KEPEMIMPINAN
Nīti Śāstra memuat kriteria kepemimpinan sebagai berikut:
Ābhikāmika, pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi ke bawah dan
mengutamakan kepentingan rakyat banyak daripada kepentingan pribadi atau
golongannya.
Prajña, pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana dan menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, agama serta dapat dijadikan panutan bagi rakyatnya.
Utsaha, pemimpin harus proaktif, berinisiatif, kreatif, dan inovatif (pelopor
pembaharuan) serta rela mengabdi tanpa pamrih untuk kesejahteraan rakyat.
Ātma sampad, pemimpin mempunyai kepribadian: berintegritas tinggi, moral yang
luhur serta objektif dan mempunyai wawasan yang jauh ke masa depan demi
kemajuan bangsanya.
Sakya samanta, pemimpin sebagai fungsi kontrol mampu mengawasi bawahan
(efektif, efisien dan ekonomis) dan berani menindak secara adil bagi yang bersalah
tanpa pilih kasih atau tegas.
Aksudara pari sakta, pemimpin harus akomodatif, mampu memadukan perbedaan
dengan permusyawaratan dan pandai berdiplomasi, menyerap aspirasi bawahan dan
rakyatnya.
Ajaran Catur Guru Bhakti yaitu:
Bhakti kepada Guru Swadhyaya yaitu Sang Hyang Widhi Wasa.
Bhakti kepada Guru Pengajian yaitu guru di Perguruan Tinggi.
Bhakti kepada Guru Rupaka yaitu orang tua dirumah.
Bhakti kepada guru Wisesa yaitu Negara dan pemerintah.
Berdasarkan ajaran Catur Guru Bhakti, khususnya tentang Bhakti kepada Guru
Wesesa maka umat Hindu Indonesia harus senantiasa melaksanakan hak dan kewajiban
serta tanggung jawab untuk membela, mempertahankan, mengisi kemerdekaan, mengabdi
dan berbakti kepada bangsa dan Negara Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD
1945.
12. Tantangan Dharma Agama dan Dharma Negara pada era globalisasi
a. Menyadari kepada masyarakat agar tetap berporos dan atau kembali kepada konsepsi
swadharma kehidupan, sehingga tidak mudah terjebak untuk melakukan perilaku
menyimpang dari etika kehidupan keagamaan.
b. Masyarakat Hindu harus meningkatkan kemampuan dirinya untuk mendidik diri
sendiri, dalam pemahaman dan penghayatan Dharma Agama dan Dharma Negara
untuk bertujuan kerahayuan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara
bahkan alam semesta.
c. Melalui konsepsi: Utpati (penciptaan), Stiti (pelestarian) dan Pralina (peleburan),
masyarakat Hindu tidak hanya sadar, tetapi menjadi yakin bahwa fenomena
perubahan dalam masyarakat adalah cirri alamiah diri manusia, alam dan masyarakat
itu sendiri, sehingga selalu siap untuk menerima perubahan itu sendiri. Dengan
demikian, hendaknya masyarakat Hindu selalu menyadari bahwa dinamika perubahan
tidak menggerus masyarakatnya untuk keluar, menyimpang, melawan Dharma
kehidupan.
B. DHARMA AGAMA
Dharma Agama adalah merupakan tugas dan kewajiban yang patut dilaksanakan oleh
setiap umat untuk mencapai tujuan agama atau bisa juga Dharma Agama adalah hukum,
tugas, hak dan kewajiban setiap orang untuk tunduk dan patuh serta melaksanakan ajaran
agama dan aspek-aspek yang dikandung dalam ajaran agama.
Dharma agama menurut hindu adalah perbuatan baik berdasarkan ajaran agama hindu
yang dilakukan oleh agama hindu umat hindu untuk pengembangan dan kepentingan agama
hindu. Semua pikiran , ucapan dan tindakan umat hindu harus berpedoman pada ajaran
agama hindu
Dharma Negara adalah meruapakan tugas dan kewajiban warga masyarakat terhadap
tujuan negaranya yaitu dalam pembangunan yang telah dicanangkan atau bisa juga Dharma
Negara adalah hukum, tugas, hak dan kewajiban setiap orang untuk tunduk dan patuh kepada
Negara, termasuk dalam pengertian yang seluas-luasnya.
Generasi Hindu Wajib Tingkatkan Peran untuk Dharma agama dan dharma
negara
• Dharma Agama dijadikan sebagai pedoman menjalani hidup untuk menjalin
hunbungan yang baik dengan sang pencipta, sesama manusia serta lingkungan, dan
juga untuk mencapai segala tujuan hidup
• Dharma Negara dalam ajaran Hindu sudah tidak bisa diingkari lagi, Weda
menegaskan umat hindu harus patuh dan hormat kepada negara dan pemerintah
• Selain itu, pemerintah juga merupakan salah satu bagian dari Catur Guru yang harus
dipatuhi dan dihormati yaitu sebagai Guru Wisesa.
Guru wisesa
• Umat Hindu sebagai bagian dari warga negara memiliki kewajiban untuk
mengamalkan ajaran dharma negara sesuai dengan dasar hukum yang belaku di suatu
negara ( Guru Wisesa )
• Norma atau hukum yang berlaku di Indonesia memiliki empat elemen yang jadi dasar,
yakni:
1) Ideologi Pancasila sebagai atap yang melindung bangsa Indonesia dari serangan
luar,
2) UUD 1945 dasar dari segala norma hukum di Indonesia,
3) Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan semangat untuk membangun bangsa
Indonesia kedepan, dan
4) NKRI sebagai benteng untuk mempertahankan serta memperkuat jati diri sebagai
bangsa yang bermartabat