Buku III Tipologi Permasalahan Dan Solusi
Buku III Tipologi Permasalahan Dan Solusi
No
1
Buku 3:
Rute pejalan kaki sebelumnya Letak shelter BRT & rute pejalan kaki kurang efisien
Pemindahan letak shelter . Kesediaan jarak berjalan kaki penumpang kereta api untuk menuju shelter BRT sebesar: 100 200m dari exit bangunan stasiun , dengan visibilitas shelter langsung. Sumber: Survey tim terhadap 100 responden, 2013
Pintu keluar
Rute pejalan kaki yang baru Letak shelter dipindahkan dalam radius jarak berjalan kaki yang lebih dekat & efisien serta dengan visibilitas yang tinggi Kemenerusan jalur pejalan kaki
Variabel
Convenience
Tipologi Permasalahan
Tidak kurang adanya signage
Tipologi Solusi
Usulan perletakan titik signage Radius peletakan signage pada titik interaksi . Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan 2010, Departemen Pekerjaan Umum. Informasi yang perlu disertakan dalam signage pengarah pada jalur penghubung stasiun shelter BRT: - Pengarah pintu masuk kawasan stasiun dan bangunan stasiun - Pengarah masuk ke area tunggu dan peron -- Pengarah pintu keluar bangunan dan kawasan stasiun -- Pengarah jalur dari stasiun menuju shleter BRT dan sebaliknya -- Pengarah menuju fasilitas transportasi publik lainnya, co: halte bus kota/angkutan, taksi, ojek, becak, dll. Sumber: Survey & analisa tim, 2013.
Variabel
Convenience
Tipologi Permasalahan
Jalur tidak aksesibel
Tipologi Solusi
Kemenerusan dan kejelasan tekstur guiding block Menurut keputusan menteri PU no. 468/KPTS/1998, Jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang utilitas, rambu rambu dan benda pelengkap jalan yang menghalang. Permukaan pedestrian harus stabil, kuat dan tahan cuaca, bertekstur halus tetapi tidak licin dan penempatan (guiding block) yang dapat diakses bagi penyandang cacat.
Ilustrasi Desain
Peletakan ramp Usulan desain signage BRT, walkway, lampu isyarat Ketentuan desain signage board: -Tanda tanda yang dipasang harus mudah untuk dibaca, untuk itu pemilihan jenis huruf, spasi, jumlah kata, bahan, warna terskala terhadap ketinggian dan jarak pandang orang berjalan. -Iluminasi serta cara memasang, jarak pandang, sudut pandang diletakkan ditempat yang tidak terhalang oleh pohon atau signage lain. - Untuk kejelasan signage menggunakan huruf putih dengan warna latar hijau serta tanda panah di sebelah kiri untuk menunjukan arah Disain signage seperti gambar disamping bisa diletakkan di pintu masuk shelter BRT untuk informasi arah layanan shelter. Desain lampu isyarat tambahan dan penanda suara diletakkan di tempat penyebrangan jalan. Sumber: Survey & analisa tim, 2013. Ramp didesain pada jalur pejalan kaki untuk kemenerusan bagi defabel, ramp diletakkan ketika pedestrian harus terhenti dengan crossing, atau pada perbedaan ketinggian untuk crossing kendaraan. Sudut kemiringan ramp maksimal 15 derajat
Variabel
Convenience
Tipologi Permasalahan
Lebar pedestrian way yang tidak sesuai dan kondisi material yang buruk.
Tipologi Solusi
Pelebaran dimensi pejalan kaki Bagi Umum & diffable: lebar pedestrian way min 1.5m. Lebar pedestrian sekurang-kurangnya 5 meter dan lebar area berjualan maksimal 3 meter, atau 1:1,5 antara lebar jalur pejalan kaki dengan lebar area berdagang. Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan 2010, Departemen Pekerjaan Umum Dimensi pedestrian ditambahkan lebarnya apabila pada ruang jalan tersebut ada aktivitas lain yang mengganggu ruang pejalan kaki, misalnya sebagian ruang pedestrian untuk penataan PKL atau peletakan halte BRT.
Variabel
Safety
Tipologi Permasalahan
Crossing dan tidak ada pengaturan
Tipologi Solusi
Penyediaan zebra cross, dan perbedaan level, warna, material Accident rates are significantly lower where marked crosswalks are provided and crossings are lighted. Sumber: R.L. Knoblauch et al., pp. 38-50, di dalam Ewing, Reid. Pedestrian and Transit-Friendly Design: A Primer for Smart Growth. fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki menggunakan beberapa cara: - Menggunakan area dengan perbedaan warna untuk penyeberangan di jalan raya/zebra cross - Menggunakan area dengan perbedaan level dan material untuk penyeberangan di dalam area stasiun
Ilustrasi Desain
Perbaikan material jalur Ruang pejalan kaki memiliki material penutup tanah yang berpola, tidak licin & menyilaukan, memiliki daya serap tinggi, cepat kering dan dengan pemeliharaan yang relatif murah. Sumber: Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki di Perkotaan 2010, Departemen Pekerjaan Umum Untuk menunjang aspek kemenerusan pada jalur pejalan kaki salah satunya adalah perbaikan material, perbaikan yang dilakukan adalah material yang rusak, berlubang, ramp yang terputus, atau jalur pedestrian yang tidak rata
BEFORE
Penyediaan pelican crossing Penyediaan fasilitas pelican crossing untuk membantu pejalan kaki menyeberang jalan.Fasilitas ini disediakan pada titik crossing dengan arus kendaraan yang ckup padat.
Pelican crossing
AFTER
Variabel
Safety
Tipologi Permasalahan
Conflict dengan kendaraan lain Adanya konflik antara pejalan kaki dan moda transportasi lainnya seperti sepeda, motor, dan mobil berimbas terhadap tingkat keselamatan pejalan kaki. Sumber: Llewelyn-Davies. Urban Design Compedium. London
Variabel
Security
Tipologi Permasalahan
Tidak ada atau kurangnya penerangan sepanjang jalur pedestrian
Tipologi Solusi
Penambahan titik penerangan guna meningkatkan keamanan. Walking pleasure is enhanced by providing protection, coherence, security, and interest. Sumber: Unterman, Richard K . 1984. Accomodating the Pedestrian. New York: Van Nostard Reinhold Company
Ilustrasi Desain
Penambahan fasilitas penerangan di sepanjang jalur pedestrian yang menghubungkan stasiun KA dengan hlate BRT
Pedestrian tampa kanopi/pergola : menggunakan standing lighting yang ditempatkan disisi dalam pedestrian
Pedestrian berkanopi : menggunakan down light ing yang ditempatkan pada bagian atas kanopi pedestrian
Variabel
Attractiveness
Tipologi Permasalahan
Tidak adanya street furniture
Tipologi Solusi
Pengadaan street furniture (bench, tempat sampah,dll) Street furniture meningkatkan tingkat kemenarikan dan kenyamanan lingkungan pejalan kaki dan bagi kota. Sumber: CAI-Asia Center. 2011. Walkability in Indian Cities Pedestrian furniture benches, planters, fountains, sculptures, detailed paving, etc. enhances the visual experiences and reduces the apparent walk length Sumber: Untermann, Richard, 1984. Accomodating the Pedestrian: Adapting Towns and Neighborhoods for Walking and Bicycling. Van Nostran Roinhora Company, New York
Variabel
Attractiveness
Tipologi Permasalahan
Tidak ada minim keterlindungan
Tipologi Solusi
Keterlindungan dengan pohon peneduh dan pergola. Walking pleasure is enhanced by providing protection, coherence, security, and interest. Sumber: Unterman, Richard K . 1984. Accomodating the Pedestrian. New York: Van Nostard Reinhold Company
Ilustrasi Desain
Element-element street furniture (bangku,tempat sampah, pergola, bolar dan pot vegetasi), mendukung fungsi pedestrian Keterlindungan dengan keterlidungan alami berupa pohon dan vegetasi disepanjang jalur pedestrian
Menata dan menempatkan Pedangang informal pada ruang yang telah disediakan
Keterlindungan dengan keterlidungan buatan berupa kanopi atau pergola disepanjang jalur pedestrian