Proyek
OLEH :
DR. IR . SUKARNO BUDI
UTOMO, MT
MANAJAMEN DAN
PERKEMBANGANNYA
Di bawah ini adalah pengertian manajemen menurut beberapa pakar manajemen:
Manajemen adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Pendapat Prof. R. Ir. M. Aroef).
Manajemen adalah proses yang membeda-bedakan atas: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan
dan pengendalian dengan memanfaatkan ilmu dan seni agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Manajemen ada hubungannya dengan pencapaian suatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen erat kaitannya dengan usaha untuk memelihara kerja sama sekelompok
orang, yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada.
Tingkatan
Manajemen
Tingkat pertama : Manajemen puncak (corporate/top management), dikenal dengan nama Chief Executive
Officer (CEO) biasanya terdiri dari beberapa orang pimpinan. Tugas atau kewajibannya adalah membuat
kebijakan-kebijakan strategis yang harus diambil untuk jangka waktu panjang. Sifat pekerjaannya lebih
banyak pada tugas manajerial dibandingkan operasional.
Tingkatan Manajemen
Tingkat kedua : Manajemen menengah (Business/Middle Management,
disebut juga Divisional Manager). Tugas dan kewajibannya lebih banyak
dalam pembuatan perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat taktis.
Perencanaan-perencanaan ini merupakan hasil penjabaran dari kebijakan-
kebijaksan yang telah diambil dan dicanangkan oleh para manajer puncak.
Perencanaan yang dibuat biasanya untuk satu hingga lima tahun
mendatang.
Tingkatan Manajemen
“Manajemen ilmiah dapat dirumuskan sebagai suatu penalaran logis dan sistematis atas kejadian-
kejadian dalam praktek menejemen, hingga menjadi kesimpulan yang berlaku secara umum dengan
batasan yang menyertainya”
Pada model ini manajemen merupakan kotak hitam [black box) yang mempunyai masukan, proses dan
keluaran. Model ini biasanya berada pada lingkungan tertentu, di mana sistem tidak bisa dipisahkan dengan
lingkungannya. Biasanya masalah akan timbul dari lingkungan dan saluran sistem, sehingga sukar
dikendalikan.
5. Manajemen dengan Pendekatan
Kontingensi
Model ini menyatakan bahwa hasil suatu proses dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi setempat, misalnya perbedaan budaya, kualitas sumber daya manusia,
filoson organisasi dan lain sebagainya.
Sebagai contoh: manajemen di pabrik semen belum tentu cocok diterapkan pada pabrik
makanan instant. Terdapat beberpa variabel yang tidak memungkinkan untuk bisa digunakan
karena jenis usahanya berlainan dan prosedur produksinya juga berlainan. Tetapi bila sistem
manajemen pabrik semen tadi dianggap bagus, bisa diterapkan dengan melakukan beberapa
perubahan atau modifikasi.
Hubungan Manajemen
Proyek dengan Bidang Ilmu
Lain (Duncan, 1996)
• Proyek merupakan strategi proses produksi yang digunakan apabila produk yang akan dihasilkan bersifat
unik dan membutuhkan kreatifitas. Strategi proyek digunakan untuk menanggapi tipe permintaan design-
to-order dan make-to-order.
• Kedua tipe strategi respon permintaan tersebut hampir mirip dan hanya memiliki sedikit perbedaan. Pada
design-to-order produk baru didesain dan diproduksi setelah ada permintaan dari konsumen, sementara
pada make-to-order hanya produksi yang baru dilakukan setelah ada permintaan dari konsumen. Proses
pengerjaan proyek dikelola menggunakan pendekatan manajemen proyek (Gaspersz, 2004).
D I K U T I P D A R I : B E R RY Y U L I A N D R A ( U N I V E R S I TA S A N D A L A S )
Startegi Sistem Manufaktur
D I K U T I P D A R I : B E R RY Y U L I A N D R A ( U N I V E R S I TA S A N D A L A S )
Perlu diingat....
Karakteristik unik yang membedakan proyek dari proses manufaktur lainnya adalah
tidak ada aliran produk. Material, peralatan dan pekerja dibawa ke lokasi proyek untuk
mengerjakannya di tempat. Meskipun begitu sebuah proyek tetap memiliki urutan
aktivitas pengerjaan.
Proyek juga memiliki kecenderungan untuk menghabiskan biaya yang tinggi serta relatif
lebih sulit untuk direncanakan dan dikendalikan dibandingkan proses manufaktur
lainnya.
D I K U T I P D A R I : B E R RY Y U L I A N D R A ( U N I V E R S I TA S A N D A L A S )
Klasifikasi Proyek Berdasarkan Motif
Pelaksanaan (de Wit, 1988)
Klasifikasi Proyek
Berdasarkan Tipe
Kegiatan.
Manajemen Proyek vs Kegiatan Operasional