Anda di halaman 1dari 139

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI

PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN


PEMANFAATAN LAHAN

STUDI KASUS: JALAN KOLONEL YOS SUDARSO KELURAHAN
PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG
KOTA TANJUNGBALAI




T E S I S




OLEH



MUHAMMAD IKHWAN LUBIS
057020005/AR
















SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 0 7
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI
PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN LAHAN

STUDI KASUS: JALAN KOLONEL YOS SUDARSO KELURAHAN
PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA
TANJUNGBALAI





T E S I S





Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Dalam Program Studi Teknik Arsitektur
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara



Oleh




MUHAMMAD IKHWAN LUBIS
057020005/AR






SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
2 0 0 7
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
J udul Tesis : EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN
SEBAGAI PENUNJANG PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN PEMANFAATAN LAHAN
STUDI KASUS: J ALAN KOLONEL YOS SUDARSO
KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN
TELUK NIBUNG KOTA TANJ UNGBALAI
Nama Mahasiswa : MUHAMMAD IKHWAN LUBIS
Nomor Pokok : 057020005
Program Studi : ARSITEKTUR



Menyetujui
Komisi Pembimbing




(A/Prof. Abdul Majid Ismail, B.Sc, B.Arch, PhD)
Ketua






(Ir. Rahmad Dian, MT)
Anggota




Ketua Program Studi
Magister Teknik Arsitektur USU,




(Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc)
Direktur
Sekolah Pascasarjana USU,




(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc)




Tanggal Lulus: 16 Nopember 2007
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
Telah diuji pada
Tanggal: 16 Nopember 2007






























Panitia Penguji Tesis

Ketua Komisi Penguji : A/Prof. Abdul Majid Ismail, B.Sc, B.Arch, PhD
Anggota Komisi Penguji : Ir. Rahmad Dian, MT
Achmad Delianur Nasution, ST, MT
Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc
Salmina W. Ginting, ST, MT

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
ABSTRACT

MUHAMMAD IKHWAN LUBIS, EVALUATING ROAD SERVICE RATE AS ONE OF
THE SUPPORTING FACTORS FOR PLANNING AND DEVELOPING LAND USE,
CASE STUDY ON JALAN KOLONEL YOS SUDARSO SUB DISTRICT PEMATANG
PASIR DISTRICT TELUK NIBUNG MUNICIPALITY OF TANJUNGBALAI, under
supervision by Prof. Abdul Majid Ismail, BA, B.Arch, PhD, as the head of examiners
and Ir. Rahmad Dian, MT. as the member of examiners.

As the rapid development of Tanjungbalai municipality and the high growth of
population on urban resulting in high urban activities and well planned
infrastructure is needed. One of the mine factors of infrastructure is transportation
sector and road service rate is one part of it. For that reason well planned and
organized planning of inter sector in needed including transportation sector
planning..

In developing urban area, land management is needed to be understood first
by understanding the pattern of population distribution and its infrastructure. Hence
land management is in connection to the usage of land and spatial organization
through interaction of or media which urban transportation is one of them.

As aforementioned introduction, the objective of this study is to seek the
dominant factors influencing road service rate as one of the supporting factors in
planning and developing land use in urban area.

From the objective study evaluating the impact of road service rate on the
factors influencing the space or land requirement on Jalan Kolonel Yos Sudarso
founded through observation method by distributing questioners to each and every
segment of the road influences the road service rate along with its social and
environmental condition as the subject and user of the road.

i
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
ABSTRAK

MUHAMMAD IKHWAN LUBIS, EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN
SEBAGAI PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN LAHAN STUDI KASUS JALAN KOLONEL YOS SUDARSO
KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA
TANJUNGBALAI, dibawah bimbingan Prof. Abdul Majid Ismail, BA, B.Arch, PhD
sebagai ketua dan Ir. Rahmad Dian, MT. sebagai anggota.

Sejalan dengan pesatnya perkembangan Kota Tanjungbalai dan tingginya
laju pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan, akan mengakibatkan bertambah
tingginya aktifitas perkotaan tersebut dimana dibutuhkan sarana dan prasarananya.
Sala satu prasarana utama adalah sektor transportasi salah satu bahagiannya
adalah tingkat pelayanan jalan itu sendiri. Untuk itu tentunya dibutuhkan
perencanaan yang tepat dan terpadu antar sektor termasuk perencanaan sektor
transportasi.

Untuk mengetahui perkembangan suatu ruang kota pemahaman akan
organisasi ruang itu sendiri diperlukan terlebih dahulu. Dimana organisasi ruang itu
merupakan pola penyebaran penduduk dan fisik (infrastruktur) ruang itu sendiri.
Sehingga pengaturan ruang berhubungan erat dengan penggunaan lahan dan
organisasi spasial melalu interaksi atau pun media yang salah satunya adalah
transportasi kawasan perkotaan (tingkat pelayanan jalan).

Melihat latar belakang di atas, permasalahan yang menjadi pada kajian ini
adalah untuk mengetahui beberapa faktor-faktor apa saja yang dominan dapat
mempengaruhi tingkat pelayanan jalan seabagai salah satu penunjang perencanaan
dan pengembangan pemanfaatan lahan di perkotaan.

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi tingkat pelayanan jalan terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi jalan tersebut yang secara langsung
mempengaruhi kebutuhan ruang maupun lahan di jalan Kolonel Yos Sudarso
Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai sehingga
didapat kesimpulan melalui metode observasi lapangan dengan penyebaran
kuisioner ke masing-masing segmen jalan bahwa karakteristik dan peruntukan lahan
di jalan tersebut sangat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan selain kondisi sosial
lingkungan yang tak lepas pengaruhnya sebagai pelaku dan pengguna jalan tersebut.
ii
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
KATA PENGANTAR

...
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa penulis sampaikan
atas segala Ridho dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Magister
Teknik Arsitektur dalam Bidang Manajemen Pembangunan Kota pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara di Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada
Bapak Prof. Abdul Majid Ismail, BA., B.Arch., PhD. sebagai ketua komisi
pembimbing dan Bapak Ir. Rahmad Dian, MT. sebagai anggota komisi pembimbing
yang telah mencurahkan perhatian dan meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan dan literatur yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Selain itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan dorongan dan arahan selama ini kepada :
1. Prof. Dr. dr. H. Chairuddin P. Lubis, D.Sp.AK, sebagai rektor Universitas
Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
mengikuti pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan
2. Prof. DR. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc., sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana
USU Medan yang telah memberikan kesempatan penulis untuk mengikuti
iii
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
pendidikan di Sekolah Pascasarjana USU Medan, Program Studi Manajemen
Pembangunan Kota Magister Teknik Arsitektur
3. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc., sebagai ketua program studi Manajemen Pembangunan
Kota yang telah menyetujui judul dan membimbing selama mengikuti pendidikan
4. Para Kedua Orang Tua Tercinta H. Nurdin Latif Lubis, BA dan Hj. Rohani
Hutasuhut yang telah banyak mendorong dan membantu selama perkuliahan
5. Walikota Tanjungbalai Dr. H. Sutrisno Hadi SpOG dan Ir. Darwin Zulad, M.Si.
selaku Kepala Bappeda Kota Tanjungbalai beserta jajarannya yang telah
memberikan izin belajar dan semangat untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi
6. Rekan-rekan sesama mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara, khususnya Bidang Manajemen Pembangunan Kota.
Akhirnya ucapan terima kasih ini disampaikan kepada Istri tercinta
Dahmilawaty Marpaung, S.Psi, ananda Putra dan Putri serta kedua orang tua di
Rantauprapat yang telah banyak memberikan dorongan dan membantu selama
mengikuti sampai menyelesaikan studi ini.
Semoga tulisan ini ada manfaatnya sebagai bahan pembanding bagi penelitian
lain yang saling terkait, walaupun penulis menyadari bahwa apa yang ditulis pada
penelitian ini jauh dari sempurna.
Tanjungbalai, Nopember 2007
Terima Kasih

Penulis
iv
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Mei 1972 di Aek Kota Batu. Anak dari H.
Nurdin Latief Lubis, BA. dan Hj. Rohani Hutasuhut, merupakan anak ketiga dari lima
bersaudara.
Menjalani masa pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
sekolah menengah atas di Rantauperapat pada tahun 1991, penulis lulus dari SMA
Negeri 1 Rantauprapat, dan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Teknik Universitas
Islam Bandung J urusan Planologi dan lulus serjana pada tahun 1997.
Menikah pada tahun 1999 dengan Dahmilawaty Marpaung S.Psi. dan telah
dikaruniai dua orang putra/i : Muhammad Akbar Halomoan Lubis dan Nur Davina
Mahya Izni Lubis. Saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tanjungbalai.
Mulai Februari 2005 penulis mengikuti pendidikan Sekolah Pascasarjana
Program Studi Magister Teknik Arsitektur dalam Bidang Manajemen Pembangunan
Kota pada Universitas Sumatera Utara di Medan.





v
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT.................................................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP....................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah...................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................... 6
1.4. Hipotesa........................................................................................ 6
1.5. Manfaat Penelitian........................................................................ 6
1.6. Kerangka Berfikir ......................................................................... 7
1.7. Sistematika Penulisan................................................................... 8
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
2.1. Pengertian dan Struktur Pemanfaatan Lahan dengan
Transportasi................................................................................... 10
2.2. Organisasi Peningkatan Pelayanan J alan terhadap
Pemanfaatan Lahan....................................................................... 18
vi
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
2.4. Pengembangan J alan Perkotaan.................................................... 24
2.3. Pola Tingkat Pelayanan J alan ....................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 30
3.1. J enis Penelitian.............................................................................. 30
3.2. Variabel Penelitian........................................................................ 31
3.3. Populasi/Sampel............................................................................ 31
3.4. Metoda Pengumpulan Data........................................................... 32
3.5. Kawasan Penelitian....................................................................... 32
3.6. Metoda Analisa Data..................................................................... 33
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN................................................... 35
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Tanjungbalai............................. 35
4.2 Letak Geografis............................................................................. 37
4.3 Topografi....................................................................................... 42
4.4 Kepadatan Penduduk .................................................................... 44
4.5 Pola Penggunaan Lahan................................................................ 46
4.6 Tinjauan Sarana Pelayanan Dasar Umum..................................... 48
4.6.1 Fasilitas Pendidikan............................................................ 48
4.6.2 Fasilitas Peribadatan............................................................ 49
4.6.3 Fasilitas Kesehatan.............................................................. 50
4.6.4 Fasilitas J alan...................................................................... 51
4.6.5 J enis Kenderaan.................................................................. 52
4.6.6 J alur Kereta Api .................................................................. 53
vii
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
4.7 Peruntukan Lahan di J alan Kolonel Yos Sudarso......................... 55
4.8 Tinjauan Karakteristik J alan Kolonel Yos Sudarso...................... 58
4.9 Tingkat Pelayanan J alan................................................................ 75
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN.......................................................... 78
5.1 J enis Kelamin................................................................................ 78
5.2 Agama........................................................................................... 79
5.3 Pekerjaan ....................................................................................... 79
5.4 Pendidikan..................................................................................... 81
5.5 Luas dan Bentuk Bangunan.......................................................... 82
5.6 Pendapatan.................................................................................... 83
BAB VI HASIL EVALUASI TINGKAT PELAYANAN J ALAN SEBAGAI
PENUNJ ANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN LAHAN..................................................................... 85
6.1 Evaluasi Karakteristik J alan Kolonel Yos Sudarso....................... 86
6.2 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik
J alan Kolonel Yos Sudarso........................................................... 94
6.3 Evaluasi Perubahan Lahan J alan Kolonel Yos Sudarso................ 100
6.4 Evaluasi Peruntukan Lahan J alan Kolonel Yos Sudarso.............. 106
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 110
7.1 Kesimpulan................................................................................... 110
7.2 Saran.............................................................................................. 111

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 112
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan J alan (Level of Service) .............................................. 28
Tabel 4.1 J umlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Teluk Nibung
Tahun 2006............................................................................................... 45
Tabel 4.2 J umlah Bangunan Tiap Segmen Pada J alan Kolonel Yos Sudarso........... 57
ix
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Bagan Alir Pemikiran Penelitian........................................................... 7
Gambar 2.1 Hubungan Transportasi, Guna Lahan dan Demografi .......................... 17
Gambar 4.1 Peta Kota Tanjungbalai Dalam Konteks Regional................................ 36
Gambar 4.2 Peta Administrasi Kota Tanjungbalai ................................................... 38
Gambar 4.3 Peta Administrasi Kecamatan Teluk Nibung........................................ 40
Gambar 4.4 Lokasi Penelitian Kelurahan Pematang Pasir ....................................... 41
Gambar 4.5 Luas Kelurahan Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006....................... 43
Gambar 4.6 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Teluk Nibung 2006..................... 46
Gambar 4.7 Penggunaan Lahan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006............ 47
Gambar 4.8 J umlah Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Pematang Pasir
Tahun 2006........................................................................................... 49
Gambar 4.9 J umlah Panjang J alan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006........ 51
Gambar 4.10 J umlah Kenderaan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006............. 52
Gambar 4.11 J alur Kereta Api di Lokasi Penelitian J alan Kolonel Yos Sudarso....... 54
Gambar 4.12 Kondisi Eksisting J alur Kereta Api....................................................... 54
Gambar 4.13 Peruntukkan Lahan J alan Kolonel Yos Sudarso................................... 56
Gambar 4.14 Karakteristik Pembagian Segmen J alan Kolonel Yos Sudarso............. 60
Gambar 4.15 Karakteristik Segmen 1 J alan Kolonel Yos Sudarso............................. 62
x
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
Gambar 4.16 Tampak Sisi Kanan Segmen 1 J alan Kolonel Yos Sudarso.................. 63
Gambar 4.17 Tampak Sisi Kiri Segmen 1 J alan Kolonel Yos Sudarso...................... 63
Gambar 4.18 Penampang Eksisting dan Rencana Segmen 1
J alan Kolonel Yos Sudarso................................................................... 64
Gambar 4.19 Karakteristik Segmen 2 J alan Kolonel Yos Sudarso............................. 65
Gambar 4.20 Tampak Sisi Kanan Segmen 2 J alan Kolonel Yos Sudarso.................. 68
Gambar 4.21 Tampak Sisi Kiri Segmen 2 J alan Kolonel Yos Sudarso...................... 68
Gambar 4.22 Penampang Eksisting dan Rencana Segmen 2
J alan Kolonel Yos Sudarso................................................................... 69
Gambar 4.23 Karakteristik Segmen 3 J alan Kolonel Yos Sudarso............................. 71
Gambar 4.24 Tampak Sisi Kanan Segmen 3 J alan Kolonel Yos Sudarso.................. 72
Gambar 4.25 Tampak Sisi Kiri Segmen 3 J alan Kolonel Yos Sudarso...................... 72
Gambar 4.26 Penampang Eksisting dan Rencana Segmen 1
J alan Kolonel Yos Sudarso................................................................... 73
Gambar 5.1 Karakteristik Responden Menurut J enis Kelamin................................ 78
Gambar 5.2 Karakteristik Responden Menurut Agama............................................ 79
Gambar 5.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan........................................ 80
Gambar 5.4 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan..................................... 81
Gambar 5.5 Karakteristik Responden Menurut Luas dan Bentuk Bangunan........... 82
Gambar 5.6 Karakteristik Responden Menurut Pendapatan..................................... 84
Gambar 6.1 Evaluasi Karakteristik Segmen 1 di J alan Kolonel Yos Sudarso.......... 88
Gambar 6.2 Evaluasi Karakteristik Segmen 2 di J alan Kolonel Yos Sudarso.......... 90
Gambar 6.3 Evaluasi Karakteristik Segmen 3 di J alan Kolonel Yos Sudarso.......... 92
Gambar 6.5 Tingkat Pelayanan J alan........................................................................ 95
xi
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
Gambar 6.6 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik
J alan Pada Segmen 1............................................................................. 96
Gambar 6.6 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik
J alan Pada Segmen 2............................................................................. 98
Gambar 6.7 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik
J alan Pada Segmen 3............................................................................. 100
Gambar 6.8 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 1.......................................... 102
Gambar 6.9 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 2.......................................... 103
Gambar 6.10 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 3.......................................... 104
Gambar 6.11 Evaluasi Peruntukan Lahan di J alan Kolonel Yos Sudarso.................. 107

xii
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
1
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Pengaturan dan pemanfaatan ruang pada dasarnya merupakan tanggungjawab
kita bersama, mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah. Dengan
demikian jelas bahwa proses perencanaan dan pengaturan ruang ini dilaksanakan
secara bersama-sama, terpadu dan menyeluruh, tidak terpilah-pilah, dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan yang dikehendaki sebagaimana telah digariskan
dalam kebijaksanaan pemerintah (UU No. 25, Simrenas : 2004).
Penataan ruang merupakan salah satu aspek yang semakin banyak mendapat
perhatian baik itu dari pemerintah maupun dunia usaha serta masyarakat luas sejak
beberapa tahun belakangan ini. Hal ini, dilakukan mengingat banyaknya
permasalahan yang timbul di daerah yang menuntut penyelesaian dari segi
pengorganisasian ruang yang juga mengaitkan seluruh sektor. Selain itu, semakin
disadari bahwa pembangunan yang terarah dan sinergi akan memberikan hasil yang
lebih besar secara keseluruhan.
Untuk mengetahui kesenjangan struktur perkembangan ruang suatu kota kita
harus memahami organisasi struktur keruangan kota itu sendiri. Dalam mengetahui
organisasi struktur keruangan kota pola penyebaran penduduk dan pola penyebaran
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
2
pembangunan merupakan dampak akibat yang timbul oleh kebutuhan ruang kota.
Selain dari itu dinamika pembangunan kota dapat juga diilustrasikan dalam sebaran
prasarana kota yang dikaitkan dengan distribusi penduduk dan pemukiman. Oleh
karena itu, pola penyebaran pemukiman merupakan salah satu indikasi penyebaran
konsentrasi penduduk, sedangkan manusia sebagai pemegang peran penting dalam
perubahan dimensi ruang kota (fisik). Dimana pola penyebaran secara langsung
maupun tidak langsung berakibat juga kepada pembangunan ekonomi kota.
Pola penyebaran tersebut juga mempengaruhi perkembangan kota yang selalu
ditandai oleh perkembangan perubahan fungsi guna lahannya yang sesuai dengan
sifatnya yang dinamis, sehingga menggambarkan kondisi sosial ekonomi penduduk
kota itu sendiri. Contoh dari kenyataan ini adalah perubahan guna lahan non-
komersial menjadi guna lahan komersial. Berkembangnya guna lahan merupakan hal
yang wajar bagi suatu kota tapi harus disertai dengan manajemen guna lahan yang
mempertimbangkan berbagai macam aspek kehidupan agar terwujud keserasian guna
lahan dengan penduduknya. Artinya guna lahan yang diwujudkan memberikan
pengaruh positif terhadap penduduk dan lingkungannya.
Manajemen guna lahan yang penting diwujudkan bagi kota-kota, terutama
kota besar adalah manajemen guna lahan berkelanjutan. Manajemen guna lahan ini
mempertimbangkan berbagai macam aspek kehidupan, yaitu nilai-nilai guna lahan
dan aspek transportasi. Prinsip utama manajemen guna lahan ini adalah memberikan
manfaat seoptimal mungkin kepada penduduk pada saat ini dan di masa akan datang.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
3
Perkembangan kota yang pesat dan peningkatan status administrasi Kota
Tanjungbalai menjadi kota otonom yang mandiri telah memacu perkembangan
ekonomi kota. Seiring dengan munculnya kegiatan-kegiatan ekonomi baru terutama
di sektor perdagangan dan jasa akan memerlukan ruang yang memadai serta dapat
menjamin berlangsungnya kegiatan tersebut dengan baik. Dampak langsung yang
dapat dilihat adalah tumbuhnya ruang-ruang ekonomi baru di perkotaan. Namun
pertumbuhan tersebut nampaknya kurang memperhatikan aspek-aspek lingkungan
sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan baru yang berkaitan dengan
penurunan kualitas ruang-ruang kota yang tidak menguntungkan bagi penataan ruang
kota secara keseluruhan. Serta terjadi degradasi fungsi, peranan, fisik dan kualitas
visual, khususnya di Kota Tanjungbalai.
Gambaran permasalahan ruang-ruang ekonomi kota nampak jelas di beberapa
kawasan Kota Tanjungbalai. Di dalam kawasan ini berkembang kegiatan
perdagangan, transportasi dan permukiman yang kurang tertata akibat tidak
seimbangnya penyediaan sarana dan prasarana. Dampak yang mulai terlihat adalah
adanya masalah transportasi seperti kemacetan lalu lintas, kurangnya ruang parkir,
serta peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana dan utilitas lingkungan.
Kota Tanjungbalai salah satu kota yang berada di kawasan pinggir pantai
Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah lebih kurang 6.052 Ha, dengan populasi
penduduk yang relatif tinggi sehingga menimbulkan suatu kegiatan pembangunan
yang sangat pesat juga. Konsekwensi dari perkembangan tersebut tentunya akan
menyebabkan permintaan terhadap pemanfaatan lahan dan transportasi akan terus
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
4
meningkat dan secara langsung tentunya akan memerlukan cara penanganan yang
tepat khususnya di dalam perencanaannya.
Adanya perubahan-perubahan sebagai akibat perkembangan kegiatan sosial
ekonomi Kota Tanjungbalai yang pesat dapat menimbulkan deviasi atau
penyimpangan dari kondisi yang direncanakan. Hal ini terutama yang menyangkut
perkembangan penduduk, pemanfatan ruang, struktur pelayanan kegiatan kota serta
sistem transportasi kota baik itu pelayanan maupun jaringannya yang dapat diamati
secara fisik. Di lihat dari struktur perekonomian Kota Tanjungbalai ditunjukkan dari
distribusi perkembangan lapangan usaha yang dominan terhadap PDRB (Atas Dasar
Harga Konstan) Kota Tanjungbalai dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,03
%. Dari kontek tersebut bahwa penataan struktur ruang kota perlu penataan yang
seimbangan sejauh mana deviasi yang telah terjadi, diperlukan suatu evaluasi yang
ditimbulkan oleh adanya ketimpangan tidak sesuai dengan rencana ruang yang telah
ada.
Seiring dengan peningkatan pergerakan orang dan barang, di Kota
Tanjungbalai sebagai akibat dari perkembangan kota yang sangat pesat tersebut,
maka tuntutan dalam penyediaan jaringan jalan semakin meningkat pula, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Peningkatan jaringan jalan tersebut tentunya harus
mampu mengimbangi peningkatan jumlah kenderaan bermotor yang relatif lebih
cepat. Sehingga masalah lalu lintas kota seperti di Kota Tanjungbalai pada umumnya
terjadi akibat ketimpangan antara kepesatan peningkatan kebutuhan transportasi dan
rendahnya kemampuan pengelolaan manajemen transportasi. Dimana pada akhirnya
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
5
masalah transportasi seperti kemacetan lalu lintas, perubahan fungsi jalan di atasnya,
penundaan (delay) dan polusi lingkungan akan menimbulkan kerugian besar bagi
penggunaan jalan raya, seperti pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu,
pemborosan tenaga maupun rendahnya tingkat kenyamanan berlalu lintas dalam
situasi kemacetan yang semakin rutin.
Dalam rangka peningkatan aksesibilitas pelayanan transportasi baik itu
regional maupun lokal di ruas jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir
Kecamatan Teluk Nibung perlu di evaluasi tingkat pelayanan jalan dalam skala
pelayanan sehingga nantinya dapat memberikan pengaruh ganda terhadap
perkembangan kawasan perkotaan, mengingat posisi jalur jalan tersebut telah
mengalami perubahan fungsi di atasnya dari sarana transportasi menjadi aktifitas
kegiatan perdagangan. Dari latar belakang ini maka perlu dilakukan suatu penelitian
tentang evaluasi tingkat pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan dan
pengembangan pemanfaatan lahan di sekitar kawasan J alan Kolonel Yos Sudarso
Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai.
1.2 Perumusan Masalah
Melihat latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dominan
dapat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan pada satu ruas jalan sebagai salah satu
penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan di perkotaan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk :
a. Mengevaluasi faktor-faktor apa saja mempengaruhi tingkat pelayanan jalan
terhadap pemanfaatan lahan.
b. Memberikan gambaran kondisi pemanfaatan lahan yang mempengaruhi
tingkat pelayanan jalan secara langsung terhadap perencanaan dan
pengembangannya.
1.4 Hipotesa
Secara garis besar hipotesa yang dikemukakan terhadap tingkat pelayanan
jalan adalah:
a. Tingkat Pelayanan J alan pada saat ini berada dibawah kecepatan jalan
rencana, khususnya pada saat jam-jam tertentu.
b. Tingkat pelayanan jalan belum mewujudkan suatu jalan yang efisiensi dan
ideal sebagai penunjang perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang akan kita peroleh khususnya untuk penulis sebagai
bahan masukan dari studi pemanfaatan ruang di masa sekarang serta dimasa yang
akan datang, juga lebih difokuskan kepada beberapa alternatif pemanfaatan kawasan
sebagai objek penelitian, seperti :
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
7
1. Untuk mengetahui interaksi dari peningkatan intensitas pemanfaatan lahan pada
masing-masing segmen J alan Kolonel Yos Sudarso.
2. Memberikan masukan kepada instansi terkait dalam perencanaan dan
pengembangan wilayah perkotaan terhadap peningkatan pelayanan suatu jalan
sesuai dengan fungsinya.
1.6 Kerangka Berfikir



















Identifikasi Analisis Evaluasi
o Karakteristik responden
o Evaluasi Karakteristik J alan Kolonel Yos Sudarso
o Evaluasi Perubahan Lahan di Jalan Kolonel Yos Sudarso melalui
perbandingan Karakteristik dengan pemanfaatan lahan untuk melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi dari masing-masing segmen.
Kesimpulan dan Saran
Hasil evaluasi yang
diharapkan dalam penelitian
Latar Belakang
o Adanya kebutuhan ruang atau perubahan fungsi ruang yang
meningkat.
o Pola penyebaran penduduk yang tidak merata
o Rendahnya pengelolaan transportasi
Perumusan Masalah
Faktor-faktor apa saja yang dominan dapat mempengaruhi tingkat
pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan dan pengembangan
pemanfaatan lahandi perkotaan.
Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui faktor selanjutnya menguji ada tidaknya hubungan
faktor tersebut terhadap perencanaan dan pengembangan pemanfaatan
lahan di perkotaan.
Gambar. 1.1 Bagan Alir Pemikiran Penelitian
Sumber : Hasil Pengolahan Data.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
8

1.7 Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan dan proses penyusunan tugas akhir ini, disajikan dengan
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang mengapa perlunya perencanaan pemanfaatan lahan
dengan melihat peranan transportasi, permasalahan, tujuan yang hendak
dicapai, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menggambarkan secara umum teori yang berkaitan dengan judul tesis ini
seperti Pengertian dan Struktur Pemanfaatan Lahan dengan Transportasi,
Organisasi Peningkatan Pelayanan J alan terhadap Pemanfaatan Lahan,
Pengembangan J alan Perkotaan dan Pola Tingkat Pelayanan J alan itu
sendiri.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Merupakan penjelasan mengenai jenis penelitian, variabel penelitian,
populasi atau sampel yang di teliti, metode pengumpulan data dan
kawasan penelitian serta metode analisis penelitian yang dilakukan.
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Menguraikan beberapa gambaran umum wilayah studi yang diperoleh dari
observasi literatur dikaitkan dengan observasi lapangan sehingga dapat
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
9
melihat kepadatan penduduk, ketersediaan sarana pelayanan dasar umum,
pola penggunaan lahan, peruntukan lahan dan karaktersitik J alan Kolonel
Yos Sudarso per segmen.
BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
Merupakan uraian karakteristik respondan yang menjawab dari hasil
sebaran kuesioner kepada beberapa penduduk lokasi penelitian.
BAB VI HASIL EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN SEBAGAI
PENUNJANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN LAHAN
Dalam bab ini merupakan hasil evaluasi tabulasi silang yang dilakukan
dari hasil tabulasi uji ketergantungan hubungan keterkaitan tingkat
pelayanan jalan dengan beberapa faktor variabel karakteristik jalan
Kolonel Yos Sudarso secara per segmen.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran ini menguraikan dari hasil pembahasan evaluasi
tingkat pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan dan
pengembangan pemanfaatan lahan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian dan Struktur Pemanfaatan Lahan dengan Transportasi
Perencanaan dalam pengertian umum dapat diartikan sebagai suatu usaha
untuk memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan memperhatikan segala
keterbatasan dan pembatasan yang ada untuk mencapai suatu tujuan secara efisien
dan efektif. Tujuan perencanaan akan dirumuskan pada suatu keinginan dan sasaran
yang akan dicapai sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan dimensi waktu akan
mencakup penentuan waktu untuk mencapai keinginan dan sasaran tersebut agar
dapat memenuhi kebutuhan masa mendatang.
Penataan ruang ialah usaha untuk merencanakan jumlah penggunaan lahan
pada keperluan tertentu dan tempat yang tepat, termasuk di dalamnya mengatur
hubungan antara permukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah, tempat
berbelanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat tergantung pada
rencana jaringan jalan di kota dan pemilihan rencana penggunaan lahan (Budi D.
Sinulingga, 2005). Oleh karena itu, penataan ruang kota merupakan suatu upaya
untuk mempertahankan konsistensi dari tujuan-tujuan yang diharapkan berkaitan
dengan optimasi pemanfaatan ruang dan kegiatan yang ada dalam suatu perkotaan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
11
Dengan demikian segala usaha pembangunan yang dilakukan mengikuti acuan pada
pola dan struktur ruang fisik yang telah tertuang dalam suatu dokumen perencanaan.
Penataan struktur kota pada hakekatnya merupakan wadah/ruang untuk
mengakomodasikan kegiatan perkotaan yang selalu berkembang. Kegiatan-kegiatan
ini mencakup permukiman, perdagangan, pemerintahan, jasa, industri, pendidikan,
pelabuhan dan lain sebagainya. Seluruh kegiatan perkotaan yang berkembang secara
terus menerus itu bersifat kompetitif dalam penggunaan ruang yang ada, sehingga
sering terjadi konversi tata guna lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya.
Oleh dari kegiatan ini timbul suatu permasalahan dimana kondisi lingkungan
permukiman yang mengalami perubahan dan tingkat kualitas penurunan.
J adi persoalannya adalah perubahan kebijakan secara langsung dapat
menguntungkan masyarakat atau menguntungkan segelintir pengusaha saja dengan
perubahan kebijakan tata ruang yang terjadi. Oleh karena itu, perubahan itu
difokuskan kepada empat tujuan mendasar, yaitu berupa :
a. Menjelaskan terjadinya perubahan kebijakan tata ruang di wilayah.
b. Mengidentifikasi lokasi-lokasi yang mengalami perubahan sekaligus
menggambarkan peruntukkan lahan yang baru.
c. Mengidentifikasi pihak-pihak yang diuntungkan dan dirugikan ketika terjadi
perubahan kebijakan tata ruang kota.
d. Menggambarkan pihak-pihak yang terlibat dan menentukan dalam proses
perubahan tata ruang kota.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
12
Ditinjau terhadap organisasi spasial perkotaan di kota yang terencana dengan
baik akan sesuai dengan fungsi kota. Fungsi kota meliputi kebutuhan untuk
pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan industri sentra jasa. Ini dikaitkan dengan
tinjauan struktur/organisasi perkotaan, pada umumnya dimungkinkan untuk
membedakan kelompok-kelompok bangunan dalam kota berdasarkan fungsi tata guna
tanahnya.
J adi bila kita tinjau dari struktur dalam kota itu sendiri yang dipengaruhi oleh
fungsi kota dan dinamika penduduknya, maka percepatan pertumbuhan akan
menampakan perubahan pada fisik kekotaan yang tidak sama di tinjau dari bagian
terluar kota sedangkan bentuk morfologi kota sangat bervariasi adanya. Dari waktu
ke waktu bentuk fisik kota selalu mengalami perubahan, sementara itu batas
administrasi kota relatif sama.
Adanya organisasi spasial dapat dibedakan dengan penggunaan lahan pada
suatu kota itu sendiri walaupun keduanya sangat berperan dalam perencanaan dan
pengembangan wilayah. Tata guna tanah salah satunya, dimana pengaturan
penggunaan lahan sangat berperan dalam pembentukan struktur ruang kota itu sendiri
yang membentu suatu organisasi spasial atau organisasi keruangan sehingga
menyusun ruang-ruang atau sektor-sektor menjadi suatu kesatuan ruang yang teratur.
Sehingga Guna lahan (land use) merupakan istilah yang berasal dari ekonomi
pertanian, yang arti aslinya adalah sebidang tanah dan penggunaan ekonomisnya
(seperti untuk tanaman basah, tanaman kering). Istilah guna lahan kemudian diadopsi
ke dalam perencanaan wilayah kota dengan arti yang bergeser dari aslinya. Secara

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
13
umum, guna lahan perkotaan diartikan sebagai distribusi keruangan (spatial
distribution) atau pola geografis dari fungsi-fungso perkotaan, seperti perumahan,
perdagangan, perkantoran, rekreasi, industri dan lain-lain (Djunaedi, 2003)
Perbedaan dalam konsep tata guna tanah dan organisasi keruangan adalah
terletak pada unsur fungsinya. Pada tata guna tanah lebih menekankan pada
pengaturan dan pengendalian penggunaan fungsi tanah berdasarkan kelas; sedangkan
dalam organisasi keruangan tidak terkandung unsur pengaturan. Selain itu, dalam
organisasi spasial tampak adanya hierarki ruang, dalam arti terdapat urutan tinggi
rendah nilai atau status ruang. Dalam organisasi spasial perkotaan yang menjadi
objek adalah ruang-ruang di perkotaan (Yunus, 2002).
Guna lahan berkaitan erat dengan kegiatan (aktivitas) manusia. J adi,
sebenarnya guna lahan dibentuk oleh tiga unsur, yaitu manusia, aktivitas dan lokasi
yang saling berinteraksi satu sama lain. Manusia sebagai makhluk hidup memiliki
sifat yang dinamis yang diperlihatkan dari berbagai macam aktivitas yang
dilakukannya. Manusia membutuhkan wadah atau ruang atau tempat untuk
melakukan aktivitasnya. Tempat inilah disebut lokasi. Lokasi tempat aktivitas
manusia inilah kemudian disebut juga guna lahan. Sebagai contoh, aktivitas
pengolahan menimbulkan guna lahan industri, aktivitas transportasi menimbulkan
guna lahan jaringan jalan, dan aktivitas jasa menimbulkan guna lahan penginapan.
Tiap-tiap aktivitas memiliki karakteristik yang berbeda-beda termasuk dalam hal
pemilihan lokasi. Akibat perbedaan lokasi tiap-tiap aktivitas, terjadilah pergerakan

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
14
penduduk dari satu lokasi aktivitas menuju lokasi aktivitas lainnya. Pergerakan
merupakan bagian dari transportasi.
Berdasarkan kondisi di atas, manajemen guna lahan dapat diibaratkan sebagai
bangku berkaki empat yang tiap-tiap kaki menggambarkan masing-masing aspek,
yaitu nilai sosial, nilai ekologi, nilai pasar dan transportasi. Agar bangku dapat berdiri
kokoh, tiap-tiap kaki harus berada pada tempatnya dengan proporsi dan posisi yang
tepat. Tiap-tiap kaki sama pentingnya, jika struktur keempat kaki tidak terintegrasi,
bangku tersebut tidak dapat berdiri kokoh.
Berkaitan dengan penjelasan di atas, dalam manajemen guna lahan, jika nilai
sosial diabaikan akan menimbulkan masalah sosial, seperti kejahatan. J ika nilai
ekologi diabaikan akan menimbulkan masalah ketidakseimbangan lingkungan alami,
seperti banjir dan longsor. J ika nilai pasar diabaikan akan menimbulkan kemacetan
pembangunan karena pihak pembangun tidak memperoleh keuntungan finansial. J ika
aspek transportasi diabaikan akan menimbulkan berbagai macam masalah, seperti
kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan polusi suara. Karena itu, keempat aspek ini
harus sama-sama dipertimbangkan, dengan prioritas yang sama, dalam manajemen
perubahan guna lahan.
Aspek transportasi tidak dapat dipisahkan dari guna lahan karena guna lahan
memiliki hubungan saling mempengaruhi dengan aspek transportasi. Guna lahan
tidak bisa dilepaskan dari lalu lintas karena lalu lintas merupakan fungsi dari guna
lahan. Guna lahan merupakan faktor penentu utama bangkitan pergerakan (trip

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
15
generation). Besarnya bangkitan pergerakan suatu kegiatan dan orientasi pergerakan
tersebut akan menentukan kebutuhan akan fasilitas transportasi (J ohara T. : 1999).
Analisa lain mengatakan bahwa ada faktor pengaruh yang membagi kawasan
perdagangan pusat kota atas faktor aksesibilitas dan keterkaitan spasial. Aksesibilitas
berkaitan dengan faktor kemudahan terjadinya kegiatan pada suatu lokasi sedangkan
keterkaitan spasial berkaitan dengan pengaruh suatu kegiatan terhadap kegiatan lain.
Aksesibilitas yang dimaksudkan adalah berasal dari kata acces yang berarti
jalan masuk, memberikan jalan yang mudah, M. Echols J ohn dan Shadily Hasan
(1993), bahwa aksesibilitas atau daya dukung adalah tingkat kemudahan berhubungan
dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila dari satu tempat A orang dapat
dengan mudah berhubungan dengan mendatangi tempat B atau sebaliknya, apabila
hubungan dapat dilakukan dengan berbagai cara atau alat penghubung dengan baik
dan lancar, maka dapat dikatakan akses A-B adalah tinggi.
Dalam kaitan dengan perkembangan kawasan perdagangan kota, faktor
aksesibilitas tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur jaringan jalan dan
ketersediaan fasilitas pendukung lainnya akan memberikan kemudahan (akses) bagi
setiap pembeli atau pedagang untuk menentukan karakter dalam memilih suatu lokasi
dan sekaligus dapat menyebabkan kawasan tersebut terus tumbuh dan berkembang
menjadi lebih maju.
Faktor infrastruktur jaringan jalan sangat berpengaruh terhadap penguatan dan
peningkatan ekonomi suatu wilayah, dimana ekonomi suatu wilayah akan menjadi
kuat sangat didukung pula oleh berkembangnya tidaknya perdagangan yang ada pada

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
16
wilayah tersebut. Ini menggambarkan bahwa pembangunan ekonomi suatu wilayah
tergantung pada penyediaan sarana dan prasarana transportasi khususnya dalam
menghubungi daerah hinterland sebagai kantong produksi dengan daerah sebagai
pusat pembangunan wilayah maupun kota yang memiliki potensi dalam jangkauan
daerah sekitarnya, dan salah satu aspek yang mendukung pembangunan sistem
transportasi adalah pembangunan prasarana jalan raya (J ohara T. : 1999).
Oleh karenanya, Morlok (1998), mengatakan; pembangunan prasarana dan
sarana transportasi dalam hal ini transportasi darat adalah suatu bagian integral dari
fungsi yang menunjukkan hubungan sangat erat dengan gaya hidup, jangkauan lokasi
dari aktivitas produksi, hiburan, barang-barang yang tersedia untuk konsumsi.
J elaslah bahwa dengan sarana transportasi yang lancar dan memudahkan orang untuk
melakukan gerak atau mobilitas geografis dan sosial sesuai dengan kemampuannya
guna memperluas wawasan maupun usaha untuk mencapai peningkatan taraf hidup
dalam berbagai interaksi aktivitasnya.
Sistem transportasi secara menyeluruh merupakan suatu sistem (makro) yang
terdiri dari beberapa sistem yang lebih kecil (mikro). Sistem transportasi mikro ini
adalah sistem kegiatan, sistem jaringan prasarana transportasi, sistem pergerakan lalu
lintas, dan sistem kelembagaan (Tamin : 2000).
Pergerakan sendiri merupakan sistem mikro yang kedua dalam sistem
transportasi. Pergerakan ini dapat berupa pergerakan manusia maupun barang.
Pergerakan membutuhkan wadah tempat bergerak berupa prasarana transportasi.
Prasarana transportasi merupakan sistem makro yang ketiga dalam sistem transportasi

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
17
yang disebut dengan sistem jaringan, meliputi jaringan pergerakan darat, air, dan
udara.
Bila dalam suatu sistem kota, seperti gambar di bawah ini diperlihatkan
adanya hubungan antara guna lahan, demografi dan transportasi. Transportasi sendiri
dapat dilihat sebagai fungsi dari beberapa sub sistem, seperti transportasi pribadi,
transportasi umum (public) dan transportasi barang (Orn, dalam Heriansyah: 2002).
Keseluruhan elemen tersebut merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan
dalam proses pembangunan kota. Penambahan arus lalulintas tidak dapat dimengerti
dengan baik tanpa mempelajari guna lahan dan demografi. Pada sisi lain, sistem
transportasi dan pengembangan prasarana jalan dapat mempengaruhi dan memegang
peranan dalam menentukan nilai jual tanah.












Transportasi
Pub Prib

Demografi
Barg

Guna Lahan
Gambar 2.1 Hubungan Transportasi, Guna Lahan dan Demografi
Sumber : Orn, dalam Heriansyah : 2002.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
18

Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya, manusia melakukan
berbagai macam kegiatan. Kegiatan-kegiatan ini sangat beraneka ragam jenisnya,
seperti kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, dan kegiatan kesenian. Karena itu, kegiatan
manusia membentuk sutu sistem sendiri di dalam sistem transportasi. Mengapa
kegiatan merupakan bagian dari sistem transportasi ? Karena kegiatan mampu
membangkitkan pergerakan (generate). Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat
dilakukan pada lokasi yang sama, atau dengan kata lain harus dilakukan pada lokasi
yang berbeda. Konsekuensinya, kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan pergerakan
dari satu lokasi ke lokasi yang lain. J adi, kegiatan manusia memiliki sifat
membangkitkan pergerakan, baik berupa tarikan (attraction) maupun produksi
(production). Besarnya pergerakan ini tergantung pada jenis dan intensitas kegiatan
yang dilakukan.
2.2 Organisasi Peningkatan Pelayanan Jalan terhadap Pemanfaatan Lahan
Timbulnya problem transportasi di perkotaan merupakan konsekuensi logis
dari pesatnya pertumbuhan ekonomi kota, urbanisasi yang tak terkendali, perluasan
kota dan fenomena-fenomena pembangunan lainnya di era pra-krisis. Sebagai
dampaknya, di kota-kota tersebut terjadi pembengkakan permintaan perjalanan, yang
ada kenyataanya sampai saat ini belum dapat diimbangi oleh penyediaan sistem
transportasi yang baik.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
19
Tidak optimalnya pengelolaan sistem transportasi kota di Indonesia
merupakan resultan dari mis-manajemen dan mis-koordinasi dari aktor-aktor yang
terlibat dalam penanganan pengelolaan prasarana dan sarana transportasi kota yang
ada. Terlepas dari buruknya kondisi perekonomian kita, langkah optimalisasi dan
efisiensi kinerja sistem transportasi kota merupakan suatu keharusan dan tetap up-to-
date di masa pasca reformasi.
J adi transportasi perlu meningkatkan interaksi antar aktifitas atau guna lahan.
Interaksi tersebut diukur melalui aksesibilitas, yang meliputi daya tarik suatu tempat
sebagai asal dan tujuan. Pola guna lahan adalah hal yang penting karena akan
menentukan peluang ataupun aktifitas yang andal dalam jangkauan suatu tempat.
Potensi antara dua tempat untuk berinteraksi akan bergantung pada biaya dari
pergerakan antara keduanya, baik dalam terminologi uang ataupun waktu. Sebagai
konsekuensinya, struktur dan kapasitas dari jaringan transportasi akan mempengaruhi
tingkat aksesibilitas.
Sementara itu Creighton (1970), berpendapat jaringan jalan merupakan
gambaran dari fasilitas transportasi yang memiliki kedudukan penting, terutama jika
dihubungkan dengan penggunaan lahan akan dapat membentuk suatu pola tata guna
lahan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi rencana fisik ruang kota, serta
peranannya sebagai suatu sistem transportasi yaitu untuk menampung pergerakan
manusia dan kenderaan.
Dari uraian di atas, jelas memberi petunjuk bahwa kegiatan transportasi
tidaklah berdiri sendiri, melainkan terjadi karena ada unsur pembentuknya. Prilaku

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
20
penduduk dan kegiatan sosial ekonomi kota ikut andil di dalam terbentuknya kegiatan
transportasi kota.
Dalam merencanakan transportasi kota, penduduk merupakan pelaku utama
yang melakukan gerak dan membangkitkan lalu lintas sesuai dengan kebutuhan
penduduk itu masing-masing, dengan kata lain kualitas penduduk akan turut
menentukan kebutuhan gerak yang pada gilirannya dapat tercermin dalam volum
lalu-lintas. Selain itu, volume lalu-lintas juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk
yang melakukan gerak/perjalanan (Warpani : 1990).
Di dalam melakukan berbagai kegiatan sosial ekonomi, penduduk
memerlukan sarana dan prasarana transportasi untuk mencapai tempat tujuan yang
dikehendaki. Untuk itu dituntut adanya pelayanan jasa transportasi yang sesuai
dengan kebutuhan kegiatan tersebut, dan disain sistem transportasi perkotaan
haruslah dapat memberikan kemudahan untuk melakukan perjalanan. Suatu sistem
transportasi perkotaan di sini merupakan suatu hubungan-hubungan (links) antara
pusat-pusat pengembangan dan pelayanan wilayah (kota-kota berstruktur dan
berjenjang) baik keluar maupun ke dalam wilayah yang merupakan komponen dasar
dari struktur fisik, sosial ekonomi dalam suatu wilayah (Mayer dan Miller : 1984).
Adapun kemudahan dalam melakukan perjalanan dari kegiatan sosial ekonomi
tersebut tergantung dari kualitas pelayanan sistem transportasi yang tersedia pada
suatu kota (Thomson : 1977).
Secara ideal perkembangan kegiatan-kegiatan perkotaan yang membutuhkan
ruang tersebut perlu diarahkan pada optimasi tata ruang kota dalam interaksi antar

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
21
elemen-elemen pengisi ruang kota. Lebih dari itu pembangunan perkotaan perlu
diarahkan untuk mencapai sinkronisasi dan integrasi antar program-program dan
sektor-sektor pembangunan sehingga dapat dicegah adanya benturan-benturan dan
overlapping dalam pembangunan maupun hasil-hasilnya yang berimplikasi pada
dalamnya efisiensi alokasi sumber daya. Sinkronisasi dan integrasi antar program
pembangunan fisik kota diperlukan, antara lain agar tercapainya :
Efisiensi pembangunan perkotaan;
Peningkatan produktivitas ekonomi kota yang optimal;
Pemerataan dan perluasan manfaat pembangunan kota bagi seluruh golongan
dan lapisan masyarakat;
Peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat/penduduk kota;
Pelestarian budaya dan sejarah perkotaan;
Perbaikan kondisi lingkungan hidup di perkotaan; dan
Tetap menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan alam perkotaan.
Selain dari itu, perencanaan tata guna lahan juga mengalami krisis dengan
menunjukkan bahwa percepatan perubahan tata guna lahan terjadi lebih cepat
ketimbang (modifikasi) rencana. Dimana rencana tata ruang yang telah dipersiapkan
hampir semua kota besar, tidak bisa mengantisipasi bahwa kotanya sebenarnya telah
berkembang menjadi kota metropolitan.
Kebutuhan akan transportasi merupakan resultan dari tersebarnya pola tata
guna lahan, karena seseorang tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhannya hanya

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
22
di satu lokasi saja. Perubahan pola tata ruang akan mempengaruhi sistem transportasi,
demikian juga sebaliknya. J adi dalam perencanaan sistem transportasi makro di
perkotaan, strategi penyediaan jasa transportasi harus mempertimbangkan hubungan
timbal-balik sistem transportasi tata guna lahan juga.
Dalam institusi penangan sektor transportasi diketahui sangat lambat, dimana
keterlambatan penanganan problem transportasi kota boleh jadi disebabkan karena
institusi yang menangani tidak memiliki otoritas/independensi yang cukup untuk
menangani besarnya persoalan yang dihadapi. Selain adanya juga tumpang tindih
wewenang dalam mengelola sistem transportasi kota juga menghambat gerak menuju
efisiensi.
Sejauh ini, pihak pemerintah telah melancarkan berbagai upaya dalam
menanggulangi masalah lalu lintas di perkotaan. Peningkatan kapasitas jaringan jalan
salah satu penyebab permasalahan lalu lintas sehingga menimbulkan pembangunan
jaringan jalan baru, juga ditempuh rekayasa dan pengelolaan lalu lintas (traffic
engineering and management), khususnya menyangkut pelayanan angkutan umum.
Namun kenyataan menunjukkan, bahwa masalah lalu lintas berkembang
semakin kompleks, akibat ketimpangan antara kepesatan peningkatan kebutuhan
transportasi dan rendahnya kemampuan penyediaan fasilitas transportasi. Pada
gilirannya, persoalan lalu lintas seperti kemacetan, delay serta polusi lingkungan
menimbulkan kerugian besar bagi pengguna jalan raya. Betapa besar kerugian besar
yang timbul akibat pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu, pemborosan tenaga

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
23
maupun rendahnya tingkat kenyamanan barlalu lintas dalam situasi kemacetan yang
semakin rutin dan kian meluas di kota-kota besar.
Perencanaan sistem transportasi di atas sudah barang tentu berdampak
terhadap penataan ruang perkotaan, terutama terhadap prasarana perkotaan. Untuk
menghindarkan dampak yang bersifat negatif, maka perlu diterapkan sistem
perencanaan yang memadai serta sistem koordinasi interaktif dengan melibatkan
berbagai pihak terkait.
Beberapa hal yang menjadi penghambat dalam meningkatkan prasarana
transportasi serta berdampak terhadap penataan ruang perkotaan, terutama prasarana
perkotaan, adalah sebagai berikut :
Pembuatan jalan baru berupa jalan tol maupun jalan lingkar.
Pelebaran jalan guna meningkatkan kapasitas jalan maupun perbaikan
persimpangan dihadapkan pada persoalan berkenaan dengan jaringan utilitas.
Telah dibahas pula, bahwa pada dasarnya masalah kemacetan timbul akibat
tingkat pertumbuhan kebutuhan transportasi jauh lebih tinggi dibandingkan
kemampuan penyediaan prasarana transportasi. Disamping itu, kenyataan
menunjukkan pula adanya sejumlah prasarana yang tidak berfungsi semestinya.
Kemudian kegiatan sosial ekonomi secara fisik dapat dikenali melalui struktur
pemanfaatan lahan. Setiap kawasan yang dicirikan oleh kegiatan sosial ekonomi
relatif besar, akan terlihat dari intensitas guna lahan yang tinggi. Struktur guna lahan

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
24
inilah yang akan memegang peranan penting sebagai faktor penentu keberhasilan
penataan sistem transportasi perkotaan (Borden dan Bennet : 1984)
Dengan demikian, guna menjaga kelangsungan tumbuh dan berkembangnya
suatu kota antara lain ditentukan oleh keseimbangan antara unsur permintaan layanan
yang dibentuk oleh sistem aktivitas kota dan unsur penyediaan layanan yang dibentuk
oleh sistem transportasi perkotaan. Secara jelas ditunjukkan oleh keterkaitan antara
sistem transportasi dan sistem aktivitas serta pengaruhnya terhadap pola pergerakan
lalu-lintas. Di lain pihak pola pergerakan ini juga dipengaruhi oleh sistem
kelembagaan kota, misalnya pengaturan pergerakan lalu-lintas regional, dan
pengaturan pemanfaatan tata guna lahan perkotaan. Pengaturan ini akan
mempengaruhi pola pergerakan penduduk dan pola pergerakan lalu-lintas. Sehingga
hubungan antara sistem aktivitas, sistem transportasi dan pola pergerakan seperti di
gambarkan di atas menunjukkan satu kesatuan yang tak bisa di pisahkan.
2.3 Pengembangan Jalan Perkotaan
J alan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, jalan mempunyai
peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia (UU No. 38, J alan : 2004).

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
25
Dalam rangka mendukung perencanaan kota pengembangan jalan merupakan
salah satu prioritas utama disamping perencanaan yang lain yaitu arahan
penggunaan/peruntukan lahan, arah perkembangan kota dan rencana kawasan tertentu
seperti industri (UU No. 26. Tata Ruang : 2007), oleh karena itu pengembangan jalan
perkotaan tersebut perlu diselaraskan dengan rencana tata ruang kota.Untuk maksud
tersebut upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah :
Penataan sistem jaringan jalan
Penataan fungsi dan pelayanan jalan
Penetapan persyaratan teknis masing-masing jalan
Ruang lingkup pengembangan dan perencanaan jalan kota meliputi seluruh
prasarana jalan dan jembatan umum yang dapat dilalui oleh kenderaan yang terdapat
diseluruh wilayah administratif tetapi dalam dokumen rencana tata ruang yang
tercantum hanyalah jalan-jalan utama seperti jalan arteri.
Penanganan jalan kota diarahkan agar tercipta kondisi pelayanan lalu lintas
yang tertib, teratur, aman dan memberi kenyamanan bagi pengguna jasa prasarana
dan sarana jalan tersebut.
Evaluasi tingkat pelayanan jalan dalam menunjang pengembangan jalan kota
dilakukan dengan membuat kajian kondisi saat ini (eksisiting) dan menganalisis
permasalahan yang menyebabkan beberapa faktor-faktor dominan penurunan tingkat
pelayanan.
Evaluasi yang baik dan tepat dan dapat berfungsi secara efektif, harus
didukung oleh data yang efektif pula sehingga dapat dievaluasi secara cermat untuk

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
26
dapat membantu pengembangan transportasi kota, dimana dari nilai tingkat pelayanan
suatu jalan maka didapatlah diketahui gambaran kondisi pelayanan jalan tersebut
dalam melayani lalu lintasnya, sehingga dapat dibuat usulan penanganan yang lebih
cepat dan lebih terpadu.
2.4 Pola Tingkat Pelayanan Jalan
Tingkat pelayanan (level of service) merupakan ukuran kwalitatif pada suatu
jalan, yang telah merangkum banyak faktor-faktor antara lain keamanan, kenyamanan
dan geometirk jalan dan umumnya digunakan sebagai ukuran dari pengaruh untuk
membatasi volume lalu lintas pada suatu jalan (Oglesby : 1988 dalam Irman : 1995).
Pelayanan yang handal adalah pelayanan jalan yang memenuhi standar
pelayanan minimal, yang meliputi aspek aksesibilitas (kemudahan pencapaian),
mobilitas, kondisi jalan, keselamatan dan kecepatan tempuh rata-rata sedangkan yang
dimaksud prima adalah selalu memberikan pelayanan yang optimal (UU No. 38,
J alan : 2004).
Mengingat tingkat pelayanan dapat di interprestasikan secara meluas, karena
banyaknya faktor-faktor yang harus dirangkum, kadang-kadang ada yang bersifat
objektif, contohnya dalam penilaian terhadap keamanan dan kenyamanan. Maka
faktor objektif yang biasanya dijadikan sebagai pegangan adalah perbandingan antara
volume lalu lintas dengan kapasitas (Q/C).
Beberapa alternatif pemecahan dimungkinkan dari sisi kebutuhan transportasi,
prasarana transportasi maupun rekayasa dan manajemen lalu lintas. Namun demikian,

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
27
mengingat transportasi merupakan tanggung jawab bersama, maka keterlibatan
pemerintah, swasta serta masyarakat mutlak diperlukan guna menanggulangi berbagai
persoalan transportasi.
Menurut Robert J . Kodoatie (2005) dalam Pengantar Manajemen Infrastruktur
menyatakan bahwa karakteristik moda transportasi yang dikelompokkan menurut
media atau tempat. Dari sisi ini mengindikasikan bahwa pergerakan untuk sampai
tujuan lebih sering melibatkan satu dan dua atau bahkan lebih pemilihan moda
transportasi yang digunakan sehingga tingkat pelayanan yang ditimbulkan di
pengaruhi oleh beberapa aspek yaitu : aksesibilitas (ubiquity). Mobilitas (mobility),
efisiensi (efficiency), jenis kenderaan (transport modes), dan pelayanan (service).
Mobilitas manusia dan barang secara efisien dan efektif, membutuhkan
peranan transportasi adalah sangat penting. Peranan ini mencakup semua segi
kegiatan manusia yang meliputi bidang ekonomi, sosial dan budaya. Pola aktifitas
penduduk yang dicerminkan oleh adanya pola penggunaan lahan serta transportasi
merupakan faktor yang mempengaruhi tata ruang kota, dengan kata lain tingkat
perkembangan kota akan dipengaruhi oleh bangkitan lalu lintas dan perkembangan
penggunaan lahan. Kelancaran pola pergerakan manusia dan barang sangat
tergantung pada kuantitas dan kualitas prasarana dan sarana yang ada.
Dalam Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM) untuk menghitung
dengan mudah Tingkat Pelayanan (Level of Service) dengan membandingkan volume
dengan kapasitas jalan (V/C) dimana kapasitas suatu jalan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
28
Untuk melihat hasil tingkat pelayanan jalan diberikan suatu jalan di bagi
dalam beberapa tingkatatan yaitu dari tingkat pelayanan tertinggi disebut tingkat
pelayanan A dan berangsur-angsur turun dengan nama yang sesuai dengan alfabetik
sampai dengan F yang merupakan tingkat pelayanan terendah. Ini dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Tingkat Pelayanan J alan (Level of Service)
No.
Tingkat Pelayanan
(LOS)
Keadaan Arus Lalu Lintas V/C

1. A Arus bebas bergerak < 0,6
2. B Arus stabil, tidak bebas 0,6 0,7
3. C Arus stabil kecepatan terbatas 0,7 0,8
4. D Arus Mulai tidak stabil 0,8 0,9
5. E Arus tidak stabil 0,9 1
6. F Macet > 1
Sumber : Highway Traffic Analysis
Penjelasan mengenai tingkat pelayanan jalan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tingkat palayanan A (v/c < 0,6)
Tingkat pelayanan ini memberikan suatu gambaran kondisi volume lalu lintas
yang rendah dan kecepatan kenderaan dapat dilakukan sekehendak pengemudi.
b. Tingkat palayanan B (0,6 < v/c < 0,7)
Tingkat pelayanan ini memberikan gambaran arus yang stabil, kecepatan
perjalanan mulai dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas, dalam batas pengemudi
masih mendapat kebebasan dalam memilih kecepatannya.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
29
c. Tingkat palayanan C (0,7 < v/c < 0,8)
Tingkat pelayanan ini memberikan gambaran arus lalu lintas masih dalam
keadaan stabil, tetapi kecepatan dan pergerakan lebih ditentukan oleh volume
yang tinggi, sehingga kecepatan sudah terbatas dalam batas-batas kecepatan yang
cukup memuaskan.
d. Tingkat palayanan D (0,8 < v/c < 0,9)
Tingkat pelayanan ini memberikan gambaran arus yang tidak stabil, kecepatan
yang dikehendaki secara terbatas masih dapat dipertahankan oleh perubahan-
perubahan dalam keadaan yang dapat menurunkan kecepatan perjalanan yang
cukup besar.
e. Tingkat palayanan E (0,9 < v/c < 1)
Tingkat pelayanan ini memberikan gambaran arus yang tidak stabil, tidak dapat
ditentukan hanya dari kecepatan perjalanan saja, sering terjadi macet (berhenti)
untuk beberapa saat, volume lalu lintas dapat hampir sama dengan kapasitas jalan.
f. Tingkat palayanan F (v/c > 1)
Tingkat pelayanan ini dapat memberikan gambaran arus tertahan, kecepatan
rendah, sering terjadi kemacetan pada waktu cukup lama dalam keadaan ekstrim
kecepatan dapat turun menjadi 0.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
30
BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
Evaluasi tingkat pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan dan
pengembangan pemanfaatan lahan studi kasus kawasan J alan Kolonel Yos. Sudarso
Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai tidak dapat
dilihat secara parsial, akan tetapi juga harus dilihat dalam lingkup regionalnya.
Dengan demikian maka pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan mengkaji konstelasi makro regional secara internal.
J enis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian terapan, dalam arti
penelitian ini mengaplikasikan teori dengan terapan yang ada di masyarakat secara
sistematis (Moh. Nazir :1983). J adi penelitian yang dilakukan dengan berbagai
tahapan antara lain : penyusunan proposal, persiapan, pelaksanaan survei lapangan
dan instansional, pengumpulan data, kompilasi data (Primer dan Sekunder), analisa
data, serta diakhiri dengan perumusan dan penyusunan tesis. Sebelum sampai kepada
hal di atas perlu dijelaskan bahwa jenis-jenis data yang dibutuhkan dalam studi
penelitian ini adalah data kualitatif maupun kuantitatif, yang didapat langsung dari
hasil survey di lapangan maupun perkantoran.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
31
3.2 Variabel Penelitian
Dalam ilmu-ilmu natura, variabel-variabel yang digunakan umumnya nyata
dapat dimengerti, diraba dan dapat dilihat, sehingga kurang menimbulkan keragu-
raguan akan maknanya. Di lain pihak, variabel atau konstrak yang dibangun dalam
ilmu sosial memerlukan definisi yang terang, supaya tidak terdapat keragu-raguan,
dan dapat memperterang arti ataupun untuk membuat variabel atau konstrak tersebut
dapat digunakan secara operasional (Moh. Nazir: 1983).
Identifikasi kondisi tingkat pelayanan jalan pada kawasan penelitian dan
pemanfaatan lahan yang dijadikan beberapa variabel penelitian. Dari variabel ini
sebagai bahan masukan dalam pengelolaan analisis lanjutan yang dijadikan sebagai
variabel bebas adalah tingkat pelayanan jalan yang ada sedangkan variabel terikatnya
berupa kondisi dan karakteristik J alan Kolonel Yos Sudarso yang dilihat per masing-
masing segmen.
3.3 Populasi/Sampel
Populasi adalah sekumpulan obyek yang menjadi sasaran dari suatu
penelitian. Sedangkan sampel penelitian adalah contoh yang diambil dari populasi.
Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat/penduduk dan
pengguna jasa pergudangan sebagai pengguna lahan yang ada di sekitar J alan Kolonel
Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir dan Kelurahan Perjuangan Kecamatan Teluk
Nibung dengan sampel 100 orang.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
32
3.4 Metoda Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data seperti yang disebutkan di atas tergantung pada
sumbernya masing-masing. Terhadap data yang merupakan data primer,
pengumpulannya dapat dilakukan melalui kegiatan antara lain :
1. Observasi lapangan, merupakan pengamatan langsung di wilayah penelitian
sehingga dapat menggambarkan keadaan saat ini.
2. Wawancara atau interview, dilakukan terutama kepada mereka sebagai
responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
Selain itu dilakukan juga wawancara terhadap informan yang terdiri dari
aparat pemerintah serta tokoh-tokoh masyarakat, guna mendapatkan
gambaran secara mendalam tentang permasalahan lokasi penelitian tersebut.
Sedangkan terhadap data-data yang sifatnya sekunder, teknik pengumpulan
data yang dilakukan melalui studi pustaka melalui membaca dan menggali data-data
dari berbagai literatur yang berkaitan dengan materi penelitian.
3.5 Kawasan Penelitian
Dalam tahapan penyusunan ini, kawasan penelitian yang diambil sebagai
ruang lingkup penelitian adalah kawasan sebagian J alan Kolonel Yos Sudarso pada
Kelurahan Pematang Pasir yang terletak dalam Kecamatan Teluk Nibung Kota
Tanjungbalai. Untuk lebih sepesifiknya pembatasan ruang penelitian dilihat dari
lokasi jalan dengan radius penelitian 50 meter sisi kiri dan kanan sepanjang jalan
Kolonel Yos Sudarso.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
33
3.6 Metoda Analisa Data
Data yang diperoleh, baik data sekunder maupun primer dianalisis dengan
menggunakan metode evaluasi deskriptif statistis untuk memperoleh penelaahan yang
dikehendaki atas berbagai fenomena yang ditemukan di lapangan. Deskriptif
dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan uraian-uraian berdasarkan
karakteristik data dan informasi yang diperoleh di lapangan. Analisis senantiasa diacu
dan dilandasi pada tinjauan pustaka (landasan teori), dengan demikian kesimpulan
yang diambil diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditetapkan sebelumnya.
Selanjutnya akan diterangkan beberapa tahapan analisis data yang di lakukan
dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan yang dilakukan antara laian :
a. Menginventarisasi atau pengumpulan data tentang objek penelitian dengan
mencoba mengkaji kelayakan ruang dalam suatu keseimbangan tingkat pelayanan
jalan yang ditimbulkan terhadap aktivitas pergerakan masyarakat sekitarnya
melalui penyebaran kuesioner dan obeservasi lapangan.
b. Hasil kuesioner dilakukan tabulasi (indek value) yang melihat rata-rata variabel
random yang dihasilkan dari peristiwa yang berulang (Sri Mulyono: 2004). Hasil
tabulasi ini dilanjutkan melalui metode tabulasi silang dengan metode kuantitatif
non parametrik yang perhitungannya untuk menguji ketergantungan hubungan
tingkat pelayanan jalan dengan beberapa parameter antara lain karakteristik jalan,
peruntukan jalan dan kondisi sosial lingkungan dari masing-masing segmen pada
J alan Kolonel Yos Sudarso. Alasan mempergunakan pengujian hipotesis tabulasi

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
34
silang adalah untuk melihat ada atau tidak adanya hubungan antar beberapa
faktor. Dalam kata lain untuk menguji dua atau lebih populasi mempunyai yang
distribusi sama, sehingga dapat dicari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan
hubungan antara beberapa populasi.
c. Dalam pemeriksaan keakurasian data, dilakukan dengan membandingkan antara
satu data dengan data yang lainnya serta membandingkan dengan sumber data
lainnya, atau dikenal dengan teknik trianggulasi. Dalam arti lain membandingkan
antara observasi lapangan dengan data sekunder, data sekunder dengan hasil
wawancara, dan antara observasi lapangan dengan hasil wawancara.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
35
BAB IV
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN


4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Tanjungbalai
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kota Tanjungbalai
berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah dengan sektor unggulan yang meliputi :
sektor pertanian, perkebunan, industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan.
Sehubungan dengan hal tersebut, kedudukan Kota Tanjungbalai mempunyai
hubungan yang erat dengan struktur tata ruang, arah pengembangan, fungsi kawasan
serta pusat-pusat pertumbuhan wilayah sekitarnya sesuai kedudukannya yang
strategis.
Pertumbuhan Kota Tanjungbalai sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan
wilayah-wilayah sekitarnya, sehingga sangat besar pengaruhnya pada peran dan
fungsi Kota Tanjungbalai sebagai bagian dari Provinsi Sumatera Utara. Disamping itu
dengan kedudukan kota yang memiliki jaringan jalan Lintas Sumatera serta jaringan
kereta api, maka Kota Tanjungbalai merupakan kota tempat berlabuhnya kegiatan
bongkar muat hasil pertanian dan tempat jasa pengiriman (eksport) hasil perikanan
dan perkebunan. Daerah belakangnya (hinterland) seperti Kabupaten Asahan,
Kabupaten Labuhanbatu, Kabupaten Simalungun, Kota Karo dan daerah lainnya yang
merupakan kawasan sentra-sentra produksi komoditas perkebunan dan hasil pertanian

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
36
sehingga Kota Tanjungbalai merupakan kota sebagai pusat akumulasi dan distribusi
produksi komoditas perkebunan dan hasil pertanian.
Kota Tanjungbalai merupakan suatu kawasan jasa perdagangan yang
berkembang relatif cepat oleh karena memiliki jaringan jalan regional yang
menghubungkan beberapat pusat pertumbuhan ekonomi. Disamping itu adanya
jaringan jalan kereta api yang menghubungkan Medan Tanjungbalai dan sebaliknya
serta transportasi sungai yang menghubungkan ke beberapa wilayah hingga
internasional Negara Malaysia (Port Klang).















Gambar 4.1 Peta Kota Tanjungbalai Dalam Konteks Regional
Sumber : Bappeda Kota Tanjungbalai, 2006.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
37
Fasilitas penunjang Kota Tanjungbalai mengelompok membentuk pola liner,
terutama fasilitas komersial (perdagangan dan jasa) dan pelayanan umum dengan
orientasi pada simpul J alan Asahan J alan Veteran J alan Kolonel Yos. Sudarso
J alan Letjen Suprapto J alan Imam Bonjol J alan Tengku Umar J alan
Sisingamangaraja. Pola linier ini berdampak pada inefisiensi penggunaan lahan dan
pelayanan prasarana perkotaan dan banyak menimbulkan kantong-kantong kosong
(enclave) yang mengakibatkan struktur ruang wilayah perencanaan tidak solid.
Dengan semakin tingginya intensitas perkembangan Kota Tanjungbalai, maka
semakin memacu berkembangnya kegiatan permukiman, kegiatan perdagangan dan
jasa, serta kegiatan lain. Keadaan ini apabila tidak diarahkan dapat menimbulkan
permasalahan kota, khususnya menyangkut penggunaan lahan, menurunnya kualitas
lingkungan (timbulnya kawasan permukiman kumuh) dan pada akhirnya berpengaruh
pada tidak optimalnya pemanfaatan ruang di Kota Tanjungbalai.
4.2 Letak Geografis
Kota Tanjungbalai merupakan salah satu daerah yang berada di Kawasan
Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara (Kota Medan) yang dapat ditempuh melalui
jalan darat (mobil atau kereta api) dan laut (perairan).
Secara geografis posisi Kota Tanjungbalai berada pada koordinat 99
0
48 00
BT dan berada pada posisi 2
0
58 00 LU. Dilihat dari struktur tata ruang provinsi,
Kota Tanjungbalai terletak di bagian Timur Provinsi Sumatera Utara. Dengan posisi
tersebut Kota Tanjungbalai merupakan kota yang strategis, karena dapat memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kotanya

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
38
maupun terhadap daerah sekitarnya. Dengan demikian Kota Tanjungbalai mempunyai
arti penting dalam sistem pembangunan dan tata ruang wilayah provinsi dan nasional.
Gambar 4.2 Peta Administrasi Kota Tanjungbalai
Sumber : Bappeda Kota Tanjungbalai, 2006.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
39
Secara administrasi Kota Tanjungbalai mempunyai luas wilayah 6.052 Ha
yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan 31 kelurahan. Sedangkan batas-batas
wilayah Kota Tanjungbalai berbatasan langsung dengan Kabupaten Asahan, yaitu :
Sebelah Utara : Kecamatan Tanjungbalai Kab. Asahan
Sebelah Selatan : Kecamatan Simpang Empat Kab. Asahan
Sebelah Barat : Kecamatan Simpang Empat Kab. Asahan
Sebelah Timur : Kecamatan Sei. Kepayang Kab. Asahan
Tinjauan lokasi penelitian secara administrasi terdapat pada Kecamatan Teluk
Nibung Kelurahan Pematang Pasir dengan memiliki kawasan-kawasan potensial yang
dapat dikembangkan menjadi beberapa kegiatan untuk mendukung dan menunjang
fungsi kotanya sesuai dengan arah kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Beberapa
kawasan potensial tersebut adalah Kawasan Pelabuhan Teluk Nibung, merupakan
pelabuhan utama Kota Tanjungbalai yang memiliki sarana pendukungnya walaupun
masih minim. Pelabuhan ini merupakan tempat bongkar muat barang dan penumpang
sekaligus sebagai pusat pengumpul barang-barang, baik dari Kota Tanjungbalai
maupun dari wilayah sekitarnya bahkan dari negara Malaysia, seperti hasil industri
pengolahan perkebunan dan prikanan. Akan tetapi posisi kawasan tersebut hanya bisa
di lalui oleh satu jaringan jalan yaitu J alan Kolonel Yos. Sudarso, oleh sebab itu kita
perlu melakukan beberapa penelitian yang lebih khusus untuk melihat dari beberapa
titik simpul yang dilalui jalan tersebut.
Distribusi atau penempatan pusat-pusat pelayanan kegiatan perkotaan
tersebut, seluruhnya menyebar ke berbagai tempat di Kecamatan Teluk Nibung,

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
40
sehingga membentuk pola tata ruang kota yang multinuclei (banyak inti). Sehingga
secara fungsional, dapat dikatakan bahwa Kecamatan Teluk Nibung tidak terbentuk
dalam satu kawasan pusat kegiatan perkotaan, yang orientasinya cenderung lebih
terfokus pada upaya pelayanan masyarakat kota, hal itu dapat dijelaskan dengan
penempatan fasilitas-fasilitas pelayanan kegiatan utama berada atau berbaur dengan
permukiman.
Gambar 4.3 Peta Administrasi Kecamatan Teluk Nibung
Sumber : Bappeda Kota Tanjungbalai, 2006.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
41
Dengan adanya kebijakan pengembangan struktur sistem perkotaan dan
prioritas pengembangan Wilayah Kota Tanjungbalai, maka Kecamatan Teluk Nibung
diarahkan sebagai BWK IV yaitu berfungsi sebagai pengembangan kegiatan
pelabuhan, industri, dan pergudangan, maka secara ruang, kebijakan regional perlu
ditindak lanjuti atau diimbangi dengan arahan strategi pengembangan fungsi
pemanfaatan ruang kawasan perkotaan, yang meliputi arahan pemanfaatan ruang
fungsi regional, dan arahan pemanfaatan ruang fungsi kota.
Salah satu lokasi penelitian tersebut terdapat di Kelurahan Pematang Pasir
dengan luas wilayah sebesar 420 Ha, terdapat di dalam Kecamatan Teluk Nibung
merupakan kecamatan yang ada di Kota Tanjungbalai, dimana pada tahun 2006
Kecamatan Teluk Nibung memiliki wilayah seluas 12,55 Km
2
dan terdiri dari 5
(lima) kelurahan.

Gambar 4.4 Lokasi Penelitian Kelurahan Pematang Pasir
Sumber : Bappeda Kota Tanjungbalai, 2006.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
42
Berdasarkan letak geografisnya Kelurahan Pematang Pasir berada di bagian
Utara Kota Tanjungbalai dengan batas administrasi adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Asahan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Asahan
Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sei. Merbau
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Perjuangan
Dilihat dari gambar di atas, perbandingan luas Kelurahan di Kecamatan Teluk
Nibung sangat berpariasi dimana Kelurahan Pematang Pasir merupakan daerah
terluas sebesar 33 % (4,20 Km
2
). Sedangkan Kelurahan Perjuangan merupakan
kelurahan terkecil sebesar 10 % (1,28 Km
2
). Sehingga menunjukkan perbandingan
luas kelurahan tersebut sangat mempengaruhi dari pengaturan ruang dan pemanfaatan
lahan yang ada untuk memprioritaskan ketersediaan prasarana dan sarana perkotaan
di masing-masing kelurahan.
4.3 Topografi
Topografi Kelurahan Pematang Pasir di Kecamatan Teluk Nibung
dipengaruhi oleh letaknya yang berada di Sungai Asahan yang terdiri dari dataran
rendah dengan kemiringan 0 2 % dan dengan ketinggian 0 3 m di atas permukaan
laut. Kondisi tersebut menyebabkan adanya potensi pemandangan alam dan pola
aliran yang jelas. Adapun permasalahan yang dapat timbul dari sifat permukaan
tersebut antara lain potensi abrasi sungai, keterbatasan lahan potensial,
pengembangan perkotaan, sistem pembuangan air, banjir dan genangan air.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
43

Keterangan
J l. Kolonel Yos Sudarso
33 % Kel. Pematang Pasir
25 % Kel. Kapias Pulau Buaya
21 % Kel. Beting Kuala Kapias
11 % Kel. Sei. Merbau
10 % Kel. Perjuangan
Gambar 4.5 Luas Kelurahan Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.

Geomorfologi kawasan Kelurahan Pematang Pasir relatif datar yang mengitari
kawasan perkotaan (Kecamatan Teluk Nibung). Dalam hal ini pengembangan
kawasan terbangun perkotaan, faktor kemiringan lahan juga perlu dijadikan dasar
pertimbangan, dalam menentukan arah pengembangan kawasan lahan terbangun
perkotaan dengan syarat sesuai arahan kesesuaian lahan yang berlaku.
Dengan memahami karakteristik geomorfologinya serta mengikuti pola
distribusi pemanfaatan lahan kawasan terbangun kondisi eksisting, maka rencana

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
44
pengembangan kawasan perkotaan, dapat diarahkan pada daerah hingga ketinggian 3
(tiga) meter di atas permukaan laut.
Memahami karakteristik bentang lahan Kelurahan Pematang Pasir yang relatif
datar, maka metoda pendekatan yang diarahkan untuk melakukan pengembangan dan
penataan ruang kawasan Kelurahan Pematang Pasir di masa depan, adalah dengan
pendekatan mengikuti karakteristik lingkungan alam. Dalam hal ini berarti
pengembangan tata ruang Kelurahan Pematang Pasir di masa mendatang, diharapkan
tidak banyak melakukan perubahan terhadap kondisi fisik (bentang lahan), yang
nantinya dapat berdampak buruk terhadap kesetabilan lahan. Secara alamiah,
kestabilan lahan dapat dipertahankan dengan cara memelihara kelestarian fungsi
ruang terbuka hijau dan tanaman pelindung tanah. Secara keseluruhan kawasan
Kelurahan Pematang Pasir dapat dikatakan layak bangun karena berdasarkan keadaan
bentang alam yang relatif datar.
4.4 Kepadatan Penduduk
Pada tahun 2006 (BPS: 2006) komposisi kependudukan Kota Tanjungbalai
secara keseluruhan berjumlah 154.631 jiwa dengan kepadatan rata-rata 2.555
jiwa/km
2
dan menurut jenis kelamin lebih banyak laki-laki (77.607 jiwa)
dibandingkan perempuan (77.024 jiwa). Komposisi masyarakat sangat heterogen
yang terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Batak, Melayu, Karo, Minang, J awa,
WNI keturunan dan lain sebagainya, dengan agama yang dianut, mayoritas Islam
(81,99 %), Budha (9,07 %), Kristen Protestan (7,78 %), Kristen Katolik (1,06 %),
Hindu (0,08 %) dan lainnya (0,02 %).

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
45
Tabel 4.1 J umlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006

No. Kelurahan Luas Km
2

Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan
Penduduk

1. Beting Kuala Kapias 2.60 9,584 3,686
2. Kapias Pulau Buaya 3.11 6,409 2,061
3. Sei Merbau 1.36 5,755 4,232
4. Pematang Pasir 4.20 7,342 1,748
5. Perjuangan 1.28 6,298 4,920

Jumlah 12.55 35,388 16,647
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006
Sedangkan komposisi penduduk di Kecamatan Teluk Nibung dengan
kepadatan sebesar 2.820 jiwa/Km
2
. Untuk tingkat kelurahan kepadatan penduduk
tertinggi berada di Kelurahan Perjuangan sebesar 4.920 jiwa/Km
2
dan Kelurahan Sei
Merbau sebesar 4.232 jiwa/Km
2
. Sementara kelurahan dengan kepadatan terkecil
terdapat di Kelurahan Pematang Pasir sebesar 1.748 jiwa/Km
2
. Sehingga
menunjukkan pola penyebaran penduduk tidak merata untuk seluruh kelurahan.
Keterangan tentang jumlah penduduk pada Kecamatan Teluk Nibung pada tahun
2005 dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Untuk Kelurahan Pematang Pasir jumlah penduduk sebesar 7.342 jiwa dengan
kepadatan penduduk 1.748 jiwa/Km
2
(11 %), ini menunjukkan adanya faktor yang
sangat penting dalam pemanfaatan lahan dimana jumlah penduduk sangat
mempengaruhi banyaknya kebutuhan akan jumlah fasilitas umum yang di bangun di
Kelurahan Pematang Pasir khususnya dan umumnya di Kecamatan Teluk Nibung.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
46
22%
12%
25%
11%
30%
Beting Kuala Kapias
Kapias Pulau Buaya
Sei Merbau
Pematang Pasir
Perjuangan

Gambar 4.6 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Teluk Nibung Tahun 2006
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.

4.5 Pola Penggunaan Lahan
Perencanaan guna lahan merupakan inti dari suatu lokasi. Perencanaan dari
semua aspek kehidupan, seperti sosial, fisik dan ekonomi, pada akhirnya diwujudkan
dalam bentuk pemanfaatan lahan. Karena itu, guna lahan merupakan aspek utama
dalam usaha pengembangan suatu kawasan atau lokasi. Baik buruknya rencana guna
lahan suatu kawasan akan menentukan tingkat perkembangan suatu kawasan itu
sendiri.
J enis penggunaan lahan di Kelurahan Pematang Pasir relatif beragam dan
belum sepenuhnya mencerminkan wilayah perkotaan, dimana masih terdapat jenis
penggunaan lahan di peruntukkan untuk kegiatan non perkotaan seperti pertanian
(tanah sawah 2 %). Sehingga nantinya pemanfaatan lahan akan mengalami perubahan
yang berlangsung cepat bila aksesibilitas pelayanan yang diberikan sangat baik, untuk

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
47
itu manajemen perubahan guna lahan harus berkelanjutan dengan memperhitungkan
nilai sosial, nilai ekologi dan nilai pasar.
Sementara untuk pola penggunaan lahan di Kelurahan Pematang Pasir tidak
teratur dan bersifat menyebar, artinya setiap kawasan menyebar dibeberapa lokasi
yang berbeda. Sementara untuk penggunaan lahan berupa untuk pendidikan dan
pemerintahan yang menyebar dan tidak merata sedangkan perumahan mengikuti pola
linier pada jalur jaringan jalan.
Dari luas Kelurahan Pematang Pasir sekitar 420 Ha, jenis penggunaan tanah
dominan bangunan/perkarangan 315,1 Ha (75 %). Sedangkan jenis penggunaan
lainnya seperti tanah sawah 8 Ha (2 %), tanah kering 91,9 Ha (22 %) dan penggunaan
lainnya 5 Ha (1 %). Secara umum, jenis guna lahan yang dominan di lokasi penelitian
ini yaitu untuk permukiman, kegiatan komersial dan industri serta jaringan
transportasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2%
22%
75%
1%
Tanah Sawah
Tanah Kering
Bangunan/Perkarangan
Lainnya

Gambar 4.7 Penggunaan Lahan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
48

Manajemen pemanfaatan guna lahan di Kelurahan Pematang Pasir yang tidak
teratur
njauan Sarana Pelayanan Dasar Umum
a di Kelurahan Pematang Pasir
melipu
merupakan data yang mengukur kinerja suatu kota,
bilama
membuat ketidak seimbangan di atasnya menimbulkan berbagai macam
dampak negatif, seperti kemacetan lalu lintas, kedangkalan karakter penduduk,
kecemburan sosial, tindakan kriminal dan kota menjadi tempat tinggal yang pengap,
tidak nyaman serta meresahkan, khususnya pada lokasi permukiman di pinggiran
J alan Kolonel Yos Sudarso yang merupakan daerah kumuh. Sehingga keuntungan
yang diperoleh dari suatu manajemen perubahan guna lahan hanya dihitung
berdasarkan keuntungan materi dan fisik semata. Lingkungan hidup serta lingkungan
sosial yang sehat dan memberikan rasa nyaman dan rasa memiliki pada penduduknya
belum dianggap sebagai suatu keuntungan dari kegiatan manajemen perubahan guna
lahan.
4.6 Ti
Sarana perlayanan dasar umum yang ad
ti fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, fasilitas jalan
dan jenis kendaraan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.
4.6.1 Fasilitas Pendidikan
Sumber daya manusia
na suatu kota memiliki kualitas sumber daya manusia yang cukup baik maka
jelas kota tersebut akan dapat membangun baik dari segi sosial maupun
perekonomian. Dengan dasar tersebut maka Kelurahan Pematang Pasir dalam
mengatasi peningkatan sumber daya manusia tersebut memiliki beberapa fasilitas

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
49
pendidikan pada tahun 2006 dimana jumlah Sekolah Dasar (SD) 4 Unit, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2 unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
2 unit.
Dari gambar di bawah ini dapat disimpulkan bahwa fasilitas pendidikan di
Kelurahan Pematang Pasir telah menunjukkan suatu kondisi yang secara kuantitias
memenuhi standar pelayanan terhadap pola penyebaran femanfaatan lahan yang
secara menyebar ke seluruh Kelurahan Pematang Pasir. Sehingga daya jangkau ke
fasilitas pendidikan mengalami kemudahan dalam jarak tempuh untuk sampai ke unit
sekolah baik itu di kelurahan maupun ke daerah tetatangganya.
SD , 4
SLTP, 2
SLTA, 2
SD
SLTP
SLTA

Gambar 4.8 J umlah Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.
4.6.2 asilitas Peribadatan
erupakan salah satu unsur penataan struktur ruang
kota, yang mencerminkan kegiatan aktifitas masyarakat dalam mensosialisasikan


F
Fasilitas Peribadatan m

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
50
kehidu
dari 1 unit mesjid dan 5 unit mushola. Kebutuhan dan
penyeb
akan fasilitas kesehatan yang
alah peningkatan kualitas pelayanan termasuk dalam
kemuda
as 1
(satu) u

pan beragama. Sehingga jumlah sarana fasilitas peribadatan yang tersedia telah
menunjukkan Kelurahan Pematang Pasir memiliki tingkat sosial dalam menjalankan
ibadah sangat tinggi.
Fasilitas Peribadatan di Kelurahan Pematang Pasir dilihat dari jumlah fasilitas
yang tersedia terdiri
aran fasilitas peribadatan ini sudah ada dan terkesan sudah lengkap.
Kelengkapan fasilitas ini membuat pergerakan penduduk untuk melakukan
peribadatan mengalami kemudahan yang berdampak langsung dalam pemilihan moda
transportasi untuk sampai ke lokasi fasilitas tersebut.
4.6.3 Fasilitas Kesehatan
Berdasarkan kondisi eksisting dan kebutuhan
menjadi perhatian hal ini ad
han untuk mencapai fasilitas kesehatan.
Pada saat ini pelayanan fasilitas kesehatan di Kelurahan Pematang Pasir masih
menunjukkan angka yang sangat minim dimana fasilitas yang ada hanya Puskesm
nit dan BKIA 2 (dua) unit, sehingga jangkauan tingkat pelayanan kesehatan
memerlukan jarak tempuh yang sangat jauh (ke pusat kota). Secara umum masyarakat
Kelurahan Pematang Pasir untuk memenuhi kebutuhan akan tingkat pelayanan
kesehatan di arahkan ke pusat kota atau kecamatan, ini menunjukkan masih
kurangnya bahkan masih belum tersedianya jenis prasarana pendukung lainnya
seperti rumah sakit (klinik), apotik dan praktek dokter spesialis di lokasi penelitian.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
51
4.6.4 Fasilitas Jalan
J alan merupakan sarana yang sangat penting untuk mendukung kegiatan
ekonom bangan kota. J aringan jalan yang baik dapat meningkatkan
an orang dari berbagai bagian kota bahkan mempermudah
interak
, jalan tanah sepanjang 3,4
Km da
i dan perkem
mobilitas arus barang d
si dengan wilayah atau kota lainnya.
Fasilitas jalan yang ada di Kelurahan Pematang Pasir berdasarkan jenis
permukaannya pada tahun 2006 sepanjang 10,74 Km yang terdiri dari jalan aspal
sepanjang 3,24 Km, jalan perkerasan sepanjang 1,9 Km
n jalan setapak sepanjang 2,2 Km. Untuk melihat perbandingan fasilitas jalan
dari masing-masing jenisnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Series1
Aspal Perkerasan J alan Tanah J alan Setapak

Gambar 4.9 J umlah Panjang J alan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
52
4.6.5 Jenis Kenderaan
Banyak kenderaan bermotor berdasarkan data Kecamatan Teluk Nibung
Dalam Angka pada Tahun 2006 berupa kenderaan bermotor yang terdiri dari jenis
kenderaan mobil penumpang 2 %, kenderaan mobil bus 6 %, kenderaan mobil
gerobak 6 % dan sepeda motor 86 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
Meskipun data formal belum sepenuhnya menunjukkan gambaran obyektif
lalulintas darat kenderaan bermotor, secara faktual kondisi lalulintas di sebagian besar
wilayah J alan Kolonel Yos Sudarso berjalan intensif dan padat, terutama di pusat
adanya kegiatan jual beli di depan
lalu lintas ini di lalui kenderaan
bermotor yang terdiri dari becak motor,
-
pusat perdagangan pada jam tertentu, seperti
pergudangan yang memakai bahu jalan. Aktivitas
sepeda motor, mobil angkutan umum, truk
dan mobil pribadi.
2% 6%
6%
Mobil Penumpang
Mobil Bus
Mobil Gerobak
86%
Sepeda Motor

Gambar 4.10 J umlah Kenderaan di Kelurahan Pematang Pasir Tahun 2006
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
53

4.6.6 Jalur Kereta Api
Sarana angkutan kereta api dioperasikan oleh PT. Kereta Api Indonesia.
Dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia pengembangan kereta api di Sumatera
Utara dilakukan sekitar Tahun 1912 dengan tujuan utama sebagai sarana
pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan. Demikian juga angkutan kereta api
yang dikembangkan di Kota Tanjungbalai. Angkutan kereta api di Kota Tanjungbalai
dikembangkan sebagai sarana pengangkut hasil pertanian dan perkebunan terutama
karet. Sebagaimana diketahui bahwa Kota Tanjungbalai pada masa dahulu berfungsi
sebagai pintu gerbang keluar dan masuk barang, kota pengumpul hasil pertanian dan
angannya
ngkutan kereta api ini dikembangkan juga untuk angkutan penumpang.
Diketahui jalur kereta api pada lokasi penelitian terdapat pada sisi kiri sejajar
dengan J alan Kolonel Yos Sudarso menuju Pelabuhan Teluk Nibung yang dibangun
seiring dengan pengembangan kereta api Medan Tanjungbalai (sekitar tahun 1917).
Kondisi pada saat ini telah beralih fungsi menjadi bangunan perumahan dan jalan,
dimana diketahu bahwa jalur kereta api tersebut sudah lama tidak berfungsi sehingga
lahan kereta api banyak dipergunakan untuk bangunan permukiman yang tumbuh
tidak teratur dan kumuh atau liar berdiri di atas sempadan kereta api tersebut.
Sedangkan jalur kereta api dijadikan jalan setapak (jalan lingkungan) untuk jalur
alternatif kenderaan roda dua dari arah Pelabuhan Teluk Nibung ke pusat kota
perkebunan dari kota-kota sekitar Kota Tanjungbalai. Dalam perkemb
a

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
54
maupun dari pusat kota ke Pelabuhan Teluk Nibung. Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat dari gambar di bawah ini.
S
.
A

s
a
h
a
n
S
.

a

n
A
s



h

a
Kel. Pematang Pasir
Kel. Perjuangan
Kel. Sei Merbau
SKALA 1 : 10.000
0 1 2 3 5 c m
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0 m
K eterangan :
J alur Kereta Api
Gambar 4.11 J alur Kereta Api di Lokasi Penelitian J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Kecamatan Teluk Nibung Dalam Angka, 2006.




Gambar 4.12 Kondisi Eksisting J alur Kereta Api
Sumber : Hasil Pengamatan di Lapangan, 2006.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
55

4.7 Peruntukan Lahan di Jalan Kolonel Yos Sudarso
Pemanfaatan ruang di dalam kawasan penelitian dapat dikategorikan menjadi
beberapa kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, pemanfaatan ruang
di dalam kawasan penelitian dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Zona Pergudangan
Pada zona ini kegiatan diperuntukkan untuk jasa pergudangan hasil tangkapan
laut dan pengolahan hasil laut. Kegiatan ini banyak terdapat di sepanjang sisi
timur dari J alan Kolonel Yos Sudarso.
Zona Pedagang eceran
Zona ini termasuk zona perdagangan yang ilegal, berupa kegiatan perdagangan
badan
jalan J alan Kolonel Yos Sudarso.
Zona Pertokoan
Pada zona ini kegiatan yang dilakukan berupa perdagangan kelontong untuk
kebutuhan sehari-hari dan produk makanan olahan hasil laut yang sudah diolah.
Selain itu juga di peruntukkan untuk permukiman. Kegiatan ini kebanyakan
terdapat di sepanjang sisi barat dari J alan Kolonel Yos Sudarso.
Zona Permukiman
iman yang kumuh. Kegiatan yang
dimaksud dalam kategori hunian antara lain kegiatan perumahan, hunian tunggal
jual beli hasil tangkapan laut. Kegiatan pada zona dilakukan pada bahu dan
Pada zona ini peruntukkan berupa permuk
dan hunian bersama.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
56
Semua fungsi tersebut akan mempengaruhi perencanaan dan pengembangan
kawasan. Keterkaitan antar fungsi tersebut belum cukup optimal karena belum
didukung oleh sarana pergerakan yang baik antara kenderaan maupun pejalan kaki
tidak menjamin kemudahan pergerakan dalam kawasan ini.

fun
perencanaan sehingga pada akhirnya dapat memberikan konstribusi kapada
serta pada pertumbuhan ekonomi kota.





Gambar 4.13 Peruntukan Lahan di J alan Kolonel Yos Sudarso
Hal ini perlu ditata sedemikian rupa sehingga terjadi pengelompokkan fungsi-
gsi yang dapat menjamin efektifitas penggunaan ruang dalam kawasan
kenyamanan ruang kawasan
Sumber : Hasil Lapangan dan Pengolahan Data.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
57

Berdasarkan hasil pengamatan, hubungan antar fungsi tersebut di dalam
kawasan penelitian kurang terintegrasi. Akibatnya keamanan dan kenyamanan
masing-masing fungsi tersebut dapat terganggu. Dengan demikian maka tingkat
keterkaitan antar fungsi mikro tersebut di dalam kawasan penelitian perlu di tata
kembali dalam satu sistem linkage yang saling mendukung.
Deskripsi J alan Kolonel Yos Sudarso terhadap peruntukan lahan dimaksud
untuk mengidentifikasi keterkaitan secara fungsional antara berbagai jenis peruntukan
yang dihubungkan dengan keberadaan jalan sehingga mempengaruhi tingkat
pelayanan jalan yang diberikan.
Tabel 4.2 J umlah Bangunan Tiap Segmen Pada J alan Kolonel Yos. Sudarso

Jenis Bangunan
Segmen 1
(Unit)
Segmen 2
(Unit)
Segmen 3 Jumlah
(Unit) (Unit)

Permukiman 29 43 38 110
Campuran 8 12 6 26
Pergudangan 10 13 8 31

J umlah 47 68 52 167
Sumber : Hasil Pengolahan Data.

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah bangunan yang terbanyak pada
segmen 2 sebesar 68 unit dengan jenis bangunan terbesar adalah permukiman, diikuti
egmen 3 sebesar 52 unit dengan jenis bangunan terbesar permukiman. Sehingga
ada segmen 2 terjadi penumpukan pemanfaatan lahan atau kepadatan terbesar dari
eberapa segmen yang lain.
s
p
b

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
58
4.8 Tinjauan Karakteristik Jalan Kolonel Yos. Sudarso
Pusat-pusat pelayanan kegiatan perkotaan yang terbentuk di Kecamatan Teluk
Nibung terdiri dari : kegiatan pemerintahan dan pelayanan umum, kegiatan
permukiman, kegiatan perdagangan dan jasa, serta kegiatan pendidikan.
Pola pergerakan yang terbentuk ditentukan oleh faktor distribusi kegiatan
(lapangan kerja) dan pusat-pusat pelayanan kegiatan perkotaan, jaringan jalan,
distribusi pemukiman, dan pola aliran barang.
Karakteristik pola pergerakan di Kecamatan Teluk Nibung dapat
dikelompokkan pada jenis kota realistis, yang terbentuk dari perkembangan
permukiman penduduk. Tidak berkembangnya kekuatan pasar (daya tarik)
Kecamatan Teluk Nibung dalam skala kegiatan regional, telah menjadikan sebuah
stagnasi perkembangan kota. Lambatnya perkembangan hubungan kegiatan antara
kawasan perkotaan dengan wilayah hinterlandnya, yang terjadi karena belum
berkembangnya sarana dan prasarana penunjang sistem pergerakan, telah membentuk
pola pergerakan yang monoton.
Dilihat dari posisi kawasan perkotaan terhadap pola jaringan jalan, dampak
pengaruh hubungan transportasi regional terhadap perkembangan kegiatan dan
kebutuhan pelayanan ruang fungsi regional di kawasan perkotaan, cenderung
berdampak pada peningkatan volume pada ruas jalan utama kawasan perkotaan (J l.
Kol. Yos. Sudarso).
Kelangsungan pergerakan lokal maupun regional di Kecamatan Teluk
Nibung, tidak terlepas dari masalah dukungan pelayanan sarana dan prasarana

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
59
perangkutan, terutama yang sifatnya melayani kepentingan umum. Sampai sejauh ini,
pelayanan angkutan umum penumpang dan barang baik itu darat maupun sungai
untuk melayani pergerakan, masih sedikit yang tersedia jasa angkutan umum
penumpang dan barang yang khusus melayani pergerakan. Demikian pula dengan
pelayanan pergerakan, masih terbatas pada pelayanan angkutan umum penumpang
dan barang pada rute pergerakan regional dari wilayah lain.
Setiap pengaturan pemanfaatan lahan akan berpengaruh terhadap karakteristik
gerakan kenderaan dalam distribusi lajur yang ada. Karena interaksi antara pengguna
kenderaan dan jenis pengguna lahan juga mempunyai pengaruh yang langsung
terhadap arus lalu lintas, yang merupakan tingkat gangguan samping.
Untuk ruas-ruas jalan di Kota Tanjungbalai yaitu jalan arteri atau kolektor
adalah berbeda dengan jalan tol yang mana tingkat pelayanan kontrol terhadap jalan
masuk, dapat dibuat pada lokasi yang dikehendaki pemilik tanah/rumah dipinggir
jalan arteri dan kolektor tersebut. J alan ini sering berpotongan dengan jalan-jalan
utama atau jalan-jalan kecil yang ada. Pada umumnya setiap pertemuan utama
dikontrol dengan lampu lalu lintas terutama pada pertemuan yang volume lalu
lintasnya sangat tinggi dimana kenderaan-kenderaan dari jalan lain yang hendak
memasuki jalan arteri akan mengalami kesukaran, kecuali ada sinyal lalu lintas yang
mengatur.
Lebih lanjut penilaian terhadap sistem transportasi di lokasi penelitian
meliputi kondisi prasarana dan sarana transportasi pendukung, pola pergerakan
barang dan orang, keadaan perparkiran dan pelayanan angkutan umum yang ada. Hal

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
60
ini mempengaruhi terhadap aktivitas dari sekitar lokasi penelitian. Salah satu yang
sangat berpengaruh adalah pergerakan manusia dan barang.
Peningkatan arus pergerakan manusia dan barang di Kelurahan Pematang
Pasir akan mempercepat meningkatkan volume dan ragam kegiatan perkotaan
lainnya. Ditinjau dari segi transportasi hal ini akan menambah jumlah kendaraan yang
masuk ke Kelurahan Pematang Pasir dan menambah jumlah lalu lintas pada setiap
ruas jalan yang ada, sehingga kondisi tersebut akan mempengaruhi kebutuhan lahan
untuk kenderaan.
S
.
A

s
a
h
a
n
S
.

a


n
A
s


h

a
Kel. Pematang Pasir
Kel. Perjuangan
Kel. Sei Merbau
Segmen 2
Segmen 1
Segmen 3
S K A LA 1 : 10.000
0 1 2 3 5 c m
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0 m

Gambar 4.14 Karakteristik Pembagian Segmen di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Perencanaan pengembangan sistem transportasi meliputi jaringan jalan, sarana
pergerakan dan parkir. Perencanaan jaringan jalan merupakan bagian dari upaya
untuk meningkatkan permeabilitas dari kawasan penelitian. Kualitas permeabilitas

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
61
ditentukan oleh kemudahan pencapaian kawasan penelitian. Dalam perencanaan
ruang-ruang publik, semakin besar kemungkinan pencapaian ruang-ruang tersebut
maka semakin tinggi permeabilitas ruang yang akan di pergunakan.
Untuk melihat dari intensitas beberapa pergerakan dengan ketersedian dari
perabot jalan yang ada pada kawasan penelitian kita dapat membagi beberapa segmen
kawasan peruntukan dan pemanfaatan lahan yang ada di lihat dari kondisi sekarang
dan dikaitkan dengan kesesuaian atau kewajaran yang harus di ciptakan pada segmen
jalan tersebut.
a. Segmen 1
Pada segmen ini tingkat pelayanan yang diberikan jalan terhadap pengguna
jalan belum optimal, hal ini diperlihatkan dengan ketersedian badan jalan yang belum
menunjukkan kelas, bahwa lebar jalan 6 (enam) meter seharusnya 15 20 meter
berfungsi sebagai arteri.
Di lihat dari karekateristik jalan di segmen 1 (satu) yang memperlihatkan
keberadaan jaringan jalan sebagai urat nadi utama bagi zona pergudangan dan zona-
zona lainnya yang berada pada sisi kanan dan kiri selain dari wilayah pendukung
lainnya. Intensitas pengguna jalan pada segmen ini sering mengalami kemacetan pada
waktu tertentu misal pada pagi hari dimana kegiatan bongkar muat dari perkapalan ke
pergudangan sehingga pedagang banyak mempergunakan bahu jalan sebagai tempat
kegiatan maupun parkir. Sehingga pada satu sisi terjadi tumpang tindih penggunaan
jalan. Sedangkan diwaktu siang dipergunakan untuk parkir kenderaan pengangkut
hasil perikanan laut, hal ini sering terjadi pada waktu siang hari hingga malam hari.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
62
Kel. Pematang Pasir
Segmen 1
S
.
A

s
a
h
a
n
Tampak Melintang
S K A LA 1 : 10.000
0 1 2 3 5 c m
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0 m

Gambar 4.15 Karakteristik Segmen 1 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Untuk lebih jelasnya karakteristik jalan pada segmen 1 (satu) dapat kita lihat
dibawah ini, antara lain :
Fungsi : J alan Arteri
Lebar J alan : 6 meter
Konstruksi : Aspal
Lalu lintas : Dua arah
Parkir : Di atas permukaan badan jalan (on street), pada
bangunan yang di kembangkan berhimpit jalan maka

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
63
ruang antara GSB dan GSJ dimanfaatkan sebagai ruang
parkir.
J alur pejalan kaki : J alur pejalan kaki terletak di kedua sisi jalan dengan
belum tersedianya pedesterian yang permanen secara
khusus.
Bangunan : Berhimpitan dengan jalan, sebagian maju ke depan 2
(dua) meter hingga 1 (satu) meter.


Gambar 4.16 Tampak Sisi Kanan Segmen 1 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.


Gambar 4.17 Tampak Sisi Kiri Segmen 1 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Bentuk bangunan pada segmen ini berupa pergudangan dan bangunan
campuran antara permukiman dan pertokooan yang menunjukkan bahwa sepanjang
J alan Kolonel Yos Sudarso merupakan kawasan perdagangan baik itu untuk

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
64
pengeceran hasil laut maupun pengeloloannya di Kota Tanjungbalai. Ini
memperlihatkan dari bentuk yang ada pada bangunan tersebut, bahwa bangunan
pergudangan terdapat pada sisi kanan sedangkan bangunan campuran permukiman
pada sisi kiri yang telah bangunan sejak lama dan secara masal.
E-)) g)4)_ ]COOC_ e]_O] .
7,5 5,5 13,5 14 12,5 20 10
1,25 2 3 3 2 1,25
^] CC e _C) 4

Gambar 4.18 Penampang Eksisting Segmen 1 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Hampir pada seluruh segmen bangunan permukiman sisi kiri (zona petokoan
dan permukiman) di kembangkan dengan ketinggian 2 (dua) lantai dimana lantai 1
(satu) dimanfaatkan sebagai sarana usaha dan lantai 2 (dua) dimanfaatkan sebagai
rumah tinggal.
Dari hasil pengamatan di lapangan di ketahui bahwa lebar jalan pada segmen
ini dari sempadan bangunan sisi kiri ke sisi kanan sepanjang 12,5 meter sedangkan
bangunan pergudangan sepanjang 30 meter melewati pinggiran sungai sekitar 10
meter. Hal ini mengartikan bahwa kepadatan bangunan yang memakai bahu jalan
sudah melewati garis sempadan bangunan sekitar 6 meter. Selain memanfaatkan jalan
pergudangan juga memanfaatkan sempadan sungai sehingga tingkat palayanan jalan
menunjukkan penurunan dari segi kualitas lalu lintas.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
65
Pada sisi kiri segmen 1 (satu) menunjukkan karakteristik khusus dimana
padatnya bangunan campuran dan permukiman yang memanfaatkan sempadan rel
kereta api. Hal ini disebabkan tidak berfungsinya rel kereta api dan telah terjadi
perubahan fungsi sebagai rel kereta api menjadi jalan lingkungan.
b. Segmen 2
Bangunan-bangunan yang ada pada sisi kiri dan kanan pada segmen ini
menunjukkan aktivitas sehari-hari sebagai tempat perdagangan khususnya pada
waktu pagi hari dan siang hari sewaktu zona pergudangan melakukan aktivitasnya.
S
.

a


n
A

s


h

a
Kel. Pematang Pasir
Segmen 2
S
.
A

s
a
h
a
n
Tampak Melintang
SKALA 1 : 10.000
0 1 2 3 5 c m
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0 m
Gambar 4.19 Karakteristik Segmen 2 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
66
Pada karakteristik jalan di segmen 2 fungsi keberadaan jaringan jalan yang
ada selain sebagai penunjang kelancaran penghubung juga sebagai jalur utama ke
kawasan pelabuhan dengan kawasan pusat kota, sehingga untuk melihat karakteristik
ini kita perlu melihat kondisi jalan pada saat sekarang dimana diketahui bahwa fungsi
jalan selain penghubung juga sebagai salah satu penunjang pembentukan struktur
ruang kota, untuk itu beberapa karakteristik jalan tersebut adalah sebagai berikut :
Fungsi : J alan Arteri
Lebar J alan : 6 meter
Konstruksi : Aspal
Lalu lintas : Dua arah
Parkir : Di atas permukaan badan jalan (on street), pada
bangunan yang di kembangkan berhimpit jalan maka
ruang antara GSB dan GSJ dimanfaatkan sebagai ruang
parkir. Selain itu pada sisi kanan jalan Kolonel Yos
Sudarso dipergunakan untuk kegiatan perdagangan
dengan jenis komoditas oleh perdagangan komoditas
hasil laut dan sungai (produk-produk perikanan).
J alur pejalan kaki : J alur pejalan kaki terletak di kedua sisi jalan yang
dipergunakan pada waktu pagi dan siang hari. Belum
adanya ketersediaan secara khusus, sehingga kedua sisi
jalan tersebut mempunyai ketersediaan lahan dengan
lebar 1,5 meter.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
67
Bangunan : Berhimpitan dengan jalan sehingga membuat kurang
adanya kenyamanan untuk berlalu lintas.
Pada Segmen 2 (dua) di J alan Kolonel Yos Sudarso ada beberapa kegiatan
yang sangat khusus antara lain kegiatan perdagangan, dimana kegiatan tersebut
membentuk karakter khusus yang berkaitan dengan perdagangan komoditas hasil
perikanan kelautan. Sedangkan kegiatan ini berlangsung dari pagi hari sampai siang
hari saja.
Permasalahan utama pada segmen ini adalah pedagang yang berjualan dengan
memanfaatkan bahu jalan, hal ini disebabkan oleh belum tersedianya fasilitas
pendukung antara lain tidak terdapatnya sarana tempat perdagangan dan tempat
parkir yang ideal dan serasi pagi pedagang dan pembeli, sehingga kegiatan bongkar
muat barang memanfaatkan bahu jalan. Kegiatan ini mengakibatkan terjadinya
penyempitan ruas badan, dengan menyempitnya bahu jalan mengakibatkan fungsi
jalan sebagai pelayan tidak berfungsi terjadilah delay atau hambatan arus lalu lintas
pada waktu tertentu. Selain itu keberadaan tempat kegiatan perdagangan tidak
didukung misalnya tempat berjualan yang memadai serta prasarana lainnya, sehingga
apabila turun hujan, jalan di sekitar perdagangan tersebut becek. Hal ini tidak
didukung disebabkan oleh karena fungsi pemanfaatan lahan tidak diperuntukkan
sebagai pusat perdagangan akan tetapi sebagai pergudangan.
Dari informasi dan data di atas, kenderaan yang berasal dari dalam kawasan
penelitian adalah angkutan pribadi (sepeda motor) jumlahnya juga cukup besar
hampir memenuhi badan jalan yang ada. Sehingga kawasan penelitian ini

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
68
menunjukkan kesemerawutan lalu lintasnya, selain itu pula didukung dan pola tata
letak bangunan-bangunan pergudangan yang berhimpitan atau maju ke badan jalan.


Gambar 4.20 Tampak Sisi Kanan Segmen 2 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.



Gambar 4.21 Tampak Sisi Kiri Segmen 2 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.

Bila ditinjau dari tingkat kepadatan bangunan di dalam kawasan penelitian ini,
hampir seluruh segmen menunjukkan bangunan dengan Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) rata-rata 80 % pada umumnya adalah bangunan dengan fungsi pergudangan
dan pertokoan/permukiman (bangunan campuran) sepanjang J alan Kolonel Yos
Sudarso. Hal ini diindikasikan oleh jarak antar bangunan yang rapat (cenderung
deret) dan berhimpitnya bangunan dengan jalan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
69
7,5 5,5 13,5 14 11,5 12,5 10
1,25 3 3 1,25 1,5 1,5
E-)) g)4)_ ]COOC_ e]_O]
^] CC e _C) 4

Gambar 4.22 Penampang Eksisting Segmen 2 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Pada segmen 2 (dua) kondisi jalan lebih berpengaruh terhadap keberadaan
pergudangan yang ditandai dengan banyaknya intensitas kegiatan. Hal ini juga
dipengaruhi dengan letak bangunan pergudangan yang berdekatan dengan bibir
sungai sepanjang 22,5 meter. Bila ditinjau dari letak bangunan tersebut kegiatan akan
lebih mudah dalam pencapaian barang untuk diangkut ke kenderaan (media
pengangkut).
Bila penyediaan lapangan parkir tidak memadai maka kenderaan akan
mempergunakan bahu jalan untuk lokasi parkir, hal ini menimbulkan suatu
permasalahan yang kompleks dimana semakin kecilnya media jalan dari sisi kiri
bangunan ke sisi kanan bangunan mempunyai panjangan sekitar 12 meter yang
membuat gangguan sampingan akan semakin besar.
Kebebasan kenderaan dalam hal ini tingkat palayanan jalan itu sendiri
semakin besar akan menunjukkan angka mendekati 1, hal ini terjadi diwaktu pagi hari
sewaktu kapal akan membongkar hasil penangkapan sehingga membuat intensitas
kegiatan perdagangan dalam hal ini jual beli meningkat juga. Mengartikan gangguan

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
70
sampingan baik itu untuk kenderaan maupun pejalan kaki akan meningkat sehingga
akan mempengaruhi tingkat pelayanan jalan.
c. Segmen 3
Karakteristik pada segmen ini adalah banyaknya permukiman yang beralih
menjadi tempat pertokoaan dan warung makan, sehingga kegiatan tersebut membuat
karakter khusus pada segmen 3 (tiga) sebagai kawasan permukiman campuran dan
pergudangan. Untuk melihat eksisting dari keberadaan jeringan jalan yang ada,
dimana fungsi jalan tersebut sebagai penunjang kelancaran penghubung antara
kawasan pelabuhan dengan kawasan pusat kota, adalah sebagai berikut :
Fungsi : J alan Arteri
Lebar J alan : 6 meter
Konstruksi : Aspal
Lalu lintas : Dua arah
Parkir : Di atas permukaan badan jalan (on street), pada
bangunan yang di kembangkan berhimpit jalan maka
ruang antara GSB dan GSJ dimanfaatkan sebagai ruang
parkir.
J alur pejalan kaki : J alur pejalan kaki terletak di kedua sisi jalan dengan
belum tersedianya pedesterian yang permanen secara
khusus.
Bangunan : Berhimpitan dengan jalan sehingga membuat kurang
adanya kenyamanan untuk berlalu lintas.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
71
S
.

a


n
A

s


h

a
Kel. Pematang Pasir
Segmen 3
S
.
A

s
a
h
a
n
Tampak Melintang
S K AL A 1 : 10. 000
0 1 2 3 5 c m
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0 m

Gambar 4.23 Karakteristik Segmen 3 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Untuk karakteristik pada segmen ini hampir bersamaan dengan segmen-
segmen yang lain akan tetapi intensitas kegiatan lebih sedikit yang disebabkan oleh
berkurangnya atau hampir tidak ada kegiatan perdagangan yang khusus, akan tetapi
di segmen ini peruntukkan lahan untuk pergudangan lebih banyak di bandingkan
dengan segmen yang lain.
Diketahui bahwa bangunan yang ada pada segmen ini untuk sisi kanan
diperuntukkan untuk pergudangan dengan fungsi sebagai tempat penyimpanan dan
penimbunan barang-barang hasil perikanan laut. Hal ini tidak lepas dari kemacetan

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
72
pada yang dikarenakan tidak tersedianya lahan parkir, dimana angkutan tersebut
memanfaatkan bahu jalan dengan lebar 2 (dua) meter.


Gambar 4.24 Tampak Sisi Kanan Segmen 3 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.


Gambar 4.25 Tampak Sisi Kiri Segmen 3 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Bila dilihat dari gambar penampang eksisting pada segmen 3 ini kondisi
permukiman jauh dari kesimbangan dengan kawasan yang serasi dan ideal untuk
suatu lingkungan permukiman. Ini diperlihatkan dengan pola permukiman yang tidak
teratur sehingga sirkulasi udara tidak sehat. Selain itu pada sisi kanan jalan
pembangunan pergudangan tidak melihat kondisi lingkungan terutama bantaran
sungai yang dipergunakan untuk pegudangan sehingga alur sungai dimanfaatkan
sepanjang 10 15 meter.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
73
Bila kondisi ini tidak diantisipasi dari sekarang akan berpengaruh besar pada
bahu jalan sisi kanan pada saat fungsi atau kelas jalan akan dinaikkan untuk
mendukung perekonomian perkotaan selain untuk menata pinggiran sungai sebagai
objek pelayanan publik.
7,5 5,5 13,5 14
12 20 10
1,25 3 2 1,25 1,5 3
E-)) g)4)_ ]COOC_ e]_O]
^] CC e _C) 4

Gambar 4.26 Penampang Eksisting Segmen 3 di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Pengolahan di Lapangan.
Karakteristik jalan dari sisi penampang memperlihat ada kesemaan dengan
segmen-segmen yang lain, dimana panjang bangunan baik itu pergudangan maupun
bangunan campuran hampir bersamaan. Perbedaan yang sangat signifikan adalah
bahu jalan lebih lebar 1 (satu) meter dari segmen yang lain. Akan tetapi ini belum
menunjukkan kualitas jalan yang baik dari tingkat pelayanan jalan dikarenakan masih
banyaknya gangguan samping pada kenderaan yang parkir di bahu jalan tersebut.
Secara umum dari uraian karakteristik jalan pada masing-masing segmen
diambil suatu kesemaan antara lain bahwa pada zona pergudangan pergerakan pejalan
kaki terpusat di sekitar zona pedagang eceran dan pergudangan di sisi kanan
sepanjang J alan Kolonel Yos Sudarso dengan intensitas kegiatan yang sangat tinggi
khususnya pada pagi hari dan siang hari. Intensitas pejalan kaki menurun pada sore
hari. Pada malam hari intensitas pejalan kaki sangat rendah seiring dengan

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
74
berkurangnya aktivitas pada pasar musiman di sepanjang pergudangan. Disamping itu
juga diarahkan untuk menghidupkan suasan kawasan penelitian serta peningkatan
perekonomian masyarakat. Ini berarti pemanfaatan peruntukkan lahan telah
mengalami perubahan dari peruntukkan bahu jalan menjadi tempat parkir dan tempat
perdagangan. Untuk itu perlu penyediaan fasilitas yang memadai, sehingga menjamin
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.
Selain itu jalur pejalan kaki dari masing-masing belum menunjukkan media
pejalan kaki, sementara diketahui lintasan pergerakan pejalan kaki menjadi ciri yang
paling menonjol untuk menterjemahkan kejelasan suatu kota. Pengembangan jalur
pejalan kaki dari semua segmen belum jelas karena kurang berkembang yang
disebabkan oleh tidak tersedianya fasilitas dan sarana pejalan kaki yang nyaman. Di
dalam kawasan penelitian terdapat beberapa pola aliran pejalan kaki dengan intensitas
yang berbeda.
Selain kondisi pejalan kaki secara umum untuk kondisi J alan Kolonel Yos
Sudarso adalah pola drainase. Pola drainase yang ada pada kawasan penelitian tidak
terarah, hal ini belum tersedianya secara khusus jaringan drainase sepanjang jalan
tersebut. Bila ini tidak cepat di lakukan penataan maka jalan tersebut akan mengalami
kerusakan, apalagi diwaktu musim hujan.
Berdasarkan kondisi perkembangan yang terjadi dalam kawasan penelitian
maka tata guna lahan dan pemanfaatan ruang dengan karakter yang kuat perlu
dikembangkan, khususnya pemanfaatan ruang yang mendukung kualitas lingkungan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
75
Sedangkan pengaruh eksternal terhadap pemanfaatan lahan kawasan penelitian yang
tidak sesuai dengan peruntukannya perlu dikendalikan.
Dalam hal ini, yang terpenting adalah peruntukan lahan kawasan penelitian
dapat mendorong perkuatan ekonomi masyarakat. Dengan dasar tersebut, langkah-
langkah penentuan pemanfaatan lahan yang perlu di dalam kawasan penelitian
memastikan jenis dan besaran tata guna lahan existing yang dipertahankan
keberadaannya, baik dengan melakukan pengurangan, dipertahankan atau
dikembangkan dan mengantisipasi kebutuhan ruang dalam kawasan penelitian yang
mungkin terjadi pada waktu yang akan datang dan mengarahkan agar tetap sesuai
dengan kaidah perencanaan serta mendorong pertumbuhan ekonomi kota melalui
perkembangan sektor-sektor strategis.
Selanjutnya untuk mendukung keberhasilan pengembangan kawasan
penelitian, maka perlu dilakukan pengaturan tata kegiatan yang sesuai. Dengan
demikian maka perlu dilakukan pengaturan kegiatan-kegiatan yang boleh dan tidak
boleh serta terbatas untuk dikembangkan di dalam kawasan penelitian. Pengaturan
tersebut dilakukan melalui beberapa kajian yang berkelanjutan sehingga harapan dari
perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan di kawasan penelitian dapat
terwujud.
4.9 Tingkat Pelayanan Jalan
Berdasarkan tingkat pelayanan jalan yang dihasilkan di J alan Kolonel Yos
Sudarso pada Buku Data Formular Perserta Lomba Tertib Lalu Lintas Kota
Tanjungbalai Tahun 2006 Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Tanjungbalai

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
76
sebesar 0,39 %. Ini menunjukkan angka yang baik, bahwa jalan tersebut di masukkan
ke pada kelompok A (v/c < 0,6) yang mengartikan bahwa tingkat pelayanan yang
diberikan suatu gambaran kondisi volume lalu lintas yang rendah dan kecepatan
kenderaan dapat dilakukan sekehendak pengemudi.
Akan tetapi sekelas J alan Arteri ini tidak terlepas dari dari permasalahan yang
sangat kompleks salah satu pada waktu terjadi transaksi kegiatan perdagangan yang
berlokasi pada badan jalan tertentu yang mempunyai intensitas kegiatan seperti pada
kawasan pergudangan yang memanfaatkan lahan baik itu sempadan jalan maupun
sempadan sungai, sehingga menimbulkan kepadatan dan kemacetan pada satu titik
ruas jalan tertentu.
J alan Kolonel Yos Sudarso pada saat ini merupakan jalan arteri yang
mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai jalan arteri dan jalan kolektor (dalam kota).
Keadaan ini menyebabkan terjadinya percampuran berbagai jenis arus pergerakan dan
jenis kenderaan, yang menimbulkan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi dan tidak
efisien.
Karakteristik lalu lintas yang sangat penting adalah arah lalu lintas. Hanya ada
satu jenis prasarana jalan yang kapasitasnya dipengaruhi oleh faktor distribusi arah,
yaitu jalan dua lajur dua arah. Umumnya jumlah lalu lintas total perhari adalah sama
untuk masing-masing jurusan. Pada jam sibuk pagi arah masuk ke pelabuhan adalah
lebih besar dan jam sibuk sore arah keluar dari pelabuhan lebih besar.
Selain dari karakteristik jalan itu sendiri ada beberapa yang telah dikaji dalam
penelitian ini secara umum tanpa kuantitatif sehingga dapat diketahui beberapa

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
77
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan itu sendiri antara
lain lebar jalan, bahu jalan, arah dan median jalan dan gangguan samping yang sering
didapat dari masing-masing segmen di atas.
Pada kawasan penelitian ini tingkat pelayanan jalan bila di kaitkan dengan
arah lalu lintas yang ada merupakan sebagai penunjang kelancaran penghubung
antara kawasan pelabuhan dengan kawasan pusat kota, sehingga untuk melihat
pergerakan pada kawasan penelitian ini, kita perlu mengkaji lebih mendalam terhadap
sistem dan karakteristik lalu lintas yang ada pada jalan tersebut.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
78
BAB V
KARAKTERISTIK RESPONDEN


5.1 Jenis Kelamin
J enis kelamin responden dari hasil analisis tabulasi menghasilkan jumlah
komposisi lebih besar pada jenis kelamin laki-laki sebesar 65 orang responden,
sedangkan jenis kelamin perempuan sebesar 35 orang. Ini menunjukkan
perbandingan sex ratio di lokasi penelitian setiap 100 orang lebih besar 65 % laki-laki
dan 35 % perempuan responden.
65
35
Laki-Laki
Perempuan

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Menurut J enis Kelamin
Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.

Kondisi perbandingan tersebut menunjukkan bahwa penduduk di lokasi
penelitian mempunyai tingkat kualitas sumber daya manusia yang produktif dari
banyak jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Ini mempengaruhi dari
tingkat pergerakan untuk melakukan aktivitas sehari-sehari, dimana pergerakan lalu

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
79
lintas orang akan mempengaruhi juga jumlah tingkat pelayanan jalan seperti
kenderaan pribadi dan kenderaan umum (transportasi masal).
5.2 Agama
Kehidupan beragama di Kelurahan Pematang Pasir sangat besar pengaruhnya
terhadap jumlah fasilitas peribadatan yang ada di lokasi penelitian. Diketahui bahwa
jumlah mesjid dan mushollah merupakan fasilitas peribadatan yang terbanyak di
Kelurahan Pematang Pasir sehingga jawaban responden yang menganut agam Islam
terbesar di lokasi penelitian sebesar 75 %, disusul beragama Protestan sebesar 12 %
dan beragama Katholik sebesar 9 %, sedangkan beragama Hindu hanya 4 %.

Islam
75%
Protestan
12%
Kahtolik
9%
Hindu
4%

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Menurut Agama
Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.

5.3 Pekerjaan
Tingkat mata pencaharian masyarakat di lokasi penelitian secara umum adalah
sebagai nelayan mencapai 46 %, kemudian disusul pedagang sebesar 23 %, Pegawai

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
80
Swasta sebesar 18 % dan Petani sebesar 9 % serta Pegawai Negeri Sipil sebesar 4 %.
Dari dasar ini maka terlihat dengan jelas bahwa pola pendapatan masyarakat
bertumpu pada hasil penangkapan ikan dan perdagangan yang ada pada Kelurahan
Pematang Pasir.

Nelayan
46%
Pedagang
23%
Pegawai Swasta
18%
Petani
9%
PNS
4%

Gambar 5.3 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan
Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.

Diketahui guna lahan berkaitan dengan kegiatan aktivitas manusia yang
memiliki sifat dinamis dari berbagai macam aktivitas yang dilakukannya. Oleh karena
manusia membutuhkan wadah atau ruang dan tempat untuk melakukan aktivitasnya
mengakibatkan perbedaan tempat atau lokasi dari kegiatan tersebut, sehingga
menimbulkan suatu pergerakan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dari jawaban
responden yang dikaitkan dengan aktivitas mereka kita dapat mengetahui sejauh
mana pekerjaan yang mempergunakan fasilitas transportasi, sehingga media tersebut
memerlukan tingkat pelayanan yang ideal.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
81
5.4 Pendidikan
Tingkat pendidikan responden di daerah penelitian kurang baik, hal ini
dicerminkan oleh tingginya presentase pendidikan yang dijawab oleh responden,
SLTP 37 % dan SMA 32 %. Sedangkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti
Akademi/Perguruan tinggi masih sedikit.
Untuk lebih jelasnya jawaban responden tentang tingkat pendidikan dilokasi
penelitian secara merata terdistribusi sebagai berikut : tamat SD sebesar 21 %, tamat
SLTP sebesar 37 %, tamat SMA sebesar 32 % dan tamat Akademi/Perguruan Tinggi
sebesar 10 %.

SD
21%
SLTP
37%
SMA
32%
Akademi/Pergur
uan Tinggi
10%

Gambar 5.4 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan
Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.

Aksesibilitas yang merupakan salah satu pengaruh rendahnya tingkat
pendidikan dimana kemudahan untuk mencapai fasilitas pendidikan sangat rendah
misalnya kondisi jalan yang belum baik, jenis alat angkutan yang kurang tersedia,
kurangnya frekuensi keberangkatan dan jarak sekolah yang begitu jauh. Sehingga

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
82
masih banyak siswa di lokasi penelitian yang bersekolah ke pusat kota maupun
daerah hinterlandnya yang mempergunakan angkutan umum maupun pribadi
sehingga memerlukan biaya tambahan.
5.5 Luas dan Bentuk Bangunan
Sebagian besar responden memiliki bentuk bangunan yang dipergunakan
untuk tempat tinggal (rumah tunggal) sebesar 65 %. Hal ini ditandai dengan banyak
perumahan nelayan dan perumahan di atas bantaran kereta api yang menunjukkan
lingkungan perumahan responden yang belum memenuhi standar persyaratan
kesehatan, kenyamanan, keamanan, ketertiban, keindahan dan berwawasan
lingkungan.
23%
31%
38%
8%
<100 m2
100 m2 - 150 m2
150 m2 - 250 m2
>250 m2

Gambar 5.5 Karakteristik Responden Menurut Luas dan Bentuk
Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.

Bila dilihat dari jawaban responden terhadap luas bangunan rata-rata
responden menunjukkan angka yang sangat rendah dapat dilihat dari jawaban
responden yang menyatakan bahwa luas lebih kecil dari 100 m
2
sebesar 23 %, 100

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
83
150 m
2
sebesar 31 %, 150 250 m
2
sebesar 38 % dan lebih besar dari 250 m
2
sebesar
8 %.
Kondisi luas dan bentuk bangunan pada lokasi penelitian menggambarkan
bahwa presentase lahan yang tertutup bangunan sangat tinggi. Ini menandakan bahwa
masyarakat mungkin menginginkan seluruh lahan yang dimilikinya dijadikan
bangunan karena lebih menguntungkan di tinjau dari sudut pendapatan yang mungkin
diperoleh nantinya. Akan tetapi apabila hal ini terjadi, kondisi lingkungan menjadi
tidak nyaman/pengap, arus angin akan terganggu, kurangnya taman atau halaman
hijau, udara setempat akan kekurangan oksigen yang berdampak pada kesehatan.
5.6 Pendapatan
Rata-rata pendapatan responden menunjukkan angka yang sangat rendah, ini
dapat dilihat dari banyaknya responden yang menjawab pendapatan/bulan sebesar
Rp. 300.001 Rp. 600.000,- (25 %). Hal ini menunjukkan tingkat pendapatan yang
rendah.
Tingkat pendapatan responden rata-rata untuk tiap bulan dapat di uraikan
sebagai berikut : antara lain lebih kecil dari Rp. 300.000,- menjawab sebesar 16 %,
Rp. 300.001 Rp. 600.000 menjawab sebesar 25 %, Rp. 600.001 Rp. 800.000
menjawab sebesar 24 %, Rp. 800.001 Rp. 1.000.000 menjawab sebesar 17 % dan di
atas dari Rp. 1.000.001 menjawab sebesar 18 %.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
84
16%
25%
24%
17%
18%
<Rp. 300.000
Rp.300.001 - Rp. 600.000
Rp.600.001 - Rp. 800.000
Rp.800.001 - Rp. 1.000.000
>Rp. 1.000.001

Gambar 5.6 Karakteristik Responden Menurut Pendapatan
Sumber : Hasil Analisis Pengolahan Data.

Dari hasil di atas bahwa pendapatan masyarakat berkaitan erat dengan mata
pencaharian. Dimana mata pencaharian di lokasi penelitian yang tertumpu pada hasil
penangkapan ikan dan perdagangan jual beli ikan di sekitar lokasi perumahan dan
pergudangan. Sehingga tingkat pendapatan masyarakat sangat tergantung kepada
hasil penangkapan ikan atau jual beli ikan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
85
BAB VI
HASIL EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN
SEBAGAI PENUNJANG PERENCENAAN DAN PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN LAHAN


Peranan sistem transportasi dalam hal ini yang berkaitan dengan tingkat
pelayanan jalan sangat berperan dalam pengembangan perkotaan, hal ini dikarenakan
transportasi salah satu sistem dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan wilayah. Untuk itu dalam mengembangkan suatu kota diperlukan
suatu jaringan transportasi yang mempunyai manajemen dan sarana prasarana
penunjang yang memadai untuk melancarkan aktivitas pergerakan di dalam kawasan
perkotaan.
Banyak dampak yang ditimbulkan akibat kemacetan lalu lintas yang terjadi
akibat rendahnya tingkat pelayanan jalan seperti : lambatnya perkembangan wilayah
kota, polusi dan borosnya pemakaian bahan bakar. Selain itu perkembangan kota juga
akan dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain fasilitas, topografi, harga tanah,
kenyamanan dan juga dipengaruhi oleh jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya yang
dikeluarkan untuk mencapai ke satu tujuan dari dan ke tempat aktivitas setiap
individu sehari-hari.
Suatu wilayah atau kota akan lebih cepat berkembang dari wilayah lainnya
apabila persyaratan tersebut lebih baik dari wilayah lain. Oleh karena itu penulis
dalam hal ini membatasi evaluasi yang dilakukan adalah tinjauan secara partisipatif
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
86
kepada masyarakat yang ada di sekitar lokasi penelitian sebagai pendorong
perencanaan dan pengembangan pemanfaatan lahan.
Oleh karena itu evaluasi yang dilakukan adalah mengevaluasi beberapa
faktor-faktor baik itu pendukung maupun penghambat dari sistem tingkat pelayanan
jalan tersebut. Beberapa faktor-faktor tersebut antara lain evaluasi karakteristik jalan,
evalusi perubahan lahan, evaluasi peruntukan lahan di sekitar jalan tersebut serta
dikaitkan dengan kondisi sosial lingkungan sebagai salah satu faktor dominan, hal ini
dikarenakan oleh keterlibatan langsung sebagai pengguna jalan (user). Untuk
mengetahui hasil evaluasi tersebut, dapat kita uraikan di bawah ini.
6.1 Evaluasi Karakteristik Jalan Kolonel Yos Sudarso
Evaluasi karakteristik J alan Kolonel Yos Sudarso memuat evaluasi tingkat
kemampuan suatu jalan terhadap tahapan-tahapan dari kondisi yang ada dengan
beberapa trase dari masing-masing segmen jalan tersebut, sehingga perbandingan
karakteristik dari masing-masing segmen dapat terlihat dengan jelas. Dari hasil
evaluasi ini dapat disimpulkan beberapa faktor dominan yang secara langsung
mempengaruhi tingkat pelayanan jalan secara kualitas jalan yang ada, sehingga
nantinya dapat berhubungan erat dengan jenis karakteristik masing-masing segmen
jalan tersebut.
a. Segmen 1
Pada segmen ini diketahui karakteristik jalan sangat berpariasi antara trase
yang satu dengan trase yang lain, hal ini diperlihatkan dengan jenis karakteristik yang
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
87
berbeda antara satu trase dengan trase yang lain pada satu segmen. Bila ditinjau dari
lebar bahu jalan dari masing-masing trase jalan bahwa kondisi bahu jalan tidak
menunjakan angka yang ideal untuk sekelas jalan arteri. Terutama pada trase 2 dan
trase 3 yang diakibatkan oleh adanya bangunan yang mempergunakan bahu jalan
sebagai lokasi bangunan.
Berdasarkan keterangan diatas dan diperjelas pada gambar di bawah ini
sehingga diketahui secara umum rata-rata lebar bahu jalan pada daerah penelitian
yang mempunyai dampak negatif terhadap tingkat pelayanan jalan dengan adanya
gangguan samping bagi pengguna kenderaan maupun pejalan kaki. Ini diperlihatkan
dengan lebar dari rata-rata masing-masing trase jalan selebar 2 meter.
Dari kemungkinan yang terjadi pada segmen jalan ini adalah belum
tersedianya tempat parkir, dimana diketahui bahwa segmen jalan ini merupakan
kawasan pergudangan yang memerlukan lokasi parkir yang memadai. Selain itu
fasilitas pendukung yang sangat signifikan pada suatu ruas jalan adalah ketersediaan
jaringan drainase. Ketersediaan jaringan ini sangat mempengaruhi kualitas jalan dan
daya dukung jalan pada masa yang akan datang.
Karakteristik khusus pada segmen ini ada beberapa trase (trase 4 dan trase 5)
jalan yang mempunyai lebar bahu jalan dan sempadan bangunan yang berdampingan
dengan sempadan sungai sehingga bahu jalan mempunyai fungsi ganda sebagai
penahan bahu jalan dan juga sebagai penahan bibir sungai, hal ini akan
mempengaruhi kinerja badan jalan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
88
Kel. Pematang Pasir
Segmen 1
S
.
A

s
a
h
a
n
Tampak Melintang
SKALA 1 : 10.000
0 1 2 3 5 c m
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0 m

Kondisi Eksisting Segmen 1 (meter)
No. Jenis Karakteristik
Trase 1 Trase 2 Trase 3 Trase 4 Trase 5
1. Lebar J alan 6 6 6 6 6
2. Lebar Bahu J alan (Barem) 2 1,5 1,5 2 2
3. Pedesterian (Trotoar) 1,2 1 1 2 1,25
4. Drainase 0 0 0 0 0
5. Sempadan Bangunan 1 1,5 1 2 2
6. Lokasi Parkir 1.5 1 1 1,5 1,5
Gambar 6.1 Evaluasi Karakteristik J alan Pada Segmen 1
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan di Lapangan.
b. Segmen 2
Pada segmen (dua) evaluasi karakteristik jalan sangat ditentukan oleh
kegiatan atau intensitas masyarakat pengguna jalan yang dilihat berdasarkan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
89
intensitas waktu kegiatan. Hal ini disebabkan oleh kondisi jalan pada waktu tertentu
yang mengalami kemacetan diakibatkan oleh badan jalan yang menyempit dengan
tingginya intensitas kegiatan perdagangan dengan memanfaatkan badan dan bahu
jalan sebagai lokasi perdagangan sehingga kecepatan kenderaan rendah dan besarnya
gangguan samping.
Rendahnya kecepatan kenderaan sehingga berpengaruh besar kepada
penghematan bahan bakar. Dengan demikian dapat diketahui untuk mencapai suatu
kawasan yang rendah tingkat pelayanan jalannya dan kecepatan kenderaan yang
rendah juga dalam arti tingginya kemacetan membutuhkan pemakaian bahan bakar
yang besar dan mungkin tingkat keausan peralatan kenderaan akan semakin cepat
habis.
Bentuk bangunan pada segmen ini berupa pergudangan dan bangunan
campuran antara permukiman dan pertokooan yang mempengaruhi tingkat pelayanan
jalan, diperlihatkan dengan bentuk yang ada pada bangunan tersebut, bahwa
bangunan pergudangan terdapat pada sisi kanan sedangkan bangunan campuran
permukiman pada sisi kiri memanfaatkan bahu jalan dan sempadan bangunan sebagai
tempat parkir yang mempengaruhi kegiatan pergudangan sebagai tempat bongkar
muat barang. Dari kondisi ini tingkat pelayanan jalan menunjukan pengaruh waktu
yang sangat besar, dalam arti kenderaan berhenti maupun parkir apabila kegiatan
pergudangan berlangsung. Bila pada waktu sore dan hari libur tingkat pelayanan jalan
tidak menunjukkan kesemerawutan atau kemacetan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
90
S
.

a


n
A

s


h

a
Kel. Pematang Pasir
Segmen 2
Tampak Melintang
SKALA 1 : 10.000
0 1 2 3 5 c m
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0 m

Kondisi Eksisting Segmen 2 (meter)
No. Jenis Karakteristik
Trase 1 Trase 2 Trase 3 Trase 4 Trase 5
1. Lebar J alan 6 6 6 6 6
2. Lebar Bahu J alan (Barem) 1 1 1 1 1
3. Pedesterian (Trotoar) 1 1 1 1 1,25
4. Drainase 0 0 0 0 0
5. Sempadan Bangunan 1 1 1 1 1
6. Lokasi Parkir 1.5 1 1 1,5 1,5
Gambar 6.2 Evaluasi Karakteristik J alan Pada Segmen 2
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan di Lapangan.
Berdasarkan keterangan gambar di atas, bahwa karakteristik pada segmen ini
lebih berpengaruh terhadap lebar jalan maupun lebar bahu jalan. Dimana dari data
masing-masing karakteristik jalan pada segmen ini memperlihatkan kondisi jalan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
91
yang tidak ideal sebagai jalan arteri pada waktu tertentu (pagi dan siang). Dengan arti
lain pengguna jalan kurang nyaman untuk melakukan manuver yang disebabkan oleh
intensitas kegiatan perdagangan memanfaatkan bahu jalan selebar 1 meter untuk
tempat berjualan. Selain itu sempadan bangunan juga mempunyai kesamaan dimana
bangunan dari sisi kiri dan kanan memanfaatkan bahu jalan sebagai bangunan,
sehingga untuk tempat parkir tidak tersedia.
Hambatan kenderaan pada segmen ini terjadi juga pada waktu tertentu
dimana kenderaan yang melewati bahu jalan berhenti pada waktu tertentu sehingga
tingkat gangguan samping meningkat, hal ini banyak pejalan kaki mempergunakan
bahu jalan dikerenakan belum tersedianya pedestarian pejalan kaki . Sehingga pejalan
kaki memanfaatkan badan jalan yang menimbulkan gangguan terhadap kenderaan
lain yang melintasi jalan ini.
Kondisi bangunan dari masing-masing trase sangat mempengaruhi tingkat
pelayanan jalan yang mengartikan bahwa kebanyakan bangunan pada segmen ini baik
itu pergudangan maupun campuran memanfaatkan bahu jalan sebagai lokasi
bangunan sehingga sempadan bangunan mengalami tumpang tindih sebagai bahu
jalan juga sebaga sempadan bangunan. Berdasarkan kondisi ini badan jalan
berpengaruh besar terhadap tingkat pelayanan jalan itu sendiri dengan kecepatan
kenderaan dan lokasi parkir.
c. Segmen 3
Secara umum pada segmen ini sangat berbeda dengan segmen-segmen yang
lain, perbedaan ini diperlihatkan dengan lebarnya bahu jalan dari masing-masing trase
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
92
lebih lebar 1 meter karena lebar bahu jalan 2 meter. Selain itu kegiatan pada segmen
ini telah menurun bila dibandingkan dengan segmen 2.
S
.

a


n
A

s


h

a
Kel. Pematang Pasir
Tampak Melintang
S K A L A 1 : 10. 000
0 1 2 3 5 c m
0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 5 0 0 m
Segmen 3

Kondisi Eksisting Segmen 3 (meter)
No. Jenis Karakteristik
Trase 1 Trase 2 Trase 3 Trase 4 Trase 5
1. Lebar J alan 6 6 6 6 6
2. Lebar Bahu J alan (Barem) 2 2 1,5 2 2
3. Pedesterian (Trotoar) 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
4. Drainase 0 0 0 0 0
5. Sempadan Bangunan 1,5 1,5 1 2 2
6. Lokasi Parkir 1.5 2 2 2,5 2,5
Gambar 6.3 Evaluasi Karakteristik J alan Pada Segmen 3
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan di Lapangan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
93
Intensitas kegiatan pada segmen ini juga hampir tidak ada, hal ini dikarenakan
kegunaan maupun fungsi pergudangan adalah tempat penimbunan hasil perikanan
sementara yang akan di kirim ke daerah hinterland. Selain itu pada sisi kiri segmen
ini bangunan campuran tidak memanfaatkan bahu jalan sebagai lokasi kegiatan
maupun bangunan yang berpengaruh terhadap tingkat pelayanan jalan dengan
kecepatan kenderaan.
Pola pergerakan angkutan lalu lintas pada hakekatnya dipengaruhi oleh
intensitas dan pola penggunaan lahan kota, tingkat kepemilikan kenderaan,
ketersediaan dan pola jaringan jalan, jumlah penduduk dan distribusi hunian dalam
kota mempengaruhi suatu tingkat pelayanan jalan terhadap pola pemanfaatan ruang.
Bila dilihat pada lokasi penelitian bahwa intensitas kegiatan tertinggi terdapat pada
waktu tertentu.
Secara umum dari uraian diatas, terlihat bahwa kegiatan-kegiatan berkembang
dan mengelompok secara sektoral dari pusat kota yang mengikuti pola jeringan jalan.
Peranan jaringan jalan dalam pengembangan wilayah sangat besar dikarenakan untuk
membuat atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk dapat mengembangkan
suatu wilayah diperlukan suatu jeringan jalan yang memadai sebagai salah satu sarana
penunjang aktifitas pergerakan yang ada.
Dari evaluasi di atas banyak faktor-faktor yang mempengaruhi akibat
rendahnya tingkat pelayanan jalan secara kualitas yang ditinjau dari segi waktu antara
lain lambatnya perkembangan wilayah kota, polusi dan borosnya pemakaian bahan
bakar.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
94
Perencanaan dan pengembangan kota akan juga dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain fasilitas, topografi, harga tanah, kenyamanan dan juga dipengaruhi oleh
jarak tempuh, waktu tempuh, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai suatu
bagian wilayah atau kota dari dan ke tempat aktifitas setiap individu sehari-hari.
6.2 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik Jalan
Kolonel Yos Sudarso

Setiap pembangunan yang berwawasan lingkungan tertutama fisik, akan
berdampak langsung terhadap pertumbuhan transportasi dan sebaliknya pertumbuhan
transportasi akan mempengaruhi perkembangan struktur ruang sehingga transportasi
dan pemanfaatan lahan saling berkaitan satu sama lain. Secara teoritis dampak yang
akan muncul akibat suatu kegiatan terhadap aktivitas lainnya bisa berdampak
langsung kepada lingkungan sekitar tempat tinggal. J adi transportasi (tingkat
pelayanan jalan) perlu meningkatkan interaksi antar aktifitas atau guna lahan yang
diukur melalui waktu pengguna jalan melakukan aktifitas sehinngga jalan tersebut
mempunyai daya tarik tertentu dibandingkan dengan jalan yang lain.
Berdasarkan teori nantinya dapat memberikan penjelasan tentang peran
transportasi dalam kerangka pembangunan suatu kota untuk memberikan pelayanan
bagi kegiatan suatu kota dan dapat mengarahkan pembangunan kota tersebut. Selain
itu, tinjauan kinerja suatu jaringan jalan akan memberikan gambaran tentang tingkat
pelayanan suatu ruas jalan dalam melayani pergerakan. Pemahaman terhadap hal ini
akan memberikan gambaran tentang pentingnya peranan sistem transportasi suatu
kota dalam menyalurkan pergerakan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
95
Berdasarkan Morlok (1992:212) bahwa Tingkat pelayan J alan (Level of
Service/LOS) adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu
ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang melewatinya. Tingkat
pelayanan jalan dilihat dari perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas
jalan (VCR)serta kecepatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut, yang ditentukan oleh
tingkatan. Semakin tinggi volume lalu lintas pada ruas jalan tertentu maka tingkat
pelayanan jalannya akan semakin menurun. Titik dimana suatu perubahan dibuat
dalam tingkat pelayanan, misal A ke B, ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis
secara kolektif. Hubungan secara umum antara kecepatan, tingkat pelayanan jalan
dan rasio volume terhadap kapasitas untuk jalan terlihat pada dibawah ini.








K
e
c
e
p
a
t
a
n

O
p
e
r
a
s
i
Rasio Volume/Kapasitas (V/C)
Sumber : Morlok, 1988 : 213
0
1,0
Tingkat Pelayanan E
Tingkat Pelayanan D
Tingkat Pelayanan C
Tingkat Pelayanan B
Tingkat
Pelayanan A
Tingkat Pelayanan F
A
B
C
D
E
F
Gambar 6.4 Tingkat Pelayanan J alan
Sumber : Morlok, 1991.
Untuk mengevaluasi tingkat pelayanan jalan Kolonel Yos Sudarso
berdasarkan teori di atas maka kita dapat membandingkan karakteristik jalan dengan
penggunaan lahan dari tiap masing-masing segmen.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
96
a. Segmen 1
Perencanaan dan pengembangan wilayah sangat berpengaruh terhadap
kesediaan prasarana dan sarana dasar umum antara lain tempat sekolah, tempat
berbelanja, timpat peribadatan, tempat hiburan dan lain-lain yang semua juga sangat
tergantung pada rencana jaringan jalan. Ini disesuaikan dengan beberapa uraian
teoritis yang telah di uraikan pada bab bagian terdepan. Dari hasil evaluasi
perbandingan karakteristik jalan dengan penggunahan lahan dapat kita melihat sejauh
mana tingkat pelayanan jalan yang diberikan terhadap pengguna jalan.
Segmen 1
S
n
.
h


A
s
a

a
SKALA 1 : 8.000
0 1 2 3 5 c m
0 8 0 1 6 0 2 4 0 4 0 0 m
P ermukiman
Campuran
P ergudangan
P e n y e m p it a n
B a h u J a la n 1 , 5 m
P e d e st a r ia n B e lu m t e r se d ia
P e n y e m p it a n b a d a n J a la n 1 m
S e m p a d a n B a n g u n a n
M e m p e r g u n a k a n
B a h u J a la n 1 m
L o k a si K e m a c e t a n
A k ib a t B a d a n J a la n
M e n y e m p it 3 m

Gambar 6.5 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik J alan
Pada Segmen 1
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
97
Gambar di atas memperlihatkan kondisi jalan baik itu dari karakteristik jalan
itu sendiri maupun dari penggunaan lahan yang belum memberikan kepuasan pada
pengguna jalan maupun pada masyarakat sekitar jalan itu sendiri. Ini berkaitan
dengan manajemen guna lahan, dimana jika nilai sosial diabaikan akan menimbulkan
permasalahan sosial yang sangat signifikan. Dari hasil perbandingan di atas
memperlihatkan bahwa gangguan samping pada suatu ruas jalan sangat
mempengaruhi tingkat pelyanan jalan.
Lokasi kemacetan dipengaruhi oleh lebar bahu jalan yang menyempit 1,5
meter, sempadan bangunan yang mempergunakan bahu jalan 1 meter dan lokasi
pedestarian yang belum tersedia sehingga lebar badan jalan secara tak langsung akan
menyempit juga sampai pada 3 meter. Dari menyempitnya badan jalan ini
mempengaruhi gangguan samping pengguna jalan sehingga kemacetan pada satu
trase jalan sering terjadi.
b. Segmen 2
Diketahui bahwa masyarakat mempunyai sifat yang dinamis dalam arti yaitu
mengenai dinamika pemilihan tempat tinggal yang dikaitkan dengan tempat atau
lokasi dia dimana bekerja. Sementara diketahui bahwa tempat tinggal mempengaruhi
karakteristik hunian dalam memilih lokasi hunian dalam hal ini kaitannya dengan
aksesibilitas. Lokasi tempat tinggal yang diharapkan harus mudah ditempuh dengan
aksesibilitas yang baik. Kemudahan pelayanan transportasi kota yang menjadi alasan
bagi orang bertempat tinggal untuk ke tempat kerjanya. Hal inilah yang dijadikan
alasan tumbuh kembangnya permukiman di lokasi penelitian.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
98
S
n
.
h


A
s
a

a
SKALA 1 : 8.000
0 1 2 3 5 c m
0 8 0 1 6 0 2 4 0 4 0 0 m
P ermukiman
Campuran
P ergudangan
L o k a si K e m a c e t a n
A k ib a t P e n ye m p it a n
B a d a n J a la n 2 , 5 m
S e m p a d a n B a n g u n a n
M e m p e r gu n a ka n
B a h u J a la n 1 m
P e n ye m p it a n
B a h u J a la n
D ip e r g u n a k a n
U n t u k P a r k ir 1 m
P e d e s t a r ia n B e lu m t e r se d ia
P e n y e m p it a n b a d a n J a la n 1 m
P e n y e m p it a n
B a h u J a la n 1 m
Segmen 2

Gambar 6.6 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik J alan
Pada Segmen 2
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Dari hasil perbandingan diatas diketahui banyaknya lokasi kemacetan pada
satu ruas jalan menunjukkan intensitas kegiatan pada lokasi ini yang sanggat tinggi.
Pada lokasi ini merupakan suatu kawasan pusat perdagangan untuk masyarakat
sekitar, hal ini terjadi dikarenakan adanya kawasan pergudangan penampungan hasil
perikanan laut.
Adanya pergudangan ini mempengaruhi dari lokasi parkir, aksessibilitas dan
pedestarian. Perbandingan karakteristik jalan dan penggunaan lahan memperlihatkan
secara jelas bahwa pemanfaatan bahu jalan dan pemakaian sempadan bangunan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
99
sebagai lokasi perdagangan sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat pelayanan
jalan yang diberikan. Dari gambar di atas bahwa kemacetan terjadi dikarenakan lebar
badan jalan mencapai 2,5 meter, sehingga arus lalu lintas mempergunakan sebahagian
dari lebar jalan dalam arti yang lewat hanya pada satu arah saja.
Nilai kenyamanan berlalu lintas sangat berpengaruh pada lokasi ini sehingga
sifat transportasi yang mudah, murah dan nyaman belum dapat diterima masyarakat.
Sementara jalan tersebut diketahui adalah ruas jalan yang melayani rute pergerakan
antar kota kabupaten, dan pergerakan barang dan penumpang untuk menghubungkan
arah barat dan timur Kota Tanjungbalai antara Kecamatan Teluk Nibung ke Wilayah
Kabupaten Asahan selanjutnya ke arah Selatan menghubungkan dengan Kabupaten
Asahan sampai ke Ibukota Propinsi Sumatera Utara.
c. Segmen 3
Dari gambaran di bawaha ini keberadaan jalan sebagai media untuk
mempelancar aktivitas sehari-sehari sangat berbeda dengan segmen-segmen yang lain
karena lokasi kemacetan tidak terjadi. Pemakaian bahu jalan dan lokasi parkir
memang ada terdapat pada satu trase jalan tetapi tidak berhimpitan bersamaan
sehingga lebar badan jalan pada kondisi normal, akan tetapi gangguan tidak luput
pada segmen ini.
Pengaruh gangguan samping sehingga mempuat tingkat pelayanan jalan
rendah diakibatkan oleh adanya pemakaian lokasi parkir untuk kenderaan pengangkut
hasil perikanan. Lokasi parkir pada segmen ini sangat berpengaruh besar dikarenakan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
100
banyaknya pergudangan yang mempergunakan angkutan atau kenderaan bersumbu
panjang sehingga media lokasi parkir memerlukan lahan yang besar.
Segmen 3
S
n
.
h


A
s
a

a
S K A LA 1 : 8.000
0 1 2 3 5 c m
0 8 0 1 6 0 2 4 0 4 0 0 m
P ermukiman
Campuran
P ergudangan
P e n ye m p it a n
B a h u J a la n 1 m
P e n y e m p it a n
B a h u J a la n
D ip e r g u n a k a n
U n t u k P a r kir 1 , 5 m
S e m p a d a n B a n gu n a n
M e m p e r g u n a ka n
B a h u J a la n 1 m

Gambar 6.7 Evaluasi Perbandingan Penggunaan Lahan dengan Karakteristik J alan
Pada Segmen 3
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
6.3 Evaluasi Perubahan Lahan Jalan Kolonel Yos Sudarso
Tempat tinggal yang menempati areal paling luas dalam pemanfaatan ruang di
Kelurahan Pematang Pasir mengalami perkembangan yang selaras dengan
perkembangan penduduk dan mempunyai pola-pola tertentu sehingga menciptakan
bentuk dan struktur suatu kawasan yang berbeda dengan kawasan lainnya.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
101
Perkembangan tempat tinggal pada bagian-bagian kawasan di sekitar J alan Kolonel
Yos Sudarso tidak sama, tergantung pada karakteristik kehidupan masyarakatnya,
potensi sumber daya (kesempatan kerja) yang tersedia, kondisi fisik serta fasilitas
yang ada ini berkaitan erat dengan transportasi (tingkat pelayanan jalan).
J adi bila ditinjau dari hasil analisis di kaitkan dengan teoritis maka perubahan
lahan mempengaruhi pertumbuhan suatu kota itu sendiri maka percepatan
pertumbuhan akan menampakkan perubahan pada fisik kota. Diketahui bahwa dari
waktu ke waktu bentuk fisik kota selalu mengalami perubahan sementara batas
administrasi atau lahan yang tersedia tidak mengalami penambahan.
a. Segmen 1
Dari tabel di atas di peroleh hasil pengolahan data pada kondisi lingkungan
responden dominan menjawab keadaan lingkungan yang ditinjau dari kondisi
penghijauan di lokasi penelitian. Bila dikaitkan dengan karakteristik jalan bahwa
kondisi lingkungan yang sesuai dengan jawaban responden pada kondisi eksisting
belum ada dimana peruntukkan lahan seluruhnya dipergunakan untuk bahu,
sempadan dan badan jalan.
Perubahan lahan pada segmen 1 dari Tahun 1995 sampai 2007 tidak ada
menunjukkan perubahan yang sangat signifikan terhadapat perencanaan dan
pemanfaatan lahan. Pembangunan yang sangat berpengaruh pada segmen ini adalah
meningkatnya permukiman kumuh pada lokasi rel kereta api. Terkonsentrasinya
kegiatan perkotaan pada segmen ini membuat pertumbuhan permukiman sebagai
tempat tinggal yang tidak jauh dari lokasi tempat kerja.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
102
Segmen 1
S
n
.
a
h


A
s

a
Segmen 1
S
n
.
h


A
s
a

a
Segmen 1
S
n
.
h


A
s
a

a
Tahun 1995 Tahun 2000 Tahun 2007

Gambar 6.8 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 1
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Perubahan lagan juga nampak pada pembangunan pergudangan yang
memanfaatkan lahan pinggiran sungai sebagai lokasi yang sangat strategis dari segi
ekonomi. Sehingga mempengaruhi juga pembangunan campuran sebagai pendukung
dari kegiatan pergudangan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
b. Segmen 2
Perkembangan perumahan yang demikian itu mengakibatkan penurunan
kerapatan bangunan perumahan secara linier dari daerah pusat kota ke arah pinggiran
kota, namun pada sisi lain potensi gradasi lingkungan cenderung semakin berkurang
kearah luar kota. Hal ini banyak dijumpai pada segmen 2 dikarenakan lokasi tempat
tinggal tidak jauh dari lokasi kerja.
Dorongan kelompok masyarakat yang ekonomi kuat lebih menyukai tinggal di
daerah pinggiran kota, sementara kelompok penduduk ekonomi lemah memilih
bertempat tinggal di daerah pusat kota atau yang dekat tempat kerja meskipun dengan
kondisi lingkungan yang marginal. Pada gilirannya mereka membentuk terciptanya
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
103
struktur perumahan, yang berdasarkan strata sosial-ekonomi masyarakat tersebut
dikenal sebagai perumahan kelas atas, menengah dan bawah atau yang lebih dikenal
dengan perumahan kumuh. Dari pendapat ini bila dikaitkan dengan keberadaan
bangunan yang berada di sisi kiri dan kanan segmen ini sangat erat hubungannya
dengan karakteristik jalan yang ada dan jawaban responden sehingga faktor
karakteristik jalan dapat dijadikan salah satu bahwa rendahnya tingkat pelayanan
jalan pada segmen ini.
Segmen 2
S
n
.
h


A
s
a

a
Tahun 1995 Tahun 2000 Tahun 2007
Segmen 2
S
n
.
a
h


A
s

a
Segmen 2
S
n
.
a
h


A
s

a

Gambar 6.9 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 2
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Pertumbuhan kebutuhan ruang pada segmen ini mendorong terjadinya
pergesaran penggunaan lahan di pusat kota yang lebih diarahkan pada pusat
perdagangan dan jasa. Kebutuhan akan ruang terutama lahan perumahan dan
pergudangan mendorong perluasan Kota Tanjungbalai ke arah Utara didukung
dengan keberadaan Pelabuhan Teluk Nibung. Salah satu wilayah tersebut adalah
wilayah Kecamatan Teluk Nibung yang fungsi utamanya adalah Kawasan Eksport.
Fenomena ini mendorong semakin berkembang khususnya pergudangan dan
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
104
campuran terutama pada bagian yang memiliki akses terhadap jalan utama yaitu J alan
Kolonel Yos Sudarso sebagai jalan penghubung utama ke wilayah pelabuhan dan
wilayah lainnya. Perkembangan yang pesat dari pergudangan dan campuran
dikawasan ini diperkirakan dapat berpengaruh terhadap tingkat pelayanan J alan
Kolonel Yos Sudarso khususnya pada segmen ini.
c. Segmen 3
Evaluasi dampak tingkat pelayanan suatu jalan bukan hanya di lihat dari suatu
permasalahan tentang pengoperasian saja akan tetapi di lihat juga kepada
perancangan lalu lintas dengan aspek keamanan dan ekonomi. Sehingga hubungan
tingkat pelayanan J alan Kolonel Yos Sudarso pada saat ini berdasarkan lokasi
ketersediaan sarana prasarana ke letak rumah sangat kurang dan tidak memuaskan.
Ketidak puasan ini merupakan indikasi pengguna jalan belum menunjukkan tingkat
kenyamanan pada kondisi dan tata letak jalan tersebut kepada tempat tinggal menuju
fasilitas prasarana dan sarana dasar umum (ke pusat kota).
Segmen 3
S
n
.
a
h


A
s

a
Tahun 1995 Tahun 2000 Tahun 2007
Segmen 3
S
n
.
h


A
s
a

a
Segmen 3
S
n
.
h


A
s
a

a

Gambar 6.10 Evaluasi Perubahan Lahan Pada Segmen 3
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan Data.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
105
Dari keterkaitan kondisi sosial lingkungan dan karakteristik jalan didapat
kenyataan bahwa pergerakan penghuni campuran dan intensitas kegiatan
pergudangan berpengaruh terhadap tingkat pelayanan jalan yang ada pada segmen 3.
Hal ini bisa dilihat dari waktu puncak pergerakan pagi dan sore hari sehingga tingkat
pelayanan jalan saat ini cukup buruk. Dengan adanya kegiatan intensitas di
pergudangan dan campuran pembebanan meningkat sehingga tingkat pelayanannya
semakin buruk dengan catatan tidak ada penigkatan kapasitas J alan Kolonel Yos
Sudarso.
Seiring, dengan hasil tersebut maka perlu diantisipasi diantaranya kebijakan
pembangunan pergudangan maupun perumahan dengan memperhatikan analisis
dampak lalu-lintasnya misal pembatasan pembangunan pergudangan di tepi sungai
dan pengurangan kenderaan angkutan besar yang memiliki sumbu panjang. Selain itu,
perlu secepat mungkin untuk merealisasikan rencana jaringan jalan baru dalam
rangka pemisahan arus regional dan lokal disamping mengutamakan manajemen lalu-
lintas.
Kondisi sosial dalam hal ini keinginan pindah yang akibat ditimbulkan oleh
tingkat pelayanan jalan yang tidak memuaskan. Ini berkaitan dengan manajemen
guna lahan, dimana jika nilai sosial diabaikan akan menimbulkan permasalahan sosial
yang sangat signifikan.
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
106
6.4 Evaluasi Peruntukan Lahan Jalan Kolonel Yos Sudarso
Sejalan dengan fungsi Kota Tanjungbalai sebagai kota perdagangan dan jasa
serta kota industri, maka perkembangan kawasan perdagangan dan jasa
perkembangannya cukup pesat, khususnya pada simpul jalan Kolonel Yos Sudarso.
Keadaan ini dapat dimungkinkan oleh karena masih belum optimalnya kebijakan
distribusi ruang serta sistem transportasi yang ada, sehingga saat ini konsentrasi
kegiatan tersebut menimbulkan permasalahan pemanfaatan lahan kota (pemerataan
perkembangan infrastruktur kota, tingkat pelayanan serta permasalahan kemacetan
lalu lintas). Untuk itu perlu kebijakan distribusi ruang kegiatan perdagangan dan jasa
ke kawasan-kawasan baru serta terkait dengan kebijakan distribusi kegiatan lainnya
di luar kawasan pusat kota. Hal ini dimaksudkan agar terjadi pemerataan
perkembangan antar kawasan, sehingga beban kawasan pusat kota dapat dieliminir
melalui pendistribusian fungsi-fungsi kegiatan kawasan pada wilayah sekitarnya.
Sehingga transportasi merupakan salah satu sektor kegiatan yang sangat
penting di kota, karena berkaitan dengan kebutuhan setiap orang yang ada di kota
bagi setiap lapisan. Di kota transportasi (tingkat pelayanan jalan) berkaitan dengan
kebutuhan pekerja untuk mencapai lokasi pekerjaan dan sebaliknya, kebutuhan para
pelajar untuk mencapai sekolah, untuk mengunjungi tempat perdagangan dan
pelayanan lainnya. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh peruntukan lahan
dengan keberadaan jalan sebagai salah satu fungsi tingkat pelayanan jalan dapat
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
107
dilihat melalui evaluasi peruntukan lahan tiap masing-masing segmen pada J alan
Kolonel Yos Sudarso.
E-)) g)4)_ ]COOC_ e]_O] .
19,7 20,9 29
1,5 2 2,5 7 2
9
9,5 1,5
7,5 5,5 13,5 14 12,5 20 10
1,25 2 3 3 2 1,25
^]]CC -]C e]4C) E +]4C_ CC
^] CC e _C) 4
7,5 5,5 13,5 14 12 20 10
1,25 3 2 1,25 1,5 3
E-)) g)4)_ ]COOC_ e]_O]
^] CC e _C) 4
7,5 5,5 13,5 14 11,5 12,5 10
1,25 3 3 1,25 1,5 1,5
E-)) g)4)_ ]COOC_ e]_O]
^] CC e _C) 4
e4_C)
CCC )C4 ^]]CC CC ]-]4])C
^]

Gambar 6.11 Evaluasi Peruntukan Lahan di J alan Kolonel Yos Sudarso
Sumber : Hasil Analisis dan Pengolahan di Lapangan.
Intensitas pemanfaatan lahan di lokasi penelitian yang tinggi dan
mengakibatkan naiknya nilai harga tanah, sementara jumlah penduduk bertambah
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
108
terus dan memerlukan tempat hunian yang pada gilirannya memaksa penduduk untuk
memilih alternatif mendirikan perumahannya ke arah pinggiran kota. Kecenderungan
alami perkembangan perumahan berlangsung bertahap dan polanya mengikuti
prasarana transportasi (tingkat pelayanan jalan) yang ada.
Perkembangan perumahan yang demikian itu mengakibatkan penurunan
kualitas lingkungan diakibatkan tingginya kerapatan bangunan perumahan dari
masing-masing segmen, oleh karena itu untuk meningkatkan potensi gradasi
lingkungan perlu diciptakan suatau konsep yang sistematika sesuai dengan gambar
diatas. Gambaran ini membuat lingkungan lebih serasi dan seimbang sesuai dengan
lingkungan yang berkelanjutan.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
109
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN


7.1 Kesimpulan
1. Besarnya Tingkat Pelayanan J alan yang dihasilkan berdampak langsung terhadap
beberapa faktor antara karakteristik jalan itu sendiri, pemanfatan dan perubahan
lahan, serta hubungan keterkaitan dengan kondisi sosial lingkungan sekitar J alan
Kolonel Yos Sudarso yang menyebabkan rendahnya tingkat pelayanan jalan pada
waktu tertentu secara langsung mempengaruhi kapasitas jalan.
2. Rendahnya kapasitas jalan dan kecepatan kenderaan di J alan Kolonel Yos
Sudarso pada waktu tertentu sangat mempengaruhi perencanaan dan
pengembangan lahan sementara diketahui bahwa fungsi jalan tersebut merupakan
keluar dan masuk utama Kota Tanjungbalai menuju kawasan Pelabuhan Teluk
Nibung sehinga akan mempengaruhi arus lalu lintas dengan menyebabkan
lambatnya perkembangan kota secara merata.
3. Rendah Tingkat Pelayanan J alan pada waktu tertentu selain diakibatkan oleh
mengecilnya badan jalan juga dipengaruhi banyak bangunan yang memanfaatkan
bahu jalan sebagai intensitas kegiatan sehari-hari seperti pergudangan, lapangan
parkir, pedesterian dan juga lokasi tempat perdagangan eceran hasil perikanan
laut. Faktor-faktor inilah yang dominan mempengaruhi rendahnya tingkat

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
110
pelayana jalan sehingga perencanaan dan pengembangan lahan kedepan perlu
pengkajian ulang lebih detail.
4. Rendahnya tingkat pelayanan jalan yang diberikan pada saat ini masih berada
dibawah yang direncanakan semula hal ini terutama disebabkan oleh besarnya
gangguan samping seperti belum tersedianya fasilitas pedestarian sehingga
pejalan kaki mempergunakan badan jalan yang secara langsung mempengaruhi
juga gangguan samping bagi pengguna lalu lintas di J alan Kolonel Yos Sudarso.
5. Kondisi jaringan jalan yang tersedia tidak sesuai dengan fungsi yang diembannya
dan hierarki jaringan jalan yang tidak terstruktur dengan baik.
6. Adanya aksesibilitas perolehan pelayanan perangkutan regional di ruas jalan
Kecamatan Teluk Nibung, nampaknya belum dapat dirasakan dengan mudah oleh
masyarakat yang tinggal di wilayah belakang kota. Dengan alasan, masih terdapat
aksesibilitas yang belum memuaskan terhadap penggunanya.
7.2 Saran
1. Diperlukan suatu pengaturan pemanfaatan lahan yang sesuai dengan kondisi jalan
sehingga tinggkat pelayanan jalan dapat menunjukkan aksesibilitas yang ideal.
2. Mengingat sifat dari pertumbuhan dan perkembangan kota yang dinamis, maka
sebaiknya perlu dilakukan evaluasi secara priodik terhadap fungsi jaringan jalan,
untuk mengetahui kesesuaian fungsi jalan tersebut dengan kebutuhan yang terjadi.
3. Untuk kesempurnaan penanganan transportasi di lokasi penelitian khususnya dan
Kecamatan Teluk Nibung umumnya agar direkomendasikan studi lanjutan

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
111
tentang manajemen transportasi sehingga pengaturan kapasitas jalan yang
dibutuhkan dapat berkelanjutan di masa akan datang.
4. Dalam upaya penataan dan peningkatan valitas suatu kawasan diperlukan strategi,
yaitu strategi peningkatan kualitas fungsional dan kualitas lingkungan serta
kualitas visual kawasan. Hal tersebut dilakukan untuk memberdayakan ekonomi
masyarakat melalui penataan ruang ekonomi. Peningkatan perekonomian
masyarakat ini dicapai melalui perbaikan kualitas dan penyediaan ruang ruang
usaha. Dengan demikian dalam mata rantai ini diperlukan stimulator untuk
memompa perkembangan kawasan.
5. Perlu diadakan kelayakan, koordinasi dalam pelaksanaan (implementasi)
perencanaan pembangunan secara konsistensi dan konsekuen, terutama berkaitan
dengan upaya pelestarian lingkungan, harus mempertimbangkan pula faktor-
faktor konteksual sebagai akibat perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat,
kelompok kepentingan dan system nilai yang dianut.
6. Perlu menciptakan citra dan suasana kawasan penelitian yang khas dan unik
dengan menggali dan mengembangkan potensi-potensi budaya, fisik buatan
maupun fisik alam yang ada di Kawasan J alan Kolonel Yos. Sudarso.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
Kompilasi Quesioner
Judul : Evaluasi tingkat pelayanan jalan sebagai penunjang perencanaan
dan pengembangan pemanfaatan lahan
Kecamatan : Teluk Nibung
Kelurahan : Pematang Pasir
Lokasi : Segmen 1
No Rincian
Jawaban
Jumlah
A B C D E
A. IDENTITAS/KARAKTERISTIK RESPONDEN
1 Nama
2 Alamat
3 J enis Kelamin 17 13 0 0 0 30
4 U m u r 9 10 5 6 0 30
5 Agama 22 3 4 1 0 30
6 Pekerjaan 1 6 2 6 15 30
7 Pendidikan 6 11 10 3 0 30
8 Luas lahan 10 8 10 2 0 30
9 Bentuk bangunan 4 19 3 4 0 30
10 Pendapatan/Bulan 5 9 8 5 3 30
ANALISA INDEX VALUE
B KONDISI LINGKUNGAN
No. Indikator
Jawaban Nilai
A B C D E Indek
1 Banjir 5 6 5 6 8 19,20
2 Air Bersih 2 5 7 8 8 21,00
3 Kebersihan 4 4 8 6 8 20,00
4 Penghijauan 2 4 7 9 8 21,40
5 Listrik 7 6 6 5 6 17,40
6 J alan 5 6 7 6 6 18,40
7 Drainase 7 8 6 5 4 16,20
8 Keamanan 5 6 6 6 7 18,80
Rata-rata 5 6 7 6 7 19,05
L-6
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
C KETERSEDIAAN PRASARANA DAN SARANA
No. Indikator
Jawaban Nilai
A B C D E Indek
1 Pasar Regional 9 8 6 7 0 14,20
2 Pasar Kecamatan 6 7 7 10 0 16,20
3 Sarana Pendidikan 5 8 9 8 0 16,00
4 Tempat Peribadatan 9 5 8 8 0 15,00
5 Klinik 9 8 9 4 0 13,60
6 Rumah Sakit 2 4 11 13 0 19,00
7 Tempat Bermain 5 5 11 9 0 16,80
8 Sarana Olahraga 4 6 12 8 0 16,80
Rata-rata 6 6 9 8 0 15,95
D TEMPAT KERJA
No. Indikator
Jawaban Nilai
A B C D E Indek
1 Posisi Letak Rumah 5 7 8 5 5 17,60
2 J enis pekerjaan 3 4 9 6 8 20,40
3 J arak lokasi 6 7 7 5 5 17,20
4 Kenderaan 3 4 7 9 7 20,60
Rata-rata 3 6 8 6 6 18,95
E KONDISI SOSIAL
No. Indikator
Jawaban Nilai
A B C D E Indek
1 Hubungan sosial 8 7 8 4 3 15,40
2 Kondisi keagamaan 8 6 8 4 4 16,00
3 Kondisi lingkungan 4 3 9 6 8 20,20
4 Keinginan Pindah 6 5 9 5 5 17,60
5 Idaman lingkungan 5 7 8 6 4 17,40
6 Lokasi pilihan 4 6 10 7 3 17,80
Rata-rata 6 6 9 5 5 17,40
L-7
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
30
30
30
30
30
30
30
30
L-8
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
L-9
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
112
DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2004, Undang Undang Nomor 25 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.

Anonim, 2007, Undang Undang Nomor 38 tentang Jalan.

Anonim, 2007, Undang Undang Nomor 26 tentang Penataan Ruang.

Al-Rasyid, Harun dan Muhamad Isnaeni (1999). Kebijakan Kunci Manajemen
Transportasi Kota dalam Masa dan Pasca Reformasi, Jurnal PWK, 10 (1),
Hal. 23 36.

BPS. 2006, Tanjungbalai Dalam Angka 2005, Tanjungbalai.

Black, J hon, 1985, Urban Transport Planning, Croom Helm, London.

C. Branch, Melville. 1995, Perencanaan Kota Komprehensif; Pengantar &
Penjelasan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Djojodipuro, Marsudi. 1992, Teori Lokasi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, J akarta.

Djunaedi, A. 2003, Perencanaan Guna Lahan/Kota dan Hubungannya Dengan
Perencanaan Transportasi. www.ugm.ac.id.

Idris, Aim Abdurachim. 2004, Sinkronisasi Penataan Ruang Dengan Pembangunan
Perumahan dan Permukiman, http://tomoutou.net/pps702_82034/a-
_abdurachim_idris.pdf, 8 Desember 2005.

J ayadinata, J ohara T. 1999, Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan
Perkotaan dan Wilayah, ITB, Bandung.

Kombaitan, B. (1992). Pertumbuhan Kawasan Pinggiran Kota dan Perubahan
Panjang Perjalanan, Jurnal PWK, II (4), Hal. 25 30.

Kodoatie, Robert. J . 2005, Pengantar Manajemen Infrastruktur, Pustaka Relajar,
Yogyakarta.

Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
113

Marbun, BN. SH. 1990, Kota Idonesia di Masa Depan Masalah dan Prospe,
Erlangga, J akarta.

Mardiyanta, Antun. 2006, Perubahan Kebijakan Pemanfaatan Lahan di Kodya
Surabaya : Studi Kasus Kawasan Surabaya Barat,
http://pk.ut.ac.id/jsi/92antum.htm, 31 Mei 2006.

M. Echols, J ohn and Shadely Hasan, 1993, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia,
J akarta.

Miro, Fidel. SE. MSTr, 2005, Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa,
Perencana dan Praktisi, Erlangga, J akarta.

Morlok, Edward K, 1998, Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi
(Terjemahan Johan K. Hainim), Erlangga, J akarta.

Mulyono, Sri, 2004, Riset Operasi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, J akarta.

Nazir, Moh. Ph.D, 1983, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, J akarta.

Orn, H (2002). Urban Traffic and Transport, Building Issues, 12, Lund. Sweden.

Ratcliffe, J . 1982, An Intorduction to Town and Country Palnning. Hutchinson,
London.

Santosa, Herry (2003). Studi Telaah Kualitas Ruang Kawasan J alan Soekarno - Hatta,
Jurnal RUAS, 1 (2), Hal. 133 144.

Sinulingga, Budi D. 2005, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, Pustaka
Sinar Harapan, J akarta.

Siregar, Heriansyah, dkk. (2005). Analisis Kinerja J alan Akibat Peningkatan
Intensitas Bangunan Perumahan Pada Kawasan Permukiman. Studi Kasus
: J alan J enderal Besar A. H. Nasution (J alan Lingkar Luar Medan), Jurnal
Arsitektur ATRIUM, 2 (2), Hal. 48 55.

Soedarso, Budiono (2001). Pengembangan Promosi dan Investasi Kawasan
(Teritorial Marketing) sebagai Wujud Pemanfaatan Ruang Untuk
Mendukung Pengembangan Ekonomi Wilayah, Jurnal Real Estat, 3 (1),
Hal. 10 19.


Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
114
Surbakti (1994). Kebijaksanaan Tata Ruang Perkotaan: Siapa Membuat Keuntungan
dan Menguntungkan Siapa, Jurnal Prisma, XXIII (7).

Subagyo, Pangestu dan Marwan Asri 1988, Dasar-dasar Operation Research, BPFE,
Yogyakarta.

Tamin, O. Z 1990, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, ITB, Bandung.

Yunus, Hadi Safari 2002, Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Warpani, Swarjoko 1994, Analisis Kota dan Daerah, ITB, Bandung.

Z. Tamin, Ofyar (1999). Konsep Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) sebagai
Alternatif Pemecahan Masalah Transportasi Perkotaan Di DKI J akarta,
Jurnal PWK, 10 (1), Hal. 10 22.

Z. Tamin, Ofyar (1992). Pemecahan Kemacetan Lalu Lintas Kota Besar, Jurnal
PWK, II (4), Hal. 10 17.



Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
KUESIONER PENELITIAN

No. Responden :

Petunjuk Pengisian : a. Isilah titik-titik di tempat yang tersedia atau
memberi tanda pada pilihan yang benar
b. Memilih salah satu pilihan jalaban yang ada pada
setiap pertanyaan dengan memberi tanda
lingkaran


A. IDENTITAS/ KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama : ..........................................................................................
2. Alamat : Kelurahan : ....................................................................
Lingkungan : ....................................................................
3. J enis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
4. Umur : a. < 30 tahun b. 30 40 tahun
c. 40 50 tahun d. > 50 Tahun

5. Agama : a. Islam b. Katholik
c. Protestan d. Hindu
e. Budha f. Lainnya

6. Pekerjaan : a. PNS b. Pegawai Swasta
c. Petani d. Pedagang
e. Nelayan f. Lain-lain............................

7. Pendidikan : a. SD b. SLTP
c. SLTA d. Akademi/Perguruan
Tinggi
e. Lain-lain

8. Luas lahan yang anda tempati adalah :
a. < 100 m
2
b. 100 - 150 m
2

c. 150 - 250 m
2
d. > 250 m
2


L-1
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.

9. Bentuk bangunan yang anda tempati sekarang adalah :
a. Pergudangan
b. Rumah tunggal
c. Ruko/Bertingkat
d. Kopel
e. Lain-lain .........................

10. Pendapatan/Bulan :
a. < Rp. 300.000
b. Rp. 300.001 Rp. 600.000
c. Rp. 600.001 Rp. 800.000
d. Rp. 800.001 Rp. 1.000.000
e. > Rp. 1.000.000

B. KONDISI LINGKUNGAN

1. Apakah di wilayah rumah anda sekarang ini pernah mengalami banjir ?
a. Tidak pernah b. J arang
c. Agak sering d. Sering
e. Sangat sering

2. Bagaimana kondisi/kualitas air bersih di tempat anda ?
a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan
c. Memuaskan d. Kurang memuaskan
e. Tidak memuaskan

3. Bagaimana tingkat kebersihan lingkungan rumah anda ?
a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan
c. Memuaskan d. Kurang memuaskan
e. Tidak memuaskan

4. Menurut anda bagaimana kondisi penghijauan disekitar lokasi rumah anda ?
a. Sangat baik b. Agak baik
c. Baik d. Kurang baik
e. Buruk

5. Bagaimana kondisi/kualitas listrik di tempat anda ?
a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan
c. Memuaskan d. Kurang memuaskan
e. Tidak memuaskan

L-2
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.

6. Bagaimana kondisi jalan yang ada di tempat anda ?
a. Sangat baik b. Agak baik
c. Baik d. Kurang baik
e. Buruk

7. Bagaimana kondisi saluran drainase di tempat anda ?
a. Sangat baik b. Agak baik
c. Baik d. Kurang baik
e. Buruk

8. Bagaimana kondisi keamanan lingkungan di tempat anda ?
a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan
c. Memuaskan d. Kurang memuaskan
e. Tidak memuaskan

C. KETERSEDIAAN PRASARANA dan SARANA

No Pernyataan Bagaimana jarak tempuh < 2 km 2 5 km 5 10 km > 10 km
1. Pasar Regional Kota (Induk)
2. Pasar Kecamatan
3. Sarana Pendidikan (SD/SMP/SMA dll)
4. Tempat peribadatan
5. Klinik
6. Rumah Sakit
7. Taman Bermain
8. Sarana Olahraga
D. TEMPAT KERJ A

1. Bagaimana menurut anda mengenai lokasi rumah anda ditinjau dari segi
ekonomi dalam melaksanakan tugas rutin sehari-hari ?
a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan
c. Memuaskan d. Kurang memuaskan
e. Tidak memuaskan

L-3
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.

2. Bagaimana menurut pendapat anda tentang jenis pekerjaan yang anda lakukan
sekarang di lokasi ini ?
a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan
c. Memuaskan d. Kurang memuaskan
e. Tidak memuaskan

3. Bagaimana menurut anda lokasi tempat kerja di lihat dari jarak tempuh yang
dilalui anda?
a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan
c. Memuaskan d. Kurang memuaskan
e. Tidak memuaskan

4. Berapa jauh lokasi tempat kerja anda dengan rumah anda
a. < 2 km b. 2 5 km
c. 5 8 km d. 10 15 km
e. > 15 km

E. KONDISI SOSIAL
1. Bagaiman hubungan sosial bertetangga dilingkungan sekarang ini ?
a. Sangat baik b. Baik
c. Sedang d. Buruk
e. Sangat Buruk

2. Bagaimana kondisi sosial keagamaan lingkungan rumah anda
a. Sangat baik b. Baik
c. Sedang d. Buruk
e. Sangat Buruk

3. Bagaimana menurut anda mengenai kondisi lingkungan yang anda tempati saat
ini ?
a. Sangat memuaskan b. Agak memuaskan
c. Memuaskan d. Kurang memuaskan
e. Tidak memuaskan

4. Apakah anda memiliki kemauan untuk pindah dari lingkungan anda sekarang
ini ?
a. Sangat tidak mau
b. Tidak mau
c. Agak mau
d. Mau
e. Sangat Mau


L-4
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.
5. J ika anda diharuskan untuk pindah, kondisi lingkungan yang bagaimanakah akan
anda pilih
a. Sangat serupa dengan yang ada sekarang
b. Serupa dengan yang ada sekarang
c. Agak serupa dengan ada yang sekarang
d. Berbeda dengan yang ada sekarang
e. Sama sekali berbeda dengan yang ada sekarang

6. J ika anda diharuskan untuk pindah, ke lokasi mana yang anda akan pilih ?
a. Masih berada dalam lokasi permukiman sekarang
b. Di sekitar lokasi permukiman yang sekarang
c. Agak jauh dari lokasi permukiman yang sekarang
d. J auh dari lokasi permukiman yang sekarang
e. J auh sekali dari lokasi permukiman yang sekarang


L-5
Muhammad Ikhwan Lubis : Evaluasi Tingkat Pelayanan Jalan Sebagai Penunjang Perencanaan dan Pengembangan Pemanfaatan
Lahan (Studi Kasus : Jalan Kolonel Yos Sudarso Kelurahan Pematang Pasir Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai).
USU e-Repository 2008.

Anda mungkin juga menyukai