Nama besaran Satuan Panjang Massa Waktu Suhu Intensitas Kuat arus Banyak zat meter kilogram sekon kelvin candela ampere mole
VEKTOR
Komponen vektor arah sumbu-x vx = v cos Komponen vektor arah sumbu-y vy = v sin Besar resultan
y vx
v = v x + v y + 2v x v y cos
2 2
vx x
Keterangan: vx = vektor pada sumbu x vy = vektor pada sumbu y v = resultan dari dua vektor = sudut antara vx dan vy
vr =
s t
s t
vt = lim s t
t 0
Kecepatan rata-rata ( vr )
vr =
Kecepatan sesaat ( vt )
vt = lim
s t 0 t
Keterangan: s = jarak tempuh (m) s = perubahan jarak benda (m) t = waktu (s) t = selang waktu (s)
ar =
v t
v a = lim t t 0 t
ar =
Percepatan rata-rata ( ar )
Keterangan: ar = perlajuan rata-rata (m/s2) at = perlajuan sesaat (m/s2) v = perubahan kecepatan (m/s) t = perubahan waktu atau selang waktu (s) v1 = kecepatan awal benda (m/s) v2 = kecepatan kedua benda (m/s)
vt 2 =
v0 2 + 2a . st
Keterangan: st = kedudukan benda selang waktu t (m) s0 = kedudukan awal benda (m) vt = kecepatan benda saat t (m/s) vo = kecepatan benda awal (m/s) a = percepatan benda (m/s2) t = waktu yang diperlukan (s)
v0 g
2g
Keterangan: st = kedudukan benda selang waktu t (m) s0 = kedudukan awal benda (m) vt = v = kecepatan benda saat t (m/s) v0 = kecepatan benda awal (m/s) t = waktu yang diperlukan (s) g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
a =
F m
F = m.a
Hukum III Newton Faksi = Freaksi Gaya berat (w) W = m .g Keterangan: F = gaya yang berlaku pada benda (N atau kg m/s2) W = gaya berat pada benda (N) m = massa benda (kg) a = percepatan benda (m/s2) g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2
Keterangan: F = gaya yang bekerja pada benda (N atau kg m/s2) Fx = gaya yang bekerja pada sumbu x (N atau kg m/s2) Fy = gaya yang bekerja pada sumbu y (N atau kg m/s2) fs = gaya gesek statis (N) fk = gaya gesek kinetik (N) s = koefisien gesek statis
KATROL TETAP
Percepatan (a)
a=
WB WA m A + mB
Tegangan (T)
T=
Keterangan: WA = gaya berat pada benda A (N) WB = gaya berat pada benda B (N) a = percepatan benda (m/s2) mA = massa benda A (kg) mB = massa benda B (kg)
GERAK PARABOLA
Benda dilempar horizontal dari puncak menara Gerak pada sumbu x x = vox . t Gerak pada sumbu y vy = g . t h=
1 2
g. t2 t =
2h g
v0 + 2 gh
Keterangan: x = jarak jangkauan benda yang dilempar dari menara (m) vox = kecepatan awal pada sumbu x (m/s) vy = kecepatan benda pada sumbu y (m/s)
v = kecepatan benda saat dilempar (m/s) v0 = kecepatan awal (m/s) h = tinggi (m) g = percepatan gravitasi = 9,8 m/s2 atau 10 m/s2 Benda dilempar miring ke atas dengan sudut elevasi Waktu yang ditempuh saat mencapai titik tertinggi (tmaks) tmaks =
v0 y g
v0 sin = g
2h g
2v0 y g
2v0 sin 2h =2 g g
Keterangan: tmaks = waktu yang ditempuh saat mencapai titik tertinggi (s) tterjauh = waktu yang ditempuh saat mencapai titik terjauh (s) v0y = kecepatan awal pada sumbu y (m/s) v0 = kecepatan awal (m/s) h = tinggi (m) hmaks = tinggi maksimum (m) xmaks = jarak terjauh (m) = sudut elevasi
1 T 1 f
Periode (T) T=
Laju/kecepatan anguler ( )
2 = 2 f T
v2 = 2R R v2 = m 2 R R
Keterangan: s = lintasan busur (rad.m) = jarak benda pada lintasan (rad) R = jari-jari lintasan (m) f = frekuensi (Hezt) T = periode (s) v = laju/kecepatan linear (m/s) = kecepatan sudut (rad/s) asp = percepatan sentripetal (m/s2) Fsp = gaya sentripetal (N) m = massa benda (m) a = percepatan linear (m/s2)
1 R2 = v1 = v2 2 R1
1 = 2
v2 R1 = v1 R2
Keterangan: 1 = kecepatan sudut poros pertama (rad/s) 2 = kecepatan sudut poros kedua (rad/s) v1 = kecepatan linear poros pertama (m/s) v2 = kecepatan linear poros kedua (m/s) R1 = jari-jari poros pertama (m) R2 = jari-jari poros kedua (m)
GAYA GRAVITASI
Gaya gravitasi (F) F= G
mM R2
M R2
Keterangan: F = gaya gravitasi (N) m = massa benda (kg) M = massa bumi (kg) R = jarak massa bumi dan massa benda (m) G = tetapan gravitasi umum = 6,673 10-11 Nm2 . kg-2
Energi mekanik dalam medan gravitasi Em = Ep + Ek = konstan Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2 Keterangan: Ep = energi potensial (J) Ek = energi kinetik (J) m = massa benda (kg) v = kecepatan benda (m/s) w = usaha (J) v1 = kecepatan awal benda (m/s) v2 = kecepatan akhir benda (m/s) Em = energi mekanik (J) g = percepatan gravitasi h = ketinggian benda (m) Ep1 = energi potensial awal (J) Ep1 = energi potensial akhir (J) Ek2 = energi kinetik awal (J) Ek1 = energi kinetik awal (J) Ek = perubahan energi kinetik (J) Daya (P) P=
E W F .s = = = F. v t t t
Keterangan: P = daya (J/s atau watt (W)) E = perubahan energi (J) W = usaha (J) F = gaya (N) s = jarak (m) v = kecepatan (m/s) t = perubahan waktu (s)
ELASTISITAS
Tegangan ()
F A
Keterangan: = tegangan (N.m-2) F = gaya (N) A = luas penampang benda (m2) Regangan () =
L L0
Keterangan: = regangan (m) L = perubahan panjang benda (m) L0 = panjang awal benda (m) Modulus Young (Y) Y=/=
F L A L0
1 k (x) 2
Keterangan: F = gaya pada pegas (N) Ep = energi potensial pegas (J) k = konstanta pegas x = perubahan panjang pegas (m)
m V
m = massa benda (kg) V = volume benda (kg) S = berat jenis benda (kg/m2s2) g = percepatan gravitasi (m/s2) Tekanan (P) P =
F A
Tekanan pada fluida tak bergerak: Ph = .g.h Keterangan: Ph = tekanan hidrostatis (pascal atau N/m2) F = gaya permukaan (N) A = luas permukaan benda (m2) = massa jenis (kg/m3) h = jarak antara titik dengan permukaan zat cair (m) Hukum utama hidrostatis:
PA = PB = PC = P0 + .g .h
Keterangan: PA = tekanan hidrostatis di titik A (pascal (pa) atau N/m2) PB = tekanan hidrostatis di titik B (pascal (pa)) Pc = tekanan hidrostatis di titik C (pascal (pa)) P0 = tekanan udara luar (pascal (pa)) 1 atm = 1,01 x 105 pa Hukum Pascal
P 1 = P 2
F1 F2 = A1 A2
Keterangan: P1 = tekanan hidrostatis di daerah 1 (pa) P2 = tekanan hidrostatis di daerah 2 (pa) F1 = gaya permukaan daerah 1 (N) F2 = gaya permukaan daerah 2 (N) A1 = luas permukaan penampang 1 (m2) A2 = luas permukaan penampang 2 (m2) Hukum Archimedes FA = f .g .V f Keterangan: FA = gaya archimedes (N) f = massa jenis cair (kg/m3) g = percepatan gravitasi (m/s2) Vf = volume benda yang tercelup (m3)
Tegangan permukaan () =
F l
Keterangan: = tegangan permukaan (N/m) F = gaya permukaan (N) l = panjang (m) Sudut kontak pada meniskus cekung: Fadhesi > Fkohesi dan sudut kontak < 90 (runcing) Sudut kontak pada meniskus cembung: Fadhesi < Fkohesi dan sudut kontak > 90 (tumpul) Kapilaritas
y=
2 cos .g.r
Keterangan: y = tinggi cairan dalam pipa kapiler (m) = tegangan permukaan (N/m) = massa jenis cairan (kg/m3) = sudut kontak g = percepatan gravitasi (m/s2) r = jari-jari pipa kapiler (m) Viskositas (f)
f = rv
Keterangan: f = gaya geser oleh fluida terhadap bola (N) = koefisien viskositas r = jari-jari bola (m) v = kecepatan bola dalam fluida (m/s)
FLUIDA BERGERAK
Debit fluida (Q) Q =
V = Av t
Keterangan: Q = debit fluida (m3/s) V = volume fluida (m3) t = waktu fluida mengalir (s) A = luas penampang (m2) v = kecepatan fluida (m/s) Persamaan kontinuitas A.v = konstan A1.v1 = A2.v2
Keterangan: A1 = luas penampang di daerah 1 (m2) A2 = luas penampang di daerah 2 (m2) v1 = kecepatan fluida di daerah 1 (m/s) v2 = kecepatan fluida di daerah 2 (m/s) Hukum Bernoulli P + .g.h + .v2 = konstan P1 + .g.h1 + .v12 = P2 + .g.h2 + .v22 Keterangan: P1 = tekanan fluida di daerah 1 (pa) P2 = tekanan fluida di daerah 2 (pa) h1 = tinggi pada daerah 1 (m) h2 = tinggi pada daerah 2 (m) v1 = kecepatan fluida pada daerah 1 (m/s) v2 = kecepatan fluida pada daerah 2 (m/s) Kecepatan fluida pada tabung venturi
v1 =
2 gh A1 A 1 2
2
Keterangan: v1 = kecepatan fluida yang masuk ke tabung venturi (m/s) A1 = luas penampang pada bagian 1 (m2) A2 = luas penampang pada bagian 2 (m2) h = selisih tinggi fluida pada tabung venturi (m) Kecepatan fluida pada tabung pitot:
v=
2 g .h. '
Keterangan: v = kecepatan fluida pada tabung pitot (m/s) h = selisih tinggi fluida (m) = massa jenis fluida (kg/m3) = massa jenis fluida di dalam cairan manometer (kg/m3)
F1 F2 =
1 2 A ( v2 v12 ) 2
Keterangan: F1 = gaya angkat di bawah sayap (N) F2 = gaya angkat di atas sayap (N) = massa jenis fluida (udara) (kg/m3) v1 = kecepatan fluida di bawah sayap (m/s) v2 = kecepatan fluida di atas sayap (m/s)
GERAK TRANSLASI
Persamaan posisi r atau vektor posisi r: r = xi+yj Vektor perpindahan (r): r = x i +y j dengan x = x2 x1 dan y = y2 y1 Vektor kecepatan ( v ):
v = lim
t 0
dr dy r dx = = i+ j = vx i + v y j t dt dt dt
vy vx
Vektor percepatan ( a ):
a = lim
dv y v dv dv x = = i+ j = ax i + a y j t 0 t dt dt dt ay ax
a= v=
dv v = adt = a.t + v0 dt
Keterangan: r0 = jarak awal kedudukan benda (m) r = perpindahan benda (m) v0 = kecepatan awal (m/s) v = kecepatan setelah t (m/s) a = percepatan gerak benda (m/s2) t = waktu (s)
GERAK ROTASI
Kecepatan sudut rata-rata ( r ) r = tan = t Kecepatan sudut sesaat ( ):
= lim
t 0
d = t dt
r =
= lim
d d 2 = 2 t 0 dt dt
Keterangan: r = kecepatan sudut atau anguler rata-rata (rad/s) = kecepatan sudut (rad/s) r = percepatan sudut rata-rata (rad/s2) = percepatan sudut (rad/s) = sudut elevasi = perubahan jarak benda pada lintasan (rad) = perubahan kecepatan sudut benda (rad/s) t = perubahan waktu (s) Kecepatan sudut ( ): = .t + 0 Jarak (): = 2 t + 0 t + 0 Kecepatan linear (v): v = R Percepatan linear (a): a=R Keterangan: 0 = kedudukan awal benda (rad) 0 = kecepatan sudut awal (rad/s) R = jari-jari lintasan (m) Momen gaya ( ): = R F = R .F sin Momen inersia (I): I = m R2 Momentum sudut ( L ): L = m R2 = I . Hubungan momen gaya dan percepatan sudut: = I. S Energi kinetik gerak rotasi (Ek) Ek = m . v 2 = m.R2 2 = I. 2 Keterangan: = momen gaya (Nm) R = jari-jari lintasan (m) F = gaya yang bekerja pada benda (N) = sudut elevasi I = momen inersia (kg m2) L = momentum sudut (kg m/s2) S = panjang lintasan (rad) Ek = energi kinetik gerak rotasi (joule) m = massa benda (kg) v = kecepatan linear (m/s) Hukum kekekalan momentum anguler/sudut: I . = konstan
Keterangan: I1 = momen inersia awal benda 1 (kg m2) I2 = momen inersia awal benda 2 (kg m2) 1 = kecepatan sudut awal benda 1 (rad/s) 2 = kecepatan sudut awal benda 2 (rad/s) 1 = kecepatan sudut akhir benda 1 (rad/s) 2 = kecepatan sudut akhir benda 2 (rad/s)
x0 = y0 =
yi
.xi
Ry
, dengan Ry = Fyi
F .y
xi
Rx
, dengan Rx = Fxi
Syarat keseimbangan benda tegar memiliki: keseimbangan translasi: Fx = 0 dan Fy = 0 juga keseimbangan rotasi: = 0 dengan = F Titik berat benda tegar Z(xo, yo):
x0 =
w .x w
1
dan y0 =
w .y w
1
Keterangan: Fx = gaya yang bekerja pada sumbu x (N) Fy = gaya yang bekerja pada sumbu y (N)
1 1 = T 2
Keterangan: T = periode getaran (s) f = frekuensi getaran (s) g = percepatan gravitasi (m/s2) l = panjang tali bandul (m) = fase getaran t = waktu getaran (s)
GETARAN PEGAS
Gaya pada pegas (F) F=ky Konstanta pegas (k) k = m 2 Periode pegas (T) T = 2
m k
k m
1 2
Keterangan: F = gaya yang bekerja pada pegas (N) k = konstanta pegas (N/m) m = massa benda (kg) = kecepatan sudut (rad/s)
GERAK HARMONIS
Persamaan simpangan gerak harmonis:
y = A sin(
Fase ( )
2t + 0 ) = A sin(t + 0 ) T
=
v=
t T dy = A cos ( t + 0 ) atau dt
v = A2 y 2
Persamaan percepatan gerak harmonis:
dv = - A 2 sin ( t + 0 ) atau dt a = 2. . y
a =
Paduan dua simpangan dua gerak harmonis: y = 2 A sin (f1 + f2) t cos (f1 + f2) t
Energi mekanik gerak harmonis: Em = Ep + Ek = m 2 A = k A2 = 2 2 m2 f2 A2 dengan Ep = k.y2 = k A2sin2 t Ek = m.v2 = k A2cos2 t Keterangan: y = simpangan (m) v = kecepatan (m/s) a = percepatan (m/s2) A = amplitudo (m) = kecepatan sudut (rad/s) t = waktu (s) = fase = sudut fase Ep = energi potensial (J) Ek = energi kinetik (J) Em = energi mekanik (J)
GELOMBANG
Cepat rambat gelombang (v)
v=
= f .
Keterangan: v = cepat rambat gelombang (m/s) = panjang gelombang (m) f = frekuensi gelombang (Hezt) T = periode (s) Pembiasan gelombang
sin i v1 n2 = = sin r v2 n1
Keterangan: i = sudut datang r = sudut bias v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1 (m/s) v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2 (m/s) n1 = indeks bias medium 1 n2 = indeks bias medium 2 Indeks bias suatu medium
n=
c 0 sin i = = v sin r
Keterangan: c = cepat rambat gelombang dalam ruang hampa udara (m/s) v = cepat rambat gelombang dalam medium (m/s) 0 = panjang gelombang dalam ruang hampa (m) = panjang gelombang dalam medium (m) Jarak simpul ke perut (s p) sp =
I2 =
P P = 2 AL2 4R2
Keterangan: I1 = intensitas bunyi pertama (W/m2) I2 = intensitas bunyi kedua (W/m2) R1 = jarak sumber bunyi pertama dengan pendengar (m) R2 = jarak sumber bunyi kedua dengan pendengar (m) Taraf intensitas bunyi (TI) TI = 10 log
I I0
Keterangan: TI = taraf intensitas bunyi (desibel atau dB) I0 = intensitas bunyi sebuah benda (W/m2) I = intensitas bunyi sejumlah benda (W/m2) Frekuensi layangan (f) f = f1 f2 Keterangan: f1 = frekuensi gelombang pertama (Hezt atau Hz) f2 = frekuensi gelombang kedua (Hz) Efek Doppler fp =
v vp v vs
fs
Keterangan: fp = frekuensi yang terdengar oleh pendengar (Hz) fs = frekuensi sumber bunyi (Hz) v = kecepatan bunyi di udara (m/s) vp = kecepatan pendengar (m/s) positif jika pendengar mendekati sumber bunyi vs = kecepatan sumber bunyi (m/s) positif jika sumber bunyi menjauhi pendengar
GELOMBANG MEKANIS
Simpangan pada gelombang berjalan y = A sin 2 f (t ) Simpangan gelombang stasioner dari getaran dawai
y = 2A sin
x v
2x
cos 2 f t
Keterangan: x = jarak tiap titik (m) v = kecepatan gelombang (m/s) A = amplitudo (m) = panjang gelombang (m) Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai (hukum Marsene)
v=
Keterangan: F = gaya tegangan dawai (N) = massa tali per satuan panjang (kg/m) v = kecepatan gelombang (m/s) Daya yang dirambatkan oleh gelombang
P=
E 2m 2 f 2 A2 = = 2v 2 f 2 A2 t t P 2 v 2 A2 = = 2 v 2 f 2 A2 AL AL
Intensitas gelombang:
I=
Keterangan: P = daya yang dirambatkan gelombang (watt) E = energi yang dirambatkan gelombang (J) = massa jenis tali (kg/m3) A = amplitudo (m) AL = luas penampang (m2) I = intensitas gelombang (W/m2)
SUHU
Perbandingan skala antara termometer X dengan termometer Y:
X X 0 Y Y0 = X t X 0 Yt Y0
Keterangan: X = suhu yang ditunjukkan termometer x X0 = titik tetap bawah termometer x Xt = titik tetap atas termometer x Y = suhu yang ditunjukkan termometer y Y0 = titik tetap bawah termometer y Yt = titik tetap atas termometer y Muai panjang
L Lt = L0(1 + . t) L0 .t
Keterangan: = koefisien muai panjang (K-1) L = Lt L0 = perubahan panjang (m) t = perubahan suhu (K) Muai luas
A = 2 At=A ( 1 + . t) A0 .t
Keterangan: = koefisien muai luas (K-1) = 2 A =At A0 = perubahan luas (m2) t = perubahan suhu (K) Muai volume
V Vt = V ( 1 + . t) V0 .t
Keterangan: = koefisien muai volume (K-1) = 3 V = Vt V0 = perubahan volume (m3) t = perubahan suhu (K) Kalor jenis (c) c=
Q m.T
Keterangan: c = kalor jenis (J . kg-1 . K-1) T = perubahan suhu (K) Q = kalor (J)
Q = m.c T
Qlepas = Qterima
Kalor lebur/beku
Lf =
Q m
Keterangan: Lf = kalor lebur/beku (J.kg-1) Q = kalor (J) m = massa benda (kg) Kalor uap/didih
Lu =
Q m
PERPINDAHAN KALOR
Besarnya kalor pada peristiwa konduksi: H = k.A.T/ Keterangan: H = kalor yang merambat pada medium (J) k = koefisien konduksi termal (J s-1m-1K-1) = panjang medium (m) A = luas penampang medium (m2) T = perbedaan suhu ujung-ujung medium (K) Besarnya kalor pada peristiwa konveksi: H = h.A.T Keterangan: H = kalor yang merambat pada medium (J) h = koefisien konduksi termal (J s-1m-2K-1) A= luas penampang medium (m2) T = perbedaan suhu ujung-ujung medium (K)
Energi pada peristiwa radiasi (berlaku hukum Stefan): E = T4 jika permukaannya tidak hitam sempurna: E = e . T4 sementara energi yang dipancarkan ke lingkungan: E = e. (T4 - T04) Keterangan: = konstanta Stefan (5,675 . 10-8 W.m-2.K-1) T = suhu (K) e = emisivitas permukaan (0 < e <1) T0 = suhu sekitar atau suhu lingkungan
p=
3 pV 2N .Ek Ek = 2N 3V
Keterangan: p = tekanan gas (pa) Ek = energi kinetik gas (joule) N = jumlah gas V = volume (m3) Hukum Boyle: p.V = konstan Hukum Gay Lussac: V = K .T Hukum Boyle-Gay Lussac p .V = K .T atau p .V = N . k . T Persamaan gas ideal: p .V = n . R . T dengan
N =n N0
Keterangan: K = konstanta p = tekanan (pa atau N/m2) T = suhu (K) V = volume (m3) N0 = bilangan Avogadro = 6,025.1026 k mol-1 R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1 k = tetapan Boltzman = 1,38.10-23 JK-1 n = jumlah zat (mol)
Ek =
Keterangan: U = energi dalam (J) Ek = energi kinetik (J) N = jumlah gas T = suhu (K) V = volume (m3)
TERMODINAMIKA
Usaha oleh lingkungan terhadap sistem (W): W = p.V Keterangan: W = usaha luar (J) p = tekanan (pa) V = perubahan volume (m3) Proses isothermal: T = konstan p.V = konstan W = 2,3 . n RT log Proses isokhorik: V = konstan W = 0 Proses isobarik: p = konstan W = p (V2 V1) Proses adiabatik: pV = konstan W = n Cv(T2 T1) = n .Cv.T
V2 V1
p = konstan T
V T
= konstan
Keterangan: W = usaha luar/kerja (J) n = jumlah zat (mol) R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1 T = suhu (K) T = perubahan suhu (K) V1 = volume awal (m3) V2 = volume akhir (m3) Cv = kapasitas kalor pada volume konstan (J/K) Kalor yang diberikan pada suatu sistem: Q = W + U Keterangan: Q = kalor yang diserap/dilepas sistem (J) U = perubahan energi dalam sistem (J) W = usaha luar/kerja (J) Kapasitas kalor gas (C): C=
Q = konstan T U + W U W = + C= T T T
Keterangan: C = kapasitas kalor gas (J/K) Q = perubahan kalor (J) T = perubahan suhu (K) U = perubahan energi dalam (J) Kapasitas kalor gas pada volume tetap (CV): Cv =
U T v
Cp Cv
Keterangan: Cv = kapasitas kalor gas pada volume tetap (J/K) Cp = kapasitas kalor gas pada tekanan tetap (J/K) = tetapan/konstanta Laplace n = jumlah zat (mol) R = konstanta gas umum = 8,31.103 J.mol-1.K-1 Tetapan Laplace () untuk gas ideal monoatomik: = 1,67 Tetapan Laplace () untuk gas ideal diatomik: = 1,40
W = Q1 - Q2 Q1 T1 = Q2 T2
W 100% Q1
= 1
T2 = 100% 1 T 1
Q2 100% Q1
Q2 Q2 T2 = = W Q1 Q2 T1 T2
Keterangan: W = usaha atau kerja mesin (J) Q1 = kalor yang diserap pada suhu tinggi (J) Q2 = kalor yang diserap paa suhu rendah (J) T1 = suhu tinggi (K) T2 = suhu rendah (K) = efisiensi mesin (%) K = koefisien daya guna
LISTRIK STATIS
Gaya Coulomb antara dua benda yang bermuatan listrik
Fc = k
q1.q2 r2
Keterangan: Fc = gaya Coulomb (N) q1, q2 = muatan listrik (C) r = jarak kedua muatan (m) k=
1 4 0
= 9.109 Nm2/C2
FR = F1 + F2 + F3 + ... F = kq
i =1 n
qi ri 2
Keterangan: F = gaya Coulomb (N) q = muatan yang ditinjau (C) qi = muatan-muatan yang berinteraksi dengan q (C) ri = jarak masing-masing muatan yang berinteraksi dengan q terhadap muatan q (m) = tanda (+) dan (-) menunjukkan tanda arah, bukan pada jenis muatan yang berinteraksi dengan q Kuat medan listrik (E)
E =
FC q =k 2 q r
Keterangan: E = kuat medan listrik (NC-1) FC = gaya Coulomb (N) q = muatan listrik (C) r = jarak antara titik dengan muatan listrik (m) Total garis gaya listrik yang menembus suatu permukaan = E A cos =
Keterangan: = jumlah total garis gaya yang menembus suatu permukaan E = kuat medan listrik (N/C) A = luas permukaan (m2) = sudut antara E dan A q = besar muatan listrik (C) 0 = 8,85 10-12 C2 N-1m-2 Beda energi potensial (Ep) antara dua titik dalam medan listrik homogen Ep = FC. s cos Keterangan: Ep = beda energi potensial (J) Fc = gaya Coulomb (N) = sudut antara FC dengan s s = jarak antara kedua titik (m) Untuk membawa muatan q2 ke titik lain didekat muatan q1 yang berjarak r dari muatan itu diperlukan energi sebesar: W = Ep = k. Keterangan: W = energi (J)
q1.q2 r
Kuat medan listrik homogen yang terdapat di antara dua plat sejajar bermuatan E=
Keterangan: E = kuat medan listrik = kerapatan muatan (jumlah muatan per satuan luas permukaan) 0 = 8,85 10-12 C2 N-1m-2 Beda potensial (V) antara dua titik dalam medan listrik homogen V =
E p
= -E s cos
q V
Keterangan: C = kapasitas kapasitor (farad) q = muatan listrik (C) V = tegangan listrik (volt) Kapasitas kapasitor keping sejajar: C =
A d
Keterangan: = permitivitas dialektrik A = luas penampang (m2) d = jarak kedua keping (m) Kapasitas kapasitor susunan seri:
1 1 1 1 1 = + + + ... + Cs C1 C2 C3 Cn
Kapasitas kapasitor susunan paralel: CP = C1 + C2 + C3 + + Cn Energi yang tersimpan dalam kapasitor: W=
q2 = q.V = CV2 C
Keterangan: W = energi kapasitor (J) q = muatan listrik (C) V = tegangan listrik (volt) C = kapasitas kapasitor (farad) Cs = kapasitas kapasitor susunan seri (farad) Cp = kapasitas kapasitor susunan pararel (farad)
q ne = t t
Keterangan: I = kuat arus listrik (Cs-1 atau ampere (A)) q = muatan listrik (C) t = waktu yang dibutuhkan untuk menghantarkan arus listrik (s) n = jumlah elektron e = muatan elektron = 1,6 . 10-19 C Hukum Ohm V =IR Keterangan: V = tegangan listrik (volt) I = kuat arus (ampere) R = hambatan ( = ohm) Hambatan (R) pada suatu penghantar R =
L A
Keterangan: R = hambatan penghantar ( = ohm) L = panjang penghantar (m) A = luas penampang penghantar (m2) = hambat jenis bahan (Ohm . m) Hukum Kirchoff I Imasuk = Ikeluar Hukum Kirchoff II E + I R = 0 Keterangan: I = arus masuk (A) E = tegangan listrik (volt) R = hambatan listrik (ohm) Hambatan listrik susunan seri (Rs) Rs = R1 + R2 + + Rn Hambatan listrik susunan pararel (Rp)
1 1 1 1 = + + ... + R p R1 R2 Rn
Tegangan listrik susunan seri (Es) Es = E1 +E2 + + En I=
n.E R + nr
n.E r R+ n
Keterangan: I = arus listrik (A) E = tegangan listrik (volt) n = banyaknya sumber tegangan seri r = hambatan dalam masing-masing sumber (ohm) R = hambatan listrik (ohm) Energi listrik (W): W = q V = I2 R t Daya listrik (P): P=
V2 W = I2.R = = V.I t R
Keterangan: W = energi listrik (J) P = daya listrik (watt) t = waktu (s) I = arus listrik (A) R = hambatan listrik (ohm) V = tegangan listrik (volt)
INDUKSI MAGNETIK
Induksi magnetik (B): B=
Keterangan: B = induksi magnetik (weber/m2 atau tesla) = fluks magnetik (weber) A = luas penampang (m2) Induksi magnetik pada kawat lurus panjang (B) B=
0 I 2 a
Keterangan: B = medan magnetik (weber/m2 atau tesla) I = kuat arus listrik (ampere) a = jarak dari suatu titik ke penghantar 0 = permeabilitas ruang hampa = 4 .10-7 weber/ampere.meter
0 I N
2r
0 I N
L
N l
Keterangan: N = jumlah lilitan r = jari-jari lingkaran (m) L = panjang selenoida (m) n = jumlah lilitan per panjang selenoida Induksi magnetik pada selenoida di ujung kumparan: B =
0 I n
2
Gaya Lorentz pada kawat berarus dalam medan magnet: F = B I L sin Gaya Lorenzt dengan muatan bergerak dalam medan magnet: F = B q v sin Keterangan: F = gaya Lorenzt (N) B = medan magnetik (tesla atau T) I = arus listrik (A) q = muatan listrik (C) v = kecepatan gerak muatan (m/s) = sudut antara B dan I = sudut antara B dan v R = jari-jari toroida (m) Gaya Lorenzt pada dua kawat sejajar F=
0 I1 I 2 L 2 a
Momen kopel (M) M = N A B I sin Keterangan: I1 = kuat arus listrik pada kawat pertama (A) I2 = kuat arus listrik pada kawat kedua (A) L = panjang kawat (m) a = jarak antara dua kawat (m) M = momen kopel (Nm) N = jumlah lilitan A = luas penampang kumparan (m2) B = medan magnetik (T) I = kuat arus (A) = sudut antara bidang normal dengan medan magnet
Kuat medan magnet dengan inti besi B = r B0 Keterangan: r = permeabilitas relatif 0 = permeabilitas ruang hampa r = permeabilitas bahan B = kuat medan magnet dengan inti besi (feromagnetik: r >1) B0 = kuat medan magnet tanpa inti besi (udara)
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
GGL induksi ( ) menurut hukum Faraday
N t I t
=L
Fluks magnetik ( ) = B A cos Keterangan: = GGL induksi (volt atau V) N = jumlah kumparan = fluks magnetik (Wb) I = perubahan arus listrik (A) t = perubahan waktu (s) B = medan magnet (T) A = luas penampang (m2) = sudut antara medan magnet dan permukaan datar penampang Induktansi diri (L) L=N
atau I 0 N 2 A L= l
Energi yang tersimpan dalam induktor (W) W = L.I2 Induktansi silang (induktansi bersama): M=
0 N1 N 2 A
l
GGL induksi pada generator ( ): maks = N B A = maks sin t sementara kuat arus (I): Imaks = Imax sin t
Keterangan: L = induktansi diri (henry atau H) = fluks magnet (Wb) N = jumlah kumparan I = kuat arus listrik (A) l = panjang selenoida (m) 0 = permeabilitas udara = 4 107 Wb m/A W = energi yang tersimpan dalam induktor (J) M = induktansi silang (henry) N1 = jumlah lilitan pada selenoida pertama N2 = jumlah lilitan pada selenoida kedua A = luas penampang selenoida (m2) B = medan magnet (T) = kecepatan sudut (rad/s) t = waktu (s)
TRANSFORMATOR (TRAFO)
Besaran daya pada kumparan primer: Pp = Vp . Ip = Np . Ip Besaran daya pada kumparan sekunder: Ps = Vs . Is = Ns . Is Daya yang hilang: Philang = Pp Ps Hubungan antara besaran-besaran pada kumparan primer dan kumparan sekunder:
Vs N s I N dan P = s = Vp N p IS N p
Efisiensi transformator:
Ps 100% Pp
Keterangan: Pp = daya pada kumparan primer (watt) Ps = daya pada kumparan sekunder (watt) Vp = tegangan listrik pada kumparan primer (V) Vs = tegangan listrik pada kumparan sekunder (V) Ip = kuat arus pada kumparan primer (A) Is = kuat arus pada kumparan sekunder (A) Np = jumlah lilitan pada kumparan primer Ns = jumlah lilitan pada kumparan sekunder = efisiensi transformator (%)
Keterangan: I = arus listrik (A) Imaks = arus listrik maksimum (A) V = tegangan listrik (V) Vmaks = tegangan listrik maksimum (A) = kecepatan sudut (rad/s) t = waktu (s) Nilai efektif
Z =
Vmaks 2 = R2 + X L I maks
XL R X Cos = L Z
Keterangan: XL = reaktansi induktif (ohm) = kecepatan sudut (rad/s) f = frekuensi (Hz) L = induktansi induktor (H) Z = impedansi (ohm) VL = tegangan induktor (V) R = resistor (ohm) = sudut fase Cos = faktor daya
Rangkaian kapasitif I = Imaks sin t V =Vmaks sin (t - 90o) Reaktansi kapasitif (Xc) XC =
VC maks I maks
1 1 = C 2 f C
Keterangan: XC = reaktansi kapasitif (ohm) C = kapasitas kapasitor (farad atau F) Impedansi rangkaian R-C Z =
Vmaks 2 = R2 + X C I maks
XC R X Cos = C Z
Kuat arus pada rangkaian R-L-C I=
V VR VL VC = = = R R X L XC
Z = R 2 + ( X L X C )2
Tegangan pada rangkaian R-L-C
V = VR + (VL VC ) 2
Beda sudut fase pada rangkaian R-L-C tg =
X L X C VL VC = VR R R cos = Z
1 2 1 LC
f =
Keterangan: f = frekuensi resonansi (Hz) L = induktansi induktor (H) C = kapasitas kapasitor (F) Harga impedansinya berharga minimum: Z = R Daya rata-rata (Pr) Pr = Ief .Vef cos = Ief2.R cos
Keterangan: = sudut fase Daya semu (Ps) Ps = Ief .Vef = Ief2.R Faktor daya (cos ) cos =
Pr Ps
OPTIKA GEOMETRI
Pemantulan cahaya Hukum Snellius: sinar datang (i), sinar pantul (r), dan garis normal (N) terletak pada satu bidang datar; dan sudut datang sama dengan sudut pantul. Pembiasan cahaya n = indeks bias
n=
c v n2 n1
n2,1 =
n1 sin i = n2 sin r
sin i n2 v1 1 = = = sin r n1 v2 2
Keterangan: i = sudut datang r = sudut bias n = indeks bias mutlak c = kecepatan cahaya di ruang vakum/hampa = 3 108 m/s v = kecepatan cahaya dalam suatu medium (m/s) n2,1 = indeks bias relatif medium 1 terhadap medium 2 n1 = indeks bias medium 1 n2 = indeks bias medium 2 v1 = kecepatan cahaya di medium 1 (m/s) v2 = kecepatan cahaya di medium 2 (m/s) 1 = panjang gelombang di medium 1 (m)
Pembiasan pada prisma Besarnya sudut deviasi (D) pada prisma: D = (i1 + r2) - Sudut deviasi minimum (Dmin) berlaku pada prisma: Dmin = 2i1 , dan r1 =
Sementara untuk sudut Dmin dan yang kecil berlaku: Dmin = (n 1). Keterangan: = sudut puncak (pembias) prisma
n1 n2 n2 n1 + = s s' R
n1s ' h' = n2 s h
Keterangan: n1 = indeks bias medium n2 = indeks bias lensa s = jarak benda (m) s = jarak bayangan m) h = tinggi benda (m) h = tinggi bayangan (m) R = jari-jari kelengkungan lensa (m) Pembiasan pada benda yang berada di dalam kedalaman berbentuk bidang datar: s =
n2 s n1
Keterangan: s' = kedalaman benda yang terlihat (m) Sifat-sifat bayangan pada cermin datar: - Jarak bayangan ke cermin (s) = jarak benda ke cermin (s) - Tinggi bayangan (h) = tinggi benda (h) - Sifat bayangan: tegak dan maya (tidak dapat ditangkap layar) Perbesaran bayangan oleh cermin datar: M=
h' =1 h
1 1 1 2 + = = s s' f R
atau
f = s=
s' =
Keterangan: f = jarak fokus (m) R = jari-jari kelengkungan cermin (m) s = jarak benda (m) s = jarak bayangan (m) h = tinggi benda (m) h = tinggi bayangan (m) M = pembesaran Jarak fokus pada pembiasan cahaya di lensa:
1 1 n1 1 + = 1 f nm R1 R2
Kekuatan lensa (P): P=
1 f 1 1 + + ... f1 f 2
1 f gab
Keterangan: f = jarak fokus lensa (m) n1 = indeks bias lensa nm = indeks bias medium R1 = jari-jari kelengkungan lensa 1 (m) R2 = jari-jari kelengkungan lensa 2 (m) P = kekuatan lensa (dioptri) Pgab = kekuatan lensa gabungan (dioptri) fgab = jarak fokus lensa gabungan (m)
ALAT-ALAT OPTIK
Titik dekat mata normal (PP) = 25 cm Titik jauh mata normal (PR) = ~ Rabun jauh (miopi): PP < 25 cm dan PR < ~ P=
1 PR
1 1 s PR
Lup Sifat bayangan pada lup (kaca pembesar): maya, tegak, diperbesar Pembesaran anguler pada lup saat mata tidak berakomodasi:
= sn
f
f d sn S n = (1 + ) f x x
s n s ' sn = s s '+ d s
Keterangan: = pembesaran sudut atau pembesaran anguler Sn = jarak titik dekat mata (m) f = jarak titik api atau titik fokus lup (m) d = jarak lup ke mata (m) x = jarak akomodasi (m) s = jarak benda (m) s = jarak bayangan (m) Mikroskop Sifat bayangannya: maya, terbalik, diperbesar Panjang mikroskop: d = fob + fok Pembesaran linear total: M = Mob . Mok =
sob ' sok ' sob sok sob ' sok ' sob sok
sob ' sn + 1 sob f ok
Pembesaran sudut total untuk mata yang tidak berakomodasi: M = Mob . Mok =
Pembesaran sudut total untuk mata yang berakomodasi maksimum: M = Mob . Mok =
Keterangan: M = pembesaran linear total Mob = pembesaran lensa obyektif Mok = pembesaran lensa okuler sob = jarak benda di depan lensa obyektif (m) sob = jarak bayangan yang dibentuk lensa obyektif (m) sok = jarak benda di depan lensa okuler (m) sok = jarak bayangan yang dibentuk lensa okuler (m) fob = fokus lensa obyektif (m) fok = fokus lensa okuler (m) d = panjang mikroskop (m)
Teropong Panjang teropong: d = fob + fok Pembesaran bayangan untuk mata yang berakomodasi maksimum:
M =
f ob +1 f ok f ob f ok
M =
nu = indeks bias warna ungu nm = indeks bias warna merah Interferensi Cahaya Interferensi cahaya pada celah ganda (percobaan Young) Garis terang (interferensi maksimum): sin = m
, dengan
pd =m L pd 1 = m + 2 L
2d
, dengan
Keterangan: = panjang gelombang (m) p = jarak pola ke terang pusat (m) d = jarak celah (m) L = jarak celah ke layar (m) m = orde = 0, 1, 2, 3, ... Interferensi cahaya pada selaput tipis Garis terang (interferensi maksimum): 2nd cos r = m +
1 2
Garis gelap (interferensi minimum): 2nd cos r = m Keterangan: n = indeks bias lapisan d = tebal lapisan (m) r = sudut bias m = order = 0, 1, 2, 3, ...
Difraksi Cahaya Difraksi cahaya pada celah tunggal: Garis terang (interferensi maksimum): d sin = m +
1 1 pd = m + dengan 2 2 L pd = m L
Difraksi cahaya pada kisi difraksi: Garis terang (interferensi maksimum): d sin = m
pd = m L 1 d= N
Garis gelap (interferensi minimum): d sin = m +
pd 1 1 = m + dengan 2 2 L
Keterangan: d = jarak celah (m) p = jarak pola ke terang pusat (m) N = jumlah garis per satuan panjang = panjang gelombang (m) = sudut antara sinar yang dilenturkan dengan garis normal Polarisasi Cahaya Sudut polarisasi menurut hukum Brewster karena pembiasan dan pemantulan: tan p =
p + r = 90o
n' n
Keterangan: p = sudut pantul r = sudut bias n = indeks bias medium 1 n = indeks bias medium 2
KONSEP ATOM
Percobaan Thomson
Deret Lyman
Deret Paschen
= R(1 = R( = R( = R(
1 ) ; n = 2, 3, 4, n2
1 1 ) ; n = 4, 5, 6, 32 n 2 1 1 ) ; n = 5, 6, 7, 42 n 2 1 1 ) ; n = 6, 7, 8, 52 n 2
Deret Bracket
Deret Pfund
Keterangan: = panjang gelombang (m) R = tetapan Rydberg (1,0074 107 m-1) Model atom Bohr
h ) 2 rn = 5,3 . 10-11.n2
m.v.r = n ( En =
Energi radiasi h . f = E1 E2 Keterangan: hf = energi radiasi E1 = energi awal atom E2 = energi keadaan akhir atom
INTI ATOM
Nuklida jenis inti atom ditulis:
A Z
Keterangan: X = jenis inti atom atau nama unsur A = nomor massa (jumlah proton + jumlah neutron) Z = nomor atom (jumlah proton) Jumlah netron: N = A Z
Massa defek mD = mi mr, atau: mD = (Z.mp + N.mn) mr Energi ikat inti: Eb = mD . c2 Keterangan: mD = massa defek (kg) mi = massa inti (kg) mr = massa proton ditambah massa neutron (kg) Waktu paruh (T) N = No ()n dengan n = T =
t T1
ln 2
=
T1
0,693
= 1,44 T
Umur rata-rata:
T=
ln 2
Keterangan: N = jumlah sisa bahan yang meluruh N0 = jumlah bahan mula-mula t = waktu peluruhan (s) = konstanta peluruhan (disentregasi/s) T = umur rata-rata (tahun) T1 = waktu paruh (s)
2
Energi foton dalam spektrum emisi: Efoton = E2 - E1 = h.f Keterangan: Efoton = energi foton (J) h = konstanta Planck = 6,63 10-34 Js f = frekuensi (Hz)
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Cepat rambat gelombang magnetik (c)
c=
Keterangan: c = kecepatan atau cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s) = permitivitas medium (C2/Nm2) = permeabilitas medium (Wb.m/A)
c=
0 0
Keterangan: 0 = permitivitas listrik ruang hampa = 8,85 10-12 C2/N.m2 0 = permeabilitas magnet ruang hampa = 4 10-7 Wb/A.m Laju energi rata-rata per m2 luas permukaan ( S )
S=
Induksi magnetik pada gelombang elektromagnetik: E = 0 H.v = c.B dan Emaks = c.Bmaks Keterangan: S = laju energi rata-rata yang dipindahkan tiap m2 luas permukaan Emaks = medan listrik maksimum (N/C) Bmaks = medan magnet maksimum (T) 0 = permeabilitas magnet ruang hampa = 4 10-7 Wb/A.m v = kecepatan (m/s) c = cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s) H = intensitas medan magnet Energi radiasi kalor
W=
E P = = e. .T 4 t. A A
Keterangan: W = energi persatuan waktu persatuan luas (watt.m-2) P = daya (watt) e = koefisien emisivitas (0 < e < 1) e = 0 benda putih sempurna e = 1 benda hitam sempurna = konstanta Stefans-Boltzman = 5,67.10-6 watt.m-2K-4 Hukum pergeseran Wien b = maks . T Keterangan: maks = panjang gelombang yang dipancarkan pada energi maksimum (m) b = tetapan pergeseran Wien = 2,8978.10-3 mK T = suhu mutlak (K) Teori kuantum Planck Efoton = h f =
hc
hc
Etotal = n h f = n
E h P= = c
Keterangan: h = tetapan Planck = = 6,63 10-34 Js c = kecepatan cahaya (m/s) E = energi foton (J) P = momentum foton (kg m/s) = panjang gelombang (m) n = jumlah foton f = frekuensi foton (Hz) Efek fotolistrik Ek = E W= hf W W = h . f0 Ek = h (f f0) Keterangan: Ek = energi kinetik elektron (J) W = fungsi kerja logam (J) f = frekuensi foton (Hz) f0 = frekuensi ambang (Hz) h = konstanta Planck = 6,63 10-34 Js Efek Campton P=
E hf h = = c c h (1 cos ) me .c
= =
Keterangan: P = momentum foton (kg m/s) = panjang gelombang (m) h = tetapan Planck c = kecepatan cahaya = 3 108 m/s = panjang gelombang foton terhambur (m) = panjang gelombang foton datang (m)
h h = mv P h h atau = = 2 m Ek 2mqv
Keterangan: m = massa partikel (kg) v = kecepatan partikel (m/s) = panjang gelombang (m) P = momentum partikel (kg m/s) q = muatan partikel (C)
TEORI RELATIVITAS
Kecepatan relatif terhadap acuan diam:
vx =
x' =
v2 c2 vx t 2 c t'= v2 1 2 c
Keterangan: vx = kecepatan relatif terhadap acuan diam (m/s) vx = kecepatan relatif terhadap acuan bergerak (m/s) v = kecepatan acuan bergerak terhadap acuan diam (m/s) c = kecepatan cahaya = 3 108 m/s x = tempat kedudukan peristiwa menurut kerangka acuan pertama x' = tempat kedudukan peristiwa menurut kerangka acuan kedua t = waktu peristiwa menurut kerangka acuan kedua (s) t = waktu peristiwa menurut kerangka acuan pertama (s) Kontraksi Lorenzt
L' = L 1 t
v2 c2
L b
Dilatasi waktu t =
v2 1 2 c m0 v2 1 2 c
t = b.t
= b m0
Keterangan: L = panjang benda oleh pengamat bergerak (m) L = panjang benda oleh pengamat diam (m) b=
1
v2 1 2 c
= konstanta transformasi
t = lama waktu oleh pengamat diam (s) t = lama waktu oleh pengamat bergerak (s) m = massa benda bergerak (kg) m0 = massa benda diam (kg)
m0 .v v2 1 2 c
= b m0 v
m0 .c 2 1 v c2
2
= b m0 c 2
m0 c 2 E0 = = m0 c 2 1 0
Energi kinetik relativistik:
Ek = E - E0 =
m0 c 2 1 v c2
2
m0 c 2 = (b 1)m0.c 2
Keterangan: p = momentum relativistik (kg m/s) E0 = energi diam (J) E = energi total (J) Ek = energi kinetik (J)