Anda di halaman 1dari 4

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr.

Muhammad Faiz Almath Gema Insani Press Ayah - Ibu - Anak - Keluarga 1. Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah p un terletak pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim) 2. Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjiha d. Nabi Saw bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?" O rang itu menjawab, "Masih." Lalu Nabi Saw bersabda, "Untuk kepentingan mereka la h kamu berjihad." (Mutafaq'alaih) Penjelasan: Nabi Saw melarangnya ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuan ya untuk mengurusi mereka. 3. Rasulullah Saw pernah berkata kepada seseorang, "Kamu dan hartamu adalah mili k ayahmu." (Asy-Syafi'i dan Abu Dawud) Keterangan: Terdapat satu riwayat yang cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra meriwayatkan, ada laki-laki yang datang menemui Nabi Saw dan melapor. Dia berka ta: "Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku ...." "Pergilah Kau membawa ayahmu kesini", perintah beliau. Bersamaan dengan itu Malaikat Jibri l turun menyampaikan salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril berkata: "Ya, M uhammad, Allah 'Azza wa Jalla mengucapkan salam kepadamu, dan berpesan kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang tua itu tiba, maka n abi pun bertanya kepadanya: "Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar engkau in gin mengambil uangnya?" Lelaki tua itu menjawab: "Tanyakan saja kepadanya, ya Ra sulullah, bukankah saya menafkahkan uang itu untuk beberapa orang ammati (saudar a ayahnya) atau khalati (saudara ibu) nya, atau untuk keperluan saya sendiri?" Rasulullah bersabda lagi: "Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku ap a yang engkau katakan di dalam hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu!" M aka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba menjadi cerah dan tampak bahagia, dia ber kata: "Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah Swt berkenan menambah kuat ke imananku dengan ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan k edua telingaku tak pernah mendengarnya ..." Nabi mendesak: "Katakanlah, aku ingi n mendengarnya." Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: "Saya mengatakan kepadanya kata-kata ini: 'Aku mengasuhmu sejak bayi dan memelih aramu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila k au sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur deras. Hatiku takut engkau disamba r maut, padahal aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan, kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan. Sayang..., kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalah kan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu ..., seakan akan kesejukann bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.' Selanjutnya Jabi r berkata: "Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu seraya berkata: "Engkau dan hartamu milik ayahmu!" (HR. At-Thabarani dalam "AsSaghir" dan Al-Ausath). 4. Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaik an orang tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim) Penjelasan: Yang dimaksud kufur nikmat dan bukan kufur akidah.

5. Barangsiapa menisbatkan keturunan dirinya kepada selain ayahnya sendiri dan d ia mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang sebenarnya maka surga diharamkan bagi nya. (HR. Muslim) 6. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemud ian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu. " (Mutafaq'alaih). 7. Ibu dan Bapak berhak makan dari harta milik anak mereka dengan cara yang makr uf. Seorang anak tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya kecuali dengan ijin m ereka. (HR. Ad-Dailami). 8. Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya m aka dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan. (HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni). 9. Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, "Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu." (HR. Ibnu Majah) Penjelasan: Kalau berbakti masuk surga dan kalau bersikap durhaka kepada mereka masuk neraka . 10. Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami) 11. Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, "Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?" Nabi S aw menjawab, "Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci -maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membal as) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq'alaih) 12. Kedudukan seorang paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqoth ani) 13. Warisan bagi Allah 'Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi). 14. Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip denga n ayahnya (dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi) 15. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala ). (HR. Bukhari) 16. Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, d an memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." (HR. Aththusi). 17. Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu k epada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memb eri mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi). 18. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukh ari dan Muslim) 19. Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perem

puan. (HR. Ath-Thabrani) 20. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari) 21. Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu 'Asakir). 22. Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara pere mpuan wajib baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi). 23. Seorang ibu yang kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) k epada Allah, rela dan ikhlas, maka dia akan masuk surga. (HR. Muslim) 24. Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi). 25. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambin g) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian a tau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa'i) 26. Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii'). 27. Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad) 28. Abang yang tertua (sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan At h-Thabrani) 29. Orang yang memutus hubungan kekeluargaan tidak akan masuk surga. (Mutafaq'al aih) 30. Rahim adalah cabang dari nama Arrahman (Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan keluhan dan pengaduan: "Ya Robbi, aku telah diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah diperlakukan dengan buruk oleh keluarga dekatku. Ya Robbi, aku telah d izalimi mereka, ya Robbi, ya Robbi." Lalu Allah menjawab: "Tidakkah kamu ridha A ku menyambung hubunganKu dengan orang yang menghubungimu dan Aku putus hubunganK u dengan orang yang memutus hubungannya dengan kamu. (HR. Bukhari) 31. Rasulullah Saw memberi uang belanja kepada keluarga beliau dari bagian rampa san perang yang menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah tangga selama setahun. Apabila ternyata ada kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan dimasukkan k e dalam perbendaharaan negara (baitul maal). (HR. Ahmad) 33. Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Daw ud). 32. Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu k ikir dalam menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)

Wahai, Rasulullah. Bagaimana menurut engkau bila aku terbunuh fi sabilillah, apak ah dosa-dosaku terhapuskan? Maka Rasulullah menjawab: Tentu, bila engkau bersabar dan hanya mengharapkan pahala, terus melangkah maju dan tidak surut mundur, kecu ali jika engkau mempunyai hutang. Sesungguhnya Jibril telah mengatakan yang demi kian itu kepadaku. [HR Muslim] Barangsiapa merampas hak seorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah mewajibkan d

ia masuk neraka dan mengharamkan baginya surga, maka salah seorang bertanya,Meskip un sedikit, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab,Ya, meskipun hanya setangkai kay u sugi (siwak).[HR Muslim] seorang laki-laki yang telah menempuh perjalanan jauh, sampai keadaannya menjadi kusut dan berdebu, kemudian dia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa ya Rabbi, ya Rabbi, akan tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya ha ram, dikenyangkan dari yang haram. Lantas, bagaimana mungkin doanya bisa dikabul kan?! [HR Muslim]. Sungguh akan datang kepada manusia suatu masa, yaitu seseorang tidak lagi peduli dari mana dia mendapatkan harta, dari jalan halal ataukah (yang) haram. [HR Bukha ri] Tidak ada satu haripun yang berlalu kecuali ada dua malaikat yang turun, satu ma laikat berkata, Ya Allah, berilah kepada orang yang berinfak di hari ini ganti u ntuknya. Dan malaikat yang lainnya berkata, Ya Allah berikanlah kerugian kepada orang yang tidak berinfak di hari ini. (HR. Bukhari Muslim) Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kam u dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezeki kepada kalian. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakw a. (Thaahaa : 132)

Anda mungkin juga menyukai