Anda di halaman 1dari 2

RTP DAN RTH Definisi Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara

langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti taman kota, hutan dan sebagainya. Dilihat dari sifatnya ruang terbuka bisa dibedakan menjadi ruang terbuka privat (memiliki batas waktu tertentu untuk mengaksesnya dan kepemilikannya bersifat pribadi, contoh halaman rumah tinggal), ruang terbuka semi privat(ruang publik yang kepemilikannya pribadi namun bisa diakses langsung oleh masyarakat, contoh Senayan, Ancol) dan ruang terbuka umum (kepemilikannya oleh pemerintah dan bisa diakses langsung oleh masyarakat tanpa batas waktu tertentu, contoh alun-alun, trotoar). Selain itu ruang terbuka pun bisa diartikan sebagai ruang interaksi (Kebun Binatang, Taman rekreasi, dll). Ruang-ruang terbuka atau ruang-ruang publik ditinjau dari bentuk fisiknya dapat berupa Ruang Terbuka Hijau dan/atau Ruang Terbuka Binaan (Publik atau Privat) Secara definitif, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota. sumber : http://rustam2000.wordpress.com/ruang-terbuka-hijau/ Masalah Menurut sistem internasional, ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30% dari luas wilayah. Sementara berdasarkan observasi yang kami lakukan menunjukkan RTH yang terdapat di sekitar Jalan Otista kurang dari 30%. RTH yang tersedia pun hanya dari atap-atap beberapa bangunan seperti yang terlihat pada gambar.

Sedangkan ruang yang tersedia bagi publik pun masih sangat kurang melihat padatnya bangunan serta produktivitas masyarakat di kawasan tersebut. Berdasarkan hasil observasi,

kurangnya ketersediaan RTP dan RTH di kawasan Jalan Otista ini disebabkan oleh padatnya bangunan di sekitar kawasan tersebut sehingga kurangnya lahan untuk RTH dan RTP. Solusi

Oleh karena padatnya bangunan di sekitar Jalan Otista, kami menyarankan untuk membuat Rooftop Garden di Pasar Baru Trade Centre. Selain sebagai sarana RTH yang dapat menyerap polusi udara oleh padatnya kendaraan serta memberi sarana ruang publik bagi penduduk sekitar. Rooftop Garden ini juga bisa diaplikasikan pada bangunan-bangunan di sekitar Pasar Baru khususnya yang sudah disfungsi. Selain meningkatkan gas oksigen juga memberi ruang bagi publik untuk berinteraksi satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai