Chrisye Oleh Taufiq Ismail
Chrisye Oleh Taufiq Ismail
Karena saya suka lagu-lagu Chrisye, saya katakan bisa. Saya tanyakan
kapan mesti selesai. Dia bilang sebulan. Menilik kegiatan saya yang lain,
deadline sebulan itu bolehlah. Kaset lagu itu dikirimkannya, berikut
keterangan berapa baris lirik diperlukan, dan untuk setiap larik berapa
jumlah ketukannya, yang akan diisi dengan suku kata. Chrisye
menginginkan puisi relijius.
Kemudian saya dengarkan lagu itu. Indah sekali. Saya suka betul.
Sesudah seminggu, tidak ada ide. Dua minggu begitu juga. Minggu
ketiga inspirasi masih tertutup. Saya mulai gelisah. Di ujung minggu
keempat tetap buntu. Saya heran. Padahal lagu itu cantik jelita. Tapi
kalau ide memang macet, apa mau dikatakan.
Tampaknya saya akan telepon Chrisye keesokan harinya dan saya mau
bilang, " Chris, maaf ya, macet. Sori." Saya akan kembalikan pita
rekaman itu. Saya punya kebiasaan rutin baca Surah Yasin.
Lagu itu saya beri judul Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
"Saya mendapatkan ilham lirik itu dari Surat Yasin ayat 65..." kata
Taufiq.
Butuh kekuatan untuk bisa menyanyikan lagu itu. Erwin Gutawa yang
sudah senewen menunggu lagu terakhir yang belum direkam itu,
langsung mengingatkan saya, bahwa keberangkatan ke Australia sudah
tak bisa ditunda lagi. Hari terakhir menjelang ke Australia , saya lalu
mengajak Yanti ke studio, menemani saya rekaman. Yanti sholat khusus
untuk mendoakan saya. Dengan susah payah, akhirnya saya bisa
enyanyikan lagu itu hingga selesai.
Dan tidak ada take ulang! Tidak mungkin. Karena saya sudah menangis
dan tak sanggup menyanyikannya lagi. Jadi jika sekarang Anda
mendengarkan lagu itu, itulah suara saya dengan getaran yang paling
autentik, dan tak terulang! Jangankan menyanyikannya lagi, bila saya
mendengarkan lagu itu saja, rasanya ingin berlari!
Lagu itu menjadi salah satu lagu paling penting dalam deretan lagu
yang pernah saya nyanyikan. Kekuatan spiritual di dalamnya benar-
benarbenar meluluhkan perasaan. Itulah pengalaman batin saya yang
paling dalam selama menyanyi.
Saya jelaskan bahwa saya tidak orisinil menuliskan lirik lagu Ketika
Tangan dan Kaki Berkata itu. Saya cuma jadi tempat lewat, jadi saluran
saja. Jadi saya tak berhak menerimanya. Bukankah itu dari Surah Yasin
ayat 65, firman Tuhan? Saya akan bersalah menerima sesuatu yang
bukan hak saya.
Kami jadi berdebat. Chrisye mengatakan bahwa dia menghargai
pendirian saya, tetapi itu merepotkan administrasi. Akhirnya Chrisye
menemukan jalan keluar. "Begini saja Bang, Abang tetap terima fee ini,
agar administrasi rapi. Kalau Abang merasa bersalah, atau berdosa,
nah, mohonlah ampun kepada Allah. Tuhan Maha Pengampun ' kan?"
Saya pikir jalan yang ditawarkan Chrisye betul juga. Kalau saya berkeras
menolak, akan kelihatan kaku, dan bisa ditafsirkan berlebihan. Akhirnya
solusi Chrisye saya terima. Chrisye senang, saya pun senang.
***
Dia meninggalkan isteri, Yanti, dan empat anak, Risty, Nissa, Pasha dan
Masha, 9 album proyek, 4 album sountrack, 20 album solo dan 2 filem.
Semoga penyanyi yang lembut hati dan pengunjung masjid setia ini,
tangan dan kakinya kelak akan bersaksi tentang amal salehnya serta
menuntunnya memasuki Gerbang Hari Akhir yang semoga terbuka lebar
baginya.
Amin.
#
Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya.... sempurna
Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu yang hina (1997).