumber Data Penulis menggunakan metode pengumpulan data dari jenis data dengan cara sebagai berikut : 3.2.1. Da ta Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dapat dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan bagian yang terkait. Data primer dapat berupa data hasil penelitian langsung yaitu dalam imp lementasi jaringan yang penulis lakukan. 3.2.2. Data Sekunder Data sekunder yait u data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat berupa catatan-catatan, l aporan-laporan tertulis, dokumendokumen dan makalah-makalah serta daftar pustaka . Data sekunder dapat berupa pengertian tentang jaringan komputer dan hal-hal be rhubungan dengan jaringan komputer. yang 30

31 3.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam pen ulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 3.3.1. Studi Literatur Penulis banyak mengamb il bahan sebagai laporan tugas akhir melalui buku disamping pengembangan dan ana lisa dari penulis sendiri. 3.3.2. Studi Interview Penulis melakukan wawancara da n konsultasi dengan dosen pembimbing maupun dengan team dari Forum Komunitas Tir tomoyo Online (FKTO) sebagai pendukung pembuatan laporan tugas akhir. 3.3.3. Stu di Lapangan Penulis melakukan implementasi jaringan dengan teknologi wireless se cara langsung di 4 (empat) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 3 (tiga) Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) di kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri, Jawa Te ngah. 3.4 . Materi Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan teknologi wireless untuk menghubungkan jaringan komputer antar sekol ah di kecamatan Tirtomoyo kabupaten Wonogiri. Objek dari penelitian ini meliputi 4 (empat) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan 3 (tiga) Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) di kecamatan Tirtomoyo, dengan titik sentral koneksi di kantor keca matan Tirtomoyo. Peralatan yang digunakan dalam tahap survey adalah GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik-titik koordinat lokasi dan software G oogle Earth untuk mengetahui halangan dan jarak antar titik lokasi. Peralatan da lam implementasi jaringan meliputi access point (AP), tower, antena yang meliput i jenis parabolic, omnidirectional dan yagi directional, kabel UTP kategori 5, k onektor RJ 45, dan router.

32 3.5. Metode Penelitian 3.5.1. Prosedur Penelitian Kegiatan yang dilakukan sebelu m penelitian adalah survey lokasi (site survey). Tujuan dari tahap ini adalah un tuk mengetahui koordinat lokasi dengan menggunakan GPS, selanjutnya data koordin at yang diperoleh, dengan menggunakan bantuan google earth digunakan untuk menen tukan jarak antar lokasi dan halangan yang menghadang antar titik lokasi. Data-d ata tersebut adalah sebagai dasar untuk penentuan topologi jaringan dan penentua n tinggi tower berdasarkan perhitungan fresnel zone. Tahap-tahap dalam penelitia n meliputi : 1. Perencanaan Jaringan Berdasarkan hasil dari site survey dengan p eralatan GPS maka didapatkan titik koordinat masing-masing lokasi dan ketinggian lokasi dari permukaan air laut. Dengan menggunakan bantuan google earth maka ak an didapat suatu keputusan dalam menentukan perencanaan jaringan. Pada tahap ini dapat ditentukan berapa ketinggian tower masing-masing lokasi untuk mendapatkan titik LOS (Line of Sight) berdasarkan perhitungan dari radius fresnel zone, top ologi jaringan yang digunakan, serta spesifikasi peralatan yang dibutuhkan dalam implementasi jaringan. Menentukan aspek-aspek yang berkaitan berupa elemen-elem en yang berkaitan dengan jaringan baik itu sumber daya manusia, peraturan perund ang-undangan, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur k erja maupun beragam aspek lainnya, baik yang terkait secara langsung maupun tida k dengan jaringan yang akan dibangun. Fase ini merupakan fase yang sangat pentin g (essential) untuk mendapatkan gambaran network design untuk pengembangan jarin gan selanjutnya. 2. Implementasi jaringan Tahap implementasi jaringan merupakan tahap installasi peralatan dalam jaringan wireless yang berupa perangkat keras ( hardware) dan perangkat lunak (software). Installasi perangkat keras meliputi pe masangan tower, access point, antena, dan router di masing-masing titik koneksi.

33 Installasi perangkat lunak meliputi konfigurasi dari peralatan di masingmasing t itik koneksi. 3. Testing (Uji Coba) Setelah proses tahap implementasi langkah be rikutnya berupa proses pengujian atau test jaringan. Pengetesan jaringan ini ada lah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari jaringan yang di bua t telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengetesan dilakukan untuk menc ari kesalahan-kesalahan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin masih terjadi. Tes ting jaringan menggunakan parameter utama signal strength antar titik yang salin g terkoneksi. Pengujian menggunakan tools yang terdapat dalam peralatan jaringan . Pengujian ini menggunakan utility dari mikrotik dengan parameter signal streng th (kekuatan sinyal) antar titik yang saling terkoneksi, signal to noise ratio ( SNR), ping test, dan bandwith test. Hasil pengujian akan dibandingkan dengan pen gujian secara teoritis dengan perhitungan link budget. Metode dari perhitungan l ink budget mengacu pada minimal received signal level (RSL) yaitu sensitivitas d ari penerima. Minimum RSL selalu dinyatakan sebagai dBm negatif (-dBm). Minimum RSL biasanya dalam kisaran antara -75 ke -95 dBm. Dengan metode ini dapat diketa hui kualitas sambungan antar titik koneksi. 4. Maintenance (Pemeliharaan) Fase i ni merupakan fase perawatan terhadap jaringan yang telah diimplementasikan. Caku pan fase ini berupa proses perawatan terhadap jaringan yang berkaitan dengan per awatan berkala dari jaringan maupun proses terhadap perbaikan jaringan manakala jaringan menghadapi kendala dalam operasionalnya akibat masalah teknis dan non t eknis.

34 3.5.2. Spesifikasi Peralatan Peralatan yang digunakan seperti terlihat dalam Tab el 3.1. Tabel 3.1. Spesifikasi Peralatan No 1 Lokasi Kantor Kecamatan Spesifikas i Peralatan Antena Parabolic 2,4 GHz, mikrotik RB 133, Antena Omnidirectional 2, 4 GHz, mikrotik RB 433, Tower Triangle 30 meter, grounding kit, mikrotik RB 450, PC web server, UTP Cable CAT 5E, PoE Adaptor, konektor RJ 45 AMP. Antena Yagi 2 ,4 GHz, AP Senau ECB 3220, Mikrotik RB 750, Pipa Pole 6 meter, PoE Adaptor, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP Antena Parabolic 2,4 GHz, Mikrotik RB 133, PC R outer mikrotik x86, Tower Triangle 30 meter, grounding kit, UTP Cable CAT 5E, Po E Adapter, konektor RJ 45 AMP. Antena Omnidirectional 2,4 GHz, mikrotik RB 411 O S Level 4, PC Router mikrotik x86, Pipa Pole 24 meter, grounding kit, PoE Adapte r, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP. Antena Parabolic 2,4 GHz, AP Senau ECB 3220, PC Router mikrotik x86, Pipa Pole 6 meter, PoE Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP. Antena Yagi 2,4 GHz, Ubiquiti Pico Station2, Pipa Pole 6 met er, PoE Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP. Antena Yagi 2,4 GHz, AP S enau ECB 3220, PC Router mikrotik x86, PoE Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor R J 45 AMP. Antena Omnidirectional 2,4 GHz, Mikrotik RB 411 OS Level 4, PC Router mikrotik x86, Tower Triangle 30 meter, grounding kit, PoE Adapter, UTP Cable CAT 5E, konektor RJ 45 AMP. 2 SMP Negeri 1 3 SMP Negeri 2 4 SMP Kanisius 5 SMP Sultan Agung 6 SMK Muhamadiyah 6 7 SMA Kanisius 8 SMK Sultan Agung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Koordinat Lokasi Survey lokasi (site survey) dengan peralatan GPS (global P ositioning System) didapatkan koordinat lokasi dan ketinggian lokasi dari permuk aan air laut (dpl). Data hasil survey ditampilkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Koo rdinat Lokasi Location Kantor Kecamatan SMP Negeri 1 SMP Negeri 2 SMP Kanisius S MP Sultan Agung SMK Muhamadiyah 6 SMA Kanisius SMK Sultan Agung Elevation 193 me ter 197 meter 954 meter 195 meter 193 meter 218 meter 213 meter 189 meter Latitu de S 7 56 56.79 7o 56 44.51 7o 59 22.92 7o 56 51.55 7o 56 o Longitude E 111o 3 58.69 111o 3 27.23 111o 6 23.98 111o 3 27.87

51.63 111o

Titik koordinat lokasi yang diperoleh dengan menggunakan peralatan GPS di atas k emudian dengan bantuan google earth didapat pemetaan lokasi yang selanjutnya aka n dijadikan acuan untuk topologi jaringan. SMP Negeri 2 yang memiliki lokasi ter tinggi (954 meter dari permukaan air laut) berperan penting dalam implementasi j aringan, karena dalam implementasi jaringan lokasi tersebut juga untuk koneksi d engan Internet Service Provider (ISP) yang selanjutnya diarahkan ke kantor kecam atan sebagai pusat koneksi untuk jaringan antar sekolah. Lokasi sekolah berjauha n satu sama lain, sehingga dalam implementasi jaringan antar sekolah tersebut me nggunakan teknologi wireless, dengan router dan web server untuk lokal konten te rletak di kantor kecamatan Tirtomoyo. 35

36 4.2. Pemetaan Lokasi Hasil dari pemetaan lokasi dengan menggunakan software goog le earth seperti terlihat pada Gambar 4.1. Hasil dari pemetaan ini merupakan das ar penentuan topologi jaringan dan untuk menentukan titik-titik yang digunakan s ebagai repeater atau yang dikenal dengan wireless distribution system (WDS). Gambar 4.1. Pemetaan Lokasi Berdasarkan hasil dari pemetaan tersebut dapat diten tukan jarak antar titik yang saling terkoneksi. Jarak antar titik yang saling te rkoneksi seperti yang tersaji dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2. Jarak antar Titik Kone ksi Lokasi SMP Negeri 2 SMK Muhamadiyah 6 SMK Sultan Agung SMA Kanisius SMP Sult an Agung SMP Kanisius SMP Negeri 1 Tujuan Koneksi Kantor Kecamatan Kantor Kecama tan Kantor Kecamatan SMK Sultan Agung SMK Sultan Agung SMK Sultan Agung SMP Kani sius Jarak (m) 6295 144 1105 385 113 170 216

37

Titik-titik lokasi yang digunakan sebagai wireless distribution system (WDS) dit entukan berdasarkan jarak terdekat dengan client. Kantor kecamatan Tirtomoyo sel ain sebagai pusat koneksi juga berfungsi sebagai WDS yang terhubung secara langs ung ke SMP Negeri 2, SMK Sultan Agung, dan SMK Muhamadiyah 6. SMK Sultan Agung b erfungsi sebagai WDS ke SMA Kanisius, SMP Sultan Agung, dan SMP Kanisius. SMP Ka nisius berfungsi sebagai WDS ke SMP Negeri 1 Tirtomoyo. Titik-titik tersebut aka n menggunakan jenis antena yang dapat memancarkan sinyal ke segala arah yaitu je nis omnidirectional, sedangkan titik yang lain (client) menggunakan jenis antena parabolic maupun yagi. Pemilihan jenis antena ini berdasarkan pada fungsi, arah rambatan dan jarak lokasi ke titik koneksi yang dituju. 4.3. Line of Sight (LOS ) Line of Sight (LOS) dibutuhkan agar dapat terjadi koneksi wireless yang optima l antara titik-titik yang saling terkoneksi, LOS merupakan keadaan dimana antar point harus saling berhadapan. LOS sebetulnya lebih dari sekedar garis lurus yan g tipis tetapi berbentuk seperti elips. Lebar elips tersebut dikenal sebagai kon sep fresnel zone. Jarak antar koneksi yang didapatkan digunakan untuk perhitunga n fresnel zone. Perhitungan tersebut menggunakan rumus : r = 17,31 (d1 x d2) /(f x D) (4-1) dimana r adalah jari-jari dari zone tersebut dalam meter, D ada am meter, d1 adalah jarak dari titik koneksi pertama ke halangan, d2 adalah jara k dari titik koneksi kedua ke halangan, f adalah frekuensi dalam MHz. Rumus ters ebut akan memberikan jari-jari / radius dari zone. Untuk menghitung ketinggian t ower sehingga didapatkan LOS maka perlu mengetahui tinggi halangan di tengah-ten gah titik koneksi yang saling berhubungan. Tinggi halangan tersebut ditambahkan dengan radius fresnel zone untuk menentukan tinggi antena. Hasil perhitungan fre snel zone antar titik-titik yang saling terkoneksi terlihat dalam Tabel 4.3.

38 Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Fresnel Zone Lokasi 1 Lokasi 2 SMP Negeri 2 Kantor Kec. SMK Muhamadiyah 6 Kantor Kec. SMK Sultan Agung Kantor Kec. SMA Kanisius SMK Sultan Agung SMP Sultan Agung SMK Sultan Agung SMP Kanisius SMK Sultan Agung SM P Negeri 1 SMP Kanisius D(m) f(MHz) 6295 2412 144 2412 1105 2412 385 2412 113 24 12 170 2412 216 2412 r (m) 13,98 2,11 5,86 3,46 1,87 2,30 2.60 60% r 8,39 1,25 3 ,51 2,07 1,12 1,38 1,55 Pada saat membuat koneksi wireless perlu memastikan bahwa wilayah / zone tersebu t bebas dari hambatan. Dalam jaringan wireless perlu memastikan bahwa minimal 60 % dari radius fresnel zone (r) yang pertama bebas dari penghalang, batas 60% ter sebut merupakan batas toleransi penghalang yang menembus radius fresnel zone seb esar 40%, lebih dari 40% halangan yang menembusnya mengakibatkan terganggunya ko munikasi data bahkan koneksi tidak stabil atau tidak terjadi koneksi sama sekali . Jarak terjauh dari implementasi jaringan adalah antara kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2 yaitu 6,295 km. Berdasarkan perhitungan jari-jari fresnel zone ant ara kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2 dengan frekuensi transmite 2,412 GHz (c hanel 1) adalah 13,98 meter. Perhitungan 60% dari radius fresnel zone yang perta ma adalah 8,39 meter. Dilihat dari hasil pemetaan halangan yang berada antara ke dua lokasi berupa pepohonan dengan ketinggian rata-rata kurang lebih 15 meter, u ntuk menentukan tinggi tower sehingga didapat LOS, maka tinggi halangan tersebut ditambahkan dengan radius fresnel zone yaitu 15 meter ditambah 13,98 meter adal ah 28,98 meter. Tinggi tower yang diimplementasi berdasarkan radius dari fresnel zone adalah 30 meter di kantor kecamatan dan 30 meter di SMP Negeri 2. SMP Nege ri 2 dengan ketinggian 954 meter dpl sebenarnya tidak memerlukan tower dengan ke tinggian 30 meter, tetapi karena SMP Negeri 2 juga merupakan koneksi ke ISP, mak a ketinggian 30 meter tersebut untuk mencapai titik LOS dengan pusat koneksi ISP . Titik tengah koneksi antara SMK Sultan Agung yang terhubung ke kantor kecamata n terdapat halangan bangunan bertingkat dengan ketinggian 20 meter.

39 Ketinggian SMK Sultan Agung dari permukaan air laut lebih rendah 4 meter dari ke camatan. Tinggi tower SMK Sultan Agung untuk mencapai kondisi LOS adalah jumlah dari radius fresnel zone ditambah tinggi halangan dan selisih ketinggian dari pe rmukaan air laut yaitu 5,86 meter ditambah 20 meter ditambah 4 meter (29,86 mete r). Tinggi tower yang diimplementasi berdasarkan radius dari fresnel zone adalah 30 meter di SMK Sultan Agung Tirtomoyo. Koneksi antara SMP Kanisius dengan SMK Sultan Agung tidak terdapat halangan yang berarti, tetapi untuk mencapai LOS tin ggi tower harus sejajar, karena kedua antena memiliki jenis yang sama yaitu omni directional. Ketinggian SMP Kanisius dari permukaan air laut adalah 195 meter, s elisih 6 meter lebih tinggi dari SMK Sultan Agung, untuk menentukan tinggi tower di SMP Kanisius supaya sejajar dengan SMK Sultan Agung adalah dengan cara mengu rangkan tinggi tower di SMK Sultan Agung dengan selisih ketinggian permukaan air laut. Dari perhitungan tersebut didapatkan tinggi tower untuk implementasi di S MP Kanisius adalah 24 meter (30 meter 6 meter). Penentuan tinggi tower untuk SMP S ultan Agung, SMP Negeri 1, dan SMK Muhamadiyah masing adalah satu pipa pole (6 m eter). Penentuan tinggi tersebut berdasarkan jarak untuk ke titik koneksi yang d ekat (<400 meter), tidak terdapat halangan dan dapat terlihat oleh mata telanjan g serta pemakaian jenis antena yagi maupun parabolic, sehingga untuk mencapai LO S dapat dilakukan dengan pengaturan arah antena (pointing) pada sisi client yang terhubung. Tinggi tower masing-masing titik koneksi seperti terlihat dalam Tabe l 4.4. Perhitungan fresnel zone antara titik koneksi terlampir dalam Lampiran 1. Tabel 4.4. Tinggi Tower dan Jenis Antena masing-masing Titik Koneksi Lokasi Kan tor Kecamatan SMP Negeri 1 SMP Negeri 2 SMP Kanisius SMP Sultan Agung SMK Sultan Agung SMK Muhamadiyah SMA Kanisius Tinggi Tower 30 meter 6 meter 30 meter 24 me ter 6 meter 30 meter 6 meter 6 meter Jenis Antena Parabolic dan omnidirectional Yagi Parabolic Omnidirectional Parabolic Omnidirectional Yagi Yagi

40 4.4. Perancangan Wireless Network Perancangan dilakukan berdasarkan data hasil s urvey di lapangan dengan titik pusat di kantor kecamatan. Titik-titik yang berfu ngsi sebagai wireless distribution system (WDS) adalah SMK Sultan Agung dan SMP Kanisius. WDS memungkinkan sebuah client wireless (client I) dapat terhubung den gan node pusat (node A) tanpa harus terhubung langsung dengannya, tetapi cukup t erhubung ke node lain (node B) yang terdekat dengan client I yang sudah bekerja sama dengan node A. Node B tersebut berfungsi sebagai relay yang akan meneruskan ke node A. Demikian juga sebaliknya, dimana jika ada client wireless lain (Clie nt II) yang ingin berkomunikasi dengan node A, maka dapat terhubung dengan node tersebut melalui node B. 4.3.1. Topologi Jaringan. Topologi jaringan wireless ya ng menghubungkan antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo seperti terlihat dalam Gam bar 4.2. Gambar 4.2. Topologi Jaringan 4.3.1. IP Address. IP Address yang digunakan dalam implementasi adalah IP address privat kelas B untuk alamat wireless access poin t (WAP) dan router, IP address privat kelas C untuk IP Hotspot dan IP client. IP address untuk

41 WAP dan router yaitu 172.16.0.1/24, sedangkan IP address untuk hotspot dan clien t yaitu 192.168.0.0 192.168.255.255. IP public untuk jaringan internet yang dipero leh dari internet service provider (ISP) adalah 121.100.22.227. IP address WAP d an Router 172.16.0.1/24 berarti IP Privat tersebut menggunakan subnet mask 255.2 55.255.0 yang berarti jumlah mesin yang dapat terhubung maksimal 256 mesin. Pene ntuan subnet mask tersebut berdasarkan notasi CIDR (Classless Inter Domain Routi ng). Tabel Classless Inter Domain Routing tersaji dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5. Cl assless Inter Domain Routing CIDR /30 /29 /28 /27 /26 /25 /24 /16 /8 Desimal 255 .255.255.252 255.255.255.248 255.255.255.240 255.255.255.224 255.255.255.192 255 .255.255.128 255.255.255.0 255.255.0.0 255.0.0.0 Jumlah Mesin 4 8 16 32 64 128 2 56 65536 16777216 Device jaringan dengan menggunakan IP privat tidak dirutekan melintasi internet, ketika device membutuhkan koneksi ke internet, devicedevice tersebut dapat berb agi menggunakan sebuah IP address public melalui konfigurasi Network Address Tra nslation (NAT) yang akan dilakukan oleh router. Pemberian IP address untuk WAP d an router dilakukan secara statik, alamat IP statik adalah sebuah pemberian alam at yang tidak pernah berubah. Pemberian IP address untuk hotspot dan client dila kukan secara dinamik dengan menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP). Site detail dari jaringan komputer antar sekolah di kecamatan Tirtomoyo seperti terlihat dalam Tabel 4.6.

42 Tabel 4.6. Site Detail Jaringan Site Detail Kantor Kecamatan Router WAP (WDS) WA P (to SMP2/ ISP) IP Hotspot Web Server SSID SMP Negeri 1 Router WAP LAN SMP Nege ri 2 Router WAP (to kecamatan) WAP (to ISP) LAN SMP Kanisius Router WAP (WDS) LA N SMP Sultan Agung Router WAP LAN SMK Muhamadiyah 6 Router WAP LAN SMA Kanisius Router WAP LAN SMK Sultan Agung Router WAP (WDS) LAN IP Allocation 172.16.0.1 17 2.16.0.2 121.100.22.227 192.168.1.1/24 172.16.0.7 CyberVillage 172.16.0.17 172.1 6.0.18 192.168.15.1/24 172.16.0.8 121.100.22.228 121.100.22.xxx 192.168.11.1/24 172.16.0.9 172.16.0.10 192.168.12.1/24 172.16.0.13 172.16.0.14 192.168.17.1/24 1 72.16.0.16 172.16.0.16 192.168.14.1/24 172.16.0.19 172.16.0.20 192.168.16.1/24 1 72.16.0.11 172.16.0.12 192.168.13.1/24 Jaringan komputer antar sekolah selain berfungsi sebagai intranet untuk keperlua n pendidikan juga dapat untuk melakukan koneksi internet, hal ini dapat dilakuka n karena bekerja sama dengan Internet Service Provider (ISP) yang sebelumnya tel ah bekerjasama dengan kecamatan Tirtomoyo untuk keperluan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) online, untuk jalur internet menumpang dengan jalur kecamatan yan g sudah ada sebelumnya, tetapi hal ini tidak berarti antara jaringan untuk keper luan pembuatan KTP online dengan jaringan antar sekolah untuk pendidikan tergabu ng jadi satu dan saling mengganggu satu sama lain, hal ini tidak akan terjadi ka rena pembagian jalur data (bandwith) telah diatur

43 oleh router sesuai alokasi dari ISP. Tiap lokasi menggunakan tower yang digunaka n untuk penempatan antena dan radio AP yang digunakan sebagai media transmisi da ta. Hal ini dikarenakan keadaan geografis tirtomoyo yang tidak memungkinkan untu k menggunakan media kabel sebagai media perantara jaringan komputer antar sekola h. Sebagai salah satu solusi maka menggunakan gelombang radio sebagai transmisin ya, teknologi ini dikenal sebagai teknologi wireless. Implementasi jaringan yang dibangun adalah jaringan lokal yang mengkover suatu area atau daerah (khususnya lingkungan pendidikan) untuk memajukan dunia pendidikan di wilayah kecamatan Ti rtomoyo. Semua komputer yang berada di lingkungan pendidikan tersebut terhubung dalam satu jaringan lokal dan memiliki satu titik gateway, dimana melalui gatewa y ini semua pengguna komputer yang berada di daerah tersebut dapat juga mengakse s jaringan internet maupun intranet. 4.5. Implementasi Wireless Network Implemen tasi wireless network dilakukan di 8 (delapan) titik koneksi yaitu kantor kecama tan Tirtomoyo, SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Kanisius, SMP Sultan Agung, SMK M uhamadiyah 6, SMA Kanisius, dan SMK Sultan Agung. Proses implementasi terdiri da ri installasi perangkat keras (hardware) dan konfigurasi perangkat lunak (softwa re). Tahap paling awal dalam implementasi adalah pemasangan peralatan di kantor kecamatan, hal ini dikarenakan lokasi tersebut sebagai pusat koneksi, sehingga p emasangan harus dilakukan pada tahap paling awal. Installasi hardware meliputi p emasangan access point, router, antena, dan peralatan lain seperti tower serta p eralatan pendukung lainnya. konfigurasi perangkat lunak adalah konfigurasi dari access point maupun router untuk dapat saling terkoneksi dalam jaringan antar se kolah. 4.5.1. Kantor Kecamatan Tirtomoyo Installasi peralatan meliputi access po int mikrotik RB 433 beserta antena omnidirectional, dan router mikrotik RB 450. Peralatan dari ISP berupa mikrotik RB 133 dan antena parabolic yang menuju ke SM P

44 Negeri 2 sudah terpasang sebelumnya, penulis melakukan pointing ulang untuk pera latan dari ISP untuk mendapatkan kualitas sinyal terbaik. Tower antena sudah ter sedia di kantor kecamatan beserta peralatan anti petir dengan ketinggian 30 mete r. Dalam implementasi tower tersebut ditempati oleh peralatan dari ISP yang terd iri dari AP RB 133, antena parabolic serta peralatan dari FKTO yang terdiri dari AP RB 433 dan antena omnidirectional. Deskripsi perangkat keras dalam installas i peralatan di kantor kecamatan tersaji dalam Tabel 4.7. Tabel 4.7. Deskripsi Pe rangkat Keras di Kantor Kecamatan Tirtomoyo Deskripsi Hardware Antenna Omndirect ional 2,4 Ghz Antenna Parabolic 2,4 Ghz Mikrotik RB 433 Mikrotik RB 133 Mikrotik RB 450 Tower 30 cm per 5 meter stick, include sling Antenna Mounting Kit Groundin g Kit Safety Lamp with Automatic Sensor Networking UTP Cable Categori 5E Konekto r RJ45 Tools RJ45 Crimping Tools Cable Tester Jumlah 1 1 1 1 1 6 2 1 1 50 10 1 1 Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Stick Buah Buah Buah Meter Buah Buah Buah Pemakaian antena parabolic di kecamatan untuk koneksi point to point ke SMP Nege ri 2, koneksi antara kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2 merupakan koneksi terj auh dengan jarak 6,295 km. Jenis antena parabolic memiliki gain paling tinggi ya itu 24 dBi, namun coverage area menyamping sangat terbatas, berdasarkan sifatnya antena ini sangat baik digunakan untuk link point to point antar lokasi yang be rjauhan. Pemakaian antena omnidirectional digunakan di kantor kecamatan karena l okasi ini akan saling terkoneksi dengan beberapa client dengan lokasi yang berbe da yaitu SMK Sultan Agung dan SMK Muhamadiyah 6. Lokasi

45 ini juga berfungsi sebagai hotspot area. Tipe antena omnidirectional akan meramb atkan sinyal RF ke segala arah dalam bidang horizontal, tetapi jarak daya pancar nya terbatas. Antena omnidirectional mempunyai range gain hingga 17 dBi. Hasil d ari pemasangan tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3. Implementasi Wireless AP di Kantor Kecamatan Mikrotik RB 450 berfung si sebagai router jaringan, dengan router mikrotik RB 450 konfigurasi jaringan d iatur, diantaranya adalah network routing, setting IP Hotspot, setting Network A ddress Transalation (NAT), dan setting Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP ). Titik koneksi yang berfungsi sebagai WDS dapat difungsikan pula untuk akses j aringan intranet maupun internet melalui mobile desktop / laptop. IP address yan g digunakan untuk WAP sekolah adalah 172.16.0.1/24, IP address yang digunakan un tuk hotspot area 192.168.1.1/24. IP address mikrotik AP RB 433 adalah 172.16.0.2 , IP address untuk mikrotik router RB 450 172.16.0.1, sedangkan IP address dari ISP adalah 121.100.227 (IP public). Konfigurasi IP address di kantor kecamatan t erlihat pada Tabel 4.8.

46 Tabel 4.8. Konfigurasi IP Address di Kantor Kecamatan Tirtomoyo Device Name Mikr otik AP RB 433 (Tio.omni) Mikrotik Router RB 450 (Tio.router) IP Hotspot Area WL AN IP Publik IP Address 172.16.0.2 172.16.0.1 192.168.1.1/24 172.16.1.1/24 121.1 00.22.227 Detail konfigurasi access point mikrotik RB 433 dan router mikrotik RB 450 di ka ntor kecamatan terlampir dalam Lampiran 2. 4.5.2. SMK Sultan Agung Tirtomoyo Ins tallasi jaringan di SMK Sultan Agung meliputi installasi tower dengan ketinggian 30 meter, access point mikrotik RB 411 beserta antena omnidirectional, dan PC r outer mikrotik x86. Peralatan RB 411 dan omnidirectional dipasang pada tower. Ko neksi SMK Sultan Agung mengarah ke pusat koneksi yaitu kantor kecamatan. SMK Sul tan Agung juga berfungsi sebagai wireless distribution system (WDS) untuk koneks i ke SMP Kanisius, SMP Sultan Agung dan SMA Kanisius. Lokasi ini juga berfungsi sebagai hotspot area. Deskripsi perangkat keras dalam installasi peralatan di SM K Sultan Agung tersaji dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9. Deskripsi Perangkat Keras di SMK Sultan Agung Deskripsi Hardware Antena Omndirectional 2,4 Ghz Mikrotik RB 41 1 PC router x86 Tower 30 cm per 5 meter stick, include sling Antenna Mounting Kit Grounding Kit Safety Lamp with Automatic Sensor Networking UTP Cable Categori 5E Konektor RJ45 Tools RJ45 Crimping Tools Cable Tester Jumlah 1 1 1 6 2 1 1 40 4 1 1 Satuan Unit Unit Unit Stick Buah Buah Buah Meter Buah Buah Buah

47 Seperti halnya di kantor kecamatan pemakaian antena omnidirectional di SMK Sultan Agung karena lokasi ini akan saling terkoneksi den gan beberapa client dengan lokasi yang berbeda yaitu SMP Sultan Agung, SMP Kanis ius, dan SMA Kanisius. Tipe antena omnidirectional akan merambatkan sinyal RF ke segala arah dalam bidang horizontal, tetapi jarak daya pancarnya terbatas. Ante na omnidirectional mempunyai range gain hingga 17 dBi. Hasil dari pemasangan ter sebut seperti terlihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4. Implementasi Wireless AP di SMK Sultan Agung Router di SMK Sultan Ag ung dibuat dengan memanfaatkan PC Pentium III yang sudah tidak terpakai tetapi d apat diinstall mikrotik router OS versi 3.20 (mikrotik x86). Spesifikasi dari PC router mikrotik x86 adalah Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128, Harddisk 4 GB, d an 2 buah LAN Card. Dengan PC router mikrotik x86 ini jaringan lokal di SMK Sult an Agung penulis set sebagai Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Server s ehingga konfigurasi IP address menjadi lebih dinamis. IP address yang digunakan untuk WAP SMK Sultan Agung adalah

48 172.16.0.12, IP address yang digunakan untuk PC router adalah 172.16.0.11. IP ad dress untuk Local Area Network (LAN) adalah 192.168.13.1/24. Konfigurasi IP addr ess di SMK Sultan Agung terlihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Konfigurasi IP Add ress di SMK Sultan Agung Device Name IP Address Mikrotik AP RB 411 (smksa.omni) 172.16.0.12 PC router mikrotik x86 (smksa.router) 172.16.0.11 LAN 192.168.13.1/2 4 Detail konfigurasi access point mikrotik RB 411 dan PC router mikrotik x86 di SMK Sultan Agung terlampir dalam Lampiran 3. 4.5.3. SMP Kanisius Pemasangan pera latan jaringan di SMP Kanisius meliputi installasi tower dengan menggunakan pipa pole dengan ketinggian 24 meter, access point mikrotik RB 411 beserta antena om nidirectional, dan PC router mikrotik x86. Peralatan RB 411 dan omnidirectional dipasang pada pipa pole. Koneksi SMP Kanisius mengarah ke SMK Sultan Agung. SMP Kanisius berfungsi sebagai wireless distribution system (WDS) untuk koneksi ke S MP Negeri 1 serta berfungsi sebagai hostpot area. Deskripsi perangkat keras dala m installasi peralatan di SMP Kanisius tersaji dalam Tabel 4.11. Tabel 4.11. Des kripsi Perangkat Keras di SMP Kanisius Deskripsi Hardware Antena Omndirectional 2,4 Ghz Mikrotik RB 411 PC router x86 Tower Pipa pole per 6 meter, include sling Grounding Kit Networking UTP Cable Categori 5E Konektor RJ45 Tools RJ45 Crimpin g Tools Cable Tester Jumlah 1 1 1 4 1 40 4 1 1 Satuan Unit Unit Unit Stick Buah Meter Buah Buah Buah

49 Pemakaian antena omnidirectional di SMP Kanisius karena lokasi ini akan saling t erkoneksi dengan SMP Negeri 1 dan SMK Sultan Agung, sehingga dengan jarak antar lokasi koneksi yang tidak terlalu jauh (<250 meter) penggunaan antena omnidirect ional lebih efisien baik dari sisi teknis maupun biaya. Hasil dari pemasangan te rsebut seperti terlihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5. Implementasi Wireless AP di SMP Kanisius Spesifikasi PC Router yang digunakan di SMP Kanisius adalah Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 20 GB, 2 LAN Card dengan sistem operasi mikrotik x86 versi 3.20. Melalui PC rou ter mikrotik x86 ini jaringan lokal di SMP Kanisius penulis set sebagai Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Server sehingga konfigurasi IP address menjad i lebih dinamis. IP address yang digunakan untuk WAP SMP Kanisius adalah 172.16. 0.10, IP address untuk PC router adalah 172.16.0.9. IP address untuk Local Area Network (LAN) adalah

50 192.168.12.1/24. Konfigurasi IP Address di SMP Kanisius terlihat pada Tabel 4.12 . Tabel 4.12. Konfigurasi IP Address di SMP Kanisius Device Name Mikrotik AP RB 411 (smpk.omni) PC router mikrotik x86 (smpk.router) LAN IP Address 172.16.0.10 172.16.0.9 192.168.12.1/24 Detail konfigurasi access point mikrotik RB 411 dan PC router mikrotik x86 di SM P Kanisius terlampir dalam Lampiran 4. 4.5.4. SMP Sultan Agung Installasi perala tan jaringan di SMP Sultan Agung meliputi access point (AP) Senau beserta antena parabolic, dan PC router mikrotik x86. AP senau dan antena parabolic dipasang p ada pipa pole dengan ketinggian 6 meter. Koneksi SMP Sultan Agung mengarah ke SM K Sultan Agung. Hasil dari pemasangan tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Implementasi Wireless AP di SMP Sultan Agung Deskripsi perangkat ker as dalam installasi peralatan di SMP Sultan Agung tersaji dalam Tabel 4.13.

51 Tabel 4.13. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Sultan Agung Deskripsi Hardware Ant ena parabolic 2,4 GHz AP Senau PC router mikrotik x86 Tower Pipa pole 6 meter Ne tworking UTP Cable Categori 5E Konektor RJ45 Tools RJ45 Crimping Tools Cable Tes ter Jumlah 1 1 1 1 10 4 1 1 Satuan Unit Unit Unit Stick Meter Buah Buah Buah Router yang digunakan di SMP Sultan Agung adalah dengan memanfaatkan PC Pentium III yang sudah tidak terpakai tetapi dapat diinstall mikrotik router OS versi 3. 20 (mikrotik x86). Dengan PC router mikrotik x86 ini jaringan lokal di SMP Sulta n Agung penulis set sebagai Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Server se hingga konfigurasi IP address menjadi lebih dinamis. IP Address yang digunakan untuk WA P SMP Sultan Agung adalah 172.16.0.14, IP address yang digunakan untuk PC router adalah 172.16.0.13. IP address untuk Local Area Network (LAN) adalah 192.168.17 .1/24. Konfigurasi IP address di SMP Sultan Agung terlihat pada Tabel 4.14. Tabe l 4.14. Konfigurasi IP Address di SMP Sultan Agung Device Name AP Senau (smpsa.w ap) PC router mikrotik x86 (smpsa.router) LAN IP Address 172.16.0.14 172.16.0.13 192.168.17.1/24 Detail konfigurasi AP Senau dan PC router mikrotik x86 di SMP Sultan Agung terla mpir dalam Lampiran 5. 4.5.5. SMA Kanisius Pemasangan peralatan jaringan di SMA Kanisius meliputi access point (AP) Senau beserta antena yagi, dan PC router mik rotik x86. AP

52 senau dan antena Yagi dipasang di bangunan laboratorium komputer, hal ini dilaku kan karena tanpa menggunakan pipa sudah didapatkan titik line of sight (LOS) ke koneksi tujuan. Koneksi SMA Kanisius mengarah ke SMK Sultan Agung. Hasil dari pe masangan terlihat pada Gambar 4.7. Gambar 4.7. Implementasi Wireless AP di SMA Kanisius Deskripsi perangkat keras y ang digunakan dalam installasi peralatan di SMA Kanisius tersaji dalam Tabel 4.1 5. Tabel 4.15. Deskripsi Perangkat Keras di SMA Kanisius Deskripsi Hardware Ante na Yagi 2,4 Ghz AP Senau PC router mikrotik x86 Networking UTP Cable Categori 5E Konektor RJ45 Tools RJ45 Crimping Tools Cable Tester Jumlah 1 1 1 10 4 1 1 Satu an Unit Unit Unit Meter Buah Buah Buah Installasi Router di SMA Kanisius menggunakan PC dengan sistem operasi mikrotik x86 versi 3.20. PC tersebut memiliki spesifikasi Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 20 GB dan 2 LAN card. Untuk jaringan lokal (LAN) penulis set se bagai Dynamic Host

53 Configuration Protocol (DHCP) Server sehingga konfigurasi IP address untuk clien t menjadi lebih dinamis. IP address yang digunakan untuk WAP SMA Kanisius adalah 172.16.0.20, IP address yang digunakan untuk PC router adalah 172.16.0.19. IP a ddress untuk Local Area Network (LAN) adalah 192.168.16.1/24. Konfigurasi IP add ress di SMA Kanisius terlihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.16. Konfigurasi IP Addres s di SMA Kanisius Device Name IP Address AP Senau (smak.yagi) 172.16.0.20 PC rou ter mikrotik x86 (smak.router) 172.16.0.19 LAN 192.168.16.1/24 Konfigurasi AP Se nau dan PC router mikrotik x86 di SMA Kanisius secara detail terlampir dalam Lam piran 6. 4.5.6. SMP Negeri 1 Installasi peralatan jaringan di SMP Negeri 1 melip uti access point (AP) Senau beserta antena yagi, dan router mikrotik RB 750. AP senau dan antena yagi dipasang pada pipa pole dengan ketinggian 6 meter. Koneksi SMP Negeri 1 mengarah ke SMP Kanisius. Deskripsi perangkat keras dalam installa si peralatan di SMP Negeri 1 tersaji dalam Tabel 4.17. Hasil dari pemasangan ter sebut seperti terlihat pada Gambar 4.8. Tabel 4.17. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Negeri 1 Deskripsi Hardware Antena Yagi 2,4 Ghz AP Senau Mikrotik RB 750 To wer Pipa pole per 6 meter Networking UTP Cable Categori 5E Konektor RJ45 Tools R J45 Crimping Tools Cable Tester Jumlah 1 1 1 1 10 4 1 1 Satuan Unit Unit Unit St ick Meter Buah Buah Buah

54 Gambar 4.8. Implementasi Wireless AP di SMP Negeri 1 SMP Negeri 1 menggunakan ro uter mikrotik RB 750. Jaringan lokal penulis set sebagai Dynamic Host Configurat ion Protocol (DHCP) Server sehingga konfigurasi IP address menjadi lebih dinamis . IP address yang digunakan untuk WAP SMP Negeri 1 adalah 172.16.0.18, IP addres s yang digunakan untuk RB 750 adalah 172.16.0.17. IP address untuk Local Area Ne twork (LAN) adalah 192.168.15.1/24. Konfigurasi IP address di SMP Negeri 1 terli hat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Konfigurasi IP Address di SMP Negeri 1 Device N ame IP Address AP Senau (smpn1.yagi) 172.16.0.18 Mikrotik router RB 750 (smpn1.r outer) 172.16.0.17 LAN 192.168.15.1/24 Detail dari konfigurasi AP Senau dan rout er mikrotik RB 750 di SMP Negeri 1 terlampir dalam Lampiran 7. 4.5.7. SMK Muhama diyah 6 Installasi jaringan di SMK Muhamadiyah 6 meliputi access point (AP) Ubiq uity Picostation2 beserta antena yagi. Access point Ubiquity Picostation2 dan an tena yagi dipasang pada pipa pole dengan ketinggian 6

55 meter. Koneksi SMK Muhamadiyah 6 mengarah ke kantor kecamatan. Hasil dari pemasa ngan tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.9. Gambar 4.9. Implementasi Wireless AP di SMK Muhamadiyah 6 Deskripsi perangkat ke ras dalam installasi peralatan di SMK Muhamadiyah 6 tersaji dalam Tabel 4.19. Ta bel 4.19. Deskripsi Perangkat Keras di SMK Muhamadiyah 6 Deskripsi Hardware Ante na Yagi 2,4 Ghz AP Ubiquity PicoStation2 Tower Pipa pole per 6 meter Networking UTP Cable Categori 5E Konektor RJ45 Tools RJ45 Crimping Tools Cable Tester Jumla h 1 1 1 10 4 1 1 Satuan Unit Unit Stick Meter Buah Buah Buah Pengaturan router di SMK Muhamadiyah 6 dilakukan pada AP ubiquity PicoStation2. Jaringan lokal penulis set sebagai Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) Se rver sehingga konfigurasi IP address

56 menjadi lebih dinamis. IP address yang digunakan untuk WAP SMK Muhamadiyah 6 ada lah 172.16.0.16. IP address untuk Local Area Network (LAN) adalah 192.168.14.1/2 4. Konfigurasi IP address di SMK Muhamadiyah 6 terlihat pada Tabel 4.20. Tabel 4 .20. Konfigurasi IP Address di SMK Muhamadiyah 6 Device Name IP Address AP Ubiqu iti (smkmuh.yagi) LAN 172.16.0.16 192.168.14.1/24 Konfigurasi AP Ubiquity PicoStation2 di SMK Muhamadiyah terlampir dalam Lampiran 8. 4.5.8. SMP Negeri 2 Pemasangan peralatan jaringan di SMP Negeri 2 meliputi a ccess point (AP) RB 133 beserta antena parabolic dan PC router mikrotik x86. AP RB 133 dan antena parabolic dipasang pada tower dengan ketinggian 30 meter. Kone ksi SMP Negeri 2 mengarah ke kantor kecamatan. Untuk implementasi jaringan di SM P Negeri 2 adalah installasi router dan konfigurasi ulang dengan pihak ISP, kare na selain sebagai client SMP Negeri 2 merupakan jalur akses internet yang menuju ke lokasi ISP. Pemberian IP dan konfigurasi peralatan dilakukan oleh administra tor dari ISP. Untuk dapat tetap dalam satu jaringan maka di SMP Negeri 2 ditamba hkan router dengan PC router mikrotik x86. Spesifikasi PC yang digunakan sebagai router di SMP Negeri 2 adalah Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 2 0 GB dan 2 LAN card. Konfigurasi router di SMP Negeri 2 terlampir dalam Lampiran 9. Deskripsi perangkat keras dalam installasi peralatan di SMP Negeri 2 tersaji dalam Tabel 4.21. Proses pointing ulang antena parabolic di SMP Negeri 2 sepert i terlihat dalam Gambar 4.10.

57 Tabel 4.21. Deskripsi Perangkat Keras di SMP Negeri 2 Deskripsi Hardware Antena Parabolic 2,4 Ghz Mikrotik RB 133 PC Router mikrotik x86 Tower 30 cm per 5 meter , include sling Antenna Mounting Kit Grounding Kit Safety Lamp with Automatic Sen sor Networking UTP Cable Categori 5E Konektor RJ45 Tools RJ45 Crimping Tools Cab le Tester Jumlah 2 1 1 6 2 1 1 50 10 1 1 Satuan Unit Unit Unit Stick Buah Buah B uah Meter Buah Buah Buah Gambar 4.10. Pointing Antena di SMP Negeri 2 4.6. Pengujian Wireless Network Setelah proses tahap installasi dan konfigurasi jaringan selesai, langkah berikutnya berupa proses pengujian atau test jaringan. Pengetesan jaringan ini

58

adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen atau komponen dari jaringan yang dib uat telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengetesan dilakukan dengan u tility dari mikrotik operating system maupun bawaan operating system dari access point yang digunakan. Parameter pengetesan meliputi kekuatan sinyal (signal str ength) antara titik yang saling terkoneksi, signal to noise ratio (SNR), ping te st, dan bandwith test. Pengujian sinyal secara real dengan menggunakan utility d ari mikrotik akan dibandingkan dengan perhitungan link budget. Berdasarkan teori , komunikasi yang terjadi antara titik koneksi jika access point dapat memancark an ataupun menangkap sinyal minimal ke tujuan koneksi. Penentuan sebuah sambunga n layak atau tidak untuk komunikasi adalah proses yang disebut perhitungan link budget. Sebuah sinyal dapat atau tidak dilalukan antar access point tergantung p ada kualitas dari peralatan yang digunakan dan kehilangan sinyal karena jarak (p ath loss). Perhitungan link budget menggunakan parameter daya pancar access poin t, penguatan antena, minimal received signal level (RSL), dan kerugian kabel. Da ya pancar dinyatakan dalam milliwatts (mW) atau dBm, daya pancar (Tx) yang diber ikan perangkat ditentukan dalam manual yang diberikan oleh pabrik. Perhitungan l ink budget menggunakan satuan dBm untuk daya Tx, untuk mengkonversi dari mW menj adi dBm dihitung menggunakan rumus : dBm = 10 * Log (P) .(4-2 n antena (gain) adalah rasio yang tidak berdimensi gain diberikan sesuai dengan rujukan kepada antena standar. Antena adalah perangkat pasif yang dapat membuat efek amplifikasi berdasarkan bentuk fisik mereka dan memiliki karakteristik yang sama ketika menerima dan transmisi. Antena parabolic mempunyai penguatan 19-24 dBi, antena omnidirectional memiliki 5-17 dBi, antena yagi memiliki 10-20 dBi. M inimal received signal level (RSL) adalah adalah batasan minimal sinyal yang dit erima penerima untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Minimum RSL dinyatakan seb agai dBm negatif (- dBm). RSL minimum tergantung kecepatan, dan sebagai standar umum kecepatan terendah (1 Mbps) mempunyai sensitivitas terbesar. Seperti daya T X, spesifikasi RSL disediakan oleh pabrik pembuat

59

peralatan. Kerugian kabel dalam jaringan termasuk konektor yang digunakan berkis ar antara 2-3 dB. Perhitungan link budget harus memperhatikan kerugian di udara / ruang (free space loss), redaman dan penyebaran. Persamaan untuk free space lo ss : Lfsl = 40 + 20 * Log (r) .(4-3) Lfsl dinyatakan dalam dB am meter. Perhitungan link budget dilakukan dengan menambah semua penguatan (tot al gain) dari access point (AP) pemancar, antena gain AP pemancar, cable losses AP pemancar, antena gain AP penerima, dan cable losses AP penerima, kemudian tot al gain yang didapat dikurangi dengan path loss. Hasilnya adalah level sinyal ya ng diperoleh di salah satu sisi sambungan. Jika sinyal yang dihasilkan lebih bes ar dari level penerima sinyal minimum, maka sambungan tersebut adalah layak. Sin yal yang diterima cukup kuat bagi radio untuk digunakan. 4.6.1. Kantor Kecamatan dan SMP Negeri 2. Peralatan yang digunakan di kedua lokasi adalah access point mikrotik RB 133 dengan antena parabolic. RB 133 yang digunakan di kedua titik ko neksi tersebut menggunakan wireless mini PCI Atheros R52H daya pancar maksimal 3 50 mW dengan receive sensitivity -92 dBm. Jarak antara kedua titik koneksi 6,295 km, gain antena parabolic adalah 24 dBi, kerugian kabel dan konektor di setiap sisi masing-masing sebesar 2 dB maka diperoleh perhitungan link budget antara ka ntor kecamatan dengan SMP Negeri 2 sebagai berikut : TX Power AP1 (=10*Log 350) Antenna Gain AP 1 Cable Losses AP 1 Antenna Gain AP 2 Cable Losses AP 2 Total Ga in Path Loss = 40 + 20 Log (6295) Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = = = = = = = = 25 dBm + 24 dBi - 2 dB + 24 dBi - 2 dB 69 dB 145 dB -76 dBm

60 Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -76 dBm lebih besar daripada se nsitifitas penerima minimum dari AP (-92 dBm), level sinyal tersebut cukup untuk klien agar dapat menerima data dari pemancar. Sinyal yang dihasilkan lebih besa r dari level penerima sinyal minimum, maka sambungan tersebut adalah layak denga n margin 16 dB (92 dB 76 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mikrotik adalah sebagai berikut : signal strength Noise floor signal to noise ratio (SNR) Latenc y Average (ping test) Send bandwith test average Receive bandwith test average : : : : : : -79 dBm -101 dBm 22 dB 3 ms 20,4 Mbps 18,0 Mbps Berdasarkan hasil pengujian didapatkan signal strength -79 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 3 dBm dibandingkan dengan perhitungan link budget secara t eoritis, perbedaan tersebut tidak akan memberikan pengaruh koneksi secara signif ikan, karena SNR mencapai 22 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi antara kedua lokasi terseb ut excellent (bagus). Semakin tinggi angka SNR maka koneksi juga semakin baik, k lasifikasi SNR margin seperti terlihat dalam Tabel 4.22. Tabel 4.22. Klasifikasi SNR Margin SNR Margin 29,0 dB ~ ke atas 20,0 dB ~ 28,9 dB 11,0 dB ~ 19,9 dB 07, 0 dB ~ 10,9 dB Klasifikasi Outstanding (bagus sekali) Excellent (bagus) Koneksi stabil Good (baik) Fair (cukup) Rentan terhadap variasi perubahan kondisi pada j aringan. Bad (buruk) Sinkronisasi sinyal gagal atau tidak lancar (terputus-putus ). 00,0 dB ~ 06,9 dB

61 Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket untuk sampa i ke host (latency) adalah 3 ms. Hal ini berarti suatu paket dapat dikirimkan da ri kantor kecamatan ke SMP 2 dalam waktu 3 mili detik. Dalam pengujian ping test , semakin kecil angka yang didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate dalam proses pengiriman adalah 20,4 Mbps, dan rata-rata bandwith rate dalam proses penerimaan sebesar 18,0 Mbps. 4.6.2. Kantor Kecamatan dan SMK Muhamadiyah 6 Peralatan untuk koneksi antara kantor kecamatan dengan SMK Muhamad iyah 6 menggunakan access point mikrotik RB 433 dengan antena omnidirectional di kantor kecamatan. RB 433 yang digunakan tersebut menggunakan wireless mini PCI mikrotik R52H daya pancar maksimal 350 mW dengan receive sensitivity -92 dBm. An tena omnidirectional memiliki gain sebesar 17 dBi. Peralatan di SMK Muhamadiyah 6 menggunakan access point ubiquity PicoStation2 dengan menggunakan antena yagi dengan gain 15 dBi. Sensitivitas penerimaan ubiquity PicoStation2 ad alah -95 dBm. Jarak antara kedua titik koneksi 144 meter, kerugian kabel dan kon ektor di setiap sisi adalah 2 dB. Perhitungan link budget adalah sebagai berikut : TX Power AP1 (=10*Log 350) Antenna Gain AP 1 Cable Losses AP 1 Antenna Gain A P 2 Cable Losses AP 2 Total Gain Path Loss = 40 + 20 Log (144) Signal Strenght = Total Gain- Path Loss = = = = = = = = 25 dBm + 17 dBi - 2 dB + 15 dBi - 2 dB 53 dB 96 dB -43 dBm Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -43 dBm lebih besar daripada se nsitifitas penerima minimum dari AP (-92 dBm), secara teori level sinyal tersebu t sangat bagus, hal ini juga dipengaruhi oleh jarak antar koneksi yang dekat (14 4 meter). Hasil pengujian real dengan utility dari mikrotik adalah sebagai berik ut :

62 signal strength Noise floor signal to noise ratio (SNR) Latency Average (ping te st) Send bandwith test average Receive bandwith test average : : : : : : -54 dBm -84 dBm 30 dB 1 ms 27 Mbps 28 Mbps Berdasarkan hasil pengujian didapatkan signal strength -54 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 11 dBm dibandingkan dengan perhitungan link budget secara teoritis, perbedaan tersebut tidak akan memberikan pengaruh koneksi secara signi fikan, karena SNR mencapai 30 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebi h rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi antara kedua lokasi outst anding (bagus sekali) (Tabel 4.22). Pengujian dengan utility ping, rata-rata wak tu yang dibutuhkan paket untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini ber arti suatu paket dapat dikirimkan dari kantor kecamatan ke SMK Muhamadiyah 6 dal am waktu 1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang didap atkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate dalam proses peng iriman adalah 27 Mbps, dan rata-rata bandwith rate dalam proses penerimaan sebes ar 28 Mbps. 4.6.3. Kantor Kecamatan dan SMK Sultan Agung SMK Sultan Agung untuk melakukan koneksi ke kantor kecamatan menggunakan peralatan access point mikroti k RB 411 OS level 4 dengan antena omnidirectional. Wireless mini PCI yang diguna kan pada RB 411 adalah mikrotik WMIA-166A (CM9) daya pancar 65 mW atau setara de ngan 18 dBm. Receive sensitivity dari wireless mini PCI tersebut adalah -95 dBm. Antena omnidirectional yang digunakan memiliki gain sebesar 17 dBi. Jarak antar a kedua titik koneksi 1105 meter, dengan kerugian kabel dan konektor di setiap s isi 2 sebesar dB maka didapatkan perhitungan link budget antara kantor kecamatan dengan SMK Sultan Agung sebagai berikut :

63 TX Power AP1 (=10*Log 350) Antenna Gain AP 1 Cable Losses AP 1 Antenna Gain AP 2 Cable Losses AP 2 Total Gain Path Loss = 40 + 20 Log (1105) Signal Strenght =To tal Gain- Path Loss = = = = = = = = 25 dBm + 17 dBi - 2 dB + 17 dBi - 2 dB 55 dB 116 dB -61 dBm Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -61 dBm lebih besar daripada se nsitifitas penerima minimum dari AP (-95 dBm). Secara teori level sinyal tersebu t cukup untuk klien agar dapat menerima data dari pemancar. Sinyal yang dihasilk an lebih besar dari level penerima sinyal minimum, maka sambungan tersebut adala h layak dengan margin 34 dB (95 dB 61 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mik rotik adalah sebagai berikut : signal strength Noise floor signal to noise ratio (SNR) Latency Average (ping test) Send bandwith test average Receive bandwith t est average : : : : : : -79 dBm -103 dBm 24 dB 1 ms 11,5 Mbps 12,6 Mbps Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal strength -79 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 18 dBm dibandingkan dengan perhitung an link budget secara teoritis, perbedaan tersebut tidak akan memberikan pengaru h koneksi secara signifikan, karena SNR mencapai 24 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi ant ara kedua lokasi excellent (bagus) (Tabel 4.22). Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms . Hal ini berarti suatu paket dapat dikirimkan dari kantor kecamatan ke SMK Sult an Agung dalam waktu 1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angk a yang didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate

64 dalam proses pengiriman adalah 11,5 Mbps, dan rata-rata bandwith rate dalam pros es penerimaan sebesar 12,6 Mbps. 4.6.4. SMK Sultan Agung dan SMA Kanisius Perala tan yang digunakan di SMA Kanisius untuk melakukan koneksi ke SMK Sultan Agung a dalah access point senau ECB-3220 dengan daya maksimal 26 dBm atau setara dengan 400 mW. Antena yang digunakan adalah jenis yagi dengan gain 15 dBi. Receive sen sitivity dari access point tersebut adalah -94 dBm. Jarak antara kedua titik kon eksi 385 meter, dengan kerugian penggunaan kabel dan konektor di setiap sisi seb esar 2 dB maka didapatkan perhitungan link budget antara SMK Sultan Agung dengan SMA Kanisius sebagai berikut : TX Power AP1 (=10*Log 65) Antenna Gain AP 1 Cabl e Losses AP 1 Antenna Gain AP 2 Cable Losses AP 2 Total Gain Path Loss = 40 + 20 Log (385) Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = = = = = = = = 18 dBm + 17 dB i - 2 dB + 15 dBi - 2 dB 46 dB 98 dB -52 dBm Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -52 dBm lebih besar daripada se nsitifitas penerima minimum dari AP (-94 dBm). Secara teori level sinyal tersebu t cukup untuk klien agar dapat menerima data dari pemancar. Sinyal yang dihasilk an lebih besar dari level penerima sinyal minimum, maka sambungan tersebut adala h layak dengan margin 42 dB (94 dB 52 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mik rotik adalah sebagai berikut : signal strength Noise floor signal to noise ratio (SNR) Latency Average (ping test) Send bandwith test average Receive bandwith t est average : : : : : : -65 dBm -94 dBm 29 dB 1 ms 22 Mbps 22.5 Mbps

65 Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal strength -65 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 13 dBm dibandingkan dengan perhitung an link budget secara teoritis, perbedaan tersebut tidak akan memberikan pengaru h koneksi secara signifikan, karena SNR mencapai 29 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi ant ara kedua lokasi outsanding (bagus sekali) (Tabel 4.22). Pengujian dengan utilit y ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket untuk sampai ke host (latency) ada lah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket dapat dikirimkan dari SMK Sultan Agung ke SMA Kanisius dalam waktu 1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin kecil angka yang didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate d alam proses pengiriman adalah 22 Mbps, dan rata-rata bandwith rate dalam proses penerimaan sebesar 22,5 Mbps. 4.6.5. SMK Sultan Agung dan SMP Sultan Agung SMP S ultan Agung menggunakan access point senau ECB-3220 dengan daya maksimal 26 dBm atau setara dengan 400 mW. Antena yang digunakan adalah jenis parabolic dengan g ain 24 dBi. Receive sensitivity dari access point tersebut adalah -94 dBm. Jarak antara kedua titik koneksi 113 meter, dengan kerugian penggunaan kabel dan kone ktor di setiap sisi sebesar 2 dB maka didapatkan perhitungan link budget antara SMK Sultan Agung dengan SMP Sultan Agung sebagai berikut : TX Power AP1 (=10*Log 65) Antenna Gain AP 1 Cable Losses AP 1 Antenna Gain AP 2 Cable Losses AP 2 Tot al Gain Path Loss = 40 + 20 Log (113) Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = = = = = = = = 18 dBm + 17 dBi - 2 dB + 24 dBi - 2 dB 55 dB 96 dB -41 dBm Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -41 dBm lebih besar daripada se nsitifitas penerima minimum dari AP (-94 dBm). Secara

66 teori level sinyal tersebut cukup untuk klien agar dapat menerima data dari pema ncar. Sinyal yang dihasilkan lebih besar dari level penerima sinyal minimum, mak a sambungan tersebut adalah layak dengan margin 53 dB (94 dB 41 dB). Hasil penguji an dengan utility dari mikrotik adalah sebagai berikut : signal strength Noise f loor signal to noise ratio (SNR) Latency Average (ping test) Send bandwith test average Receive bandwith test average : : : : : : -55 dBm -85 dBm 30 dB 1 ms 27. 5 Mbps 28.5 Mbps Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal strength -55 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 14 dBm dibandingkan dengan perhitung an link budget secara teoritis, perbedaan tersebut tidak akan memberikan pengaru h koneksi secara signifikan, karena SNR mencapai 30 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi ant ara kedua lokasi dalam keadaan outsanding (bagus sekali) (Tabel 4.22). Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket untuk sampai ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket dapat dikirimkan dari SMK Su ltan Agung ke SMP Sultan Agung dalam waktu 1 mili detik. Dalam pengujian ping te st, semakin kecil angka yang didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-ra ta bandwith rate dalam proses pengiriman adalah 27,5 Mbps, dan rata-rata bandwit h rate dalam proses penerimaan sebesar 28,5 Mbps. 4.6.6. SMK Sultan Agung dan SM P Kanisius SMP Kanisius untuk melakukan koneksi ke SMK Sultan Agung menggunakan peralatan access point mikrotik RB 411 OS level 4 dengan antena omnidirectional. Wireless mini PCI yang digunakan pada RB 411 adalah mikrotik WMIA-166A (CM9) da ya pancar 65 mW atau setara dengan 18 dBm. Receive sensitivity dari wireless min i PCI tersebut adalah -95 dBm. Antena omnidirectional yang digunakan memiliki ga in sebesar

67 17 dBi. Jarak antara kedua titik koneksi 170 meter, dengan kerugian penggunaan k abel dan konektor di setiap sisi 2 sebesar dB maka didapatkan perhitungan link b udget antara SMK Sultan Agung dengan SMP Kanisius sebagai berikut : TX Power AP1 (=10*Log 65) Antenna Gain AP 1 Cable Losses AP 1 Antenna Gain AP 2 Cable Losses AP 2 Total Gain Path Loss = 40 + 20 Log (170) Signal Strenght =Total Gain- Path Loss = = = = = = = = 18 dBm + 17 dBi - 2 dB + 17 dBi - 2 dB 48 dB 93 dB -45 dBm Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -45 dBm lebih besar daripada se nsitifitas penerima minimum dari AP (-94 dBm). Secara teori level sinyal tersebu t cukup untuk klien agar dapat menerima data dari pemancar. Sinyal yang dihasilk an lebih besar dari level penerima sinyal minimum, maka sambungan tersebut adala h layak dengan margin 49 dB (94 dB 45 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mik rotik adalah sebagai berikut : signal strength Noise floor signal to noise ratio (SNR) Latency Average (ping test) Send bandwith test average Receive bandwith t est average : : : : : : -65 dBm -87 dBm 22 dB 1 ms 23 Mbps 24 Mbps Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal strength -65 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 20 dBm dibandingkan dengan perhitung an link budget secara teoritis, perbedaan tersebut tidak akan memberikan pengaru h koneksi secara signifikan, karena SNR mencapai 22 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi ant ara kedua lokasi dalam keadaan excellent (bagus) (Tabel 4.22).

68 Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket untuk sampa i ke host (latency) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket dapat dikirimkan da ri SMK Sultan Agung ke SMP Kanisius dalam waktu 1 mili detik. Dalam pengujian pi ng test, semakin kecil angka yang didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Ra ta-rata bandwith rate dalam proses pengiriman adalah 23 Mbps, dan rata-rata band with rate dalam proses penerimaan sebesar 24 Mbps. 4.6.7. SMP Kanisius dan SMP N egeri 1 SMP Negeri 1 menggunakan access point senau ECB-3220 dengan daya maksima l 26 dBm atau setara dengan 400 mW. Antena yang digunakan adalah jenis yagi dengan gain 15 dBi. Receive sensitivity dari access point tersebut adalah -94 dBm. Jarak antara kedua titik koneksi 216 meter, denga n kerugian penggunaan kabel dan konektor di setiap sisi 2 sebesar dB maka didapa tkan perhitungan link budget antara SMP Kanisius dengan SMP Negeri 1 sebagai ber ikut : TX Power AP1 (=10*Log 65) Antenna Gain AP 1 Cable Losses AP 1 Antenna Gai n AP 2 Cable Losses AP 2 Total Gain Path Loss = 40 + 20 Log (216) Signal Strengh t =Total Gain- Path Loss = = = = = = = = 18 dBm + 17 dBi - 2 dB + 15 dBi - 2 dB 46 dB 93 dB -47 dBm Berdasarkan perhitungan link budget level sinyal -47 dBm lebih besar daripada se nsitifitas penerima minimum dari AP (-94 dBm). Secara teori level sinyal tersebu t cukup untuk klien agar dapat menerima data dari pemancar. Sinyal yang dihasilk an lebih besar dari level penerima sinyal minimum, maka sambungan tersebut adala h layak dengan margin 47 dB (94 dB 47 dB). Hasil pengujian dengan utility dari mik rotik adalah sebagai berikut :

69 signal strength Noise floor signal to noise ratio (SNR) Latency Average (ping te st) Send bandwith test average Receive bandwith test average : : : : : : -67 dBm -92 dBm 25 dB 1 ms 24.5 Mbps 26 Mbps Berdasarkan hasil pengujian dari utility mikrotik didapatkan signal strength -67 dBm. Kekuatan sinyal tersebut lebih rendah 20 dBm dibandingkan dengan perhitung an link budget secara teoritis, perbedaan tersebut tidak akan memberikan pengaru h koneksi secara signifikan, karena SNR mencapai 25 dB, sehingga secara otomatis noise floor akan lebih rendah dari signal strength, hal ini berarti koneksi ant ara kedua lokasi dalam keadaan excellent (bagus) (Tabel 4.22). Pengujian dengan utility ping, rata-rata waktu yang dibutuhkan paket untuk sampai ke host (latenc y) adalah 1 ms. Hal ini berarti suatu paket dapat dikirimkan dari SMP Kanisius k e SMP Negeri 1 dalam waktu 1 mili detik. Dalam pengujian ping test, semakin keci l angka yang didapatkan maka koneksi juga semakin cepat. Rata-rata bandwith rate dalam proses pengiriman adalah 24,5 Mbps, dan rata-rata bandwith rate dalam pro ses penerimaan sebesar 26 Mbps.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses pembangunan jaringan d engan teknologi wireless dilaksanakan dalam beberapa tahap yang meliputi site su rvey, perencanaan jaringan, implementasi jaringan, pengujian jaringan dan mainte nance jaringan. 2. Hasil dari site survey dengan menggunakan peralatan GPS mengh asilkan data koordinat dan ketinggian lokasi dari permukaan air laut dijadikan s ebagai acuan dalam penentuan metode koneksi yang akan digunakan, topologi jaring an, ketinggian antena berdasarkan perhitungan fresnel zone dan spesifikasi peral atan yang digunakan dalam implementasi. 3. Kualitas jaringan komputer antar seko lah dengan teknologi wireless yang diketahui berdasarkan parameter kualitas siny al (signal strength), signal to noise ratio (SNR), ping test dan bandwith test a ntar titik koneksi dengan utility dari mikrotik, jaringan tersebut layak digunak an sebagai jaringan intranet maupun untuk koneksi internet melalui Internet Serv ice Provider (ISP). 5.2. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan kepada institusi pendidikan di wil ayah kecamatan Tirtomoyo adalah segera melakukan koordinasi dengan Forum Komunit as Tirtomoyo Online (FKTO) dengan membentuk team untuk mengadakan pelatihan seca ra rutin, maintenance dan pengembangan jaringan wireless dengan melibatkan siswa maupun masyarakat yang berdomisili di daerah setempat. 70

DAFTAR PUSTAKA [1] http://www.wikipedia.com akses : April 2009 Kata Kunci : Pengertian Jaringan Komputer. [2] Kristanto, Andi. 2003. Jaringan Komputer. Penerbit Graha Ilmu. Yo gyakarta. [3] Supriyadi, Andi dkk. 2007. Memilih Topologi Jaringan dan Hardware dalam Desain Sebuah Jaringan Komputer. Informatika Pertanian Volume 16 No. 2, 20 07. [4] Fahrial, Jaka. 2003. Teknik Konfigurasi LAN. [5] Nugroho, Bunafit. 2005. Installasi dan Konfigurasi Jaringan Windows dan Linux. Penerbit Andi. Yogyakart a. [6] Ghazali, M. 2008. Topologi Jaringan. Penerbit Theoneman2480. [7] Proboyek ti, Umi. 2008. Pengantar Teknologi Informasi. Jurnal Sistem Informasi. UKDW [8] Purbo, Onno W, 1998. Jaringan Komputer Menggunakan Protokol TCP/IP. Department o f Electrical and Computer Engineering University of Waterloo Waterloo, Ontario.C ANADA N2L 3G1. [9] Rafiudin, Rahmat. 2006. IP Routing dan Firewall dalam Linux. Penerbit Andi. Yogyakarta. [10] Sutiyadi, M. 2007. Jaringan Wireless LAN (WLAN). Tersedia: http://www.edukasi.net (Akses: Juni 2009). [11] Ross, John. 2003. The Book of Wi-Fi: Install, Configure, and Use 802.11b Wireless Networking. No Star ch Press. [12] Windowsnetworking.com. 2009 . Introduction-Wireless-Networking-Pa rt1. http://www.windowsnetworking.com/articles_tutorials/IntroductionWirele ss N etworking-Part1.html (akses April 2009) [13] Hillsouth,. 2009. WLAN. www.hillsou th.com/solutions/pdf/WLAN.pdf (akses : Agustus 2009) [14] Mulyanta, Edi S. 2005. Pengenalan Protokol Jaringan Wireless. Penerbit Andi. Yogyakarta. 71

72 [15] Purbo Onno, W. 2001. Jaringan Komputer di Indonesia dan Perangkatnya. Compu ter Network Research Group Inter University Center on Microelektronics Institut Teknologi Bandung. Bandung. [16] Buettrich, Sabastian. 2005. Basic Wireless Infr astructure And Topologies. http://www.itrainonline.org/itrainonline.org/mmtk/ (a kses April 2009). [17] Purbo Onno, W. 2003. Jaringan Komputer di Indonesia, Apli kasi dan Teknologi. Computer Network Research Group Inter University Center on M icroeletronics Institute of Technology Bandung. Bandung 40132. [18] Arifta Surya (2009). Perbandingan Media Transmisi Wireless dan Satelit. Skripsi Teknik Infor matika. Universitas Sriwijaya. [19] Flickenger, Rob. 2007. Jaringan Wireless di Dunia Berkembang. Hacker Friendly LLC,London

73 Lampiran 1. Perhitungan Fresnel Zone Data Jarak antar Titik Koneksi dan Frekuensi yang digunakan Lokasi SMP Negeri 2 SMK Muhamadiyah 6 SMK Sultan Agung SMA Kanisius SMP Sultan Agung SMP Kanisius SM P Negeri 1 Tujuan Koneksi Kantor Kecamatan Kantor Kecamatan Kantor Kecamatan SMK Sultan Agung SMK Sultan Agung SMK Sultan Agung SMP Kanisius Jarak (m) 6295 144 1105 385 113 170 216 f (MHz) 2412 2412 2412 2412 2412 2412 2412 Perhitungan Fresnel Zone menggunakan rumus : r = 17,31 (di*d2)/(D*f) atau r = 17,31 (D/4f) dimana r adalah jari-jari dari zone tersebut dalam meter, d1 /d2 jarak dar i titik koneksi ke halangan D adalah jarak total sambungan dalam meter, dan f ad alah frekuensi dalam MHz. 1. Kantor kecamatan dengan SMP Negeri 2 Diketahui D (m eter) F (MHz) r (meter) : 6295 : 2412 : 17,31 (6295/4(2412)) : 17,31 (6295/9648) : 17 ,31 0,65 : 17.31 x 0,81 : 13,98 meter Radius fresnel zone antara kantor kecamatan d engan SMP Negeri 2 adalah 13,98 meter

74 Lampiran 1 (Lanjutan) 2.

Kantor kecamatan dengan SMK Muhamadiyah 6 Diketahui D (meter) F (MHz) r (meter) : 144 : 2412 : 17,31 (144/4(2412)) : 17,31 (144/9648) : 17,31 0,01 : 17.31 x 0,12 : meter Radius fresnel zone antara kantor kecamatan dengan SMK Muhamadiyah 6 adalah 2,11 meter. 3.

Kantor Kecamatan dengan SMK Sultan Agung Diketahui D (meter) F (MHz) r (meter) : 1105 : 2412 : 17,31 (1105/4(2412)) : 17,31 (1105/9648) : 17,31 0,11 : 17.31 x 0,34 86 meter Radius fresnel zone antara kantor kecamatan dengan SMK Sultan Agung adalah 5,86 meter. 4. SMK Sultan Agung dengan SMA Kanisius Diketahui D (meter) F (MHz) r (meter) : 385 : 2412 : 17,31 (385/4(2412))

75

Lampiran 1 (Lanjutan) : 17,31 (385/9648) : 17,31 0,04 : 17.31 x 0,20 : 3,46 meter Radi us fresnel zone antara SMK Sultan Agung dengan SMA Kanisius adalah 3,46 meter. 5 . SMK Sultan Agung dengan SMP Sultan Agung Diketahui D (meter) F (MHz) r (meter) : 113 : 2412 : 17,31 (113/4(2412)) : 17,31 (113/9648) : 17,31 0,01 : 17.31 x 0,11 7 meter Radius fresnel zone antara SMK Sultan Agung dengan SMP Sultan Agung adal ah 1,87 meter. 6. SMK Sultan Agung dengan SMP Kanisius Diketahui D (meter) F (MH z) r (meter) : 170 : 2412 : 17,31 (170/4(2412)) : 17,31 (170/9648) : 17,31 0,02 : 1 x 0,13 : 2,30 meter Radius fresnel zone antara SMK Sultan Agung dengan SMP Kanis ius adalah 2,30 meter. r (meter)

76 Lampiran 1 (Lanjutan) 7.

SMP Kanisius dengan SMP Negeri 1 Diketahui D (meter) F (MHz) r (meter) : 216 : 2 412 : 17,31 (216/4(2412)) : 17,31 (216/9648) : 17,31 0,02 : 17.31 x 0,16 : 2,60 met Radius fresnel zone antara SMP Kanisius dengan SMP Negeri 1 adalah 2,60 meter.

77 Lampiran 2. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 433 dan Router Mikrotik RB 450 di Kantor Kecamatan. 1. Konfigurasi Mikrotik RB 450 sebagai Router. 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 133 ke ether1 RB 450, kemudian dari ether3 RB 450 ke ethernet la ptop penulis (ether2 dihubungkan AP RB 433). 2. Menghidupkan power AP RB 133, RB 450 dan laptop penulis. 3. Untuk mensetting RB 450 penulis menggunakan tools wi nbox versi 2.2.15. Tools winbox ini didapatkan secara gratis di website http://www.mikrotik.co.id. Winbox dapat mendeteksi sistem mikrotik yang digunaka n asalkan masih dalam satu network, yaitu dengan mendeteksi MAC address dari eth ernet mikrotik. 4. Tampilan pertama kali mengaktifkan winbox adalah seperti beri kut :

78 Lampiran 2 (Lanjutan). 5. Memilih MAC address yang sudah terdeteksi dan klik tombol Connect. Maka akan muncul menu konfigurasi seperti di bawah :

79 Lampiran 2 (Lanjutan). 6. Untuk memudahkan mengingat, penulis memberi keterangan pada ethernet yang dig unakan, ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan WLAN. Cara ini di lakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik comment dan menuliska n keterangan di comment for interface. 7. Langkah awal yang perlu dilakukan adal ah set IP Address, menu konfigurasi - IP Addresses kemudian klik tanda tambah (+).

80 Lampiran 2 (Lanjutan). 8. Set IP DHCP Server untuk WLAN. Masuk ke menu konfigurasi IPDHCP Server DHCP Set up. DHCP Server Interface diarahkan ke ether2 (WLAN). Klik Next sampai pada sele ct DNS Server, untuk IP DNS server yang pertama 192.168.1.1 dan yang kedua 172.1 6.0.1. kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully. Rincia n langkah-langkah set IP DHCP Server seperti terlihat pada gambar nomor 1-8 di b awah: (1) (2)

81 Lampiran 2 (Lanjutan). (3) (4) (5) (6)

82 Lampiran 2 (Lanjutan). (7) (8) 9. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes. Klik tanda tambah (+) lalu memasukan IP gateway dari ISP 121.100.22.225 di General- Gatewa y.

83 Lampiran 2 (Lanjutan). 10. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi I P - DNS, dan klik settings. Primary DNS dari ISP adalah 121.100.20.20 dan second ary DNS adalah 122.200.48.14. cek list Allow Remote Request. 11. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP Firewall lalu klik NAT da n tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan action pilih masquerade. (1)

84 Lampiran 2 (Lanjutan). (2) 12. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk m emberi nama router, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi passwor d pada router. 2. Konfigurasi Mikrotik RB 433 1. Menghubungkan ujung kabel UTP RB 433 ke PoE, d ari PoE terhubung ke laptop penulis (setelah selesai setting, kabel UTP dari RB 433 dihubungkan ke ether2 RB 450, ether1 RB 450 terhubung ke RB 133).

85 Lampiran 2 (Lanjutan). 2. 3. Menghidupkan power adaptor RB 433. Menjalankan winbox Loader v 2.2.15 dari lapto p, Klik pada browse pada Connect To muncul Mac Address, IP Address, Identity dan Version. Pilih MAC address RB 433, default identity-nya MikroTik, username admi n, password kosong. 4. Setelah masuk ke menu konfigurasi, langkah pertama adalah membuat bridge, dengan cara masuk ke menu konfigurasi pilih menu Bridge lalu klik tambah (+). Masuk ke General, dan memberikan nama, dalam implementasi penulis member nama wds-bridge . 5. Set IP address yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP Addresses, interface diarahkan ke wds-bridge yang telah dibuat. IP Address untuk RB 433 adalah 172.1 6.0.2.

86 Lampiran 2 (Lanjutan). 6. Masuk ke menu konfigurasi Interface klik pada wlan yang terlihat di interface list.

87 Lampiran 2 (Lanjutan). 7. Masuk ke menu wireless, kemudian untuk mode dipilih ap-bridge, band 2,4 GHz B /G, Frequensi chanel 1 (2412), SSID penulis memberi nama CyberVillage, Radio Nam e Kec.Tirtomoyo, security profile default, Frequency mode manual tx-power, count ry Indonesia, antenna mode antenna a, cek list pada Default Authenticate dan Def ault Forward. 8. Masuk ke menu WDS, kemudian WDS mode dipilih dynamic, dan WDS default bridge diarahkan ke wds-bridge.

88 Lampiran 2 (Lanjutan). 9. Masuk ke menu Tx Power, kemudian Tx Power Mode dipilih card rates, dan Tx Power 22 dBm. 10. Set IP Routes, masuk menu konfigurasi IP ke Gateway. Routes. Memasukkan IP RB 450 (172.16.0.1)

89 Lampiran 2 (Lanjutan). 11. Langkah selanjutnya adalah memberi nama RB 433 dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk m emberi nama RB 433, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi passwor d pada RB 433. 3. Konfigurasi RB 450 untuk Hostpot Area Setting hotspot untuk jaringan WLAN mel alui mikrotik router RB 450. Sistem autentikasi akan digunakan ketika user ingin terkoneksi internet pada areal hotspot CyberVillage. Ketika membuka halaman web maka user akan diarahkan pada hotspot login page yang mengharuskan mengisi user name dan password. Jika informasi login dan password yang dimasukkan sudah benar , maka router akan memasukkan user tersebut ke dalam sistem hotspot dan client s udah bisa mengakses halaman web. Hal ini dilakukan untuk membiasakan hidup terti b dan teratur pada staff pengajar, karyawan maupun masyarakat yang ingin menggun akan layanan hotspot CyberVillage. User yang tidak terautentifikasi masih tetap dapat menikmati akses internet tetapi waktu aksesnya penulis batasi selama 30 me nit per hari per MAC Address per user yang tidak terdaftar. Sedangkan untuk clie nt sekolah, konfigurasinya melalui walled garden IP List.

90 Lampiran 2 (Lanjutan). Langkah-langkah setting mikrotik router RB 450 untuk hotspot adalah sebagai beri kut : 1. Menjalankan winbox Loader v2.2.15 dengan dengan laptop penulis yang ter hubung ke ether3 RB 450, klik pada browse pada Connect To muncul Mac Address, IP Address, Identity dan Version. Pilih IP 172.16.0.1 identity nya Tio.router, use rname admin, password ****** ). 2. Setelah masuk menu konfigurasi, masuk ke menu IP Hotspot Servers Hostpot Setup. Langkah-langkahnya seperti terlihat di bawah :

91 Lampiran 2 (Lanjutan).

92 Lampiran 2 (Lanjutan). 3. Langkah selanjutnya adalah masuk ke menu konfigurasi IP-HotspotServer Profile lalu edit profile hsproff1 dengan cara doble klik pada hsprof1. Mengganti Name hsprof menjadi CyberVillage dan HTTP Proxy port menjadi 80. 4. Masuk ke menu konfigurasi IP-Hotspot-Server Profile lalu doble klik pada Cybe rVillage dan masuk ke login, kemudian seting waktu akses bagi free user yang tid ak terdaftar selama 30 menit. Namun bagi guru dan karyawan maupun user yang terd aftar tidak ada batasan waktu akses, bagi user yang terdaftar akan diberi login dan password serta MAC address dari laptop harus didaftarkan di router.

93 Lampiran 2 (Lanjutan). 5. Masuk ke menu konfigurasi IP-Hotspot Users lalu doble klik pada server all name admin untuk memberi password login bagi admin.

94 Lampiran 2 (Lanjutan). 6. Langkah berikutnya adalah menambahkan user untuk dapat login tanpa dibatasi w aktu, pada menu konfigurasi IP-Hotspot User klik tanda tambah (+), kemudian memasu kkan login dan password serta MAC Address dari user. 7. Langkah selanjutnya adalah membatasi bandwith bagi user hotspot dengan cara m asuk ke menu konfigurasi IP-Hotspot-Server Profile doble klik pada CyberVillage. Atas persetujuan pihak sekolah maka penulis membatasi bandwith untuk hotspot ar ea Tx = 64 kb, Rx = 64 kb

95 Lampiran 2 (Lanjutan) 8. Dengan setingan hotspot tersebut maka setiap user yang terkoneksi dengan jari ngan wireless dan membuka halaman web browser maka akan otomatis diarahkan pada halaman login page mikrotik seperti tampak pada gambar di bawah.

96 Lampiran 2 (Lanjutan). 9. Untuk client sekolah IP Address dimasukkan dalam walled garden IP List, denga n maksud ketika komputer di tiap-tiap sekolah yang terhubung jaringan WLAN langs ung dapat menggunakan akses internet tanpa melalui login. Masuk ke menu konfigur asi IP- hostspot Walled Garden IP List, lalu memasukkan IP Wireless AP dan router ma sing-masing sekolah.

97 Lampiran 3. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 411 dan PC Router mikrotik x86 di SMK Sultan Agung. 1. Konfigurasi AP Mikrotik RB 411. 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 411 ke laptop penulis. 2. Menghidupkan power AP RB 411. 3. Untuk mensetting RB 411 penulis menggunakan tools winbox versi 2.2.15. 4. Dari winbox masuk menu konfigurasi interface list klik wlan lalu klik scan, di dalam list scan terdapat d aftar jaringan wireless kemudian pilih CyberVillage, kemudian klik connect. 5. Masuk ke menu konfigurasi, langkah pertama adalah membuat bridge, dengan cara masuk ke menu konfigurasi pilih menu Bridge lalu klik tambah (+). Masuk ke Gene ral, dan memberikan nama, dalam implementasi penulis member nama wds-bridge. 6. Set IP address yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP Addresses, interface di arahkan ke wds-bridge yang telah dibuat. IP Address untuk RB 411 adalah 172.16.0 .12.

98 Lampiran 3 (Lanjutan). 7. Masuk ke menu konfigurasi Interface klik pada wlan yang terlihat di interface list. 8. Masuk ke menu wireless, kemudian untuk mode dipilih ap-bridge, band 2, 4 GHz B/G, Frequensi chanel 1 (2412), SSID CyberVillage, Radio Name SMK-SA, secu rity profile default, Frequency mode manual tx-power, country Indonesia, antenna mode antenna a, cek list pada Default Authenticate dan Default Forward. 9. Masuk ke menu WDS, kemudian WDS mode dipilih dynamic, dan WDS default bridge diarahkan ke wds-bridge.

99 Lampiran 3 (Lanjutan). 10. Masuk ke menu Tx Power, kemudian Tx Power Mode dipilih card rates, dan Tx Po wer 22 dBm. 11. Set IP Routes, masuk menu konfigurasi IP 0.1) ke Gateway. Routes. Memasukkan IP RB 450 (172.16.

100 Lampiran 3 (Lanjutan). 12. Langkah selanjutnya adalah memberi nama RB 411 dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk m emberi nama RB 411, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi passwor d pada RB 411. 2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86. Spesifikasi PC Router yang digunakan di S MK Sultan Agung Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 4 GB, dan 2 LAN Card. PC tersebut penulis install Mikrotik Router OS versi 3.20. Untuk melakukan konfigurasi penulis menggunakan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkahlan gkahnya adalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point R B 411 ke ether1 PC Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setela h konfigurasi selesai ether2 dihubungkan ke HUB). 2. Setelah masuk menu konfigur asi dari Win Box, Langkah awal yang penulis lakukan memberi keterangan pada ethe rnet yang digunakan, ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik comment d an menuliskan keterangan di comment for interface.

101 Lampiran 3 (Lanjutan). 3. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah set IP Address, menu konfigurasi - I P Addresses kemudian klik tanda tambah (+). 4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IP- DHCP Server DHCP Se tup. DHCP Server Interface diarahkan ke ether2 (LAN). Klik Next sampai pada sele ct DNS Server, untuk IP DNS server yang pertama 192.168.13.1 dan yang kedua 172. 16.0.1. kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully. (1)

102 Lampiran 3 (Lanjutan). (2) (3) (4) (5) (6)

103 Lampiran 3 (Lanjutan). (7) 5. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes. Klik tanda tambah (+) lalu memasukan IP gateway 172.16.0.1 di GeneralGateway. 6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS, dan klik settin gs. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list Allow Remote Request.

104 Lampiran 3 (Lanjutan). 7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP Firewall lalu klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan action pilih masquerade.

105 Lampiran 3 (Lanjutan). 8. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk me mberi nama router, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.

106 Lampiran 4. Konfigurasi Access Point (AP) Mikrotik RB 411 dan PC Router mikrotik x86 di SMP Kanisius. 1. Konfigurasi AP Mikrotik RB 411. 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 411 ke laptop penulis. 2. Menghidupkan power AP RB 411. 3. Untuk mensetting RB 411 penulis menggunakan tools winbox versi 2.2.15. 4. Dari winbox masuk menu konfigurasi interface list klik wlan lalu klik scan, di dalam list scan terdapat d aftar jaringan wireless kemudian pilih CyberVillage, kemudian klik connect. 5. Langkah selanjutnya adalah membuat bridge, dengan cara masuk ke menu konfigur asi pilih menu Bridge lalu klik tambah (+). Masuk ke General, dan memberikan nam a, dalam implementasi penulis member nama wdsbridge. 6. Set IP address yaitu den gan cara masuk menu konfigurasi IP Addresses, interface diarahkan ke wds-bridge ya ng telah dibuat. IP Address untuk RB 411 adalah 172.16.0.10.

107 Lampiran 4 (Lanjutan). 7. Masuk ke menu konfigurasi Interface klik pada wlan yang terlihat di interface list. 8. Masuk ke menu wireless, kemudian untuk mode dipilih ap-bridge, band 2, 4 GHz B/G, Frequensi chanel 1 (2412), SSID CyberVillage, Radio Name SMP-K, secur ity profile default, Frequency mode manual tx-power, country Indonesia, antenna mode antenna a, cek list pada Default Authenticate dan Default Forward. 9. Masuk ke menu WDS, kemudian WDS mode dipilih dynamic, dan WDS default bridge diarahkan ke wds-bridge.

108 Lampiran 4 (Lanjutan). 10. Masuk ke menu Tx Power, kemudian Tx Power Mode dipilih card rates, dan Tx Po wer 22 dBm. 11. Set IP Routes, masuk menu konfigurasi IP 0.1) ke Gateway. Routes. Memasukkan IP RB 450 (172.16.

109 Lampiran 4 (Lanjutan). 12. Langkah selanjutnya adalah memberi nama RB 411 dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk m emberi nama RB 411, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi passwor d pada RB 411. 2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86. Spesifikasi PC Router yang digunakan di S MP Kanisius Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 4 GB, dan 2 LAN Card . PC tersebut penulis install Mikrotik Router OS versi 3.20. Untuk melakukan kon figurasi penulis menggunakan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkah-langka hnya adalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point RB 4 11 ke ether1 PC Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah k onfigurasi selesai ether2 dihubungkan ke HUB). 2. Setelah masuk menu konfigurasi dari Win Box, Langkah awal yang penulis lakukan memberi keterangan pada etherne t yang digunakan, ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Ca ra ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik comment dan menuliskan keterangan di comment for interface.

110 Lampiran 4 (Lanjutan). 3. Set IP Address, menu konfigurasi - IP Addresses kemudian klik tanda tambah (+). 4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IPDHCP Server DHCP Setu p. DHCP Server Interface diarahkan ke ether2 (LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP DNS server yang pertama 192.168.12.1 dan yang kedua 172.16 .0.1. kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully. (Langka h sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 5. Set IP Route yai tu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes. Klik tanda tambah (+) lalu me masukan IP gateway 172.16.0.1 di General- Gateway. (Langkah sama dengan set rout er di SMK Sultan Agung di Lampiran 3).

111 Lampiran 4 (Lanjutan). 6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS, dan klik settin gs. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list Allow Remote Request. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 7. Set IP Firewall NAT den gan masuk menu konfigurasi IP Firewall lalu klik NAT dan tanda tambah (+). Pada ge neral chain pilih srcnat dan action pilih masquerade (Langkah sama dengan set ro uter di SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 8. Langkah selanjutnya adalah memberi n ama router dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk k e menu konfigurasi System Identity untuk memberi nama router, dan masuk ke menu ko nfigurasi Password untuk memberi password pada router.

112 Lampiran 5. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router mikrotik x86 di SM P Sultan Agung. 1. Konfigurasi Access Point (AP) Senao. 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke laptop penulis. 2. Menghidupkan power AP Senao. 3. Untuk mensetti ng AP Senao IP address laptop penulis set terlebih dahulu 192.168.1.2 dan subnet mask 255.255.255.0. 4. Membuka web browser dengan alamat default AP Senao 192.168.1.1. dengan menget ikkan alamat tersebut maka akan muncul user dan password (user default AP Senao : admin, password : kosong) 5. Operating mode cek list pada point to multi point . The SSID diisikan dengan SSID yang dituju untuk melakukan koneksi yaitu CyberV illage dengan frekuensi chanel 1 (2412 MHz), Tranmision rate nya diset automatic , Access Point Desnity : High. Kemudian klik save, lalu restart AP.

113 Lampiran 5 (Lanjutan). 6. Setelah restart masuk lagi ke web browser dan ketikkan alamat IP 192.168.1.1, user dan password. Langkah selanjutnya adalah set IP address untuk AP Senao. Un tuk keamanan password default diganti, setelah konfigurasi selesai klik save. 7. Masuk ke AP Senao melalui web browser menggunakan IP 172.16.0.14 dengan passwor d yang telah diset, setelah masuk ke AP maka akan muncul tampilan signal dan lin k quality, akan kelihatan mac address dan SSID dari AP yang dituju.

114 Lampiran 5 (Lanjutan).

115 Lampiran 5 (Lanjutan). 2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86. Spesifikasi PC Router yang digunakan di S MP Sultan Agung Intel Pentium II, RAM 64 MB, Harddisk 4 GB, dan 2 LAN Card. PC t ersebut penulis install Mikrotik Router OS versi 3.20. Untuk melakukan konfigura si penulis menggunakan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkah-langkahnya a dalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke e ther1 PC Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah konfigur asi selesai ether2 dihubungkan ke HUB). 2. Setelah masuk menu konfigurasi dari W in Box, Langkah awal yang penulis lakukan memberi keterangan pada ethernet yang digunakan, ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik comment dan menulis kan keterangan di comment for interface. 3. Set IP Address, menu konfigurasi - I P Addresses kemudian klik tanda tambah (+).

116 Lampiran 5 (Lanjutan). 4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IPDHCP Server DHCP Setu p. DHCP Server Interface diarahkan ke ether2 (LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP DNS server yang pertama 192.168.17.1 dan yang kedua 172.16 .0.1. kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully. (Langka h sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 5. Set IP Route yai tu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes. Klik tanda tambah (+) lalu me masukan IP gateway 172.16.0.1 di General- Gateway. (Langkah sama dengan set rout er di SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk men u konfigurasi IP - DNS, dan klik settings. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek li st Allow Remote Request. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP Firewall lalu klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan action pilih masquerade (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran 3).

117 Lampiran 5 (Lanjutan). 8. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk me mberi nama router, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.

118 Lampiran 6. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router mikrotik x86 di SM A Kanisius. 1. Konfigurasi Access Point (AP) Senao. 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke laptop penulis. 2. Menghidupkan power AP Senao. 3. Untuk mensetti ng AP Senao IP address laptop penulis set terlebih dahulu 192.168.1.2 dan subnet mask 255.255.255.0. 4. Membuka web browser dengan alamat default AP Senao 192.168.1.1. dengan menget ikkan alamat tersebut maka akan muncul user dan password (user default AP Senao : admin, password : kosong) 5. Pada Operating mode cek list pada point to multi point. The SSID diisikan dengan SSID yang dituju untuk melakukan koneksi yaitu C yberVillage dengan frekuensi chanel 1 (2412 MHz), Tranmision rate nya automatic, Access Point Desnity : High. Kemudian klik save, lalu restart AP.

119 Lampiran 6 (Lanjutan). 6. Setelah restart masuk lagi ke web browser dan ketikkan alamat IP 192.168.1.1, user dan password. Langkah selanjutnya adalah set IP address untuk AP Senao. Un tuk keamanan password default diganti, setelah konfigurasi selesai klik save. La lu restart AP Senao. 7. Masuk ke AP melalui web browser menggunakan IP 172.16.0. 20 dengan password yang telah diset, setelah masuk ke AP maka akan muncul tampil an signal dan link quality, akan kelihatan mac address dan SSID dari AP yang dit uju.

120 Lampiran 6 (Lanjutan).

121 Lampiran 6 (Lanjutan). 2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86. Spesifikasi PC Router yang digunakan di S MA Kanisius Intel Pentium III 800 MHz, RAM 128 MB, Harddisk 20 GB, dan 2 LAN Car d. PC tersebut penulis install Mikrotik Router OS versi 3.20. Untuk melakukan ko nfigurasi penulis menggunakan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkah-langk ahnya adalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Sen ao ke ether1 PC Router, ether2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah k onfigurasi selesai ether2 dihubungkan ke HUB). 2. Setelah masuk menu konfigurasi dari Win Box, Langkah awal yang penulis lakukan memberi keterangan pada etherne t yang digunakan, ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Ca ra ini dilakukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik comment dan menuliskan keterangan di comment for interface. 3. Set IP Address, menu konfigur asi - IP Addresses kemudian klik tanda tambah (+).

122 Lampiran 6 (Lanjutan). 4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IPDHCP Server DHCP Setu p. DHCP Server Interface diarahkan ke ether2 (LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP DNS server yang pertama 192.168.16.1 dan yang kedua 172.16 .0.1. kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully. (Langka h sama dengan set router SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 5. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes. Klik tanda tambah (+) lalu memas ukan IP gateway 172.16.0.1 di General- Gateway. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu k onfigurasi IP - DNS, dan klik settings. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list Allow Remote Request. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lam piran 3). 7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP Firewall lalu kl ik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan action pilih ma squerade (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung di Lampiran 3).

123 Lampiran 6 (Lanjutan). 8. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk me mberi nama router, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router.

124 Lampiran 7. Konfigurasi Access Point (AP) Senao dan PC Router mikrotik x86 di SM P Negeri 1. 1. Konfigurasi Access Point (AP) Senao. 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke laptop penulis. 2. Menghidupkan power AP Senao. 3. Untuk mensetti ng AP Senao IP address laptop penulis set terlebih dahulu 192.168.1.2 dan subnet mask 255.255.255.0. 4. Membuka web browser dengan alamat default AP Senao 192.168.1.1. dengan menget ikkan alamat tersebut maka akan muncul user dan password (user default AP Senao : admin, password : kosong) 5. Pada Operating mode cek list pada point to multi point. The SSID diisikan dengan SSID yang dituju untuk melakukan koneksi yaitu C yberVillage dengan frekuensi chanel 1 (2412 MHz), Tranmision rate nya automatic, Access Point Desnity : High. Kemudian klik save, lalu restart AP.

125 Lampiran 7 (Lanjutan). 6. Setelah restart masuk lagi ke web browser dan ketikkan alamat IP 192.168.1.1, user dan password. Langkah selanjutnya adalah set IP address untuk AP Senao. Un tuk keamanan password default diganti, setelah konfigurasi selesai. Klik save da n restart AP . 7. Setelah restart, untuk masuk ke AP menggunakan IP 172.16.0.18 dengan password yang telah diset, setelah masuk ke AP maka akan muncul tampilan signal dan link quality, akan kelihatan mac address dan SSID dari AP yang dituju .

126 Lampiran 7 (Lanjutan).

127 Lampiran 7 (Lanjutan). 2. Konfigurasi PC Router mikrotik x86. Spesifikasi PC Router yang digunakan di S MP Negeri 1 adalah mikrotik RB 750. Untuk melakukan konfigurasi penulis mengguna kan Win Box versi 2.2.15. Adapun rincian langkah-langkahnya adalah sebagai berik ut : 1. Menghubungkan ujung kabel UTP Access Point Senao ke ether1 PC Router, et her2 ke ethernet laptop penulis (selanjutnya setelah konfigurasi selesai ether2 dihubungkan ke HUB). 2. Setelah masuk menu konfigurasi dari Win Box, Langkah awa l yang penulis lakukan memberi keterangan pada ethernet yang digunakan, ether1 d engan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara ini dilakukan dengan ma suk menu interface, klik ether1 lalu klik comment dan menuliskan keterangan di c omment for interface. 3. Set IP Address, menu konfigurasi - IP Addresses kemudian k lik tanda tambah (+).

128 Lampiran 7 (Lanjutan). 4. Set IP DHCP Server untuk LAN. Masuk ke menu konfigurasi IPDHCP Server DHCP Setu p. DHCP Server Interface diarahkan ke ether2 (LAN). Klik Next sampai pada select DNS Server, untuk IP DNS server yang pertama 192.168.15.1 dan yang kedua 172.16 .0.1. kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully. (Langka h sama dengan set router SMK Sultan Agung di Lampiran 3). 5. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes. Klik tanda tambah (+) lalu memas ukan IP gateway 172.16.0.1 di General- Gateway. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung Lampiran 3). 6. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konf igurasi IP - DNS, dan klik settings. Primary DNS adalah 172.16.0.1. cek list All ow Remote Request. (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung Lampiran 3). 7. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP Firewall lalu klik NAT dan tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan action pilih masquera de (Langkah sama dengan set router di SMK Sultan Agung Lampiran 3). 8. Langkah s elanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk memudahkan dalam mainte nance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk memberi nama r outer, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi password pada router .

129 Lampiran 8. Konfigurasi Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2 di SMK Muhamadiy ah 6. 1. Konfigurasi Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2 1. Menghubungkan ujung ka bel UTP Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2 ke laptop penulis. 2. Menghidupk an power Access Point (AP) Ubiquity PicoStation2 3. Untuk mensetting Access Poin t (AP) Ubiquity PicoStation2 IP address laptop penulis set terlebih dahulu 192.1 68.1.21 dan subnet mask 255.255.255.0. 4. Membuka web browser dengan alamat default Ubiquity PicoStation2 adalah 192.16 8.1.20, dengan mengetikkan alamat tersebut maka akan muncul user dan password (u ser : ubnt, password : ubnt). 5. Klik Link Setup, pada Wireless Mode pilih Stati on, ESSID klik select, maka akan muncul SSID CyberVillage kemudian klik connect. Country Code pilih Indonesia, IEEE 802 11 Mode pilih B/G mixed, cek list Auto p ada Data Rate, kemudian klik change.

130 Lampiran 8 (Lanjutan). 6. Masuk ke Network, pada Network Mode pilih Router, Disabled Network pilih None . Pada WLAN Network Setting cek list pada Static di WLAN IP Address. IP Address 172.16.0.16, Netmask 255.255.255.0, Gateway IP 172.16.0.1, Primary DNS IP 172.16 .0.1, cek list pada Auto IP Aliasing. 7. Pada LAN Network Setting, IP Address 19 2.168.14.1 Netmask 255.255.255.0 kemudian cek list pada Enable NAT dan Enable DH CP Server. Range Start 192.168.14.2, Range End 192.168.14.254 Netmask 255.255.25 5.0. 8. Pada Multicast Routing Settings cek list Enable Mcast Routing. 9. Klik c hange.

131 Lampiran 8 (Lanjutan). 10. Untuk mengganti password dan radio name masuk ke System, Hotname diganti den gan SMK-6, password juga diganti untuk keamanan jaringan

132 Lampiran 8 (Lanjutan).

133 Lampiran 9. Konfigurasi PC Router Mikrotik x86 di SMP Negeri 2. 1. Konfigurasi PC Router Mikrotik x86 sebagai router. 1. Menghubungkan ujung kab el UTP Access Point RB 133 ke ether1 PC Router, kemudian dari ether2 PC Router k e ethernet laptop penulis (setelah konfigurasi ether2 dihubungkan ke HUB). 2. Me nghidupkan power AP RB 133, PC Router dan laptop penulis. 3. Untuk mensetting PC Router penulis menggunakan tools winbox versi 2.2.15. Tools winbox ini didapatk an secara gratis di website http://www.mikrotik.co.id. Winbox dapat mendeteksi sistem mikrotik yang digunaka n asalkan masih dalam satu network, yaitu dengan mendeteksi MAC address dari eth ernet mikrotik. 4. Tampilan pertama kali mengaktifkan winbox adalah seperti beri kut :

134 Lampiran 9 (Lanjutan). 5. Memilih MAC address yang sudah terdeteksi dan klik tombol Connect. Maka akan muncul menu konfigurasi seperti di bawah :

135 Lampiran 9 (Lanjutan). 6. Untuk memudahkan mengingat, penulis memberi keterangan pada ethernet yang dig unakan, ether1 dengan keterangan G/W, ether2 dengan keterangan LAN. Cara ini dil akukan dengan masuk menu interface, klik ether1 lalu klik comment dan menuliskan keterangan di comment for interface. 7. Langkah awal yang perlu dilakukan adala h set IP Address, menu konfigurasi - IP Addresses kemudian klik tanda tambah (+).

136 Lampiran 9 (Lanjutan). 8. Set IP DHCP Server untuk WLAN. Masuk ke menu konfigurasi IPDHCP Server DHCP Set up. DHCP Server Interface diarahkan ke ether2 (WLAN). Klik Next sampai pada sele ct DNS Server, untuk IP DNS server yang pertama 192.168.11.1 dan yang kedua 172. 16.0.1. kemudian klik next sampai dengan Setup has completed successfully. Rinci an langkah-langkah set IP DHCP Server seperti terlihat pada gambar no 1-7 (1) (2) (3)

137 Lampiran 9 (Lanjutan). (4) (5) (6) (7)

138 Lampiran 9 (Lanjutan). 9. Set IP Route yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - routes. Klik tanda panah (+) lalu memasukan IP gateway 172.16.0.1 di GeneralGateway. 10. Set IP DNS yaitu dengan cara masuk menu konfigurasi IP - DNS, dan klik setti ngs. Primary DNS 172.16.0.1. cek list Allow Remote Request.

139 Lampiran 9 (Lanjutan). 11. Set IP Firewall NAT dengan masuk menu konfigurasi IP Firewall lalu klik NAT da n tanda tambah (+). Pada general chain pilih srcnat dan action pilih masquerade. (1) (2)

140 Lampiran 9 (Lanjutan). 12. Langkah selanjutnya adalah memberi nama router dan password untuk memudahkan dalam maintenance dan keamanan. Masuk ke menu konfigurasi System Identity untuk m emberi nama router, dan masuk ke menu konfigurasi Password untuk memberi passwor d pada router.

141 Lampiran 10. Spesifikasi Access Point, Router Board, dan Antena. 1.

Mikrotik RB 133 Model Wireless card CPU Memory Speaker Data storage Ethernet por ts Serial ports LEDs Fan Control RB 133 3 (Mini PCI Type IIIA/IIIB slots) MIPS32 4Kc based 175MHz embedded processor 32MB SDRAM onboard memory Mini PC-speaker 6 4 or 128 MB onboard NAND memory chip 3 (10/100 Mbit/s Fast Ethernet port support ing AutoMDI/X) One DB9 RS232C asynchronous serial port Power, user LED Two DC fa n power output headers with rotation sensor and automatic fan switching (maximum output current500mA total) Power over Ethernet: 10..28V DC (except power over d atalines); Power jack: 9..28V DC 11, 7 cm x 10,5 cm (4,61 inch x 4,13 inch), Ope rational: -20C to +65C (-4F to 149F) Operational: 70% relative humidity (non-condensi 3-4 watt without extension card, maximum 20W (10W output to extension cards) Power Option Dimensions Temperature Humidity Power consumption 2. Mikrotik RB 43 3 Model Wireless card CPU Memory Root loader Data storage Ethernet ports Serial ports LEDs Watchdog Power Option Dimensions RB 433 Atheros Min iPCI Wireless 802.11a+b+g 54Mbps 2.4/5GHz 300MHz Atheros CPU 64MB DDR onboard memory chip Router BOOT, 1Mbit Flash chip 64MB onboard NAND mem ory chip 3 (10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting AutoMDI/X) One DB9 RS232 C asynchronous serial port Power, user LED IDT internal SoC hardware watchdog ti mer Power over Ethernet: 10..28V DC (except power over datalines); Power jack: 1 0..28V DC; Overvoltage protection 150 mm x 105 mm (5.90 in x 4.13 in)

142 Lampiran 10 (Lanjutan). Temperature Humidity supported OS 3. Mikrotik RB 411 Model Wireless card CPU Mem ory Root loader Data storage Ethernet ports Serial ports LEDs Power Option

Operational: -20C to +70C (-4F to 158F) Operational: 70% relative humidity (non-conde ng) Lisensi Mikrotik Router OS AP - Level 4/CF Dimensions Temperature Humidity supported OS 4. Mikrotik RB 450 Model CPU Memory Root loader Data storage Ethernet ports Serial ports LEDs Watchdog Power Option

RB 411 Atheros Mini PCI Wireless 802.11b+g 54Mbps 2.4/5GHz Atheros AR7130 300MHz 64MB DDR onboard memory chip Router BOOT, 1Mbit Flash chip 64MB onboard NAND me mory chip 1 (10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting AutoMDI/X) One DB9 RS23 2C asynchronous serial port Power, user LED Power over Ethernet: 10..28V DC (exc ept power over datalines); Power jack: 10..28V DC; Overvoltage protection 105 mm x 105 mm (4,13 inch x 4,13 inch) Operational: -20C to +70C (-4F to 158F) Operational 0% relative humidity (non-condensing) Lisensi Mikrotik Router OS AP - Level 4/CF Dimensions Temperature RB 450 300MHz Atheros CPU 32MB DDR onboard memory chip RouterBOOT, 1Mbit Flash c hip 64MB onboard NAND memory chip 5 (10/100 Mbit/s Fast Ethernet port supporting AutoMDI/X) One DB9 RS232C asynchronous serial port Power, user LED IDT internal SoC hardware watchdog timer Power over Ethernet: 10..28V DC (except power over datalines); Power jack: 10..28V DC; Overvoltage protection 150 mm x 105 mm (5.90 in x 4.13 in) Operational: -20C to +70C (-4F to 158F)

143 Lampiran 10 (Lanjutan). Humidity supported OS 5. Mikrotik RB 750 Model CPU Memory Root loader Data stora ge Ethernet ports Serial ports LEDs Watchdog Power Option Dimensions Power Consu mption supported OS 6. Operational: 70% relative humidity (non-condensing) Router OS RB 750 AR7240 300MHz (overclock up to 400MHz) CPU 32MB DDR SDRAM onboard memory RouterBOOT 64MB onboard NAND memory chip Five 10/100 ethernet ports (with switch chip) no serial port Power, NAND activity, 5 Ethernet LEDs IDT internal SoC har dware watchdog timer Power over Ethernet: 9..28V DC (except power over datalines ); Power jack: 9..28V DC. 113x89x28mm. Weight without packaging and cables: 130g Up to 3W MikroTik RouterOS v3, Level4 license Ubiquity Pico Station 2 Processor Specs Frequency Memory Information Networking Interface Wireless Approvals Enclosure Size Weight Enclosure Characteristics Max Power Consumption Power Rating Power Method Atheros MIPS 4KC 180MHz 2412-2462 M Hz 32MB SDRAM, 8MB Flash 1 X 10/100 BASE-TX (Cat 5. RJ-45) Ethernet Interface FC C Part 15.247, IC RS210, CE 13.6 cm. length x 2.0 cm. height x 3.9cm. width 0.10 kg Outdoor UV Stabalized Plastic 4 Watts 12V, 1A (12 Watts). Supply and injector included Passive Power over Ethernet (pairs 4,5+; 7,8 return)

144 Lampiran 10 (Lanjutan). Operating Temperature Operating Humidity Shock and Vibration 7. Senao ECB-3220 D ata Rates Standards Compatibility Power Requirements -20C to +70C 5 to 95% Condensing ETSI300-019-1.4 1, 2, 5.5, 6, 9, 11, 12, 18, 24, 36, 48, 54 Mbps IEEE802.11b/g, IEEE802.1x, IEEE 802.3, IEEE802.3u IEEE 802.11g/ IEEE 802.11b Power Supply: 90 to 240 VDC +/- 10 (de pends on different countries) Device: 12 V/ 1A LAN: Link, WLAN: Link, Power: on/ off FCC Part 15/UL, ETSI 300/328/CE 2.400 2.484 GHz Carrier Sense Multiple Access wi th Collision Avoidance (CSMA/CA) Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFD M) DBPSK @ 1Mbps DQPSK @2Mbps CCK @ 5.5 & 11Mbps BPSK @ 6 and 9 Mbps QPSK @ 12 a nd 18 Mbps 16-QAM @ 24 and 36 Mbps 64-QAM @ 48 and 54 Mbps 11 for North America, 14 for Japan, 13 for Europe, -94dBm @ 1Mbps, -92dBm @ 2Mbps, -89dBm @ 5.5Mbps, -86dBm @ 11Mbps, -92dBm @ 6Mbps, -90dBm @ 9Mbps -88dBm @ 12Mbps, -86dBm @ 18Mbps , -83dBm @ 24Mbps, -79dBm @ 36Mbps, -74dBm @ 48Mbps, -72dBm @ 54Mbps Status LEDs Regulation Certifications RF Information Frequency Band Media Access Protocol Modulation Technology Operating Channels Receive Sensitivity (Typical)

145 Lampiran 10 (Lanjutan). Available transmit power (Typical) RF Connector Networking Topology Operation Mode Interface Security 25 min dBm @1 ~ 24 Mbps 23 +/- 2dBm @36Mbps 21 +/- 2dBm @48Mbps 20 +/- 2dBm @54M bps TNC Type (Female Reverse) Ad-Hoc, Infrastructure Point-to-Point/ Point-to-Mu ltipoint Bridge/ AP/ Client Bridge/ WDS One 10/100Mbps RJ-45 LAN Port IEEE802.1x Authenticator / RADIUS Client (EAP-MD5/TLS/TTLS) Support in AP Mode WPA2/ WPA/ Pre-share Key (PSK)/ AES/ TKIP MAC address filtering Hide SSID in beacons DHCP c lient/server Web-based configuration (HTTP) Telnet configuration SNMP V1(MIBI, M IBII) Upgrade firmware via web-browser Operating: -10C to 50C (14F to 132F Stora ge: -40Cto 70C (-40F to 158F) 5%~95% Typical IP Auto-configuration Management Configuration Firmware Upgrade Environmental Temperature Range Humidity (non-condensing) 8. Antena Omnidirectional Model Frequency Gain Polarization Vertical Beam Width Horizontal Beam Width OM1724 2400-2500 MHz 17 dBi Vertical 6 360

146 Lampiran 10 (Lanjutan). Impedance Max. Input Power VSWR Connector Weight Length 9. Antena Yagi 50 Ohm 100 Watt < 1.5 N-Female 1.6 kg 1.37 M Frequency Gain Front to Back ratio Lightning Protection Dimension Support Pole D iameter Beam Wind Resistance Polarization Impedance Max. Input Power VSWR Connec tor Weight 2300-2500 MHz 15 dBi > 18 dBi Direct Ground 750 mm 38~52 mm 25 x 25 60 m/s Verti cal or Horizontal 50 Ohm 100 Watt < 1.5 RPTNC-male 1.0 kg

147 Lampiran 10 (Lanjutan). 9. Antena Parabolic Frequency Gain Front to Back ratio Beam width Polarization Rate d Wind Velocity Impedance Max. Input Power VSWR Connector Weight Dimension-m 240 0-2483 MHz 24 dBi 30 dB 10 14 Vertical or Horizontal 60m/ s 50 ohm 100w 1.5 N Female 2.5Kg 0.4m 0.9m

148 Lampiran 11. Estimasi Biaya Pembangunan Jaringan Wireless. NO 1. DESKRPSI Hardware Antena Omnidirectional 2,4 Ghz 17 dBi Antena Parabolic 2,4Ghz 24 dBi Antena yagi 2,4 Ghz Mikrotik RB 433 +mini PCI + Box + POE Adapter Mikroti k RB 411+mini PCI + Box + POE Adapter Mikrotik RB 450 Mikrotik RB 133 +mini PCI + Box + Adaptor Senao ECB 3220 + Outdoor Box Ubiquity Pico Station 2 Tower 30 cm per 5mtr, incl. sling and insulator 20 cm per 5mtr, incl. sling and insulator tower sambungan pipa pole per 6 meter x 4, incl sling Pipa Pole 1,75 inch; Ketebalan 3 mm; Panjang 6mtr; Semen Cable Twist Aqua Proof + Fiber Antenna Mounting Kit Grou nding Kit Networking UTP Cable CAT5 E Connector RJ45 Tools RJ45 Crimping Tools C able Tester Total HARGA (RP) JUMLAH SATUAN SUBTOTAL 2,100,000 1,000,000 325,000 3 3 3 Buah Buah Buah 6,300,000 3,000,000 975,000 2,050,000 1 Unit 2,050,000 1,480,000 2,300,000 2,500,000 1,000,000 900,000 2 1 2 3 1 Unit Unit Unit Unit Unit 2,960,000 2,300,000 5,000,000 3,000,000 900,000 2. 1,000,000 900,000 6 6 Stage Stage 6,000,000 5,400,000 600,000 200,000

4 Stage Stage 2,400,000 600,000 50,000 10,000 80,000 100,000 1,500,000 980,000 50,000 60,000 50,000 3 5 6 6 9 4 1 2 1 1 sak lsm lsm buah buah roll box buah buah 250,000 60,000 480,000 900,000 6,000,000 980,000 100,000 60,000 50,000 49,765,00 0 3. 4.

149 Lampiran 12. Foto-foto Kegiatan Pembangunan Jaringan Wireless. 1. Foto Lokasi Pe masangan Jaringan Wireless

150 Lampiran 12 (Lanjutan). 2. Foto Proses Implementasi Jaringan Wireless dan Pelatihan

151 Lampiran 12 (Lanjutan).

152 SURAT KETERANGAN Nomor : 001/Project/FKTO/2009 Yang bertandatangan di bawah ini : Nama Jabatan Al amat : Ruri Suko Basuki, S.Kom.,M.Kom : Ketua Umum Forum Komunitas Tirtomoyo Onl ine (FKTO) : Perum Wolter Monginsidi Baru Kav. 14 Menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa yang tersebut di bawah ini : Nama Status NIM Alamat : Joko Mukti : Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Dian Nuswantoro : A11 .2002.01221 : Puter RT 01/01 , Desa Hargorejo, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri Benar-benar telah melakukan penelitian dan terlibat secara langsung sebagai team teknis FKTO dalam pembangunan jaringan wireless antar sekolah di Kecamatan Tirt omoyo Kabupaten Wonogiri. Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan seperlunya. Semarang, 13 Desember 2009 Ruri Suko Basuki, S.Kom., M.Kom Ketua Umum FKTO

Anda mungkin juga menyukai