Anda di halaman 1dari 66

DIKTAT

Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

BAB I PENDAHULUAN
MANAJEMEN SEBAGAI PENOMENA Dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan kehidupan, manusia melakukan kegiatan dan usaha untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia beraneka ragam namun dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu kebutuhan Rohani untuk menenangkan jiwanya (manajemen kolbu / hati) dan kebutuhan jasmani untuk mempertahankan hidupnya (manajemen umum / manajemen). Didalam kehidupannya manusia tidak bisa berdiri sendiri atau selalu berhubungan (mempunyai sifat ketergantungan) dengan orang lain apalagi dizaman yang semakin menggelobal ini, persaingan dan kompetensi pribadi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang sehingga manusia selalu meng-update didalam memanaj / mengatur segala kebutuhan hidupnya manusia baik yang berupa barang maupun jasa. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan atau usaha manusia dapat berperan ganda. Dalam hal manusia melakukan kegiatan usaha mendapatkan barang atau jasa dia bertindak sebagai konsumen, sedang dalam hal manusia menghasilkan barang dan jasa manusia bertindak sebagai produsen. 1
Manusia

Barang / Jasa

(1) Sebagai Produsen Manusia melakukan kegiatan / usaha menghasilkan barang atau jasa (2) Sebagai Konsumen Manusia melakukan kegiatan/ usaha untuk mendapatkan barang atau jasa Manusia dalam melakukan kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang atau jasa, pada umumnya tidak dilakukan sendiri, tetapi dilakukan bersama-sama dengan orang lain. Pada zaman modern ini tidak ada kegiatan atau usaha untuk menghasilkan barang dan jasa dilakukan oleh seorang diri. Semakin besar dan komplek dalam meraih cita-cita atau tujuan didalam mewujudkan suatu barang atau jasa yang diingin , semakin banyak orang yang terlibat dalam kegiatankegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa yang dituju / diinginkan tersebut. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 1

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Dalam menghasilkan suatu barang atau jasa melibatkan banyak orang sehingga perlu pengaturan kerja atau pengelolaan kerja dari orang-orang tersebut. Pengelolaan orang-orang yang bekerja untuk menghasilkan barang, atau jasa dalam kegiatan mencapai tujuan itulah yang disebut manajemen. Manajemen sudah dipakai dalam semua kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa atau untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen telah dipakai oleh badan-badan usaha, pemerintah, organisasi sosial dan organisasi-organisasi lain. Badan usaha jasa konsultan, jasa konstruksi, developer, memerlukan manajemen. Demikian pula dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi juga memerlukan manajemen. Oleh karena itu mahasiswa teknik sipil perlu diberi bekal manajemen konstruksi sebagai wujud kompetensi lulusan begitu pula para pelaksana lapangan dan pengawas lapangan sebagai petugas perusahaan yang mempunyai tugas berkaitan dengan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan konstruksi perlu diberikan latihan manajemen konstruksi, yang cakupannya meliputi : - Dasar-dasar manajemen, dan - Penerapan atau aplikasi dasar-dasar manajemen pada pelaksaanan pekerjaan konstruksi / manajemen konstruksi. Tujuan : Setelah mempelajari diktat ini diharapkan mahasiswa /pembaca akan lebih memahami / mengerti tentang : - Pengertian dan Peran Manajemen - Analisa Input dan Output dalam Manajemen - Misi dan tujuan Manajemen - Proses atau Fungsi Manajemen - Sumber-sumber Manajemen

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

BAB II DASAR DASAR MANAJEMEN


II.A. Latar Belakang Praktek manajemen telah dilakukan oleh manusia sejak manusia melakukan kegiatan atau usaha secara bersama-sama (tidak dilakukan sendiri) dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun baru pada jaman revolusi industri berlangsung, manajemen dirumuskan secara ilmiah. Pelopornya adalah seorang insinyur yaitu F.W. Taylor yang bekerja di pabrik yang mengerjakan banyak orang. Terdorong oleh upaya untuk mencapai efisiensi dalam produksi maka F.W. Taylor mulai merumuskan apa yang dialami dalam praktek ke dalam produktfiitas kerja dan akhirnya ke manajemen. Sejak itu maka berkembanglah ilmu manajemen dirumuskan terutama di negara-negara industri. II.B. Pengertian Manajemen Manajemen sebagai ilmu baru dan dibutuhkan, maka terus berkembang, sejalan dengan perkembangan itu maka banyak ahli yang merumuskan pengertian dan arti manajemen. Di bawah ini disampaikan beberapa devinisi atau pengertian manajemen sebagai bahan pembahasan lebih lanjut. 1. F.W. Taylor, pelopor ilmu manajemen dan dijuliki bapak ilmu manajemen merumuskan manajemen sebagai berikut : Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya Manusia, uang, bahan dan alat yang dianalisa dan diatur secara defektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2. Dalam Encyclopedia of Management Science dituliskan arti manajemen sebagai berikut : - Manajemen adalah suatu proses memimpin untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan - Manajemen adalah suatu proses menganalisa, menetapkan tujuan, sasaran serta penjabaran tugas dan kewajiban secara baik dan efisien - Manajemen adalah suatu proses untuk menciptakan, memelihara dan mengoperasikan organisasi dengan tujuan tertentu melalui upaya manusia yang sistematika, terkoordinasi dan kooperatif 3. Dr. Sondang P. Siagian pakar manajemen Indonesia memberikan definisi sebagai berikut : Manajemen adalah suatu proses pelaksanaan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

II.C.

Analisa Untuk Memahami Manajemen Untuk memahami Pengertian Manajemen dari berbagai definisi tersebut, perlu digunakan cara yang sederhana dan yang berkaitan erat dengan bentuk dasar kegiatan atau usaha manusia. Cara itu adalah analisa sistem input proses dan produk, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

INPUT

PROSES

OUTPUT

Catatan : Sistem adalah suatu rangkaian yang saling bergantung, berupa networking /jaringan kerja yang koheren Sebagai sistem atau jaringan ada yang terbuka dan ada yang tertutup Untuk memberikan gambar nyata hubungan input proses output dalam praktek kehidupan, dibawah ini diberikan contoh hubungan input proses dan output / hasil dari produk pembuatan adukan beton.

Input : - Semen / PC - Koral / Kricak - Pasir - Air

Proses : - Mesin penuang Material - Mesin pengaduk / Molen

Output: Adukan / beton

Keterangan : I : Input pembuatan adukan beton berupa air, semen, pasir dan kerikil P : Proses adalah pengadukan material itu di mesin aduk O : Output adalah hasil proses berupa adukan beton Manajemen sebagai suatu sistem dapat dilihat dari bentuk dasar proses produk tersebut. Berdasarkan analisa sistem input proses produk tersebut maka dalam menganalisa manajemen dapat disusun pertanyaan sebagai berikut : Apakah masukan / input manajemen itu ? Bagaimana proses manajemen tersebut ? Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 4

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Apakah luaran / hasil / output manajemen itu ?

Jawaban atas pertanayan itu adalah sebagai berikut : - Masukan (input) manajemen, berupa jasa manusia (man), uang (money), bahan (material), peralatann (machine), dan metode (method) yang lazim disebut pula sebagai sumber manajemen dan disingkat dengan 5 M. - Proses manajemen disebut pula fungsi manajemen terdiri dari proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksana (actuating) dan pengendalian (controling). Lazim disebut : POAC - Luaran (output) manajemen identik dengan tujuan atau sasaran manajemen. Artinya hasil/output manajemen mestinya sama dengan tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen. Secara tabel, analisa Input-Output adalah seperti tersebut dibawah ini :
Masukan/Input dalam Manajemen

Proses dalam Manajemen

Output dalam Manajemen

1. 2. 3. 4. 5.

Manusia (Man) Uang (Money) Bahan (Material) Mesin (Machine) Metoda (Method) 5M

1. 2. 3. 4.

Perencanaan Pengorganisasian Pelaksanaan Pengendalian POAC

Tujuan / Hasil

Tujuan / produk

Proses manajemen merupakan proses tertutup. Gambaran proses tertutup itu adalah sebagai berikut :

PENGENDALIAN ( CONTROLLING )

PERENCANAAN ( PLANNING )

MENEJER
PENGORGANISASIAN ( ORGANITATIONS )

PELAKSANA ( ACTUATING )

Dari uraian uraian tentang manajemen tersebut diatas, terlihatlah bahwa manajemen mempunyai tiga unsur pokok yaitu : - Adanya unsur tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen - Adanya proses / fungsi-fungsi manajemen untuk pencapaian tujuan manajemen

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Adanya unsur Sumber Daya Manajemen sebagai masukan proses manajemen

II.D

Unsur-unsur Manajemen 1. Tujuan a. Perumusan Tujuan Tindakan pertama manajemen adalah merumuskan tujuan sesuai dengan misi organisasi yang diembannya. Tujuan harus dirumuskan secara jelas, tegas dan lugs. Perumusan tujuan yang kurang jelas, kuran tegas dan kurang lugas dapat menimbulkan banyak penafsiran atau salah tafsir sama sekali. Rumusan tujuan yang salah mengakibatkan perumusan untuk mencapai tujuan itu salah pula. Akibat berikut adalah sumber daya yang disiapkan akan salah pula. Bila hal seperti itu terjadi maka akan terjadi pemborosan dan tujuan organisasi tidak akan tercapai seperti yang diharapkan. Tujuan yang dirumuskan dengan jelas, tegas dan lugas akan mudah dipahami oleh orang-orang di dalam organisasi. Apabila orang-orang dalam organisasi mengerti dengan jelas tujuan organisasi maka dengan mudah pula untuk mengerti peran dan fungsinya dalam organisasi sehingga orang-orang dalam organisasi dapat melakukan kegiatannya atau tugasnya dengan benar. Tujuan sebaiknya dirumuskan dalam satu kalimat dengan katakata yang singkat tetapi padat. Coba rumuskan apakah tujuan dari perusahaan kontraktor atau konsultan dimana anda bekerja. b. Misi dan Tujuan Di masyarakat terdapat bermacam-macam organisasi, organisasiorganisasi itu mempunyai misi dan tujuan yang berbeda-beda. Misal : - Organisasi Pemerintah, mempunyai misi memberi pelayanan pemerintah kepada masyarakat Tujuannya adalah agar tercipta tatanan kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan teratur - Organisasi sosial mempunyai misi kesejahteraan bagi semua orang. Tujuannya adalah meringankan beban hidup atau penderitaan dari orang-orang atau sebagian anggota masyarakat - Organisasi Usaha mempunyai misi memberikan jasa atau menyediakan produk-produk kebutuhan hidup masyarakat Tujuannya adalah mencari untung

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

c. Tahapan dan Sasaran Tujuan organisasi ada yang dapat dicapai dalam waktu yang singkat tetapi ada yang memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan pentahapan dari tujuan itu, Contoh : Pembangunan Nasional, disusun dalam Tahapan sebagai berikut : - Tujuan jangka panjang (kurun 25 tahun) - Tujuan jangka menengah (kurun 5 tahun) - Tujuan jangka pendek (kurun 2 tahun) Selain dari pada itu, ada tujuan yang baru dapat dicapai setelah berbagai sasaran telah dapat diselesaikan terlebih dahulu sebagai contoh : Swasembada pangan dapat dicapai setelah : - Tujuan Pembangunan Irigasi tercapai - Tujuan Pembangunan Pabrik Pupuk tercapai - Tujuan Pembangunan Bibit Unggul didapat - Tujuan Pembangunan teknologi cocok tanam padi didapat 2. Proses Proses merupakan kegiatan atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Langkah tersebut adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. A. Perencanaan Perencanaan merupakan proses pemikiran, perumusan, pembuatan alternatif serta pengambilan kepuasan. Dalam perencanaan memanfaatkan sumber daya telah didesain secara efisien dengan telah memasukkan faktor-faktor yang dapat menghambat atau sebagai penghalang dalam rangka pencapaian tujuan. Perencanaan merupakan penjabaran tujuan ke dalam kegiatankegiatan dan jadwal sumber daya yang diperlukan. 1) Langkah dalam membuat rencana - Rumuskan tujuan dengan baik - Kumpulkan data, fakta dan informasi yang berkaitan dengan tujuan - Analisa, klasifikasi dan menentukan data fakta yang berkaitan dengan tujuan - Buat alternatif - Cari alternatif yang paling baik - Pilih alternatif / keputusan - Buat juklak dan juknis pelaksanaan - Monitoring dan evaluasi pelaksana

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

2) Pertanyaan-pertanyaan dalam perencanaan Dalam merencanakan sesuatu harus dilakukan secara kritis. Untuk itu dalam merencanakan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : - Apa tujuan yang akan dicapai - Mengapa tujuan itu harus dibuat - Dimanakah kegiatan-kegiatan harus dilaksanakan - Kapan kegiatan dilaksanakan dan kapan tujuan harus dicapai - Siapa saja yang ditugasi untuk melaksanakan kegiatankegiatan itu - Bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan itu B. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah upaya untuk menyusun, mengelompokkan kegiatan, menstrukturkan serta mewadahi kegiatan-kegiatan dalam suatu bagan organisasi. Menyusun tata laksana serta tata hubungan unit-unit dalam organisasi tersebut, memilih dan menetapkan orang-orang serta pengaturan penugasan, dan memberikan hak dan kewajiban kepada orangorang tersebut di dalam organisasi. a. Struktur Organisasi 1) Pengertian Struktur organisasi adalah struktur hirarki atau hubungan tugas, wewenang dan tanggungjawab dari unit-unit kerja dan orang-orang dalam organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Organisasi diartikan pula sebagai suatu jaringan informasi formal dari organisasi dalam rangka pengambilan keputusan dan pelaksanaan arti tugas-tugas yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Dasar-dasar menyusun Struktur Organisasi Sebagaimana sudah diuraikan dalam butir-butir terdahulu organisasi adalah wadah dari kegiatan yang dilaksanakan oleh orang-orang yang bekerja dalam mencapai tujuan. Struktur organisasi hakekat adalah struktur hirarki, wewenang dan tanggungjawab dari orang-orang dari unit kerja dalam organisasi. Menyusun struktur organisasi pada hakekatnya adalah menyusun dan mengelompokkan kegiatan-kegiatan dalam suatu struktur atau pola menurut hirarki tugas dan wewenang, kemudian menugaskan orang-orang untuk melaksanakan tugas dan kegiatan itu.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

a. Langkah-langkah menyusun struktur organisasi adalah : - Merumuskan tujuan yang telah ditetapkan dalam pengertian dikenali permasalahannya sampai diketahui struktur masalahnya - Menetpakan metode yang akan dipergunakan dalam mencapai tujuan - Menginventarisir usaha dan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan - Mengelompokkan dan menyusun kegaitan dalam suatu susunan urutan yang logis dan menurut urutan prioritas - Membuat struktur organisasi berdasarkan kelompok dan kegiatan serta memperhatikan norma dan batasbatas yang berlaku dalam organisasi. b. Dasar-dasar mengelompokkan usaha dan kegiatan Pengelompokan usaha dan kegiatan dapat didasarkan pada : - Pengelompokan berdasarkan proses - Pengelompokan bredasarkan bagian pekerjaan - Pengelompokan berdasarkan wilayah - Pengelompokan berdasarkan waktu - Pengelompokan berdasarkan produk - Pengelompokan berdasarkan peralatan Contoh struktur organisasi, menurut pembagian tugas / kegiatan berdasarkan proses, wilayah, waktu, produk, alat dan bagian pekerjaan

KEPALA

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

PENGAWASAN

Pembagian kegiatan menurut proses.

KEPALA

WIL. BARAT

WIL. TENGAH

WIL. TIMUR

Pembagian kegiatan menurut pembagian wilayah.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin
KEPALA

KELOMPOK PAGI

KELOMPOK SORE

KELOMPOK MALAM

Pembagian kegiatan menurut pembagian waktu.

KEPALA

DIVISI GEDUNG

DIVISI JALAN

DIVISI IRIGASI

Pembagian kegiatan menurut pembagian produk.

KEPALA

DIVISI ALAT ANGKUT

DIVISI ALAT ANGKAT

DIVISI ALAT APUNG

Pembagian kegiatan menurut pembagian alat.

KEPALA

BAGIAN STRUKTUR

BAGIAN FINISHING

BAGIAN UTILITAS

Pembagian kegiatan menurut pembagian pekerjaan.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

10

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

b. Type struktur organisasi Ada beberapa struktur organisasi Namun yang sering dipakai 3 (tiga) tipe, yaitu ; - Struktur organisasi Lini - Struktur organisasi Staf - Struktur organisasi Lini dan Staf

DIREKTUR

BAGIAN STRUKTUR

BAGIAN FINISHING

BAGIAN UTILITAS

PRODUK PRODUK PRODUK Contoh : - Struktur Organisasi Lini - Organisasi perusahaan produksi biasanya menggunakan type organisasi Lini

DIREKTUR

BAGIAN ARSITEKTUR

BAGIAN STRUKTUR

BAGIAN LANDSCAPE

Contoh : - Struktur organisasi Staf Organisasi perusahaan konsultan menggunakan tipe organisasi Staf

biasanya

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

11

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin
DIREKTUR STAF STAF

OPERASIONAL

OPERASIONAL

OPERASIONAL

Contoh : - Struktur organisasi Lini dan Staf Organisasi Instansi Pemerintah (Departemen) umumnya menggunakan tipe organisasi Lini dan Staf c. Batasan atau Limitasi Dalam menyusun struktur organisasi perlu memperhatikan batasan atau limitasi sebagai berikut : - Struktur organisasi disusun berdasarkan kebutuhan untuk suatu periode tertentu. - Struktur organisasi di susun berdasarkan kemampuan / sumber daya. - Struktur organisasi disusun dengan mempertimbangkan Span of Control (rentang kendali) yang dalam batas jangkauan. - Struktur organisasi disusun dengan mempertimbangkan kemampuan sistem informasi yang akan digunakan. C. PELAKSANAAN (ACTUATING) Pelaksanaan adalah suatu upaya dari pimpinan untuk menggerakkan orang-orang yang telah ditugaskan dalam suatu organisasi yang baik sehingga tujuan dapat dicapai sebaikbaiknya. Keberhasilan untuk menggerakkan orang-orang tersebut tergantung kemampuan dalam : - Kemampuan (Leader Ship) - Kemampuan berkomunikasi (communication) - Kemampuan dalam koordinasi (coordinating) 1. Kepemimpinan Bagi seorang pemimpin, apakah dia adalah pemimpin tingkat atas, menengah atau pemimpin dasar harus mempunyai kemampuan memimpin. Ada yang mengatakan kepemimpinan adalah bakat seseorang. Jadi tidak semua orang dapat memimpin. Pendapat itu ada benarnya, tapi tidak mutlak. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 12

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Kemajuan ilmu, khususnya dalam ilmu sosial memungkinkan kepemimpinan dapat dipelajari dan dapat dilatihkan kepada para calon pemimpin. Agar pemimpin berhasil dalam memimpin, ia harus berorientasi kepada tugas dan kepada orang-orang dalam organisasi. a) Orientasi Kepada Tugas - Setiap orang harus diberitahu tentang tujuan serta dijelaskan perannya dalam organisasi dan dalam rangka mencapai tujuan - Setiap orang di lingkungan diberi tugas, kewajiban dan hak yang jelas - Dibuat prosedur kerja yang jelas - Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab yang jelas - Kriteria yang jelas atas penilaian hasil kerja b) Orientasi Kepada Orang / Individu Manusia - Selalu memberi contoh, memberi bimbingan dan dorongan (ing ngarso sung tulodo, ing madyo mbangun karso tutwuri handayani) - Jangan memperlakukan orang seperti mesin - Memberi perhatian, pujian kepada yang berprestasi, sebaliknya berilah tegoran yang wajar bagi yang salah / kurang berprestasi - Upayakan ada pertemuan-pertemuan yang bersifat tidak formal - Ciptakan suasana kerja yang harmonis c) Type Pemimpin Setiap orang mempunyai sifat dan tabiat sendiri. Dalam memimpin suatu organisasi sifat dan tabiat itu berpengaruh. Dengan adanya tabiat dan pengaruhpengaruh itu, maka melahirkan berbagai type pemimpin. Tipe pemimpin sangat banyak dan bervariasi. Secara umum tipe kepemimpinan dibagi dalam tiga kelompok yaitu Type otoriter, laissez dan demokratis. - Pemimpin yang Otoriter Pemimpin type ini tidak senang terhadap usul karyawan Perintahnya adalah mutlak Bawahan cenderung menjadi penurut, kurang berinisiatif, takut mengambil resiko. Akibatnya banyak laporan dibuat Asal Bapak Senang (ABS) sehingga masalah-masalah dalam organisasi yang jelek tidak diketahuinya

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

13

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Pemimpin yang Laissez-faire Pimpinan type ini, kurang berani mengambil resiko, bimbing dalam pengambilan keputusan. Sangat menurut kepada bawahan. Pimpinan yang Demokratis Pemimpin type ini pimpinan yang suka pada inisiatif bawahan, toleran terhadap usulan-usulan yang konstruktif mau mendengar kritik dan keluhan bawahan. Pemimpin type ini sifatnya terbuka. Hal-hal yang penting dibicarakan dengan bawahannya.

2. Komunikasi Komunikasi adalah proses menyampaikan dan menerima informasi atau pesan. Komunikator : yang menyampaikan pesan/informasi Komunikan : yang menerima pesan/informasi Pesan/informasi : yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan Didalam system komunikasi /Informasi yang dibangun haruslah terlebih dahulu dibuat rencana jaringan kerja / network planning, dimana perencanaan dalam membuat nerworking sangat menentukan untuk pencapaian efisiensi dan efektivitas sehingga akan didapat kemudahan dan penghematan dana / meminimalkan cost. Komunikasi ada yang searah dan ada yang dua arah Komunikasi searah
INFORMASI / PESAN

KOMUIKATOR

KOMUNIKAN

Komunikasi dua arah PESAN

KOMUNIKATOR

KOMUNIKAN

PESAN BALIK Pimpinan harus baik berkomunikasi dengan atasan maupun dengan bawahan serta dengan teman sejawatnya. Dengan atasan harus mampu memberikan laporan yang ringkas, jelas, dan gamblang baik secara tertulis maupun lisan. 14

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Dengan bawahan harus memberikan perintah yang jelas dan tegas baik secara lisan maupun secara tertulis. Bagi para pelaksana lapangan/pengawas lapangan dalam berkomunikasi dengan bawahan harus hati-hati. Terutama dalam komunikasi lisan jangan menggunakan kata-kata yang tidak sopan, yang dapat menyinggung perasaan atau menimbulkan amarah. Pergunakan kata-kata yang dapat memberikan dorongan dan motivasi kerja. Upayakan menjadi pendengar yang baik.

Artinya, bila atasan sedang memberikan perintah atau pengarahan diperhatikan dengan baik. Demikian pula bila bawahan sedang memberi laporan usahakan didengar dengan seksama. 3. Koordinasi Kegiatan dalam organisasi dilakukan oleh orang-orang atau unitunit kerja. Pimpinan harus mampu mengkoordinasikan orang-orang atau unit kerja, agar satu sama lain dapat mendukung pencapaian tujuan secara bersama. Tidak ada gunanya satu unit kerja dapat bekerja cepat sedangkan unit lain lambat. Karena hasil akhir adalah hasil unit secara bersama. D. PENGENDALIAN / CONTROLLING Pengendalian merupakan upaya agar pelaksanaan sesuai dengan rencana. Oleh karena itu hubungan perencanaan dan pengendalian sangat erat. Perencanaan merupakan input sedang pengendalian merupakan proses untuk mencapai hasil dari umpan balik perencanaan. Pengendalian tidak dapat dilaukan tanpa ada rencana.

PERENCANAAN

PENGORGANISASIAN

PELAKSANAAN

PENGAWASAN

Tujuan pengawasan adalah : - Agar tujuan dapat dicapai seperti rencana - Agar pelaksanaan dapat berjalan seperti yang direncanakan - Agar pemanfaatan sumber daya sesuai dengan rencana - Agar dapat diketahui secara dini bila ada penyimpangan - Agar mutu hasil kerja dapat terjaga tetap baik Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 15

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

II.E.

Sumber Manajemen Sumber manajemen adalah masukan manajemen terdiri dari unsur manusia, uang, bahan, alat dan metoda (man, money, material, machine, method = 5 M) 1. Manusia. Yaitu semua jasa manusia yang bekerja untuk organisasi. Mulai dari tenaga pemimpin, staf, pelaksana sampai tenaga pembantu. Manusia adalah sumber manajemen yang paling penting. Manusialah yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu manajemen dalam mencapai tujuannya. Manusialah yang memanfaatkan bahan, membelanjakan uang, menggunakan mesin dan melakukan metode kerja yang ditenetukan. Sumber manajemen seperti uang, bahan, alat dan metodet idak akan ada gunanya bila sumber daya manusia tidak tersedia atau mutunya rendah. Dalam manajemen modern manusia tidak dipandang sebagai sumber daya belaka, tetapi sudah merupakan aset atau kekayaan organisasi. 2. Uang Uang merupakan sumber daya yang penting. Semua kegiatan bahan, alat, tenaga kerja dan lain-lain dapat diukur / dinilai dengan uang. Dengan ukuran uang inilah kegiatan manajemen dapat direncanakan, dilaksanakan dan diukur hasilnya (untung atau rugi). Oleh karena itu pengelolaan uang dalam organisasi sangat penting. 3. Bahan Bahan adalah bahan-bahan pelaksanaan pekerjaan. yang dibutuhkan dalam tahap

4. Alat Alat adalah alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam setiap tahap pekerjaan dalam proses manajemen. 5. Metoda Metode adalah cara atau sistem kerja yang digunakan dalam setiap proses manajemen. Pada pekerjaan konstruksi metode kerja dapat dilakukan dengan cara sederhana atau tradisional atau dengan cara modern. Cara kerja sederhana umumnya padat karya (banyak menggunakan tenaga kerja). Cara modern pada umumnya padat modal (banyak menggunakan alat). Dalam menerapkan metode pelaksanaan harus sudah dipertimbangkan faktor-faktor, efisiensi, efektifitas, produktifitas, serta keselamatan dan kesehatan kerja.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

16

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Sekalipun pekerjaan konstruksi pada umumnya sama, namun keadaan lapangan kadang-kadang menuntut metode kerja tertentu. Misalnya membuat bangunan pada lahan kering, metode kerjanya lain dengan bangunan pada lahan yang basah yang keadaan tanahnya lembek. II.F. Rangkuman Dari uraian dimuka maka anda telah mengetahui dasar-dasar manajemen yang dapat dirangkum sebagai berikut : o Manajemen sudah merupakan kebutuhan dalam semua kegiatan manausia dalam memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa o Manajemen dalam pengertian sederhana adalah kegiatan bersama dari dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan o Untuk memahami manajemen dapat dilakukan dengan pendekatan sistem : Input Proses Produk o Input manajemen atau sumber manajemen adalah Man, Money, Meterial, Machine dan Method (5M) o Proses manajemen adalah Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC) o Output manajemen adalah identik dengan tujuan manajemen o Dalam manajemen kepemimpinan adalah hal yang esential Banyak faktor yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang. Namun ada faktor utama yang menentukan yaitu kemampuan pemimpin dalam berkomunikasi. Pertanyaan 1. Mengapa manajemen pada jaman modern ini sudah menjadi kebutuhan ? 2. Apa pengertian sederhana manajemen itu ? 3. Dengan pendekatan sistem maka : o Apakah yang dimaksud dengan output manajemen ? o Apakah yang terjadi dengan proses manajemen ? o Apakah yang menjadi Input Manajemen ? 4. 5 M adalah sumber manajemen, sebutkan 5M itu serta mana yang terpenting dan mengapa demikian ? 5. POAC adalah proses atau fungsi manajemen. Jelaskan ! 6. Dalam perencanan apa yang harus dilakukan, serta apakah langkahlangkahnya ? 7. Apakah yang dimaksud pengorganisasian itu ? 8. Apakah yang dimaksud dengan organisasi staf dan lini itu ? 9. Menggerakkan orang dalam organisasi faktor kepemimpinan sangat penting o Apakah yang dimaksud kepemimpinan itu ? o Ada berapa type pimpinan dan coba jelaskan ! 17

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

o Apa rumusan kepemimpinan menurut Ki Hajar Dewantoro ? 10. Pengawasan itu untuk apa ? coba jelaskan ! Setelah mengikuti atau mempelajari Sub Modul ini diharapkan peserta akan lebih mampu dalam melakukan tugas sebagai pelaksana lapangan/ pengawas lapangan khususnya dalam : Menetapkan dirinya sebagai petugas perusahaan yang ditempatkan di apangan Mengelola lingkup kerja yang menjadi tanggungjawabnya Motivasi kerja yang lebih besar, efisien dan produktif Tanggungjawab terhadap tugas lebih besar

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

18

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685


BAB III

Zainuddin

MANAJEMEN PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


III.A. LINGKUP 1. Pengertian
Proyek atau Pekerjaan Konstruksi adalah suatu kegiatan investasi yang menggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu (Bappenas TA-SRRP, 2003). Sedang yang dimaksud dengan manajemen pada pekerjaan konstruksi adalah merupakan tata cara/dan atau pengelolaan proyek yang terdiri dari kegiatan investasi yang menggunakan faktor-faktor produksi atau sumber daya (manusia, material, peralatan, keuangan, metode/teknologi) untuk menghasilkan sebuah Bangunan (berupa barang/jasa), yang diharapkan ada keuntungan. Maka dalam pelaksanaan proyek, bagi para penyelenggara proyek terutama pelaksana (jasa konstruksi /pemborong) hendaknya dapat melaksanakan tugasnya secara professional dalam menyediakan seluruh faktorfaktor produksi atau sumber daya yang diperlukan oleh suatu proyek, untuk memenuhi maksud dan tujuan proyek secara sukses yaitu dicapainya standar mutu yang disyaratkan, serta biaya dan waktu yang telah ditetapkan.

Sedangkan yang dimaksud dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah tahap pelaksanaan kontrak, yaitu tahap pelaksanaan setelah pihak pemilik dan pihak kontraktor menandatangani kontrak pekerjaan konstruksi (untukpekerjaan yang dikontrakkan). Setelah menandatangani kontrak, kontraktor harus segera melaksanakan pekerjaan di lapangan/site. Untuk itu kontraktor akan menunjuk seorang site manager (untuk proyek besar) atau seorang pelaksana lapangan (untuk proyek sedang/kecil) dan untuk bertindak sebagai wakil kontraktor dilapangan sekaligus menjadi penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Site manager atau pelaksana lapangan yang ditunjuk adalah pimpinan / manager di lapangan. Sebagai pimpinan/manager yang bertanggungjawab atas kelancaran pekerjaan di lapangan dan bertanggungjawab atas terwujudnya bangunan yang dibuat menurut persyaratan yang ditentukan harus mampu bertindak sebagai manager. Site manager / pelaksana lapangan dituntut kemampuannya dalam mengelola atau memanager pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Dengan bekal pengertian-pengertian dasar-dasar manajemen yang telah dibahas dimuka, maka diharapkan para site manager / pelaksana lapangan akan tidak mengalami kesulitan dalam mengelola, mengendalikan dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang menjadi tanggung jawabnya.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

19

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

2. Analisa Manajemen

INPUT

PROSES

OUTPUT

Berbekal teori analisa sistem : Input Proses Produk -, seorang site manager / pelaksana lapangan dapat menganalisa tugasnya dengan merumuskan jawaban atau pertanyaan sebagai berikut : - Apakah output/tujuan manajemen pelaksana pekerjaan konstruksi itu ? - Bagaimana proses untuk mencapai tujuan itu ? - Masukkan apa saja dalam proses pelaksanaan itu ? Secara diagram dapat digambarkan Input Proses Produk dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. 3 DOKUMEN
KONTRAK

4 SUMBER
DAYA (5M)

2
PELAKS. PEK. KONSTRUKSI

1 BANGUNAN

5 PERATURAN
STANDRT. KONSTRUKSI

1. Tujuan : Tujuan mewujudkan bangunan sesuai persyaratan yang ditentukan 2. Proses : Proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol 3. 3,4 dan 5 : Input terdiri dari : 3 = Adalah dokumen kontrak yaitu kontrak dengan lampiranlampiran (gambar rencana, Rkas, Anggaran, SPK, dan lain-lain) 4 = (SD) ; Adalah Man, Money, Material, Machine and Method 5 = Adalah peraturan dan standar-standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dipersyaratkan misalnya : - Dipersyaratkan pekerjaan beton mengikuti FBI 1971 - Dipersyaratkan pekerjaan aspal mengikutistandar pengaspalan dari DIT JEN BINA MARGA DEPT. PU ; - Dipersyaratkan untuk mengikuti peraturan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja); - Dan lain-lain Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 20

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

III.B. TUJUAN MANAJEMEN PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI 1. TUJUAN Menurut teori tujuan perlu dirumuskan secara jelas, padat dan tegas. Apabila anda ditugaskan sebagai site manager / pelaksana lapangan untuk membuat suatu bangunan, coba sebutkan rumusan tujuan itu ! Lepas dari rumusan anda, disini suatu rumusan yang akan digunakan untuk dasar diskusi amplikasi manajemen pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Rumusan tersebut adalah sebagai berikut : Tujuan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah untuk mewujudkan atau membuat bangunan sesuai dengan spesifikasi / mutu yang dipersyaratkan, dalam waktu yang telah ditentukan dengan biaya seefisien mungkin, agar dapat diperoleh keuntungan. Dari uraian rumusan tujuan tersebut ada tiga unsur yang perlu mendapat perhatian dari pada site manager atau pelaksana lapangan yang bertugas mewujudkan bangunan. Ketiga unsur itu adalah :

WAKTU (Time)= T

BIAYA (Cost)= C

MUTU (Quantity)= Q

T, Q, C merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi : TQC dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan seorang site manager / pelaksana lapangan dalam tugasnya. Apabila bangunan dapat diselesaikan dalam waktu yang ditentukan, dengan mutu yang sesuai dengan spesifikasi serta dengan biaya yang sesuai dengan rencana, maka site manager / pelaksana lapangan yang bersangkutan telah berhasil dengan baik. Dalam melaksanakan tugasnya. a. Waktu Waktu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi telah ditentukan dalam dokumen kontrak. Keberhasilan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat diukur dari waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Bila pekerjaan dapat diselesaikan (dapat diserahkan ke pemilik) tepat atau dalam tempo lebih cepat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 21

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

dari waktu yang ditentukan, suatu tanda site manager / pelaksana lapangan berhasil dengan baik dalma menjalankan tugasnya. Sebaliknya bila lambat dari waktu yang ditentukan dan tidak ada alasan yang kuat yang mendukung keterlambatan proyek, maka itu suatu tanda kurang berhasil. Perlu diperhatikan waktu sehari semalam 24 jam. Waktu berjalan terus, waktu yang hilang akan dapat kembali. Kehilangan waktu berarti kerugian dan kehilangan kesempatan. Bagi perusahaan waktu adalah uang. Oleh karena itu waktu harus dikelola, dimanfaatkan sebaik-baiknya. b. Mutu Bangunan yang dapat diselesaikan dengan mutu yang baik, menunjukkan bahwa site manager / pelaksana lapangan telahbekerja dengan cermat dan teliti. Hasil kerja yang bermutu akan memberi nilai lebih bagi perusahaan. Karena perusahaan akan mendapat kepercayaan dari owner dan masyarakat. Perlu diingat, bangunan dibuat untuk dimanfaatkan dalam waktu lama. Bila ada bangunann yang dibuat dengan mutu yang kurang baik, akan dilihat orang banyak dan akan dipertanyakan siapa yang membuat bangunan itu ? kalau ini terjadi, maka perusahaan anda dan anda sendiri akan tidak dipercaya untuk melakukan pembangunan di lain kesempatan. Untuk dapat menghasilkan mutu bangunan yang baik perlu mendapat perhatian tentang : Mutu bahan bangunan yang digunakan Alat yang digunakan Metode kerja yang cocok Mutu /ketrampilan tenaga kerja yang digunakan c. Biaya Bila site manager / pelaksana lapangan dapat menyelesaikan bangunan dalam waktu yang ditentukan dengan mutu yang baik serta dengan biaya yang seefisien mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara baik, sehingga kontraktor mendapat keuntungan, maka site manager / pelaksana lapangan telah melakukan tugas dengan sangat baik. Mestinya ia akan mendapat nama dalam perusahaan. Penggunaan biaya atau dana merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan. Penggunaan atau peningkatan dana yang baik, efisien dan efektif sangat berpengaruh akan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Oleh karena itu site manager / pelaksana lapangan dalam melakukan tugasnya harus berorientasi kepada efisiensi penggunaan dana. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

22

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Sikap hemat, cermat, teliti dan produktif dari para site manager / pelaksana lapangan dapat dibutuhkan. 2. PROSES Mengacu pada rumusan tujuan, yang unsur pentingnya adalah TQC, maka pelaksanaan pekerjaan perlu direncanakan sebaik-baiknya diorganisasikan agar tetap, dilaksanakan secara cermat, serta dikontrol agar semua rencana dapat dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga tujuan dapat dicapai. Perencanaan Berdasarkan pengertian dari dasar-dasar manajemen, maka perencanaan merupakan proses pemikiran, perumusan, pembuatan alternatif dan menetapkan keputusan. Pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi banyak sekali rencana yang harus disiapkan. Rencana-rencana itu antara lain : Rencana site (site plan) Rencana waktu (penjadwalan) Organisasi pelaksana Rencana sumber daya Rencana Anggaran Pelaksana (RAP). Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja. Rencana Kebutuhan Bahan dan Alat. Rencana Kerja dan Metode Kerja Rencana Teknis Gambar kerja. Gambar detail. Gambar yang dipersyaratkan dibuat oleh kontraktor. Rencana Pengendalian Untuk dapat membuat rencana-rencana itu maka site manager/ pelaksana lapangan perlu melakukan kegiatan-kegiatan. (1) Pengkajian Dokumen Kontrak Dalam mengkaji dokumen kontrak perlu dilakukan secara cermat, teliti dan kritis Pasal-pasal kontrak harus dipelajari dan dihayati benar apa maksudnya. Apabila ada pasal-pasal yang tidak jelas harus segera ditanyakan kepada pimpinan perusahaan. Gambar rencana dan spesifikasi harus dipelajari dengan teliti untuk mengetahui kemungkinan adanya kesalahan, kekurangan serta kurang adanya kejelasan Perhitungan-perhitungan perlu dicek, apabila tidak ada kekeliruan Perhitungan-perhitungan konstruksi colume, maupun biaya perlu mendapat perhatian Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 23

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Dokumen-dokumenn lain perlu diteliti, seperti dokumen penyerahan lahan, perijinan, SPK dan lain-lain (2) Peninjauan Lapangan Dalam meninjau lapangan perlu adanya pengecekan lebih teliti tentang : - Perlu pengecekan daerah kerja (site investation). Dicek kecocokan daerah kerja dalam gambar dan kenyataan. Pengecekan juga dilakukan terhadap patok-patok duga, keadaan jenis tanah, keadan drainase, status lahan apa sudah dibebaskan seluruhnya atau belum, apakah sudah ada surat penyerahan. Apakah sudah bersih, atau masih ada bangunan atau tanaman. Perlu dicek sumber bahan seperti air, batu, kerikil, pasir. Cuaca tinggi dan banjir, tinggi air tanah di daerah kerja perlu diketahui. - Keadaan masyarakat sekitar daerah kerja juga perlu dipelajari termasuk tersedianya tenaga kerja, kebiasaan masyarakat setempat, agama kepercayaan, dan lain-lain Daftar tokoh-tokoh yang berpengaruh, keadaan keamanan juga perlu diperhatikan. (3) Rencana Pelaksanaan Semua data informasi serta keterangan-keterangan yang didapat disusun sebagai bahan untuk menyusun rencana pelaksanaan. Rencana pelaksanaan yang perlu disusun antara lain : A Perencanaan daerah kerja (Site Plan) Site plan adalah rencana daerah kerja. Site plan merupakan rencana layout bangunan yang akan dibuat layout bangunanbangunan penunjang seperti, jalan kerja, letak beton / aspal plant, letak bedeng dan lain-lain. Layout bangunan fasilitas, seperti bangunan kantor, barak, gudang dan lain-lain. Dalam merencanakan site plan harus sudah dipertimbangkan faktorfaktro, kelancaran arus orang, bahan dan alat. Faktor efisiensi dan produksifitas kerja, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja. Penempatan kantor proyek, gudang, barak, penempatan alat, pintu keluar dan masuk proyek harus dipertimbangkan dan diperhitungkan secara masak dari segi egesiensi dan produktifitasnya.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

24

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Contoh Site Plan Pembangunan Jalan

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

25

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Contoh Site Plan Pembangunan Perumahan

Catatan : Kantor dan fasilitas proyek sebaiknya ditempatkan pada blok plan untuk taman (F)

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

26

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

B. Perencanaan kerja dan penjadwalan Penjadwalan adalah pengukuran (Ploting) kegiatan pelaksanan kedalam unsur waktu sepanjang masa pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Jadi unsurnya adalah kegiatan dan waktu. Kegiatan adalah semua kegiatan pelaksanaan sedang waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatankegiatan tersebut. Faktor waktu harus mendapat perbaikan karena banyak hal yang mempengaruhi, untuk dapat dimanfaatkan waktu secara produktif antara lain faktor cuaca, hari-hari libur, waktu istirahat, faktor lapangan dan lain-lain Beberapa azas dalam penjadwalan perlu diperhatikan antara lain : a. Pekerjaan yang dijadwalkan tidak boleh lebih dari kemampuan yang tersedia b. Misalnya apabila kita hanya mempunyai dua buldozer, rencanakan dengan kemampuan dua dasar itu ! c. Urutan pekerjaan mengikuti yang ditentukan. Contoh : membuat dinding, tentu pekerjaan pondasi harus telah selesai d. Pekerjaan yang mempunyai pengaruh pekerjaan lain harus diprioritaskan e. Penjadwalan harus menjamin kelangsungan pekerjaan secara menerus dalam keseluruhannya Perencanaan kerja dan penjadwalannya dapat dibuat dalam bentuk bar chart atau dengan jaringan kerja (Network Planning) Contoh sebuah Bar Chart sederhana
No. 1. 2. 3. 4. Pekerjaan Pek. Pondasi Pek. Struktur Pek. Fasilitas Pek. Finishing I Bulan Ke II III IV

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

27

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Contoh sebuah Network Planning 3

4
1. 2. 3. 4. 5. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Pondasi Pembuatan Kusen Pekerjaan Besi Beton Pekerjaan Struktur 6. 7. 8. 9.

8
Pekerjaan Finishing Pekerjaan Jalan, Halaman Pekerjaan Saluran Penyerahan

C. Perencanaan Sumber Daya Rencana kebutuhan tenaga kerja Tenaga kerja pada pekerjaan konstruksi terdiri dari tenaga yang tergolong tenaga ahli, pelaksana (supervisor), tenaga juru, operator tukag dan tenaga dasar. Kebutuhan tenaga dapat diidentifikasikan dan dihitung dari jenis dan pekerjaan dan volume pekerjaan dalam pekerjaan konstruksi bersangkutan serta dari struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Berdasarkan data dan perhitungan tadi, maka dapat disusun suatu tabel kebutuhan tenaga sepanjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi tersebut. Contoh :
No. 1. 2. 3. 4. Pekerjaan Pek. Pondasi Pek. Struktur Pek. Fasilitas Pek. Finishing 1.Tenaga Ahli 2.Supervisor 3.Operator +Mekanik 4.Juru 5.Tukang 6.Tenaga dasar JUMLAH Bulan Ke II III

IV

2 4 6 4 50 100 166

4 10 12 10 100 200 336

6 15 12 10 150 250 443

2 4 6 4 60 100 176

Rencana Kebutuhan Bahan Seperti pada perumusan kebutuhan tenaga, rencana kebutuhan bahan juga dibuat dalam tabel.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

28

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Contoh :
No. 1. 2. 3. 4. Pekerjaan Pek. Pondasi Pek. Struktur Pek. Fasilitas Pek. Finishing 1.Batu Kali 2.Batu Bata 3.Pasir 4.Kerikil 5.PC 6.Kayu Begisting 7.Baja Konstruksi 8.Baja Konstruksi TOTAL Bulan Ke II III

IV

Rencana kebutuhan alat Rencana kebutuhan alat, disusun seperti menyusun rencana kebutuhan bahan. Alat-alat yang dibutuhkan disusun dan dimasukkan kedalam tabel. Rencana biaya pelaksanaan (RAP) Semua kebutuhan (tenaga kerja, bahan, alat dan lain-lain) dapat dinyatakan dalam uang. Uang memengang peranan penting dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kelancaran pelaksanaan sangat tergantung dari kelancaran tersedianya uang. Oleh karena itu uang/ dana harus terjamin tersedianya. Namun demikian harus disadari dana itu selalu langka dan sulit mendapatkannya. Oleh karena itu penggunaan dana harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Satu sisi harus perlu tersedia dana, dilain sisi perlu dipertimbangkan, terlalu banyak dana menganggur juga tidak efisien. Oleh karena itu perlu dibuat perencanaan kebutuhan dana sepanjang pelaksanaan konstruksi, yang disebut Cash Flow. Dalam praktek pembayaran pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilakukan tiap minggu maka sebaiknya cash flownya dibuat dengan periode mingguan.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

29

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Contoh cash flow :


No. 1. 2. 3. 4. Pekerjaan Pek. Pondasi Pek. Struktur Pek. Fasilitas Pek. Finishing a.Upah a.Bahan a.Alat a.Overhead TOTAL Rp Rp Rp Rp Bulan Ke II III Keterangan.

IV

Dengan adanya perencanaan sumber daya, maka penyediaan dana akan mengikuti kebutuhan nyata. Dari rencana itu akan dihindari pembelian yang tidak tepat waktu. Misalnya tidak akan membeli cat pada awal pelaksanaan, karena pekerjaan finishing baru direncanakan pada akhir pelaksanaan. Perlu diketahui umumnya anggaran pelaksanaan lebih kecil dari harga kontrak. Harga kontrak pada dasarnya adalah : Anggaran pelaksanaan ditambah overhead perusahaan ditambah keuntungan. Bila anggaran pelaksanaan lebih besar dari harga kontrak berarti perusahaan akan rugi. D. Perencanaan Pengendalian Pelaksanaan Untuk maksud pengendalian pelaksanaan sebaiknya dibuat apa yang disebut Program Budget Controle. Program Budget Control adalah alat site Manager / Pelaksana Lapangan untuk mengikuti perkembangan atau kemajuan pekerjaan yang telah dicapai. Bagi site manager / pelaksana lapangan perlu setiap saat mengetahui kemajuan pekerjaan itu. Biasanya dinyatakan dalam %, misalnya berapa % pekerjaan pondasi telah dicapai. Berapa % pekerjaan struktur dicapai dan seterusnya

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

30

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Contoh Bagan Program Kontrol


No PEKERJAAN BOBOT R P R P R P R P R P R P R P R P R P P KUANTITAS KUALITAS R 1 2 3 WAKTU DALAM BULAN 4 5 6 7 8 9 10 11 KETERANGAN 12

1.

PEKERJAAN TANAH

2.

PEKERJAAN PONDASI

3.

PEKERJAAN STRUKTUR

4.

PEKERJAAN DINDING

5.

PEKERJAAN ATAP

6.

PEKERJAAN INSTALASI

7.

PEKERJAAN FINISHING PEKERJAAN JALAN DAN SALURAN PEKERJAAN HALAMAN TAMAN

8.

9.

PROSENTASE HARI/BLN KERJA PROSENTASE HASIL KERJA KETERANGAN : R = RENCANA ; P = PROSES PELAKSANAAN ;

Selain Program Budget Control, didesain berbagai Form laporan untuk maksud pengendalian. Seperti formulir laporan harian, formulir laporan mingguan, formulir kemajuan pekerjaan dan lain-lain. Macam-macam perencanaan yang telah disebut diatas merupakan perencanaan untuk maksud manajemen. Selain itu ada berbagai perencanaan yang bersifat teknis. Rencana teknis umumnya adalah gambar-gambar antara lain : 1. Gambar-gambar rencana detail dari bangunan yang belum dibuat / belum ada 2. Gambar-gambar rencana konstruksi bantu seperti gambar begisting 3. Gambar-gambar detail alat bantu yang harus dibuat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 31

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

4. Gambar-gambar bangunan pendukung/fasilitas yang harus dibuat, seperti kantor, barak, gedung, dll 3. PENGORGANISASIAN A. Struktur Organisasi Pengorganisasian adalah jawab atas pertanyaan siapa yang akan melaksanakan seluruh rencana itu. Dalam pekerjaan konstruksi ada berbagai organisasi yang terkait. Secara bagan dapat dilihat kaitan organisasi tersebut :

PEMILIK/PIMPRO

KONSULTAN /PERENCANA

PELAKSANAAN PEKERJAAN

KONSTRUKSI

KONSULTAN /PENGAWAS

SUB KONTRAKTOR

Dalam uraian ini yang dibahas secara khusus adalah organisasi dari kontraktor yang ada di site, yaitu organisasi pelaksana pekerjaan konstruksi. Pengorganisasian pada dasarnya adalah pewadahan kegiatankegiatan untuk mencapai tujuan kedalam struktur organisasi. Dengan demikian pengorganisasian pelaksanaan lapangan adalah mewadahkan kegiatan-kegiatan untuk tujuan membuat bangunan itu didalam struktur organisasi. Struktur organisasi disusun menurut kebutuhan atau menurut tujuan yang akan dicapai. Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan gedung tentu lain dengan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan jalan atau irigasi atau pemasangan pipa. Secara umum struktur organisasi pelaksanaan konstruksi adalah sebagai berikut :

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

32

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Untuk proyek besar

SITE MANAGER

TEKNIK

LOGISTIK

ADMINISTRASI

KEPALA PELAKSANA LAPANGAN

PEL.LAPANGAN I

PEL.LAPANGAN II

PEL.LAPANGAN III

Untuk proyek sedang


KEPALA PEL. LAPANGAN

STAF LAPANGAN

TEKNIK, ADMS

PEL.LAPANGAN I

PEL.LAPANGAN II

PEL.LAPANGAN III

Untuk proyek kecil

PELAKSANA LAPANGAN

ADMINISTRASI

MANDOR

MANDOR

MANDOR

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

33

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

B. Tata laksana Tata laksana adalah uraian tugas dan tanggungjawab dari unitunit kerja. Berikut diberikan uraian contoh singkat, tatalaksana untuk organisasi pelaksanaan menurut organisasi pada contoh diatas : 1. Site Manager - Site manager atau perusahaan bertanggungjawab kepada Pimpro / Direksi /Pemilik - Site manager bertanggungjawab kepada direksi perusahaan - Menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan - Menggerakkan bawahannya - Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan kepada perusahaan 2. Bagian Tehnik - Bertanggungjawab kepada manager - Melaksanakan pekerjaan - Membuat laporan - Melakukan administrasi tehnik 3. Bagian Logistik - Bertanggungjawab kepada Site Manager - Pengadaan bahan, alat serta pengelolaannya - Bertanggungjawab atas operasi alat-alat - Mendukung operasi dari pelaksanaan lapangan 4. Bagian Administrasi - Bertanggungjawab kepada site manager - Melakukan ketata usahaan - Melakukan administrasi keuangan - Kepegawaian dan ketenagakerjaan - Urusan rumah tangga 5. Kepala Pelaksana - Bertanggungjawab kepada site manager - Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan - Mengkoordinasikan dan memimpin para pelaksana lapangan 6. Pelaksanaan Lapangan - Bertanggungjawab kepada kepala pelaksana - Bertanggungjawab atas kelancaran pekerjaan yang menjadi kewajibannya - Memberi perintah kepada pembantu pelaksana / Mandor C. Pengisian Jabatan, Hak dan Tanggung Jawab Setelah uraian tugas ada, maka ditentukan persyaratan orangorang yang akan ditunjuk untuk memangku jabatan dalam organisasi. Proses pengisian jabatan adalah sebagai berikut : Merekrut / memilih orang-orang yang mempunyai kemampuan atau pengalaman seperti disyaratkan. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 34

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Menempatkan dengan memberikan pangkat dan penugasan kepada orang-orang tersebut (biasanya dengan surat keputusan dari DIRUT). Bersama dengan itu dijelaskan tugas, kewajiban tanggungjawab, serta hak-hak yang diperolehnya Contoh : Persyaratan jabatan Pelaksana Lapangan untuk pekerjaan 1. Pendidikan min. (STM Sipil/bangunan) 2. Pengalaman min. 3 tahun 3. Umur max. 45 tahun 4. Mempunyai Sertifikat Latihan Pelaksana Lapangan 5. Sehat, tidak boleh mengidap penyakit ayan 4. PELAKSANAAN Setelah semua rencana disusun, organisasi telah ditetapkan, orangorang telah ditunjuk, maka tahap selanjutnya adalah Pelaksanaan. Pelaksanaan hakekatnya adalah kegiatan menggerakkan, mengkoordinasikan dan memotifikasi orang-orang atau unit kerja dalam organisasi agar dapat melakukan tugas menurut aturan, efisien, produktif serta terkendali sehingga sasaran-sasaran dapat dicapai secara harmonis sehingga tujuan dapat dicapai sebaik-baiknya. Pada pelaksana pekerjaan konstruksi maka kegiatan lingkup pelaksanaan meliputi kegiatan memberi perintah, supervisi, inspeksi, evaluasi, koordinasi dan tindakan turun tangan. a) Memberi perintah Perintah adalah fungsi pimpinan disetiap eselon dalam menggerakkan orang-orang bawahannya atau perintah kepada rekanan untuk melakukan suatu pekerjaan/tugas. Perintah dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Untuk intern organisasi, perintah dituangkan dalam surat memo dinas / dalam buku harian. Perintah untuk pihak extern organisasi misalnya perintah kepada sub kontraktor / pemasok dituangkan dalam kontrak/Surat Perintah Kerja (SPK). b) Supervisi Supervisi merupakan fungsi pimpinan dalam arahan, bimbingan kepada bawahan untuk melakukan dengan baik dan teliti. supervisi terutama diberikan pelaksana pekerjaan yang berkaitan dengan tehnik konstruksi, teknologi dan metode kerja. c) Inspeksi Merupakan fungsi pimpinan dalam rangka pengecekan terhadap progres pekerjaan, mutu, waktu, penggunaan sumber daya, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

35

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

keselamatan dan kesehatan kerja. Inspeksi ada yang diprogram dan tidak. d) Evaluasi Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai laporan dan hasil temuan dalam inspeksi. e) Koordinasi Adalah kegiatan untuk menginkronkan bagian-bagian pelaksanaan pekerjaan, agar tidak terjadi sesuatu bagian lambat dan bagian lain terlalu cepat. Ini dilakukan dengan rapat antara pimpinan dan staf. f) Tindakan Turun Tangga Adalah keputusan pimpinan untuk memecahkan suatu masalah atau mengambil tindakan terhadap suatu persoalan. Pelaksanaan sangat erat dengan fungsi pimpinan, oleh karena itu berhasil atau tidaknya pelaksanaan sangat tergantung kemampuan pimpinan disetiap eselon dalam organisasi. Pimpinan dalam melakukan perintah, supervisi, maupun evaluasi, koordinasi dan tindakan turun tangga memerlukan kemampuan dalam menganalisa suatu masalah, pengambilan keputusan, tindakan, komunikasi, koordinasi serta hubungan dengan manusia (human relation). Perlu diingat bahwa pekerjaan konstruksi, adalah pekerjaan berat, keras dan dilakukan dialam terbuka, yang menyulut emosi orang. Oleh karena itu dalam memberikan perintah, supervisi, inspeksi dan kegiatan lain, perlu dilakukan secara bijaksana. Ajaran Ki Hajar Dewantoro dapat dijadikan pegangan oleh para site manager / pelaksana lapangan, yaitu : - Ingarso sung tulodo, artinya didepan pimpinan dituntut kemampuan dalam memberi contoh yang baik - Ing madyo mbangun karyo, artinya dalam manajemen pimpinan harus dapat memotivasi bawahan agar tergerak untuk bekerja dengan bergairah, bersemangat dan produktif - Tut wuri handayani, artinya dibelakang pimpinan terus memberi dorongan dan mendukung inisiatif, kreatifitas serta kemauan untuk maju dari bawahan 5. PENGAWASAN / CONTROL Pengawasan adalah kegiatan yang bertujuan agar semua proses kegiatan dapat dilaksanakan menurut rencana sehingga tujuan dapat diwujudkan seperti yang ditentukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pengawasan diarahkan agar TQC dapat dicapai sebaik-baiknya. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

36

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

a) Pengawasan terhadap T (waktu) dikendalikan dengan bar chart dan net work diagram serta program control chart b) Pengawasan terhadap Q (Quality) mengacu kepada standar mutu yang ditentukan. Untuk mendapat hasil yang baik, banyak dipengaruhi oleh bahan, alat dan orang yang mengerjakan, oleh karena itu kontrol perlu mendapat perhatian. - Bahan yang dipakai Perlu ada pengawasan bahan. Bila perlu diadakan pemeriksaan dilaboratorium - Alat yang digunakan Perlu adanya pengawasan apakah alat yang digunakan tepat dan dalam keadaan baik - Metode Perlu pengawasan cara atau tehnik kerja - Ketrampilan tenaga yang mengerjakan Perlu diadakan pengecekan dan pengawasan apakah tukangtukang yang bekerja mempunyai ketrampilan kerja yang memadai ? bila tidak orang-orang itu harus diganti Mutu hasil kerja perlu diperiksa / bila perlu dites c) Pengawasan terhadap C (cost-biaya), khususnya pengawasan penggunaan keuangan proyek dilakukan dengan mengendalikan buku kas dan sistem akuntansi yang digunakan Kegiatan pengawasan sebaiknya dilakukan dengan sistem laporan. Perlu ada pengawas khusus untuk mengendalikan laporanlaporan itu untuk membuat evaluasi serta membuat alternatif pemecahan bila ada masalah atau persoalan. Pengawasan harus dilakukan secara sistematik dan kontinue untuk itu perlu ada suatu rencana. Pengawasan terhadap bahan, dapat dilakukan dengan menyusun pertanyaan sebagai berikut : - Apakah volume bahan yang dipesan sesuai dengan kebutuhan ? - Apakah bahan yang dipesan sesuai dengan kualitas yang ditentukan ? - Apakah bahan datang pada waktunya ? - Apakah bahan disimpan sebagaimana mestinya ? - Apakah pemakaian bahan tidak boros ? - Apakah tidak ada kehilangan bahan ? Untuk pengawasan sumber daya lainnya perlu dibuat pertanyaanpertanyaan seperti itu pula.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

37

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Rangkuman 1. Manajemen pelaksanaan pekerjaan konstruksi sering disebut pula sebagai Site Manajemen, hakekatnya adalah aplikasi dasardasar manajemen pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi 2. Masukan proses pada pekerjaan konstruksi disamping 5 M adalah dokumen kontrak dan peraturan dan standar konstruksi 3. Proses pelaksanaan konstruksi adalah : - Perencanaan berupa rencana untuk maksud manajemen pelaksanaan dan rencana teknis - Pengorganisasian berupa organisasi pelaksana pekerjaan konstruksi, tata laksana serta penempatan orang-orang dalam organisasi - Pelaksanaan pekerjaan konstruksi kegiatan meliputi : Perintah, supervisi, inspeksi, evaluasi, kearsipan dan pengembalian keputusan - Pengawasan hakekat adalah upaya agar TQC dapat dicapai 4. Rencana pelaksanaan untuk maksud manajemen antara lain : Site plan, Penjadwalan, susunan organisasi, rencana pengendalian pelaksanaan, cash flow, rencana bahan, alat dan tenaga kerja 5. Rencana teknis antara lain site plan, gambar kerja, gambar detail, gambar-gambar pekerjaan tambahan atau pekerjaan kurang dan lain-lain 6. Pengawasan pada pekerjaan konstruksi terutama di focuskan pada penggunaan jadwal pekerjaan, mutu bahan, alat, tenaga kerja serta mutu hasil kerja. Pengawasan dilakukan pula terhadap anggaran pekerjaan, melalui akuntansi pelaksanaan serta tata buku keuangan, di proyek Pertanyaan 1. Apakah yang dimaksud Site Manajemen atau Manajemen Lapangan ? 2. Apakah masukan pada proses Site Manajemen ? 3. Coba rumuskan Site Manajemen itu ? 4. Dokumen kontrak termasuk masukan dalam proses Site Manajemen. Apakah yang dimaksud dengan dokumen kontrak itu ? Dokumen apa saja yang perlu mendapat perhatian dan dipelajari dengan teliti ? 5. Standar dan Produksi dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi juga tergolong masukan. Dapakah anda sebut beberapa prasarana dan standar konstruksi itu ? 6. Apakah yang dimaksud rencana teknis dan rumusan manajemen pada site manajemen ? 7. Coba sebut type organisasi yang umumnya digunakan pada site manajemen ? 8. Mengapa pelaksanaan lapangan tergolong pada garis lain dalam organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi ? Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 38

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

9. Coba sebut secara garis besar tugas pokok site manager dan pelaksana lapangan ? 10. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi meliputi kegiatan apa saja ? 11. Apakah yang dimaksud dengan kegiatan supervisi, inspeksi dan koordinasi pada tahap pelaksanaan ? 12. Pengorganisasian dalam pekerjaan konstruksi difokuskan pada pengawas waktu, mutu dan biaya pelaksanaan. Mengapa ? 13. Mutu hasil pekerjaan konstruksi dipengaruhi faktor-faktor apa ? 14. Apakah perangkat untuk pengontrol mutu ?

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

39

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685


BAB IV

Zainuddin

ADMINISTRASI KONTRAK
IV.I PENDAHULUAN IV.I.1 Pengertian kontrak Kontrak adalah suatu perjanjian antara pihak, yang disusun berdasarkan penawaran dan kesepakatan. Persyaratan-persyaratan kontrak tersebut pada umumnya dibutuhkan oleh hukum, sehingga penawaran dan kesepakatan itu mempunyai kekuatan hukum. Hukum dalam hal ini diartikan sebagai sejumlah aturan sebagai penunjuk arah perilaku manusia yang mungkin ditegaskan oleh badan-badan yang berwenang. Kontrak untuk pekerjaan konstruksi biasanya, dibuat secara tertulis, dengan mengikuti bentuk standard yang tersedia misalnya, FIDIC (Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils = The International federation of consulting Engineers). IV.I.2. Penawaran Suatu undangan tender kepada kontraktor, mengandung arti agar perusahaan tersebut menyampaikan penawaran untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Di dalam undangan tender kadang-kadang dinyatakan, bahwa pemberi tugas tidak terikat untuk menyepakati penawaran manapun. Dalam penyepakati suatu penawaran, lazim dan beberapa kriteria sebagai pedoman yang dipakai oleh pemberi tugas. Juga haruslah dinyatakan berapa lama penawaran tersebut dianggap masih berlaku. Di dalam menyampaikan penawaran tersebut, ditetapkan sejumlah aturan yang harus diikuti, agar penawaran tidak ditolak seperti misalnya : - Waktu penyampaian - Format dan pernyataan-pernyataan yang telah ditentukan - Amplop - Lampiran-lampiran tertentu yang harus diadakan IV.I.3. Persetujuan atau Kesepakatan Suatu perjanjian atau kontrak baru dapat diwujudkan, apabila sudah ada persetujuan atau penawaran. Unsur-unsur yang terdapat dalam suatu persetujuan adalah : - Persetujuan tidak berisi persyaratan-persyaratan - Persetujuan harus disampaikan kepada penawar yang bersangkutan - Persetujuan dapat dicapai melalui negoisasi, dengan dasar penawaran yang diajukan.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

40

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

PROSES TENDER
UNDANGAN TENDER

PENGAMBILAN DOKUMEN

MEMPELAJARI DOKUMEN

TDK IKUT

? YA
AANWIJZING

PERHITUNGAN VOLUME

YA

BILL OF QUANTITY

PERMINTAAN HARGA SUB

TIME SHEDULE SURVEY LAPANGAN

KELENGKAPAN ADMINISTRASI

BASIC PRICE

METODE KONSTRUKSI

ANALISA HARGA SATUAN

KEBUTUHAN ALAT DAN TENAGA

DIRECT COST

MARK UP

PENAWARAN

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

41

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Dokumen kontrak terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : - Formulir kontrak (form of contract) - Gambar-gambar (ontract drawings) - Bill of quantities - Spesifikasi Didalam formulir kontrak terdapat artikel-artikel kesepakatan dasar, persyaratan-persyaratan kontrak appendik : Bagian yang membuat artikel-artikel kesepakatan dasar merupakan bagian yang ditanda tangai oleh para pihak. Susunan kelima dari artikel-artikel ini sudah baku, dan pada bagian-bagian yang kosong harus diisi dengan : - Nama kontraktor dan owner - Tanggal penandatangan kontrak - Lokasi dan lingkup pekerjaan - Daftar gambar konstruksi - Biaya pekerjaan - Waktu pelaksanaan (kadang-kadang waktu pelaksanaan ini dicantumkan di apendik) Bagian persyaratan kontrak, pada umumnya memuat kewajiban kontraktor dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan seperti ditunjukkan dalam gambar, dan diuraikan dalam bill of qualitites untuk kepuasan Direksi pekerjaan/pengawas. Pada bagian Appendik, termasuk persyaratan khusus kontrak, angsuran pembayaran, jangka waktu pelaksanaan dan masa pemeliharaan. Dalam isinya, maka dokumen kontrak paling tidak harus mengandung informasi sebagai berikut : a. Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan : Hal ini diperjelas dengan informasi dengan berupa gambar (contract drawing). b. Persyaratan mutu pekerjaan : Selain tercantum dalam gambar, maka hal ini diperjelas dengan spesifikasi dan Bill of quantities. c. Persyaratan-persyaratan kontrak : Persyaratan-persyaratan ini, dianjurkan untuk tertulis, untuk menghindari kesalahpahaman di antara para pihak di kemudian hari. d. Biaya pekerjaan : Biaya harus disepakati terlebih dahulu, berdasarkan penawaran dari kontraktor. Pada beberapa jenis pekerjaan, ada kemungkinan biaya dihitung setelah pekerjaan selesai. Pada keadaan ini, maka tata cara perhitungan tersebut jelas harus disepakati. e. Rencana kerja : Penetapan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan, sangat penting bagi owner maupun kontraktor. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 42

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Bagi owner penting untuk memperkirakan saat serah terima pekerjaan, yang berkaitan dengan program pemanfaatannya. Bagi kontraktor penting dalam menentukan penyediaan sumber daya, untuk menyelesaikan pekerjaan. IV.2. KONTRAK FIDIC
FIDIC = FEDERATION INTERNATIONAL EDES INGENIEURS CONSEILS

PERSERIKATAN KONSULTAN TEKNIK SEDUNIA Persyaratan kontrak FIDIC untuk pekerjaan sipil, berlaku untuk pekerjaan yang dibayar berdasarkan bill of quantities (BQ). Apabila cara pembayaran lump-sun atau cost plus atau sejenis ini lainnya, maka harus diadakan perubahan-perubahan atau persyaratan-persyaratan dalam kontrak FIDIC tersebut. Kontrak FIDIC memerlukan satu sistem komunikasi yang konsisiten, tidak dapat ditawar apabila diabaikan, kalau hak-hak para pihak tidak ingin dirugikan. Bilamana komunikasi yang dibutuhkan itu menurut persyaratan kontrak, harus tertulis, maka haruslah diikuti demikian secara konsekwen, baik tentang waktu, prosedurnya dan rinciannya. Kontrak FIDIC ini, telah digunakan secara luas di seluruh dunia. Penerjemahannya dilakukan dalam berbagai bahasa resmi dunia seperti Inggris, Jerman, dan Spanyol. Termasuk di Indonesia (ICD = International Contral Bid) juga memakai kontrak FIDIC. Kontrak ini tidak berakibat kepada sistem hukum negara tertentu. Namun sistem hukum yang dipakai, haruslah dipahami secara jelas oleh kedua pihak, yaitu pemberi tugas dan kontraktor. Persyaratan kontrak FIDIC, terbagi atas tiga bagian : Bagian I : Bagian ini adalah persyaratan umum kontrak, berisi pasal-pasal baku tentang : - standard kontruksi yang disyaratkan. Khususnya kepada kontraktor, diberikan batasan-batasan khusus tentang waktu dan basis pembayaran Tanggung jawab dan kewenangan antara para pihak. - Penjelasan secara umum yang berkaitan dengan keadaan dan yang akan diterimanya. Bagian II : Persyaratan Khusus Kontrak : Bagian ini berisi pasal-pasal, yang dipilih dari pasal-pasal pada bagian I, dengan penggunaan Garis Besar isinya adalah : - Tentang ketertiban atau hak-hak dari pemberi tugas - Sejumlah penjelasan/klasifikasi tentang asuransi, denda, nominated sub-contractors, sertifikat dan pembayaran Bagian III : Persyaratan khusus kontrak untuk pekerjaan pengerukan dan reklamasi. Bagian selebihnya dari kontrak FDIC ini, terjadi dari formulir penawaran (form of tender) dan formulir perjanjian (form of agreement). Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 43

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

IV.3. PERSYARATAN UMUM KONTRAK Ada tiga tahap kegiatan yang dilakukan kontraktor dalam memperoleh/melakukan suatu proyek yaitu : - Tahap pra-tender - Tahap pelaksanaan dan pemeliharaan - Tahap penyerahan pekerjaan Berikut ini akan dibahas, sejumlah pasal-pasal dalam persyaratan umum kontrak yang berkaitan dengan tanggung jawab dan kewajiban kontraktor yang perlu memperoleh perhatian pada setiap tahap kegiatan tersebut diatas. Pasal-pasal yang dibahas akan dipilih dan dibatasi, yang menurut penulis sesuai dengan program pendidikan tingkat ini. IV.3.1Tahap Pra-Tender a. Bill of Quantities (BQ) Pasal 55 berbunyi : Volume yang tercantum di dalam BQ adalah perkiraan volume dari pekerjaan, namun semuanya itu tidak dapat dianggap sebagai volume yang nyata dan benar bagi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor di dalam memenuhi kewajibannya di dalam kontraktor. Yang perlu memperoleh perhatian adalah : Bahwa walaupun itu dinyatakan hanya perkiraan, namun karena disiapkan oleh Pemberi tugas, kemungkinan besar tidak jauh menyimpang dari kenyataan. Walaupun demikian perlu dilakukan pemeriksaan sedini mungkin dengan melihat kepada spesifikasi maupun gambar-gambar yang ada. Hal ini untuk meyakinkan ada atau tidak penyimpangan yang fatal dari BQ tersebut. Bagaimana waktu yang tersedia terasa sangat ketat, pemeriksaan ini dibatasi atas item-item yang besar porsi biayanya. b. Cara pembayaran Pasal 57 : Pekerjaan-pekerjaan akan diukur secara bersih (netto), sesuai dengan kebiasaan umum atau lokal, kecuali diuraikan secara khusus dalam kontrak. Ketentuan semacam ini tentu tidak jelas pengertiannya. Kemungkinan-kemungkinan yang terlihat adalah : Pengalaman dalam dokumen tender, ada informasi tentang acuan cara perhitungan volume atau ada lampiran cara-cara perhitungan tersebut, maka perbedaan antara kontraktor dengan Pemberi Tugas sangat diperkecil. Apabila hal-hal di atas tidak tercantum dalam dokumen tender, maka kontraktor dapat mengambil referensi kepada : Pengalaman pelaksanaan proyek-proyek lain. Kebiasaan yang berlaku diwilayah atau instansi pemilik proyek. Acuan standar yang diperkirakan sesuai, yang luas digunakan secara internasional. Misalnya saya Principles of Measurement Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 44

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

(international) for of contruction 1979, yang diterbitkan oleh The royal Institution of chatered surveyor di Inggris. c. Peninjauan Lapangan : Pasal 11 : Pemberi tugas menyediakan bagai kontraktor dalam d okumen tender seperti data hidrologi dan keadaan di bawah permukaan tanah, yang didapatoleh atau atas nama Pemberi Tugas dari penelitian yang dilakukan berkenaan dengan pekerjaan, dan tender dianggap sudah didasarkan atas data-data tersebut, namun kontraktor bertanggung jawab atas penafsiran yang dilakukan sendiri. Kontraktor dianggap juga telah memeriksa dan meneliti lapangandan daerah sekitarnya serta informasi yang tersedia yang berkaitan dengannya, dengan sepuas-puasnya sebelum mengajukan penawaran, sebagaimana bentuk dan sifat-sifatnya termasuk keadaan di bawah permukaan tanah, hidrologi dan iklim, lingkup dan sifat dari pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, saran-saran untuk mencapai site dan akomidasi yang informasi yang diperlukan dianggap telah diperoleh, yang berkaitan dengan resiko, hal-hal yang tidak diduga dan semua keadaan lainnya yang mungkin mempengaruhi penawaran. Hal-hal yang perlu memperoleh perhatian adalah : Menurut persyaratan kontrak, tidak ada keharusan bagi kontraktor untuk melakukan peninjauan lapangan. Namun kontraktor harus melakukan peninjauan lapangan kalau disyaratkan oleh dokumen tender (instruction to tenderers). Dalam melakukan peninjauan lapangan, disusun satu tim yang jumlah maupun kualifikasi anggotanya disesuaikan dengan jenis, luas dan kompleksitas proyek. Anggota-anggota tim itu bisa terdiri dari calon kepala proyek, estimator, ahli tanah. Hal-hal yang penting untuk diamati adalah : Ketersediaan tenaga kerja, bahan, penyewaan tanah dan alat-alat konsturksi. Pengetahuan dan pemahaman tentang agama, hari libur, adat, kebiasaan dan aturan setempat. Juga harus mengetahui tingkat upah buruh, akomodasi mereka di site dan transportasi mereka ke dan dari site. Ketersediaan ban dan tingkat nilai tukar mata uang asing. Cara pengadaan air bersih, tenaga listrik dan bahan bakar, juga cara penyediaan keamanan site, jalan sementara, telepon/media komunikasi. Penyediaan akomodsi bagi tenaga kerja asing (kalau ada). Kalau dibuat bangunan di site untuk maksud tersebut, perlu diketahui bagaimana status bangunan tersebut nantinya. Ketersediaan fasilitas kesehatan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

45

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Apabila tidak memadai, perlu dipertimbangkan biaya pengadaannya termasuk obat-obatan dan tenaga medis juga perlu diketahui ketersediaan fasilitas pendidikan untuk anak-anak. Ketersediaan sub kontraktor, suplier dan penyewaan alat setempat. Memperkirakan kemungkinan pengadaan kantor di luar site proyek, yang menangani administrasi perusahaan, yang tidak berkaitan langsung dengan proses konstruksi, namun penting untuk menjamin kelancaran pengadaan tenaga kerja, bahan dan pengurusan import (alat, bahan). Pencocokan data-data penyelidikan tanah yang telah diberikan oleh Pemberi Tugas. Hal ini menyangkut fasilitan umum yang harus dibongkar atau dipindahkan. Sebagaimana pembanding data-data tersebut, dapat dipergunakan hasil pengamatan atas topografi tanah, galian-galian terbuka yang ada di sekitarnya. Apabila diketahui adanya perbedaan antara data-data yang diberikan dengan keadaan lapangan sebenarnya, maka hal ini harus diberitahukan kepada Pemberi Tugas.

IV.3.2. Tahap Pelaksanaan a. Tanggung Jawab umum Kontraktor Segera setelah menerima surat persetujuan atas penawaran, maka kontraktor bersama memberi tugas dianggap telah mengadakan atau mengambil bagian dalam satu kontrak. Pada saat ini kontraktor harus sudah menyiapkan diri untuk memikul tanggung jawab secara umum seperti disebut pada pasal 8. Pasal 8 : (1) Kontraktor harus tunduk pada persyaratan kontrak, dan dengan seksama dan segiat-gatnya melaksanakan dan menyelenggarakan pekerjaan dan menyediakan semua pekerjaan termasuk pengawasan terhadap, bawahan-bawahan, perakitan konsturksi dan barang lainnya, baik bersifat sementara maupun tetap yang diperlukan sesuai persyaratan didalam atau dapat disimpulkan dari kontraktor. (2) Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas stabilita dan keamanan yang memadai untuk semua kegiatan pekerjaan dan konstruksi, dengen ketentuan kontraktor tidak bertanggung jawab atas perencanaan atau spesifikasi pekerjaan permanen atau untuk perencanaan atau spesifikasi setiap pekerjaan sementara yang dipersiapkan oleh Direksi. Beberapa hal penting yang dapat kita lihat dari tanggung jawab umum kontraktor ini adalah : Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan (termasuk masa pemeliharaan) sesuatu yang telah disepakati. Apabila gagal memenuhi waktu ini, karena kesalahan kontraktor, maka kontraktor harus membayar denda. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 46

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Harus diingat bahwa apabila perencanaan dari pekerjaan yang disiapkan oleh Direksi sudah benar dan memuaskan, maka kontraktor harus memastikan pekerjaan ini aman dalam berbagai tahapan pelaksanaannya sampai selesai seluruhnya. Untuk pekerjaan sementara, kontraktor bertanggung jawab untuk keamanan bagian pekerjaan yang direncanakan sendiri.

Untuk pekerjaan sementara, ada 2 macam : Dilihat dari perencanaannya : Pekerjaan sementara direncanakan oleh direksi dan yang direncanaan oleh kontrak. Dilihat dari statusnya setelah proyek selesai : Ada pekerjaan sementara yang dibongkar kembali dan yang dipertahankan sebagaimana adanya. b. Mulainya pekerjaan : Setelah menerima surat persetujuan dari Pemberi Tugas penawarannya, maka untuk memulai pekerjaan, kontraktor membutuhkan 2 hal lagi yaitu : Surat instruksi memulai pekerjaan dari Direksi. Surat pemberitahuan dari Pemberi Tugas tentang ijin masuk site. Pasal 41 : Kontraktor harus memulai pekerjaan-pekerjaan di site dalam waktu yang disebutkan dalam keterangan tambahan (appendix) dari kontraktor sesudah diterimanya perintah tertulis dari Direksi dan harus melaksanakan hal tersebut dengan secepatnya tanpa ditunda kecuali bila dengan tegas dibuatkan atau diperintahkan oleh Direksi atau kesemuanya adalah di luar kekuasaan kontraktor. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan mulainya pekerjaan ini adalah : Periode mulainya pekerjaan dalam interval waktu tertentu seperti yang disebutkan dalam Appendik, dapat disebutkan juga periode mobilitas. Waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak hari terakhir periode mobilisasi. Kalau kontraktor tidak memulai pekerjaan pada periode ini, dan tidak dapat memberi alasan yang dapat diterima oleh Direksi, maka direksi akan memberi peringatan. Bilamana dengan ini, kontraktor tidak memulai pekerjaan dalam waktu 28 hari, maka Pemberi Tugas menganggap kontraktor lalai maka Pemberi Tugas akan mengambil alih pekerjaan atas tanggungan kontraktor. Bilamana kontraktor tidak dapat melaksanakan pekerjaan, karena site belum mampu disediakan oleh Pemberi Tugas, maka kontraktor harus menulis surat kepada Direksi, tentang penyediaan site yang diperlukan kalau site tersebut tetap tak tersedia, maka kontraktor berhak : Mendapat pembayaran atas biaya yang timbul atas keterlambatan yang disediakan oleh kegagalan Pemberi Tugas menyediakan site. Mendapat perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 47

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

c. Program Persyaratan tentang program terdapat pada pasal 14. Hal-hal pokok yang berkaitan dengan program dari kontraktor, adalah sebagai berikut : Program harus disampaikan kepada Direksi, dalam suatu interval waktu tertentu, setelah kontraktor menerima persetujuan atas penawarannya. Interval waktu biasanya disebut dalam persyaratan khusus, atau dalam dokumen tender atau spesifikasi. Program itu menerapkan secara garis besar cara pelaksanaan pekerjaan. Berdasarkan ini, Direksi dan Pemberi Tugas akan menyusun penyediaan gambar-gambar, site dan dana. Program tersebut dapat dirubah, tanpa mengubah waktu penyelesaian yang telah disepakati. Persetujuan direksi terhadap program tersebut, tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor seperti tersebut dalam kontrak. Program ini dapat diperlihatkan dalam bentuk bachrat atau lintasan kritis, tergantung kepada kontraktor, kecuali ditetapkan secara khusus dalam dokumen tender atau spesifikasi, yang diperlukan kontraktor dari Direksi hanya persetujuan atas isinya, bukan bentuk penyajiannya. Kalau terjadi Direksi memutuskan bahwa program secara bar-chart yang disampaikan kontraktor bukanlah hal yang diinginkannya, dan dia menginginkan bentuk lintasan kritis, masa kontraktor berhak mendapat pembayaran atas pembuatan program tersebut dan segala biaya lainnya yang berkaitan dengan pembuatan itu. d. Peralatan Proyek Pasal 53 : (1) Semua peralatan konstruksi, pekerjaan sementara dan bahan-bahan yang disediakan oleh Kontraktor bila telah berada di site, maka dianggap semata-mata untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dan kontraktor tidak akan memindahkannya kecuali untuk keperluan perpindahan dari satu bagian ke bagian lain didalam site itu tanpa persetujuan tertulis dari Direktur, yang tidak akan menolaknya secara tidak wajar. (2) Sesuai pekerjaan selesai, maka kontraktor akan memindahkan dari site satu peralatan konstruksi dan pekerjaan sementara konstruksi dan pekerjaan sementara yang tertinggal dan setiap bahan-bahan yang tidak terpakai milik kontraktor. (3) Pemberi tugas setiap waktu tidak bertanggungjawab atas kehilangan atau kerusakan untuk setiap peralatan konstruksi tersebut, pekerjaan sementara pada pasal 20 dan pasal 65 dari persyaratan kontrak ini. (4) Mengenai peralatan konstruksi yang telah diimpor oleh kontraktor untuk keperluan pekerjaan, maka Pemberi Tugas membantu kontraktor dimana diperlukan dalam mendapatkan setiap persetujuan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

48

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Pemerintah untuk mengekspor kembali peralatan konstruksi tersebut oleh kontraktor dalam hal untuk memindahkan peralatan tersebut. (5) Pemberi Tugas akan membantu kontraktor dimana diperlukan dalam mendapatkan ijin pabean dari peralatan konstruksi, bahan-bahan dan barang-barang lain untuk keperluan pekerjaan. (6) Persyaratan-persyaratan lain sehubungan dengan peralatan konstruksi, pekerjaan sementara dan bahan-bahan akan dicantumkan dalam Bagian II dan pasal 53 dimana perlu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan peralatan konstruksi ini adalah : Pekerjaan dianggap selesai apabila berita acara penyerahan pertama pekerjaan Pada saat ini, maka peralatan konstruksi, pekerjaan sementara, dan bahan-bahan yang tak terpakai dapat dipindahkan. Namun beberapa diantaranya harus tetap dipertahankan, untuk menyelesaikan sisa pekerjaan selama masa pemeliharaan. Dalam hal impor peralatan dengan jaminan dan diekspor kembali setelah proyek selesai, maka kontraktor harus berhati-hati. Ada kemungkinan banyak alat dan barnag-barang lain yang hilang karena pencurian, hilang waktu service atau pergantian spareparts dan lain-lain. Surat birokrasi yang amat kaku, akan menjadikan hal ini menjadi sulit apabila saat tibanya mengekspor kembali. Dalam hal ini pemecahan yang ada kira-kira : Menjual barang-barang tersebut, dengan didahului pembayaran bea masuknya. Mengekspor kembali barang-barang tersebut, dengan bantuan Pemberi Tugas dalam urusan dengan pihak Pemerintah. Peranan Pemberi Tugas disini hanya membantu, dia tidak dapat menjamin bahwa semua prosesur dapat dinilai dengan sukses. Apabila kontraktor menganggap bahwa semua biaya yang dikeluarkan untuk eksport tersebut ternyata lebih besar dari pada nilai barang-barang itu sendiri, maka ada kemungkinan barangbarang tersebut tetap akan dikeluarkan melalui pelabuhan masuknya dulu, lalu dibuang di tengah laut. e. Keadaan Fisik site : Pasal 12 : Sebelum mengajukan penawaran, kontraktor dianggap telah merasa yakin atas kebenaran dan kelengkapan dari penawaran tersebut dan terip dan harga-harga yang tercantum di dalam bill of Quantities dan Schedule of Rates and Prices, kecuali ditentukan lain di dalam kontrak, sudah mencakup seluruh kewajiban menurut kontrak dan semua hal dan persoanal yang diperlukan untuk melaksanakan dan memelihara pekerjaan dengan baik. Akan tetapi jika selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor menghadapi keadaan fisik selain keadaan cuaca atau mendapat Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 49

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

rintangan lainnya, dimana kondisi dan rintangan tersebut pada hematnya tidak dapat diduga sebelumnya secara oleh kontraktor yang berpengalaman, maka kontraktor dengan segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi, dan kalau menurut pendapat Direksi, keadaan atau rintangan itu tidak dapat secara wajar diperkirakan sebelumnya oleh kontraktor yang berpengalaman, maka direksi akan menerbitkan keterangan/ berita acara dan pemberi tugas akan membayar biaya tambahan untuk mengatasi hal tersebut, termasuk untuk : (1) Melaksanakan perintah Direksi yang berkaitan dengan masalah tersebut. (2) Setiap pengukuran yang pantas dan wajar yang disetujui Direksi, yang dilaksanakan perintah khususnya dari Direksi. (a) dan (b) sebagai akibat terjadinya keadaan dan rintangan yang sedang dihadapi. Beberapa hal yang berkaitan dengan keadaan fisik ini adalah : Kontraktor seharusnya sudah memperhitungkan keadaan fisik yang diduga akan dihadapinya dalam masa pelaksanakan. Di dalam kontrak kontraktor dilindungi, bahwa bila ternyata kenyataan fisik yang dihadapi, menurut hematnya tidak bida diperkirakan sebelumnya oleh kontraktor yang berpengalaman, maka ia berhak atau tambahan pembayaran dan tambahan waktu, kalai Direksi setuju atas pendapat kontraktor tersebut. Kalau seandainya, keadaan fisik yang dihadapi itu ternyata lebih mudah/ringan dibanding dengan dugaan Direksi pada waktu menyiapkan BQ atau dugaan kontraktor pada waktu peninjauan site, maka Direksi yang dapta tak dapat diperkirakan, dan dengan demikian atas nama Pemberi Tugas menurunkan harga-harga satuan. Direksi tidak dapat memakai pasal ini, untuk maksud tersebut. Bilamana menghadapi kondisi fisik, yang tidak bisa secara wajar diperkirakan oleh kontraktor yang berpengalaman, maka inisiatif untuk memproses hal ini terletak di pihak kontraktor. Ini berbeda dengan Variation order dimana yang berinisiatif dan aktif adalah direksi. Klaim tambahan pembayaran yang dibuat kontraktor harus memenuhi dua syarat yaitu : Bahwa kontraktor memang mengeluarkan tambahan biaya. Bahwa keadaan tersebut menurut pendapat kontraktor memang benar-benar tidak dapat secara wajar diperkirakan oleh kontraktor yang berpengalaman. f. Klaim Perihal klaim tercantum dalam pasal 52 pasal ini cukup panjang, sehingga pada tulisan ini bunyi pasal ini tidak akan tertulis lagi. Disini hanya akan dikemukakan beberapa hal penting berkenaan dengan klaim tersebut. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 50

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

(1) (2)

(3)

(4)

(5)

Klaim yang diajukan oleh kontraktor harus kuat dan menyakinkan, logis alasanya dan disajikan dengan baik. Kontraktor hendaknya memberitahukan kepada Direksi setiap klaim yang diajukan. Rincian klaim, dapat saja diajukan kemudian, pada saat diajukan kemudian, pada saat dianggap tepat oleh kontraktor. Tetapi waktu pengajuan itu, harus sebelum saat penyerahan kedua dari pekerjaan. Walau klaim ini terdapat dalam pasal tentang variation order, namun pengajuan klaim tidak terbatas hanya untuk varia tion order tersebut melainkan berlaku untuk kontrak. Nilai daripada klaim, perlu disampaikan kepada Direksi setiap bulan, dengan uraian serinci mungkin, Pengajuan klaim secara ini, akan menjadi bagian dari tagihan pembayaran. Hal-hal yang dapat dijadikan bahan untuk klaim, antara lain adalah : Kelebihan volume pekerjaan Kesesuaian pelaksanaan item-item dari BQ. Adanya pekerjaan baru Penafsiran spesifikasi Akses ke site Keterlambatan mulainya pekerjaan Keterlambatan selama pelaksanaan Adanya kerusakan Menunggu gambar-gambar Keterlambatan persetujuan direksi atau pemberi tugas Kondisi musim Metode konstruksi Penggantian material Pemogojan Keadaan fisik site Kesulitan dengan supplier Cacat pekerjaan yang telah diberitahukan Tindakan-tindakan suatu nominated sub kontraktor Variation order Kebiasaan-kebiasaan setempat Percepatan pekerjaan Penundaan pekerjaan Penyelidikan/pemeriksaan/pengujian Tindakan oleh Pemberi tugas Keterlambatan dalam pembayaran Kesulitan dalam bea/cukai Ijin kerja Pengujian Hak-hak yang syah/tertulis Pemakaian sumber daya yang dibawah normal Resiko-resiko khusus Resiko yang dikecualikan 51

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

(6)

Penyajian klaim, dapat dibuat dalam berbagai cara dan bentuk, tergantung kepada masing-masing kontraktor, walaupun demikian ada beberapa saran sistimatika sebagai berikut : Pendahuluan Berisi ikhtisar tentang inti materi yang ingin disampaikan oleh kontraktor. Latar belakang Menguraikan data-data historis yang mempengaruhi pekerjaan yang di klaim. Argumentasi secara kontraktual : Hal ini merupakan bagian penting dari penyajian klaim. Diuraikan tentang pasal atau pasal-pasal yang dijadikan dasar klaim. Dimungkinkan juga untuk menunjukkan referensi tentang klaim serupa yang diketahui yang berhasil dimenangkan melalui arbitrasi atau pengadilan. Data pendukung Data ini dapat disajikan dalam lampiran. Data ini sejauh dimungkinkan mencakup hal-hal berikut. Catatan-catatan lapangan Foto-foto Laporan harian Grafik Perintah Rencana kerja Peta situasi Analisa harga satuan yang sesuai Gambar-gambar Tagihan-tagihan Daftar upah Keuangan Pada umumnya analisa keuangan, pada intinya merupakan perbandingan antara biaya-biaya yang diperkirakan oleh kontraktor sesuai rencana kerja yang disetujui dengan biaya-biaya yang terjadi pada waktu melaksanakan pekerjaan yang dipengaruhi oleh keadaankeadaan yang dijadikan klaim tersebut.

g. Tingkat Kemajuan pekerjaan Tingkat kemajuan pekerjaan, sebenarnya sudah tercermin dalam rencana kerja. Ada kemungkinan bahwa, pemberi tugas menginginkan pekerjaan dapat diselesaikan lebih awal, sehingga tingkat kemajuan pekerjaan diperbesar. Namun dalam hal ini kontraktor tidak wajib mematuhi setiap perintah Direksi untuk mempercepat kemajuan pekerjaan, selain seperti disebut pada pasal 46. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 52

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Jika untuk sesuatu alasan, tanpa mengurangi hak kontraktor untuk sesuatu perpenjangan waktu jika tingkat kemajuan pekerjaan dari setiap bagian pada setiap waktu menurut pendapat Direksi sangat lambar untuk menyakinkan penyelesaian pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan atau perpanjangan waktu penyelesaian, maka Direksi akan memberi tahu secara tertulis kepada kontraktor dan kontraktor atas dasar tersebut mengambil langkah yang perlu dan direksi dapat menyetujui untuk mempercepat kemajuan penyelesaian pekerjaan atau bagian pekerjaan sesuai waktu yang telah ditentukan atua perpanjangan waktu. Kontraktor tidak berhak atas biaya tamabahan untuk langkah-langkah tersebut. Jika setiap pembertahuan Direksi pada pasal ini berakibat bahwa kontraktor harus meminta ijin wakil Direksi untuk mengerjakan setiap macam pekerjaan pada malam hari atau hari minggu, bila hari minggu itu diakui setempat sebagai hari libur atau pada hari-hari lain yang setempat diakui sebagai hari libur maka permintaan ijin tidak dapat ditolak tanpa alasan yang wajar. h. Masa pemeliharaan : Masa pemeliharaan dan kerusakan terdapt pada pasal 49. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : (1) Lamanya masa pemeliharaan, biasanya sudah dicantumkan dalam dokumen tender. Direksi tidak dapat mengubah masa pemeliharaan ini dengan mengeluarkan perintah atau variation order. (2) Dalam masa pemeliharaan, kontraktor melaksanakan : Sisa pekerjaan yang belum selesai Perbaikan atas pekerjaan yang cacat/rusak Menjaga semua bangunan permanen dalam keadaan seperti disyaratkan kontrak pada waktu Direksi menerbitkan berita acara penyerahan pertama. Tetapi kontarktor tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang normal/wajar. (3) Apabila kerusakan pada pekerjaan pada masa pemeliharaan ini disebabkan oleh Pemberi Tugas, atau hal-hal selain yang disebut pada point 4 dibawah, maka kontraktor dapat melakukan perbaikan kalau diminta oleh Direksi. Dalam hal ini diperhatikan : - Bahwa Direksi tidak dipernenankan menerbitkan variation order selama masa pemeliharaan, karena dengan adanya penyerahan pertama, pekerjaan tersebut sudah dianggap selesai. - Oleh karena itu, maka pekerjaan itu dibayar oleh Pemberi tugas sebagai pekerjaan tambah dengan harga satuan yang baru atau day works (4) Untuk pekerjaan yang menurut pendapat Direksi perlu dilaksanakan karena memakai bahan yang keliru, cara pelaksanaan yang buruk, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 53

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

(5)

atau kalau kontraktor gagal memenuhi kewajibannya, maka semuanya dilaksanakan oleh kontraktor atas biaya kontraktor. Apabila kontraktor tidak melaksanakan kewajibannya pada masa pemeliharaan sebagaimana diperlukan oleh Direksi, maka Pemberi tugas dapat menunjukkan orang lain untuk melaksanakannya dan semua biaya akan dipotong dari sisi pembayaran kontraktor.

IV.3.3. Tahap Penyerahan Kedua : a.Berita Acara Penyerahan Kedua Masalah ini tercantum dalam 61 dan 62 : Berita acara penyerahan kedua, diharapkan bisa diterbitkan kira-kira bersamaan dengan selesainya masa pemeliharaan. Tetapi ini tidak wajib atau keharusan. Penerbitnya tergantung dari selesainya semua sisa pekerjaan yang menjadi kewajiban kontraktor untuk melaksanakannya pada masa pemeliharaan. Berita acara akan diterbitkan dalam kurun waktu 28 hari setelah berakhirnya masa pemeliharaan, bilamana semua pekerjaan termasuk perbaikan telah diselesaikan. Seandainya masih ada pekerjaan yang harus dilaksanakan, maka berita acara ini tidak dikeluarkan sampai saat kontraktor menyelesaikan seluruh sisa pekerjaan untuk kepuasan Direksi. Direksi harus menerbitkan Berita Acara segera setelah ia menimbang bahwa semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor telah memuaskan, tanpa ada kewajiban kontraktor untuk menanyakannya. Adanya berita acara tersebut tidak berarti membebaskan para pihak dari tanggung jawabnya secara hukum. Tanggung jawab ini berlanjut selama jangka waktu tertentu awpweri diuraikan dalam peraturan hukum sesuai dengan sifat pekerjaan tertentu. Para pihak, dapat dipanggil setiap saat dalam kurun waktu itu untuk diperiksa. b. Perhitungan Biaya Akhir (Final Account) : Masalah ini, secara samar-sama disinggung dalam pasal 60 : (1) Kecuali jika ditentukan lain, maka pembayaran dilakukan dengan jarak waktu bulanan sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada Bagian II yang diberi nomor 60. (2) Bila uang muka diberikan oleh Pemberi Tugas kepada kontraktor sehubungan dengan peralatan konstruksi dan bahan-bahan maka persyaratan pembayaran dan pengembalian pembayaran harus diatur dalam Bagian II dengan dinomori 60. (3) Jika pelaksanaan pekerjaan memerlukan impor bahan, instalasi dan peralatan dari sebuah negara lain pada dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan, atau bila pekerjaan atau bagiannya dilaksanakan dengan tenaga kerja yang diimpor dari negara lain, atau jika ditinjau dari keadaan lain dianggap hal tersebut adalah perlu atau diinginkan maka sebagian pembayaran yang dilakukan dalam kontrak harus dilakukan dalam mata uang asing yang sesuai dengan persyaratan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 54

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

pasal 72. Persyaratan pembayaran yang dilakukan harus tercantum pada Bagian II dengan dinomori 60. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : Dalam masa pemeliharaan, kontraktor bekerjasama dengan Direksi atau wakilnya untuk membuat perhitungan biaya akhir yang jumlahnya akan disepakati bersama. Dengan adanya hal ini, maka semua perbedaan dan ketidaksepakatan yang terjadi sebelumnya berarti telah dihapuskan. Setelah terbitnya Berita Acaara penyerahan kedua, kurun waktu tertentu harus tercantum dalam bagian II, dalam masa kontraktor adakan menyiapkan usulan tentang final account dan menyampaikan kepada Direksi. Direksi juga diberitahu sejumlah waktu tertentu, seterimanya usulan kontraktor, dalam mana dia harus menetapkan jumlah biaya akhir dan mengeluarkan Final Certificate. Final Certificate merupakan evaluasi Direksi tentang biaya pekerjaan yang dilaksanakan. Disini dinyatakan juga sisi pembayaran yang harus diberikan kepada kontraktor atau sebaliknya biaya yang harus dikembalikan oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas. Pelaksanaan dari pada hal ini dilakukan dalam kurun waktu 28 hari setelah keluarnya final certificate. Disamping pasal-pasal tersebut dimuka yang merupakan sebagian pasalpasal yang dapat dikelompokkan sebagai tanggungjawab dan kewajiban pihak kontraktor, maka di bawah ini akan dibahas lebih lanjut sebagai prosedur dan klasifikasi dari kegiatan pelaksanaan. (1) Setting Out (pematokan) Persyaratan tentang ini terdapat pada pasal 17. Hal-hal yang penting diperhatikan adalah Setting out dari setiap pekerjaan utama, sebagian dikerjakan oleh Direksi dan sebagian oleh kontraktor dan kalau terjadi kesalahan karena kelirunya referensi awal yang diberikan oleh Direksi, maka kontraktor akan dibayar. Kontraktor berkewajiban memasang patok dengan benar, berdasarkan referensi-referensi yang diberikan oleh Direksi. Patok maupun BM harus dilindungi dan dijaga. Kontraktor tidak diharapkan untuk melakukan sendiri seluruh pengukuran proyek. Adalah menjadi kewajiban Direksi untuk menentukan titik-titik duga utama. Kontraktore harus menyediakan semua alat dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setting out. Hal ini akan menjadi sangat tinggi biayanya, tergantung dari kebutuhan direksi. Jadi, sebaiknya pada tahap pra-tender sudah ada kejelasan dan kesepakatan tentang daftar alat dan tenaga kerja.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

55

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

(2)

Lalu lintas Persyaratan tentang penggunaan jalan umum maupun pribadi dan pembebanan khusus, terdapat pada pasal 29 dan 30. Adapun hal-hal yang penting yang perlu diperhatikan adalah : Penggunaan jalan umum maupun pribadi sebagai jalan masuk oleh kontraktor, harus dijamin tidak menganggu kegiatan masyarakt. Kontraktor juga harus menjamin, tidak ada gangguan terhadap pemilik jalan pribadi, hak milik dan jalan setapak. Segala biaya adanya kerusakan dan sejenis itu yang terjadi karena kelalaian kontraktor, maka semuanya itu ditanggung oleh kontraktor. Salah satu kesulitan dalam mobilisasi alat berat adalah rusaknya jalan raya atau jembatan yang dilalui, karena umurnya sudah tua atau daya dukungan seperti itu, maka harus ditempuh alternatif berikut : o Kontraktor harus menyeleksi route yang dilalui o Kontraktor harus memilih alat angkut membatasi muatan, dan mengatur cara muat, sehingga dihindari terjadinya musibah yang tidak perlu ada jalan raya atau jembatan. Apabila alternatif diatas tidak dimungkinkan, dan diperhitungkan akan terjadi kerusakan, maka kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi atau wakilnya tentang berat muatan yang akan lewat disertai keterangan lain tentang kegiatan tersebut. Pemberitahuan ini disertai dengan usulan untuk melindungi atau memperkuat jalan raya atau jembatan yang terkait. Bila perlindungan atau perkuatan tersebut memang tidak dibutuhkan menurut Direksi, maka Direksi harus memberikan jawaban ini dalam tempo 14 hari seterimanya usulan dari kontraktor tersebut diatas. Apabila dalam tempo ini tidak ada jawaban, dengan menyertakan akan melaksanakan usulannya, diperlukan dengan menyertakan perubahan-perubahan yang diperlukan oleh Direksi. Kalau item ini ada dalam BQ, maka kontraktor akan dibayar berdasarkan item tersebut. Apabila tidak ada, maka Pemberi Tugas akan membayarnya. Kalau prosedur demikian telah dilalui, namun kerusakan tetap terjadi juga, dan akan diklaim, maka yang akan bernegosiasi tentang hal ini adalah Pemberi Tugas, bukan kontraktor. Sejumlah klaim yang disetujui oleh Pemberi tugas, dan dibayar oleh kontraktor akan diganti oleh Pemberi tugas. Namun apabila ternyata menurut pendapat Direksi, terjadinya kerusakan tersebut karena kelalaian kontraktor dalam mengamati dan menyeleksi route yang memadai atau untuk memperkuat jalan raya/jembatan, maka klaim yang telah dibayar oleh Pemberi tugas harus dikembalikan oleh kontraktor.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

56

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Jadi singkatnya adalah : o Penggunaan jalan raya dan jembatan tanpa mengubahnya merupakan tanggung jawab kontraktor. o Bila struktur itu memang perlu di perkuat dan Direksi menyetujuinya, maka Pemberi Tugas akan membayar biayabiaya yang berkaitna o Tetapi apabila Pemberi Tugas tidak di libatkan maka biayabiaya tersebut menjadi beban kontraktor sendiri. (3) Kebersihan site : Pasal 32 memuat tentang kewajiban kontraktor untuk menjadi site bebas dari sampah, bahan-bahan sisa dan barang-barang yang tidak terpakai lainnya. Pada masa pelaksanaan pekerjaan, adalah sangat mungkin Direksi sering mengeluh soal ini. Bukan mustahil Direksi mengeluarkan perintah kepada kontraktor untuk melaksanakan pembersihan site dengan lebih sering dan lebih baik. Perintah ini bukan variation order. Ini adalah kewajiban kontraktor. Penimbunan Struktur dalam Galian Pasal 38 memuat ketentuan perlunya pemeriksaan dan persetujuan Direksi atau wakilnya atas pondasi atau bagian pekerjaan yang terdapat dalam galian. Merupakan hal yang penting adalah bahwa kontraktor tidak akan menimbun atau menutup bagian pekerjaan apapun tanpa persetujuan Direksi atau wakilnya.

(4)

Kontraktor harus memberitahu wakil direksi, kapan bagian-bagian pekerjaan tertentu siap untuk diperiksa sebelum dilakukan penimbunan. Wakil direksi wajib segera berangkat tanpa ditunda apabila dia akan melakukan pemeriksaan di tempat. Bila dia memandang tidak perlu hadir, maka hal ini harus diberitahukan kepada kontraktor. Kadang-kadang direksi menginginkan untuk membuka kembali bagian-bagian pekerjaan yang telah ditutup. Kalau hal ini memang diperlukan, maka kontraktor harus melakukannya. Apabila didapati bagian pekerjaan tersebut telah dilaksanakan tersebut dibayar oleh Pemberi tugas. Tetapi bila bagian pekerjaan yang dibuka tersebut tidak memuaskan, maka biaya-biaya untuk membuka dan memperbaiki pekerjaan menjadi tanggungan kontraktor. IV.4. PERSYARATAN KHUSUS KONTRAK Persyaratan ini dibuat untuk menampung kebutuhan akan keadaan khusus dari proyek yang sedang dilaksanakan. Pasal-pasal yang dicantumkan sehubungan dengan persyaratan umum kontrak, namun pada persyaratan umum ini belum lengkap. Persyaratan-persyaratan pada bagian ini, bervariasi sesuai kebutuhan khusus. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 57

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Sebagai gambaran, maka dibawah ini diberitahukan kemungkinan persyaratan-persyaratan khusus yang umumnya dicantumkan : A. Pasal 1 : Definisi Ditambahkan definisi-definisi sesuai keperluan B. Pasal 2 : Wewenang dan kewajiban Direksi Dibuat persyaratan dengan mana persetujuan khusus diperlukan dari Pemberi Tugas. C. Pasal 5 : Bahasa dan Hukum Disebut bahasa yang dipakai .. Hukum kepada mana kontrak ini tunduk D. Pasal 8 : Tanggungjawab umum kontraktor Menampung tenaga kerja setempat dan pembelian barang-barang setempat E. Pasal 10 : Performance bond Bentuk dan besarnya Performance bond. Batas waktu penyerahannya F. Pasal 14 : Program Batas waktu penyerahan program G. Pasal 15 : Kepala Proyek Kontraktor Bahasa yang harus dikuasai oleh Kepala Proyek Pendaftaran Tenaga Kerja Asing H. Pasal 16 : Pegawai Kontraktor Bahasa yang harus dikuasai oleh staf lainnya dikontraktor. Pengertian tenaga kerja yang direkrut setempat. Mata uang yang dibayarkan kepada Staf Kontraktor. I. Pasal 21 : Asuransi Pekerjaan Tersedianya surat asuransi sebelum mulainya pekerjaan Penggunaan perusahaan asuransi setempat Tambahan asuransi pekerjaan yang diperlukan sesuai keadaan khusus yang ada. J. Pasal 24 : Kecelakaan atau terlukanya pekerja Pembayaran kepada lembaga pemerintah (mungkin ini maksudnya kewajiban Astek kalau di Indonesia) K. Pasal 34 : Buruh - Perijinan dan pencatatan tenaga asing - Pengembalian ke tempat asal - Pengadaan perumahan sementara untuk pegawai - Kebutuhan akomodasi untuk staf Pemberi Tugas dan Direksi - Standar akomodasi yang disesuaikan - Pengadaan jalan masuk, rumah sakit, sekolah, listrik, air, drainase, pemadam kebakaran, balai masyarakat, toko, telepon - Kondisi dan jam kerja - Upah - Keterkaitan dengan undang-undang perburuhan - Catatan keselamatan dan kesehatan kerja - Rincian selengkapnya harus dimasukkan dalam spesifikasi Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 58

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

L. M. N.

O.

P.

Q.

R. S.

T.

U.

Pasal 36 : Mutu Bahan Penggunaan bahan setempat Pasal 43 : Waktu penyelesaian Penjelasan penyelesaian bertahap (kalau diperlukan) Pasal 45 : Kerja Malam atau Minggu Penjelasan keperluan khusus untuk kerja pada malam hari atau hari libur yang berlaku setempat Pasal 47 : Bonus dan Denda - Bonus (bila ada) untuk tercapainya target waktu - Rincian denda dan bonus disebutkan dalam spesifikasi Untuk denda, dirinci tentang jumlahnya, cara-cara pemotongan, batas tertinggi, mata uang dan pengurangan bila pekerjaan secara materiil telah selesai. Dalam hal bonus dirinci tentang mata uang yang dibayarkan. Pasal 49 : Pemeliharaan dan Kerusakan Pada kasus-kasus dimana perbaikan permanen tidak dilaksanakan oleh kontraktor, maka pada pasal ini ditambahkan persyaratan yang berkenaan dengan perbaikan sementara atas jalan yang rusak yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan dan biaya-biaya atas kerusakan tersebut sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan atau sampai diserahkannya site untuk maksud dilakukannya perbaikan permanen (yang manapun yang terjadi lebih dulu). Pasal 53 : Peralatan - Penyewaan alat, penjualan atau pembuangan alat, pembayaran atau pembebasan bea masuk, biaya pelabuhan, sandar dan biayabiaya lain yang berkenaan dengan alat - Diberi batasan-batasan (apabila digunakan) atas alat sewa, sewa beli, kepemilikan dan lain-lainnya - Tidak termasuk dalam pasal ini, adalah kendaraan yang digunakan untuk angkutan tenaga kerja, alat atau bahan ke dan dari Site Pasal 59 : Nominated Sub Contractor Penjelasan tentang perencanaan oleh subcontractor (bila ada) Pasal 60 : Sertifikat dan Pembayaran - Uang muka dan cara pengembaliannya - Pemotongan dan pencairan retensi, prosentase dan batas retensi - Tempat pembayaran, frekwensi, pembayaran (bila tidak bulanan) - Jumlah minimum sertifikat (pembayaran) dan berapa lama keluarnya pembayaran setelah terbitnya sertifikat tersebut - Mata uang - Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam hal ini Pasal 68 : Notice : - Alamat Pemberi Tugas - Alamat Direksi Pasal 70 : Perubahan dalam biaya dan Perundang-Undangan ; 59

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

V. W.

Perubahan nilai kontrak dalam porsi asing maupun rupiah karena adanya perubahan upah dan tunjangan buruh dan karyawan lokal, perubahan dalam biaya bahan untuk pekerjaan permanen atau sementara, atau dalam bahan bakar, listrik, ongkos angkut, asuransi, bea masuk dan lain-lain - Formula yang dipakai untuk menghitung perubahan harga (kalau ada) Pasal 73 : Pajak Pembayaran pajak oleh kontraktor dan karyawannya (PPh misalnya) Pasal 74 : Rupa-rupa - Peraturan-peraturan tentang impor - Peraturan-peraturan tentang bahan peledak - Suap dan korupsi - Foto-foto pekerjaan - Dan lain-lain yang dianggap perlu Adanya kontrak lanjutan dari proyek tertentu (repeat order) Pemilik memerlukan adanya kegiatan yang lebih awal di Site Dipandang menguntungkan untuk melibatkan kontraktor dalam tahap perencanaan -

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

60

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

TREE - DIAGRAM JENIS KONTRAK KONSTRUKSI 1. 2. 3. 4. SELECTIVE COMPETITION . OPEN COMPETITION. NEGOTIATED CONTRACT. EARLY SELECTION = PEMELIHAN SECARA DINI TENDER DUA TAHAP Pada tahap pertama, diundang sejumlah kontraktor untuk mengajukan penawaran atas pekerjaan-pekerjaan pokok dari suatu proyek Biasanya dalam bentuk BQ yang disederhanakan Pada tahap ke dua, kontraktor yang menang akan diajak negoisasi untuk mencapai kesepakatan harga proyek berdasarkan penawaran pada tahap pertama. 5. DESIGN AND BUILD = MERENCANAKAN DAN MELAKSANAKAN Pemilik menunjuk kontraktor untuk membuat perencanaan suatu proyek sekaligus melaksanakannya. CLIENT

CONTRACTOR

ARCHITECT

CONSULTANTS

QUANTITY SURVEYOR

6. PACKAGE DEAL = KONTRAK PAKET Hampir sama dengan jenis Design and build. Bedanya, dalam kontrak paket, design bangunan dipilih oleh Pemilik dari buku atau bangunan bangunan yang sudah ada. 7. TURNKEY METHO = CARA PUTAR KUNCI Semua pekerjaan, mulai dari membuat desain, melaksanakan pembangunan sampai dengan menyediakan perlengkapan dalam, ditangani oleh satu kontraktor. Kadang-kadang juga termasuk menyediakan tapak bangunan. Jadi Pemilik terima jadi dan siap untuk dipakai, tinggal putar kuncinya saja.

8. MANAGEMEN CONTRACT = KONTRAK PENGELOLAAN Istilah ini dipakai untuk menjelaskan suatu cara mengatur kelompok pelaksana dan proses pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor utama menjual kecakapan manajemen yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu proyek dan untuk itu mendapat imbalan sebagai pengganti biaya-biaya overhead ditambah sejumlah keuntungan. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 61

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

9. CONTRUCTION MANAGEMENT CONTRACTING = KONTRAK MANAJEMEN KONSTRUKSI Merupakan suatu alternatif bagi managemen contract Pemilik emili suatu kontraktor, yang selanjutnya bertanggungjawab untuk menunjuk kelompok perencana. Pemilik hanya berhubungan dengan kontraktor Dalam cara CM ini kontraktor mengendalikan tahap perencanaan maupun pelaksanaan. CLIENT

ARCHITECT

CONSTRUCTION MANAGEMENT CONTRACTOR

QUANTITY SUPERVEYOR CONSTRUCTION/ KONTRAKTORKONTRAKTOR SPESIALIS

CONSULTANTS

10. PROJECT MANAGEMENT = CARA PIMPRO Pemilik menunjuk Proyek Manager, yang selanjutnya bertanggungjawab menunjuk konsultan perencana dan memilih kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan. Fungsi Proyek Manager adalah mengatur dan mengkoordinasikan jadwal kegiatan perencanaan maupun pelaksanaan. CLIENT

PROJECT MANGER

ARCHITECT

CONTRACTOR

QUANTITY SURVEYOR

CONSULTANT

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

62

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

11. MANAGEMENT FEE CONTRACT = KONTRAK IMBAL KELOLA Serupa dengan kontrak const plus Kontraktor sepakat untuk melaksanakan proyek sesuai biaya sebenarnya. Sebagai imbalannya, kontraktor memperoleh sejumlah balas jasa / bonus. 12. FAST TRACKING = JALUR CEPAT Dalam cara ini, terjadi kegiatan tumpang tindih antara perencanaan dan pelaksanan dalam suatu proyek. Perencanaan dan pelaksanan berjalan bersama. Oleh karena itu, ada kemungkinan terjadi banyak kontrak untuk suatu proyek. Misal saja kontrak untuk pekerjaan fondasi, kontrak untuk pekerjaan struktur bagnunan atas dan lain-lain. Dan kontraktornyapun dapat berbeda-beda. 13. MEASURED TERM Biasanya terdapat pada proyek-proyek pemeliharaan yang besar (maintenance work). Dalam hal ini kontraktor diberikan pekerjaan pemeliharaan atas berbagai bagian bangunan. Setelah selesai kontraktor dibayar berdasarkan harga-harga yang telah disetujui. 14. SERIAL TENDER = TENDER BERSAMBUNG Cara ini merupakan pengembangan dari kontrak negosiasi, dimana suatu kontraktor telah berhasil melaksanakan suatu kontrak dari proyek sejenis. Pekerjaan berikutnya dilaksanakan berdasarkan harga satuan penawaran awal. Pada mulanya, para kontraktor bersaing untuk memenangkan satu proyek saja. Namun pada tahap ini, sudah diantisipasi adanya kemungkinan proyek sejenis dimasa yang akan datang, yang dapat diperhitungkan dalam mengajukan penawaran proyek pertama tersebut. 15. BULK PUCHASE AGREEMENTS = KESEPAKATAN PEMBELIAN TERTENTU Dalam cara ini pemilik telah menjalin kerja sama dengan perusahaan tertentu untuk mengadakan barang-barang tertentu dalam julah dan periode tertentu. Kontraktor membuat penawaran berdasarkan harga-harga dari perusahaan tersebut.

16. SPECULATIVE WORK = PEKERJAAN SPEKULASI Hal ini biasanya terjadi pada pemilik yang bergerak dalam usaha properti. Karena adanya permintaan pasar, maka pemilik dapat membangun sejummlah rumah tertentu atau pabrik tertentu untuk dijual. Kegiatan ini tentu didahului oleh survey pasar. Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO 63

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

Untuk memenuhi maksud ini, maka peilik dapat melaksanakan sendiri pekerjaan mulai dari penyediaan tanah, perijinan, perencanaan dan pelakasnaan konstruksi. Tetapi dapat juga menunjuk arsitek untuk membuat perencanaan dan kontraktor untuk pelaksanaan konstruksi. 17. DIRECT LABOUR = SEWA KELOLA Biasanya dilakukan oleh pemerintah (Pemda atau Departemen PU) untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan yang rutin. 18. BUILD, OPERATE AND TRANSFER (BOT)= MEMBANGUN MENGOPERASIKAN DAN MENYERAHKAN KEMBALI Ini sebenarnya salah satu bentuk penanaman modal. Perusahan yang melakukan kontrak ini lebihg tepat disebut investor. Dalam cara ini, maka seluruh kegiatan pekerjaan mulai dari penyediaan lahan, study kalayak, perencanaan, pelaksanaan pekerjaan, pemeliharaan, penyediaan perlengkapan / fasilitas, dilakukan dan dibiayai oleh investor. Sebagai imbalannya, maka investor diberi hak untuk mengoperasikan bangunan tersebut secara komersial untuk selama jangka waktu tertentu. Setelah masa pengopreasian habis, maka bangunan tersebut diserahkan kepada pemilik. Didalam setiap tahap kegaitan pembangunan proyek, investor dapat memakai jasa-jasa perusahaan / perorangann yang ahli dibidang itu. A. LUMP SUMP PRICE = HARGA TOTAL PASTI Kontraktor harus menghitung volume pekerjaan berdasarkan gambar-gambar dan spesifikasi yang diterima, dan dengan dasar ini menentukan harga penawaran. Resiko bagi kontraktor terdapat dalam tahap perhitungan volume dan juga dalam penentuan harga. Untuk menghadapi kemungkinan resiko semacam itu, maka kontraktor cenderung mempertinggi harga penawaran SCHEDULE OF RATE = DAFTAR HARGA SATUAN Dalam cara ini bagian-bagian pekerjaan yang belum dapat ditentukan secara pasti, hanya ditawar harga satuannya saja. Bagian volumenya tidak ada / dikosongkan. Dengan cara ini, tidak dapat diperkirakan harga kontrak atau harga akhir suatu proyek. BILL OF QUANTITIES = HARGA SATUAN PEKERJAAN Kontraktor hanya memusatkan perhatiannya pada harga saja, karena semua pihak menggunakan data ukuran yang sama. Bagian-bagan pekerjaan beserta volumenya sudah diberikan dalam dokumen tender.

B.

C.

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

64

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

D.

BILL OF APPROXIMATE = QUANTITIES Kadang-kadang tidak mungkin untuk mengukur bagian-bagian pekerjaan tertentu secara tepat. Dalam hal ini maka Bill of Approximate Quantities dipakai dan pengukuran seluruh bagian pekerjaan dilakukan setelah proyek selesai. COST PLUS PROSENTASE Kepada kontraktor dibayarkan biaya-biaya upah, bahan, peralatan, sub kontraktor dan overhead, serta dijumlah prosen sebagai keuntungan. COST PLUS FIXED FEE Keuntungan untuk kontraktor ditetapkan dan disepakati lebih dahulu

E.

F.

STRATEGI MENGELOLA KONTRAK 1. Membuat investasi / catatan tersendiri yang akurat tentang : a. b. c. Semua hak langsung, serta cara dan prosedur untuk merealisasikannya Semua hak tidak langsung, serta cara dan prosedur untuk merealisasikannya Semua kewajiban yang harus dipenuhi, serta sanksi bila lalai

2. Melakukan pencatatan secara tertulis maupun visual atas semua kejadian selama pelaksanaan kontrak 3. Mempersiapkan dan membuat tuntutan untuk mendapatkan hak-hak langsung maupun tidak langsung 4. Semua prosedur yang ada, harus diterjemahkan dalam bentuk Proses Operasi Standar (POS) STANDARD-STANDARD KONTRAK YANG BERLAKU DI INDONESIA 1. Local Competitive Bidding (LCB) : umumnya dalma proyek-proyek milik Pemerintah yang dibiayai sepenuhnya dari APBD / APBN 2. International Competitive Bidding (ICB) : umumnya dalam proyekproyek milik pemerintah yang dibiayai sebagian atau seluruhnya dari bantuan luar negeri 3. FIDIC : Umumnya dalam proyek-proyek milik Pemerintah yang dibiayai sebagian atau sepenuhnya dari bantuan luar negeri

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

65

DIKTAT
Disusun oleh :

MENEJEMEN KONSTRUKSI TKS 3685

Zainuddin

4. Joint Contract Tribunal (JCT) / Riyal Institute of British Architects / RIBA ; banyak digunakan untuk proyek gedung, terutama oleh swasta / bangunan komersial

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil UNIGORO

66

Anda mungkin juga menyukai