Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

PT Maju Jaya Raya Timber mulanya adalah merupakan perusahaan yang bergerak
dalam usaha perdagangan dan perindistrian, melihat kesempatan sangat antusias
untuk mengembangkan usaha pengolahan kayu. Maka dengan suratnya nomor 159/70
tertanggal 13 Juli 1970 mengajukan surat permohonan untuk memperoleh Hak
Pengusahaan Hutan di wilayah Propinsi Bengkulu. Dan hal ini mendapat dukungan
dari Pemerintah Daerah Bengkulu dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah
dimana pada waktu itu Propinsi Bengkulu adalah propinsi termuda yang sedang
memulai pembangunan di daerahnya.
Pada tahun 1975 mulailah dilakukan pendirian basecamp di dua lokasi, yaitu di daerah
Pulau Baru kecamatan Muko-muko Selatan dan di Talang Kapuk Kecamatan
Ketahun.
Berdirinya perusahaan industri PT. Maju Jaya Raya Timber ini juga sejalan
dengan tujuan pembangunan industri secara nasional. Dimana dengan adanya industri
ini (industri penggergajian kayu ) merupakan peran serta pihak swasta dalam rangka
mencapai tujuan industri nasional, hingga dari industri pengolahan kayu ini juga dapat
pula diciptakan kesempatan kerja, memeratakan kesempatan kerja, memeratakan
kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menunjang pembangunan daerah dan
memanfaatkan sumber daya alam serta sumber daya manusia.
Lokasi industri di desa Pulau Baru atau lebih sering disebut Base Camp Ipuh
dibangun diatas sebidang tanah di pinggir batang muar dengan jalan PT. Maju Jaya
Raya Timber, mulai dari irigasi air kusau Pulau Batu ke arah Desa Sumendam dengan
luar 20.000 m2 ( panjang dari Barat ke Timur 200m dan lebar dari utara ke Selatan
100 m ). Pendirian base camp adalah berdasarkan surat izin Camat Muko-muko
Selatan Nomor 1/sin/1975 tanggal 23 Agustus 1975.

1
BAB II
PERMASALAHAN

Yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah :


“Bagaimana dampak pembangunan industri PT. Maju Jaya Raya Timber terhadap
perubahan pola kehidupan masyarakat di desa Pulau Baru, Kecamatan Muko-muko
Kabupaten Bengkuku Utara, Propinsi Bengukulu ?”

2
BAB III
PEMBAHASAN

Dampak berdirinya PT. Maju Jaya Raya Timber pada masyarakat setempat,
walaupun sudah berdiri agak lama, belum nampak ada pengaruh yang dominan. Jadi
hanya sebagian kecil saja pengaruh yang dirasakan oleh penduduk setempat, baik
yang bersifat positif, maupun yang negatif.
Manfaat yang bersifat positif bagi masyarakat setempat, yaitu membuka
isolasi daerah yang tadinya tertutup menjadi daerah yang lancar dalam segala urusan.
Kemudian perusahaan membuka kesempatan untuk bekerja sebagai karyawan.
Kesempatan seperti ini belum dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Hal ini terlihat
dari sedikitnya tenaga kerja setempat yang bekerja di perusahaan, dan itupun hanya
sebagai usaha sambilan.
Di lain pihak dengan adanya industri di daerah itu setidak-tidaknya
mempengaruhi pola kehidupan atau sistem nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
Hal ini cenderung merubah pola hidup masyarakat dari pola hidup tradisional kepada
sikap hidup yang dinamis dan realistis.
Selanjutnya pola kehidupan masyarakat sebagai akibat pertumbuhan industri
di desa Pulau Baru untuk lebih jelasnya dapat disimpulkan dalam klasifikasi
pandangan masyarakat terhadap industri lapangan kerja, pendidikan, kehidupan
keluarga, dan peranan wanita, sebagai berikut :

• Perubahan dalam lapangan pekerjaan sebelum dan sesudah masuknya industri


di desa Pulau Baru:
 Mata pencaharian penduduk desa Pulau Baru sampai sekarang
sebagian besar masih petani. Semenjak adanya industri, masyarakat
desa Pulau Baru tidak atau jarang mencari pekerjaan sampingan ke
desa-desa lain lagi. Mereka bekerja di PT. Maju Jaya Raya Timber
sebagai tenaga harian atau bulanan.
 Bagi masyarakat desa Pulau Baru, bekerja sebagai karyawan PT. Maju
Jaya Raya timber belumlah dapat diandalkan untuk menghidupi
anggota keluarganya sebab selama ini pembayaran gajinya belum
stabil/ lancar.

3
• Perubahan dalam pendidikan, baik formal maupun informal :
 Secara berangsur-angsur pendidikan formal di desa Pulau Baru
semakin meningkat baik dari tingkat SD sampai dengan tingkat SMP,
khususnya di tingkat SD swasta, sarana dan fasilitasnya sudah
memadai dibandingkan dengan sebelum adanya industri.
 Sebelum masuknya industri, pendidikan non formal difokuskan pada
individu seperti bela diri/pencak silat. Sekarang pendidikan nonformal
mengarah kepada keterampilan belajar menyetetir mobil. Dan
pendidikan non formal yang diberikan kepada anak gadis yang akan
menikah, yaitu dibekali adat kebiasaan atau dipersiapkan untuk
menjadi seorang istri yang baik dan kokoh dalam agama. Gadis ini
dididik oleh tokoh agama sebelum menikah.
 Pendidikan non formal seperti belajar sembahyang masih tetap
berlangsung sebagaimana mestinya. Tehnik dan caranya yang sudah
berbeda, kalau dahulu belajar membaca al-Quran itu di rumah guru
mengaji, tetapi sekarang pada umumnya belajar mengaji dilaksanakan
di masjid atau di langgar.
 Minat anak-anak terhadap pendidikan non formal semakin meningkat,
sedikit sekali anak usia sekolah di desa Pulau Baru ini yang belum
bersekolah. Setelah tamat SD anak-anak itu tidak berhenti pada batas
itu saja tetapi ada yang meneruskan ke tingkat SMP.
 Pandangan orang tua tehadap pendidikan, khususnya pendidikan
formal sangat positif. Buktinya para orang tua tidak ada yang melarang
anaknya bersekolah, bahkan selalu menganjurkan baik anak laki-laki
maupun anak perempuan untuk menuntut ilmu selam mungkin.
Sebelum masuknya industri, yang bersekolah itu hanya kaum pria saja,
sedangkan wanita dipersiapkan untuk bekerja di dapur.

• Pandangan masyarakat desa Pulau Baru terhadap industri PT. Maju Jaya Raya
Timber
 Masyarakat yang sudah berpandangan luas dan mengerti akan arti dan
fungsi industri, merasa bangga dengan adanya industri di daerah
mereka. Secara langsung memang tidak terasa betul manfaatnya

4
industri itu bagi masyarakat setempat, tetapi semenjak adanya industri,
hubungan desa Pulau Baru dengan daerah dan kota industri, hubungan
desa Pulau Baru dengan daerah dan kota lain sudah lancar. Kelancaran
hubungan itu sangat menentukan perkembangan daerah setempat, baik
dari segi moril, maupun materil.
 Masyarakat yang merasa dirugikan baik secara individual maupun
keseluruhan akibat adanya industri tentu saja merasa kecewa.
Kekecewaan secara umum misalnya, dengan adanya pelayangan kayu
yang mengakibatkan terkikisnya pinggiran sungai sebelah utara.
 Ada pula masyarakat yang berpandangan biasa-biasa saja, maksudnya
mereka itu bersikap masa bodah terhadap industri yang ada di
daearahnya. Tidak merasa beruntung dan tidak pun merasa dirugikan.

• Pandangan penduduk desa Pulau Baru terhadap karyawan PT. Maju Jaya Raya
Timber
 Pada dasarnya penduduk desa Pulau Baru menerima dengan baik atas
kedatangan karyawan PT. Maju Jaya Raya Timber walaupun latar
belakang mereka berbeda-beda adat kebudayaannya, tetapi mereka
dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat desa Pulau Baru.
 Hubungan kekerabatan antara karyawan dengan penduduk desa
khususnya bagi mereka yang beragama islam cukup baik. Hal ini
terlihat pada waktu gotong royong membangun masjid dan pada waktu
orang meninggal.
 Dari segi negatifnya, terutama hubungan antara pemuda dan pemudi
semenjak masuknya industri pergaulan tampaknya bertambah bebas
disebabkan masuknya pengaruh dari luar.

• Perubahan dalam kehidupan keluarga


 Anggota dalam kehidupan keluarga desa Pulau Baru terdiri dari
seorang ayah, seorang ibu, ditambah beberapa orang anak dalam
sebuah rumah. Jarang sekali dalam sebuah rumah terdiri dari tiga atau
empat kepala keluarga.

5
 Pembagian kerja tidak mengalami perubahan total. Jadi apa yang
berlaku sebelum industri berlaku sama dengan setelah masuknya
industri.
 Keputusan dalam suatu musyawarah ditentukan oleh ayah / kepala
keluarga. Dari dahulu sampai sekarang hal itu masih tetap berlaku.
Peranan ibu sebagai tempat bermusyawarah sebelum keputusan
ditetapkan.
 Hubungan sesama anggota keluarga masih tetap baik, dapat dibuktikan
pada waktu ada yang tertimpa musibah. Semua penduduk desa
berkunjung tanpa diundang. Maksudnya ikut bela sungkawa atas
musibah yang menimpa suatu keluarga. Pada waktu pernikahan,
masyarakat bersama-sama ikut memeriahkan pelaksanaan pernikahan
itu.

• Perubahan dalam peranan wanita :


 Peranan wanita terutama sebagai ibu rumah tangga, selain itu kaum
wanita juga ikut mencari nafkah untuk kelangsungan hidup
keluarganya. Dengan kata lain kaum wanita juga ikut mencari dan
berusaha sebagai petani atau pedagang.
 Peranan wanita dari sebelum dan sesudah industri cenderung
mengalami perubahan nilai-nilai sosial dan budaya.
Bagi kaum remaja putri nampaknya sebagian kecil terpengaruh dengan
adanya keinginan mendapatkan suami yang bekerja di perusahaan.

6
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN

o Dampak industri terhadap nilai-nilai budaya setempat melibatkan semua


unsur, yaitu semua perangkat industri yang datang serta masyarakat agraris
dimana lokasi industri itu berada. Interaksi dua kebudayaan yang berada tentu
banyak mengundang berbagai tanggapan, baik itu positif maupun negatif.
o PT. Maju Jaya Raya Timber selalu mendukung dan berperan serta pada setiap
usaha pembangunan di Kecamatan Muko-muko Selatan umumnya, dan
khususnya pembangunan di desa-desa terdekat/sekitar lokasi industri
perusahaan, baik pembangunan fisik maupun pembangunan mental spiritual.
o PT Maju Jaya Raya Timber di sini sedikit banyak turut menyukseskan
program pemerintah dalam rangka pembukaan isolasi daerah-daerah terpencil
di Propinsi Bengkulu.
o PT. Maju Jaya Raya Timber di sini sedikit banyak telah membuka hati
masyarakat untuk berfikir tentang perubahan pola hidup yang lebih baik.
Membebaskan diri dari belenggu kemiskinan yang tak tentu sudahnya. Mereka
mulai berfikir bahwa sebenarnya mereka juga dapat hidup layak seperti orang-
orang lain yang sudah lebih dulu maju.

2. Saran
o Dalam mengembangkan industri pada suatu daerah hendaknya diperhatikan
latar belakang budaya masyarakat sehingga tidak terjadi pertentangan yang
tidak diinginkan.
o Bagi perusahaan industri yang baru berdiri hendaknya membuka kesempatan
tenaga kerja yang berasal dari masyarakat setempat karena program
pemerintah dalam bidang industri adalah ingin meningkatkan pendapatan
masyarakat pedesaan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu membina
masyarakat setempat agar menjadi karyawan yang terampil dan mempunyai
pendapatan yang cukup.

7
o Perusahaan PT. Maju Jaya Raya Timber agar secepatnya dapat memperhatikan
kesejahteraan para buruh karena tanpa perhatian ini akan menimbulkan
keresahan pada diri karyawan yang dapat mengakibatkan menurunnya
produktivitas kerja.
o Perusahaan dan pemerintah setempat hendaknya cepat tanggap terhadap
keluhan masyarakat setempat tentang pengikisan pinggiran sungai yang
disebabkan oleh pelayangan maka pihak yang berkepentingan hendaknya
membuat jalan keluar. Apakah dengan membuat tanggul-tanggul yang bisa
menahan lajunya pengikisan. Kalau masalah ini tidak cepat diatasi akan
menimbulkan bencana alam yang membahayakan kehidupan masyarakat
setempat.
o Situasi keakraban yang terbina antara penduduk pendatang dengan masyarakat
setempat saat ini cukup baik, karena masing-masing pihak dapat saling
menghormati satu sama lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Haris, Abdul, Nyoman Andika, 2002, Dinamika Kependudukan dan Pembangunan di


Indonesia, Yogyakarta : LESFI
Junus, George, 2003, Korban-korban Pembangunan, Yogyakarta ; Pustaka Pelajar
Waluyo, Harry, 1990, Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan
Industri di Daerah Bengkulu. Jakarta ; DEPIDKBUD

Anda mungkin juga menyukai