Anda di halaman 1dari 7

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang

disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Berikut ini akan diuraikan bagaimana terjadinya potensial istirahat sel tersebut. Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan + konsentrasi yang berbeda. Gambar 2 mengilustrasikan komposisi ion di kedua sisi membran sel. Konsentrasi ion potasium (K ) di sisi + dalam membran sekitar 35 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di sisi luar. Sebaliknya, konsentrasi ion sodium (Na )di sisi luar membran sel sekitar 10 kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di sisi dalam. Adanya perbedaan konsentrasi ion di sisi dalam dan luar membran ini mendorong terjadinya difusi ion-ion tersebut menembus membran sel. Gambar 2. Ion potasium berdifusi ke luar membran sel Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium. Misalkan membran sel hanya permeabel terhadap ion potasium. Karena konsentrasi ion potasium lebih tinggi di sisi dalam sel maka menurut Hukum Fick untuk difusi, ion potasium akan bergerak menembus keluar membran sel. Gerakan ion potasium keluar membran sel ini menimbulkan arus listrik, yang karena terjadinya melalui peristiwa difusi, maka disebut arus difusi. Densitas (density) arus difusi bergantung pada gradien konsentrasi, yang secara matematis dinyatakan oleh Persamaan 1.

(1) dengan : J = kerapatan arus (A/m ) D = konstanta difusi [(l.A/(mol.m)] [C] = konsentrasi ion (mol/l) X = posisi (m) Tanda + dalam Persamaan 1 berlaku untuk ion negatif, dan tanda berlaku untuk ion positif. Keluarnya ion positif potasium dari dalam sel akan meninggalkan muatan negatif (anion) yang sama besar di dalam sel. Hal ini mengakibatkan terjadinya beda potensial antara sisi dalam dan sisi luar sel, dengan sisi dalam lebih negatif dibanding sisi luar. Adanya beda potensial ini akan menimbulkan medan listrik dengan arah dari luar ke dalam sel. Medan listrik yang mengarah dari luar ke dalam sel menimbulkan gaya elektrostatik yang mempengaruhi ion-ion yang ada di sekitar membran sel. Ion potasium, karena bermuatan positif, didorong oleh gaya elektrostatik ke arah dalam membran sel. Aliran ion potasium dari sisi luar ke sisi dalam membran sel menimbulkan arus listrik yang disebut arus drift (drift current). Densitas arus drift bergantung pada besarnya gradien potensial (medan listrik) di antara kedua sisi membran dan konsentrasi ion, yang berdasarkan hukum particle drift, dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut:
2

(2) dengan : = mobilitas [(l.A)/(V.m.mol)] Z = valensi ion E = dV/dx = intensitas medan listrik (V/m) [C] = konsentrasi ion (mol/l)

Gaya elektrostatik ini akan melawan gaya difusi pada ion potasium. Interaksi kedua gaya ini suatu saat akan mencapai kesetimbangan, yaitu besarnya gaya elektrostatik yang ditimbulkan oleh adanya beda potensial antara kedua sisi membran sama dengan besarnya gaya difusi (atau dengan kata lain besarnya arus drift sama dengan besarnya arus difusi). Keadaan setimbang ini akan menghasilkan beda potensial antara kedua sisi membran bernilai konstan. Besarnya beda potensial membran pada saat dicapai kesetimbangan dapat diperoleh dengan menyamakan Persamaan 1 dengan Persamaan 2 dan dengan mengingat Hubungan Einstein (Einstein Relationship):

(3) dengan : k = konstansta Boltzmann = 1,38 x 10 T = suhu absolut (K) -19 q = muatan elementer = 1,602 x 10 C
-23

J/K

Dari ketiga persamaan di atas, kalau diselesaikan untuk mendapatkan beda potensial membran maka akan diperoleh suatu pernyataan matematis yang diberikan dalam Persamaan 4, dan dikenal dengan Persamaan Nernst. Dari persamaan tersebut terlihat bahwa besarnya beda potensial bergantung pada besarnya perbandingan konsentrasi ion potasium antara sisi dalam dan sisi luar membran sel.

(4) Untuk komposisi ion potasium seperti dalam Tabel 1 dan suhu tubuh 310 K (37 C), maka diperoleh potensial membran sekitar -94 mV (sisi dalam lebih negatif dibanding sisi luar membran). Dalam kenyataannya, yang mempengaruhi nilai potensial membran tidak hanya ion potasium saja, tetapi juga ion sodium. Pengaruh ion sodium pada potensial membran dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan Nernst. Jika dimisalkan hanya terdapat ion sodium saja, maka akan diperoleh potensial membran sebesar +61 mV. Ion potasium dan ion sodium secara serentak mempengaruhi besarnya potensial membran sel. Meskipun demikian, pengaruh keduanya bukan merupakan penjumlahan secara langsung kedua potensial membran yang diperoleh secara sendiri-sendiri tersebut. Untuk jenis ion lebih dari satu, ada parameter lain yang juga berpengaruh pada besarnya potensial membran sel, yaitu perbedaan permeabilitas membran terhadap masing-masing ion. Permeabilitas membran sel terhadap ion potasium jauh lebih besar (sekitar 100 kali) dibandingkan permeabilitas terhadap ion sodium. Hal ini mengakibatkan pengaruh ion potasium lebih dominan dibandingkan ion sodium. Interaksi kedua jenis ion ini dalam menghasilkan potensial membran dinyatakan dalam persamaan Goldman sebagai berikut:
o

(5) dengan subscript i menyatakan sisi dalam membran, o menyatakan sisi luar membran, dan : PK = permeabilitas membran terhadap ion potasium

PNa = permeabilitas membran terhadap ion sodium + [K ] = konsentrasi ion potassium + [Na ] = konsentrasi ion sodium Penerapan Persamaan 5 akan menghasilkan beda potensial membran sel sekitar -86 mV. Disamping transportasi ion secara difusi, terdapat juga transportasi ion secara aktif yang juga mempengaruhi besarnya membran + + + + potensial sel. Transportasi ion tersebut adalah Pompa Na -K ( Na -K Pump), seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 3. Transport + + ini secara kontinyu memompa 3Na keluar sel dan 2K ke dalam sel. Karena lebih banyak ion positif yang dipompa ke luar sel, maka hal ini akan mengakibatkan tambahan potensial sekitar -4 mV, sehingga potensial akhir membran sel menjadi -90 mV. Potensial membran sel tersebut terdapat pada sel yang sedang istirahat, karena itu disebut sebagai potensial istirahat sel.

POTENSIAL AKSI SEL Apr.13, 2010 in ARTICLES Pada sebuah sel yang dalam keadaan istirahat terdapat beda potensial di antara kedua sisi membrannya. Keadaan sel yang seperti ini disebut keadaan polarisasi. Bila sel yang dalam keadaan istirahat/polarisasi ini diberi rangsangan yang sesuai dan dengan level yang cukup maka sel tersebut akan berubah dari keadaan istirahat menuju ke keadaan aktif. Dalam keadaan aktif, potensial membran sel mengalami perubahan dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif di sisi dalam. Keadaan sel seperti ini disebut dalam keadaan depolarisasi. Depolarisasi ini dimulai dari suatu titik di permukaan membran sel dan merambat ke seluruh permukaan membran. Bila seluruh permukaan membran sudah bermuatan positif di sisi dalam, maka sel disebut dalam keadaan depolarisasi sempurna. Setelah mengalami depolarisasi sempurna, sel selanjutnya melakukan repolarisasi. Dalam keadaan repolarisasi, potensial membran berubah dari positif di sisi dalam menuju kembali ke negatif di sisi dalam. Repolarisasi dimulai dari suatu titik dan merambat ke seluruh permukaan membran sel. Bila seluruh membran sel sudah bermuatan negatif di sisi dalam, maka dikatakan sel dalam keadaan istirahat atau keadaan polarisai kembali dan siap untuk menerima rangsangan berikutnya. Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action

potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya. Berikut ini akan diuraikan bagaimana proses terjadinya potensial aksi dari suatu sel yang semula dalam keadaan istirahat. Kanal Sodium dan Potasium yang Terpicu-Tegangan (Voltage-Gated) Yang berperan dalam proses depolarisasi maupun repolarisasi selama berlangsungnya potensial aksi adalah kanal-kanal sodium dan potasium yang terpicu-tegangan. Gambar 4 mengilustrasikan kanal terpicu tegangan tersebut.

Gambar 4. Kanal terpicu-tegangan Sebuah kanal (misalnya sodium) terpicu-tegangan mempunyai beberapa bagian fungsional. Salah satunya yaitu untuk menentukan selektivitas terhadap ion. Untuk kanal sodium, hanya dapat melewatkan ion sodium saja tidak untuk ion yang lain misalnya potasium. Bagian lainnya yaitu berfungsi sebagai gerbang (gate) yang dapat membuka atau menutup. Gerbang tersebut dikendalikan oleh sebuah sensor tegangan, yang menanggapi level potensial membran. Ada dua macam gerbang yaitu gerbang aktivasi dan gerbang inaktivasi. Ketika potensial membran normal yaitu -90 mV, gerbang inaktivasi terbuka tetapi gerbang aktivasi tertutup sehingga menghalangi masuknya ion sodium ke sisi dalam membran melalui kanal tersebut. Bila karena sesuatu sebab potensial membran di sisi dalam berubah menjadi kurang negatif, yaitu manjadi sekitar antara -70 dan -50 mV, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan konformasi dalam gerbang aktivasi, sehingga gerbang tersebut menjadi terbuka. Keadaan ini disebut keadaan teraktivasi, yang menaikkan permeabilitas membran terhadap ion sodium manjadi 500 sampai 5000 kali lipat, sehingga ion-ion sodium dapat dengan cepat masuk ke dalam sel melalui kanal ini. Masuknya ion sodium ke dalam sel melalui kanal sodium terpicu-tegangan ini menyebabkan kenaikan potensial membran dengan cepat dari -90 mV menjadi +35 mV. Kenaikan potensial membran sel tersebut menyebabkan gerbang inaktivasi yang semula terbuka menjadi tertutup. Penutupan ini terjadi sekitar 0,1 ms setelah terbukanya gerbang aktivasi. Berbeda dengan gerbang aktivasi yang membuka dengan cepat, gerbang inaktivasi ini menutup secara lambat. Tertutupnya gerbang inaktivasi mengakibatkan ion sodium tidak lagi dapat mengalir ke dalam sel melalui kanal ini, sehingga potensial membran berubah menuju ke keadaan istirahat. Proses ini disebut repolarisasi. Gerbang inaktivasi yang tertutup tersebut akan tetap tertutup sampai potensial membran kembali ke atau mendekati level potensial istirahat. Oleh karena itu, biasanya kanal sodium terpicu-tegangan tidak dapat terbuka kembali sebelum sel kembali ke keadaan repolarisasi terlebih dahulu. Dalam otot jantung, disamping kanal sodium terpicu-tegangan terdapat juga kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan yang juga ikut berperan dalam proses depolarisasi. Kanal ini permeabel terhadap ion kalsium maupun sodium. Jika kanal ini terbuka maka ion-ion kalsium dan sodium dapat mengalir ke dalam sel. Kanal ini teraktivasi dengan lambat, yaitu memerlukan waktu 10 sampai 20 kali lebih lama dibanding kanal sodium terpicu-tegangan. Oleh karena itu kanal ini disebut sebagai kanal lambat, sedang kanal sodium disebut kanal cepat. Terbukanya kanal kalsium-sodium memungkinkan ion kalsium masuk ke dalam sel. Karena ion kalsium bermuatan positif, maka masuknya ion ini ke dalam sel mengakibatkan perpanjangan proses depolarisasi, atau dengan kata lain terjadi penundaan proses repolarisasi. Dalam proses repolarisasi, yang juga ikut berperan adalah kanal kalsium terpicu-tegangan. Dalam keadaan istirahat, gerbang kanal ini tertutup sehingga ion potasium tidak dapat mengalir melalui kanal ini. Pada saat potensial membran naik dari -90 mV menuju nol, pada kanal ini terjadi pembukaan konformasi gerbang sehingga ion potasium dapat mengalir keluar sel melalui kanal ini. Akan tetapi, karena adanya sedikit penundaan (delay), kanal potasium ini terbuka pada saat yang bersamaan dengan mulai tertutupnya kanal sodium. Kombinasi antara berkurangnya ion sodium yang masuk ke dalam sel dan bertambahnya ion potasium yang keluar sel mengakibatkan peningkatan kecepatan proses repolarisasi menuju potensial membran istirahat.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Gambar 5. Potensial aksi sel Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicutegangan serta membukanya kanal potasium terpicutegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4, yaitu fase Pompa

Na -K . Kegiatan listrik sel saraf Komunikasi antar sel merupakan bagian yang penting untuk pengaturan dan pengendalian kegiatan sel, jaringan, organ tubuh dan untuk mempertahankan homeostasis. Dalam tubuh manusia terdapat dua jenis komunikasi antar sel, yaitu: wired system (komunikasi melalui saraf atau listrik) dan non-wired system (komunikasi kimiawi). Sedangkan komunikasi intrasel adalah komunikasi yang terjadi didalam sel. Komunikasi intrasel ini merupakan proses pengubahan sinyal didalam sel itu sendiri. Komunikasi listrik merupakan komunikasi yang cepat dengan hitungan milidetik. Informasi yang dihantarkan sepanjang sel saraf berbentuk potensial aksi. Penghantaran informasi dari sel saraf ke sel target berlangsung melalui sinaps, yang dikenal dengan transmisi sinaps. Sedangkan komunikasi kimiawi berlangsung lebih lambat namun efeknya dapat berlangsung lebih lama. Komunikasi saraf dan komunikasi kimiawi dapat terjadi secara tumpang tindih. Beberapa zat kimia seperti neurotransmitter, hormon dan neurohormon tidak dapat menembus sel. Informasi yang dihantarkan harus diubah dahulu oleh protein membran sel ke sinyal kimia didalam sel, yang dikenal dengan transduksi sinyal.

KOMUNIKASI LISTRIK Kelistrikan sel saraf Peran membran sel dan kadar berbagai ion ekstrasel dan intrasel dalam kegiatan listrik. Daya tahan hidup sel bergantung pada kemampuan untuk mempertahankan komponen yang terdapat didalam sel yang komposisinya berbeda dengan diluar sel. Didalam sel banyak mengandung komponen untuk berbagai proses kehidupan, antara lain berbagai ion dan enzim yang mengendalikan seluruh proses kimia di dalam sel. Ion yang utama adalah ion-ion K, Na, Ca, dan Mg, Cl. Komposisi ion di dalam dan di luar sel berbeda. Didalam sel banyak terdapat ion K sedang di luar banyak ion Na. Enzim merupakan protein dan jumlahnya sangat banyak di dalam sel, serta umumnya bermuatan negatif, sehingga merupakan komponen anion (A ) di dalam sel. Perbedaan komposisi ion di dalam dan di luar sel dipertahankan oleh membran sel. Perbedaan kadar ion-ion tersebut menimbulkan selisih potensial antara intra dan antar sel yang besarnya sekitar -70 mV. Tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel lebih negatif. Karena potensial sebesar itu hanya ada pada saat sel dalam keadaan istirahat, maka potensial itu disebut potensial membran istirahat (resting membrane potential). Adanya perbedaan potensial

menimbulkan adanya polarisasi. Pada membran sel yang terdiri dari dua lapisan lemak (lipid bilayert) banyak protein membran yang berfungsi antara lain sebagai reseptor-reseptor dan kanal-kanal ion.

Pembentukan Listrik Sel Pada waktu sel saraf mendapat rangsang, baik rangsang kimia, mekanik, atau rangsang yang lain, kanal ion Na (voltage-gated Na channels ) terbuka yang mengakibatkan ion Na masuk ke dalam sel dengan membawa muatannya. Muatan positif ion Na ini akan menetralkan sebagian muatan negatif di dalam sel, sehingga sel mengalami depolarisasi. Depolarisasi berarti berkurangnya selisih potensial antara intrasel dan ekstrasel. Depolarisasi ini terus memicu pembukaan voltage- gated Na channel yang akan mengakibatkan makin banyak ion Na masuk ke dalam sel, sehinga makin memperbesar depolarisasi. Makin besar depolarisasi akan makin memperbanyak pembukaan voltage-gated Na channel, dan seterusnya. Hal ini merupakan siklus umpan balik positif yang dikenal dengan siklus Hodgkin. Potensial aksi adalah depolarisasi yang berlangsung sangat cepat. Gambaran kurvanya berbentuk khas lancip seperti paku, juga disebut potensial paku (spike potential). Potensial aksi ini terjadi karena depolarisasi yang mencapai ambang itu + memicu pembukaaan kanal ion Na yang peka perubahan potensial ( voltage-gated Na channels) yang menyebabkan ion Na di luar sel, masuk dalam jumlah besar secara pasif ke dalam sel. Potensial aksi ini terjadinya mengikuti hukum gagal atau tuntas (all or none). Depolarisasi yang sangat cepat ini disusul oleh repolarisasi, yaitu mengembalikan kondisi sel ke keadaan istirahat dengan potensial membran sekitar -70 mV. Repolarisasi ini dicapai karena terbukanya voltage gated K channels, yang mengakibatkan ion K yang kadarnya jauh lebih tinggi di dalam sel keluar dari dalam sel, serta dikeluarkannya kembali ion Na dari dalam sel. Proses pengeluaran kembali ion Na dan pemasukan kembali ion K diperankan oleh protein membran yang berfungsi sebagai pompa Na-K. Dalam berfungsinya, protein membran itu memecah ATP untuk memperoleh tenaga. Pompa tersebut juga dikenal dengan Na-K ATPase. Proses Penghantaran Impuls pada Susunan Sel Saraf Peran membran sel dan struktur saraf dalam proses penghantaran impuls Kegiatan listrik sel diperankan oleh membran sel beserta struktur yang membangunnya. Membran sel memisahkan bagian dalam dengan bagian luar sel. Timbulnya potensial aksi hanya terjadi pada bagian kecil dari membran sel. Potensial aksi ini akan dihantarkan ke satu arah sepanjang akson sampai ujung akson. Hal ini disebakan karena potensial aksi yang timbul pada daerah tersebut akan meningkatkan permeabilitas membran terhadap ion Na di daerah sebelahnya yang belum terangsang. Kecepatan hantar potensial aksi bergantung dari diameter sel saraf. Makin besar diameter sel saraf makin cepat hantaran potensial aksi tersebut. Ada tidaknya selubung myelin juga mempengaruhi kecepatan hantar potensial aksi. Makin lebar selubung myelin kecepatan hantar potensial aksi akan semakin cepat. Potensial aksi di pangkal akson akan menginduksi pembukaan kanal ion di nodus (takik) Ranvier yang terdekat, sehingga di takik Ranvier itu terjadi potensial aksi. Demikian selanjutnya potensial aksi di takik Ranvier pertama akan menginduksi terjadinya potensial aksi di takik Ranvier berikutnya, dan seterusnya, sehingga potensial aksi ini menjalar sampai di ujung akson. Dengan demikiaan potensial aksi itu menjalar secara meloncat-loncat dari satu takik Ranvier ke takik Ranvier berikutnya (saltatory conduction). Potensial aksi yang menjalar ini disebut impuls. Kecepatan hantar potensial aksi pada sel saraf ini dapat diukur dengan menempatkan elektroda perangsang di salah satu bagian akson dan elektroda perekam pada bagian akson yang lain pada jarak tertentu. Dengan memberikan rangsang yang adekuat melalui elektroda perangsang dan respon yang ditimbulkannya direkam oleh elektroda perekam, waktu yang diperlukan dari rangsangan sampai dapat direkam dibagi dengan jarak antara elektroda perangsang dengan elektroda perekam adalah kecepatan hantar sel saraf tersebut. Kesimpulan POTENSIAL AKSI SARAF Sinyal saraf dihantarkan melalui potensial aksi, yang merupakan perubahan cepat pada potensial membran. Setiap potensial aksi dimulai dengan perrubahan mendadak dari potensial negatif istirahat normal menjadi potensial membran pisitif dan kemudian

berakhir dengan kecepatan yang hampir sama kembali ke potensial negatif. Untuk menghantarkan sinya saraf, potensial aksi bergerak di sepanjang serat saraf sampai tiba di ujung serat. Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut : Tahap istirahat adalah potensial membran istirahat sebelum terrjadinya potensial aksi. Membran dikatakn menjadi terpolarisasi selama tahap ini karena adanya potensial membran negatif yang besar. Tahap depolarisasi. Pada saat ini, membran tiba-tiba menjadi permiabel terhadap ion natrium, sehingga banyak sekali ion natrium bermuatan positif mengalir ke dalamakson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90 milivolt akan hilang, dan potensial meningkat dengan cepat dalam arah positif. Keadaan ini disebut depolarisi. pada serat saraf besar, potensial membran melampaui nilai 0 dan menjadi sedikit positif, namun pada serat yang lebih kecil juga pada banyak neuron sistem saraf pusat, potensial hanya mendekati nilai 0 dan tidak melampaui sampai keadaan positif. Tahap repolarisasi. Dalam waktu seperberapa puluh ribu detik sesudah membran menjaddi sangat permiabel terhadap ion natrium, saluran natrium mulai tertutup dan saluran kalium terbuka lebih daripada normal. Selanjutnya, difusi ion kalium yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran. Tahap Hiperpolarisasi. Peningkatan permeabilitas terhadap ion K. Potensial lebih besar daripada potensial istirahat. Potensial ini meningkat bahkan menjadi lebih negatif. Dalam keadaan ini neuron tidak mampu meneruskan impuls saraf. Transmisi Sinaps. Transmisi (peleburan atau pelepasan neurontransmiter) sinaps terjadi pada neuron guna menghantarkan senyawasenyawa kimia. Penghantaran zat-zat yang terkandung dalam neurontransmiter dengan reseptornya bergantung pada permeabilitas di neuron pascasinaps.

Referensi 1. Bear, MF., et al. Neuroscience: Exploring the Brain. 2 nd ed. Maryland: Lippincott Wlliams & Wilkins: 2001. p 89-129 2. Fox, SI; Human Fsiology, 9 th ed.. New York: Mc GrewHill 2006. p126-188 3. Guyton & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai