Anda di halaman 1dari 40

PSIK KONSEP

A. Lima Azas Keyakinan/Keimanan 1. Keimanan Terhadap Tuhan Yang Mahaesa 2. Keimanan Terhadap Atma (Jiwa) 3. Keimanan Terhadap Sebab Akibat/Buah Dari Perbuatan 4. Keimanan Terhadap Kelahiran Kembali 5. Keimanan Terhadap Kebebasan Yang Tertinggi B. Empat Jalan Untuk Mendekatkan Diri (Catur Marga) 1. Melalui Jalan Bhakti (Bhakti Marga Yoga) 2. Melalui Jalan Kerja (Karma Marga Yoga) 3. Melalui Jalan Pengetahuan (Jnana Marga Yoga) 4. Kontemplasi, Meditasi (Raja Marga Yoga) C. Mantra/Sloka Yang Menyatakan Tuhan itu Tunggal 1. Ekam Eva Adwityam Brahman (Satulah Tuhan tidak ada duanya) 2. Eko Narayana Nadwityo Asti Kascit (Satulah Tuhan tidak dua sama sekali) 3. Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mang-ruwa (Berbeda itu, satu itu, tidak ada kebenaran (Tuhan) mendua. 4. Ekam sat Wiprah Bhahuda Wadhanti (Satulah Tuha, hanya orang bijaksana menyebut dengan banyak nama) D. Etika dan Moralitas Sebagai Aturan Tingkahlaku Yang Baik Tiga Tingkahlaku yang Mulia (Tri Kaya Parisudha) 1. 2. 3. Berpikir yang baik dan suci (Manacika) Berkata yang baik dan benar (Wacika) Berbuat yang baik dan dan jujur (Kayika)

E. Lima keinginan untuk mengendalikan diri dari godaan-godaan nafsu yang tidak baik 1. Tidakmenyakiti atau membunuh (Ahimsa) 2. Berpikir suci, bersih dan jernih (Brahmacari) 3. Kebenaran, kesetiaan dan kejujuran (Satya) 4. Tidak terikat keduniawian (Awyawahara) 5. Tidak mencuri (Asteya) F. 10 Cara Pengendalian Diri (Dasa Yama Brata) 1. Tidak kejam (Anrsamsa) 2. Pemaaf (Ksama) 3. Kebenaran,kesetiaan, dan kejujuran (Satya) 4. Tidak menyakiti atu membunuh (Ahimsa) 5. Mengendalikan hawa nafsu (Dama)

yudaswawi2013

6. Tetap pendirian (Arjawa) 7. Welasasih (Priti) 8. Berpikir jernih dan suci (Prasada) 9. Ramah tamah (Maddhurya) 10. Lemah lembut (Mardarwa) G. Lima Cara Pengendalian Diri Lanjutan Untuk Tercapainya Ketenangan dan Ketentraman Batin 1. Tidak marah (Akroda) 2. Hormat kepada guru (Guru susrusa) 3. Bersih atau suci (Sauca) 4. Makan makanan sederhana (Aharalaghawa) 5. Tidak mengabaikan kewajiban (Apramada). H. 10 Cara pengendalian diri lanjutan (Dasa Niyama Brata) 1. Pemberian sedekah (Dana) 2. Puja dan puji kepada Tuhan (Ijya) 3. Menghindarkan keduniawian (Tapa) 4. Pemusatan pikiran (Dhyana) 5. Belajar sendiri (Swadhyaya) 6. Pengendalian hawa nafsu (Upasthanigraha) 7. Pelaksanaan pantangan (Bratha) 8. Berpuasa (Upawasa) 9. Tidak berbicara (Mona) 10. Pembersihan diri (Snana). I. Sepuluh macam perbuatan baik yang patut dilaksanakan (Dasa Dharma) 1. Bekerja sungguh-sungguh (Dhrti) 2. Mudah memberi maaf (Ksama) 3. Dapat mengendalikan nafsu (Dama) 4. Tidak mencuri (Asteya) 5. Bersih atau suci (Sauca) 6. Dapat mengendalikan keinginan (Indriyanigraha) 7. Berani membela yang benar (Dhira) 8. Sanggup belajar dan mengajar (Widya) 9. Kebenaran, kesetiaan, dan kejujuran (Satya) 10. Tidak marah (Akroda) J. Empat Perbuatan Luhur (Catur Paramita) 1. Bersahabat (Maitri) 2. Cinta kasih (Karuna) 3. Bersimpati ( Mudhita)

yudaswawi2013

4. Toleransi (Upeksa) K. Musuh-musuh dlm Diri Manusia Tiga perbuatan yang hina (Tri Mala Paksa) 1. 2. 3. Selalu berbuat yang kotor dan hina (Kasmala) Selalu berkata buruk, dusta dan kotor (Mada) Selalu angkuh dan curang (Moha)

L. Enam Sifat Yg Buruk (Sad Ripu) 1. Hawa nafsu (Kama) 2. Rakus/Ambisi (Lobha) 3. Marah/Emosi (Kroda) 4. Bingung (Moha) 5. Mabuk (Mada) 6. Irihati (Matsarya) M. Enam Jenis Perbuatan yang Kejam (Sad Atatayi) 1. Kejam krn suka membakar milik orang lain (Agnida) 2. Kejam karena suka meracun (Wisada) 3. Kejam karena suka bermain black magik/ilmu hitam (Atharwa) 4. Kejam karena suka mengamuk (Sastraghna) 5. Kejam karena suka memperkosa (Dratikrama) 6. Kejam karena suka mempitnah (Raja pisuna) N. Tujuh jenis Kemabukan (Sapta Timira) 1. Kemabukan krn wajah yg tampan, ganteng atau cantik (Surupa) 2. Kemabukan krn harta benda atau kekayaan (Dhana) 3. Kemabukan krn mempunyai kepintaran atau kepandaian (Guna) 4. Kemabukan krn keturunan (Yowana) 5. Kemabukan krn masa muda/remaja (Yowana) 6. Kemabukan krn minuman keras (Sura) 7. Kemabukan krn merasa mempunyai keberanian (Kasuran) O. Sepuluh jenis prilaku yang jelek (Dasa Mala) 1. Perilaku tanpa gairah, senantiasa lemah, lemas, letih dan lesu ( Tandri) 2. Perilaku yg cepat putus asa, selalu pisimis dan tdk mengenal apa yg disebut perjuangan hidup (Kleda) 3. Sikap yg selalu serakah atau tamak, angkuh, sombong (Leja) 4. Perilaku yg suka memuji diri sendiri dan senang mengucapkan kata-kata kasar (Kuhaka) 5. Sikap yg suka bersilat lidah dan dg tipu daya berusaha mempengaruhi pihak lain unt berbuat yg tdk baik (Metraya)

yudaswawi2013

6. Perilaku yg (Megata)

selalu munafik, tdk konsisten, dan lain di mulut lain di hati

7. Sikap playboy dan mata keranjang (Ragastri) 8. Perilaku suka menipu untk keuntungan diri sendiri (Kutila) 9. Tingkahlaku yg senang melihat orang lain menderita, senang menyiksa/menyakiti orang lain (Bhaksabhuana) 10. Sikap yg selalu irihati/dengki (Kimburu)

PSIK Makna
A. Makna/Peran Agama Dalam Kehidupan Tujuan agama adalah untuk mencapai Jagadhita yaitu kesejahteraan hidup, dan moksa yaitu kedamaian rohani. Sedang tujuan hidup manusia adalah tercapainya Catur Purusa Artha yang terikat sebagai suatu jalinan yang harmonis dalam kehidupan ini yaitu Dharma, Artha, Kama, dan Moksa B. Peran Agama Dlm Keluarga Tingkatan hidup berumah tangga atau membina keluarga disebut Grhasta. Seorang kepala keluarga memiliki tanggungjawab yg besar. Menurut ajaran agama yg berfungsi sebagai kepala keluarga adalah ayah, seorang ibu adalah pengasuh atau pembina keluarga terutama anak-anak yg lahir dlm keluarga itu. Seorang anak laki-laki bertindak sbg penerus kelangsungan hidup keluarga. Bila tdk terdapat anak laki-laki dlm keluarga itu anak perempuan boleh bertindak sbg anak laki-laki asal tetap tinggal di rumah ayahnya. Seandainya dia kawin maka perkawinan bersifat istimewa dan suaminya mengikuti istrinya. Perkawinan itu disebut Nyentana yg berarti Abadi C. Menuru t Manawadharmasastra dan Mahabharata bhw setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing Peran dan Kewajiban Ayah 1. Seorang ayah harus melindungi ibu serta putra-putrinya. 2. Ia harus menyerahkan harta atau penghasilannya kepada Ibu untk mengurus rumah tangga 3. Menjamin hidup dan memberi nafkah kpd ibu, bila krn sesuatu urusan penting di mana harus meninggal-kan keluarga ke luar daerah 4. Memelihara kehidupan yg suci dan saling mempercayai shg terbina keharmonisan keluarga 5. Memberi kebahagian kpd ibu dan putra-putrinya. Peran dan Kewajiban Ibu 1. Seorang ibu tdk boleh bertindak sendiri-sendiri tanpa pengetahuan ayah

yudaswawi2013

2. Ibu harus pandai menempatkan diri, mengatur dan memelihara keharmonisan rumah tangga 3. Ibu harus setia kpd ayah dan putra-putrinya dg tetap berpegang pd dharma 4. Seorang ibu hrs selalu mengendalikan pikiran, perkataan dan dindakannya 5. Ibu wajib menegur ayah bila ayah melakukan perbuatan yg keliru dan menjurus pd kehancu-ran rumah tangga. D. Peran dan kewajiban anak laki dan perempuan 1. Anak laki-lakai disebut putra dan dipandang sebagai juru selamat nenek moyang yg telah meninggal, menyelamat-kannya dari neraka. Penjelasan ini dijumpai di dalam Adiparwa. Dikatakan yg berhak melakukan upacara pitra yadnya adalah anak laki yg sulung. Putra sulung itulah yg dpt hutang ayahnya yg disebut Pitra Rnam 2. Apabila seorang ayah meninggal maka saudara-saudaranya menjadi tanggungjawabnya utk membimbing dan mengasuhnya. Jadi keselamatan keluarga tergantung baik buruknya dari sifat anak laki-laki tertua itu. 3. Kedudukan anak perempuan dianggap sbg dewi kemak-muran bertahta. pula Apabila dlm satu keluarga tdk terdapt E. Peran orang tua dalam keluarga Bagi keluarga rasa hormat dan bhakti kpd orang tua (ayah, ibu, kakek, nenek, dan seterusnya) dilakukan dg penuh kesadaran tanpa memandang status sosial orang tuanya, krn orang tua itu adalah guru dan mediator penciptaan manusia. Dlm hal ini suatu keluarga, rumah tangga merupakan tempat pemeliharaan keharmonisan hidup, memperoleh kesempurnaan hidupnya. Apabila setiap kewajiban dlm keluarga dilaksanakan dengan sebaik-baiknya niscaya tujuan hidup berupa kesejahteraan dan kedamaian akan dapat dicapai. F. Peran Agama Dalam Kehidupan Masyarakat Pengertian tentang masyarakat sbg suatu komunitas adalah berangkat dari konsep kula, gotra, mahagotra (keluarga, himpunan keluarga besar atau yg lebih besar) hingga terbentuknya suatu tananan hidup bersama, setiap kula atau gotra pd dasarnya merupakan unit terkecil dr sistem tatanan dharma-karma dlm kesatuan kosmos yg bertujuan mewujudkan kreta yakni kesejahteraan warganya. Dari konsep kerta ini dikembangkan menjadi keraman atau desa-pakraman. Setiap manusia yg merupakan anggota keluarga, gotra, mahagotra, dan desa pakraman secara teologis telah dibekali sebuah kesadaran sosial-ekonomi kultural untk berperan mengkondisikan dan membangun masyarakat yang kerta raharja atau masyarakat yg sejahtera. anak laki-laki maka ia berhak menebus

mewarisi semua harta peninggalan orang tuanya.

yudaswawi2013

G. Menurut Maharsi Manu swadharma hidup seseorang dlm hubungannya dengan masyarakat dibedakan menjadi: 1. Varna Dharma yaitu kewajiban hidup sesuai dengan profesi masing-masing. 2. Asrama Dharma yaitu kewajiban hidup sesuai dengan tingkatan atau tahapan hidup seseorang. 3. Varnasrama Dharma yaitu kewajiban hidup antara professi dan tingkatan hidup. 4. Guna Dharma yaitu kewajiban hidup yg ada hubungannya sifat dan pembawaan, misalnya seniman dan lain-lain. 5. Nimita Dharma yaitu kewajiban hidup seseorang yg ada hubungannya dg halhal tertentu misalnya kelahiran 6. Sadharana Dharma yaitu kewajiban hidup yg meliputi kewajiban-kewajiban umum bagi setiap anggota masyarakat dengan tdk mengindahkan pangkat atau jabatan seseorang dalam masyarakat.

yudaswawi2013

KONSELING SPIRITUAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN


Made Wardhana FK Unud/Rumah Sakit Sanglah, Denpasar

I. PENDAHULUAN
Paradigma konsep sehat menurut WHO tahun 1947 memberikan batasan sehat hanya dari 3 dimensi saja, yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologik), sehat dalam arti mental (psikologik/psikiatrik) dan sehat dalam arti sosial, dan sejak 1984 batasan tersebut sudah ditambah dengan aspek spiritual, yang oleh American Psychiatric Association (APA) dikenal dengan rumusan biopsychosocial-spiritual model. Dengan demikian konsep sehat tersebut telah mencakup semua komponen manusia secara holistik. Hal ini sesuai dengan konsep dalam setiap agama tentang komponen manusia bahwa manusia bukan saja terdiri dari badan material namun juga adanya sang ruh yang menyebabkan kita hidup serta tujuan utama kehidupan ini adalah kembalinya sang ruh ke dunia rohani sebagai planet rohani yang bersifat kekal. Ada beberapa istilah yang perlu dipahami yang berhubungan dengan konseling seperti penyuluhan yaitu menyajikan informasi yang cukup, dan akurat suatu topik tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang. Sedangkan konseling adalah komunikasi interpersonal untuk membantu klien agar manpu mengambil keputusan sendiri dalam mengubah perilakunya secara sadar dan mandiri dan memberi dukungan sosial, emosional/psikologis. Banyak akhli memberikan definisi tentang konseling, tetapi kaidahnya hampir sama, hanya pendekatannya saja yang berbeda. Seperti Carl Rogers mengemukakan konseling adalah serangkaian kegiatan hubungan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya dalam mengubah sikap dan perilakunya. Demikian pula Wolberg menyatakan konseling adalah suatu bentuk wawancara untuk menolong orang lain (klien) untuk lebih dapat mengerti dirinya sendiri secara lengkap, agar ia dapat memperbaiki penyesuaian diri, dapat mengatasi kesulitan dalam lingkungan atau dalam penyesuaian diri. Dengan asumsi bahwa klien adalah orang normal, mempunyai kemampuan atau potensi untuk mengembangkan diri. Dengan demikian konseling adalah hubungan yang saling membantu antara dua orang, dalam hal ini konselor dan klien. Dari berbagai definisi maka dapat dirumuskan bahwa konseling mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. K - Komunikasi interpersonal antara 2. O - konselOr dan 3. N - KieN/pasien 4. S - atas dasar Saling percaya dan saling menghargai 5. E - dengan Empati, dengan penuh pengertian 6. L - dalam upaya perubahan periLaku

yudaswawi2013

7. I - atas keputusan dan Inisiatif dari klien sendiri 8. N - dengan menghargai Norma/nilai yang dianut klien 9. G - dengan harapan menerapkan perilaku baru tersebut dengan langGeng Dengan demikian konseling spiritual kepada pasien bertujuan untuk lebih memahami bahwa diri kita adalah sang ruh dan apapun yang terjadi merupakan kekuasaan yang lebih tinggi oleh Sang Pencipta sebagai Personalitas Tuhan sehingga pasien lebih mengerti dan lebih menerima keadaan yang dialaminya. Tulisan singkat ini akan memperkenalkan konseling spiritual yang hendaknya diketahui oleh para petugas pelayanan kesehatan baik dari sistem kepercayaan manapun, sehingga pasien memahami bahwa ada kekuasaan yang lebih tinggi dari dokter dan perawat.

II. KETERAMPILAN DALAM KONSELING SPIRITUAL.


Ada beberapa hal yang cenderung merintangi kepekaan konselor terhadap persaan klien, sehingga gagal dalam melakukan konseling. Hubungan yang empati, bersedia mendengarkan secara aktif dan menjalin kepercayaan sehingga klien pencurahan perasaan dengan terbuka. Hubungan konselor-konseli(klien) sangat berbeda dengan hubungan dokter-pasien atau nerspasien. Konseling akan efektif apabila konseli dilibatkan secara aktif dalam rangka memobilisasi kemampuan yang ada dalam dirinya demi mengatasi masalahnya untuk mendorong perubahan sikap/perilaku. Jadi keterampilan utama dalam konseling adalah mendengarkan dengan aktif, hal ini memungkinkan berlanjutnya komunikasi interperesonal secara harmonis. Selain itu hendaknya memperhatikan perinsip komunikasi interpersonal seperti menjaga hubungan dengan empati, bila langkah ini sudah berhasil, barulah melangkah kepada sesi berikutnya sesuai dengan isi dan tujuan dari konseling yang diharapkan. Keterampilan yang diperlukan sebagai konselor adalah komunikasi interpersonal secara umum dengan memakai cara yang beraneka ragam, analisis transaksional, keterampilan mendengankan dan tentu pemahaman tentang spiritualitas.

Komunikasi Interpersonal
Komunikasi adalah proses pertukaran informasi dari dua belah pihak atau lebih. Komunikasi merupakan bagian terpenting dalam kehidupan mengingat manusia itu sendiri adalah manusia sosial/bermasyarakat. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Aktivitas dari komunikasi interpersonal yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif. Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting untuk membangun pemahaman diri. Komunikasi Interpersonal

yudaswawi2013

adalah komunikasi yang dilakukan dengan orang lain, berhadapan dengan orang lain atau sebuah metode komunikasi yang sering digunakan oleh manusia pada saat menjalankan profesinya. Kurangnya komunikasi merupakan masalah yang sering dihadapi oleh semua orang dalam melakukan pekerjaannya. Untuk melakukan komunikasi dengan baik kita mengetahui situasi dan kondisi serta karakteristik lawan bicara kita. Sebagaimana yang kita tahu,bahwa setiap manusia itu seperti sebuah radar yang melingkupi lingkungan. Manusia bisa menjadi sangat sensitif pada bahasa tubuh, ekspresi wajah, postur, gerakan, intonasi suara dan masih banyak lagi. Untuk mengefektifkan komunikasi hendaknya mempergunakan kata-kata yang sesuai. Tanpa memahami keseluruhan dinamika komunikasi interpersonal dari hati dan pendengarannya yang diajak berkomunikasi maka orang tersebut telah gagal dalam berkomunikasi. Bahasa tubuh, ekspresi wajah, postur, gerakan dan intonasi suara akan membantu individu untuk memberi penekanan pada kebenaran, ketulusan dan reliabilitas dari komunikasi itu sendiri sehingga komunikasi itu sendiri dapat mempengaruhi pola pikir, sikap dan akhirnya akan dapat mengubah perilaku menuju perilaku yang lebih bermanfaat dari sebelumnya. Salah satu cara untuk meningkatkan komunikasi interpersonal adalah dengan memperbaiki keterampilan mendengarkan. Keterampilan Mendengarkan Sekitar 60 - 75% seluruh waktu kita sehari-hari digunakan untuk berkomunikasi seperti menyapa teman Anda, menjawab pertanyaan pasien, mendengar keluhan pasien, dan sebagainya. Dari seluruh rangkaian komunikasi itu sekitar 70 % adalah aktivitas mendengarkan. Masalahnya adalah untuk melakukan komunikasi yang baik kita seringkali mengalami hambatan, salah satunya adalah ketika kita menjadi pendengar. Banyak persoalan dan kesalahpahaman yang timbul dalam komunikasi yang disebabkan karena kita kurang berkonsentrasi pada saat mendengarkan seseorang berbicara. Pada tahun 1980-an suatu tim penelitian dari Loyola University mengadakan suatu riset yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan keterampilan seorang manajer dalam komunikasi bisnis. Satu kesimpulan yang dihasilkan adalah bahwa seorang manajer harus dapat mengenali dan memecahkan persoalan yang ada pada para karyawannya, untuk seorang manajer hendaknya bisa menjadi pendengar yang baik. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar manajer belum menjadi pendengar yang baik. Hal tersebut terlihat dari beberapa komentar karyawan: Atasan saya selalu mendominasi pembicaraan sehingga saya tidak dapat memberikan saran untuk mengatasi persoalan di Bagian Produksi. Atasan saya selalu memotong pembicaraan. Saya tidak mengerti apakah manajer saya mengerti apa yang sedang kami diskusikan. Berbicara dengan atasan? Hanya membuang waktu saja! Kita bisa membayangkan bagaimana kalau karyawan itu adalah pasien kita, contoh di atas bisa dijadikan contoh, bahwa menjadi pendengar yang baik itu ternyata perlu ketrampilan. Pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah menjadi pendengar yang baik? Menjadi pendengar yang baik bukanlah usaha yang mudah. Seseorang harus dapat bersikap obyektif dan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh lawan bicaranya. Mendengarkan dengan efektif membutuhkan konsentrasi, pengalaman dan keterampilan. Manfaat menjadi pendengar yang baik adalah lawan berbicara kita akan lebih mudah dalam menyampaikan informasi, hubungan antar individu akan semakin baik, mendorong klien(pasien) untuk tetap berbicara, informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik dan lainnya akan lebih jelas diterima.

yudaswawi2013

Kalau hubungan ners-pasien dengan dilandasi mendengankan yang baik tentu hasilnya akan lebih baik, apalagi kalo yang kita bicarakan adalah masalah yang bersifat rohani. Meningkatkan Keterampilan Mendengarkan Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang teratur. Langkah terpenting pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa mendengarkan seseorang berbicara adalah suatu kebutuhan yang sama pentingnya dengan keterampilan berkomunikasi yang lain. Perlu diingat bahwa kita tidak dapat mendengarkan dan berbicara pada saat bersamaan. Hal ini merupakan prinsip dasar dari mendengarkan efektif. Seseorang cenderung untuk selalu menambahkan pendapatnya pada saat ia berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini menjadi persoalan jika lawan bicara kita belum selesai berbicara. Ia bisa saja merasa terganggu. Dari pihak pendengar jelas konsentrasi akan terpecah. Berdasarkan etket pergaulan juga tidak dibenarkan menyela atau memotong orang yang sedang berbicara, hal ini tidak sopan. Biarkanlah pembicara menyelesaikan pembicaraannya, sedangkan kita mendengar dengan baik. Bila sudah selesai berbicara baru giliran kita untuk menanggapinya. Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan. 1. Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara Seorang pendengar yang baik selalu mencoba untuk memahami intisari dari suatu pesan. Jangan mendengar secara masuk telinga kanan keluar telinga kiri atau sebaliknya. Dari pembicaraan yang panjang lebar, tentu terdapat pokok pikirannya. Peganglah pokok pikiran itu, niscaya Anda tahu maksud pembicara. Hal ini mungkin sulit dilakukan pertama kali. Karena itu, kita memang perlu latihan berkonsentasi mendengarkan orang yang berbicara tanpa melakukan hal lain yang mengganggu konsentrasi kita. 2. Hindari gangguan dari lingkungan sekitar Menjadi pendengar yang baik selalu mencoba untuk memfokuskan diri pada pembicara. Mencoba mendengarkan pendapat teman ketika rapat sebagai contoh, tanpa terpengaruh oleh gangguan dari luar kita seperti SMS, dering telepon, orang yang berlalu lalang, dan sebagainya. Oleh karena itu untuk pembicaraan yang serius, faktor lingkungan perlu diperhatikan. 3. Mencoba untuk mengendalikan emosi Pendengar yang baik selalu mencoba untuk mengesampingkan emosi, sehingga ia dapat menerima pembicaraan dengan jernih. Pendengar yang baik juga selalu mencoba untuk memahami pembicara tanpa membuat penilaian pribadi atas pembicara. Memang kadang ada kata-kata yang keliru dari pembicara yang perlu diluruskan. Namun pelurusannya pun harus dengan ilmu. Nasehat hendaknya disampaikan setelah pembicara rampung berkata-kata. Itu pun disampaikan secara empat mata tidak di depan audiens yang lain. 4. Membuat catatan jelas dan singkat Buatlah catatan kecil tanpa mengurangi konsentrasi kita pada saat mendengarkan. Harap diingat kita tidak dapat mengerjakan dua tugas sekaligus tanpa mengurangi keefektifan salah satu di antaranya. hendaknya dilakukan dengan ekstra konsentrasi. Mungkin Anda bisa melatih menulis cepat, dan juga catatan itu tidak perlu dengan tulisan tangan yang indah, dapat berupa singkatan-singkatan, diagram-diagram. 5. Bersikap empati Mencoba untuk menghargai posisi pembicara, sehingga kita terhindar dari mendengar apa yang hanya mau kita dengar saja. Tempatkan diri Anda sebagai diri pembicara. Ketika Anda berbicara tentu Anda juga ingin pendengar mendengarkan omongan Anda dengan seksama. Hal sangat diharapkan oleh setiap lawan berbicara, apalagi dengan pasien 6. Memperhatikan komunikasi non verbal
yudaswawi2013

Tataplah lawan bicara, jaga kontak mata dan perhatikan bahasa tubuh klien. Seringkali terjadi pemahaman akan suatu informasi lebih bisa kita pahami dengan memperhatikan raut muka dan gerak tubuh klien. Sebagai pendengar, kita pun harus memperhatikan bahasa tubuh yang kita tampilkan, seperti posisi duduk, raut muka, anggukan kepala dan sebagainya dan jaga kontak mata. 7. Dengarkan secara keseluruhan tapi pahami dengan selektif Seringkali dalam suatu pembicaraan, pembicara memberikan informasi-informasi yang penting. Kadang informasi tersebut tersembunyi di dalam konteks pembicaraan. Kita diharapkan dapat memilah-milah informasi tersebut untuk mendapatkan yang kita butuhkan. Kita hendaknya dapat mendengarkan apa yang tidak diucapkan 8. Bertanya pada tempatnya Tunda dahulu pertanyaan dan gagasan yang ingin disampaikan sampai pembicara selesai. Ajukan pertanyaan untuk memperjelas maksud pembicara. Ini hampir sama dengan point yang pertama. Jika ada pertanyaan sampaikanlah jika si pembicara sudah selesai. Bisa jadi, masalah yang Anda tidak paham akan diterangkan seketika itu juga tanpa Anda menanyakannya. 9. Memberikan umpan balik Memberikan umpan balik kepada pembicara sehingga ia mengetahui sejauh mana kita sudah memahami pembicaraan. Ini dia saatnya bertanya, berpendapat atau berkomentar. Setelah pembicara selesai mengutarakan pembicaraannya, barulah tiba giliran kita. Jangan diam saja, sampaikan sepatah dua patah kalimat agar pembicara tahu sejauh mana kita paham. Begitu pula saat Anda berada di depan pasien/klien, ketika klien berhenti bicara karena kurang nyaman hendaknya kita memberi umpan balik agar pasien merasa benar-benar diperhatikan. 10. Buatlah kesimpulan atas apa yang menjadi inti pembicaraan Dengan mencoba menangkap intisari pembicaraan diharapkan kita dapat memahami permasalahan dengan kata kita sendiri. Cobalah ramu kembali apa yang pembicara sampaikan dengan kata-kata Anda sendiri. Ini akan melatih Anda untuk mengambil kesimpulan dengan baik.

Analisis Transaksional
Teori analisis transaksional merupakan karya Eric Berne (1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar. Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi, yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi. Dalam diri setiap manusia, seperti dikutip Collins (1983), memiliki tiga status ego. Status ego tersebut terjadi atas dasar pengalaman pribadi sejak masa lalu. Status ego tersebut mengacu pada sikap orang tua (Parent = P, exteropsychic); sikap orang dewasa (Adult =A. neopsychic); dan ego anak (Child = C, arheopsychic). Ketiga sikap tersebut dimiliki setiap orang (baik dewasa, anak-anak, maupun orangtua).

yudaswawi2013

1. Sikap diri orang tua (O), Sikap ini diwakili dalam perilaku dapat ter1ihat dan terdengar dari tindakan maupun tutur kata ataupun ucapan-ucapannya. Seperti tindakan menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap yang nurturing parent (NP). Ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum, berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (CP). Sikap ini tampak sepreti orang tua, ayah, ibu: yaitu sikap mengatur, menegur, mempersalahkan, mengharuskan, mengasuh, menghibur, menyayang dll. tampak sepreti orang tua, ayah, ibu sikap mengatur, menegur, mempersalahkan, mengharuskan, mengasuh, menghibur, menyayang, mengecam, memerintah, melarang, dll. 2. Sikap diri dewasa (D) tampak seperti orang dewasa dengan penuh rasional, menggunakal rasio, terarah, mengumpulkan keterangan, mencari pemecahan yang terbaik terarah, mengumpulkan keterangan, mencari pemecahan yang terbaik dll.memiliki sikap orang dewasa. Sikap orang dewasa umumnya pragmatis dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya. 3. Sikap diri kanak (K) tampak bersikap spontan, ingin campur segala urusan, mein-main, merengek, emosi, penuh daya cipta, bersungut-sungut, manja, meringankan persoalan, respon sesuai petunjuk dll. spontan, ingin campur segala urusan, main-main, merengek, emosi, penuh daya cipta, bersungut-sungut, meringankan persoalan, respon sesuai petunjuk manja dll.Sikap lain yang dimiliki juga adalah sikap anak-anak. Dibedakan antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin tahu, berkhayal, kreatif, memberontak. Sebaliknya yang bersifat adapted child (AC) adalah mengeluh, ngambek, suka pamer, dan bermanja diri. Ketiga sikap itu ibarat rekaman yang selalu diputar-putar bagai piringan hitam dan terus bernyanyi berulang-ulang di saat dikehendaki dalam melakukan komunikasi. Untuk mengetahui keadaan ego (ego state) ketika berkomunikasi, Berne mengajukan empat cara yaitu: 1. Melihat tingkah laku nonverbal maupun verbal yang digunakannya. Tingkah laku nonverbal tersebut pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode simbolnya pada setiap orang sesuai dengan budaya yang melingkupinya. Di samping nonverbal juga melalui verbal, misalnya pilihan kata. Seringkali (umumnya) tingkah laku melalui komunikasi verbal dan nonverbal berbarengan. 2. Mengamati bagaimana sikap seseorang ketika bergaul dengan orang lain. Dominasi satu sikap dapat dilihat kalau Pulan sangat menggurui orang lain maka Pulan sangat dikuasai oleh P dalam hal ini critical parent. Si Iteung suka ngambek maka Iteung dikuasai oleh sikap anak. Si Ucok suka bertanya dan mencari fakta-fakta atau latar belakang suatu kejadian maka ia dikuasai oieh sikap dewasa. 3. Mengingat kembali keadaan dirinya sewaktu masih kecil; hal demikian dapat terlihat misalnya dalam ungkapan : buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Cara berbicara, gerak-gerik nonverbal mengikuti cara yang dilakukan ayah dan ibunya yang anda kenaI.

yudaswawi2013

4. Mengecek perasaan diri sendiri, perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat tertentu yang sangat mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa, ataupun anak-anak sangat menguasai mempengaruhi seorang. Pesan yang disampaikan dari seseorang diterima oleh orang lain tersebut akan dijawab tidak selalu sama, karena terjadi analisis. Berne mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi yaitu: transaksi komplementer, transaksi silang. 1. Transaksi komplementer; jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer. Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu makna. Hal ini lebih dikenal dengan sebutan komunikasi yang mengena. 2. Transaksi silang; terjadi manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat respons sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan. Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain. Dalam komunikasi interpersonal ners - klien, klien pada awalnya datang dengan sikap diri K, kadang juga O, untuk menjaga hubungan berlangsung dengan baik, konselur perlu menempatkan diri pada sikap diri D dan mendorong agar klien juga berada pada sikap diri D. Hal demikian disebut transaksi imbang. Inilah dasar-dasar komunikasi interpersonal yang efektif. Upayakan jangan sampai terjadi transaksi silang.

III. TUJUAN KONSELING SPIRITUAL


Landasan filosofis konseling spiritual ditekankan dalam upaya menolong seseorang untuk memahami arti hidup yang sesungguhnya, tentu saja yang dimaksud adalah landasan filosofis tentang hidup dan kehidupan yang bersifat transedental berdasarkan sastra (Veda) atau kitabkitab suci lainnya. Dalam tulisan ini penulis batasi landasan ini atas dasar filosofi dan tradisi Vaisnava, yang juga dilakukan oleh para Vaisnava dinegara-negara lain yang telah melembaga disebut Vaisnava CARE (Counseling, Assistance, Resource and Education). Vaisnava adalah sebutan singkat dari para penganut Brahma-Madhva-Gaudiya Sampradaya, yaitu suatu masyarakat yang dengan taat melaksanakan perinsip hidup yang sesuai dengan tradisi veda dengan berpengang teguh kepada ajaran suci veda seperti Bhagavadgita, Bhagavata purana atau purana lainnya. (baca lagi kuliah sebelumnya tentang Spiritualitas dalam Pelayanan Kesehatan) Konseling spiritual memiliki kekhususan karena sangat berhubungan dengan hal-hal yang bersifat transenden atau pengetahuan yang bersifat nonobserable atau yang tidak dapat ditangkap oleh pemikiran biasa. Tujuan utama konseling spiritual dalam pendampingan pasien

yudaswawi2013

1. Mengidentifikasi tingkat kesadaran spiritual klien 2. Bekerja sama dengan klien untuk membantu klien agar mereka mengerti dan memahami akan jati dirinya sendiri sebagai sang roh yang bersifat kekal 3. Memberikan informasi sang diri (pengetahuan tentang sang Ruh) serta hubungannya dengan Personalitas Tuhan sebagai Maha Pencipta 3. Menyampaikan informasi tentang hukum-hukum alam (karma & Reinkarnasi) 4. Merencanakan untuk lebih meningkatkan aktivitas spiritual klien. 5. Memberikan dukungan psikososial atau semangat kepada klien untuk lebih mandiri dan yakin. Pada perinsipnya konseling spiritual atau dengan nama lain seperti bimbingan spiritual, pendampingan spiritual, bimbingan doa, konseling pastoral tidak jauh berbeda dengan konseling yang lain seperti konseling sekolah, konseling remaja, konseling jabatan/karir dan sebagainya. Esensi dari konseling adalah suatu bentuk komunikasi atau serangkaian kegiatan hubungan langsung dengan individu dengan tujuan memberikan bantuan kepadanya (klien) untuk lebih mengerti dirinya sendiri secara lengkap agar dapat mengatasi kesulitan dalam penyesuaian dirinya, hasil akhirnya adalah perubahan sikap dan perilaku atas dasar kemauan dan kekuatan sendiri dari klien. Dalam konseling spiritual penekanannya bukan terhadap sakit fisik (physical pain, tetapi terhadap spiritual pain nya, yaitu hopelessness dan meaninglessness, terutama pasien yang telah didiagnosis dengan penyakit-penyakit terminal. Pasien merasakan tanpa harapan dan tidak berartinya hidup, dari sinilah akan muncul perubahan-perubaha psikologis lainnya. Konseling spiritual membantu klien agar memahami konsep hidup yang sesungguhnya berdasarkan ajaran agamanya yang dianut. Tugas konselor ialah membantu pasien untuk mencapai kesadaran spiritual pada tingkat yang lebih tinggi. Pasien terminal (pasien yang sudah tidak dapat disembuhkan), walaupun akan meninggal, namun pasien akan meninggal dalam suasana batin yang penuh sradha(imam) dan bhakti (taqwa), itulah disebut good death, death with dignity, peaceful dying, welldying. Prinsip - prinsip kematian yang baik : Mengetahui kematian akan datang menjemput, dan paham apa yang dapat diharapkan. Berusaha untuk mencapai kemuliaan dan privasi Minimalisasi rasa sakit dan kendalikan gejala yang lainnya Dapat memilih dimana kematian itu terjadi (di rumah atau di tempat lainnya). Akses spiritual atau dukungan emosional yang diperlukan untuk meningkatkan pemahaman arti hidup ini yang sebenarnya. Kehadiran orang-orang terdekat, orang-orang yang dicintai pada saat-saat terakhir. Dapat menyampaikan pesan-pesan penting untuk orang yang ditinggalkan. Dapat mengatakan selamat tinggal, dan menyebutkan kalimat-kalimat suci, nama suci Tuhan.

yudaswawi2013

IV. TAHAPAN DALAM KONSELING SPIRITUAL.


Setelah komunikasi terjalin dengan baik, barulah konselor mengutarakan maksudnya berkeanaan dengan nilai-nilai filosofis kepada konseli. Sampaikan secara jelas bahwa pertolongan yang kita berikan bukan untuk penyembuhan atau meringankan rasa sakit fisik, tetapi berupaya menginsafi dengan lebih mendalam tentang tujuan dari hidup ini. Uraikan pula tujuan pertolongan ini adalah untuk sepenuhnya menyerahkan diri kepada Tuhan dan pada akhirnya dengan tenang menghadapi kejadian yang paling menyedihkan dalam hidup ini yaitu perginya sang roh dari badan. Usaha ini tidak mudah, menurut pengalaman tidak semua orang akan mau memahami nilai-nilai yang terdalam dari hidup ini. 1. Menjalin Hubungan Oleh karena itu perlu kesabaran seorang konselor dan tetap menjaga hubungan (rapport). Dengan tetap menjaga hubungan dengan konseli atau keluarganya kita akan dapat menilai sejauh mana pemahamannya tentang nilai-nilai spiritual, atau dengan kata lain kita dapat menilai tingkat keinsafan diri-nya (self realization), atau mungkin lebih populer disebut sejauh mana level ke-imanan dan ketaqwaan (sradha dan bhakti) 2. Berbicara tentang Spiritualitas Konselor mulai berbicara tentang konsep spiritual seperti konsep tentang diri, Tuhan, alam semesta , hukum-hukum alam, perjalanan sang roh, karma & reinkarnasi dan tujuan hidup yang sebenarnya (baca kuliah terdahulu) Mulai diajak mendengar ayat/sloka-sloka suci (bacakan salah satu sloka dari bhagavadgita yang penting, berhubungan dengan sang roh, tujuan hidup, reinkarnasi dan bagaimana caranya untuk melepaskan diri dari siklus laih-mati. Berikan kisah-kisah suci para sadhu/nabi, atau kisah rohani tentang Kemahakuasaan Tuhan. Pada saat sekarang tiada seorangpun dapat menolong, kecuali memohon karunia Tuhan yang mampu menolong. 3. Menilai Tingkat Keinsafan Diri. Awal dari rangkaian konseling adalah memperkenalkan diri, menjaga komunikasi dengan mempergunakan keterampilam komunikasi interpersonal dengan baik, dengan konseli maupun kepada keluarganya. Dalam wawancara tersebut kita dapat melakukan eksplorasi internal, dengan mengajukan pertanyaan, menenangkan dari sini kita akan dapat menilai sejauh mana spirutual pain yang dialami pasien dan sejauh mana tingkat srada dan bhakti pasien, apakah mendekati kutub satvik, kutub tamasik atau rajasik. Bila pasien sudah bertanya mengapa nasib saya begini ?, maka pintu untuk keinsafan diri sudah mulai terbuka. Itu berarti konselor dapat melanjutkan percakapannya kepada hal-hal yang lebih filisofis tentang hdup, tentang reinkarnasi, hubungan antara karma dan penderitaaan/penyakit, alam-alam yang dituju setelah roh meninggalkan badan, tujuan utama kehidupan, jenis-jenis badan yang kita terima dan sebagainya. Semua tersebut dalam koridor pengtahuan transedental (Vedik). Sesi ini tidak bisa dilakukan sekali pertemuan, memerlukan beberapa kali. Metode FICA untuk mendapatkan riwayat spiritual pasien

yudaswawi2013

F. Faith and Belief: tanyakan keyakinan dan kepercayaan: apakah ada kepercayaan spiritual yang membantu yang berhubungan dengan stress atau saat-saat sulit?, apa yang membuat kehidupanmu berarti? I. Importance and Influence: tanyakan pentingnya dan pengaruh: Apakah spiritualitas penting dalam kehidupanmu? Pengaruh apa yang spiritualitas punyai mengenai bagaimana kamu merawat dirimu?, apakah ada keputusan tertentu terkait dengan kesehatanmu yang mungkin dipengaruhi oleh kepercayaan ini? C. Community; tanyakan apakah ia merupakan anggota dari komunitas sistem keagamaan tertentu? A. Addreslaction: tanyakan tentang pikirkan apa yang dapat sebagai penyedia layanan kesehatan butuhkan untuk melakukan dengan informasi yang diberikan pasien misalnya terhadap pendeta, kelas yoga atau meditasi, chanting atau sumber spiritual yang lain. Hal itu membantu untuk berbicara dengan rohaniawan di rumah sakit 5. Menuntun untuk berdoa bersama, berjapa atau ber dzikir. Bila seseorang dengan tingkat srada-bhaktinya mendekati kutub satvik, maka pasien akan cepat menerima nilai-nilai filosofis tersebut, bisa dilihat dari ketunduk hatiannya dalam mendengarkan, kadang bertanya atau pasien berkata . Ya.. saya akan serahkan segalanya kepada Yang Di Atas (Tuhan) Dengan diterimanya konsep-konsep diatas dan pasien menyatakan diri untuk menyerahkan diri kepada yang diatas, konselor memberikan bentuk-bentuk kegiatan, ritual, aktifitas spiritual, tentu saja tidak lepas dari kerangka tradisi veda (yang diaanjurkan oleh kitab suci) tentang bagaimana cara menyerahkan diri, cara melakukan bhakti. Cara yang paling sederhana adalah dengan mendengarkan doa-doa pujian atau lagu-lagu rohani yang mengumandangkan nama-nama suci Tuhan(nama smaranam) dan melakukan sendiri dengan selalu menyebutkan nama suci Tuhan dengan memakai japa mala atau tasbih. Agama apapun, berjapa (berzikir) dengan menyebutkan nama suci Tuhan adalah salah satu ritual yang penting. Kunjungan berikutnya konselor menuntun dalam berjapa bersama-sama. Pada akhirnya pasien sendiri mau berjapa secara mandiri. Bila secara fisik pasien tidak mampu melakukannya maka keluarganya yang selalu mendampingi untuk melakukan japa. Tujuannya adalah untuk meminimalkan pikiran-pikiran pasien yang sangat terikat atau duniawi. Memori tersebut diganti dengan pesan-pesan transedental sehingga sampai akhir kehidupannya pasien dapat menyebutkan nama suci Tuhan, itulah kematian yang dianjurkan oleh veda.

yudaswawi2013

1. Jelaskan yang dimaksud dengan kebutuhan spiritual ? Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan dasar untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama , serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan. ( Kozier, 2004 ). Pemenuhan kebutuhan spiritual diperlukan oleh pasien dan keluarga dalam mencari arti dari peristiwa kehidupan yang dihadapi termasuk penderitaan karena sakit dan merasa tetap dicintai oleh sesama manusia dan Tuhan. Dimana kebutuhan spiritual yang mendasar dibagi lagi menjadi empat yaitu kebutuhan agama, kebutuhan kedamaian, kebutuhan makna keberadaan dan kebutuhan memberi. Menurut (Clinebell dalam Hawari, 2002) Menginventarisasi 10 butir kebutuhan dasar spiritual manusia yaitu : a. Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara terus-menerus diulang guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini adalah ibadah. b. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan makna hidup dalam membangun dan sesama hubungan manusia yang selaras dengan alam Tuhannya sekitarnya. c. Kebutuhan keseharian, d. akan komitmen peribadatan integratif dan hubungannya ritual dengan pengalaman agama antara peribadatan (vertikal) (horisontat) serta

dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan hubungan dengan Tuhan, tujuannya agar keimanan melemah. e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. rasa bersaiah dan berdosa ini merupakan beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi kesehatan jiwa seseorang. Kebutuhan ini mencakup dua hal yaitu pertama secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah, dan berdosa kepada Tuhan. Kedua secara horisontal yaitu bebas dari rasa bersalah kepada orang lain f. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri {self acceptance dan self esteem), g. setiap orang ingin dihargai, diterima, dan diakui oleh lingkungannya. Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan masa depan. Bagi orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka pendek (hidup di dunia) dan jangka panjang (hidup di akhirat). Hidup di seseorang tidak

yudaswawi2013

dunia sifatnya sementara yang merupakan persiapan bagi kehidupan yang kekal di akhirat nanti. h. Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi sebagai pribadi yang utuh. Di hadapan Tuhan, derajat atau kedudukan manusia didasarkan pada tingkat keimanan seseorang. Apabila seseorang ingin agar derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia senantiasa menjaga dan meningkatkan keimanannya. i. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesame manusia. Manusia hidup saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu, hubungan dengan orang disekitarnya senantiasa dijaga. Manusia juga tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya sebagai tempat hidupnya. Oleh karena itu manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melestarikan alam ini. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilai-nilai religius. Komunitas keagamaan diperlukan oleh seseorang dengan sering berkumpul dengan orang yang beriman akan mampu meningkatkan iman orang tersebut.

2. Sebutkan dan jelaskan komponen spiritual yang mendasari asuhan keperawatan ? Elkins et al (1998) dalam Rahadian (2011) komponen spiritual meliputi :

pemberian

a. Misi hidup : Individu merasakan adanya panggilan yang harus dipenuhi, rasa tanggung jawab pada kehidupan secara umum. Individu memiliki motivasi yang berarti mereka dapat memecah misi hidupnya dalam target-target konkrit dan tergerak untuk memenuhi misi tersebut. b.Kesakralan hidup : individu yang spiritual mempunyai kemampuan untuk melihat kesakralan dalam semua hal dalam hidup. Percaya bahwa semua kehidupan suci sifatnya dan bahwa yang sacral dapat juga ditemui dalam halhal keduniaan. c. Idealisme : idealism merupakan kepercayaan yang kuat pada potensi baik manusia yang diaktualisasikan dalam berbagai aspek kehidupan. d. Kesadaran akan peristiwa tragis : kesadaran akan peristiwa tragis dalam hidup seperti rasa sakit, penderitaan, atau kematian diyakini sebagai alat yang akan membuat mereka semakin memiliki kesadaran akan eksistensinya dalam hidup

yudaswawi2013

komponen sosial bermasyarakat komponen spiritual komponen fisiologikal lingkungannya komponen individu komponen psikologikal secara fisik dan kimiawi komponen biologi dalam system organ berkembangbiak

komponen

yang

behubungan

dengan

kehidupan

: komponen yang dilakukan dengan cara menyembah atau : komponen yang mempelajari tingkah laku manusia dengan : setiap individu memiliki kebutuhan yang spiritual yang : komponen yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi : komponen yang mengatur tentang keadaan jasmani, terpadu yang mempunyai fungsi masing-masing dan dapat

bersembahyang kehadapan Tuhan

berbeda-beda, jadi semua itu harus dipenuhinya

komponen kultur budaya

: komponen adat istiadat yang mencakup sosial dan

3. Jelaskan peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual klien ? Peran perawat didalam tugasnya dapt dibagi menjadi perawat sebagai pendidik, advokat, peneliti, konsultan, pemberi perawatan secara langsung, dan pemasaran pada masyarakat atau social marketer. Dalam kasus Ny.A dimana beliau mengalami kanker payudara dan dikatakan dokter bahwa kemungkinan untuk sembuhnya kecil peran perawat yang dibutuhkan disini adalah a. Peran perawat sebagai pemberi Asuhan Keperawatan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan ataupun dapat melalui pengkajian masalah yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada klien. b. Peran sebagai advokat ( pembela ) Klien Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada didalam masyarakat. Disini seorang pembela berfungsi sebagai pembela hak-hak klien.

yudaswawi2013

c.

Perawat sebagai pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin ( Change Agent and Leader )

perawat sebagai pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yng berinisiatif merubah atau yang membantu klien membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari keperawatan. d. Keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan perubahan pada klien dengan memberikan pengetahuan, ketrampilan, menjaga

perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan dan melepaskan diri dari masalah yang membelenggunya. e. Peran sebagai educator 1. Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengatasi kesehatannya. 2. Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien. f. Peran sebagai koordinator Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta Peran ini dilakukan untuk :

mengorganisasikan pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien g. Peran sebagai kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter,fisioterapis, ahli gisi, dan lain-lain. h. Peran sebagai konsultan Peran disini adalah sebagai tempat onsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. 4. Bagaimana peran agama dan spiritual dalam membangun mekanisme koping yang positif bagi klien ? Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima tubuh dan beban tersebut menimbulkan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik yaitu stress. Peran spiritual dalam membangun mekanisme koping positif adalah sebagai penyemangat atau motivasi untuk hidup, harapan dan kepercayaan pada Tuhan serta kebutuhan untuk menjalankan agama yang dianut, kebutuhan untuk dicintai dan diampuni oleh Tuhan yang seluurhnya dimiliki dan harus dipertahankan oleh seseorang sampai kapan pun agar memperoleh pertolongan, ketenangan, keselamatan kekuatan, penghiburan serta kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Dalam upaya mendorong penerima(acceptance) menerima cara pemecahan masalah agar lebih baik diperlikan kecerdasan spiritual,dimana menurut Agus(2002) inti dari pemenuhan kebutuhan spiritual untuk mencapai kecerdasan spiritual(spiritual Quotient) adalah

yudaswawi2013

proses transdensi. Dan realisasi keperawatan perawat perlu menerapkan pembinaan dalam meningkatkan kecerdasan spiritual ,dan diharapkan juga terjadi perubahan mekanisme koping ke arah yang lebih baik atau adaptif. 5. Diskusikan tujuan/pentingnya pemenuhan kebutuhan spiritual dalam

pemberian asuhan keperawatan? Asuhan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan kepada pasien, dimana perawat harus memberikan suatu pelayanan yang komprehensif kepada pasien guna untuk meningkatkan kesehatan. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan , juga termasuk kedalamnya aspek spiritual yang harus diperhatikan dalam perawatan selain aspek fisik dan psikososial karena menurut beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa keyakinan spiritual berpengaruh terhadap kesehatan dan perawatan, diantaranya berdoa sendiri atau dengan orang terdekat dilaporkan sebagai strategi koping yang baik atau positif. 6. Jelaskan prosedur pemenuhan kebutuhan spiritual oleh seorang Perawat? Pengkajian Ketepatan waktu pengkajian merupakan hal yang penting yaitu dilakukan setelah pengkajian aspek psikososial pasien. Pengkajian aspek spiritual memerlukan hubungan interpersonal yang baik dengan pasien. Oleh karena itu pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat dapat membentuk hubungan yang baik dengan pasien atau dengan orang terdekat dengan pasien, atau perawat telah merasa nyaman untuk membicarakannya. Pengkajian yang perlu dilakukan meliputi: a. Pengkajian data subjektif b. Pengkajian data objektif Diagnose Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan masalah spiritual menurut North American Nursing Diagnosis Association adalah distress spiritual (NANDA, 2006). Pengertian dari distres spiritual adalah kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan arti dan tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan din, orang lain, seni, musik, literature, alam, atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya (NANDA, 2006). Perencanaan Setelah diagnosa keperawatan dan faktor yang berhubungan teridentifikasi, selanjutnya perawat dan pasien menyusun kriteria hasil dan rencana intervensi. Tujuan asuhan keperawatan pada pasien dengan distress spiritual difokuskan

yudaswawi2013

pada menciptakan lingkungan yang mendukung praktek keagamaan dan kepercayaan yang biasanya dilakukan. Tujuan ditetapkan secara individual dengan mempertimbangkan riwayat pasien, area beresiko, dan tanda-tanda disfungsi serta data objektif yang relevan. Implementasi Pada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana intervensidengan melakukan prinsip-prinsip kegiatan asuhan keperawatan sebagai berikut : 1) periksa keyakinan spiritual pribadi perawat, 2) fokuskan perhatian pada persepsi pasien terhadap kebutuhan spiritualnya, 3) jangan beranggapan pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual, 4) mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan spiritual pasien, 5) berespon secara singkat, spesifik, dan aktual, 6) mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang berarti menghayati masalah pasien, dan 7) membantu memfasilitasi pasien agar dapat memenuhi kewajiban agama, 8) memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di rumah sakit. Evaluasi Untuk mengetahui apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang ditetapkan pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan pencapaian tujuan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan tercapai apabila secara umum pasien : 1) mampu beristirahat dengan tenang, 2) mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan, 3) menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama, 4) mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya, dan 5) menunjukkan afek positif, tanpa rasa bersalah dan kecemasan. 7.Bagaimana peran perawat menjadi fasilitator klien dalam memenuhi

kebutuhan spiritualnya ? Memfasilitasi klien dapat berupa bentuk motivasi yang diguanakan untuk membangun semangat atau motivasi diri mengingat pasien pada posisi seperti ini lebih condong kepada sifat egosentris serta menarik diri karena menganggap dirinya tidak berguna bagi keluarganya , memfasilitasi tempat ibadah. Untuk membangun kepercayaan pasien terhadap Tuhan, dimana segala sesuatu termasuk penyakit yang diderita oleh pasien merupakan suatu takdir yang harus diterima, sebelum sakit pasien mungkin kurang menjaga pola hidup sehat serta ada faktor herediter atau gen yang menyebabkan terjadinya penyakit kanker tersebut, kita harus mampu memberikan suatu pendidikan kesehatan

yudaswawi2013

Pengertian gaya hidup Gaya hidup merupakan kombinasi dan totalitas cara tata kebiasaan pilihan serta objekobjek yang mendukungnya, dalam pelaksanaannya dilandasi oleh system nilai atau system kepercayaan tertentu. ( Piliang 1998:208). Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi gaya hidup adalah tingkah laku yang ditunjukan yang merupakan bagian dari keseluruhan diri seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya untuk menunjukan status sosialnya di masyarakat. Peran keluarga sangat mempengaruhi perilaku/gaya hidup seseorang Peran keluarga sangat mempengaruhi perilaku/gaya hidup seseorang karena keluarga merupakan ruang lingkup terkecil dari proses interaksi manusia, selain itu keluarga juga sebagai pembimbing dan pengarah khususnya orang tua , karena orang tua yang memegang peranan terpenting dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pola hidupnya. Jika pola asuh orang tua baik maka pola/gaya hidup dari anak akan baik, dan sebaliknya jika pola asuh orang tua kurang baik maka pola/gaya hidup anak tersebut juga akan kurang baik. Sebagai contoh dari kasus yang telah diberikan bahwa Tn.AQJ terdiagnosa penyakit jantung koroner dan diabetes militus tipe II dikarenakani pola hidupnya yang kurang terkontrol. Hal tersebut disebabkan kurangnya didikan , perhatian ,dan juga kepedulian dari orang tuanya. Cara merubah perilaku /gaya hidup individu atau sebuah kelompok 1.Tindakan Preventif Yaitu suatu upaya untuk mencegah tindakan penyimpangan gaya hidup, antara lain : a. Mendukung dan melaksanakan program wajib belajar b. Penanaman nilai dan norma-norma(terutama norma agama dan hukum) c. Menyediakan bermacam sarana untuk menunjang kegiatan remaja untuk mengalihkan hal-hal negative d. Menjalani hubungan baik antara orang tua dan anak dalam keluarga serta antarwarga dalam masyarakat e. Menciptakan suasana keterbukaan dan kekeluargaan dalam keluarga dan masyarakat . f. Menyusun undang-undang khusus untuk kesejahteraan dan pelanggaran yang dilakukan anak dan anak remaja.

yudaswawi2013

g. Mendirikan klinik bimbingan psikologis untuk membantu remaja dari kesulitan 2. Tindakan kuratif a. Menghilangkan semua penyebab timbulnya kejahatan remaja b. Perubahan lingkungan dengan dengan mencarikan orang tua asuh dan memberikan fasilitas yang diperlukan kepada anak c. Memindahkan anak nakal ke sekolah atau lingkungan yang lebih baik d. Memberikan latihan bagi remaja untuk hidup teratur,tertib, dan disiplin e. Memanfaatkan waktu senggang di pusat pelatihan, membiasakan diri bekerja, belajar, dan berekreasi secara sehat dengan disiplin yang tinggi f. Menggiatkan organisasi pemuda dengan program keterampilan yang dipersiapkan untuk pasar kerja dan hidup di tengah masyarakat g. Mendayagunakan klinik bimbingan untuk meringankan dan memecahkan masalah gaya hidup Gaya hidup yang menyimpang dari agama dan kesehatan Melihat dari kasus Tn.AQJ banyak terdapat gaya hidup / pola kebiaasaan yang menyimpang dari agama maupun kesehatan. Contoh gaya hidup Tn.AQJ yang untuk menjauhi mabuk-mabukan menyimpang dari agama yaitu merokok dan mengkonsumsi alkohol. Dimana dalam agama diajarkan konsep sad ripu, salah satunya dengan alkohol . Hal tersebut terjadi karena kurangnya pendidikan agama dalam keluarga dan kurangnya pengawasan dari orang tua . Selain itu penyimpangan dari segi kesehatan bisa terlihat dari pola kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kolesterol dan pola makan yang tidak teratur. Alasan terjadinya penyimpangan bisa karena kurangnya pemahaman dari pentingnya menjaga kesehatan sehingga di sekitar lingkungan masyarakat disana mempunyai pola kebiasaan yang menyimpang. Padahal pola hidup sehat harus ditanamkan dari sejak dini oleh keluarga. Di luar dari kasus Tn.AQJ juga terdapat penyimpangan baik dari segi agama

maupun kesehatan ,salahsatunya yaitu : Hubungan seksual di luar nikah

Hubungan seksual di luar nikah tidak dapat dibenarkan oleh norma agama. Hubungan seksual hanya dibenarkan apabila seseorang sudah resmi menikah. Hubungan seksual di luar nikah merupakan tindakan menyimpang dan ditentang oleh masyarakat. Kalangan remaja yang kurang mendapat bekal agama serta kurang mempertimbangkan akibatakibat negatif penyimpangan seksual, bisa terpengaruh oleh sajian media massa yang merangsang pertumbuhan seksual remaja. Misalnya acara-acara TV yang menayangkan adegan-adegan yang tidak senonoh. Dalam TV sedikit sekali diungkapkan bahwa

yudaswawi2013

perilaku penyimpangan seksual mendatangkan bencana. Berbagai penyakit kelamin telah menyebar di seluruh dunia. Yang paling mengerikan adalah penyakit "AIDS". Penyalahgunaan narkotika

Penyalahgunaan narkotika ialah penggunaan narkotika tanpa izin dengan tujuan untuk memperoleh kenikmatan. Penggunaan narkotika dianggap sah apabila digunakan untuk kepentingan yang positif, misalnya untuk membius pasien yang akan dioperasi dan dipergunakan di laboratorium. Penggunaan jenis obat bius diatur dengan norma-norma yang jelas. Apabila penggunaan narkotika tidak sesuai dengan norma-norma dan dengan tujuan jernih negatif, tidak tindakan itu termasuk sesuatu penyimpangan yang baik Dengan demikian, yang yang buruk. menyalahgunakan narkotika tersebut tidak dapat berpikir jernih. Pikiran yang tidak mampu menilai atau sesuatu Akibatnya,setiap peminum cenderung berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kesusilaan, seperti pembunuhan, perkosaan, dan perampokan.

Masalah/penyakit yangtimbul akibat dari gaya hidup yang menyimpang Kanker paru Diketahui sekitar 90 persen kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok. Hal ini karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru. Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok berat akan meninggal akibat kanker paru. Kanker payudara Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker payudara. Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar terkena kanker payudara. Kanker mulut Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok 6 kali lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang tidak merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50 kali lipat lebih besar. Kanker serviks Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh merokok. Hal ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena infeksi oleh virus menular seksual Serangan jantung

yudaswawi2013

Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung. Penyakit jantung koroner (PJK) Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat seseorang sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh rokok. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas akibat kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis (batuk dengan banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan). Impotensi Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa meningkatkan risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena merokok bisa merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis. Jika seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh. Penyakit Machiavava-Bignami Penyakit Machiavava-Bignami sangat jarang terjadi yaitu adanya demielinisasi pada korpus kalosum. Pada keadaan ini, dijumpai keterlibatan kedua lobus frontalis dan disfusi kedua hemisferium serebri. Secara klinis, pasien memperlihatkan gejala disartria, afasia, gangguan langkah kaki dan gerakan halus, tonus otot meningkat, perseverasi, inkontinensia urine, timbulnya kembali refleks primitif (menggenggam, menyedot), kesadaran berkabut, gangguan orientasi, agitasi, halusinasi, dan kadang-kadang kejang umum. Ambliopia Tembakau Alkohol Ambliopia tembakau-alkohol sering juga disebut sebagai ambliopia nutrisional, dan merupakan gangguan pada penglihatan yang paling sering dijumpai pada peminum alkohol. Ditandai dengan adanya penglihatan yang kabur dan redup secara berangsur dan adanya skotoma sentralis bilateral dan simetris terutama untuk warna merah dan hijau.. Demensia Alkoholika

yudaswawi2013

Berkurangnya kemampuan kognitif yang difus disebabkan oleh atrofi korteks serebri akibat penggunaan alkohol yang kronis dan banyak. Pada beberapa peminum alkohol muda usia, kelainan ini bersifat reversibel bila pemakaian alkohol dihentikan. Pada suatu penelitian, ditemukan bahwa setiap pasien dengan demensia alkoholika dijumpai adanya riwayat ensefalopatia Wernick subakut maupun kronis yang tidak berkembang penuh. Stroke dan Alkohol Minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan risiko mendapat serangan stroke (3 kali lebih besar) terutama pada anak muda. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebagai penyebab ialah rebound thrombocytosis, perubahan otoregulasi aliran darah ke otak, aritmia kordis, hipertensi, dan hiperlipidemia. Kolestrol Kolesterol adalah komponen lemak yang terdapat pada pembuluh darah semua binatang dan juga manusia. Kolesterol sebenarnya berguna sebagai sumber energi, membentuk dinding sel-sel dalam tubuh, dan sebagai bahan dasar pembentukan hormon -hormon steroid. Kolesterol memang dibutuhkan tubuh, namun dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah. Sebagai kolesterol baik, HDL bertugas mengambil kolesterol jahat serta fosolipida dari darah dan menyerahkan pada lipoprotein lain, untuk diangkut kembali ke hati. Kemudian lemak akan diedarkan kembali atau dikeluarkan dari tubuh. Inilah mengapa, kadar HDL tinggi justru dianggap baik. Kolesterold dalam darah manusia terbagi menjadi 2 jenis yakni kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan HDL ( kolesterol baik). LDL apabila terlalu tinggi dan tidak seimbang dengan kolesterol baik HDL dapat menyebabkan penempelan di dinding pembuluh darah. Kolesterol yang berlebihan bisa menempel di dinding pembuluh darah sehingga pembuluh darah menyempit dan aliran darah tidak lancar. Inilah mengapa, kolesterol menjadi salah satu faktor resiko penyakit jantung. Maag (gastritis) Penyakit maag atau juga yang biasa dikenal nama gastritis merupakan suatu keadaan kesehatan dimana terjadi pembengkakan, peradangan atau iritasi pada lapisan lambung. Penyakit ini biasanya menyerang tiba-tiba dan berlangsung singkat, namun ada saatnya jugamerupakan bagian penyakit kesehatan yang serius dan berlangsung cukup lama. Banyak orang menganggap penyakit maagsebagai penyakit yang ringan dan tidak perlu dikhawatirkan. Pengobatan penyakit maag bisa dilakukan dengan cara meninggalkan kebiasaan hidup yang buruk dan memulai hidup sehat, pengobatan kesehatan modern dan juga pengobatan alternatif atau tradisional.

yudaswawi2013

PERAN AGAMA DALAM MENCEGAH PENYAKIT YANG TERKAIT GAYA HIDUP Sangat berperan, dapat dibuktikan atau dilihat dari kehidupn sehari-hari. Dalam agama kita diajarkan dimana keyakinan dapat membentuk gaya hidup dan sangat berpengaruh pada suatu penyakit terkait penyimpangan gaya hidup. Keyakinan-keyakinan ini dapat membantu dalam pencegahan dan perawatan penyakit. Agama ibaratkan sebuah rambu-rambu lalu lintas yakni memberi petunjuk jalan yang benar (dharma) dan melarang orang (adharma) untuk senatiasa mendorong mengarahkan, menuntun umatnya untuk menuju kebaikan dan kebenaran sehingga tidak terjadi penyimpangan penyakit terkait gaya hidup. Dengan demikian peran agama sangat diperlukan dalam mencegah peyakit terkait gaya hidup. Peran perawat dalam mencegah penyakit yang terkait dengan gaya hidup Sebagai Pendidik / Edukator Perawat harus mampu mengkaji kebutuhan klien seperti mengajarkan agar melakukan pencegahan tingkat pertama dan peningkatan kesehatan klien kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat SebagaiKoordinator dan Kolabolator Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yg diterima oleh keluarga dari berbagai program, dan bekerja sama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai penghubung dengan instusi pelayanan kesehatan dan sector terkait lainnya Sebagai Pemberi Pelayanan Kesehatan Langsung Memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok/masyarakat berupa asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yg utuh/holistic,komprehensif meliputi pemberian asuhan pada pencegahan tingkat pertama, tingkat kedua, maupun tingkat ketiga Sebagai Konselor Perawat hendaknya bisa memberikan bimbingsn kepada kilen dan memberikan waktu untuk sharing mengenai hal-hal yg bisa dilakukan klien untuk mencegah penyakit terkait pola hidup yg salah Sebagai Panutan/Promodel Perawat hendaknya bisa dijadikan contoh atau panutan dalam berpola hidup sehat jadi sebaiknya perawat itu tidak minum alkholol, merokok, menjaga pola makan, dll. Agar klien jugz mengikuti pola hidup yg baik seperti perawat yg memberikannya konselor

yudaswawi2013

Sebagai Avokator atau Pelindung Klien Membantu untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu.

Sebagai orang yang dapat mempengaruhi atau memberi sugesti yang dapat mempengaruhi pasien untuk melakukan gaya hidup sehat. Sebagai pemberi kata-kata kreatif agar pasien mau merubah gaya hidupnya, contoh bapak, dari pada merokok lebih baik makan permen. Ini lebih enak dari pada rokok itu.

Sebagai fasilitator pasien antara keluarga, agar pemenuhan kebutuhan akan gaya hidup yang sehat dapat terpenuhi. Sebagai modifikasi lingkungan, perawat harus dapat memodifikasi lingkungan masyarakat maupun keluarga agar dapat menciptakan lingkungan yang bergaya hidup sehat.

Cara melakukan pendekatan secara spiritual kepada kelompok-kelompok yang beresiko mengalami penyakit terkait gaya hidup Terdapat banyak peran yang dilakukan oleh petugas rohani seperti: pendampingan dengan konseling, pemberian support bagi yang takut, khawatir, cemas dan lesu, pendampingan khusus pasien terminal dengan menemani, kegiatan berdoa dan membaca firman, memberi renungan dan menjelaskan penyakit dari aspek rohani/ kitab 2009) Dalam hal ini, pendampingan dengan konseling sangat dibutuhkan. Menjalin komunikasi dapat dilakukan dengan masuk ke dalam lingkungan mereka, namun tetap memegang teguh prinsip awal bahwa kita akan mengubah mereka, bukan untuk terjerumus dalam mereka. Disana kita dapat memulai dengan memberikan pencerahan sedikit demi sedikit sehingga nantinya mereka akan memahami bahaya penyakitpenyakit yang terkait gaya hidup. suci, memfasilitasi untuk dihubungan dengan gereja berjemaat dan menyelenggarakan pelayanan sakramen ekaristi (komuni) dan minyak suci. (Suprana,

yudaswawi2013

Peran masyarakat terhadap kelompok yang mengalami penyakit terkait gaya hidup Mengajak masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan dan warganya, terutama terhadap orang-orang bukan warga yg sering dating ke lingkungan Memberikan pendidikan, pengetahuan, dan nasihat untuk tidak melakukan penyimpangan social karena dilarang oleh agama Mengisi waktu luang para remaja dengan kegiatan-kegiatan yg bersifat posotif Memberikan peraturan-peraturan sehingga dapat meminimalkan terhadap penyakit gaya hidup Mengembangkan kerukunan antarwarga masyarakat Membudayakan perilaku disiplin bagi warga masyarakat Mengembangkan semua tokoh agama untuk memberikan wejanganwejangan kepada para warga untuk mencegah penyakit yg terkait dengan gaya hidup Keterlibatan tokoh agama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ini juga merupakan salah satu kunci terpenting bagi suksesnya program ini. Hal ini dikarenakan tokoh agama merupakan pembimbing serta penuntun masyarakat dalam menjalankan nilai-nilai agama yang mereka yakin, bila sudah seperti itu, otomatis masyarakat akan jadi lebih tahu dan pahan kalau menggunakan narkoba dan mengedarkannya secara gelap merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama. Peran tokoh agama ini diharapkan tidak hanya sebagai pembimbing dan penuntun masyarakat saja namun juga harus mempunyai otoritas di lingkungannya dalam memberikan bantuan untuk pembinaan dan membina umatnya masing-masing.

PENGERTIAN KONSEP SEHAT SAKIT, AGAMA, BUDAYA DAN SPIRITUAL 1. Konsep Sehat Sakit Sehat sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari, hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluhan fisik dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagaian masyarakat juga beranggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu standart gizi kondisinya berada dalam status gizi lebih atau overwwight.

yudaswawi2013

2. Konsep Agama Konsep Agama adalah system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadian kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungan(kamus besar bahasa Indonesia) 3. Konsep Budaya Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistemagama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. 4. Konsep Spiritual Konsep Spiritual adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai contoh seseorang yang percaya Tuhan sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa. Spiritual mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhannya dengan menggunakan instrument (medium) berdoa, shollat (Islam), Tri Sandya (Hindu) dan sebagainya (Hawari, 2002) PENGARUH AGAMA TERHADAP KONSEP SEHAT SAKIT Mmberikan dasar yang mana yang bisa mempengaruhi sehat sakit Pengaruh agama dalam konsep sehat sakit ialah berpengaruh pada kesehatan rohani pasien tersebut.Karena kesehatan seseorang tidak dilihat dari kesehatan fisik saja namun seseorang dikatakan sehat apabila seseorang tersebut dinyatakan sehat rohani.kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, dan tentram dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaan diri secara resignasi (ikhlas dengan Tuhan) (menurut Dr. Jalaludin dalam bukunya yang berjudul Psikologi Agama). Secara khusus, contohnya seperti mengatur nafas pada saat Tri Sandhya untuk mengontrol pikiran dan nafas agar selalu mendapatkan ketenangan batin untuk menekan stres atau penyakit yang akan timbul ketika pola pikir kita hancur. Jadi peranan agama itu sangatlah penting ketika disaat kita dalam keadaan sehat atau sakit agar kita selalu memiliki pemikiran yang positif dan keyakinan tinggi untuk menghindari kita dari penyakit.

yudaswawi2013

KETERKAITAN AGAMA DENGAN PENANGANAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT Agama sangat bereperan dan dalam pencegahan dan penanganan terhadap penyakit bertumpu mental pada (jiwa) kepercayaan mencakup dan sakit.Kesehatan penyakit.Pencegahan seseorang terhadap penanganan

konsep sehat

komponen pikiran, emosional dan spiritual. Secara spiritual, sehat tercermin dari praktek keagamaan, kepercayaan, dan perbuatan yang baik sesuai norma dalam masyarakat. Agama mengajarkan pada kita untuk selalu melakukan hidup bersih tanpa melakukan hal hal yang kotor dan dilarang agama. Misalnya ada suatu pola berpikir yang sangat membantu untuk menjadi lebih baik dalam pengobatan,yaitu pola berpikir bahwa saya percaya kepada Tuhan dan percaya bahwa pengobatan membantu kesembuhan saya (Torrey Creed dari University of Pennsylvania). Salah satu misalnya dari klien mempunyai penyakit gangguan mental / batin .Disinilah peranan pendidikan agama sangat terkait, dengan misalnya mengucapkan mantram gayatri.Dengan pengucapan mantram itu bisa mencegah penyakit itu sendiri sehingga individu merasakan ketenangan dan kedamaian. Terkadang obat tidak bekerja dan kadang-kadang psikoterapi tidak bekerja,tapi jika seseorang percaya pada sesuatu yang spiritual,percaya kepada Tuhan , maka itu bisa menjadi sumber daya yang penting bagi mereka terutama pada saat tertekan secara emosional. ( David H Rossmarin) Jadi disini agama dalam penanganan suatu penyakit sangat berkaitan karena pengertian dari penyakit itu sendiri bukan hanya fisik, melainkan penyakit psikis ( kejiwaan) yang membutuhkan peranan agama dalam upaya pencegahan penyakit. Sehingga kita bisa memulai kebiasaan-kebiasaan yang sehat yang telah diajarkan oleh agama,misalnyadengan melakukan tapa yoga semadi yang akan menambah ketenangan jiwa dan rohani kita. PERAN PERAWAT DALAM MEMFASILITASI KEBUTUHAN PASIEN TERHADAP PELAKSANAAN KEAGAMAAN, BAIK DALAM KONDISI SEHAT MAUPUN SAKIT seperti yang kita ketahui , perawat tidak hanya sebagai pelayan tetapi juga sebagai fasilitator dimana perawat tidak hanya melayani orang sakit sakit saja tetapi juga melayani orang sehat. Dapat dilihat pada klien yang dalam kondisi sehat pelayan berperan sebagai edukator yaitu memberikan informasi kepada klien , serta meningkatkan tingkat pengetahuan dari klien tidak hanya pengetahuan secara biologis tetapi juga pengetahuan spiritual , dimana agar klien lebih bisa menjaga dirinya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jika klien dalam kondisi sakit, perawat bisa berperan sebagai fasilitator dan juga kolabolator dimana perawat memfasilitasi klien baik dari fisik maupun spiritualnya misalnya perawat memfasilitasi tempat ibadah juga alat

yudaswawi2013

ibadah

klien,

selain

itu

perawat

juga

berkolaborasi

dengan

dokter

dan

juga

mendatangkan ahli untuk membantu dalam proses penyembuhan klien. BENTUK KALABORASI PERAWAT DENGAN AHLI AGAMA DALAM PELAYANAN KESEHATAN Bentuk kolaborasi perawat dengan ahli agama dalam pelayanan kesehatan .Kolaborasi yang terbentuk antara perawat dengan ahli agama adalah kolaborasi yang mengarah kepada diskusi untuk mencapai sebuah keputusan yang terbaik bagaimana kita melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Seperti yang diajarkan oleh agama hindu yaitu tri hita karana yakni tiga hubungan yg harmonis yang terdiri dari hubungan manusia dengan tuhan, dengan sesama manusia dan dengan lingkungan. Disini hubungan perawat dengan pasien adalah hubungan manusia dengan manusia sehingga kita harus menjalani komunikasi yang baik dengan pasien agar kita mengetahui keadaan pasien bagaimana penyakit pasien apa yang dirasakan pasien saat itu ssehingga saat kita melakukan kolaborasi dengan ahli agama kita tau apa yang harus dilakukan dan tindakan apa yang terbaik untuk menangani si pasien tersebut. PERLUANYA PERAWAT MEMAHAMI SEMUA AJARAN AGAMA UNTUK PERAWATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Indonesia memiliki 5 agama begitu juga ajaran setiap agama berbeda-beda salah satunya berbeda pada keyakinan, begitu juga tidak semua pasien di rumah sakit menganut agama yang sama, dan untuk memahami setiap agama yang dianut pasien yang ada, perawatperlu memahami dan mempelajarinya, sehingga perawat bisa menghargai dan menghormati agama yang dianut oleh setiap pasien, agar perawat nantinya bisa menerapkan ajaran agama tersebut kepada pasien. Karena selain merawat pasien, perawat juga berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan spiritual pasien.Baik dengan melakukan pendekatan sharing atau curhat, memberikan pencerahan agama atau memberikan privacy untuk berdoa sesuai agama yang diyakini pasien dan menjalin komunikasi terapeutik terhadap pasien yang sedang menghadapi kematian. PERBEDAAN KEPERCAYAAN TERKAIT SEHAT DAN SAKIT PADA AGAMA-AGAMA YANG ADA DI INDONESIA Perbedaan cara menjalankan ibadahnya Pada dasarnya semua kepercayaan dapat dilihat dari pantangan dalam mengkonsumsi makanan tertentu ,misalnya dalam agama hindu yang melarang mengkonsumsi daging sapi. Kemudian dapat dilihat dari budaya dalam masing-masing agama, budaya ini lebih mengarah pada cara penerapan seseorang dalam mempersembahkan sesuatu kepada

yudaswawi2013

tuhan /tatacara persembahyangan. Dimana pada dasarnya semua agama mengajarkan untuk berbuat baik.Semuanya sudah tertuang pada dalam ajaran agama tersebut, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.Namun disini, perbedaan kepercayaan pada agama-agama yang ada di Indonesia bisa saja mempengaruhi kondisi sehat atau sakit. Tetapi tergantung pada individu masing-masing, jika seorang menanggapi secara positif maka perbedaan kepercayaan itu tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah apabila kita menanggapi secara negative, dimana maksudnya kita terlalu jutek dengan agama yang kita anut, dimana tidak ada keselarasan hidup antar umat beragama, sehingga menimbulkan berbagai masalah sehingga pikiran terganggu. Jika pikiran kita sudah terganggu maka penyakit akan bermunculan, sehingga kondisi sakit pun biasa terjadi. PERSAMAAN KEPERCAYAAN TERKAIT SEHAT DAN SAKIT PADA AGAMA-AGAMA DI INDONESIA Persamaan kepercayaannya yaitu, 1. Bahwa agama itu sebagai symbol atau pandangan yang realistis bagi para pemeluknya. Contohnya, selalu menganggab ajaran agama itu nyata dan memang benar-benar hal itu ada sangkut pautnya pada kesehatan kita. 2. Percaya pada adanya kharma phala ( azab ) atau hasil dari perbuatan kita yang terdahulu atau yang sedang kita lakukan. 3. Meminta bantuan pengobatan ke ahli agama atau yang mengetahui bagaimana pengobatan sesuai ajaran agama ( yang diperbolehkan oleh agama ). 4. Agama digunakan sebagai pedoman untuk melakukan tindakan positif untuk mempertahankan kesehatan, dan sebagai panduan untuk merubah gaya hidup yang negative untuk menghindari atau mengobati penyakit yang dideritanya baik medis maupun non medis. 5. Percaya bahwa apapun yang terjadi pada diri mereka itu baik sehat maupun sakit adalah titipan dari tuhan kepada mereka. 6. Sama sama meminta pertolongan, solusi, atau curhat kepada tuhan dengan cara berdoa dalam keadaan sehat maupun sakit. 7. Percaya pada adanya reinkarnasi contohnya :setelah kita melewati proses sakit atupun sehat sekalipun disaat kita meinggal aka nada proses reinkarnasi kembali. 8. Setiap pemeluk agama mencari ketengangan dan ketrentaman melalui agamanya masing-masing, dengan berdoa , membaca ayat-ayat suci, dan menyanyikan lagu-lagu rohani atau suci( keagamaan)

yudaswawi2013

SALAH SATU ILUSTRASI KASUS TENTANG PENERAPAN TEORI KONSEP SEHAT SAKIT DAN SOLUSI YANG DIAMBIL BERKAITAN DENGAN PERAN AGAMA Tuan A adalah orang yang hidupnya sangat sejahtera. Karena kekayaannya tersebut,ia sering berfoya foya, merokok, minum minuman keras serta bergadang untuk 'dugem'. Awalnya ia merasa bahagia dengan kehidupannya itu. Karena selain diberi kekayaan yang berlimpah, ia juga selalu merasa sehat. Namun setelah beberapa tahun \kemudian, ia jatuh sakit. Ia terkena stroke sebab secara tiba-tiba ia kehilangan banyak hartanya karena ditipu oleh sahabatnya sendiri. Saat itu Tuan A sangat membenci hidupnya, ia menyalahkan Tuhan dan semua orang terdekatnya. Ia menganggap Tuhan tidak adil karena mengambil kebahagiaannya. Keluarga Tuan A pun mendatangkan rohaniawan untuk menyadarkan Tuan A. Rohaniawan tersebut melakukan pendekatan dan memberikan pencerahan pada Tuan A sehingga Tuan A menyadari bahwa Tuhan itu adil, dan penyakit yang ia alami saat ini merupakan buah dari perbuatannya sendiri. Sejak saat itu, mulailah Tuan A rajin bersembahyang dan memohon maaf kepada Tuhan atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun karena keterbatasan yang dialami Tuan A akibat penyakit stroke yang dideritanya, ia memerlukan bantuan dari perawat yang selama ini selalu memberikan dukungan kepadanya. Disinilah peran perawat sangat dibutuhkan untuk membantu klien dalam hal-hal yang kurang mampu dilakukannya.

PASIEN DENGAN PENYAKIT TERMINAL:


Denial (Fase Penyangkalan/pengingkaran dan Pengasingan Diri) Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya. Reaksi pertama setelah mendengar, bahwa penyakitnya diduga tidak dapat disembuhkan lagi adalah, "Tidak, ini tidak mungkin terjadi dengan saya." Penyangkalan ini merupakan mekanisme pertahanan yang biasa ditemukan pada hampir setiap pasien pada saat pertama mendengar berita mengejutkan tentang keadaan dirinya. Hampir tak ada orang yang percaya, bahwa kematiannya sudah dekat, dan mekanisme ini ternyata memang menolong mereka untuk dapat mengatasi shock khususnya kalau peyangkalan ini periodik. Normalnya, pasien itu akan memasuki masa-masa pergumulan antara menyangkal 2. dan menerima kenyataan, sampai ia dapat benar-benar menerima kenyataan, bahwa kematian memang harus ia hadapi. Anger (Fase Kemarahan) Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal. Jarang sekali ada pasien yang melakukan penyangkalan terus menerus. Masanya tiba dimana ia mengakui, bahwa kematian memang sudah dekat. Tetapi kesadaran ini

yudaswawi2013

seringkali disertai dengan munculnya ketakutan dan kemarahan. "Mengapa ini terjadi dengan diriku?", "Mengapa bukan mereka yang sudah tua, yang memang hidupnya sudah tidak berguna lagi?" Kemarahan ini seringkali diekspresikan dalam sikap rewel dan mencari-cari kesalahan pada pelayanan di rumah sakit atau di rumah. Bahkan kadang-kadang ditujukan pada orang-orang yang dikasihinya, dokter, pendeta, maupun Tuhan. Seringkali anggota keluarga menjadi bingung dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Umumnya mereka tidak menyadari, bahwa tingkah laku pasien tidak masuk akal, meskipun normal, sebagai ekspresi dari frustasi yang dialaminya. Sebenarnya yang dibutuhkan pasien adalah pengertian, bukan argumentasi-argumentasi dari orang-orang yang tersinggung oleh karena kemarahannya. 3. Bargaining (Fase Tawar Menawar). Ini adalah fase di mana pasien akan mulai menawar untuk dapat hidup sedikit lebih lama lagi atau dikurangi penderitaannya. Mereka bisa menjanjikan macam-macam hal kepada Tuhan, "Tuhan, kalau Engkau menyatakan kasih-Mu, dan keajaiban kesembuhan-Mu, maka aku akan mempersembahkan seluruh hidupku untuk melayaniMu." 4. Depresion (Fase Depresi) Setelah ternyata penyakitnya makin parah, tibalah fase depresi. Penderita merasa putus asa melihat masa depannya yang tanpa harapan. Sebagai orang percaya memang mungkin dia mengerti adanya tempat dan keadaan yang jauh lebih baik yang telah Tuhan sediakan di surga. Namun, meskipun demikian perasaan putus asa masih akan dialami. 5. Pada Acceptance (Fase Menerima) umumnya, setelah jangka waktu tertentu mereka akan dapat menerima Tidak semua pasien dapat terus menerus bertahan menolak kenyataan yang ia alami. kenyataan, bahwa kematian sudah dekat, sehingga mereka mulai kehilangan kegairahan untuk berkomunikasi dan tidak tertarik lagi dengan berita dan persoalan-persoalan di sekitarnya. Pasien-pasien seperti ini biasanya membosankan dan mereka seringkali dilupakan oleh teman-teman dan keluarganya, padahal kebutuhan untuk selalu dekat dengan keluarga pada saat- saat terakhir justru menjadi sangat besar

yudaswawi2013

KOLERIS pada umumnya mempunyai: KEKUATAN: Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target Bebas dan mandiri Berani menghadapi tantangan dan masalah "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini". Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas Membuat dan menentukan tujuan Terdorong oleh tantangan dan tantangan Tidak begitu perlu teman Mau memimpin dan mengorganisasi Biasanya benar dan punya visi ke depan Unggul dalam keadaan darurat Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis) Senang memerintah Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai Menyukai kontroversi dan pertengkaran Terlalu kaku dan kuat/ keras Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci Sering membuat keputusan tergesa-gesa Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan Workaholics (kerja adalah "tuhan"-nya) Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf

KELEMAHAN:

MELANKOLIS: KEKUATAN: Analitis, mendalam, dan penuh pikiran Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis) Sensitif Mau mengorbankan diri dan idealis Standar tinggi dan perfeksionis Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)

yudaswawi2013

Hemat Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif) Kalau sudah mulai, dituntaskan. Berteman dengan hati-hati. Puas di belakang layar, menghindari perhatian. Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi Sangat memperhatikan orang lain Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan) Mengingat yang negatif & pendendam Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan (if..if..if..) Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan Hidup berdasarkan definisi Sulit bersosialisasi Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang) Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian) Memerlukan persetujuan

KELEMAHAN:

PLEGMATIS: KEKUATAN: Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi) Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi Penengah masalah yg baik Cenderung berusaha menemukan cara termudah Baik di bawah tekanan Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan Rasa humor yg tajam Senang melihat dan mengawasi Berbelaskasihan dan peduli Mudah diajak rukun dan damai

yudaswawi2013

KELEMAHAN: Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru Takut dan khawatir Menghindari konflik dan tanggung jawab Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar) Terlalu pemalu dan pendiam Humor kering dan mengejek (Sarkatis) Kurang berorientasi pada tujuan Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat Tidak senang didesak-desak Menunda-nunda / menggantungkan masalah

SANGUINIS: KEKUATAN: Suka bicara Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif Antusias dan ekspresif Ceria dan penuh rasa ingin tahu Hidup di masa sekarang Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan) Berhati tulus dan kekanak-kanakan Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara) Umumnya hebat di permukaan Mudah berteman dan menyukai orang lain Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian Menyenangkan dan dicemburui orang lain Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam) Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan Menyukai hal-hal yang spontan Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras) Membesar-besarkan suatu hal / kejadian Susah untuk diam Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka ngeGank) Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)

KELEMAHAN:

yudaswawi2013

Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias) Mudah berubah-ubah Susah datang tepat waktu jam kantor Prioritas kegiatan kacau Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya Egoistis Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".

yudaswawi2013

Anda mungkin juga menyukai