Anda di halaman 1dari 27

Prasyarat : 1. Pengetahuan Bahan Teknik 2. Statika dan dinamika 3. Kekuatan Bahan 4. Penerapan Komputer 5.

Matematika

Mata Kuliah lanjut :

Mempelajari proses perencanaan elemen mesin dengan menggunakan salah satu Standar perencanaan yang ada (JIS) Menentukan dimensi dan jenis bahan yang digunakan dari elemen mesin yang direncanakan Mengintegrasikan proses perencanaan dalam bentuk software aplikasi

Poros dan Pasak Kopling Tetap Kopling tidak Tetap dan REM Bantalan Sabuk dan Rantai Roda Gigi Ulir dan Pegas

Komponen Penilaian

Tugas-Tugas kecil Kuiz UTS UAS Tugas Besar (grup)

(10%) (10%) (30%) (30%) (20%)

Jadwal pengumpulan tugas besar, 2 minggu sebelum UAS

Poros merupakan bag yg sangat penting dari mesin Fungsi Poros :


Meneruskan Tenaga ke poros yang lan Meneruskan Putaran keporos yang lain

Macam_macam Poros : ada 3

Poros Transmisi : poros yang menerima beban lentur, puntir atau kedua-duanya. Daya diruskan melalui : kopling, roda gigi, puli sabukatau sproket rantai Poros Spindel : Beban utamanya adalah puntiran. Contohnya adalah poros yang ada pada mesin bubut. Syarat bahan yang digunakan harus mempunyai deformasi yang kecil Gandar : adalah poros yang murni menerima beban lentur, contohnya adalah poros yang digunakan pada gerobak barang. Gandar ada yang berputar atau yang benar-benar diam

Bentuk poros ada 3 macam : poros lurus, poros engkol, poros luwes (agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah)

A.

Hal-hal penting dalam Perencanaan Poros


a) b) c) d) e)

Kekuatan Poros Kekakuan poros Putaran kritis Korosi Bahan Poros

Kekuatan Poros

Beban Poros adalahpuntir, lentur atau kombinasi, beban tarikatau tekan (spt pada as baling-baling) Pengaruh konsentrasi : poros bertangga, alur pasak Poros harus direncanakan untuk menerima beban-beban external tsb Bahan poros walaupun kuat tetapi bila defleksi lentur atau puntir tinggi menyebabkan ketidak telitian. Maka kekakuan poros harus diperhatikan dalam perancangan

Kekakuan Poros

Putaran Kritis

Jika putaran mesin dinaikan sampai nilai tertentu maka akan terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran tsb disebut putaran kritis. Didalam design putaran operasional mesin harus dibawah putaran kritis

Korosi

Bahan tahan korosi harus dipilih untuk bahan poros atau melakukan perlinungan terhadap bahan poros yang digunakan, mis dg coating
Bahan S-C (Steel Construction) ; baja yang ddioksidasikan dg ferrosilikon da di cor : kadar karbon terjamin

Bahan Poros

Baja Karbon untuk Konstruksi Mesin dan Baja Batang yang difinis dingin untuk poros
Lambang Perlakuan Panas Kekuatan Tarik (kg/mm2)
48 52 55 58 62 66 53 60 72 Dtarik dingin, digerinda, dibubut atau gabungan hal-hal tsb

Standar dan macam


Baja Karbon Konstruksi Mesin (JIS G 4501)

Keterangan

S30C S35C S40C S45C S50C S55C S35C-D S45C-D S55C-D

Penormalan Idem Idem Idem Idem idem

Batang Baja yang difinis Dingin

Poros-Poros yang digunakan untuk putaran tinggi dan beban beratumumnya dibuat dari baja paduan spt : baja khrom nikel, baja khrom nikel molibden dll Baja paduan umumnya sangat mahal, maka tidak selalu dianjurkan untuk penggunaan jenis-jenis ini. Penggantinya menggunakan baja SF dimana kekauatannya dijamin

Baja Paduan Untuk Poros


Standar dan Macam Baja Khrom Nikel (JIS G 4102) Lambang SNC 2 SNC 3 SNC 21 SNC 22 SNCM 1 SNCM 2 SNCM 7 SNCM 8 SNCM 22 SNCM 23 SNCM25 SCr 3 SCr 4 SCr 5 SCr 21 SCr 22 SCM 2 SCM 3 SCM 4 SCM 5 SCM21 SCM22 SCM 23 Perlakuan Panas Pengerasan kulit Pengerasan Kulit Pengeran kulit Pengerasan Kulit Pengerasan Kulit Pengerasan kulit Pengerasan Kulit Pengerasan Kulit Pengerasan Kulit Pengerasan Kulit Kekuatan Tarik (kg/mm2) 85 95 80 100 85 95 100 105 90 100 120 90 95 100 80 85 85 95 100 105 85 95 100

Baja Khrom Nikel Molibden (JIS G 4103)

Baja Khrom (JIS G 4104)

Baja Khrom Molibden (JIS G 4105)

Kelas

Lambang

Pemakaian Utama Poros Pengikut

Perlakuan Batas Kekuatan Panas Mulur Tarik (kg/mm2) (kg/mm2)

Kelas 1 Kelas 2
Kelas 3

A
B A B A B A

SFA 55A
SFA 55B SFA 60A SFA 60B SFA 65A SFA 65B SFAQA SFAQB

Penormala n atau celup dingin


Celup dingin dan pelunakan Celup dingin dan pelunakan pd bag tertentu

28 30
35

55 60
65

Kelas 4

Gandar yang digerakan dan poros pengikut

30

60

Umumnya baja diklasifikasikan berdasarkan Kandungan Karbonnya


Golongan Kadar C (%)

Baja Lunak Baja Liat Baja Agak Keras Baja Keras Baja Sangat Keras

0.15 0.2 0.3 0.3 0.5 0.5 0.8 0.8 1.2

Nama

Standar Jepang (JIS) S25C S30C S40C S45C S50C S55C SF 40,45,50,55 SNC SNC22 SNCM 1 SNCM 2 SNCM 7 SNCM 8 SNCM22 SNCM23 SNCM25 Scr 3 SCr 4 SCr 5 SCr21 SCr22 SCM 2 SCM3 SCM4 SCM5

Standar Amerika (AISI), Engrish(BS ) dan Jerman DIN AISI 1025, BS060A25 AISI 1030, BS060A30 AISI 1035, BS060A35, DIN C35 AISI 1045, BS060A45, DIN C45,CK45 AISI 1050, BS060A50, DIN St50.11 AISI 1055, BS060A55 ASTM A105-73 BS 653M31 BS En36 AISI 4337 BS830M31 AISI 8645,BS En100D AISI 4340, BS817M40, 816M40 AISI 4315 AISI 4320, BS En325 BS En39B AISI 5135, BS530A36 AISI 5140,BS 530A40 AISI 5145 AISI 5115 AISI 5120 AISI 4130, DIN 34CrMo4 AISI 4135, BS708A37 AISI 4140, BS708M40, DIN42CrMo4 AISI 4145, DIN50CrMo4

Baja karbon konstruksi mesin

Baja Tempa Baja Nikel Khrom Baja Nikel Khrom molibden

Baja Khrom

Baja khrom molibden

Mulai

1. Daya yang ditransmisikan P(kW), putaran poros (rpm)

2. Faktor koreksi

3. Daya Rencana Pd (kW)

4. Momen Puntir Rencana T (kg.mm)

Bahan Poros, perlakuan panas, kekuatan tarik B (kg/mm2),apakah poros bertangga atau beralur pasak, faktor keamanan sf1, sf2

Tegangan geser yang diijinjan a (kg/mm2)

7. Faktor koreksi untuk momen puntir KT, Faktor lenturan Cb 8. Diameter poros ds (mm)

9. Jari-jari filet dari poros bertangga r (mm) Ukuran pasak dan alur pasak Menggunakan Tabel D

C 10. Faktor konsentrasi tegangan pada poros bertangga , pada pasak Melihat Gambar

<

.2

12.

13. Diameter poros ds (mm), Bahan poros, Perlakuan panas, jari-jari filet dari poros bertangga, ukuran pasak dan alur pasak

STOP

END

Tabel. Faktor koreksi daya yang ditransmisikan fc Daya yang ditransmisikan Daya rata-rata yang diperlukan Daya maksimum yang diperlukan Daya Normal = () 21 60 = 1000 102 = 9.74 105 1 fc 1.2 2.0 0.8 1.2 1.0 1.5

Daya Rencana

Torsi Rencana (kg.mm)

Torsi rencana bila dibebankan pada poros dengan diameter ds, maka tegangan geser yang terjadi adalah (kg/mm2)
= . 3 = 16 5.1 3

Tegangan geser yang diijinkan a dihitung atas dasar batas kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik yg besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik B (kg/mm2), jadi besarnya adalah 18% dari kekuatan tarik B, sesuai dg standar ASME.

Untuk nilai 18 %, maka faktor keamananya diambil 1/0.18 = 5.6, nilai digunakan untuk bahan SF dan 6 untuk bahan SC. Faktor keamanan ini diberi notasi sf1. Untuk memberikan faktor keamanan pada poros bertangga atau beralur pasak akibat konsentrasi tegangan maka ditambahkan faktor keamanan kedua sf2. Besarnya sf2 menurut JIS adalah 1.3 s/d 3.0 dan besarnya a dapat dihitung :
= 1 2

Faktor koreksi untuk momen puntir (Kt) perlu dipertimbangkan dan besarnya adalah 1 s/d 3 tergantung kondisi beban external Faktor koreksi untuk momen lentur juga dipertimbangkan dan besarnya diambil antara 1.0 s/d 2.3 tergantung ada/tidaknya lenturan yang terjadi pada sistem, dan diameter poros yang direncanakan dihitung dengan persamaan sbb :
= 5.1
0.33

ukuran nom. pasak

Ukuran stdr b, b1 dan b2

Ukuran Stdr h

P.pris matis, pasak luncur


2 3 4 5 6 7 7 8 8 9 10 10 11

Pasak tirus

Ukura n standa r t1

Ukuran standar t2

r1 dan r2

Referensi

Pasak prisma tis


1.0 1.4 1.8 2.3 2.6 3.0 3.3 3.3 3.3 3.8 5.0 4.3 4.4

Pasak luncur

Pasak tirus

Diameter poros yang dapat dipakai


Lebih dari 6 - 8 0.08-0.16 Lebih dari 8-10 Lebih dari 10 -12 Lebih dari 12 - 17 Lebih dari 17 - 22 Lebih dari 20 - 25 Lebih dari 22 -30 Lebih dari 30-38 Lebih dari 38 - 44 Lbih dari 44 - 50 0.25-0.40 Lebih dari 50 - 55 Lebih dari 50 -58 Lebih dari 58 - 65

2x2 3x3 4x4 5x5 6x6 7x7 8x7 10 x 8 12 x 8 14 x 9 15 - 10 16 x 10 18 x 11

2 3 4 5 6 7 8 10 12 14 15 16 18

6.20 0.160.25 6-36 8-45 10-56 0.250.40 14-70 16-80 18-90 22-110 28x140 0.400.60 36x160 40 - 180 45 - 180 50 - 200

1.2 1.8 2.5 3.0 3.5 4.0 4.0 5.0 5.0 5.5 5.0 6.0 7.0

0.5 0.9 1.2 1.7 2.2 0.16-0.25 3.5 3.0 2.4 2.4 2.4 2.9 5.5 5.0 3.4 3.4

7.2

10.2

Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 10 (kW) [ada rpm 1450 (rpm). Disamping beban puntir, diperkirakan pula akan dikenakannya beban lentur. Sebuah alur pasah perlu dibuat, dan dalam sehari akan bekerja selama 8 jam dengan tumbukan ringan. Bahan diambil baja batang difinis dingin S30C Solusi
P = 10 kW, n1 = 1450 rpm Fc = 1 Pd = 1.0 x 10 = 10 kW

T =9.74 105

10 1450

= 6717 .

S30C-D, = 58 /2, sf1 = 6.0 dan sf2 = 2.0 = = 4.83 /2 6.0 2.0 Cb = 2.0 Kt = 1.5 = 2.0 1.5 6717 = 27.7 Diameter poros ds = 28 mm (lihat ukuran poros yang ada) Dianggap diameter bagian yang menjadi tempat bantalan adalah = 30 mm Jari-jari filet =(30 -28)/2 = 1.0 mm Alur pasak 8 x 4 x filet 0.4 ( besar dari JIS) Konsentrasi tegangan pada poros bertangga adalah : 0.4/28 = 0.034, 30/28 = 1.07, = 1.37 Konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak adalah 0.4/28 = 0.014, = 2.8 maka >
5.1 4.83 0.33 58

Dari persamaan untuk tegangan geser aktual = 5.1


6717 28 3

= 1.56

4.83 x 2.0/2.8 = 3.45 (kg/mm2) 1.56 x 2.0 x 1.5 = 4.86 < Berarti diameter poros belum memenuhi syarat JIS harus diulang perhitungannya dengan menaikan diameter ds menjadi = 31.5 mm, dan mengambil diameter untuk tempat bantalan = 35 mm. Jari-jari filet (35 -31.5)/2 = 1.75 mm Alur pasak 10 x 4.5 x 0.6 (0.6 besar dari JIS) Konsentrasitegangan dari poros bertangga adalah 1.75/31.5 = 0.056, 35/31.5 = 1.11, = 1.30 Konsentrasi tegangan dari poros dengan alur pasak adalah : 0.6/31.5 = 0.019, = 2.7 >
2

Anda mungkin juga menyukai