Anda di halaman 1dari 102

SKRIPSI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SMART GARDEN


BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT) PADA PERUMAHAN
CENTRAL PARK CIKARANG

( DESIGN AND IMPLEMENTATION OF SMART GARDEN


BASED ON THE INTERNET OF THINGS (IoT) IN CENTRAL
PARK HOUSING CIKARANG )

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


memperoleh Gelar Serjana Komputer

Disusun Oleh :
KRISTOFORUS LENSIPRIMO NONG HUGO
311710181

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
BEKASI
2021
LEMBAR PRSETUJUAN SKRIPSI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SMART GARDEN


BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT) PADA PERUMAHAN
CENTRAL PARK CIKARANG

Disusun oleh :
Kristoforus Lensiprimo Nong Hugo
311710181

Telah diperiksa dan disahkan


Pada tanggal : 19 September 2021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ikhsan Romli, S.Si, M.Sc Irfan Afriantoro, S.Kom, M.M.


NIDN : 0413058603 NIDN : 0430048704

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika

Wahyu Hadikristanto, S.Kom, M.Kom


NIDN : 0415088207

i
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SMART GARDEN


BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT) PADA PERUMAHAN
CENTRAL PARK CIKARANG
Disusun oleh :
Kristoforus Lensiprimo Nong Hugo
311710181

Telah diperiksa dan disahkan


Pada tanggal : 10 Oktober 2021

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

A.Yudi Permana S.Kom, M.Kom Aswan S. Sunge, SE, M.Kom


NIDN : 0420118405 NIDN : 0426018003

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ikhsan Romli, S.Si, M.Sc Irfan Afriantoro, S.Kom, M.M.


NIDN : 0413058603 NIDN : 0430048704
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika

Wahyu Hadikristanto, S.Kom, M.Kom


NIDN : 0415088207

Dekan Fakultas Teknik

Putri Anggun Sari S.Pt, M.Si


NIDN : 0413058603
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ii
Sebagai mahasiswa Universitas Pelita Bangsa, yang bertanda tangan dibawah ini,
saya :

Nama : Kristoforus Lensiprimo Nong Hugo

NIM : 311710181

Menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul :

“Perancangan Dan Implementasi Smart Garden Berbasis Internet Of Things (Iot)


Pada Perumahan Central Park Cikarang”

merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing
telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll).
Apabila dikemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya,
yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan
gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian
surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bekasi
Pada Tanggal : 19 September 2021

Yang Menyatakan,

Kristoforus Lensiprimo Nong Hugo

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIK

Sebagai mahasiswa Universitas Pelita Bangsa, yang bertanda tangan dibawah ini,
saya :

Nama : Kristoforus Lensiprimo Nong Hugo

NIM : 311710181

demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Pelita Bangsa Hak Bebas Royalti Non-Elsklusif (Non Exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah yang berjudul :

“Perancangan Dan Implementasi Smart Garden Berbasis Internet Of Things (Iot)


Pada Perumahan Central Park Cikarang”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Elsklusif ini Universitas Pelita Bangsa berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang
(memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data
(database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya diinternet
atau media lain untuk kepentingan akadmeis tanpa perlu meminta ijin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas
Pelita Bangsa, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atau pelanggaran Hak
Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bekasi
Pada Tanggal : 19 September 2021

Yang Menyatakan,

Kristoforus Lensiprimo Nong Hugo

iv
UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan anugrahkan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan Laporan Tugas Akhir dengan
judul “PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SMART GARDEN BERBASIS
INTERNET OF THINGS (IoT) PADA PERUMAHAN CENTRAL PARK
CIKARANG”. dimaksudkan untuk mencapai gelar Sarjana Komputer Strata Satu
pada Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pelita Bangsa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan tugas Akhir ini bukanlah
dari jerih payah sendiri, melainkan dari bimbingan berbagai pihak. Oleh sebab itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
dalam proses penulisan Skripsi ini, yaitu kepada:
1. Bapak Hamzah M.Mardi Putra, S.K.M, M.M, D.B.A, selaku Rektor Universitas
Pelita Bangsa.
2. Bapak Dr. Ir. Supriyanto, M.P selaku Wakil Rektor 1 Universitas Pelita Bangsa.
3. Ibu Putri Anggun Sari S.Pt, M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Pelita Bangsa.
4. Bapak M. Fatchan, S.Kom, M.Kom selaku Wakil Dekan Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa.
5. Bapak Wahyu Hadikristanto, M.Kom selaku Kaprodi Teknik Informatika
Universitas Pelita Bangsa.
6. Bapak Ikhsan Romli, S.Si, M.Sc dan Bapak Irfan Afriantoro, S.Kom, M.M
selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen pengajar Strata satu (S1) Teknik Informatika Universitas Pelita
Bangsa, yang telah mendidik dan memberikan pengetahuan yang tak ternilai
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
8. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril, doa
dan kasih sayang.

v
9. Teman-teman mahasiswa Strata satu (S1) Teknik Informatika Universitas Pelita
Bangsa yang selalu membantu dalam setiap kesempatan.
10. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat kekurangan dalam Laporan Tugas
Akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat bermanfaat bagi
penulis. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Bekasi, 23 September 2021


Penulis,

Kristoforus Lensiprimo Nong Hugo

vi
ABSTRAK

Perkembangan teknologi khususnya dalam bidang pertanian dan perkebunan


di era 4.0 sudah sangat meningkat dari waktu ke waktu. Salah satunya dalam hal
perawatan tanaman. Perawatan tanaman merupakan salah satu Aktivitas yang
dilakukan untuk menjaga tanaman agar tetap subur dan sehat. Apalagi pada musim
kemarau perawatan tanaman sangat penting dilakukan seperti, melakukan
penyiraman secara berkala sesuai dengan waktu yang tepat, dan juga peyinaran
cahaya harus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Akan tetapi, bagi sebagian besar
orang, terutama mereka yang tinggal didaerah perkotaan tidak memiliki waktu luang
yang banyak untuk melakukan perawatan tanaman. Dampak yang terjadi seperti
tanaman menjadi tidak optimal dalam pertumbuhannya, dan kualitas tanaman
menjadi menurun seperti daun layu, sedikit bunga, warna tidak cerah, akar tidak
menancap dengan kuat, dan tumbuhan juga mudah mati. Maka dari itu diperlukan
teknologi yang dikembangkan untuk melakukan perawatan tanaman secara otomatis.
Penelitian ini merancang sebuah sistem perawatan tanaman secara otomatis yang
disebut Smart Garden berbasis Internet of Things (IoT). Alat Smart Garden ini juga
dapat mengontrol dan memonitoring penyiraman dan pencahayaan tanaman dari
jarak jauh, dengan menggunakan aplikasi blynk yang terpasang pada smartphone.
Alat merespon dan mengerjakan perintah yang telah dikirimkan, dan juga membalas
pesan tentang informasi yang ditampilkan pada aplikasi blynk. Alat Smart Garden
ini menggunakan NodeMCU 8266 sebagai controller serta sensor soil moisture
sebagai pendeteksi kelembapan tanah, dan DHT11 sebagai sensor suhu dan
kelembapan udara. Hasil penelitian ini yaitu untuk meminimalisir terjadinya
kerusakan pada tanaman, mempermudah penghuni rumah mengontrol dan
memonitoring keadaan rumah secara real time, dan juga untuk meningkatkan kualitas
pada tanaman agar dapat bertumbuh dengan baik.
Kata Kunci : NodeMCU 8266, Soil Moisture, DHT 11, Relay, Internet of Things,
Smart Garden, Blynk

vii
ABSTRACT

Technological developments, especially in agriculture and plantations in era


4.0, have greatly increased over time. One of them is in terms of plant care. Plant
care is one of the activities carried out to keep plants fertile and healthy. Moreover,
in the dry season plant care is very important to do such as, doing watering
periodically in accordance with the right time, and also light lighting must be in
accordance with the needs of the plant. However, for most people, especially those
who live in urban areas do not have a lot of free time to do plant care. The impact
that occurs like a plant becomes not optimal in its growth, and the quality of the
plant becomes decreased such as withered leaves, few flowers, colors are not bright,
roots do not stick firmly, and plants also easily die. Therefore, technology is needed
to perform plant maintenance automatically. The study designed an automated plant
care system called an Internet of Things (IoT)based Smart Garden. This Smart
Garden tool can also control and monitor watering and lighting plants remotely,
using a blynk application installed on a smartphone. The tool responds and works on
commands that have been sent, and also replies to messages about the information
displayed on the blynk application. This Smart Garden tool uses NodeMCU 8266 as
a controller and soil moisture sensor as a soil moisture detector, and DHT11 as a
temperature and humidity sensor. The results of this study are to minimize the
occurrence of damage to plants, make it easier for residents to control and monitor
the condition of the house in real time, and also to improve the quality of plants in
order to grow properly.

Keywords : NodeMCU 8266, Soil Moisture, DHT 11, Relay, Internet of Things,
Smart Garden, Blynk

viii
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN SKRIPSI....................................................................................i
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI...................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...............................................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................iv
UCAPAN TERIMAKASIH..................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT............................................................................................................viii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Identifikasi Masalah................................................................................2
1.3. Batasan Masalah......................................................................................3
1.4. Rumusan Masalah...................................................................................3
1.5. Tujuan Penelitian.....................................................................................3
1.6. Manfaat Penelitian ..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................5
2.1. Tinjauan Pustaka.....................................................................................5
2.1.1. Rancangan angun Smart Garden Berbasis Internet of Thing
(IoT) dengan Telegram ...............................................................5
2.1.2. Rancang Bangun Smart Garden System Menggunakan Sensor
Soil Moisture Dan Arduino Berbasis Android (Studi Kasus : Di
Gerai Bibit Narnea Cikijing).......................................................5
2.1.3. IoT Enabled Smart Garden Kit Along With Weather Station.....6
2.1.4. Penerapan Smart Home Untuk Pengontrolan Lampu Berbasis
Internet of Things (IoT) (Studi Kasus : Prumahan Taman
Cikarang Indah 2)........................................................................6

ix
2.2..................................................................................................................
Dasar Teori..............................................................................................7
2.2.1. Internet of Things (IoT)...............................................................7
2.2.2. Smart Garden...............................................................................8
2.2.3. NodeMCU ESP8266...................................................................9
2.2.4. Arduino IDE................................................................................10
2.2.5. Sensor Kelembaban Tanah..........................................................11
2.2.5.1. Soil Moisture Sensor Tanah YL-69..............................11
2.2.6. Sensor DHT 11............................................................................12
2.2.7. Relay............................................................................................13
2.2.8. Pompa Air....................................................................................14
2.2.9. Breadboard..................................................................................14
2.2.10. Kabel Jumper...............................................................................15
2.2.11. Blynk...........................................................................................15
2.2.12. Android........................................................................................16
2.2.13. Perancangan Sistem.....................................................................17
2.2.13.1. Pemodelan UML.........................................................18
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................24
3.1. Instrumen Penelitian................................................................................24
3.1.1. Alat..............................................................................................24
3.1.2. Bahan...........................................................................................25
3.2. Analisa Permasalahan.............................................................................26
3.3. Sistem Yang Berjalan..............................................................................26
3.4. Metode Yang Digunakan........................................................................27
3.4.1. Metode Pengembangan Sistem....................................................27
3.4.2. Metode Perancangan Sistem........................................................29
3.4.2.1. Identifikasi Aktor..........................................................29
3.4.2.2. Usecase Diagram...........................................................29
3.4.2.3. Activity Diagram...........................................................30
3.4.2.4. Sequnce Diagram..........................................................36
3.4.3. Perancangan Alat.........................................................................39

x
3.4.3.1. Konsep Sistem...............................................................39
3.4.3.2. Sistem Arsitektur Usulan..............................................40
3.4.3.3. Wiring Diagram Sistem.................................................41
3.5. Kebutuhan Perangkat Keras....................................................................42
3.5.1. Analisa Kebutuhan Sistem..........................................................43
3.5.2. Perencanaan Biaya.......................................................................43
3.6. Pengujian Sistem.....................................................................................44
3.6.1. Black Box....................................................................................44
3.6.2. Pengujian Perangkat Keras (Hardware)......................................44
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................45
4.1. Realisasi Sistem.......................................................................................45
4.1.1. Realisasi Pembangunan Sistem...................................................45
4.2. Pengujian Sistem.....................................................................................48
4.2.1. Pengujian Sensor Soil Moisture..................................................48
4.2.2. Pengujian DHT 11.......................................................................50
4.2.3. Pengujian Relay...........................................................................51
4.3. Instalasi Library NodeMCU ESP8266, dan Blynk.................................52
4.4. Pengujian Sistem Internet of Things (IoT)..............................................53
4.5. Pengujian Smart Garden..........................................................................54
4.6. Pembahasan.............................................................................................57
4.6.1. Pengujian Black Box...................................................................57
4.6.2. Pengujian Penyiraman Otomatis.................................................58
4.6.3. Pengujian Pencahayaan Otomatis................................................59
4.6.4. Pengujian Secara Keseluruhan....................................................60
4.7. Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang.......62
BAB V PENUTUP................................................................................................64
5.1. Kesimpulan..............................................................................................64
5.2. Saran........................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................66
LAMPIRAN..........................................................................................................68

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Smart Garden.....................................................................................9


Gambar 2.2 NoteMCU ESP8266..........................................................................10
Gambar 2.3 Arduino IDE......................................................................................11
Gambar 2.4 Sensor Kelembaban Tanah YL-69....................................................12
Gambar 2.5 DHT 11..............................................................................................13
Gambar 2.6 Relay..................................................................................................13
Gambar 2.7 Pompa Air..........................................................................................14
Gambar 2.8 Breadboard.........................................................................................14
Gambar 2.9 Kabel Jumper.....................................................................................15
Gambar 2.10 Blynk Cloud Server.........................................................................16
Gambar 2.11 Linux Karnel....................................................................................17
Gambar 3.1 Sistem yang berjalan..........................................................................27
Gambar 3.2 Metode Pengembangan Sistem..........................................................28
Gambar 3.3 Use Case Usulan................................................................................30
Gambar 3.4 Activity Diagram Login.....................................................................31
Gambar 3.5 Activity Diagram Control NodeMCU ESP8266...............................32
Gambar 3.6 Activity Diagram Data Waktu Penyiraman.......................................33
Gambar 3.7 Activity Diagram Data Waktu Pencahayaan.....................................33
Gambar 3.8 Activity Diagram Data Suhu Udara...................................................34
Gambar 3.9 Activity Diagram Data Suhu.............................................................35
Gambar 3.10 Activity Diagram Data Kelembaban Udara.....................................35
Gambar 3.11 Suquence Diagram Login ...............................................................36
Gambar 3.12 Sequence Diagram Control NodeMCU ESP8266...........................36
Gambar 3.13 Sequence Diagram Data Waktu Penyiraman...................................37
Gambar 3.14 Activity Diagram Data Waktu Pencahayaan...................................37
Gambar 3.15 Activity Diagram Data Suhu Udara.................................................38

xii
Gambar 3.16 Activity Diagram Data Kelembaban tanah......................................38
Gambar 3.17 Activity Diagram Data Kelembaban Udara.....................................39
Gambar 3.18. Sistem Yang Diusulkan..................................................................40
Gambar 3.19 Sistem Arsitektur Usulan.................................................................41
Gambar 3.20 Wiring Diagram Sistem...................................................................42
Gambar 4.1. Tampilan Halaman Create New Project...........................................46
Gambar 4.2. Tampilan Halaman Sistem................................................................47
Gambar 4.3. Tampilan Halaman Widget...............................................................47
Gambar 4.4. Tampilan Pengujian Sensor dan Sistem...........................................48
Gambar 4.5. Pengujian Sensor Soil Moisture.......................................................49
Gambar 4.6. Pengujian Program Sensor Soil Moisture.........................................49
Gambar 4.7. Pengujian Sensor DHT 11................................................................50
Gambar 4.8. Pengujian Program Sensor DHT 11.................................................51
Gambar 4.9. Instalasi Library NodeMCU ESP8266, dan Blynk...........................52
Gambar 4.10. Pengujian Sistem Internet of Things (IoT).....................................53
Gambar 4.11 Pengujian Alat Smart Garden (IoT).................................................54
Gambar 4.12 Led Indikator Hidup Pada Alat Smart Garden (IoT).......................55
Gambar 4.13. Tampilan Sistem On pada Smart Garden (IoT)..............................55
Gambar 4.14. Notifikasi Pencahayaan..................................................................56
Gambar 4.15. Notifikasi Penyiraman....................................................................56

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Simbol Usecase....................................................................................18


Tabel 2.2. Simbol Activity Diagram.....................................................................20
Tabel 2.3. Simbol Sequnce Diagram.....................................................................21
Tabel 2.4. Simbol Class Diagram..........................................................................22
Tabel 2.5. Simbol Development Diagram.............................................................23
Tabel 3.1. Alat.......................................................................................................24
Tabel 3.2. Bahan....................................................................................................25
Tabel 3.3. Perencanaan Biaya...............................................................................44
Tabel 4.1. Pengujian Sensor Soil Moisture...........................................................50
Tabel 4.2. Pengujian Sensor DHT 11....................................................................51
Tabel 4.3. Pengujian Relay....................................................................................52
Tabel 4.4. Pengujian Black Box............................................................................57
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Penyiraman Otomatis Melalui Aplikasi Blynk..........59
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Pencahayaan Otomatis Melalui Aplikasi Blynk........60
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Penyiraman Otomatis Secara Keseluruhan................60
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Pencahayaan Otomatis Secara Keseluruhan..............61
Tabel 4.9. Tabel Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian
Sekarang..............................................................................................62

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada era modern ini, perkembangan teknologi kian cangih dan
berkembang, banyak yang memanfatkan teknologi sebagai alat yang dapat
membantu pekerjaan mulai dari belajar, menyelesaikan pekerjaan rumah sampai
hal berkebun menggunakan teknologi. Apalagi jika sistem tersebut bergerak
sesuai dengan kontrol yang terpadu, maka hal ini akan membawa dampak kepada
manusia untuk bisa memikirkan dan membuat suatu bentuk sistem kontrol yang
dapat membantu pekerjaan agar lebih efektif dan efesien mulai dari segi waktu,
dengan bantuan internet melalui media Internet of Things (IoT) yang
memanfaatkan koneksi jaringan internet dan dikembangkan pada suatu objek,
sensor, dan perangkat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan
penggunaan Internet of Things (IoT) dalam kehidupan sehari-hari sudah
berkembang begitu pesat di kalangan masyarakat Indonesia termasuk dalam
bidang pertanian dan perkebunan. Banyak individu atau kelompok yang mulai
mengembangkan Internet of Things (IoT).
Akan tetapi keterbatasan informasi yang menjadi penghambat
pengembangan sistem Internet of Things (IoT) tersebut sehingga masyarakat
masih menggunakan teknik manual untuk melakukan perawatan tanaman mulai
dari malakukan penyiraman, pemberian pupuk, bahkan menjaga tanaman agar
tetap mendapatkan nutrisi dari air dan sinar matahari. Hal seperti ini akan
berdampak ketika pemilik kebun tidak sedang berada ditempat/sedang keluar kota
dalam jangka waktu yang lama, maka secara tidak langsung akan memberikan
dampak yang buruk bagi perkembangan tanaman itu sendiri, banyak tanaman
yang mati dan busuk karena tidak mendapatkan nutrisi yang teratur. Bahkan tidak
hanya memberikan dampak bagi tanaman itu saja, pemberian nutrisi yang tidak
teratur akan menyebabkan kenaikan Ph tanah sehingga mengakibatkan tanah
menjadi masam dan hal itu menyebabkan tekanan akar yang lebih besar dari pada
tekanan tanah sehingga menghambat enzim dalam proses metabolisme pada

1
tanaman. Hal diatas sering terjadi pada masyarakat Perumahan Central Park
Cikarang yang sering

2
2

berpegian keluar kota dalam jangka waktu yang lama dan tidak memikirkan
dampak yang terjadi pada taman mereka setelah sekian lama ditinggal.
Pada permasalahan tersebut penulis merancang sebuah sistem yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan pada perumahan Central Park Cikarang
dimana alat tersebut dapat memonitoring penyiram tanaman secara otomatis yang
biasa disebut Smart Garden mempunyai manfaat bagi para pemilik kebun atau
pemilik tanaman sekaligus solusi untuk berkomunikasi dengan tanaman. Artinya
berkomunikasi dengan tanaman adalah pemilik tanaman mengetahui kondisi
tanaman seperti nutrisi dan kebutuhan - kebutuhannya. Terutama dalam hal
penyiraman tanaman, pencahayaan, pengecekan suhu dan kelembapan pada
tanaman. Dimana sistem dirancang dengan bantuan NodeMCU ESP 8266 yang
dihubungkan dengan beberapa sensor dan aplikasi blynk sebagai perangkat untuk
melakukan monitoring yang dipasang pada android.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka penulis merancang sebuah
sistem pengontrolan dan monitoring tanaman yang disajikan dalam bentuk
laporan Skripsi dengan judul “PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
SMART GARDEN BERBASIS INTERNET OF THINGS (IoT) PADA
PERUMAHAN CENTRAL PARK CIKARANG”.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dikemukakan hal-hal yang
menjadi permasalahan yaitu :
1. Padatnya kegiatan dari pemilik tanaman yang berlangsung dalam waktu lama,
beresiko pada tanaman yang jarang di rawat, sehingga menyebabkan tanaman
itu mati dan layu.
2. Penggunaan air secara berlebihan dan tidak teratur dalam merawat tanaman
dapat menimbulkan resiko yang sangat fatal pada tanaman itu sendiri.
3. Kurangnya informasi dalam penerapan Smart Garden berbasis Internet of
Things (IoT) untuk menjaga tanaman agar tetap sehat dan subur.
3

1.3. Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut diatas,
batasan dan analisa sistemnya yaitu :
1. Board elektronik yang digunakan adalah mikrokontroler NodeMCU ESP8266.
2. Penelitian dilakukan pada bangunan rumah tinggal di Perumahan Central Park
Cikarang.
3. Pompa yang dipakai adalah Pompa Air DC 12V.
4. Relay 2 Channel digunakan sebagai saklar Pompa Air dan Lampu.
5. Sensor suhu yang digunakan adalah Sensor DHT22.
6. Sensor kelembaban tanah Soil Moisture Module Arduino.
7. Perangkat yang dibuat hanya difokuskan untuk melakukan proses pengairan,
pencahayaan, pengecekan suhu, dan pengecekan kelembapan tanah pada
tanaman.
8. Sistem yang dapat mengontrol dan memonitoring tanaman dengan aplikasi
Blynk yang dioperasi dengan android.

1.4. Rumusan Masalah


Sesuai latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditentukan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang sebuah sistem pengontrol perawatan tanaman yang
dapat terintegrasi dengan Smartphone Android ?
2. Bagaimana cara kerja Smart Garden dalam membantu melakukan perawatan
tanaman ?
3. Apa saja yang diperlukan untuk merancang sistem dari Smart Garden ?
4. Bagaimana cara mengukur performa dari Smart Garden dalam membantu
melakukan perawatan tanaman ?

1.5. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian yang telah dilakukan pada tanaman
perumahan tempat tinggal Adalah :
4

1. Melakukan memonitoring tanaman yang ada pada Perumahan Central Park


Cikarang dengan menggunakan NodeMCU ESP8266 sebagai mikrokontroller,
dengan bantuan beberapa sensor.
2. Membuat alat yang dapat mengontrol sistem penyiraman tanaman,
pencahayaan, suhu dan kelembapan tanah menggunakan smartphone android.
3. Menghemat waktu dan tenaga dalam sistem penyiraman secara otomatis
menggunakan Smart Garden berbasis Internet of Things (IoT).
4. Mengetahui kualitas jaringan alat yang digunakan pada sistem Smart Garden

1.6. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian yang telah dilakukan pada tanaman
perumahan tempat Tinggal adalah :
1. Diharapkan agar Smart Garden System ini dapat membantu meringankan
pekerjaan masyarrakat Perumahan Central Park Cikarang dalam melakukan
proses perawatan tanaman mulai dari penyiraman, pencahayaan, pengecekan
suhu, dan pengukur kelembapan tanah menggunakan Smartphone Android.
2. Dapat membantu mencegah tanaman dari proses pembusukan yang terjadi pada
saat pemilik sedang tidak dirumah atau keluar kota.
3. Dapat membantu proses pertumbuhan tanaman yang ada pada Perumahan
Central Park Cikarang
4. Sebagai inspirasi bagi masyarakat untuk terus melakukan inovasi dalam
teknologi pertanian agar terciptanya kemandirian pada sektor kebutuhan
pangan di Indonesia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Rancang Bangun Smart Garden Berbasis Internet Of Things (IoT) dengan
Telegram
Pada penelitian Krisna Afandi (2019) Penelitian ini membuat rancangan
sistem smart garden berbasis internet of things (IoT) yang dapat dikontrol jarak
jauh menggunakan bantuan aplikasi telegram, dimana sistem ini diguunakan
untuk mengecek kelembapan tanah, tekanan suhu, pencehayaan, dan penyiraman
otomatis. Sistem Smart Garden ini dirancang dengan alat diantaranya terdiri dari
Node MCU sebagai controller, Sensor Soil Moisture sebagai pendeteksi
kelembapan, DHT11 sebagai sensor suhu dan kelembapan udara. Metode yang
digunakan adalah waterfall karena sangat efektif dan menghemat waktu.
Pada penelitian Krisna Afandi (2019) menghasilakan suatu sistem yang
bertujuan meningkatkan kualitas tumbuhan baik, memiliki banyak bunga, akar
yang kokoh, serta tidak mudah terserang hama penyakit. Kualitas keakuratan dari
sistem ini mencapai 90% dalam penyiraman jadi dapat membatasi jumlah
penyiraman setiap harinya. [1]

2.1.2. Rancang Bangun Smart Garden System Menggunakan Sensor Soil


Moisture Dan Arduino Berbasis Android (Studi Kasus : Di Gerai Bibit
Narnea Cikijing)
Pada penilitian Ray Kasful Ghito dan Nunu Nurdiana (2018) Peneliti
menggunakan modul wifi ESP6288MOG untuk komunikasi ke server,
menggunaan sensor soil moisture untuk pengukuran pH dan kelembaban tanah,
dan menggunakan android sebagai sistem monitoringnya. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah Arduino mendapatkan data dari sensor soil moisture dan
outputnya berupa penyiraman terhadap objek budidaya yaitu Digerai bibit
tanaman narnea, serta data dikirim ke sistem monitoring melalui modul wifi

5
ESP6288MOG. Smart Garden ini dapat juga digunakan untuk mengukur
kelembapan/kadar air dalam

6
6

tanah, karena sebagian orang yang bercocok tanam tidak mengetahui/tidak dapat
membedakan mana tanah yang baik untuk ditanami tanaman tertentu dan mana
yang tidak, akibatnya banyak hasil tanaman yang gagal panen dan merugikan
karena layu dan mati. [2]

2.1.3. IoT Enabled Smart Garden Kit Along With Weather Station
Pada penelitian Aslam Karjagi dan Tasneem Bagewadi (2020) Penelitian
ini membuat sebuah kit berbasis IoT yang dikembangkan dalam dunia pertanian
dimana alat tersebut dapat menyemprot tanaman secara otomatis, selain
menyemprot alat ini digunakan untuk mengamati aktifitas dari tumbuhan hanya
dengan menggunakan telpon seluler dengan bantuan aplikasi Blynk.
Pada penelitian Aslam Karjagi dan Tasneem Bagewadi (2020) Kit tersebut
memiliki 4 sensor yaitu sensor intensitas cahaya, sensor kelembapan tanah, sensor
tekanan dan sensor kelembapan suhu DHT11. Kit ini dibuat bersama dengan
stasiun cuaca. Alasan penggunaan stasiun cuaca adalah karena stasiun cuaca
menyediakan informasi tentang perubahan kondisi iklim. Ini juga memberikan
informasi tentang cuaca seperti panas, dingin, mendung, badai petir dan hujan. [3]

2.1.4. Penerapan Smart Home Untuk Pengontrolan Lampu Berbasis Internet Of


Things (IoT) (Studi Kasus : Perumahan Taman Cikarang Indah 2)
Pada penelitian Muhammad Faisal (2020) Penelitian ini dibuat
membangun suatu sistem kendali jarak jauh yang dapat mengontrol penggunaan
lampu serta mencatat penggunaan lampunya dengan menerapkan teknologi
Internet of Things (IoT). Adapun tahapan dalam penggunaan teknologi Internet of
Things (IoT) yaitu dengan menggunakan perangkat keras Wemos D1 Mini
sebagai mikrokontroler dan Relay sebagai pengganti sakelar manual, yang
kemudian dihubungkan dengan sistem pengontrolan lampu berbasis web melalui
jaringan internet. Pengujian sistem dan alat pengontrolan lampu menggunakan
blackbox testing dengan hasil perangkat dan sistem berjalan sesuai dengan
fungsinya. Dengan sistem ini penggunaan energy listrik menjadi lebih efisien
sehingga teknologi Internet of Things (IoT) dapat diterapkan dalam pengontrolan
7

lampu pada bangunan rumah tinggal dan menjadi bagian dari teknologi
smarthome. [4]

2.2. Dasar Teori


Dasar teori tentang konsep-konsep yang digunakan dalam perancangan
dan pembuatan sistem pada penelitian ini akan dibahas pada subbab berikut :

2.2.1. Internet of Things (IoT)


Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan
sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas
internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti
berbagi data, remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia
nyata. [5]
Dengan prinsip tujuan utama dari IoT sebagai sarana yang memudahkan
untuk pengawasan dan pengendalian barang fisik maka konsep IoT ini sangat
memungkinkan untuk digunakan hampir pada seluruh kegiatan sehari-hari, mulai
dari penggunaan perorangan, perkantoran, rumah sakit, pariwisata, industri,
transportasi, konservasi hewan, pertanian dan peternakan, sampai ke
pemerintahan.
Dalam tujuan tersebut, IoT memiliki peran penting dalam pengendalian
pemakaian listrik, sehingga pemakaian listrik dapat lebih hemat sesuai kebutuhan
mulai dari tingkat pemakaian pribadi sampai ke industri. Tentunya selain untuk
tujuan penghematan IoT juga dapat dipakai sebagai sarana kemajuan usaha,
dengan sistem monitoring maka kebutuhan usaha dapat lebih terukur.
IoT juga sangat berguna dalam otomatisasi seluruh perangkat yang
terhubung ke internet dimana konfigurasi otomatisasi tersebut dapat di sesuaikan
dengan mudah tanpa harus datang ke lokasi perangkat tersebut. Baik untuk alasan
keamanan wilayah yang tidak mungkin dimasuki manusia, maupun untuk alasan
jangkauan terhadap perangkat yang akan di kendalikan tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa internet of things membuat
suatu koneksi antara mesin dengan mesin, sehingga mesin-mesin tersebut dapat
8

berinteraksi dan bekerja secara independen sesuai dengan data yang diperoleh dan
diolahnya secara mandiri. Tujuannya adalah untuk membuat manusia berinteraksi
dengan benda lebih mudah, bahkan agar benda juga dapat berkomunikasi dengan
benda lainnya.
Teknologi internet of things sangat luar biasa. Jika sudah direalisasikan,
teknologi ini tentu akan sangat memudahkan pekerjaan manusia. Manusia tidak
akan perlu lagi mengatur mesin saat menggunakannya, tetapi mesin tersebut akan
dapat mengatur dirinya sendiri dan berinteraksi dengan mesin lain yang dapat
berkolaborasi dengannya. Hal ini membuat mesin-mesin tersebut dapat bekerja
sendiri dan manusia dapat menikmati hasil kerja mesin - mesin tersebut tanpa
harus repot - repot mengatur mesin - mesin tersebut.

2.2.2. Smart Garden


Smart Garden merupakan suatu sistem yang dikembangkan oleh manusia
untuk mengatasi masalah dalam bidang pertanian, seperti diketahui smart garden
sama halnya dengan IoT tidak hanya bekerja dan dikontrol oleh manusia, ada
mekanisme untuk menghubungkan mesin dengan mesin untuk bisa saling
terhubung, berkomunikasi, dan bertukar data, atau yang sering dikenal dengan
Machine to Machine (M2M). Teknologi inilah yang diterapkan oleh Smart
Garden. Dengan memasang sensor pada alat yang diletakkan di dekat tanaman
dan terhubung dengan aplikasi, pengguna bisa memantau data-data tanaman.
Selain monitoring solusi yang disuguhkan Smart Garden juga meliputi
penyiraman dan pemupukan secara otomatis. Teknologi ini menggabungkan
aplikasi mobile dan hardware yang bertujuan untuk melakukan fungsi monitoring
kebun dari manapun dan kapanpun. Dengan hal tersebut petani dan orang awam
dapat mengetahui kondisi tanaman/kebun-nya. Tidak hanya monitoring tanaman,
dengan teknologi Smart Garden, kebun tersebut juga dapat melakukan
penyiraman dan pemupukan secara otomatis [6]
Gambar. 2.1. Smart Garden
Sumber : https://www.habibigarden.com/
9

2.2.3. NoteMCU ESP8266


NodeMCU adalah sebuah board elektronik yang berbasis chip
ESP8266dengan kemampuan menjalankan fungsi mikrokontroler dan juga
koneksi internet (WiFi). Terdapat beberapa pin I/O sehingga dapat dikembangkan
menjadi sebuah aplikasi monitoring maupun controlling pada proyek IOT [7].
NodeMCU ESP8266 dapat deprogram dengan compiler-nya Arduino,
menggunakan Arduino IDE. Bentuk fisik dari NodeMCU ESP 8266, terdapat port
USB (mini USB) sehingga akan memudahkan dalam pemrogramannya.
NodeMCU ESP8266 merupakan modul turunan pengembangan dari modul
platform IoT (Internet of Things) keluarga ESP8266 tipe ESP-12. Secara fungsi
modul ini hampir menyerupai dengan platform modul arduino, tetapi yang
membedakan yaitu dikhususkan untuk Connected to Internet. Untuk saat ini
modul NodeMCU sudah terdapat 3 tipe versi antara lain:
1. NodeMCU 0.9
Versi ini merupakan versi pertama yang memiliki memori flash 4 MB sebagai
(System on Chip) SoC-nya dan ESP8266 yang digunakan yaitu ESP-12.
2. NodeMCU 1.0
Versi ini merupakan pengembangan dari versi 0.9. Dan pada versi 1.0 ini
ESP8266 yang digunakan yaitu tipe ESP-12E yang dianggap lebih stabil dari
ESP-12.
3. NodeMCU 1.0 (unofficial board)
Dikatakan unofficial board dikarenakan produk modul ini diproduksi secara
tidak resmi terkait persetujuan dari Developer Official NodeMCU. [8]
10

Gambar 2.2 NoteMCU 8266


Sumber : https:// www.nyebarilmu.acom/

2.2.4. Arduino IDE


IDE merupakan kependekan dari Integrated Developtment Enviroenment.
IDE merupakan program yang digunakan untuk membuat program pada Esp 8266
NodeMcu. Program yang ditulis dengan menggunaan Software Arduino IDE
disebut sebagai sketch. [9] Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan disimpan
dalam file dengan ekstensi .ino. Pada Software Arduino IDE, terdapat semacam
message box berwarna hitam yang berfungsi menampilkan status, seperti pesan
error, compile, dan upload program. Di bagian bawah paling kanan Software
Arduino IDE, menunjukan board yang terkonfigurasi beserta COM Ports yang
digunakan. a. Verify/Compile, berfungsi untuk mengecek apakah sketch yang
dibuat ada kekeliruan dari segi sintaks atau tidak. Jika tidak ada kesalahan, maka
sintaks yang dibuat akan dicompile kedalam Bahasa mesin. b. Upload, berfungsi
mengirimkan program yang sudah dikompilasi ke ArduinoBoard.
11

Gambar 2.3 Arduino IDE


Sumber : https://www.arduinoindonesia.id/

2.2.5. Sensor Kelembapan Tanah


Sensor Kelembaban Tanah Sensor kelembaban tanah atau dalam istilah
bahasa inggris soil moisture sensor adalah jenis sensor kelembaban yang mampu
mendeteksi intensitas air di dalam tanah (moisture). [10] Sensor ini sangat
sederhana, tetapi ideal untuk memantau tingkat air pada tanaman pekarangan.
Sensor ini terdiri dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian
membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin
banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil),
sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan listrik (resistansi besar).

2.2.5.1. Soil Moisture Sensor Tanah YL-69


Soil Moisture Sensor Tanah YL-69 merupakan sensor yang dapat
mengukur kadar air didalam tanah dengan 2 buah probe pada ujung sensor. Pada
YL-69 terdapat sebuah modul yang didalamnya terdapat IC LM393 yang berfugsi
untuk proses pembanding offset rendah yang lebih rendah dari 5mV, yang sangat
12

stabil dan presisi. Sensitivitas pendeteksian dapat diatur dengan memutar


potensiometer yang terpasang di modul pemroses. [10] Untuk pendeteksian secara
presisi menggunakan mikrokontrol atau arduino, dapat menggunakan keluaran
analog (sambungan dengan pin ADC atau analog input pada mikrokontrol ) yang
akan memberikan nilai kelembaban pada skala 0 V(relative terhadap GND)
hingga vcc (tegangan catu daya). Modul ini dapat menggunakan catu daya antara
3,3 volt hingga 5 volt sehingga fleksibel untuk digunakan pada berbagai macam
mikrokontrol.

Gambar 2.4 Sensor Kelembapan Tanah YL-69


Sumber : https://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/

2.2.6. Sensor DHT 11


Sensor DHT11 merupakan sensor dengan kalibrasi sinyal digital yang
mampu memberikan informasi suhu dan kelembaban. Sensor ini tergolong
komponen yang memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik, apalagi digandeng
dengan kemampuan mikrokontroler ATmega8. Produk dengan kualitas terbaik,
respon pembacaan yang cepat, dan kemampan anti-interference, dengan harga
yang terjangkau. DHT11 memiliki fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien
kalibrasi ini disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal
senso mendeteksi sesuatu suhu atau kelembaban, maka module ini membaca
koefisien sensor tersebut. Ukurannya yang kecil, dengan transmisi sinyal hingga
20 meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi.
[11]
13

Gambar 2.5. Sensor DHT 11


Sumber : https://tutorkeren.com/

2.2.7. Relay
Relay adalah sebuah saklar bertegangan arus listrik yang dioperasikan
secara elektrik. Relay menggunakan prinsip elektromaknetik untuk menggerakan
saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil dapat mengantarkan listrik yang
bertegangan tinggi. [12] Penggunaan relay digunakan untuk mengendalikan
rangkaian dengan sinyal dengan daya rendah (dengan isolasi listrik lengkap antara
kontrol dan sirkuit yang akan dikontrol), atau di mana beberapa sirkuit harus
dikontrol oleh satu sinyal.

Gambar 2.6. Relay


Sumber : https://teknikelektronika.com/
14

2.2.8. Pompa Air


Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk
menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk menaikkan
tekanan cairan dari cairan bertekanan rendah ke cairan yang bertekanan tinggi dan
juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan perpindahan. Hal Ini
dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction
dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau discharge dari pompa. [13]

Gambar 2.7. Pompa Air


Sumber : http://eprints.uty.ac.id/2379/1/naskah%20publikasi.pdf

2.2.9. Breadboard
Breadboard merupakan konstruksi dasar sebuah sirkuit elektronik dan
prototype dari suatu rangkaian elektronik. Breadboard banyak digunakan untuk
membuat rangkaian komponen karena pada saat pembuatan prototipe tidak perlu
melakukan proses menyolder karena breadboard bersifat solderless. Jadi
breadboard sangat cocok pada tahap proses pembuatan prototipe karena akan
sangat membantu berkreasi dalam desain sirkuit elektronika. [14]

Gambar 2.8. Breadboard


Sumber : https://www.nyebarilmu.com/
15

2.2.10. Kabel Jumper


Kabel Jumper adalah komponen yang wajib ada saat belajar rangkaian
elektronika dan komponen penghubung rangkaian Arduino dengan breadboard.
Hal-hal yang jadi masalah pada kabel jumper antara lain jumlahnya tidak punya
banyak atau kabel jumper gampang rusak karena saat beli kualitas tidak
diperhitungkan. Kabel jumper memiliki 3 jenis kabel. yaitu male to male, male to
female, female to female [15]

Gambar 2.9. Kabel Jumper


Sumber : https://dspace.uii.ac.id/bitstream/

2.2.11. Blynk
Blynk adalah sebuah layanan server yang digunakan untuk mendukung
project Internet of Things. Layanan server ini memiliki lingkungan mobile user
baik Android maupun iOS. Blynk Aplikasi sebagai pendukung IoT dapat diunduh
melalui Google play. Blynk mendukung berbagai macam hardware yang dapat
digunakan untuk project Internet of Things. Blynk adalah dashborad digital
dengan fasilitas antarmuka grafis dalam pembuatan projectnya. Penambahan
komponen pada Blynk Apps dengan cara Drag and Drop sehingga memudahkan
dalam penambahan komponen Input/output tanpa perlu kemampuan
pemrograman Android maupun IOS. [16]
16

Gambar 2.10. Blynk Cloud Server


Sumber : https://www.blynk.cc/doc

2.2.12. Android
Android adalah system operasi berbasis Linux yang dirancang untuk
perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet.
Android awalnya dikembangkan oleh Android, Inc., dengan dukungan finansial
dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem operasi ini
dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya Open
Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras,
perangkat lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar
terbuka perangkat seluler. Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan
Oktober 2008. Antarmuka pengguna Android umumnya berupa manipulasi
langsung, menggunakan gerakan sentuh yang serupa dengan tindakan nyata,
misalnya menggeser, mengetuk, dan mencubit untuk memanipulasi objek di layar,
serta papan ketik virtual untuk menulis teks. Selain perangkat layar sentuh,
Google juga telah mengembangkan Android TV untuk televisi, Android Auto
untuk mobil, dan Android Wear untuk jam tangan, masing-masingnya memiliki
antarmuka pengguna yang berbeda. Varian Android juga digunakan pada
komputer jinjing, konsol permainan, kamera digital, dan peralatan elektronik
lainnya. [17]
17

Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis
kodenya di bawah Lisensi Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi
perizinan pada Android memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi
secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat, operator nirkabel,
dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas
pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas perangkat,
umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java. Pada bulan
Oktober 2013, ada lebih dari satu juta aplikasi yang tersedia untuk Android, dan
sekitar 50 miliar aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama
Android. Sebuah survei pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android
adalah platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71%
pengembang aplikasi bergerak. Di Google I/O 2014, Google melaporkan terdapat
lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan Android, meningkat dari 583 juta
pada bulan Juni 2013. [17]

Gambar 2.11. Linux Kernel


Sumber : http://teknologinyata.blogspot.co.id/2015/04/arsitekturandroid.html

2.2.13. Perancangan Sistem


Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu system yang
baik yang isinya adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data
18

dan proses prosedur prosedur untuk mendukung operasi sistem. Tujuan dari
perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem serta
memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada
programmer dan ahli-ahli yang terlibat didalam. [18]

2.2.12.1. Pemodelan UML


UML didefinisikan sebagai bahasa visual untuk menjelaskan,
memberikan spesifikasi, merancang, membuat model dan mendokumentasikan
aspek-aspek dari sebuah sistem. Karena tergolong bahasa visual, UML lebih
mengedepankan penggunaan diagram untuk menggambarkan aspek dari sistem
yang sedang dimodelkan. Bahasa visual lebih ke mental model pikiran kita,
sehingga permodelan menggunakan bahasa visual lebih mudah dan lebih cepat
dipahami dibandingkan apabila dituliskan dalam sebuah bahasa pemrograman.
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi
standar dalam industri untuk visualisasi, merancanng dan mendokumentasikan
sistem piranti lunak. UML, menawarkan sebuah standar untuk merancang model
sebuah sistem [19]. Ada beberapa diagram dalam UML (Unified Modelling
Language) antara lain :

1. Use Case Diagram


Use case diagram mengambarkan interaksi antara use case dan actor. Use case
merupakan gambaran funsional dari dari sistem berdasarkan kebutuhan
persfektif pengguna. Actors menggambarkan orang atau sistem yang
berkembang atau menerima informasi dari sistem. Actors berada di luar sistem.
Banyak informasi yang di dapat kumpulkan dari use case diagram. Satu
diagram menggambarkan keseluruhan fungsi sistem. [20]

Tabel 2.1. Simbol Use case (Rosa AS. Shalahuddin 2011)

Simbol Deskripsi
19

Asosiasi/association Komunikasi antara aktor dan use case yang


berpatisipasi pada use case atau use case
memiliki interaksi dengan aktor

Use Case Fungsionalitas yang disediakan sistem unit-


unit yang saling bertukar pesan antar unit
atau aktor; biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di awal frase nama
use case
Aktor/actor Orang, proses atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang
akan dibuat diluar sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol
dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor
belum tentu merupakan orang; biasanya
dinyatakan menggunakan kata benda diawal
frase nama aktor

Ekstensi/extend Relasi use case tambahan ke sebuah use case


dimana use case yang ditambahkan dapat
berdiri sendiri walau tanpa use case
tambahan itu; biasanya use case yang
<<extend>>
menjadi extend- nya merupakan jenis yang
sama dengan use case yang menjadi
induknya

Generalisasi/generalization Hubungan generalisasi dan spesialisasi


(umum-khusus) antara dua buah use case
dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang
lebih umum dari lainnya

Include Relasi use case tambahan ke sebuah use case


dimana use case yang ditambahkan
memerlukan use case ini untuk menjalankan
<<include>>
fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use
case ini

2. Activity Diagram
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang
20

mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
[20]

Tabel 2.2. Simbol Activity Diagram (Rosa AS. Shalahuddin 2011)

Simbol Deskripsi
Status Awal
Status awal aktivitas sistem, sebuah
diagram aktivitas memiliki sebuah status awal

Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas
biasanya diawali dengan kata kerja

Keputusan/decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada
pilihan aktivitas lebih dari satu

Percabangan/fork Digunakan untuk menunjukkan kegiatan


yang dilakukan secara paralel atau untuk
menggabungkan dua kegiatan paralel

Penggabungan/join menjadi satu


Digunakan untuk menunjukkan
adanya dekomposisi atau untuk
menunjukkan kegiatan yang digabungkan

Status Akhir Status akhir yang dilakukan sistem,


sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah
status akhir
Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang
terjadi

3. Sequence Diagram
Sequence Diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message
21

yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi


vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). [21]

Tabel 2.3. Simbol Activity Diagram (R. A.S and M. Shalahuddin, 2013)

Simbol Deskripsi
Objek

nama objek : nama kelas Menyatakan objek yang berinteraksi pesan

Garis Hidup/lifeline

Menyatakan kehidupan suatu objek

Aktor
Orang, proses atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang
akan dibuat diluar sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol
nama aktor dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor
belum tentu merupakan orang; biasanya
dinyatakan menggunakan kata benda diawal
frase nama aktor
Waktu Aktif Menyatakan objek dalam keadaan aktif
dan berinteraksi, semua yang terhubung
dengan waktu aktif ini adalah sebuah tahapan
yang di dalamnya
Pesan Tipe Create
Menyatakan suatu objek membuat objek
yang lain, arah panah mengarah pada objek
<<create>>
yang dibuat
Pesan Tipe Call
Menyatakan suatu objek memanggil
operasi/metode yang ada pada objek lain atau
1 : nama_metode()
dirinya sendiri, arah panah mengarah pada
objek yang memiliki operasi/metode
Pesan Tipe Send Menyatakan bahwa suatu objek yang
telah mengirimkan data / masukan /
informasi ke objek lainnya, arah panah
mengarah pada objek yang dikirimi
22

Pesan Tipe Return


Menyatakan bahwa suatu objek yang
1 : keluaran telah menjalankan suatu operasi atau metode
menghasilkan suatu kembalian ke objek
tertentu, arah panah mengarah pada objek
yang menerima kembalian

Pesan Tipe Destroy Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup


objek yang lain, arah panah mengarah pada
objek yang diakhiri, sebaiknya jika da create
maka ada destroy

4. Class Diagram
Diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem. Berikut
adalah contoh simbol dari class diagram. [21]

Tabel 2.4. Simbol Class Diagram (R. A.S and M. Shalahuddin, 2013)

Simbol Deskripsi
Antarmuka/interface
Sama dengan konsep interface dalam
pemrograman berorientasi objek.
nama_interface
Asosiasi/association Relasi antar kelas dengan makna umum,
asosiasi biasanya juga disertai dengan
multiplicity.
Kelas
nama_kelas
Kelas pada struktur sistem.
+atribut
+operasi()

Asosiasi berarah Realsi antar kelas dengan makna kelas


yang satu digunakan oleh kelas yang lain,
asosiasi biasanya juga disertai dengan
multiplicity.
Generalisasi
Relasi antar kelas dengan makna
generalisasi-spesialisasi (umum khusus).
Kebergantungan Relasi antar kelas dengan makna
kebergantungan antar kelas.
23

Agregasi Relasi antar kelas dengan makna semua-


bagian (whole-part).

5. Development Diagram
Deployment / physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen
deployment dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada
mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada
lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Dengan
pemodelan menggunakan UML ini, pengembang dapat melakukan:
1. Tinjauan umum bagaimana arsitektur sistem secara keseluruhan
2. Bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirimkan pesan (mesagge)
dan saling bekerjasama satu sama lain.
3. Menguji apakah sistem sudah berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Dokumentasi sistem untuk keperluan-keperluan tertentu di masa yang akan
datang. [20]

Tabel 2.5. Simbol Development Diagram (Rosa AS. Shalahuddin 2011)

Simbol Deskripsi
Package Package merupakan sebuah
bungkusan dari satu atau lebih
package
node
Node Biasanya mengacu pada
nama_node perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software)
Kebergantungan Kebergantungan antar node,
arah panah mengarah pada node
yang dipakai
24

Link Relasi antar node


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Instrumen Penelitian


Penelitian Perancangan dan Implemantasi Smart Garden Berbasis Internet
Of Things (IoT) Pada Perumahan Central Park Cikarang. Berisi alat dan bahan
adalah sebagai berikut :

3.1.1. Alat
Perlatan yang dibutuhkan dalam pembuatan prototype sistem Smart
Garden ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Alat

No Nama Alat Spesifikasi Keterangan


1 Laptop Thosiba Satellit Akan digunakan
C800 dalam pembuatan
64bit OS Win 10 desain
Ram 4GB
Printer Epson L565 Akan digunakan
2 dalam printing
laporan
Solder 220V 50-60 Hz, Akan digunakan
3 30W dalam proses wiring
komponen
Tang Madium Akan digunakan
4 dalam proses
pembuatan
hardware
Obeng Madium Akan digunakan
5 dalam proses
pembuatan
hardware

24
25

3.2.1. Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan prototype sistem Smart Garden
ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Bahan

No Nama Bahan Spesifikasi Keterangan


Software
Akan digunakan sebagai
1 Sofware Arduino IDE Sketch 1.85 pemrogram software
Smart Garden
Akan digunakan dalam
2 Blynk + Credit Point 2.18.0 sistem
Monitoring Smart
Garden
Digunakan untuk
3 Sofware Firtzing 0.9.4 mendesain wiring dari
project smart garden
Hardware
Node MCU ESP 8266 Merek : Lollin
1 Digunakan sebagai
Wifi Memory : 4MB microcontroller
Akan digunakan sebagai
2 Sensor DHT 22 - pembaca nilai suhu dan
kelembaban udara
Hygrometer Soil Digunakan sebagai alat
3 - untuk mengukur
Moisture Sensor
kelembapan tanah
4 Kabel Jumper Male & Female Digunakan sebagai
wiring hardware
2 Channel Relay Digunakan sebagai
5 - saklar pompa air dan
Modul
lampu
6 Pompa Air DC - Digunakan sebagai alat
pemompa air
7 Breadboard - Sebagai alat untuk
merangkai kabel.
Sebagai alat
8 Selang air 7 x 44 mm mengalirkan air ke
tanaman
Sebagai alat
9 Spayer Mist - menyemprotkan air pada
tanaman
26

Akan digunakan sebagai


10 Wifi - media penghubung
hardware dan software

3.2. Analisa Permasalahan


Kegemaran masyarakat yang tinggal di daerah pemungkiman kota
khususnya daerah perumahan saat ini adalah menanam tanaman hias. Begitu
banyak masyarakat yang memanfaat kan lahan kosong tempat tinggalnya sebagai
tempat untuk menaruh tanaman hias, agar rumahnya terlihat cantik. Selain itu
dengan merawat tanaman dirumah akan memberikan dampak positif kepada
kesehatan mental seseorang, sehingga orang itu merasa lebih baik. Namun, ada
beberapa masalah yang terjadi ketika merawat tanaman, misalnya, tanaman yang
terlalu banyak disiram air atau tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup, dan
bahkan pemberian pupuk yang kurang rutin. Pada akhirnya akan memberikan
dampak yang buruk kepada tanaman itu sendiri jika dibiarkan dalam kondisi yang
tidak sehat.
Dengan mengetahui hasil analisis permasalah diatas maka peneliti
mempunyai gagasan untuk melakukan perancangan alat sistem dengan
menggunakan konsep teknologi. Pada konsep teknologi yang dikembangkan
dengan menggunakan teknologi Internet Of Thing (IoT). Sehingga dapat
menagani permasalahan yang terjadi akibat kerusakan tanaman.

3.3. Sistem Yang Berjalan


Dari analisa yang dilakukan sistem yang berjalan masih dengan cara
manual melakukan penyiraman pada tanaman hias Perumahan Central Park
Cikarang. Pada penelitian ini digunakan teknik pembacaan melalui flowchart
diagram untuk mempermudah pembacaan sistem yang sedang berjalan.
27

Gambar 3.1. Sistem yang berjalan

3.4. Metode Yang Digunakan


Berdasarkan penelitian yang sudah dibahas, berikut akan dibahas
mengenai metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian ini :

3.4.1. Metode Pengembangan Sistem


Pada metode pengembangan sistem ini menjelaskan tentang bagaimana
cara kerja/pengerjaan sistem smart garden dengan menggunakan model
prototyping, dengan teknik ini penulis dapat membuat model sistem secara
mendasar dan mengembangkan sistem dengan model prototyping. Tahap dalam
penelitian ini adalah sebagai betikut :
28

Gambar 3.2. Metode Pengembangan Sistem

Pada Gambar 3.2. Metode Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk
merancang dan mengembangkan alat Smart Garden yang dimana dapat
melakukan penyiraman, pencahayaan, pengecekan suhu, dan pemgecekan
kelembapan tanah secara otomatis. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
diperlukan langkah-langkah pengerjaan tugas akhir yang tepat dan
beruntun. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi
peneliti dalam merancang dan membangun, analisa, dan perbaikan
kesalahan yang juga berguna bagi pengembangan selanjutnya. Pada
dasarnya proses perancangan yang dilakukan peneliti dapat dibedakan
29

menjadi dua tahapan utama, yaitu tahap perancangan hardware dan


koneksi hardware ke aplikasi blynk melalui blynk cloud. Apabila pada
pengujian peneliti menemui kendala maka peneliti akan kembali pada
tahap perancangan untuk memastikan dan memperbaiki kesalahan.

3.4.2. Metode Perancangan Sistem


Perancangan sistem pendukung Smart Garden menggunakan pemodelan
Unified Modeling Language (UML) untuk mengambarkan perancangan sistem.
Beberapa diagram yang digunakan untuk mewakili sistem yang dirancang yaitu
Usecase Diagram, Activity Diagram, Squence Diagram.

3.4.2.1. Identifikasi Aktor


Tahap ini bertujuan untuk mengetahui siapa saja yang akan menggunakan
sistem dan proses apa saja yang akan dijalankan oleh aktor untuk berinteraksi
dengan sistem. Berikut adalah aktor yang terlibat didalam sistem ini :

1. User atau Pemilik tanaman adalah aktor yang menjalankan sistem pengontrolan
dan monitoring penyiraman tanaman otomatis, pencahayaan, pengecekan suhu
dan pengecekan kelembapan tanah.

3.4.2.2. Usecase Diagram


Usecase diagram sistem yang diusulkan untuk melakukan pengontrolan
dan monitoring smart garden pada gambar 3.3 merupakan urutan langkah-langkah
yang dilakukan aktor terhadap sistem maupun sistem terhadap aktor.
30

Gambar 3.3 Use Case Usulan

Pada Gambar 3.3. Use case diagram User atau pemilik tanaman dapat melihat
data yang telah dikirimkan oleh NodeMCU ESP8266. Data yang didapatkan oleh
NodeMCU ESP8266 adalah data yang diperoleh dari beberapa sensor mulai dari
data waktu penyiraman, data waktu pencahayaan, data suhu udara, data
kelembapan tanah, dan data kelembapan udara ditampilkan pada sistem
monitoring yang sudah terkoneksi dengan aplikasi Blynk.

3.4.2.3. Activity Diagram


Activity Diagram menggambarkan aktifitas dalam sistem yang sedang
dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin
terjadi dan bagaimana akhir dari alur tersebut. Activity Diagram dari proses smart
garden digambarkan sebagai berikut :

1. Activity Diagram Login


Pada activity login dibawah dimulai dari user/pamilik tanaman mengakses
aplikasi blynk smart garden kemudian sistem akan menampilkan halaman
31

utaman dari aplikasi, lalu user/pemilik tanaman menekan button login, sistem
akan menampilkan form login. user/pemilik tanaman mengisi data berupa
username dan password yang sudah didaftarkan. Jika username dan password
tidak valid maka akan kembali kehalaman login, sedangkan jika valid maka
akan menampilkan halaman sistem.

Gambar 3.4. Aktivity Diagram Login

2. Activity Diagram Control NodeMCU ESP8266


Pada Activity Diagram Control NodeMCU ESP8266 dimulai dengan
user/pemilik tanaman yang sudah mulai masuk ke halaman sistem.
User/pemilik tanaman mulai memilih dan menekan tombol on untuk
menghidupkan NodeMCU ESP8266. NodeMCU ESP8266 memberikan
notifikasi berupa lampu hijau. User/pemilik tanaman kemudian menekan
tombol off untuk mematikan sistem, NodeMCU ESP8266 memberikan
notifikasi berupa lampu hijau mati, dan menampilkan notifikasi pada aplikasi.
32

Gambar 3.5. Aktivity Diagram Control NodeMCU ESP8266

3. Activity Diagram Melihat Data Waktu Penyiraman


Pada Activity Diagram Melihat Data Waktu Penyiraman dimulai dengan
user/pemilik tanaman yang sudah berada pada halaman sistem kemudian
memilih tampilan data waktu penyiraman. Aplikasi Blynk menampilakan data
waktu penyiraman yang kemudian dilihat oleh user/pemilik tanaman.
33

Gambar 3.6. Aktivity Diagram Data Waktu Penyiraman

4. Activity Diagram Melihat Data Waktu Pencahayaan


Pada Activity Diagram Melihat Data Waktu Pencahayaan dimulai dengan
user/pemilik tanaman yang sudah berada pada halaman sistem kemudian
memilih tampilan data waktu pencahayaan. Aplikasi Blynk menampilakan data
waktu pencahayaan yang kemudian dilihat oleh user/pemilik tanaman.

Gambar 3.7. Aktivity Diagram Data Waktu Pencahayaan


34

5. Activity Diagram Melihat Data Suhu Udara


Pada Activity Diagram melihat data suhu udara dimulai dengan user/pemilik
tanaman yang sudah berada pada halaman sistem kemudian memilih data suhu
udara. Aplikasi blynk merespon dan menampilkan data suhu udara.

Gambar 3.8. Aktivity Diagram Data Suhu Udara

6. Activity Diagram Melihat Data Kelembapan Tanah


Pada Activity Diagram Melihat data kelembapan tanah dimulai dengan
user/pemilik tanaman yang sudah berada pada halaman sistem kemudian
memilih data kelembapan tanah. Aplikasi blynk merespon dan menampilkan
data kelembapan tanah.
35

Gambar 3.9. Aktivity Diagram Data Suhu Udara

7. Activity Diagram Melihat Data Kelembapan Udara


Pada Activity Diagram melihat data kelembapan udara dimulai dari user
/pemilik tanamn yang sudah berada pada halamn sistem, kemudian memilih
data kelembapan udara, dan Aplikasi Blynk merespon dengan menampilkan
data kelembapan udara

Gambar 3.10. Aktivity Diagram Data Kelembapan Udara


36

3.4.2.4. Sequence Diagram


Sequence diagram dibawah ini mengambarkan interaksi antara objek di
dalam dan di sekitar pada sistem smart garden (termasuk penggunaan display, dan
lain sebagainya) berupa massage yang digambarkan terhadap waktu. Sequence
Diagram dari sistem Pengontrolan dan Monitoring Smart Garden dapat
digambarkan sebagai berikut :

1. Sequence Diagram Login

Gambar 3.11. Sequence Diagram Login

2. Sequence Diagram Control NodeMCU 8266

Gambar 3.12. Sequence Diagram Control NodeMCU 8266


37

3. Sequence Diagram Data Waktu Penyiraman

Gambar 3.13. Sequence Diagram Data Waktu Penyiraman

4. Sequence Diagram Data Waktu Pencahayaan

Gambar 3.14. Sequence Diagram Data Waktu Pencahayaan


38

5. Sequence Diagram Data Suhu Udara

Gambar 3.15. Sequence Diagram Data Suhu Udara

6. Sequence Diagram Data Kelembapan Tanah

Gambar 3.16. Sequence Diagram Data Kelembapan Tanah


39

7. Sequence Diagram Data Kelembapan Udara

Gambar 3.17. Sequence Diagram Data Kelembapan Udara

3.4.3. Perancangan Alat

3.4.3.1. Konsep Sistem


Sistem ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol dan memonitoring
perangkat seperti pompa air, lampu, pendetaksi suhu, dan pendeteksi kelembapan
tanah melalui internet. Ketika sistem dihidupkan maka sistem akan merecord
catatan waktu dan data pada sensor yang telah di setting.
40

Gambar 3.18. Sistem Yang Diusulkan

3.4.3.2. Sistem Arsitektur Usulan


Prototype yang mengimplementasikan beberapa fungsi dari perangkat
yang sesungguhnya, desain dan bentuk yang dibuat menyerupai aslinya. Berikut
Sistem Arsitektur Usulan yang dibuat.
41

Gambar 3.19. Sistem Arsitektur Usulan

Gambar 3.17. merupakan rancangan keseluruhan dalam pembuatan sistem smart


garden terdiri dari 1 NodeMCU ESP8266, 1 Relay 2 Chanel, 1 Sensor
Kelembapan tanah, 1 buah adaptor, 1 buah pompa air, 1 buah lampu, 1 buah
laptop, 1 buah smartphone.

3.4.3.3. Wiring Diagram Sistem


Pada tahap rancangan Wiring Diagram Sistem adalah tahap untuk
memulai dalam penyusunan microcontroller dengan modul – modul elektronika
yang akan dipasangkan pada objek dari sistem. Gambaran untuk rancangan wiring
diagram sistem dapat dilihat pada Gambar 3.20.
42

Gambar 3.20. Wiring Diagram Sistem

Pada Gambar 3.3 perangkat yang tersusun mulai dari : NodeMCU ESP 8266
digunakan sebagai alat microcontroller/otak dari sistem Smart Garden, soil
moisture sensor digunakan sebagai alat mengukur kelembapan tanah pada
tanaman, DHT 11 digunakan sebagai alat mengukur suhu diarea tanaman, relay 2
chanel 5v digunakan sebagai modul yang mengkoneksikan pompa air dan lampu,
Pompa Air DC digunakan sebagai alat pengairan untuk menyiram tanaman,
Lampu digunakan sebagai alat pencahayaan tambahan untuk tanaman, dan
Breadboard digunakan sebagai alat untuk membuat rangkaian kabel agar terlihat
lebih rapih.

3.5. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)


Pada tahap ini akan dilakukan analisa kebutuhan perangkat keras
(hardware) dari sistem Smart Garden berbasis Internet of Things (IoT) yang akan
diterapkan pada Perumahan Central Park Cikarang pada studi kasus tanaman hias.
Analisa yang dilakukan meliputi analisa kebutuhan dari perangkat keras
(Hardware) yang akan mendukung proses pembuatan Smart Garden berbasis
Internet of Things (IoT) pada perumahan Central Park Cikarang.
43

3.5.1. Analisa Kebutuhan Sistem


Dalam perancangan Smart Garden Berbasis Internet of Things IoT Pada
Perumahan Central Park Cikarang, ada beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan
yaitu:

1. Laptop/PC Merek Thosiba digunakan untuk coding program.


2. Sofware Arduino IDE yang dipasanag pada Laptop/PC.
3. Sofware Bylink + Credit Point yang dipasang pada handphone sebagai
monitoring jarak jauh.
4. 1 buah NodeMCU ESP8266 Lollin digunakan sebagai mikrokontroler pada
Smart Garden Berbasis Internet of Things Iot Pada Perumahan Central Park
Cikarang.
5. 1 buah DHT 22 yang digunakan untuk mengetahui suhu dan kelmbaban
6. 1 buah Hygrometer soil moisture sensor yang digunakan untuk mengukur
kelembaban tanah.
7. 1 buah pompa DC.
8. 1 buah breadboard.
9. 1 buah relay 2 channel.
10. 1 buah lampu.
11. 2 buah set kabel jumper.
12. 1 buah ember.
13. 1 buah selang ukuran 2 meter.
14. 4 buah spayer mist.

3.5.2. Perencanaan Biaya


Anggaran biaya pada Tabel 3.3 merupakan anggaran biaya yang akan
digunakan untuk membeli alat-alat sesuai dengan kebutuhan pada analisis
kebutuhan alat dan bahan.
44

Tabel 3.3. Perencanaan Biaya

No Nama Alat Jumlah Harga


1 NodeMCU ESP8266 1 Rp.50.000
2 Credit Point Bylink 5000 Rp.49.000
3 DHT 11 1 Rp.59.000
4 Hygrometer soil moisture sensor 1 Rp.13.000
5 Pompa DC 1 Rp.60.000
6 Relay 2 Channel 1 Rp.24.000
7 Kabel Jumper 2 Rp.44.000
8 Breadboard 1 Rp.18.000
9 Selang Pe 7x4mm 1 Rp.4000
10 Spayer mist 4 Rp.16.000
Total Rp. 337.000

3.6. Pengujian Sistem


Pada tahap pengujian dan evaluasi sistem, akan dilakukan pengujian
terhadap sistem smart garden yang telah dibangun. Pada penelitian ini teknik
pengujian yang digunakan yaitu pegujian perangkat keras dan black box.

3.6.1. Black Box


Pada pengujian black box dilakukan pada sistem monitoring. Pengujian
dilakukan untuk mengamati dan memeriksa fungsionalitas dari perangkat sistem
monitoring. Faktor yang diamati adalah fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang,
kesalahan interface, kesalahan dalam akses database dan kinerja yang tidak maksimal.

3.6.2. Pengujian Perangkat Keras (Hardware)


Pada pengujian perangkat keras ini dilakukan pada fungsionalitas dari
perangkat Internet of Things (IoT) yang digunakan. Perangkat sudah berkerja
45

dengan baik atau memiliki malfungsi sehingga menyebabkan hasil yang


diinginkan dari alat tidak maksimal.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Realisasi Sistem


Dalam merancang Smart Garden berbasis Internet of Things (IoT) pada
perumahan central park cikarang menggunakan aplikasi Blynk. Realisasi
dilakukan sesuai dengan perancangan yang sudah dijabarkan pada bab
sebelumnya. Pembahasan yang akan dijelaskan meliputi, pengujian sensor,
perancangan perangkat keras, pengujian sistem penyiraman, flasing NodeMCU
ESP8266, Instalasi library NodeMCU ESP8266 + blynk, Pengujian sistem
Internet of Things (IoT), Pengujian Smart Garden. Selain itu, pada bab ini juga
akan dibahas mengenai hasil sistem yang telah dibuat berdasarkan perancangan
yang ada, melakukan pengujian sistem serta mengevaluasi sistem yang telah
berjalan.

4.1.1. Realisasi Pembangunan Sistem


Dalam pembuatan sistem monitoring digunakan aplikasi blynk yang
menghubungkan antara android dan hardware smart garden Berikut ini adalah
realisasi dari interface sistem monitoring smart garden :

1. Tampilan Halaman Untuk Membuat Project Baru


Pada gambar dibawah ini dapat dilihat tampilan dari create new project
yang dimana berfungsi untuk membuat project dari smart garden. Ada
beberapa pilihan lain dari tampilan ini mulai dari choose device dan
theme, untuk choose device kita bisa memilih device yang akan kita
gunakan, karena dalam pembuatan smart garden ini menggunakan
NodeMCU ESP8266 jadi kita memilih ESP8266, dan untuk them
menggunakan warna hitam.

45
46

Gambar 4.1. Tampilan Halaman Sistem.


Sumber: Penulis

2. Tampilan Halaman Sistem


Pada tampilan ini dapat dilihat beberapa widget yang sudah di insert
sesuai dengan dengan kebutuhan pada sistem smart garden yang akan
dirancang. Sehingga pengguna dapat dengan mudah memonitoring
data.
47

Gambar 4.2. Tampilan Halaman Sistem.


Sumber: Penulis

3. Tampilan Halaman Widget


Pada tampilan ini dapat dilihat halaman dari widget box yang
berfungsi untuk memnyediakan widget yang nantinya akan digunakan
sesuai kebutuhan untuk merancang sistem smart garden.

Gambar 4.3. Tampilan Halaman Widget.


Sumber: Penulis
48

4.2. Pengujian Sensor


Pada pengujian sensor sistem Smart Garden berbasis Internet of Things
(IoT) ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan dan kondisi dari sensor-sensor
yang digunakan dalam perancangan sistem Smart Garden. Seperti jadwal
pemberian air, pembacaan sensor kelembapan tanah, pembacaan sensor suhu,
agar didapatkan data yang sesuai kondisi real dari objek yang akan dibaca.
Berikut ini merupakan hasil pengujian yang telah dilakukan pada implementasi
Smart Garden berbasis Internet of Things (IoT) pada Perumahan Central Park
Cikarang.

Gambar 4.4. Pengujian Sensor dan Sistem.


Sumber: Penulis

4.2.1. Pengujian Sensor Soil Moisture


Pengujian sensor soil moisture atau kelembaban tanah, dilakukan dengan
mengunakan sampel tanah kering dan tanah basah, dimana pada soil moisture
sensor memiliki nilai analog dari 0 sampai 1024 dan nilai 0 untuk sangat basah
dan 1024 untuk sangat kering. Pada soil moisture sensor dilakukan kalibrasi
sesuai kebutuhan lapangan. Pada kondisi lapangan nilai lembap atau basah di atur
pada persentase bernilai 100 % dan nilai kering diatur pada persentase bernilai
0%. Kondisi basah atau lembap diambil dengan pertimbangan 0% pada kondisi
tanah kering. Kondisi basah diambil dengan pertimbangan nilai 100% pada
kondisi tanah basah.
49

Gambar 4.5. Pengujian Sensor Soil Moisture.


Sumber: Penulis

Hasil dari program pengujian menunjukkan bahwa sensor kelembaban tanah


membaca nilai dengan akurat pada tanah dengan tingkat kelembaban basah, dan
kering dapat dilihat pada gambar 4.5

Gambar 4.6. Pengujian Program Sensor Soil Moisture.


Sumber: Penulis
50

Tabel 4.1. Tabel Pengujian Sensor Soil Moisture


Sumber : Penulis

No Kelembaban Tanah (%) Kondisi Pompa Air

1 0 – 50 Kering Menyiram
2 50 – 100 Basah Tidak Menyiram

4.2.2. Pengujian Sensor DHT 11


Pengujian Sensor DHT 11 suhu dan kelembaban udara, Sensor DHT11
diletakkan pada kotak sensor yang berada pada dekat dengan objek tanaman,
sensor membaca nilai temperatur udara dan kelembaban udara dengan baik, tidak
terjadi fluktuasi nilai pada proses pembacaan selama pengujian sensor.

Gambar 4.7. Pengujian Sensor DHT 11.


Sumber: Penulis

Hasil dari program pengujian menunjukkan bahwa sensor DHT 11 membaca nilai
dengan akurat yang menampilkan suhu dan kelembapan udara pada area objek
tanaman dapat dilihat pada gambar 4.7
51

Gambar 4.8. Pengujian Program Sensor DHT 11.


Sumber: Penulis

Tabel 4.2. Tabel Pengujian Sensor DHT 11.


Sumber: Penulis

Kelembapan
No Suhu (%) Lampu
Udara (oC)
1 0 – 30 68 Nyala
2 50 – 100 87 Mati

4.2.3. Pengujian Relay


Pengujian relay bertujuan untuk mengetahui relay dapat berfungsi
dengan baik untuk menyalakan pompa air dan lampu. Pengujian dapat dilihat pada
Tabel dibawah ini.
52

Tabel 4.3. Tabel Pengujian Relay.


Sumber: Penulis

Input Kondisi Relay Kondisi Kondisi Lampu


Pompa Air
High Off Pompa Mati Lampu Mati
Low On Pompa Nyala Lampu Nyala

Pada Tabel 4.3 pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja dari relay berfungsi
secara normal atau tidak. Dalam uji coba dilakukan untuk mengetahui kondisi
pompa air dan juga lampu. pada kondisi input bernilai high makan kondisi relay
dalam keadaan off kemudian secara otomatis pompa dan lampu akan mati. Begitu
juga sebaliknya pada kondisi input bernilai low makan kondisi relay dalam
keadaan on kemudian secara otomatis pompa dan lampu akan menyala. Maka
untuk fungsionalitas dari relay sudah berjalan dengan baik dan sesuai.

4.2. Instalasi Library NodeMCU Esp8266, dan Blynk


Instalasi library pendukung untuk konektivitas papan mikrokontroler dengan
internet dan server blynk. Untuk library blynk ESP8266 dan library blynk dapat
diinstall secara manual ke folder library pada path penginstalan Arduino.

Gambar 4.9. Instalasi Library NodeMCU Esp8266, dan Blynk.


Sumber: Penulis
53

4.3. Pengujian Sistem Internet of Things (IoT)


Pengujian sistem Internet of Things (IoT) dengan membaca seluruh input
dari semua sensor yang terpasang, terdapat 12 widget yang dipasang pada aplikasi
blynk yang tersinkronisasi oleh NodeMCU ESP8266, 1 widget LCD, 3 widget
Gauge, 2 widget time input, 2 widget numeric input, 2 widget led, 1 widget
notifikasi dan 1 widget real time mengetahui waktu terkini dari aplikasi maupun
sensor. Sinkronisasi widget dilakukan menggunakan perintah
Blynk.virtualwrite(), dan koneksi hubungan menggunakan perintah
Blynk.connect(), mendefinisikan auth akun yang dikirim melalui email, server
blynk, port yang digunakan, dan ssid dan password dari access point. Hasil dari
pembacaan seluruh sensor dapat dilihat pada gambar 4.9

Gambar 4.10. Pengujian Sistem Internet of Things (IoT).


Sumber: Penulis
54

Terdapat 12 widget pada aplikasi blynk yang dunakan untuk menampilkan nilai
dari sensor – sensor, notifikasi email & ponsel, tombol on/off, grafik dari
pembacaan sensor, RTC, dan tanggal atau waktu.

4.4. Pengujian Smart Garden


Pengujian smart garden dilakukan selama seminggu dimulai dari tanggal
5 Agustus 2021 hingga 10 Agustus 2021, data pengujian diambil pada 2 waktu
yaitu pagi dan siang. Dimana, jika kondisi parameter penyiraman dan
pencahayaan yang ditetapkan terpenuhi maka sistem akan bekerja dengan
mengaktifkan relay yang dihubungkan dengan beberapa sensor, relay 1 untuk
pompa DC 12V dan relay 2 untuk lampu.

Gambar 4.11. Pengujian Alat Smart Garden (IoT).


Sumber: Penulis
55

Gambar 4.12. Led Indikator Hidup Pada Alat Smart Garden (IoT).
Sumber: Penulis

Gambar 4.13. Tampilan Sistem On pada Smart Garden (IoT).


Sumber: Penulis
56

Jika terjadi proses penyiraman atau pencahayaan, maka sistem akan memberikan
notifikasi melalui email dan notifikasi ke ponsel pengguna yang telah
tersinkronisasi dengan sistem.

Gambar 4.14. Notifikasi Pencahayaan


Sumber: Penulis

Gambar 4.15. Notifikasi Penyiraman


Sumber: Penulis
57

4.5. Pembahasan
Setelah melakukan analisa, perancangan dan perakitan smart garden
berbasis Internet of Things (IoT) , penulis melakukan pengujian terhadap alat dan
sistem monitoring dari smart garden. Berikut merupakan hasil dari pengujian
yang telah dilakukan :

4.5.1. Pengujian Black Box


Pengujian ini menggunakan metode black box yang berarti melakukan
pengujian sistem berdasarkan fungsinya. Berikut merupakan hasil dari pengujian
black box testing pada sistem smart garden :

Tabel 4.4. Pengujian Black Box


Sumber : Penulis

Skenario Hasil Yang


No Hasil Penelitian Validasi
Pengujian Diharapkan
Menghubungkan User NodeMCU 8266
Node MCU8266
1 Node MCU8266 terlihat di daftar Valid
terhubung ke internet
ke internet hotspot
Menghubungkan
Aplikasi Blynk Notifikasi terlihat pada
Aplikasi Blynk
2 terhubung ke hardware Tampilan Aplikasi Valid
ke hardware
Smart Garden Blynk
Smart Garden

Sensor DHT 11
Sensor DHT 11 dapat mengirim data ke
Tes Suhu dan
menampilkan hasil data NodeMCU 8266 yang
Kelembapan
3 real time dari suhu dan terhubung ke aplikasi Valid
Udara pada
kelembaban udara di blynk sehingga dapat
sensor DHT 11
sekitar area tanaman menampilkan data suhu
dan kelembapan udara
58

Sensor soil moisture


Tes Kelembapan Sensor soil moisture mengirimkan data ke
tanah dapat menampilkan NodeMCU 8266 yang
4 menggunakan hasil data real time terhubung ke aplikasi Valid
sensor soil kelembaban tanah pada blynk sehingga dapat
moisture tanaman menampilkan data dari
kelembaban tanah
Mendapatkan printah Mendapatkan printah
dari sensor soil dari sensor soil
Memberikan moisture yang dikirim moisture yang dikirim
printah untuk ke aplikasi blynk, ke aplikasi blynk,
5 Valid
menyalakan dimana jika tanah dimana jika tanah
pompa air kering berkisar di kering berkisar di
angka 0 - 50 % maka angka 0 - 50 % maka
pompa akan nyala pompa akan nyala
Mendapatkan printah Mendapatkan printah
dari sensor soil dari sensor soil
Memberikan moisture yang dikirim moisture yang dikirim
printah untuk ke aplikasi blynk, ke aplikasi blynk,
6 Valid
mematikan dimana jika tanah dimana jika tanah
pompa air basah berkisar di angka basah berkisar di angka
50 - 100 % maka 50 - 100 % maka
pompa akan mati pompa akan mati
Mendapatkan perintah Mendapatkan perintah
dari sensor DHT 11 dari sensor DHT 11
Memberikan dimana yang menjadi dimana yang menjadi
Perintah Untuk acuan proses tersebut acuan proses tersebut
7 Valid
Menyalakan adalah suhu diarea adalah suhu diarea
Lampu tanaman. Jika suhu < tanaman. Jika suhu <
30oC maka lampu akan 30oC maka lampu akan
menyala menyala
Mendapatkan perintah Mendapatkan perintah
dari sensor DHT 11 dari sensor DHT 11
Memberikan dimana yang menjadi dimana yang menjadi
Perintah Untuk acuan proses tersebut acuan proses tersebut
8 Valid
Mematikan adalah suhu diarea adalah suhu diarea
Lampu tanaman. Jika suhu > tanaman. Jika suhu >
30oC maka lampu akan 30oC maka lampu akan
mati mati

4.5.2. Pengujian Penyiraman Otomatis


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan tingkat keakuratan
presentase kelembaban yang diatur melalui aplikasi dengan penyiraman otomatis
59

yang dilakukan oleh perangkat ini. Pompa air DC akan hidup apabila persentase
kelembaban tanah kurang dari sama dengan nilai presentase kelembaban minimal
pada aplikasi dan akan mati apabila presentase kelembaban tanah lebih dari sama
dengan nilai presentase kelembaban maksimal pada aplikasi. Pengujian dilakukan
dengan 10 kali percobaan terlihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Penyiraman Otomatis Melalui Aplikasi Bylink


Sumber : Penulis

Aplikasi Perangkat
Kelembaban Kelembaban Pompa Kelembaban
No. Kelembaban
Minimal maksimal Air DC Setelah Pompa Air
Tanah (%)
(%) (%) (%) Menyala (%)
1 0 5 0 Hidup 5
2 0 5 5 Mati 5
3 10 15 5 Hidup 15
4 10 15 15 Mati 15
5 20 25 15 Hidup 25
6 20 25 25 Mati 25
7 30 35 25 Hidup 35
8 30 35 35 Mati 35
9 40 45 35 Hidup 45
10 40 45 45 Mati 45

4.5.3. Pengujian Pencahayaan Otomatis


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membuktikan tingkat keakuratan
presentase sensor suhu yang dihubungkan dengan lampu agar dapat memberikan
pencahayaan tambahan pada tanaman. Lampu akan hidup apabila persentase suhu
disekitar area tanaman kurang dari sama dengan nilai presentase Suhu minimal
pada aplikasi dan akan mati apabila presentase suhu disekitar area tanaman lebih
dari sama dengan nilai presentase kelembaban maksimal pada aplikasi. Pengujian
dilakukan dengan 8 kali percobaan terlihat pada table dibawah ini :
60

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Pencahayaan Otomatis Melalui Aplikasi Bylink


Sumber : Penulis

Aplikasi Perangkat
Suhu Suhu Suhu Setelah
No.
Minimal maksimal Suhu (oC) Lampu Lampu
(oC) (oC) Menyala(oC)
1 0 5 0 Hidup 5
2 0 5 5 Mati 5
3 10 15 5 Hidup 15
4 10 15 15 Mati 15
5 20 25 15 Hidup 25
6 20 25 25 Mati 25
7 30 35 25 Hidup 35
8 30 35 35 Mati 35

4.5.4. Pengujian Secara Keseluruhan


Pengujian dilakukan selama 6 hari mulai dari tanggal 5 Agustus 2021
sampai 10 Agustus 2021. Pengecekan suhu, kelembapan udara dan kelembapan
tanah dilakukan secara berkala dimulai dari pukul 09.00 WITA sampai selesai
pada perumahan Central Park Cikarang. Penyiraman dilakukan 2 kali pada pagi
hari dan siang sesuai dengan kondisi suhu dan kelembapan tanah disekitar area
tanaman, dan untuk pencahayaan terjadi 1 kali dalam sehari dimana tergantung
kondisi suhu disekitar area tanaman. Maka didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.7
dan Tabel 4.8.

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Penyiraman Otomatis Secara Keseluruhan


Sumber : Penulis

Kelembaban
Hari/ Suhu Kelembaba Kelembaban Pompa Tanah
waktu
Tanggal (oC) n Udara (%) Tanah (%) DC Setelah
Siram (%)
09.08 31 47 0 Hidup 78
5
09.10 31 47 78 Mati 78
Agustus
14.02 32 45 48 Hidup 89
61

14.04 32 45 89 Mati 89
09.08 30 58 0 Hidup 66
6 09.10 30 58 66 Mati 66
Agustus 14.02 32 48 50 Hidup 91
14.04 32 48 91 Mati 91
09.08 31 47 0 Hidup 78
7 09.10 31 47 78 Mati 78
Agustus 14.00 32 44 48 Hidup 82
14.03 33 44 82 Mati 82
09.08 31 47 0 Hidup 69
8 09.10 31 47 69 Mati 69
Agustus 14.02 33 44 48 Hidup 89
14.04 33 44 89 Mati 89
09.08 30 58 0 Hidup 65
9 09.10 30 58 65 Mati 65
Agustus 14.02 32 45 49 Hidup 60
14.04 32 45 60 Mati 60
09.08 30 58 0 Hidup 77
10 09.10 30 58 77 Mati 77
Agustus 14.02 31 47 50 Hidup 78
14.04 31 47 78 Mati 78

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Pencahayaan Otomatis Secara Keseluruhan


Berdasarkan Suhu
Sumber : Penulis

Kondisi
Hari / Tanggal Waktu Suhu (oC) Keterangan
Lampu
09.00 31 Mati >=30
5 Agustus
18.10 29 Nyala <=30
09.00 30 Mati >=30
6 Agustus
17.58 29.1 Nyala <=30
09.00 31 Mati >=30
7 Agustus
18.00 29 Nyala <=30
09.00 31 Mati >=30
8 Agustus
17.56 29.4 Nyala <=30
09.00 30 Mati >=30
9 Agustus
17.55 29.2 Nyala <=30
09.00 30 Mati >=30
10 Agustus
17.44 28 Nyala <=30
62

4.6. Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu Dengan Hasil Penelitian


Sekarang
Dalam bab ini penulis melakukan perbandingan antara hasil penelitian
terdahulu dengan hasil penelitian sekarang seperti yang dituliskan dalam tinjauan
pustaka, kemudian membuat pertimbangan teoritisnya. Juga dikemukakan tentang
defenisi, hasil, kelemahan, dan keterbatasan penelitian yang dilakukan. Berikut
adalah hasil perbandingannya :

Tabel 4.9. Tabel Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian
Sekarang
Sumber : Penulis

Hasil Penelitian Terdahulu Hasil Penelitian Sekarang


Perancangan dan Implementasi
Rancang Bangun Smart Garden Smart Garden Berbasis
Judul : Berbasis Internet Of Thing (IoT) Internet Of Things (IoT) Pada
dengan Bot Telegram Perumahan Central Park
Cikarang
Pengarang Kristoforus L.Nong Hugo,
: Krisna Affandi, 2019
Tahunan 2021
Smart Garden ini dirancang
Smart Garden ini dirancang untuk memudahkan pengguna
untuk memudahkan pengguna dalam membantu merawat
dalam membantu merawat tanaman, dengan alat yang
tanaman, dengan alat yang terhubung pada smartphone
Deskripsi :
terhubung dengan Telegram yang sudah terinstall aplikasi
sehingga pengguna dapat blynk sehingga pengguna
melakukan monitoring ataupun dapat melakukan monitoring
mengontrol dari jarak jauh ataupun mengontrol dari jarak
jauh.
Hasil : Hasil Smart Garden ini dapat Hasil Smart Garden ini dapat
membantu merawat tanaman diaplikasikan pada perumahan
secara efektif dimana alat ini Central Park Cikarang
dirancang agar terhubung sehingga dapat membantu
dengan aplikasi Chating mengurangi masalah dalam hal
Telegram. Fitur yang menarik perawatan tanaman. Alat ini
dari aplikasi ini di antaranya juga terhubung dengan
dapat menampilkan kelembaban smartphone yang sudah
tanah, suhu, dan kelembaban terinstall aplikasi blynk dan
udara, tidak hanya itu saja alat dapat melakukan beberapa
ini dapat menghidupkan pompa fungsi control maupun
air dan lampu secara manual monitoring diantaranya
63

menyalakan pompa air secara


otomatis, menyalakan lampu,
bahkan dapat memonitoring
kelembaban tanah, suhu, dan
kelembaban udara di area
sekitar tanaman. Selain itu
juga alat ini dilengkapi dengan
Time Input dimana pengguna
dapat mengatur waktu secara
manual bilamana pompa air
dan lampu harus hidup
ataupun mati.
Kelebihan dari alat smart
garden ini sudah dilengkapi
dengan fitur otomatis dimana
pengguna tidak perlu
menyalakan atau mematikan
Kelebihan dari alat smart
pompa air dan lampu seara
garden ini sudah dilengkapi
manual karena pompa air dan
dengan fitur otomatis dimana
lampu sudah terhubung dengan
pengguna tidak perlu
Sensor kelembaban tanah dan
menyalakan atau mematikan
Kelebihan :
pompa air dan lampu seara
DHT 11. Sudah dilengkapi
dengan numeric input fitur ini
manual karena pompa air dan
memudahkan pengguna untuk
lampu sudah terhubung dengan
mengatur suhu dan
Sensor kelembaban tanah dan
kelembaban tanah sesuai
DHT 11.
dengan kebutuhan jenis-jenis
tanaman. Sudah dilengkapi
dengan time input yang dapat
mengatur pompa air dan lampu
berdasarkan waktu.
Kekurangan dari alat ini tidak
Kekurangan dari alat ini hanya
dilengkapi dengan fitur numeric
dapat digunakan jika alat
Kekurangan : input yang dapat mengatur suhu
tersebut terhubung ke jaringan
dan kelembaban tanah sesuai
wifi
dengan jenis tanaman.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan penulis
tentang sistem Kebun Pintar (Smart Garden) berbasis Internet of Things (IoT)
pada perumahan Central Park Cikarang hingga proses pengujian menggunakan
microcontroller NodeMCU ESP8266 yang dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Dengan adanya sistem Kebun Pintar (Smart Garden) ini maka penghuni atau
pemilik rumah tidak khawatir jika meninggalkan tanaman mereka dalam
waktu yang lama karena penghuni rumah dapat mengetahui situasi tanaman
secara realtime.
2. Dengan adanya sistem Kebun Pintar (Smart Garden) ini maka pemilik
tanaman dapat melakukan penyiraman dengan waktu yang variatif tergantung
kondisi kelembapan udara, suhu udara, dan kelembapan tanah. Waktu siram
akan semakin lama jika kelembapan tanah sangat kering. Begitu juga
sebaliknya semakin lembap tanah maka waktu siram juga akan semakin
cepat.
3. Menjaga tanaman agar tetap subur dan segar dengan menggunakan sensor
soil dan sensor DHT 11 yang secara otomatis mendeteksi kelembapan tanah
dan suhu, yang nantinya akan mengirim pesan jika kelembapan tanah <50%
maka pompa air akan nyala secara otomatis.

5.2. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang perlu
diperhatikan untuk mengembangkan program selanjutnya, yaitu :

1. Perancangan selanjutnya dapat dilengkapi dengan panel surya agar


dapat dipasang di daerah pelosok yang masih memiliki keterbatasan
tenaga listrik.

64
2. Perlu dikembangkan dengan penambahan sensor-sensor yang lebih
akurat agar lebih banyak data yang dapat diambil. Seperti sensor
cahaya i2c dan Si7021 sebagai penganti sensor suhu dan kelembapan
udara.

65
DAFTAR PUSTAKA

[1] K. Affandi, "Rancang Bangun Smart Garden Berbasis Internet of Things


dengan Bot Telegram," 2019.

[2] R. K. Ghito and N. Nurdian, "2.1.2. Rancang Bangun Smart Garden System
Menggunakan Sensor Soil Moisture Dan Arduino Berbasis Android (Studi
Kasus : Di Gerai Bibit Narnea Cikijing)," 2018.

[3] A. Karjagi and T. Bagewadi, "IoT Enabled Smart Garden Kit Along With
Weather Station," 2020.

[4] M. Faizal, "2.1.4. Penerapan Smart Home Untuk Pengontrolan Lampu


Berbasis Internet Of Things (IoT) (Studi Kasus : Perumahan Taman
Cikarang Indah 2)," 2020.

[5] A. Sinta, "Apa Yang Dimaksud Dengan Internet of Things," September


2016. [Online]. Available: https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-
internet-of-things-iot/984.

[6] A. A. Sougy, "RANCANG BANGUN SMART GARDEN BERBASIS IoT


MENGGUNAKAN APLIKASI BLYNK," Politeknik Negeri Balikpapan
Jurusan Teknik Elektronika, 2018.

[7] N. H. L. Dewi, M. F. Rohmah and S. Zahara, "ROTOTYPE SMART HOME


DENGAN MODUL NODEMCU ESP8266 BERBASIS INTERNET OF
THINGS (IOT)," Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Islam
Majapahit, 2018.

[8] a. faudin, "Apa itu Module NodeMCU ESP8266?," JULI 2017. [Online].
Available: https://www.nyebarilmu.com/apa-itu-module-nodemcu-esp8266/.

[9] J. Arifin, L. N. Zulita and H. , "PERANCANGAN MUROTTAL


OTOMATIS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ARDUINO
MEGA 2560," Jurnal Media Infotama Vol. 12 No. 1, 2016.

[10] A. Galih and R. Kartadie, "MENGATUR KELEMBABAN TANAH


MENGGUNAKAN SENSOR KELEMBABAN TANAH YL-69 BERBASIS
ARDUINO PADA MEDIATANAM POHON GAHARU," Jurnal of
Education and Information Communication Technology, pp. 130-140, 2019.

[11] M.Y.E.Adiptya and W. H, "Sistem Pengamatan Suhu dan Kelembaban Pada

66
Rumah Berbasis Mikrokontroller ATmega8," Jurnal Teknik Elektro Vol. 5
No. 1, 2013.

[12] D. Alexander and O. Turang, PENGEMBANGAN SISTEM RELAY


PENGENDALIAN DAN PENGHEMATAN PEMAKAIAN LAMPU
BERBASIS MOBILE, Yogyakarta, 2015.

[13] J.V.Ryan, D. T and Y. B, "Prototypr Alat Penyemprotan Air Otomatis Pada


Kebun Pembibitan Sawit Berbasis Sensor Kelembaban dan Mikrokontroler,"
Jurnal Coding Sistem Komputer Universitas Tanjungpura, pp. 1-10, 2014.

[14] A. Faudin, "Memahami dengan mudah apa itu breadboard atau project
board," Juli 2017. [Online]. Available:
https://www.nyebarilmu.com/memahami-dengan-mudah-apa-itu-breadboard-
atau-project-board/.

[15] T. S. Kalengkongan, D. J. Mamahit and S. R. Sompie, "Rancang Bangun


Alat Deteksi Kebisingan Berbasis Arduino Uno," Jurnal Teknik Elektro dan
Komputer Vol.7No.2, 2018.

[16] R. H. M, A. Novianti and S. Kristiyana, "PERANCANGAN APLIKASI


BLYNK UNTUK MONITORINGDAN KENDALI PENYIRAMAAN
TANAMAN.," Teknologi Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains
dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta, 2019.

[17] A. Lestari, "SISTEM INFORMASI PEMESANAN DAN LAYANAN


ANTAR MAKANAN SESURABAYA BERBASIS ANDROID," Jurnal
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA, 2017.

[18] M. S, Metode Analisa Dan Perancangan Sistem, Abdi Sistematik Bandung,


2016.

[19] A. Nugroho, Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Dengan


Metodologi Berorientasi Objek, Penerbit Informatika Bandung, 2005.

[20] R. A.S and S. M, Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak


(Terstruktur dan Berorientasi Obyek), Bandung, 2011.

[21] R. A.S and S. M, Rekayasa Perangkat Lunak, Bandung, 2013.

67
LAMPIRAN

#include "DHT.h"
#define BLYNK_PRINT Serial
#include <ESP8266WiFi.h>
#include <BlynkSimpleEsp8266.h>
#include <TimeLib.h>
#include <WidgetRTC.h>
#include <WiFiManager.h>
#include <Ticker.h>
#include <EEPROM.h>

char auth[] = "2ce5uDdbbifrSrccbidK5WjXuRgHKTzv";


BlynkTimer timer;
Ticker ticker;
const int LED = LED_BUILTIN;
const int sensor_moisture = A0;
const int button = D6;
const int r1 = D1;
const int r2 = D2;
#define DHTPIN D5
#define DHTTYPE DHT11
DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);
float h,t,f;
int flag1=0,flag2=0;
const int LONG_PRESS_TIME = 2000;
int lastState = LOW;
int currentState = HIGH;
unsigned long pressedTime = 0;

68
unsigned long releasedTime = 0;
WidgetRTC rtc;
WidgetLCD lcd1(V0);
WidgetLED relay1(V1);
WidgetLED relay2(V2);
void tick()
{
digitalWrite(LED, !digitalRead(LED));
}
void configModeCallback (WiFiManager *myWiFiManager) {
Serial.println("Entered config mode");
Serial.println(WiFi.softAPIP());
Serial.println(myWiFiManager->getConfigPortalSSID());
ticker.attach(0.2, tick);
}
void clockDisplay()
{
String currentTime = String(hour()) + ":" + minute() + ":" + second();
String currentDate = String(day()) + "-" + month() + "-" + year();
Serial.print("Current time: ");
Serial.print(currentTime);
Serial.print(" ");
Serial.print(currentDate);
Serial.print(" ");
Serial.print(dayStr(weekday()));
Serial.print(weekday()-1);
Serial.println();
}
void baca_sensor_dht()

69
{
h = dht.readHumidity();
t = dht.readTemperature();

if (isnan(h) || isnan(t)) {
Serial.println(F("Failed to read from DHT sensor!"));
return;
}
// Serial.print(F("Humidity: "));
// Serial.print(h);
// Serial.print(F("% Temperature: "));
// Serial.print(t);
// Serial.print(F("°C "));
}
void kondisi_sensor_suhu()
{
baca_sensor_dht();
lcd1.print(0, 0, "T:");
lcd1.print(2, 0, String(t,1));
lcd1.print(6, 0, "°C");

lcd1.print(9, 0, "H:");
lcd1.print(11, 0, String(h,1));
lcd1.print(15, 0, "%");

Blynk.virtualWrite(V7, String(h,1));
Blynk.virtualWrite(V8, String(t,1));
EEPROM.commit();

70
if(EEPROM.read(100)>t){
if(flag1==0){
flag1=1;
relay1.on();
digitalWrite(r1, LOW);
Blynk.notify("Suhu diatas nilai setting!");
flag1=1;
}
}
if(EEPROM.read(100)<t){
if(flag1==1){
flag1=0;
relay1.off();
digitalWrite(r1, HIGH);
}
}
}
void kondisi_sensor_moisture()
{
int sensorState = analogRead(sensor_moisture);
Serial.print("Moisture: ");
Serial.println(sensorState);
int moisture = map(sensorState, 1024, 550, 0, 100);
Blynk.virtualWrite(V9, moisture );
if(moisture < EEPROM.read(101))
{
lcd1.print(0, 1, "M:");
lcd1.print(2, 1, moisture);
if(moisture<100) lcd1.print(4, 1, " ");

71
lcd1.print(5, 1, "%");
lcd1.print(7, 1, "Need Air ");
if(flag2==0){
Blynk.notify("Time to water your plant!");
flag2=1;
relay2.on();
digitalWrite(r2, LOW);
}
}
else {
lcd1.print(0, 1, "M:");
lcd1.print(2, 1, moisture);
if(moisture<100) lcd1.print(4, 1, " ");
lcd1.print(5, 1, "%");
lcd1.print(7, 1, "Mode Safe");
if(flag2==1){
flag2=0;
Blynk.notify("Doesn't need watering");
relay2.off();
digitalWrite(r2, HIGH);
}
}
Serial.println(EEPROM.read(101));
}

void button_reset()
{
currentState = digitalRead(button);
if(lastState == LOW && currentState == HIGH)

72
pressedTime = millis();
else if(lastState == HIGH && currentState == LOW) {
releasedTime = millis();
long pressDuration = releasedTime - pressedTime;

if( pressDuration > LONG_PRESS_TIME )


{
WiFiManager wifiManager;
wifiManager.resetSettings();
ESP.reset();
ESP.restart();
}
}
lastState = currentState;
}
BLYNK_CONNECTED() {
rtc.begin();
}

BLYNK_WRITE(V3) //input setting suhu


{
int setValue1 = param.asFloat();
Serial.print("Nilai set: ");
Serial.println(setValue1,1);
EEPROM.write(100, setValue1);
EEPROM.commit();
}
BLYNK_WRITE(V4) //input setting kelembaban tanah
{

73
int setValue2 = param.asFloat();
Serial.print("Nilai set: ");
Serial.println(setValue2,1);
EEPROM.write(101, setValue2);
EEPROM.commit();
}
BLYNK_WRITE(V5) {
Serial.println("Setting time 1");
TimeInputParam t1(param);
if (t1.hasStartTime()){
Serial.println(String("Start: ") + t1.getStartHour() + ":" +
t1.getStartMinute());
}
if (t1.hasStopTime()){
Serial.println(String("Stop: ") + t1.getStopHour() + ":" + t1.getStopMinute());
}

Serial.println(t1.isWeekdaySelected(1));
Serial.println(t1.isWeekdaySelected(2));
Serial.println(t1.isWeekdaySelected(3));
Serial.println(t1.isWeekdaySelected(4));
Serial.println(t1.isWeekdaySelected(5));
Serial.println(t1.isWeekdaySelected(6));
Serial.println(t1.isWeekdaySelected(7));
EEPROM.write(0, t1.getStartHour());
EEPROM.write(1, t1.getStartMinute());
EEPROM.write(2, t1.getStopHour());
EEPROM.write(3, t1.getStopMinute());
EEPROM.write(4,t1.isWeekdaySelected(1));
EEPROM.write(5,t1.isWeekdaySelected(2));

74
EEPROM.write(6,t1.isWeekdaySelected(3));
EEPROM.write(7,t1.isWeekdaySelected(4));
EEPROM.write(8,t1.isWeekdaySelected(5));
EEPROM.write(9,t1.isWeekdaySelected(6));
EEPROM.write(10,t1.isWeekdaySelected(7));
EEPROM.commit();
Serial.println();
}
BLYNK_WRITE(V6) {
Serial.println("Setting time 2");
TimeInputParam t2(param);
if (t2.hasStartTime()){
Serial.println(String("Start: ") + t2.getStartHour() + ":" +
t2.getStartMinute());
}
if (t2.hasStopTime()){
Serial.println(String("Stop: ") + t2.getStopHour() + ":" + t2.getStopMinute());
}
Serial.println(t2.isWeekdaySelected(1));
Serial.println(t2.isWeekdaySelected(2));
Serial.println(t2.isWeekdaySelected(3));
Serial.println(t2.isWeekdaySelected(4));
Serial.println(t2.isWeekdaySelected(5));
Serial.println(t2.isWeekdaySelected(6));
Serial.println(t2.isWeekdaySelected(7));
EEPROM.write(11, t2.getStartHour());
EEPROM.write(12, t2.getStartMinute());
EEPROM.write(13, t2.getStopHour());
EEPROM.write(14, t2.getStopMinute());
EEPROM.write(15,t2.isWeekdaySelected(1));

75
EEPROM.write(16,t2.isWeekdaySelected(2));
EEPROM.write(17,t2.isWeekdaySelected(3));
EEPROM.write(18,t2.isWeekdaySelected(4));
EEPROM.write(19,t2.isWeekdaySelected(5));
EEPROM.write(20,t2.isWeekdaySelected(6));
EEPROM.write(21,t2.isWeekdaySelected(7));

EEPROM.commit();

Serial.println();
}

void setting1(){
//senin
if(EEPROM.read(4) ==1 && weekday()-1 ==1) {
if(hour() == EEPROM.read(0) && minute() == EEPROM.read(1)){
relay1.on();
digitalWrite(r1, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(2) && minute() == EEPROM.read(3)){
relay1.off();
digitalWrite(r1, HIGH);
}
}
//selasa
if(EEPROM.read(5) ==1 && weekday()-1 ==2) {
if(hour() == EEPROM.read(0) && minute() == EEPROM.read(1)){
relay1.on();
digitalWrite(r1, LOW);

76
}
if(hour() == EEPROM.read(2) && minute() == EEPROM.read(3)){
relay1.off();
digitalWrite(r1, HIGH);
}
}
//rabu
if(EEPROM.read(6) ==1 && weekday()-1 ==3) {
if(hour() == EEPROM.read(0) && minute() == EEPROM.read(1)){
relay1.on();
digitalWrite(r1, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(2) && minute() == EEPROM.read(3)){
relay1.off();
digitalWrite(r1, HIGH);
}
}
//kamis
if(EEPROM.read(7) ==1 && weekday()-1 ==4) {
if(hour() == EEPROM.read(0) && minute() == EEPROM.read(1)){
relay1.on();
digitalWrite(r1, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(2) && minute() == EEPROM.read(3)){
relay1.off();
digitalWrite(r1, HIGH);
}
}
//jumat

77
if(EEPROM.read(8) ==1 && weekday()-1 ==5) {
if(hour() == EEPROM.read(0) && minute() == EEPROM.read(1)){
relay1.on();
digitalWrite(r1, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(2) && minute() == EEPROM.read(3)){
relay1.off();
digitalWrite(r1, HIGH);
}
}
//sabtu
if(EEPROM.read(9) ==1 && weekday()-1 ==6) {
if(hour() == EEPROM.read(0) && minute() == EEPROM.read(1)){
relay1.on();
digitalWrite(r1, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(2) && minute() == EEPROM.read(3)){
relay1.off();
digitalWrite(r1, HIGH);
}
}
//minggu
if(EEPROM.read(10) ==1 && weekday()-1 ==7) {
if(hour() == EEPROM.read(0) && minute() == EEPROM.read(1)){
relay1.on();
digitalWrite(r1, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(2) && minute() == EEPROM.read(3)){
relay1.off();

78
digitalWrite(r1, HIGH);
}
}
}
void setting2(){
//senin
if(EEPROM.read(15) ==1 && weekday()-1 ==1) {
if(hour() == EEPROM.read(11) && minute() == EEPROM.read(12)){
relay2.on();
digitalWrite(r2, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(13) && minute() == EEPROM.read(14)){
relay2.off();
digitalWrite(r2, HIGH);
}
}
//selasa
if(EEPROM.read(16) ==1 && weekday()-1 ==2) {
if(hour() == EEPROM.read(11) && minute() == EEPROM.read(12)){
relay2.on();
digitalWrite(r2, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(13) && minute() == EEPROM.read(14)){
relay2.off();
digitalWrite(r2, HIGH);
}
}
//rabu
if(EEPROM.read(17) ==1 && weekday()-1 ==3) {

79
if(hour() == EEPROM.read(11) && minute() == EEPROM.read(12)){
relay2.on();
digitalWrite(r2, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(13) && minute() == EEPROM.read(14)){
relay2.off();
digitalWrite(r2, HIGH);
}
}
//kamis
if(EEPROM.read(18) ==1 && weekday()-1 ==4) {
if(hour() == EEPROM.read(11) && minute() == EEPROM.read(12)){
relay2.on();
digitalWrite(r2, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(13) && minute() == EEPROM.read(14)){
relay2.off();
digitalWrite(r2,HIGH);
}
}
//jumat
if(EEPROM.read(19) ==1 && weekday()-1 ==5) {
if(hour() == EEPROM.read(11) && minute() == EEPROM.read(12)){
relay2.on();
digitalWrite(r2, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(13) && minute() == EEPROM.read(14)){
relay2.off();
digitalWrite(r2, HIGH);

80
}
}
//sabtu
if(EEPROM.read(20) ==1 && weekday()-1 ==6) {
if(hour() == EEPROM.read(11) && minute() == EEPROM.read(12)){
relay2.on();
digitalWrite(r2, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(13) && minute() == EEPROM.read(14)){
relay2.off();
digitalWrite(r2, HIGH);
}
}
//minggu
if(EEPROM.read(21) ==1 && weekday()-1 ==7) {
if(hour() == EEPROM.read(11) && minute() == EEPROM.read(12)){
relay2.on();
digitalWrite(r2, LOW);
}
if(hour() == EEPROM.read(13) && minute() == EEPROM.read(14)){
relay2.off();
digitalWrite(r2, HIGH);
}
}
}
void baca_eeprom(){
setting1();
setting2();
}

81
void setup() {
Serial.begin(9600);
WiFi.mode(WIFI_STA);
Serial.println(F("DHTxx test!"));
Serial.println("Control Garden");
delay(2000);
ticker.attach(0.6, tick);
pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
pinMode(r1, OUTPUT);
pinMode(r2, OUTPUT);

digitalWrite(r1, HIGH);
digitalWrite(r2, HIGH);
pinMode(button, INPUT_PULLUP);
EEPROM.begin(512);
dht.begin();
WiFiManager wm;
wm.setAPCallback(configModeCallback);
if (!wm.autoConnect("control-garden", "12345678")) {
Serial.println("failed to connect and hit timeout");
delay(1000);
}
Blynk.begin(auth, WiFi.SSID().c_str(),WiFi.psk().c_str());
while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {
Serial.print(".");
delay(500);
}
Serial.println("connected...yeey :)");
setSyncInterval(10 * 60);
ticker.detach();

82
lcd1.clear();
digitalWrite(LED, LOW);
timer.setInterval(1000L, kondisi_sensor_suhu);
timer.setInterval(1000L, kondisi_sensor_moisture);
timer.setInterval(1000L, button_reset);
timer.setInterval(1000L, baca_eeprom);
timer.setInterval(5000L, clockDisplay);
}
void loop() {
Blynk.run();
timer.run();
}

83

Anda mungkin juga menyukai