Anda di halaman 1dari 46

KASTRAT

0 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

SEKRETARIS BIDANG : DINO AVINSA ANGGARA PUTRA

STAFF : DIENA HANIFA M. ORTO WITRA WAHAB MUHAMMAD WIM ADHITAMA RAHIM NOOR WAHYUDI MOHAMMAD RIFAN MAULANA RINA PURNAMA SARI YANUAR MURNA ISTIFART NUR MUHAMMAD ARJANARDI LUTFI MAULANA

1 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

KATA PENGANTAR SEKWIL ISMKI WILAYAH 3

Penemuan sejati bukanlah menemukan tempat-tempat baru, akan tetapi melihatbdengan cara pandang baru. -Marcel ProustAssalamualaikum Wr. Wb. Mahasiswa kedokteran yang selalu dalam rahmat Alloh SWT. Banyak hal yang selalu kita anggap luar biasa dimata kita ternyata belum tentu luar biasa dimata orang lain. Beginilah hakitkat yang memang selalu terjadi dalam diri setiap manusia. Pandangan yang tidak pernah lepas dari perbedaan dalam melihat sebuah permasalahan merupakan hakikat yang selalu ada. Namun itulah sebenarnya hakikat dari adanya penemuan yang sebenarnya. Tidak mungkin Albert Einstein dapat menjadi ilmuan yang begitu terkenal jika dia tidak melihat dari sudut pandang berbeda. Dalam setiap tulisan yang dibuat oleh seorang mahasisawa dalam melihat sebuah permasalahan pasti terdapat sebuah perbedaan dengan pembaca. Justru dengan adanya perbedaan itu akan tercipta penemuan-penemuan dalam cara berfikir yang lebih luar biasa. Di dalam bulkisyah 3 ini kami berharap sudut pandang dari kawan-kawan Kastrat Wilayah 3 ISMKI akan menimbulkan penemuan-penemuan baru dalam memandang sebuah masalah yang ada di sekitar kita. Semoga dapat memberikan inspirasi bagi kawan-kawan sekalian. Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh saudara-saudara saya yang tergabung dalam kastrat wilayah 3 dan saya ucapkan selamat atas terbitnya Bulkisyah 3 edisi kedua ini. Semoga selalu menginspirasi dunia...Jia You^^ Hidup Mahasiswa!! Wassalamualaikum Wr. Wb Yogyakarta, Agustus 2012 Sekretaris Wilayah 3

ANGGA DWI PRASETYO ISMKI untuk Bangsa Indonesia

2 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

KATA PENGANTAR SEKBID KASTRAT ISMKI WILAYAH 3 Assallammualaikum Warrohmatullohi Wabarokatuh Perkenankanlah saya Dino Avinsa Anggara Putra, selaku sekbid KASTRAT ISMKI wilayah 3, untuk memberikan sambutan atas launching Bulkisyah. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, buletin KASTRAT (Kajian Strategis) ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia) Wilayah 3 edisi.II ini dapat terbit kembali dengan sempurna. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah meng- sukseskan buletin ini. Saya ucapkan terimakasih juga dan rasa bangga saya kepada seluruh staff kastrat wilayah 3 , Luthfi , Diena, Jenar, Wim, Rifan, Yanuar, Rahim, Rina, dan Orto, yang telah mengeluarkan ide dan gagasan fikiran nya, gagasan jiwa nya, demi terbentuknya buletin KASTRAT ISMKI edisi.II ini. Sesuai perkataan saya, yang terus saya katakan jika saya mengunjungi suatu universitas, Orang politik itu banyak musuh. Orang politik itu banyak dibenci orang. Ataupun Orang politik malah bisa sebaliknya yang didambakan para masyarakat.Itu semua tergantung kalian dimana kalian mensiasati berkembangnya dan majunya negara Indonesia ini. Tetap semangat untuk para staff, dan teruslah berfikir kritis, jadilah kita sebagai orang terdepan yang mewujudkan negri ini menjadi negri yang berfikiran kritis, solutif, dan inspiratif. Sekian sambutan dari saya, apabila ada yang kurang di buletin mohon dimaafkan dan lebih baiknya diberi solusi agar buletin ini lebih baik lagi kedepannya. Saran dan solusi selalu saya terima dengan senang hati, silahkan menghubungi kontak saya yang tertera di buletin ini. HIDUP MAHASISWA !!! Wassallammualaikum Wr.Wb... Yogyakarta, Agustus 2012 Sekbid KASTRAT ISMKI Wilayah 3

DINO AVINSA ANGGARA PUTRA

3 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................2 Daftar Isi...................................................................................................................4 CV Sekbid Kastrat ISMKI Wilayah 3......................................................................5 Saatnya Menganalisis! (kasus 1)..............................................................................6 Kastratisasi...............................................................................................................7 Sekolah Kastrat......................................................................................................11 Uang Kuliah Tunggal.............................................................................................17 Saatnya Menganalisis! (kasus 2)............................................................................19 Medical Tourism....................................................................................................20 Program Indonesia Menuju Indonesia Sehat..........................................................23 Indonesia Bebas Rokok??......................................................................................27 Saatnya Menganalisis! (kasus 3)............................................................................32 MDGs (Millenium Development Goals)...............................................................33 Perjalanan Panjang Dapatkan Jaminan Sosial........................................................37 Profil Anggota Kajian Strategis ISMKI Wilayah 3...............................................42

4 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

SEKRETARIS BIDANG KAJIAN STRATEGIS IKATAN SENAT MAHASISWA KEDOKTERAN INDONESIA WILAYAH 3

Curriculum Vitae Nama TTL Alamat Universitas No. HP PIN BBM Twitter Facebook

: Dino Avinsa Anggara Putra : Balikpapan, 14 september 1993 : Jl.Kaliurang km.14 Perum.IDI Pamungkas A.109 Yogyakarta : Muhammadiyah Yogyakarta : 085727388282 (sms) , 082155286486 (telfon) : 27BCAECC : @dinoavinsaAP : Dino Avinsa Anggara Putra

Pengalaman Jabatan di dalam kampus : Koordinator Bidang HUMAS Jaringan Muda Peduli HIV/ AIDS (20102011) Koordinator Bidang Advokasi Mahasiswa SEMAKU(2011-2012) Sekretaris Bidang Kajian Strategis ISMKI Wilayah III (2011- 2012)

5 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Saatnya Menganalisis! (Kasus 1)

Disebuah hotel tua berlantai 4 telah ditemukan mayat professor Jacob. Anda selaku detektif diminta untuk menyelidiki kasus tersebut. Pengurus hotel, Helen berkata bahwa saat ini hotel tua itu sangat sepi sehingga hanya ada 6 tamu saja yang sedang menginap, termasuk si Professor. Berikut nama kelima tamu lainnya: Nikita, Thomas, Julian, George, dan Juliet. Anda diantar Helen ke kamar 210, kamar yang ditempati korban. Mayat korban ditemukan terbaring di lantai. Tetapi rupanya korban sempat menulis sesuatu di lantai kayu dengan spidol, sebelum benar-benar menghembuskan nafas terakhir. Pada baris pertama, korban menggambar sebuah segitiga, sebuah lingkaran, dan sebuah segiempat. Pada baris kedua, korban menulis : 10-21-12-9-1-14 Semenit kemudian Anda menuju ke kamar pembunuh dan menangkapnya. Berapa nomor kamar tersangka dan siapakah dia?

6 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

KASTRATISASI

A. Pendahuluan Secara bahasa, kastratisasi merupakan proses pengkajian strategis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengkajian berarti proses, cara, perbuatan mengkaji; penyelidikan (pelajaran yg mendalam); penelaahan. Sedangkan strategis berarti berhubungan, bertalian, dan berdasar strategi, untuk imbuhan isasi pad kata kastrat berarti melakukan penanaman pola pikir tentang kastrat. Jadi kastratisasi merupakan ajang pelatihan agar seseorang dapat melakukan proses penelaahan atau pengkajian suatu masalah yang saling berhubungan dan memiliki dasar bukti valid yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum dan ilmiah. Di ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran

Indonesia),kastratisasi merupakan suatu cara untuk mengoptimalkan fungsi kastrat di suatu institusi maupun di ISMKI itu sendiri baik wilayah maupun nasional.

Maksud mengoptimalkan disini adalah bisa dengan menanamkan pola pikir seorang kastrat dan membagi ilmu tentang mekanisme kerja kastrat dari pencarian isu sampai follow up. Optimalisasi fungsi kastrat bisa juga dengan membentuk sebuah bagian atau departemen di badan eksekutif suatu institusi yang bertugas khusus dalam mengkaji suatu isu yang menyangkut orang banyak terutama mahasiswa kedokteran yang dilanjutkan dengan suatu aksi dan follow up. B. Latar Belakang Mahasiswa, sebuah golongan atau kaum yang identik dengan semangat pemuda dengan jiwa intelektualnya. Merupakan satu-satunya bagian dari masyarakat yang
7 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

mampu menjangkau semua kalangan, dari rakyat jelata hingga panglima panglima yang duduk diatas sana. Mahasiswa merupakan kaum intelektual yang mampu menyuarakan aspirasi rakyat, suatu kaum pemikir kritis yang mampu membawa perubahan tanpa membutuhkan kekuasaan, sehingga bebas dari kepentingan kelompok tertentu, hal ini disebut mahasiswa sebagai agen of change. Mahasiswa juga sebagai pengawas dan pengawal serta turut serta dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kebijakan-kebijakan serta peraturan dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, tingkat intelektualitasnya membuatnya mampu mengimbangi lihainya kata-kata politis yang terbungkus rapi dengan idealisme bangsa yang disebut dengan sebuah undang-undang. Mahasiswa juga mampu memberikan solusi dari permasalahan-permalasahan yang terjadi di masyarakat, semua hal ini disebut dengan mahasiswa sebagai agent of development. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran khususnya, kita juga berperan sebagai agent of health yang turut serta dalam menyehatkan bangsa Indonesia dengan kemampuan profesi yang kita miliki. Tiga hal ini yaitu agent of change, agent of development, dan agent of health dalam pelaksanaan fungsinya dibutuhkan sebuah bagian didalam kemahasiswaan yang bertugas membawa dan membahas isu-isu tersebut serta membawanya ke seluruh mahasiswa sebagai ajang untuk penyamaan persepsi, penyatuan sikap, dan pencerdasan, untuk bisa bersatu melaksanakan suatu aksi yang serentak dan nasionalis, oleh karena itu dibutuhkanlah kastrat, sebuah kajian strategis yang berfungsi sebagai tempat mengkaji suatu isu yang dilakukan sebagai penyatu roda pergerakan mahasiswa. C. Tujuan Kastratisasi Tujuan utama dari kastratisasi ini sendiri adalah untuk mengoptimalkan fungsi kastrat dan menstimulasi institusi yang belum memiliki kastrat untuk mengadakan fungsi kastrat ini di kampusnya. Untuk mengoptimalkan fungsi kastrat bisa dilakukan dengan cara pengenalan bidang kastrat, apa itu kastrat? Mekanisme kerja kastrat seperti apa? Apa saja
8 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

hasil yang telah dilakukan oleh teman-teman kastrat? Hal itu akan terjawab semua di kastratisasi. Kastrat adalah sebuah kajian strategis yang fungsinya mengkaji isu-isu yang sedang hangat dibahas di lingkup nasional maupun mahasiswa kedokteran secara khususnya. Mekanisme kerja kastrat biasanya dimulai dari pengumpulan isu, pemilihan isu, pengkajian, manajemen isu, pernyataan sikap, aksi dan terakhir adalah follow up atau pengkawalan isu, agar isu yang telah dikaji tidak dilepas begitu saja dan menguap ditengah hiruk pikuk isu-isu sensasional lainnya. Hasil yang telah dilakukan oleh teman-teman kastrat bisa berupa artikel yang merupakan bentuk pemikiran dan hasil penelaahan teman-teman katrat maupun sebuah aksi seperti penandatanganan petisi, audiensi, advokasi, maupun demonstrasi. Pengkawalan isu atau follow up dilakukan untuk terus mengawal hasil dari kajian tersebut agar bisa dilihat apakah masih terjadi penyimpangan atau tidak. Untuk institusi yang belum memiliki fungsi kastrat, maka akan ditekankan apa itu urgensi dari kastrat? Apa saja keuntungan sebuah institusi yang

memiliki kastrat? Apa jadinya sebuah institusi tanpa sebuah kastrat? Sebuah institusi memerlukan

fungsi pencerdasan mahasiswa yang berupa penelaahan suatu permasalahan yang berbasis fakta yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun hukum. Keuntungan memiliki kastrat di sebuah institusi adalah institusi nantinya mampu untuk membawa permasalahan-permasalahan dikampusnya dalam sebuah argumen maupun pernyataan yang berbasis bukti denngan data yang valid, bisa juga dijadikan ajang untuk menyatakan sikap suatu institusi terhadap isu atau lemabga tertentu. Apa jadinya suatu institusi tanpa adanya kastrat? Tumpul! Itu satu kata yang tepat mewakili ketiadaan fungsi kastrat, karena kastrat adalah ibarat sebuah pisau tajam yaitu kemampuan analisis kita untuk membedah permasalahan-permasalahan yang ada, menjadikan institusi tersebut kritis, solutif, dan peka serta mampu menganalisis suatu permasalahan.

9 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

D. Mekanisme Kastratisasi Kastratisasi dapat dilakukan dengan diadakan sekolah kastrat. Apa itu sekolah kastrat? Sekolah kastrat adalah semacam pelatihan yang biasanya dilakukan di LKMM Wilayah ISMKI Wilayah III bagi mahasiswa di institusi wilayah III tentang cara kerja kastrat, yang berisikan materi-materi yang dibutuhkan seorang mahasiswa untuk menjadi seorang kastrat. Materi-materi tersebut adalah manajemen isu, manajemen aksi, negosiasi, lobbying, cara pengkajian dan lainnya yang mendukung untuk melakukan fungsi kastrat. Dalam sekolah kastrat ini juga dilakukan sebuah simulasi kajian yang berujung dengan debat terbuka yang mengargumenkan masing-masing pendapat yang didukung dengan data yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara ilmiah maupun hukum. Hal ini dimaksudkan agar peserta mengetahui alur kerja seorang kastrat. Hal yang kedua yang bisa dilakukan untuk melaksanakan sebuah kastratisasi adalah dengan membuat buku panduan kastrat yang dapat disebar ke institusi masing-masing. Buku panduan ini berisikan pengertian kastrat, urgensi dan tugas serta materi-materi yang berisikan teori-teori aplikatif tentang kastrat dan mekanisme melakukan pengkajian. Intinya kastrat itu mutlak diperlukan dalam sebuah organisasi

kemahasiswaan, dimana ciri khas mahasiswa adalah berani, mampu merubah suatu kebijakan yang dilakukan oleh birokrasi, dan intelektual yang semua sifat itu bisa di fasilitasi oleh bidang kastrat, mari kita budayakan kritik yang berlandaskan bukti dan data yang valid, HIDUP MAHASISWA!!

Lutfi Maulana FK UNSOED Staff Kastrat ISMKI Wilayah III

10 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

SEKOLAH KASTRAT ISMKI WILAYAH 3

Pada tanggal 27 Mei sampai dengan 1 Juni 2012, ISMKI Wilayah III bersama dengan SEMAKU FK UMY telah sukses menyelenggarakan salah satu acara yang bertujuan untuk kaderisasi di ISMKI Wilayah III, yaitu LKMM Wilayah III dengan tema Menuju Generasi Dokter yang Religius, Profesional, dan Berintegrasi yang diselenggarakan di FK UMY Yogyakarta. Terdapat 48 delegasi dari berbagai universitas yang mengikuti LKMM Wilayah III ini. Mereka pun cukup antusias dalam menjalani serangkaian acara di dalam LKMM Wilayah III ini. Banyak sekali ilmu ilmu yang bisa didapat dari sini, mulai dari Advokasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Team Building, Rencana Pengembangan Organisasi dan SWOT, dan lain lain dengan pembicara yang kompeten dan handal di bidangnya.Akan tetapi, di LKMM Wilayah III ini materi materi yang disampaikan bukan hanya dari PSDM saja, akan tetapi Kajian Strategis ( Kastrat ) juga ikut menyumbang acara di LKMM Wilayah III ini, dalam bentuk Sekolah Kastrat ISMKI Wilayah III. Lho lho Sekolah Kastrat?? Emang itu kayak gimana sih?? Jadi Sekolah Kastrat ISMKI Wilayah III itu merupakan salah satu program kerja dari Bidang Kastrat ISMKI Wilayah III yang bertujuan untuk mengenalkan dan mengembangkan kepada para peserta LKMM Wilayah III tentang apa itu kastrat, bagaimana cara kerja dan pola pikir seorang Kastrat, dan bagaimana mengembangkan potensi potensi Kastrat yang dimiliki oleh peserta Sekolah Kastrat. Hampir mirip dengan kastratisasi, akan tetapi untuk sekolah kastrat ini lebih dintensifkan, sehingga para delegasi ketika kembali ke institut masing masing dapat menularkan ilmu dari sekolah kastrat ini ke mahasiswa yang lain. Sekolah Kastrat ini dilaksanakan satu hari pada Rabu, 30 Mei 2012, dengan SC nya yaitu Luthfi Maulana (UNSOED) dan Diena Hanifa (UNS), keduanya merupakan staf PHW III bidang Kastrat. Sekolah Kastrat ini diisi juga dengan materi materi yang berhubungan dengan Kajian Strategis dan pada akhir
11 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

acara diisi dengan debat antar peserta dengan materi yang diangkat yaitu RPP Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan. Sekolah Kastrat ini pertama diawali dengan sesi penjelasan kepada para peserta tentang apa itu sekolah kastrat, apa yang akan dilakukan oleh para peserta, materi apa saja yang akan didapat, dan penjelasan tentang jadwal pada hari itu. Sesi ini dipandu oleh Luthfi Maulana dan Diena Hanifa, yang juga merupakan SC dari sekolah kastrat tersebut. Lalu dilanjutkan materi pertama yaitu dari Rabiah Al Adawiyah, S.Ked. (UGM) tentang manajemen wacana aksi dan serta

publik,

sebagai moderator yaitu Chelsea Vidia Sanjaya. Pada pembicara materi ini cukup

komunikatif kepada para peserta. Inti dari materi ini ialah bahwa penyadaran kepada para mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran bahwa kita adalah tempat dimana harapan masyarakat bertumpu, karena kita memiliki kekuatan intelektual dan kekuatan aksi. Berbagai macam aksi mulai dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi. Pengertian demonstrasi itu sendiri ialah suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa tertentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional. Selain manajemen aksi, dalam proses kita mengolah suatu isu, dibutuhkan adanya wacana publik, yaitu komunikasi massa yang berciri khusus adanya jumlah yang banyak dari komponen komunikan. Hal ini berhubungan erat dengan apa yang disebut propaganda. Teknik yang digunakan pun bisa beragam, tergantung orang yang memprogandakan isu tersebut.
12 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Materi kedua yaitu Teka Teki Kastrat yang disampaikan oleh Mohamad Rifan Maulana dari Unissula, dan dimoderatori oleh Inamyart Maharani. Pada materi kali ini, peserta sangat antusias dalam menerima materi yang disampaikan. Karena selain materi, juga ada sebuah teka teki atau kasus yang harus dipecahkan oleh para peserta sekolah kastrat. Memecahkan pun bukan asal memecahkan, tetapi juga harus disertai analisis dan alasannya. Nah disinilah serunya materi tersebut. Tujuan materi ini ialah untuk melatih kita dalam memecahkan masalah, serta dapat melatih pola pikir Kastrat dalam bekerja. Dalam menjalankan fungsinya sebagai Kastrat, tidak boleh sembarangan mencari atau menganalisis data. Harus disertai data yang valid dan bukti yang kuat. Hal ini juga bertujuan untuk menarik suara massa dalam mengelola suatu isu. Teka teki ini juga bertujuan untuk melatih para peserta berpikir secara in the box dan out the box sehingga dapat memecahkan masalah dengan lebih baik. Materi ketiga yaitu Manajemen Isu dan Teknik Pengkajian yang dibawakan oleh Dino Avinsa Anggara Putra dari UMY, dan sebagai moderator adalah Muhammad Ridho. Pada materi kali ini, pembicara memberikan ilmu tentang bagaimana kita mencari dan mengolah suatu isu, dengan teknik teknik pengkajian yang termasuk dalam materi ini. Isu itu sendiri adalah permasalahan yang ada dalam masyarakat entah secara khusus dalam sebuah institusi atau umum dalam lingkup masyarakat yang menjadi lingkungan berinteraksi kita selama ini. Jadi manajemen isu adalah sebuah pola untuk membuat permasalahan tadi menjadi isu yang efektif, efisien, dan terarah. Manajemen ini dimulai dari adanya isu, kemudian dilakukan kajian yang berhubungan dengan aksi, menggunakan teknik teknik pengkajian. Hal ini akan memberikan opsi kepada kita mau bagaiman aksi itu akan berbentuk, apakah demonstrasi, audiensi, advokasi, atau sekedar sebar kuisioner. Tujuan dari materi ini ialah untuk dapat memberikan arahan kepada peserta tentang bagaimana mengolah suatu isu menjadi lebih terarah sesuai dengan apa yang kita atau masyarakat kehendaki, dan mengeksekusinya dalam sebuah aksi, yang sudah dipilih dan dapat memberikan efek yang maksimal Materi ke empat yaitu Kastratisasi dan Napak Tilas Perjuangan Pemuda dan Refleksi Gerakan Pemuda sebagai Kaum Intelektual yang diisi oleh Ni
13 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Nyoman Indirawati Kusuma, S.Ked, dan sebagai moderatornya adalah Arifsyah. Dua materi yang sangat wah ini dibawakan juga oleh pembicara dengan sangat wah, walaupun dikarenakan materi terakhir ini diberikan saat malam hari, akan tetapi antusias peserta cukup tinggi, meskipun beberapa ada yang kurang mengikuti dengan maksimal. Kastratisasi sendiri pun membicarakan tentang bagaimana penumbuhan pola pikir mahasiswa yang lebih peka terhadap masalah, mengawali iklim kajian strategi di kampus, dan sekaligus memberikan solusi yang bukan hanya berupa kritik. Jiwa Kastrat itu bukanlah milik staf atau sekbid kastrat sendiri, akan tetapi semua mahasiswa harus memiliki jiwa kastrat itu, walaupun dalam organisasi atau kepengurusan BEM/HIMA/LEM/SENAT bukanlah orang yang bergerak di bidang Kastrat/advokasi. Selain Kastratisasi, ada pula materi tentang Napak Tilas Perjuangan Pemuda dan Refleksi Gerakan Pemuda sebagai Kaum Intelektual. Nah lo kok ada materi sejarah di sekolah kastrat?? Jadi materi Napak Tilas tersebut bertujuan sebagai tamparan bagi para mahasiswa jaman sekarang luntur yang mulai rasa

nasionalismenya. Banyak sekali isu isu di Indonesia yang melibatkan masyarakat, khususnya menengah ke bawah. Contohnya isu tentang BBM, RPP Pembatasan Tembakau. Hal hal inilah yang seharusnya ditanggapi oleh para mahasiswa. Apabila kita melihat pada masa perjuangan, peran kemerdekaan Indonesia juga tidak lepas dari peran pemuda. Dimulai dari berdirinya Boedi Oetomo, lalu muncul berbagai organisasi gerakan pemuda lainnya, yang berkembang menjadi gerakan perjuangan Indonesia, semua itu tak lepas dari peran pemuda. Dan sejatinya memang, peran pemuda akan terus dinanti sesuai dengan perkembangan jaman.

14 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Tetapi melihat kondisi sekarang, banyak mahasiswa tawuran, pergaulan bebas, dan mulai apatisnya pemuda terhadap kemajuan Indonesia, hal ini sangatlah memprihatinkan. Perlu adanya penyadaran dan pembangkitan jiwa nasionalisme dalam diri mereka agar bangkit dan sadar akan tugas dan perannya terhadap negara. Jadi sudahkan kita berperan untuk negara Indonesia kita?? Setelah materi terakhir tersebut, lalu dilanjutkan dengan aplikasi berbagai ilmu yang sudah didapat selama sehari tadi dengan acara Debat Sekolah Kastrat. Di sinilah kemampuan membangkitkan dan mengembangkan jiwa kastrat dari para peserta mulai dilatih. Debat disini dibagi 2 kubu, yaitu kubu Pro dan kubu Kontra. Untuk isu yang diperdebatkan adalah tentang RPP pembatasan tembakau tersebut dan efeknya bagi Indonesia, baik petani tambakau, pemerintah, maupun masyarakat luas. Debat ini dibagi dalam beberapa sesi, dan beberapa masalah. Debat berjalan sangat alot dan seru, kedua kubu pun tidak ada yang mau mengalah. Lucunya, karena memang banyak yang belum terbiasa dengan debat, jadi akhirnya seperti debat kusir dan yang berbicara hanya beberapa orang saja. Akhirnya, debat pun selesai dan kedua kubu saling bersalaman. Terlepas dari berbagai hal hal di luar harapan, Sekolah Kastrat bisa dibilang cukup sukses dan peserta pun cukup puas dengan apa yang diperoleh dan dijalani. Sebenarnya pentingnya sekolah kastrat itu apa sih?? Nah ini yang mungkin banyak mahasiswa belum paham apa pentingnya sekolah kastrat. Jadi, seperti yang sudah dijelaskan di atas. Sekolah ini melatih mahasiswa untuk dapat membangkitkan dan mengembangkan potensi kastrat dalam diri masing masing orang. Kastrat pun tak harus seseorang yang berkoar koar, teriak teriak sampai harus minum 5 botol air minum. Memang itu pendapat awamnya, akan tetapi kastrat sekarang adalah bagaimana caranya agar kita dapat mencari isu, mengolahnya, mengkajinya, dan menentukan aksi yang akan diambil. Melakukan serangkaian langkah ini pun harus dengan analisis yang kuat, bukti yang valid, dan tentunya kepala dingin, agar kita dapat mengkaji suatu isu tidak hanya dari satu sisi saja. Contoh isu tarif tunggal, pemerintah pasti punya alasan kenapa diberlakukan seperti itu, mahasiswa juga punya alasan kenapa menolaknya, dan disinilah peran kastrat berada. Dia harus mengkaji dari sisi
15 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

pemerintah, sisi mahasiswa, dan satu lagi sisi kondisi masyarakat yang ada sekarang, disertai bukti valid, bisa data rakyat miskin, atau data pengangguran, atau data apa saja, yang dapat dipakai untuk menunjang isu tersebut. Dalam beraksi pun tak harus demonstrasi, bisa melalui tulisan, poster, ataupun media lainnya. Intinya adalah bagaimana kita menyuarakan pendapat kita seefektif dan seefisien mungkin. Itulah intisari dari kastrat. Pintar berbicara memang butuh, tetapi keberanian berbicara lah yang lebih diutamakan. Karena dengan berbicara, maka suara kita dapat didengar dan apabila didengar, maka dapat pula dipertimbangkan oleh stakeholder. Ke depannya, Sekolah Kastrat ini diharapkan akan terus berjalan. Tidak hanya di tingkat LKMM Wilayah III saja, akan tetapi pada tingkat Institut juga sebaiknya ada. Supaya kesempatan para mahasiswa dalam mengembangkan potensinya lebih terbuka, dan menjadi lebih kritis dalam menyikapi suatu permasalahan yang ada di kampus masing masing. Imbasnya kemana sih?? Jelas tentu, semua ini akan berimbas ke Indonesia, masyarakat, dan institut yang bersangkutan. Nur Muhammad Arjanardi FK UNDIP Staff Kajian Strategis ISMKI Wilayah III

16 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Uang Kuliah Tunggal? Bagaimana menurut anda?

Belum lama awal tahun ajaran baru 2012-2013 berlangsung di seluruh perguruan tinggi se-Indonesia, namun tahun ajaran baru ini sudah menarik perhatian banyak pihak. Pasalnya, pada tahun ajaran baru ini beberapa perguruan tinggi mulai menjalankan kebijakan Dirjen Dikti berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikti No. 21/E/T/2012 tanggal 4 Januari 2012 dan Surat Edaran Dirjn Dikti No. 274/E/T/2012 tanggal 16 februari 2012 tentang kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) serta kbijakan UKT ini yang

diterapkan pada tahun ajaran 2012-2013 a.k.a. tahun ajaran baru ini. Bagi mahasiswa baru, perkara UKT ini mungkin bukan hal yang asing lag, namun masih banyak mahasiswa yang sama sekali tidak tahu menahu akan pasal kbijakan UKT ini. UKT (Uang Kuliah Tunggal) merupakan kumulasi seluruh biaya kuliah, termasuk biaya gedung, SPP, wisuda, dan lain sebagainya, yang berlaku selama masa studi masing-masing program studi yang dibagi selama 8 semester. Dikti bermodus bahwa diberlakukannya kebijakan UKT ini diharapkan 1) pihak Perguruan Tinggi tidak akan menaikkan biaya kuliah yang biasa terjadi setiap tahunnya, 2) pihak Perguruan tinggi akan menurunkan tarif kuliah yang dibebankan kepada mahasiswa, terkait dengan rencana pemberian BOPTN oleh pemerintah. BOPTN (Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri) merupakan bantuan biaya dari Pemerintah yang diberikan pada Perguruan Tinggi Negeri untuk mengemban misi keterjangkauan layanan pendidikan tinggi. Dalam kebijakan BOPTN 2012 ini tercantum bahwa setiap perguruan tinggi yang menerima BOPTN agar menurunkan tarif kuliah yang dibebankan kepada mahasiswa. Sejak awal munculnya, kebijakan UKT ini sudah menuai banyak pro kontra. Masih banyak yang mempertanyakan akan keberlangsungan kebijakan ini. Banyak hal yang masih perlu dikaji akan kebijakan UKT ini.

17 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

1) Apakah dengan berlakunya kebijakan UKT ini, benar-benar akan meringankan beban mahasiswa? 2) Apakah dengan berlakunya kebijakan UKT ini, tidak akan terjadi kenaikan tarif kuliah? 3) Apakah pemerintah akan dengan konsisten memberikan BOPTN? 4) Apakah kebijakan UKT ini benar-benar bermaksud untuk meringankan biaya kuliah atau malah merupakan bentuk baru pelegalan komersialisasi pendidikan? 5) Apakah besar UKT yang dibebankan akan berlaku sama bagi seluruh mahasiswa, walalupun menggunakan jalur masuk perguruan tinggi yang berbeda? Dan tentu saja masih banyak pertanyaan lain yang mungkin masih ter-onggok dalam benak Anda sekalian. Kita tunggu saja jawabannya setahun mendatang.

Diena Hanifa FK UNS Staff Kajian Strategis ISMKI Wilayah III

18 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Saatnya Menganalisis! (Kasus 2)

Seorang pencuri professional, melakukan aksinya di sebuah hotel yang sedang menggelar pameran. Dalam aksinya, ia selalu meninggalkan kartu Remi king (K), untuk menandakan bahwa semua itu dilakukan oleh orang yang sama. Pada aksi kali ini, ternyata bukan hanya kartu remi saja yang ia tinggalkan di TKP, tetapi juga ada sepucuk surat, polisi pun memanggil anda selaku detektif yang ternama. Kemudian anda pun membca surat yang ditinggalkan pelaku yang berbunyi demikian: Aku adalah pencuri yang selama ini kalian cari memang tidak biasanya aku meninggalkan sepucuk surat begini, tapi di surat ini, aku ingin mengatkan bahwa aku akan pension. Dua minggu lagi, aku akan melaksanakan pencurianbesarbesaran di suatu tempat. Aku ingin ada yang menghalangi aksi ku. Karena itu aku akan memberitahu kalian tempat itu. Dan tentu saja aku tidak member tahu secara Cuma-Cuma. Aku akan memberi tahu kalian sebuah kode. Ini adalah kodenya: 12151407151204041514 Nah, untuk mempermudah, kuberi kalian clue buang benda berharga disana dan lagi, perlu diingat, aku telah memasang bom mekanik disana, untuk menjinakkkannya, kalian harus memasukkan kode. Kodenya berupa huruf, yaitu benda berharga yang telah dibuang dalam clue di atas Bagaimana cara anda memcahkan kasus tersebut yaitu mengetahui tempat dan kode bom?

19 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Medical Tourism

Medical Tourism, sebuah istilah yang mungkin asing didengar oleh sebagian dari kita. Medical Tourism adalah sebuah istilah yang mulanya digunakan oleh biro perjalanan atau media masa untuk fenomena masyarakat yang bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan suatu pelayanan kesehatan. Istilah juga digunakan bagi praktisi kesehatan yang berkeliling antar negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini biasanya dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik atau pelayanan kesehatan yang tidak ada dinegara tersebut, namun biasanya lebih sering untuk alasan yang pertama. Sudah menjadi sifat alamiah seseorang untuk selalu mendapatkan hal yang lebih baik dengan harga yang relatif sama, beberapa bahkan rela mengeluarkan lebih untuk mendapatkna hal tersebut. Fenomena Medical Tourism ini terjadi dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia, negara tujuan mereka untuk berobat biasanya adalah Singapur dan Malaysia, namun lebih sering ke Malaysia karena harganya yang mulai kompetitif dari singapur dan dengan pelayanan dan metode pengobatan yang bahkan bisa dibilang lebih baik. Bayangkan saja proses

pelepasan pen bagi orang yang memasang pen apabila ada tulang yang patah, misalnya patah di tangan, sebuah rumah sakit di Malaysia menarik biaya sebesar US$ 660 sedangkan sebuah rumah sakit di Indonesia menarik tarif sebesar US$ 1.652, perbedaan yang jauh ini sebenarnya tidak akan terlalu menjadi soal bila ditambahkan dengan tarif perjalanan dan biaya menginap, namun mereka juga tetap lebih memilih berobat ke luar negeri karena pelayanannya yang cepat dan ramah. Hal seperti ini biasa terjadi di daerah yang dekat dengan perbatasan ke luar negeri, misalnya di ujung sumatera dekat dengan Malaysia, karena biaya yang relatif sama dengan yang
20 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

lokal, namun dari segi pengobatan dan pelayanan, di luar negeri menurut mereka jauh lebih baik dari pelayanan kesehatan lokal. Menurut data dari Frist and Sullivan business research and consulting firm, setiap tahunnya rumah sakit di Malaysia melayani 170.414 orang pasien dari Indonesia di tahun 2006 dan terus meningkat menjadi sebesar 221.538 pasien dari Indonesia di tahun 2007 dan 288.000 orang pasien dari Indonesia. Sementara itu di rumah sakit di Singapur melayani 266.500 orang pasien dari Indonesia di tahun 2006 dan 226.200 orang pasien dari Indonesia di tahun 2007. Banyaknya jumlah pasien yang bepergian ke negeri tetangga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan membuat hal ini dilirik sebagai peluang bisnis bagi beberapa orang. Kalau kita jeli melihat, banyak di sekeliling kita yang menawarkan jasa biro perjalanan medis, yaitu menawarkan paket pengobatan di rumah sakit tertentu yang sudah terkenal reputasi internasionalnya lengkap dengan seluruh biaya akomodasinya seperti ongkos dan biaya penginapan, semua dalam satu paket. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan, apalagi ditawarkan kepada orang yang notabene mencari suatu pelayanan kesehatan yang dianggapnya akan mengakomodir kebutuhan pelayanan kesehatannya jelas

merupakan suatu tawaran yang mungkin bisa dibilang tidak bisa ditolak. Namun jelas, prospek bisnis seperti ini biasanya mentargetkan dari kalangan berduit yang senang berobat ke luar negerti entah dengan alasan gengsi atau memang sudah putus asa dengan pengobatan dalam negeri, padahal toh orang yang mengobati mereka di luar sana juga seorang dokter yang sekolahnya memiliki metode pembelajaran yang sama dengan dokter-dokter dalam negeri. Sesungguhnya di Indonesia sendiri memiliki peluang besar untuk menjadi daerah tujuan wisata bagi pelayanan kesehatan internasional, terutama dari negara-negara di benua Eropa dan benua Amerika, karena Indonesia sudah memiliki banyak rumah sakit bertaraf Internasional dengan biaya pengobatan yang jauh lebih murah dibandingkan disana. Hal ini seharusnya dapat menjadi pemacu bagi dokter-dokter di Indonesia untuk menjadi lebih baik kedepannya, meningkatkan kualitas ilmu yang mereka miliki dan menciptakan suasana pelayanan kesehatan yang kondusif dengan pelayanan yang profesional dan berkualitas. Sesungguhnya untuk kualitas dokter-dokter Indonesia tidak kalah
21 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

dengan dokter di luar negeri, namun biasanya kita masih kalah dalam hal manajemen rumah sakit terutama dari segi birokrasi perumah sakitan maupun dari mutu pelayanan itu sendiri, hal ini lah yang membuat banyak warga Indonesia yang berbondong-bondong pergi ke luar negeri untuk berobat. Kita sebagai mahasiswa kedokteran seharusnya sudah harus menanamkan

mindset bahwa kita belajar kedokteran harus terus belajar sepanjang hayatnya agar tidak tertinggal dari dokter di negara lain, hal ini dimaksudkan untuk selalu menjaga mutu dari pelayanan kesehatan yang kita berikan. Alangkah ironisnya bila kita dokter di negara sendiri tapi warga nya sendiri tidak mau berobat di kita. Adalah hak pasien untuk mencari pelayanan kesehatan yang dia inginkan, jadi apabila pasien tidak mau berobat ke kita sudah jelas bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki dari kita sebagai seorang dokter. Fenomena Medical Tourism ini adalah salah satu contohnya, mari kita bersamasama meningkatkan mutu dan kualitas lulusan dokter di Indonesia.

Lutfi Maulana FK UNSOED Staff Kajian Strategis ISMKI Wilayah III

22 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Program Indonesia Menuju Indonesia Sehat

Berbicara mengenai kesehatan akan berbicara mengenai permasalahan yang komprehensif. Mulai dari aspek ekonomi, politik, dan tentunya aspek kesejahteran sosial. Jangkauan berbagai bidang tersebut membuat mahalnya harga sebuah kata, sehat. Dalam sistem globalisasi seperti dewasa ini, kesehatan Indonesia masih harus merangkak setahap demi setahap untuk mencari eksistensi yang sesungguhnya. Bukan tidak mungkin, jika Indonesia tidak memiliki sistem kesehatan yang kokoh, globalisasi akan menyeret Indonesia ke dalam kesakitan. Seperti dengan bidang-bidang lain kehidupan, ketidaksiapan dalam menghadapi arus globalisasi akan membuat jurang pemisah yang sangat dalam antara Indonesia dengan negara-negara dunia ketiga lainnya. Kesehatan Indonesia masih mencari bentuk yang ideal dalam memberikan pelayanan kesehatan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku dan budaya disatu sisi sangat menyulitkan untuk dapat mengakses daerah-daerah terpencil di

pedalaman Indonesia. Padahal disatu sisi diperlukan sistem kesehatan yang merata untuk dapat memenuhi kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selama ini sentralisasi kesehatan hanya berpusat pada daerah jawa dan sekitarnya, dimana dengan segala kelengkapan alat dan sistem yang ada segala kebutuhan kesehatan dapat terpenuhi secara menyeluruh. Bagaimana dengan daerah perifer yang dengan segala kekurangan yang ada, baik dari segi sumber daya tenaga kesehatan sampai kelengkapan alat dan bahan yang tersedia berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat secara komprehensif. Jadi jangan dipertanyakan apakah implementasi UU Praktek Kedokteran sudah sesuai dengan standar pelayanan yang ada atau bahkan belum. Jika UU tersebut diimplementasikan didaerah perifer bukan tidak mungkin ada ratusan atau bahkan ribuan rakyat yang mati sia-sia.

23 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Sistem kesehatan itulah yang sangat mengekang rakyat untuk dapat mendapatkan pelayanan yang prima dalam bidang kesehatan. Mahalnya harga sehat terkadang harus dibayar dengan harga yang setimpal untuk dapat mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan sosial. Sistem kesehatan Indonesia perlu introspeksi diri terhadap segala macam kebijakan yang mengekang rakyat untuk dapat bebas memilih dan menentukan pelayanan yang prima. Satu langkah sudah dapat dicapai oleh pemerintah saat ini yaitu sistem Jamkesmas yang bak dewa penolong bagi rakyat untuk dapat memberikan kesehatan yang gratis bagi masyarakat luas. Suatu terobosan yang sangat populis yang mampu

mengakomodir kepentingan bersama. Dalam sistem ini aspek kesejahteraan sosial dari segi pembiayaan kesehatan sudah dapat tercapai karena kepentingan rakyat golongan menengah ke bawah dapat diletakkan dalam top perform sistem kesehatan. Akan tetapi permasalahan yang lain muncul sedikit demi sedikit yang jika tidak diatasi akan menumpuk dan menimbulkan masalah sosial yang baru. Sinergis dengan sistem Jamkesmas, program yang terlebih dahulu muncul adalah program Desa Sehat. Desa sehat merupakan program pemerintah untuk mendukung visi Indonesia Sehat 2010. Seperti mimpi disiang hari, implementasi program ini jauh dari target yang dicapai. Dengan sisa waktu yang ada seakanakan program ini menjadi mubazir karena tentunya dalam implementasi memerlukan anggaran dana yang tidak sedikit. Hasil evaluasi program ini sudah tidak applicable untuk dapat menuju output yang diharapakan. Akan tetapi program ini bukan kemudian cacat tanpa dapat diperbaiki, hanya saja yang diperlukan adalah mengoptimalkan sisa waktu yang ada untuk dapat mencapai target minimal yang dapat dicapai. Program Jamkesmas dan program Desa sehat merupakan sinergisitas program yang sesuai dengan semangat UUD 1945 untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika menilik semangat UUD 1945 jelas sudah tampak kesejahteraan sosial ditempatkan sebagai parameter akhir pembangunan Indonesia. Pun demikian dengan kesehatan, premabule UUD 1945 secara eksplisit menjelaskan keadilan social sebagai parameter kesejahteraan social dan kesehatan
24 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

bangsa. Semangat itu yang tidak dihayati oleh segenap rakyat bangsa Indonesia khususnya oleh elit politik bangsa yang saling sikut untuk berebut kekuasaan. Kembali ke konsep Desa sehat yang bersinergi dengan Jamkesmas, Dengan sisa waktu yang ada optimalisasi dan komitemen bersama aparat kesehatan dan rakyat sangat diperlukan agar konsep yang nyaris expired ini dapat massif dari segi proses dan hasil walaupun untuk mencapainya perlu kerja keras semua pihak. Menilik konsep Desa sehat tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang titik tekan kegaiatan ini adalah pemberdayaan masyarakat. Sarana dan prasarana yang diperlukan bukan fasilitas yang mewah beserta dengan alat-alat canggih yang harus ada. Akan tetapi pemberdayaan masyarakat dengan forumforum kesehatan desa, yang mana dari kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi penapis permaslahan kesehatan di tingkat desa. Infrastruktur yang wajib ada dan perlu ditingkatkan seperti (Poliklinik Desa),

eksistensinya PKD Kesehatan

Polindes (Pos Bersalin Desa), Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan berbagai macam

infrastrutur sederhana lainnnya. Proses penapisan penyakit dan screening sederhana untuk dapat menunjang program yang sudah ada menjadi sangat efektif jika melibatkan peran serta masyarakat secara global. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa kesehatan sendiri merupakan hal yang sangat mahal. Akan tetapi hal ini bisa menjadi murah jika masyarakat memahami makna sehat itu sendiri. Konsep yang sederhana dimulai dari modifikasi gaya hidup dan perilaku, kebersihan lingkungan, akses pelayanan kesehatan dan sebagainya. Oleh karena itu peran desa siaga sebagai salah satu aspek kesejahteraan socsal rakyat perlu di masifkan implementasinya dari akar rumput

25 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

sampai tataran elit. Dengan hal itu, wujud kesejahteraan social bukan hanya angan tapi menjadi nyata adanya. Indonesia perlu terus dan terus memperbaiki diri menuju kedewasaan dan kemandirian dalam berfikir dan bertindak untuk menuju kesejahteraan dan kecerdasan bangsa. Sudah saatnya adagium yang berbunyi health is not everything but without health everything is nothing menjadi aktualiasi diri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Rahim Noor Wahyudi FK UMS Staff Kajian Strategis ISMKI Wilayah III

26 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Indonesia Bebas Rokok..???

Dewasa ini apabila kita mencoba berjalan-jalan berkeliling kota, entah mengapa ada suatu pemandangan yang sudah menjadi ciri masyarakat Indonesia. Ya, merokok. Duduk ataupun dengan berdiri dengan santainya dengan sebatang tembakau yang mengepul di tangannya.Tidak peduli di mana mereka berada. Di dalam gedung, di sudut jalan, di pinggir pasar, dan sebagainya. Tidak peduli apakah mereka sedang bersama orang tua dan anak kecil. Mereka seolaholah tidak peduli. Ya, rokok seolah-olah sudah menjadi barang kebutuhan pokok sesudah beras bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tiap tahun jumlah perokok di Indonesia terus meningkat. Data mencatat konsumsi rokok berdasarkan jumlah total batang yang dihisap per tahun pada lima negara yang mengonsumsi terbanyak Gambar 1 Pada tahun 2002 Indonesia mengkonsumsi 182 milyar batang rokok, menduduki peringkat ke 5 konsumsi rokok terbesar setelah China (1.697 milyar batang), Amerika Serikat (464 milyar batang), Rusia (375 milyar batang) dan Jepang (299 milyar batang). Tobacco Atlas 2009 menunjukkan bahwa peringkat Indonesia pada tahun 2007 tetap pada posisinya yaitu peringkat ke 5. [1] Gambar 1. Lima Negara dengan Konsumsi RokokTerbesar (milyar batang)
2500 2163 2000 1500 Tobacco Atlas 2002 1000 500 0 Cina USA Rusia Jepang Indonesia 464 Tobacco Atlas 2009 1697

357

375 331

299 259

182 239

Sumber : Tobacco Atlas

27 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Selama kurun waktu 1970-2000, konsumsi rokok di Indonesia meningkat 7 kali lipat dari sekitar 33 milyar menjadi 217 milyar batang. Selanjutnya, dari tahun hingga tahun 2002 terjadi penurunan konsumsi rokok karena terjadi

peningkatan harga riil rokok pada tahun 1998. Akan tetapi penurunan tersebut sebenarnya semu karena Departemen Keuangan mendeteksi adanya rokok ilegal dan pemalsuan cukai.Dengan adanya penurunan konsumsi rokok tersebut maka Departemen Keuangan membekukan peningkatan cukai tahunan selama tahun 2003-2004 yang bertujuan untuk menyehatkan industri.Dampak dari kebijakan pembekuan ini, pada data tahun 2008 menunjukkan konsumsi rokok sebesar 240 milyarbatang, meningkat tajam setelah tahun 2005 sebesar 214 milyar batang (Gambar2) [1]. Gambar 2.KonsumsiRokok di Indonesia 2005 - 2008 (milyarbatang)

240 235

238

240

230
225 220 215 210 205 200 2005 2006 2007 2008 214 220

Sumber : Koran Tempo, 31 Agustus 2009 Berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India [1]. Dari data-data diatas, didapatkan data yang mencengangkan. Begitu banyak jumlah perokok yang ada di Indonesia.Dengan begitu banyaknya jumlah perokok, semakin banyak pula asap rokok beracun yang dibebaskan ke udara. Hal ini akan menimbulkan gangguan bahkan kepada orang yang tidak merokok

28 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

sekalipun, termasuk orang tua dan anak-anak. Dapat dipastikan makin banyaknya jumlah penderita penyakit paru akibat terpapar asap rokok. Data mencatat, ada 21 jutaanak Indonesia menjadi perokok dan meningkat setiap tahunnya. Jumlah anak merokok mulai meningkat mulai 2001. Tahun ini diperkirakan ada kenaikan hingga 38 persen dari jumlah anak yang merokok di Indonesia. Sementara untuk kota Jakarta, tingkatnya diperkirakan mencapai 80 persen. [2] Hal ini tentu sangat membahayakan. Telah kita ketahui bahwa Rokok mengandung 4000 elemen dan 200 diantaranya sudah terbukti merugikan kesehatan serta menimbulkan penyakit mulaidari ujung rambut sampai ujung kaki. Efek buruk kesehatan tersebut diderita baik oleh perokok itu sendiri maupun orang-orang di sekitarnya (perokok pasif), mulai janin dalam kandungan sampai orang dewasa. [3] Melihat hal tersebut, lantas apa tindakan yang dapat kita lakukan agar bisa sedikit mengurangi ataupun menahan luasnya dampak rokok? Banyak cara yang telah dilakukan, dari hal melarang rokok untuk anak-anak, himbauan bahaya merokok dimana-mana, sosialisasi kepada masyarakat, penaikan pajak untuk rokok hingga mencapai 10%, dan hingga pelarangan merokok di dalam gedung maupun di tempat-tempat umum. Dan masih banyaklagi. Namun dari data yang telah disebutkan malah didapatkan fakta bahwa jumlah perokok tiap tahun semakin meningkat. Lantas, apa yang salah? Salah satucara yang dinilai paling efektif adalah penerapan kawasan bebas asap rokok. Menurut WHO cost effectiveness akan naik apabila kawasan tanpa asap rokok dilaksanakan secara komprehesif dengan strategi pengendalian tembakau lainnya.[1] Mengapahaliniefektif?Larangan merokok di kawasan-kawasan tertentu memberikan dampak kesehatan bagi perokok maupun bukan perokok. Larangan ini akan: (1) mengurangi paparan bukan perokok dari asap rokok orang lain, dan (2) mengurangi konsumsi rokok di antara para perokok. Penelitian dengan jelas menyimpulkan bahwa 100% kawasan tanpa rokok memberikan keuntungan ekonomis. Hal ini mencegah tuntutan hukum bukan perokok/perokok pasif serta mengurangi biaya-biaya lainnya, termasuk diantaranya biaya untuk kebersihan,
29 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

pemeliharaan peralatan dan fasilitas, disamping resiko kebakaran, absensi pekerja dan kerusakan harta benda.[1] Terlebih lagi, para pekerja akan mengkonsumsi rokok lebih sedikit, lebih mungkin untuk berhenti merokok, dan lebih mendorong untuk berhenti merokok dan memungkinkan mereka untuk berhenti lebih cepat daripada pekerja di tempat kerja dengan kebijakan yang lemah. [1] Beberapa tempat umum memisahkan prokok dari bukan perokok, tetapi hal ini tidak melindungi bukan perokok dari efek karsinogen yang ditimbulkan dari orang yang merokok di ruangan yang sama. Bahkan teknologi ventilasi yang paling modern sekalipun tidak dapat menghilangkan racun berbahaya yang terkandung dalam asap rokok orang lain. [1] Sejak tahun 1999, melalui PP 19/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Indonesia telah memiliki peraturan untuk melarang orang merokok di tempat-tempat yang ditetapkan.Peraturan Pemerintah tersebut, memasukkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada bagian enam pasal 22 25. Pasal 25 memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mewujudkan Kawasan Tanpa Rokok. Juga Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, juga mencantumkan peraturan Kawasan Tanpa Rokok pada Bagian Ketujuh Belas, Pengamanan Zat Adiktif, pasal 115. [1] Namun hingga kini hanya sedikit daerah-daerah di Indonesia yang memberlakukan kawasan bebas asap rokok. Yaitu DKI Jakarta, kota bogor, kota Cirebon, kota Surabaya, kota Palembang, kota Padang Panjang. Belum sepenuhnya kota-kota di Indonesia menerapkan aturan kawasan bebas rokok meskipun telah ada peraturan perundang-undangannya meskipun hanya sebatas peraturan daerah. [1] Yang dapat kita lakukan adalah mendorong pemerintah kita agar dapat memberlakukan kawasan bebas rokok agar menjadi sebuah peraturan hukum yang mengikat.Dengan begitu para perokok akan lebih terbebani karena mereka tidak bisa lagi merokok di sembarang tempat. Lambat laun, maka hal ini akan
30 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

menurunkan konsumsi rokok mereka per hari hingga lambat laun akan menghentikan mereka untuk mengkonsumsi rokok. Hal ini tentu akan menguntungkan bagi masyarakat yang tidak merokok. Dapat dibayangkan betapa bersihnya udara akibat bebas dari asap rokok. Meskipun jika nanti ada peraturan perundang-undangannya, maka tugas kita selanjutnya adalah mengawasi pelaksanaan dari peraturan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan peraturan tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi pelaksanaan, pengawasan, penegakan hukum dari peraturan tersebut bukan hanya menjadi tugas pemerintah dan aparat penegak hukum. Namun juga menjadi tugas kita semua sebagai masyarakat Indonesia. Hasil dari penerapan peraturan ini juga harus dikaji dan dievaluasi secara terus menerus hingga tercipta suatu lingkungan yang bebas 100% dari asap rokok di seluruh Indonesia.

Muhammad Wim Adhitama FK UNLAM Staff Kajian Strategis ISMKI Wilayah III

DAFTAR PUSTAKA

1. Eko Priliawito, Siti Ruqoyah. 21 Juta Anak merokok. Vivanews 11 Mei 2011. Diakses tanggal 21 Juni 2012. http://metro.vivanews.com/news/read/219599-setiap-tahun-perokok-anakmeningkat 2. Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Fakta Tembakau: Permasalahannya di Indonesia tahun 2010. Jakarta :TCSC - IAKMI. 2010 3. Veranita Prabaningrum, Suci Wulansari. Upaya Pengendalian Tembakau dalam Pembangunan Kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia, Volum: 58, Nomor: 11, Januari 2008. hal 21-25

31 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Saatnya Menganalisis! (Kasus 3)

Sherlock Holmes diminta bantuannya oleh pihak kepolisian. Kasus kali ini adalah pembunuhan seorang mahasiswa kaya jurusan bahasa inggris. Ada 4 orang tersangka; 1. Sisca seorang guru berumur 50tahun. Beliau sudah bekerja selama 10thn. Beliau sangat meyukai korban atas bakat yang dimilikinya. 2. Michele umur 21 tahun mahasiswi jurusan seni, seorang pianist yang sangat berbakat, dikatakan dia memiliki hubungan dengan korban 3. Tony 25 tahun teman sang korban yang memiliki hutang akibat berjudi. 4. Rudolf 40 tahun satpam universitas. dia pernah melihat sang korban melakukan pelecahan terhadap beberapa mahasiswi di universitas tersebut. Ada sebuah surat kematian yang ditemukan dan bisa menujukan identitas pelaku ; I am a 7 letter word 123 is a liquid 3456 is a pain 567 is a girl 67 is a section in hospital Setelah membaca surat tersebut Holmes langsung menangkap sang pelaku. Siapa orang tersebut ?

32 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

MDGs Millennium Development Goals Mungkin diantara kita masih banyak yang belum tahu apa sebenarnya Millennium Development Goals (MDGs). Millennium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global, dideklarasikan Konferensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000.Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan.manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:

1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 4. Menurunkan Angka Kematian Anak 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu
33 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

6. Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya 7. Memastikan Kelestarian Lingkunan Hidup 8. Membangun Kemitraan Global untuk pembangunan Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta masing-asing sejumlah indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya atau kemajuannya pada tenggat waktu hingga tahun 2015. Dimana , implementasinya tergantung pada setiap negara disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan ketersediaan data yang digunakan untuk mengatur tingkat kemajuannya. Ini merupakan komitmen dari seluruh bangsa-bangsa di dunia untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa kedokteran yang merupakan agent of development,agent of health, and agen of change harus mengetahui pentingnya tujuan bersama ini yang dideklarasikan seluruh pemimpin dunia ini. Saya akan lebih menekankan pada bidang kita sebagai mahasiswa kedokteran yaitu bidang kesehatan. Yang meliputi Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, Menurunkan Angka Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, Memerangi HIV/AIDs dan penyakit menular lain.

Dalam Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan yang menjadi masalah ialah kurangnya perhatian dan juga kemiskinan dimana ibu yang miskin kurang memiliki informasi tentanmg perawatan anak atau hanya sedikit informasi yang tahu. Namun dengan sedikit perubahan perilaku di rumah dapat dengan cepat menurunkan angka kekurangan gizi. Salah satu indikator kemiskinan lain dalam MDGs , melihat apakah seluruh keluarga cukup makan. Dengan menggunakan kriteria FAO, proporsi penduduk yang mengkonsumsi kurang dari standar asupan nasional ditentukan oleh ditribusi ketersediaan pangan untuk memenuhi standar tersebut dan aksesnya, maka hanya 6% penduduk indonesia yang konsumsi hariannya kurang dari standar tersebut. Menurunkan proporsi penduduk yang kelaparan dengan menggunakan indikator pertama , prevalensi anak usia di bawah lima tahun dengan berat badan kurang. Indikator kedua, proporsi penduduk yang mengkonsumsi kebutuhan meninum per harinya.
34 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Menurunkan Angka Kematian Anak dalam hal ini kita juga harus melihat pada tingkat kesejahteraan dimana hal ini sangat erat kaitannya dengan

kemiskinan. Untuk mengurangi angka kematian anak , anak-anak harus tumbuh pada lingkungan yang lebih sejahtera dan sehat. Semakin anak sejahtera maka semakin tinggi untuk anak dalam bertahan hidup. Dan tidak mengejutkan pula angka kematian anak begitu tinggi pada daerah-daerah yang miskin. Hal ini membutuhkan sokongan dana penuh dari pemerintah untuk mengalokasikan dana APBN yang mencukupi untuk menanggulangi angka kematian anak. Meningkatkan Kesehatan Ibu , dimana stiap tahun terdapat puluhan ribu wanita di indonesia yang meninggal karena komplikasi dari persalinan. Hal itu lah tujuan MDGs untuk mengurangi kematian ibu. Biasanya dalam persalinan terdapat kondisi darurat dimana terdapat perdarahan yang lebih dan kelahiran yang sulit. Untuk menaggulangi hal ini sebenarnya pemerintah pusat telah melatih tenaga bidan untuk membantu persalinan bayi, namun hal ini kurang mendapat prioritas dari pemerintah daerah. Selain itu masyarak pada umumnya lebih memilih datang ke bidan tradisional atau biasa disebut dukun anak, karena dengan alasan bisa di bayar dengan menggunakan beras. Hal ini lah yang harus kita cermati secara bersama agar masyarakat bisa menerima tenaga bidan dalam melayani persalinan. Memerangi HIV/AIDs dan penyakit menular lain,

HIV/AIDs merupakan penyakit menular peringkat pertama di dunia hal ini wajib menjadi perhatian bersama karena

penyakit ini membawa dampak yang dapat menghancurkan

tidak hanya bagi individunya tetapi juga masyarakat dan

bagsa. Resiko terbesar terkena penyakit ini melalui kontak

langsung dengan darah pada orang yang tertular atau melalui hubungan seks tanpa
35 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

pelindung. Para pengguna narkoba pun beresiko tinggi terkena karena bekas jarum suntik yang dipakai secara bergantian sehingga memungkinkan pertukaran darah melalui alat suntik tersebut. Saat ini terdapat obat antiretroviral yang dapat mengendalikan laju penyakit. Penyakit menular selanjutnya yaitu TBC , penyakit ini dapat disembuhkan. Strategi penyembuhan pada pasien ini adalah strategi penyembuhan jangka pendek dengan pengawasan langsung ( directly-observed tratment short cours/DOTS). Pemberian ini mencakup pemberian tiga atau empat dosis tinggi selama enam bulan. Penyakit menular yang lain yaitu malaria, walau pun penyakit ini tidak mematikan tetapi dapat membuat manusia lebih rentan terkena penyakit lain. Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara berkembang dan maju. Negera-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs sedangkan negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs. Yanuar Murna Istifart FK UMS Staff Kastrat ISMKI Wilayah III

36 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

PERJALANAN PANJANG DAPATKAN JAMINAN SOSIAL

SJSN merupakan sebuah system jaminan social nasional yang mengatur beberapa bentuk jaminan, salah satunya adalah jaminan kesehatan, disamping jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan pensiun. Pembentukkan SJSN ini berdasarkan atas Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945 mengamanatkan untuk mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional. Proses diundangkannya UU SJSN ini memakan waktu setidaknya empat tahun dari tahun 2000 hingga disahkannya UU No.24 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional tepat pada tanggal 19 Oktober 2004. Namun, UU SJSN ini belum bisa diaplikasikan hingga terbentuknya BPJS, yang merupakan badan hukum penyelenggara SJSN. Berdasarkan Pasal 52 Ayat 2 UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial, peraturan tentang BPJS ditetapkan selambatlambatnya 5 tahun setelah UU SJSN ditetapkan. Dalam kenyataannya UU BPJS baru disahkan pada 25 November 2011, yang artinya peraturan mengenai BPJS baru ditetapkan tujuh tahun setelah UU SJSN ditetapkan, dua tahun lebih lama dari yang ditetapkan dalam UU SJSN. Seperti disebutkan sebelumnya, yang dalam BPJS telah paragraph merupakan

badan hukum penyelenggara SJSN yang bersifat nirlaba. Pada awal perancangannya, RUU BPJS ini menuai sejumlah kontroversi,

karena perbedaan visi maupun misi dari masing-masing perusahaan perseroan yang ditunjuk sebagai calon BPJS pada saat itu. Akhirnya, berdasarkan pasal 5 ayat 3 UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, perusahaan perseroan yang termasuk BPJS adalah PT. Askes, PT. Jamsostek, dan PT. TASPEN, dan PT. Asabri. Badan penyelenggara ini nantinya memiliki dua fungsi yakni BPJS kesehatan yang akan menangani masalah jaminan kesehatan, dan BPJS ketenagakerjaan yang akan
37 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

menangani jaminan hari tua, jaminan pensiun, jaminan kematian, dan jaminan kecelakaan kerja. Namun, seperti SJSN, BPJS pun belum bisa diaplikasikan langsung setelah penetapan UU BPJS ini. Hal ini dikarenakan berdasarkan Pasal 60 ayat 1 UU No.24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS kesehatan mulai beroperasi tanggal 1 Januari 2014 dan pasal 62 ayat 1 UU No.24 tahun 2011 yang menyatakan bahwa pada tanggal yang sama, yakni 1 Januari 2014, PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Serta Pasal 62 ayat 2 poin d dan Pasal 64 UU No.24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, paling lambat tanggal 1 Juli 2015 BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi. Berdasarkan pasal-pasal tersebut dapat diartikan bahwa seluruh masyarakat baru bisa mendapatkan jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan kurang lebih dua tahun lagi. Bila ditarik garis kembali ke awal, butuh waktu empat tahun untuk mengesahkan UU SJSN, tujuh tahun untuk penetapan UU BPJS, dan menunggu sekitar 2 tahun untuk BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan Maka, butuh bisa dapat waktu

beroperasi. disimpulkan

sedikitnya 13 tahun untuk bisa mengaplikasikan SJSN secara menyeluruh. Hingga tulisan ini dibuat, penulis belum meneumakan data yang valid mengenai keberlangsungan SJSN.

38 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Peta perencanaan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (Mitchell Wiener-Departemen Keuangan RI).

Diena Hanifa FK UNS Staff kastrat ISMKI Wilayah III

Daftar Pustaka

1. http://www.djsn.go.id/home/23-empat-tahun-proses-penyusunan-uu-sjsn.html (diunduh: 5 Mei 2012, 20:02)

2. UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

3. UU No.24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

4. Wiener, Mitchell. White Paper: Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian Sistem Jaminan Sosial Nasional. Departemen Keuangan RI
39 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Saatnya Menganalisis!

(Kasus 1) Jawab:

Segitiga 3 sisi ; Lingkaran 0 sisi ; Segi empat 4 sisi

Nomor Kamar 304

Korban menulis angka 10-21-12-9-1-14 dan jika dihitung dengan huruf maka: 10 = J 21= U 12= L 9=I 1=A 14 = N Pelakunya adalah Julian

(Kasus 2) Jawab:

12|15|14|07|15|12|04|04|15|14 Setiap angka itu di ubah ke huruf sesuai dengan urutan nya . Maka jadi "longolddon"

Gold dibuang maka jadi "London" yang merupakan tempat si penjahat akan melakukan aksinya, dan petunjuk lainnya adalah buang benda berharga disana merupakan pengertian dari bank, dimana setiap orang menyimpan benda berharganya yang biasanya berupa emas, kode nya "Gold"(07|15|12|04|)

40 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

(Kasus 3) Jawab :

123 is a liquid = TEA 3456 is a pain = ACHE 567 is a girl = HER 67 is a section in hospital = ER (Emergency Room) 1234567: TEACHER (Sisca, seorang guru dalam kasus tersebut)

Mohamad Rifan Maulana FK UNISULA Staff Kajian Strategis ISMKI Wilayah III

41 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

KASTRAT

Sekretaris Bidang : Dino Avinsa Anggara Putra Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 082155286486/085727388282 dinoavinsaanggaraputra@yahoo.com

Staff :

Diena Hanifa Universitas Sebelas Maret 087877201332 Diena.haniefa@gmail.com

M. Orto Witra Wahab Universitas Mulawarman 081357065506 orto.wahab@gmail.com

42 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Muhammad Wim Adhitama Universitas Lambung Mangkurat 087816074106 / (0511)-478196 wimip@yahoo.co.id

Rahim Noor Wahyudi Universitas Muhammadiyah Surakarta 08988662220 aim_blue@yahoo.com

Mohammad Rifan Maulana Universitas Islam Sultan Agung 085842923050 rifan_otokodesu87@yahoo.co.id

Rina Purnama Sari Universitas Lambung Mangkurat 085751105736 / (0511) 4781229 rhienaaa.playstation@yahoo.com Yanuar Murna Istifart Universitas Muhammadiyah Surakarta 083865391616 Second_daily@yahoo.co.id

Nur Muhammad Arjanardi Universitas Diponegoro 085726838946 jenar_10@yahoo.co.id

43 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Lutfi Maulana Universitas Jenderal Soedirman 085697280857 creedlutfi@gmail.com

And special thanks to:

Boma Bhaswara, FK UNSOED 2011 Staff Divisi Spektrum BAPIN ISMKI For helping editing part of this bulletin

44 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

KASTRAT

45 BULKISYAH 3 EDISI 2 (AGUSTUS 2012)

Anda mungkin juga menyukai