Anda di halaman 1dari 8

A.

Sosiologis dan Konsep Manusia Hindu


MASALAH DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
a. Menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme, dan patriotisme di kalangan mahasiswa
b. Ketidakpastian yang dialami oleh mahasiswa terhadap masa depannya
c. Ketidakseimbangan antara jumlah generasi muda dengan fasilitas Pendidikan yang
tersedia
d. Minimnya lapangan dan kesempatan kerja
e. Gizi yang buruk sehingga menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan
f. Masih maraknya perkawinan di bawah umur
g. Cacat fisik dan mental
h. Pergaulan bebas yang beresiko pada penyakit menular
i. Penyalahgunaan narkotika
Mahasiswa Hindu sejatinya adalah pribadi berkarakter suputra, yakni berbakti
pada agama dan negara, serta siap untuk menjadi garda depan dalam penyelesasian
berbagai masalah di masyarakat khususnya yang dihadapi masyarakat Hindu.
Ada empat peran penting yang secara hakiki dimiliki oleh mahasiswa
• Peran Moral
Mahasiswa yang dalam kehidupanya tidak dapat memberikan contoh dan
keteladanan yang baik berarti telah meninggalkan amanah dan tanggung jawab
sebagai kaum terpelajar
• Peran Sosial
Mahasiswa harus menumbuhkan jiwa-jiwa solidaritas sosial. Solidaritas yang
tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas sosial yang universal
secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan kesombongan
• Peran Akademik
Sesibuk apapun mahasiswa, turun ke jalan, turun ke rakyat dengan aksi
sosialnya,sebanyak apapun agenda aktivitasnya jangan sampai membuat mahasiswa
itu lupa bahwa ia adalah insan akademik
• Peran Politik
Peran politik adalah peran yang paling berbahaya karena disini mahasiswa
berfungsi sebagai preasure group (grup penekan) bagi pemerintah yang tidak
menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik

Mahasiswa mempunyai peran ganda, pertama sebagai kaum


terpelajar yang kedua sebagai anggota dari masyarakat
• Kebiasaan yang sudah dipupuk untuk tidak mau tahu terhadap gejolak-gejolak sosial
di kalangan masyarakat Hindu harus menjadi perhatian para mahasiswa.
• Ketidakpedulian terhadap kondisi umat Hindu di banyak wilayah di Indonesia
ataupun di lingkungan kampus sendiri juga tidak boleh diabaikan begitu saja.
• Diperlukan kepekaan sosial terhadap semua yang terjadi, khususnya menyangkut
kondisi sosial umat.
Filosofis, teologis, dan sosiologis tentang konsep manusia Hindu
 Manusia juga dikatakan sebagai makhluk Tri Pramana karena memiliki tiga
kemampuan utama yaitu berpikir, berkata dan berbuat, yang menyebabkan ia berbeda
dengan makhluk lainnya. Dengan kemampuan berpikir, berkata dan berbuat, manusia
melakukan perbuatan baik dan perbuatan buruk yang disebut subha asubha karma.
• Teologis berasal dari dua kata yaitu theologia yang berarti Tuhan dan logis yang
berarti logika. Atau dapat berarti suatu wacana tentang ketuhanan.
• Dengan mengutamakan perbuatan baik yang disebut subha karma inilah manusia
mampu menolong dirinya sendiri, mengangkat dirinya dari kesengsaraan. Inilah
keistimewaan lahir menjadi manusia di mana tidak dimiliki oleh makhluk lain selain
manusia.
Sebagai seorang siswa harus mampu melaksanakan pengendalian diri baik kedalam
maupun keluar diri seperti:
1. Panca Yama Brata,
Panca Yama Brata berarti lima pengendalian diri yang terdiri dari
a. Ahimsa yang artinya tidak melakukan kekerasan;
b. Brahmacari yang artinya tidak melakukan hubungan kelamin selama masa
menuntut ilmu pengetahuan dan ilmu ketuhanan;
c. Satya yang artinya menepati janji kepada siapapun;
d. Awyawaharika yang artinya melakukan usaha usaha berdasarkan kedamaian dan
ketulusan hati/tidak terikat dg duniawi
e. Asteya yang artinya tidak curang dan tidak mencuri
Dalam Kitab Slokantara disebutkan ada empat macam pembunuhan yang
diperbolehkan
a. Dewa Puja : Persembahan kepada Dewa ( Dewa Yadnya )
b. Pitra Puja : Persembahan kepada Roh leluhur ( Pitra Yadnya )
c. Athiti Puja : Persembahan kepada tamu yang kita hormati
d. Dharma Wighata : kewajiban bagi semua orang membunuh mahluk yang
mengganggu atau memberi penderitaan terhadap umat manusia.
2. Brahmacari dan dapat dibedakan menjadi tiga
a. Sukla Brahmacari : Orang yang tidak pernah kawin sejak kecil sampai ia
meninggal dunia. Tokoh yang melakukan Sukla Brahmacari di dalam
pewayangan, adalah Bhisma dalam Mahabharata, dan Laksmana dalam cerita
Ramayana.
b. Sewala Brahmacari : orang yang kawin beristri atau bersuami hanya sekali dalam
hidupnya dan tidak kawin lagi walaupun istri atau suami meninggal dunia. Tokoh
pewayangan yang melakukan Sewala Brahmacari dalam cerita Ramayana adalah
Sang Rama.
c. Tresna atau Krishna Brahmacari : orang yang kawin lebih dari satu maksimal
empat orang dan tidak boleh kawin lagi. Tokoh pewayangan yang melakukan
Tresna atau Krishna Brahmacari adalah Dewa Siwa yang istrinya empat yaitu
Dhurga, Uma, Gori, dan Parwati.
3. Panca Satya
a. Satya Wacana artinya :  setia pada kata – kata
b. Satya Herdaya artinya :  setia pada kata hati
c. Satya Laksana artinya  :  setia dan bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
d. Satya Mitra artinya      :  setia pada teman
e. Satya Semaya artinya   :  setia pada janji.
4. Catur Paramitha
Catur Paramita berarti empat tuntunan hidup yang amat mulia atau kebajikan yang
luhur yaitu terdiri dari:
a. Maitri yang artinya sifat ramah tamah dan ingin bersahabat dengan semua
makhluk;
b. Karuna yang artinya belas kasih sayang yang melimpah terhadap makhluk yang
menderita;
c. Mudita yang artinya senantiasa menghargai dan bersimpati terhadap orang yang
memperoleh kebahagiaan; dan
d. Upeksa yang artinya keseimbangan batin yang selalu menjaga keseimbangan tidak
lupa kepada daratan, serta tidak hanyut dalam kesedihan.
5. Tri Kaya Parisudha.
Tri Kaya Parisudha adalah tiga perbuatan yang baik dan penuh dengan kebajikan
yang terdiri dari:
a. Kayika Parisudha yang artinya perbuatan yang penuh dengan ebajikan;
b. Wacika Parisudha yang artinya ucapan yang baik, benar, jujur, dan
c. Manacika Parisudha yang artinya berpikir yang baik dan suci
6. Panca Yama Bratha dan Panca Nyama Bratha
Panca Yama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam hubungannya
dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian batin. Panca
Nyama Bratha adalah lima macam pengendalian diri dalam tingkat mental untuk
mencapai kesempurnaandan kesucian bathin.
Adapun bagian-bagian dari Panca Nyama Bratha ini adalah
a. Akrodha artinya tidak marah.
b. Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran dan  nasehat-
nasehat guru.
c. Sauca artinya kebersihan, kemurnian dan kesucian lahir dan bathin.
d. Aharalaghawa pengaturan makan dan minum.
e. Apramada artinya taat tanpa ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan
ajaran-ajaran suci.
7. Tri Sarira dan Panca Maha Butha
Manusia memiliki 3 lapisan badan yang disebut Tri Sarira yang terdiri dari
Stula Sarira, Suksma Sarira, dan Anta Karana Sarira.
a. Stula Sarira atau raga manusia dalam konsep Hindu terdiri dari unsur unsur Panca
Maha Bhuta yaitu Pertiwi, Apah, Teja, Bayu, Akasa
b. Suksma Sarira yaitu badan halus yang terdiri 3 unsur yang terdiri dari manas atau
alam pikiran, Buddhi atau kesadaran termasuk di dalamnya intuisi dan Ahamkara
atau keakuan atau ego. Dalam Suksma Sarira terdapat unsur halus dari Panca
Maha Bhuta yang disebut Panca Tan Matra yaitu; Sabda, Sparsa, Rupa, Rasa,
Gandha membentuk berbagai indra (Panca Buddhindriya dan Panca
Karmendriya)..
c. Anta Karana Sarira merupakan unsur rohani yaitu jiwatman sendiri yang sifatnya
sama seperti paramaatman, kekal abadi.
8. Panca tan matra dan panca maha bhuta
Panca tan Matra artinya lima unsur halus pembentuk bhuana agung dan
bhuana alit
Panca Tan Mantra :
- Sabda Tan Mantra ( benih suara )
- Sparsa Tan Mantra ( benih rasa sentuhan )
- Rupa Tan Mantra ( benih penglihatan )
- Rasa Tan Mantra ( benih rasa )
- Gandha Tan Mantra ( benih penciuman )
Panca Maha Bhuta terdiri Panca berarti lima, Maha Bhuta berarti elemen besar
atau elemen utama, kelima elemen ini merupakan penyusun utama makrokosmos atau
semesta material atau bhuana agung dan mikrokosmos atau badan atau bhuana alit
Panca Maha Butha :
-Akasa(unsur ruang hampa )
- Bayu ( unsur udara )
- Teja ( unsur panas )
- Apah ( unsur air/cair )
- Perthiwi ( unsur padat )
9. Tri Loka
Konsep Tribuana/Triloka merupakan simbolisasi satu kesatuan dan
keseimbangan tiga alam antara alam niskala (alam atas), alam sakala niskala (alam
tengah), dan alam sakala (alam bawah) atau dengan kata lain sering disebut Bhur
Loka, Bhuvah Loka, dan Swah Loka
Tri Loka, yaitu
a. Bhur Loka [lapisan-lapisan dimensi alam negatif],
b. Bvah Loka [lapisan-lapisan dimensi siklus samsara, siklus kehidupan-kematian]
dan
c. Svah Loka [lapisan-lapisan dimensi alam positif].
10. Hubungan Panca Mahabhuta dan Panca Tan Matra
a. Teja ( panas, cahaya ) 》 Rupa tan matra ( benih penglihatan ).
b. Apah ( zat cair ) 》 Rasa tan matra ( benih rasa ).
c. Pertiwi ( zat padat ) 》 Ganda tan matra ( benih penciuman ).
d. Akasa ( ruang kosong ) 》Sabda tan matra ( benih suara ).
e. Bayu ( udara ) 》 Sparsa tan matra ( benih sentuhan ).
Bagian Panca tan matra
a. Rupa tan matra ( benih penglihatan ).
b. Rasa tan matra ( benih rasa ).
c. Ganda tan matra. ( benih penciuman ).
d. Sabda tan matra. ( benih suara ).
e. Sparsa tan matra. ( benih sentuhan ).
Dari Panca Tan Matra melahirkan Panca Mahabhuta
a. Akasa lahir dari sabda tan matra melalui manah
b. Bayu lahir dari sparsa tan matra melalui akasa
c. Teja lahir dari rupa tan matra melalui bayu
d. Apah lahir dari rasa tan matra melalui teja
e. Perthhvi lahir dari ganda tan matra melalui apah

Benih Suara (Sabda tan matra) > Akasa ( ruang )


Benih rasa sentuhan( sparsa tan matra ) > Bayu ( udara )
Benih penglihatan ( rupa tan matra ) > Teja ( panas ) )
Benih rasa pengecap ( rasa tan matra ) > Apah ( air )
Benih penciuman ( ganda tan matra ) > Pertiwi ( zat padat )

11. Tri loka dan tri sarira


Tri Loka
• Bhur Loka ( alam Manusia ) > Stula Sarira ( badan kasar )
• Bhwah Loka ( alam Roh ) > Suksma sarira ( badan halus )
• Swah Loka ( alam Dewa ) > Antah Karana Sarira ( badan penyebab)
• Sumber sastra Purana dan Itihasa
• Sang Jaratkaru ( adi parwa )
• Bhima Swarga ( Kakawin )

KEPEMIMPINAN
Nīti Śāstra memuat kriteria kepemimpinan sebagai berikut:
 Ābhikāmika, pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi ke bawah dan
mengutamakan kepentingan rakyat banyak daripada kepentingan pribadi atau
golongannya.
 Prajña, pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana dan menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, agama serta dapat dijadikan panutan bagi rakyatnya.
 Utsaha, pemimpin harus proaktif, berinisiatif, kreatif, dan inovatif (pelopor
pembaharuan) serta rela mengabdi tanpa pamrih untuk kesejahteraan rakyat.
 Ātma sampad, pemimpin mempunyai kepribadian: berintegritas tinggi, moral yang
luhur serta objektif dan mempunyai wawasan yang jauh ke masa depan demi
kemajuan bangsanya.
 Sakya samanta, pemimpin sebagai fungsi kontrol mampu mengawasi bawahan
(efektif, efisien dan ekonomis) dan berani menindak secara adil bagi yang bersalah
tanpa pilih kasih atau tegas.
 Aksudara pari sakta, pemimpin harus akomodatif, mampu memadukan perbedaan
dengan permusyawaratan dan pandai berdiplomasi, menyerap aspirasi bawahan dan
rakyatnya.
Ajaran Catur Guru Bhakti yaitu:
 Bhakti kepada Guru Swadhyaya yaitu Sang Hyang Widhi Wasa.
 Bhakti kepada Guru Pengajian yaitu guru di Perguruan Tinggi.
 Bhakti kepada Guru Rupaka yaitu orang tua dirumah.
 Bhakti kepada guru Wisesa yaitu Negara dan pemerintah.
Berdasarkan ajaran Catur Guru Bhakti, khususnya tentang Bhakti kepada Guru
Wesesa maka umat Hindu Indonesia harus senantiasa melaksanakan hak dan kewajiban
serta tanggung jawab untuk membela, mempertahankan, mengisi kemerdekaan, mengabdi
dan berbakti kepada bangsa dan Negara Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD
1945.

12. Tantangan Dharma Agama dan Dharma Negara pada era globalisasi
a. Menyadari kepada masyarakat agar tetap berporos dan atau kembali kepada konsepsi
swadharma kehidupan, sehingga tidak mudah terjebak untuk melakukan perilaku
menyimpang dari etika kehidupan keagamaan.
b. Masyarakat Hindu harus meningkatkan kemampuan dirinya untuk mendidik diri
sendiri, dalam pemahaman dan penghayatan Dharma Agama dan Dharma Negara
untuk bertujuan kerahayuan, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara
bahkan alam semesta.
c. Melalui konsepsi: Utpati (penciptaan), Stiti (pelestarian) dan Pralina (peleburan),
masyarakat Hindu tidak hanya sadar, tetapi menjadi yakin bahwa fenomena
perubahan dalam masyarakat adalah cirri alamiah diri manusia, alam dan masyarakat
itu sendiri, sehingga selalu siap untuk menerima perubahan itu sendiri. Dengan
demikian, hendaknya masyarakat Hindu selalu menyadari bahwa dinamika perubahan
tidak menggerus masyarakatnya untuk keluar, menyimpang, melawan Dharma
kehidupan.

13. Cara Sehat Menurut Ayurveda


a. Bangun segera sebelum matahari terbit.
b. Langsung minum air hangat sebanyak 2-4 gelas (bagi yang baru memulai bisa
dilakukan sedikit demi sedikit).
c. Basuh mata dengan air temperatur ruangan sebanyak lima kali. Menurut
Ayurveda, kebiasaan ini akan menjaga pengelihatan tetap sehat dan mata jernih.
d. Ketika menggosok gigi, bersihkan juga lidah Anda.
e. Olah raga paling tidak 30 menit. Lalu diikuti olah nafas dan kemudian
relaksasi/meditasi.
f. Pijatlah tubuh Anda (self-massage), bisa dengan minyak, bisa tanpa minyak (dry
massage) gunanya untuk memperlancar sirkulasi dan membuang toksin melalui
pori-pori. Pijat kepala akan memperkuat daya memori.
g. Tertawalah karena tertawa membawa kesegaran dan keceriaan dalam kehidupan.
h. Mandi dengan air hangat ketika udara dingin.
i. Makan siang tanpa kekenyangan, dengan makanan yang tidak diproses (whole
food): 30% untuk cairan (minuman, sup), 30% untuk makanan padat (nasi, lauk
lainnya) dan sisanya untuk oksigen. Hindari makanan yang terbuat dari terigu
putih, makanan yang berminyak, gula olahan, terlalu banyak protein hewani, serta
zat aditif dan /makanan serta minuman yang bersifat stimulan (kafein, kola,
alkohol). Setelah makan usahakan selalu minum air hangat.
j. Protein hewani, menyantap makanan vegetarian lebih menyehatkan. Makan buah
tidak dicampur dengan karbohidrat dan protein hewani.
k. Makan malam antara jam 6-7 petang, atau paling tidak dua jam sebelum tidur.
Makan sederhana saja dan tidak perlu banyak. Bila memungkinkan, jalan kaki
sekitar 20 menit setelah makan malam, terutama bagi yang berbakat berperut
besar.
Usahakan tidur dalam keadaan pikiran tenang. Bila memungkinkan sebelum tidur
meditasi serta mendengarkan musik lembut. Tidur biasakan paling lambat jam 11
malam. Bangun segera sebelum matahari terbit.

B. DHARMA AGAMA
Dharma Agama adalah merupakan tugas dan kewajiban yang patut dilaksanakan oleh
setiap umat untuk mencapai tujuan agama atau bisa juga Dharma Agama adalah hukum,
tugas, hak dan kewajiban setiap orang untuk tunduk dan patuh serta melaksanakan ajaran
agama dan aspek-aspek yang dikandung dalam ajaran agama.
Dharma agama menurut hindu adalah perbuatan baik berdasarkan ajaran agama hindu
yang dilakukan oleh agama hindu umat hindu untuk pengembangan dan kepentingan agama
hindu. Semua pikiran , ucapan dan tindakan umat hindu harus berpedoman pada ajaran
agama hindu
Dharma Negara adalah meruapakan tugas dan kewajiban warga masyarakat terhadap
tujuan negaranya yaitu dalam pembangunan yang telah dicanangkan atau bisa juga Dharma
Negara adalah hukum, tugas, hak dan kewajiban setiap orang untuk tunduk dan patuh kepada
Negara, termasuk dalam pengertian yang seluas-luasnya.
Generasi Hindu Wajib Tingkatkan Peran untuk Dharma agama dan dharma
negara
• Dharma Agama dijadikan sebagai pedoman menjalani hidup untuk menjalin
hunbungan yang baik dengan sang pencipta, sesama manusia serta lingkungan, dan
juga untuk mencapai segala tujuan hidup
• Dharma Negara dalam ajaran Hindu sudah tidak bisa diingkari lagi, Weda
menegaskan umat hindu harus patuh dan hormat kepada negara dan pemerintah
• Selain itu, pemerintah juga merupakan salah satu bagian dari Catur Guru yang harus
dipatuhi dan dihormati yaitu sebagai Guru Wisesa.
Guru wisesa
• Umat Hindu sebagai bagian dari warga negara memiliki kewajiban untuk
mengamalkan ajaran dharma negara sesuai dengan dasar hukum yang belaku di suatu
negara ( Guru Wisesa )
• Norma atau hukum yang berlaku di Indonesia memiliki empat elemen yang jadi dasar,
yakni:
1) Ideologi Pancasila sebagai atap yang melindung bangsa Indonesia dari serangan
luar,
2) UUD 1945 dasar dari segala norma hukum di Indonesia,
3) Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan semangat untuk membangun bangsa
Indonesia kedepan, dan
4) NKRI sebagai benteng untuk mempertahankan serta memperkuat jati diri sebagai
bangsa yang bermartabat

Anda mungkin juga menyukai