Anda di halaman 1dari 15

-Carcinogenic (karsinogen): sifat bahan penyebab sel kanker, yaitu sel liar yang dapat merusak jaringan tubuh

-Teratogenic: sifat bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan embrio -Mutagenic: sifat bahan yang dapat menyebabkan perubahan kromosom yang dapat merubah genetika.

SIMBOL

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada. Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek,jangka panjang atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan yang kurang baik bagi tubuh . Contoh dari B3 karsinogenik , mutagenik , dan teratogenik adalah formalin.

PERATURAN DALAM PENGELOLAAN B3

Pada dasarnya pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di Indonesia mengacu pada prinsipprinsip dan pedoman pembangunan berkelanjutan yang telah dituangkan dalam Undang-undang No.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

(UU-23/1997) Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah setiap bahan yang karena sifat atau konsentrasinya , jumlahnya , baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup , kesehatan , kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. (Pasal17 UU-23/1997) menegaskan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun , yang meliputi kegiatan: menghasilkan,mengangkut,mengedarka

Penyakit Minamata antara tahun 1932-1968

KASUS MENGENAI TERATOGENIK

kasus yang terjadi :


Di pinggir teluk Minamata di Jepang bermukim rakyat nelayan. Beberapa industry membuang limbahnya ke teluk Minamata. Para ahli kimia pabrik mengatakan bahwa limbah pabrik yang mengandung MethylMercury (MeHg) tidak berbahaya karena kenyataannya fitoplankton, zooplankton, dan ikan tetap hidup di teluk itu. Sepuluh tahun kemudian keturunan dari para nelayan tersebut banyak yang mengalami cacat jasmani dan cacat mental.

Apa yang sebenarnya terjadi?


Rupanya kebiasaan penduduk nelayan teluk Minamata yang suka mengonsumsi ikan, telah menyebabkan terakumulasinya kadar methylmercury berlipat ganda di dalam tubuh nelayan teluk tersebut. Suatu saat setelah mengakumulasai sekitar 10 tahun, tanpa disadari kadar mercury di dalam tubuh nelayan telah berlipat ganda ribuan kali disbanding dengan kadar mercury di dalam air limbah dan fitoplankton. Karena methylmercury termasuk B3, maka menimbulkan dampak kesehatan yaitu keturunan dari nelayan yang telah mengonsumsi ikan dari teluk Minamatan mengalami cacat jasmani dan mental. Cacat ini disebut penyakit Minamata.

Mercury adalah ..

Mercury termasuk bahan teratogenik. Jika masuk kedalam tubuh, MeHg akan didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90% ditemukan dalam darah merah.

Eveknya ..
Evek fisiologis yang yang ditimbulakan mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana mercury terakumulasi yag dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain tremor dan kehilangan daya ingat. Evek pada pertumbuhan, McHg mempunyai evek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi karena McHg dapat menembus placenta. Kadar McHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan signifikan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bia menderita kerusakan otak dengan kemungkianan cacat mental, tuli, penciutan lapangan pandang, gangguan menelan dan buta. Evek lain adalah terhadap system pernapasan dan pencernaan, dapat menyebabkan keracunan akut dan menyebabkan kerusakan liver

Pencegahannya
Di Indonesia juga banyak terdapat sungai yang tercemar oleh merkuri. Dalam proses penambangan emas, merkuri digunakan sebagai bahan kimia pembantu yang sesuai dengan sifatnya berfungsi untuk mengikat butiran-butiran emas agar mudah dalam pemisahan dengan partikel-partikel lain dalam tanah. Sebagai gambaran proses kerja pemisahan emas dari partikel-partikel tanah yang dilaksanakan penambang emas tradisional adalah pemecahan partikel tanah, penggilingan, pemisahan partikel tanah dengan ikatan merkuri dan butiran emas, penyaringan, dan pemanasan. Cara mengatasi bahaya dari merkuri adalah: -Air limbah dari proses pemisahan emas diperlukan proses pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Salah satu rangkaian proses sederhana yang diperlukan untuk penurunan kadar merkuri adalah berupa proses koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Menurut Droste (1994), dari rangkaian proses tersebut dapat menurunkan kadar merkuri sebesar 20 90 %. -Pada proses pemanasan / pemijaran campuran biji emas dengan air raksa akan menguapkan air raksa yang ada, sehingga kegiatan ini harus dilakukan jauh dari pemukiman penduduk, dan dalam pelaksanaannya harus memperhatikan arah angin.

Karsinogen di sekitar kita ..

Kantong plastik warna hitam bersifat karsinogenik, bisa menyebabkan kanker dalam jangka panjang.

Selain plastik, bahan pengemas styrofoam atau polystyrene juga menjadi pilihan untuk mengemas makanan siap saji. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren mampu mencegah kebocoran, dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang.

Mutagenetik di sekitar kita ..

MSG (monosodium glutamate) atau Vetsin alias Micin (dengan merek-merek Ajinomoto, Miwon, Sasa, dll) itu mengandung natrium/sodium; jadi jika terlalu banyak termakan bisa menyebabkan hipertensi dan sebaliknya jika MSG dipanaskan akan pecah menjadi 2 zat baru yakni Glutamic Pyrolised -1 (Glu-P-1) dan Glu-P-2. Kedua zat ini bersifat mutagenik dan karsinogenik.

Muuchiiiii :D

Anda mungkin juga menyukai