Anda di halaman 1dari 9

EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN : MENCARI JAWABAN ATAS KRISIS

OLEH : RATU MILAH HAMDALAH | 6661101932 INGGA ANDIKA PUTRA | 6661102114

TOKOH-TOKOH EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN


Thostein Veblen (1857-1929) kelembagaan sebagai norma-norma yang membentuk perilaku masyarakat dalam bertindak, baik dalam perilaku konsumsi maupun produksi Commons, Coase dan North (Peran Hukum) aturan-aturan dan norma-norma yang tercipta dalam masyarakat yang menentukan boleh dan tidak boleh dilakukan serta tugas dan kewajiban yang harus dilakukan atau tidak dilakukan. Penekanan dari North adalah memberlakukan institusi sebagai peluang sekaligus sebagai kendala eksternal bagi agen-agen ekonomi

EKONOMI POLITIK KELEMBAGAAN


ekonomi kelembagaan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang ekonomi dengan tidak mengabaikan peran aspek non ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. Ekonomi kelembagaan adalah paradigma baru dalam ilmu ekonomi yang melihat kelembagaan (rule of the game) berperan sentral dalam membentuk perekonomian yang effisien.

STUDI KELEMBAGAAN DALAM EKONOMI POLITIK


Studi tentang kelembagaan menempati posisi penting dalam ilmu ekonomi politik karena fungsinya sebagai mesin sosial bersifat sangat mendasar. Hal pertama adalah uraian tentang makna institusi itu sendiri yang secara sederhana diartikan sebagai aturan main (rule of the game). Aturan main ini merupakan domain kolektif atau domain publik yang perlu diinternalisasikan sebagai milik bersama, yang mengatur kehidupan secara bersama pula. Jika institusi diindividualisasikan, maka proses penyimpangan sesungguhnya telah terjadi. Penyimpangan aturan main akan menyebabkan sistem berjalan tidak normal yang merupakan awal proses menabung untuk meledakkan krisis.

TIGA LAPISAN KELEMBAGAAN


1. Kelembagaan sebagai norma-norma dan konvensi 2. Kelembagaan sebagai aturan main 3. Kelembagaan sebagai hubungan kepemilikan

PERSOALAN EKONOMI KELEMBAGAAN DI INDONESIA


Persoalan institusi adalah faktor yang fundamental dalam kehidupan sosial politik maupun ekonomi bangsa kita, bisa kita lihat dari contoh institusi pada masa-masa berikut ini : Era Orde Baru Era Wahid

ERA ORDE BARU


Persoalan paling mendasar dalam era orde baru (Soeharto) adalah campur aduk institusi negara dan swasta yang paling mengotori satu sama lain. Jabatan publik, perusahaan, dan yayasan dicampur aduk satu sama lain sehingga pemegang Kekusaan. AKIBATNYA , Akses publik yang lebih luas terhadap sumbersumber ekonomi menjadi tertutup sehingga proses pemerataan pendapatan dikorbankan. Kesenjangan antargolongan kemudian menjadi pemandangan biasa, yang mencerminkan parahnya perasaan keadilan publik. Perasaan kolektif seperti ini potensial memicu masalah sosial baru.

ERA WAHID
Pada era Abdurrahman Wahid, perbaikan institusi secara sistematis tidak terjadi. Padahal, reformasi institusi juga merupakan bagian dari agenda ferormasi, terutama di bidang hukum dan konstitusi. Bahkan, kesalahan-kesalahan baru terjadi kembali, mengakibatkan sistem ekonomi politik yang kuat tidak dapat diwujudkan dengan baik. Selama suatu bangsa tidak dapat membangun sistem kelembagaannya, maka selama itu pula akan terus terperangkap ke dalam krisis. .

Anda mungkin juga menyukai