Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A

Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

Pemeriksaan BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT ) PB - 0109 - 76 (AASHTO T - 89 - 74) (ASTM D - 423 - 66)

1.

MAKSUD: Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cair. Batas cair ialah kadar air batas diamana suatu tanah berubah dari keaadaan cair menjadi keadaan plastis.

2.

PERALATAN: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. Alat batas cair standard. Alat pembuat alur (grooving tool). Sendok dempul Pelat kaca 45 x 45 x 0,9 cm. Neraca dengan ketingian 0,01 gram. Cawan kadar air minimal 4 buah. Spatula dengan panjang 12,5 cm. Botol tempat air suling. Air suling. Oven, yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai (110 5)C.

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

3.

BENDA UJI: Benda uji disiapkan sesuai dengan cara mempersiapkan contoh PB - 0105 - 76 dan PB - 0106 - 76 atau langsung seperti berikut : a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebih halus dari saringan 0,42 mm (no. 40). Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan dan tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm (no. 40). b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran yang lebih kasar dari saringan 0,42 mm (no. 40) keringkan contoh diudara sampai kering bisa disarig. Ambil benda uji lewat saringan 0,42 mm (no. 40).

4.

CARA MELAKUKAN: a. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam pelat kaca pengaduk. b. Dengan menggunakan spatula, aduklah benda uji tersebut dengan menambah air suling sedikit demi sedikit, sampai homogen. c. Setelah contoh menjadi campuran yang merata ambil sebagian benda uji ini dan letakkan diatas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang tebal harus 1 cm. d. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan menggunakan alat pembuat alur (groowing tool) melalui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur posisi alat pembuat alur (groowing tool) harus tegak lurus permukaan mangkok.

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

e.

Putarlah alat sedemikian mungkin, sehingga mangkok naik/jatuh dengan kecepatan 2 pukulan per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm dan catat julah pukulannya pada waktu bersinggungan.

f.

Ulangi pekerjaan (c) sampai dengan (e) beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini dimaksudkan untuk menyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul-betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada 3 kali percobaan telah diperoleh jumlah pukulan sama, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan kedalam cawan yang relah dipersiapkan. Maka periksalah kadar airnya.

g.

Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, dan mangkok alat batas cair bersihkan. Benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar airnya. Kemudian ulangi langkah (b) sampai (f) minimal 3 kali berturut-turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperoleh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8 - 10.

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

5.

PELAPORAN: Jenis Tanah Kedalaman : Lempung : 60 cm

Lokasi Pengambilan : Belakang Laboraturium Sipil Politeknik Negeri Medan Warna Tanah Dikerjakan : Coklat Tua : Selasa, 9 April 2013

Tabel 1. Pemeriksaan Kadar Air Tanah dalam Keadaan Liquid Limit Jumlah Pukulan Nomor krus Berat krus + tanah basah (gram) 7 3 57,21 20 42 46,70 42,37 4,33 25,96 16,41 26,39 32 36 60,09 51,39 8,70 18,20 33,19 26,21 41 19 46,91 42,54 4,37 25,18 17,36 25,17

Berat krus + tanah kering (gram) 50,55 Berat air (gram) Berat krus (gram) Berat tanah kering (gram) Kadar air (%) 6,66 25,65 24,90 26,75

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

27 26.8 26.6 26.75 26.39 26.21

Kadar Air (%)

26.4 26.2 26 25.8 25.6 25.4 25.2 25 7 12 17

25.17 22 27 32 37 42 47

Jumlah Pukulan

Gambar 1. Kadar air ketika 25 pukulan Berdasarkan grafik di atas, nilai kadar air yang didapatkan pada jumlah pukulan sebanyak 25 adalah 26,13%.

6.

KESIMPULAN: Berdasarkan pemeriksaan batas cair (liquid limit) yang telah kami lakukan, kadar air tanah pada keadaan batas cair (liquid limit) pada 25 pukulan adalah 26,13%. Nilai Batas cair (liquid limit) tanah ini termasuk batas cair yang rendah (Atterberg).

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

7.

CATATAN: a. Alat-alat yang akan dipakai harus dipersiapkan dulu sebelum dipakai dan harus dalam keadaan bersih dan kering. i. Periksa tinggi jatuh mangkok alat batas cair apakah sudah tepat 1.0 cm mangkok ini harus bersih, kering dan tidak goyang. ii. iii. Alat pembuat alur harus bersih, kering dan tidak aus. Cawan kadar air yang akan diapakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk menentukan beratnya. b. Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan untuk diaduk dan kadangkadang jika terlalu banyak akan lama pengadukannya akan berubah sifat. Agar pengadukan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih cepat, maka adukan disimpan dulu dan ditutup dengan kain basah atau contoh yang telah disiapkan direndam selama 24 jam. c. Beberapa jenis tanah lempung menunjukkan bahwa pada waktu pemukulan ternyata bersinggungan alur disebabkan karena kedua bagian massa tanah di atas mangkok bergeser terhadap permukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat lebih kecil. Jumlah pukulan yang betul adalah jika proses berimpitan dasar alur disebabkan massa tanah seolah-olah mengalir dan bukan karena bergeser. Kalau ternyata terjadi pergerseran, maka percobaan harus di ulangi beberapa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi pergeseran ini maka harga batas cair ini tidak dapat diperoleh.

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

d.

Selama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak boleh dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air. Untuk memeperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antara 40 30, 30 20, 20 10, sehingga akan diperoleh 3 titik.

e.

f.

Alat pembuat alur Casagrande dipergunakan untuk tanah kohesive. Alat pembuat alur ASTM untuk tanah yang kepasiran.

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

Pemeriksaan BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT ) PB - 0110 - 76 (AASHTO T - 90 - 74) (ASTM D - 424 - 74)

1.

MAKSUD: Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada kedaan batas plastis.

2.

DASAR TEORI: Batas plastis ialah kadar air minimum dimana tanah masih dalam keadaan palastis. Sifat plastis tanah berhubungan dengan klasifikasi tanah, sifat seperti pada tabel berikut. Tabel. 2 Klasifikasi tanah sistem AASTHO

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

Tabel 3. Klasifikasi tanah sistem USC

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Tabel 4. Hubungan potensi mengembang dengan indeks plastisitas Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

Tabel 5. Hubungan nilai indeks plastisitas dengan jenis tanah menurut Atterberg

3.

PERALATAN: a. b. c. d. e. f. g. h. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm. Sendok dempul panjang 12,5 cm Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah. Botol tempat air suling. Air suling. Oven yang dilengkapi dengan pengatu suhu untuk memanasi sampai (110 5)C.

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

4.

BENDA UJI: Benda uji disiapkan sesuai cara mempersiapkan contoh PB 0105 -76 dan PB 0106 76 atau pada kadar air asli sebanyak 20 gram.

5.

CARA MELAKUKAN: a. Letakkan benda uji diatas pelat kaca, kemudian diaduk sehingga kadar airnya merata. b. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu digeleng diatas pelat kaca. Penggelengan dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80 100 gelengan per menit. c. Penggelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk barang dengan diameter 3 mm. Kalau pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda uji mencapai 3 mm sudah retak, maka benda uji disatukan kemudian ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggelengan bola-bola bisa mencapai diameter lebih dari 3 mm tanpa menunjukkan retak-retakan, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat diudara, kadar airnya berkurang sedikit. d. Pengadukan dan penggelengan diulangi terus sampat retakan-retakan itu telah tepat ada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm. e. Periksa kadar air batang tanah pada d dilakukan ganda, benda uji untuk pemeriksaan kadar air 5 gram.

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

6.

PELAPORAN: Jenis Tanah Kedalaman : Lempung : 60 cm

Lokasi Pengambilan : Belakang Laboraturium Sipil Politeknik Negeri Medan Warna Tanah Dikerjakan : Coklat Tua : Selasa, 9 April 2013

Tabel 6. Pemeriksaan kadar air tanah dalam keadaan Plastis Limit Plastis Limit Nomor krus Berat krus + tanah basah (gram) Berat krus + tanah kering (gram) Berat air (gram) Berat krus (gram) Berat tanah kering (gram) Kadar air (%) Kadar air rata-rata (%) 52 21,43 20,96 0,47 16,99 3,97 11,83 PL 21 22,01 21,59 0,42 17,74 3,85 10,91

11,37

Dari Tabel 6, diperoleh nilai kadar air tanah pada batas plastis (PL) sebesar 11,37%.

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

Indeks plastis (Plastisitas Indeks) : PI = LL PL = 26,13% 11,37% = 14,76%

Pada Gambar 2 berikut akan dilihat diagram plastisitas yaitu hubungan antara LL dan PI yang menghasilkan kelompok tanah berdasarkan sistem USC.

Gambar 2. Diagram Plastisitas USC

Berdasarkan Gambar 2 di atas, diperoleh grafik yang menunjukkan bahwa tanah yang diperiksa termasuk dalam kelompok tanah ML (lanau dengan batas cair rendah).

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

7.

KESIMPULAN: a. b. Besarnya kadar air pada keadaan Batas Plastis (PL) sebesar 11,37%. Dari nilai LL sebesar 26,13% dan PL sebesar 11,37% diperoleh nilai Indeks Plastisitas (PI) sebesar 14,76%. c. Berdasarkan sistem klasifikasi tanah USC pada Tabel 3 dan Gambar 2 dengan LL = 26,13% < 50% dan PI = 14,76% didapatkan simbol ML yaitu lanau inorganis dan pasir sangat halus, tepung, batuan, pasir halus berlanau atau berlempung dengan sedikit plastisitas. d. Berdasarkan Tabel 4, didapatkan potensi mengembang tanah adalah rendah karena PI = 14,76% berada di antara 0 15%. e. Berdasarkan Tabel 5 dengan nilai PI = 14,76%, berada diantara 7 17% dimana jenis tanahnya lempung berlanau dengan plastisitas sedang dan kohesif.

8.

CATATAN: a. Alat-alat yang akan dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan dalam keadaan bersih dan kering. b. Agar pemeriksaan dapat dilakukan lebih cepat, maka sebaiknya pengamatan benda uji untuk batas cair dan batas plastis dilakukan sekaligus ; pengadukan rata pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas plastis. c. Indeks plastisitas adalah selisih batas cair dan batas plastis (PI = LL PL) (Plastisitas Indeks = Liqiud Limit Plastic Limit).

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ-4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

Pemeriksaan BATAS SUSUT TANAH (SHRINKAGE LIMIT)

1. MAKSUD: Mengetahui besar penyusutan suatu sample tanah dari kondisi basah menjadi kondisi kering (besar penyusutan dinyatakan dalam persen).

2. DASAR TEORI: Batas susut (SL) didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanahnya.

3. PERALATAN: a. Linier shrinkage b. Cawan (dish) c. Air raksa d. Oven e. Pipet f. Spatula g. Desikator h. Jangka sorong i. plat kaca ukuran 50x50x0,9 cm j. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr k. Squeeze bottle (botol tempat air suling

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

4. BENDA UJI: a. Tanah yang lolos saringan # 40 (0,425 mm) b. air suling c. Oli d. Siapkan benda uji seperti pengujian batas cair, sebanyak 30 gram-150 gram.

5. CARA MELAKUKAN: Linier shrinkage a. Olesi cetakan dengan oli supaya contoh/sample tanah yang diuji tidak melekat pada cetakan saat dibuka nanti. Kemudian ukur panjang, kedalaman serta diameter dari Linear Shringkage Limit. b. Ambil tanah yang lolos saringan # 40 sebanyak 150 gr atau berdasarkan takaran tertentu dari si praktikan, lalu ditambahkan air dan dibuat menjadi pasta seperti yang disyaratkan pada persiapan contoh benda uji tanah untuk plastis limit. c. Kemudian pasta dimasukkan ke dalam cetakan dan diratakan, diusahakan jangan ada udara yang terperangkap. Bersihkan tanah yang melekat pada pinggirnya dengan lap basah. d. Letakkan cetakan tadi yang telah berisi pasta dalam oven untuk dikeringkan, keringkan sampai benar-benar kering ( 24 jam). e. Setelah kering, dinginkan cetakan tersebut dan ukur penyusutan yang terjadi pada pasta tanah kering tersebut. Kemudian bandingkan dengan ukuran

Linear Shringkage Limit pada awal pengujian

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 6. PELAPORAN: Tabel 7. Pemeriksaan Shrinkage Limit Linier Berat dish (W1) (gr) Berat dish + Tanah Basah (W2) (gr) Berat dish + Tanah Kering (W3) (gr) Berat Air = W2-W3 (gr) Berat Tanah Kering = W3-W1 (gr) Panjang contoh semula (cm) Panjang setelah kering (cm) 239,829 297,53 281,29 16,24 41,461 14,00 12,92 Silinder 75,649 110,08 100,2214 9,8586 24,5724 4,40 4,11 Kelas: TPJJ4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

a. Perhitungan kadar air Linier Kadar air (W) = 39,17%

b. Perhitungan kadar air Silinder Kadar air (W) = 38,09%

Batas Susut (SL) Berdasarkan Panjang= x 100%

= (1= 7,71%

) x 100%

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN Lembar Praktikum Mahasiswa Kelompok: IV Tanggal Praktik: 09-04-2013 Kelas: TPJJ4A Pengajar: Ir. Ependi Napitu, M.T.

7. KESIMPULAN: Besar penyusutan linear sample tanah yang diuji dari kondisi basah menjadi kondisi kering adalah 7,71%.

Anda mungkin juga menyukai