Anda di halaman 1dari 21

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Spirulina

Spirulina adalah tumbuhan Mikro Ganggang yang telah hidup sejak 3,6 milyar tahun yang lalu. Spirulina merupakan sumber nutrisi alami yang paling lengkap dibandingkan dengan sumber nutrisi lain yang pernah ada.Spirulina mempunyai
kandungan gizi alami tinggi yang menakjubkan. Spirulina juga adlah tanaman yang mengandung sumber vitamin dan mineral B-12 terbanyak didunia,mempunyai 70% asam amino dan mengandung keseluruhan aneka warna dan Carotein yang alami danXanthophylls Phytopigment. Spirulina mempunyai dinding sel yang halus, yang terbuat dari gula dan protein kompleks. Alga ini lain dari pada alga yang lainnya karena ia mudah dicerna. Spirulina adalah hasil perkembangbiakkan dari matahari dan merupakan salah satu bentuk dari pondasi kehidupan di bumi. Warna hijau-biru yang ia miliki memancarkan cahaya bersamaan pertumbuhan vitalitas pigmen aslinya yang menguatkan, menjaga dan membersihkan alga tersebut. Makanan alami ini akan memelihara, memberikan energi dan membersihkan tubuh kita. Makan biasanya hanyalah sebagian kecil dari proses pengumpulan gizi setiap hari yang berguna bagi diri kita

Sebuah ilustrasi dari Codex Florencemenunjukkan bagaimana Aztec spirulina dipanen dari danau oleh menggelapkan permukaan dengan tali (kanan) dan kemudian pengeringan alga menjadi kue persegi yang akan dimakan sebagai bumbu yang bergizi (kiri). Spirulina diyakini telah menjadi sumber makanan bagi Aztec dan lainnya Mesoamericanssampai abad 16; panen dari Danau Texcoco dan selanjutnya dijual sebagai kue digambarkan oleh salah satu Corts. prajurit [4] Suku Aztec menyebutnya Tecuitlatl, yang berarti batu kotoran. Spirulina ditemukan dalam kelimpahan di Danau Texcoco oleh para peneliti Perancis pada 1960-an, tetapi tidak ada referensi untuk digunakan di sana sebagai sumber makanan sehari-hari setelah abad ke-16.[3] Pabrik berskala besar pertama produksi spirulina, dijalankan oleh Sosa Texcoco , didirikan di sana pada awal tahun 1970.[2] Leo Szilard mempostulatkan pengembangan berbasis suplemen makanan-alga (yang ia sebut Amruss) dalam ceritanya pendek 1961, The Voice of the Dolphins.
18

Spirulina mungkin memiliki sejarah panjang bahkan di Chad, sejauh abad ke9 Kanem Empire. Hal ini masih dalam penggunaan sehari-hari saat ini, dikeringkan menjadi kue yang disebut dih, yang digunakan untuk membuat kaldu untuk makan, dan juga dijual di pasar. spirulina ini dipanen dari danau kecil dan kolam di sekitar Danau Chad.[5]

2.2 Klasifikasi Spirulina

Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus

: Protista : Cyanophyta : Cyanophyceae : Nostocales : Oscilatoriaceae : Spirulina

2.3 Karakteristik Spirulina A. Ciri Morfologi


Spirulina merupakan mikroorganisme autrotrof berwarna hijau -kebiruan dengan sel berkolom membentuk filamen terpilin menyerupai spiral (helix), sehingga disebut alga biru-hijau berfilamen (cyanobacterium) (Richmond 1988 dalam Pamungkas 2005). Bentuk tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis,

18

berdiameter 1-12 mikrometer. Filamen Spirulina sp. hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas (Richmond 1988 dalam Pamungkas 2005) .
KulturS p i r u l i n a sp. Secara Laboratoris

Spirulina sp yang akan di kultur berasal dari biakan murni yang diperoleh Balai Budidaya Air Payau, Jepara, Jawa Tengah. Semua peralatan dan media yang akan digunakan harus dalam keadaan steril. Pupuk yang digunakan dari media walne dan EDTA. Botol di isi dengan air, media dengan salinitas yang di inginkan dan masukan inokulan spirulina sp dengan kepadatan 100 unit/ml. Botol kultur di pasang air rasi kemudian di tutup dan di tempatkan dalam ruang budidaya dengan pemberian sumber cahaya dari lampu TL 40 watt. Parameter pendukung yang diukur : pH dan suhu. Pengamatan pertumbuhan populasi dilakukan setiap hari di bawah mikroskop selama 9 hari menggunakan Sedgwick-rafter perbesaran 10x. Penghitungan kepadatan spirulina sp dalam satuan unit/ml. satu unit diukur

B. Ciri Fisiologi
Spirulina merupakan mikroalga hijau kebiruan, sel berkoloni dan membentuk filamen terpilin yang menyerupai spiral/ helig. Alga ini mengandungan berbagai zat gizi seperti protein dapat mencapai 72 %, lipid 8%, karbohidrat 16%,vitamin B1, B2, B6, B12, C, niasin, karotin dan kandungan asam amino yang cukup seimbang. Spirulina juga mengandung salah satu asam lema k esensial yaitu asam linoleat (GLA), yang merupakan asam lemak majemuk. Spirulina merupakan mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami benih ikan. Alga ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi, yaitu protein yang bisa mencapai 70 % dari berat keringnya sehingga dapat menjadi alternatif bagi makanan kesehatan. Dalam dunia perikanan, mikroalga ini telah banyak dijual dalam bentuk tepung dan produk-produk makanan olahan (Arlyza, 2005). Spirulina menyediakan semua asam amino yang diperlukan t ubuh dan dalam bentuk tersebut 5 kali lebih mudah untuk dicerna dibanding dengan protein kedelai. Spirulina mengandung 8 asam amino essensial dan 10 asam amino non essensial. Spirulina mengandung lipopolisakarida sebesar 1,5% bobot keringnya, kandungan lipopolisakarida inilah yang menjadikan Spirulina digunakan sebagai immunostimulan yang potensial dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh pada ikan. Dinding Spirulina kaya akan muco -protein meningkatkan lapisan mukus pada kulit ikan yang menyebabkan sirip ikan lebih sehat, meningkatkan resistensi/ peradangan kulit terhadap serangan penyakit. Manfaat lain dari mikroalga Spirulina adalah sebagai pakan zooplankton/ larva udang atau ikan dan hewan-hewan kecil lainnya.

Kandungan yang ada pada ganggang Spirulina

Kandungan Beta-karoten spirulina 25 kali lebih kaya, dan kandungan yang terdapat pada wortel, (Beta-karoten edalah anti oksidan alami yang bermanfaat untuk melawan kanker; sakit jantung, AIDS, virus, bakteri, dan meningkatkan pertahanan tubuh bahkan mampu membantu-korban radiasi nuklir Vitamin B12 spirulina 25 kali lipat dari yang terdapat pada hati sapi. B12 penting untuk menambah energi, pertumbuhan, fungsi syaraf, dan pembersihan internal Kandungan vitamin E spirulina 3 kali lebih kaya dari gandum
18

Spirulina merupakan satu-satunya tumbuhan yang mengandung GLA (Gamma Liilonenic Acid) yang bisa membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, dan berbagai penyakit lainnya. GLA, dalam susu ibu membantu kesehatan bayi. Zat besi Spirulina; 58 lebih kaya dari bayam, dan mudah di serap Protein Spirulina, dua kali lipat dan kacang kedelai, dan 3 kali lipat dari sapi, ikan atau telur.

2.4 Fase Pertumbuhan Bakteri Acetobacter xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu: fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian,dan kematian. Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pada fase ini terjadi aktivitas metabolisme dan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraseluler polimerase sebanyak-banyaknya untuk fase

menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter membentuk nata. Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolic yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fsae ini pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak dibanding jumlah sel mati. Xylinum dalam

Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi habis, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk
18

strainnata.

E.Ekologi Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum mengalami

pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara (oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bisa berasal dari bahan organic seperti ZA dan urea. Meskipun bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 7,5 namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3. Sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu 28 310 C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen, sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam media yang dapat mengakibatkan kontaminasi. Sel-sel Acetobacter xylinum mengambil glukosa dari larutan gula, kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada membran sel, kemudian keluar bersama-sama enzim yang mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa diluar sel. Prekursor dari polisakarida tersebut adalah GDP-glukosa. Pembentukan prekursor ini distimulir oleh adanya katalisator seperti Ca2+, Mg+. Prekursor ini kemudian mengalami polimerisasi dan berikatan dengan aseptor membentuk selulosa. Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N), melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Apabila rasio antara karbon dan nitrogen diatur secara optimal, dan prosesnya terkontrol dengan baik, maka semua cairan akan berubah menjadi nata tanpa meninggalkan residu sedikitpun. Untuk mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri dapat berasal dari nitrogen organic, seperti misalnya protein dan ekstrak yeast, maupun Nitrogen anorganic seperti misalnya ammonium fosfat, urea, dan ammonium slfat. Namun, sumber nitrogen anorganik sangat murah dan fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organic. Bahkan diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu ammonium sulfat. Kelebihan yang dimaksud adalah murah, mudah larut, dan selektif bagi mikroorganisme lain.

Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan
18

keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organic dan anorganik.

Acetobacter xylinum tidak memiliki sukrosa sintase namun setidaknya ada 4 enzim yang terlibat dalam jalur dari sukrosa menjadi UDP-glukosa. Acetobacter xylinum memiliki berbagai jalur pembentukan UDP-glukosa. Sebagai contoh level aktivitas UDP-glukosa pirofosforilase dalam Acetobacter xylinum ATCC dengan ATCC23769. 23768 berbeda

F.Manfaat Bakteri pembentuk nata pertama-tama diduga Leuconostoc sp., akan( tetapi kemudian dipastikan bahwa bakteri pembentuk nata adalah Acetobacter xylinum. Nata de coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata. Pada prinsipnya untuk menghasilkan nata de coco yang bermutu baik, maka perlu disediakan media yang dapat mendukung aktivitas Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ekstraseluler atau yang kemudian di sebut nata de coco. Berbagai penelitian ilmiah mencoba menggantikan air buah kelapa dengan bahan lain seperti whey tahu, sari buah nenas, sari buah pisang dll. Kegiatan ilmiah ini menghasilkan produk yang akrab disebut nata de soya, nata de pina dll. Kita tidak akan punya cukup waktu untuk membicarakan berbagai produk tersebut apalagi untuk membandingkan satu dengan yang lain. Ternyata selain air buah kelapa, skim santan juga dapat dipergunakan sebagai bahan baku utama pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum dapat membentuk selulosa pada nata de coco karena ada kandungan karbohidrat pada nata. Maka Acetobacter xylinum juga dapat membentuk selulosa pada bekatul .

Pada bekatul terdapat nutrisi-nutrisi yang dapat membuat Acetobacter xylinum tumbuh dan membentuk selulosa. Acetobacter xylinum menghasilkan selulosa sebagai produk metabolit sekunder, sedangkan produk metabolit primernya adalah asam asetat. Semakin banyak kadar nutrisi, semakin besar kemampuan menumbuhkan bakteri tersebut maka semakin banyak Acetobacter xylinum dan
18

semakin banyak selulosa yang terbentuk. Selulosa yang dihasilkan Acetobacter xylinum dapat diatur ketebalannya sehingga dapat digunakan untuk pembuatan kertas. Karbohidrat pada medium dipecah menjadi glukosa yang kemudian berikatan dengan asam lemak (Guanosin trifosfat) membentuk prekursor penciri selulosa oleh enzim selulosa sintetase, kemudian dikeluarkan ke lingkungan membentuk jalinan selulosa pada permukaan medium. Pengaturan ketebalan selulosa dilakukan dengan menambahkan bekatul pada medium fermentasi. Semakin banyak nutrien yang tersedia, yaitu kadar glukosa pada medium, maka semakin banyak dan tebal pula jalinan-jalinan selulosa yang dihasilkan.

Berdasarkan hasil penelitian ahli biologi molekuler dari Akademi Sahlgrenska di Universitas Gothenburk, Swedia, Helen Fink, selulosa dari bakteri Acetobacter xylinum ini dapat dimanfaatkan sebagai pembuluh darah. Selulosa merupakan biopolymer yang paling berlimpah di bumi ini. Beberapa anggota dari genus bakteri Acetobacter, terutama Acetobacter xylinum, dapat menghasilkan _selulosa.

Bakteri Acetobacter xylinum merupakan bakteri gram negatif yang mampu menghasilkan senyawa selulosa. Selulosa yang dihasilkan bakteri ini memiliki derajat kemurnian yang tinggi.

Oleh karena itu, Acetobacter xylinum layak dikembangkan sebagai sumber alternatif penyediaan selulosa bagi berbagai bidang industry membutuhkannya. yang

Pemanfaatan selulosa telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang yang berbeda, misalnya makanan serat (nata de coco), bidang industri pembuatan kertas, obat-obatan, dan kosmetik.

Selulosa dapat dihasilkan beberapa organisme, seperti tanaman, alga, dan bakteri. Faktor-faktor pertumbuhan yang memengaruhi kemampuan Acetobacter xylinum untuk memproduksi selulosa ialah ketersediaan nutrien pada medium, pH medium 3-6, serta suhu lingkungan 20-28 derajat Celsius.
18

Acetobacter xylinum menghasilkan selulosa sebagai produk metabolit sekunder, sedangkan produk metabolit primernya adalah asam asetat. Dalam memproduksi Acetobacter xylinum, semakin banyak kadar nutrisi, semakin besar kemampuan menumbuhkan bakteri tersebut. Juga, semakin terbentuk. banyak selulosa yang

Berdasakan hasil penelitian ahli biologi molekuler dari Akademi Sahlgrenska di Universitas Gothenburg, Swedia, Helen Fink, selulosa dari bakteri Acetobacter xylinum ini dapat dimanfaatkan sebagai pembuluh darah.

Sebab, bakteri selulosa ini sangat mirip dengan struktur kolagen, komponen pada arteri dan vena yang dapat memberikan kekuatan pembuluh darah. Selain itu, bakteri selulosa itu sangat potensial digunakan sebagai biomaterial, seperti jaringan tulang, obat luka bakar, serta bahan alternative pengganti kulit.

Dalam laporan penelitian Fink, hasil uji coba sifat mekanik bakteri selulosa itu seperti kekuatan tarik mirip dengan arteri kaotid pada babi. Selain itu, kerapatan materinya dapat dimodifikasi sedemikian penelitian. rupa sesuai dengan tujuan

Bakteri itu memiliki kadar air hingga 99 persen dan terdiri dari jaringan fibril serta suatu material yang memiliki sifat mekanik kuat. Bila material tersebut direkayasa sedemikian rupa sebagai pembuluh darah buatan, dapat memiliki kekuatan mekanik yang penting untuk mencegah terjadinya pembuluh. kerusakan

Bakteri selulosa sebagai biomaterial memiliki sifat unik karena dapat diproduksi dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bakteri ini dapat dirancang dan dibentuk berupa lembaran atau dalam struktur tiga dimensi seperti tabung.

Selama proses produksi, bakteri ini juga mungkin diatur ukuran pori-porinya. Tidak cuma itu, bakteri ini bebas dari senyawa biogenik, seperti lignin, pektin, dan arabinan yang biasa tekandung dalam
18

organism penghasil

selulosa

lainnya.

Acetobacter

acetii, pembuatan asam cuka. Acetobacter di lingkungan berair

Contoh: Paramecium sp. o Rhizopoda (Sarcodina) memiliki ciri-ciri syzygii (dari buah sirsak), Acetobacter tropicalis dan Acetobacter .. dan tumbuhan dengan ciri mempunyai (roset) akibat terserang Synchytrium sp, dengan ciri khas Noor Azli and Abdul Rahim, Kamaruzzaman (2005) Kajian ke atas ciri-ciri optimum dalam penyata kewangan di Malaysia berdasarkan Malaysian accounting standards board (MASB). syzygii (dari buah sirsak), Acetobacter tropicalis dan Acetobacter . Berdasarkan kemiripan ciri-cirinya (roset) akibat terserang Synchytrium sp, dengan ciri khas .Ciri Ciri Bakteri . Secara umum ciri ciri hasil pembelahan sel ketiga arah, contohnya Sarcia sp e) Acetobacter, penting dalam pembuatan asam cuka dan nata

Gracillaria sp. d. A dan B benar b. Euchema spinosum e. Ciri-ciri replikasi suatu bakteriofage: 1) Jenis Sari kelapa/Nata de coco E. Beras ketan Acetobacter xylinum Brem

85%;">Spermatophyta (tumbuhan berbiji) memiliki ciri monoesis, daun berbentuk jarum, contohnya Pinus sp yaghurtL.casei Pembuatan minumanAcetobacter Ciri-cirinya: a. Prokariotik maksudnya tidak mempunyai mengelompok

membentuk kubus, contohnya: Sarcina sp Acetobacter xylinum Pembuatan nata de coco Bibit nata adalah bakteri Acotobacter xylinum yang akan dapat membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang sudah diperkaya dengan karbon dan nitrogen melalui proses yang terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa. Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersebut, akan dihasilkan jutaan lembar benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih. Acetobacter Xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 7,5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum pada suhu 28 31C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.ingga transparan, yang disebut sebagai nata.

Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan
18

keasaman air kelapa. Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-asam organik dan anorganik lain bisa digunakan.

G.Pengolahan Acetobacter xylinum 1. Cara Memperoleh Bibit Acetobacter xylinum dari Ampas Nenas Kalau bakteri Acetobacter xylinum sulit diperoleh, maka ampas nenas dapat juga digunakan untuk memperoleh Acetobacter xylinum. 1. Buah nenas matang, dikupas dan dicuci bersih. Kemudian dibelah dan dipotong-potong penghancur. 2. Hancuran nenas diperas sampai sari buahnya habis. Ampasnya dicampur dengan air dan gula pasir dengan perbandingan 6 : 3 : 1. Campuran ini diaduk merata dan dimasukkan kedalam botol jar, ditutup dengan kertas, dan diperam selama 2-3 minggu (sampai terbentuk lapisan putih diatasnya). 3. Larutan yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagai bahan kecil. Potongan-potongan ini dihancurkan dengan alat

penginokulasi pembuatan nata de coco. Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Pembuatan nata dari jagung adalah salah satu usaha penganekaragaman produk hasil pertanian, dimana nata merupakan produk fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang berupa lembaran selulosa dari pengubahan gula yang terdapat pada substrat menjadi selulosa. Kandungan utamanya adalah air dan serat sehingga baik untuk diet dan sering digunakan dalam pembuatan dessert atau sebagai tambahan substansi pada koktail.Tujuan
18

penelitian nata de corn adalah mengetahui lebih lanjut jagung dapat diolah menjadi produk makanan nata de corn, menentukan pengaruh konsentrasi inokulum, pH dan waktu fermentasi pada pembuatan nata de corn, dan menentukan kondisi optimum pada proses pembuatan nata de corn.Pada pembuatan nata mula-mula peralatan disterilkan terlebih dahulu kemudian jagung yang akan dijadikan medium tumbuh bakteri ditambah air, dihaluskan, disaring dan diambil sebanyak 150 ml dan ditambahkan gula sebanyak 10% dan ammonium sulfat sebanyak 1 gram, kemudian dipanaskan pada suhu 70oC selama 15 menit. Setelah dingin diatur pHnya sesuai variabel yaitu 3; 3,5; 4; 4,5 5 dan 5,5dengan menambahkan asam asetat glasial. Kemudian diinokulasikan starter ke dalam medium fermentasi sesuai variable yaitu 5%, 7%, 9%, 11%, 13% dan 15% dan difermentasikan selama 14 hari. Dari hasil penelitian variabel yang berpengaruh pada pembuatan nata adalah pH, penambahan starter, dan waktu fermentasi. Kondisi optimum untuk pembuatan nata de corn adalah pada konsetrasi starter 15%, pH 5 dan waktu fermentasi 4 hari. Acetobacter xylinum secara luas tersebar di alam dan umumnya merupakan kontaminan dalam industri vinegar menggunakan A.aceti. Acetobacter xylinum dapat diisolasi dari buah yang busuk, sayuran dan air kelapa yang terfermentasi. Banyak strain Acetobacter xylinum yang mampu menghasilkan selulosa dengan berbagai sumber gula seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, gula invert, etanol dan gliserol. Produksi selulosa oleh Aceto bacter xylinum dapat dilakukan pda kondisi kultur statis ataupun teragitasi. Acetobacter xylinum mampu tumbuh pada pH sekitar 3,5 meskipun umumnya perkembangan selulosa terjadi [ada pH 4,0 5,0.

2. Pemeliharaan Acetobacter xylinum Acetobacter xylinum biasanya dipelihara dalam gara miring tomat agar. Tomat segar sebanayk 200 g direbus dalam aquades sebanyak 500 ml selama 30 menit. Hasil yang diperoleh kemudian disaring dan dicampur dengan 1g ekstrak khamir, 50 g sukrosa, 2,5 g pepton dan 20 g agar. Volume kemudian dibuat menjadi 1000 ml dengan menamahkan air dan disterilkan pada 121 C selama 15 menit. A. xylinum ditumbuhkan dengan cara digoreskan pada agar miring dan diinkubasi pada 30 C selama 4 hari.

18

3. Pembuatan starter nata Acetobacter xylinum yang telah tumbuh pada agar miring diinokulasikan pada medium steril yang dalam tiap liternya mengandung glukosa 20 g ekstrak khamir 5 g, pepton 5 g dan K2HPO4 2,7 g. pH diatur menjadi 4,2 menggunakan asam asetat. Inkubasi dilakukan secara stratis selama 7 hari pada suhu 30 C. Medium Air kelapa Air kelapa yang telah direbus selama 3 menit ditambah ammonium sulfat 0,5 % dan sukrosa 10% denga pH diatur menjadi 4,2 menggunakan asam asetat glacial. Tambahkan starter nata 20%, wadah kemudian ditutup dengan kain saring dan inkubasi selama 15 20 hari.Pemanenan Nata Lembaran nata yang terbentuk diambil dan dicuci berulang untuk menghilangkan asam asetatnya dan dipotong menjadi berbentuk kubus. Potongan kubus direndam dalam air selama 24 jam dengan secara berkala menggati airnya sampai hilang bau asamnya. Dan siap dicampur atau dikonsumsi dengan berbagai cara pengolahan.Nata De coco merupakan biomassa yang sebagian besar terdiri dari selullosa ,berbentuk gel yang berwarna putih 4. Pembuatan Nata de coco A. ALAT 1.panci sainless steel 2.gelas ukur 3.saringan kelapa dengan lubang- lubang yang halus 4.loyang plastik 25 X 30 cm 4 buah 5. karet gelang 8 buah 6kertas Koran 4 lembar 7.karet/tali pengikat loyang 4 buah 8.pH indikator air kelapa murni dengan pH 3-4

B. BAHAN 1.Bibit bakteri Azetobacter Xylinum 2.botol 3.Pupuk urea/ZA 0,6 gram, cuka 20mL/1 ltr air kelapa dan gula 100Gram/ltr.

18

4.Siapkan 4 buah loyang dalamkeadaan kering dan bersih danditutuu dengan menggunakankertas koran yang steril

C.CARA 1.Masukan 4 liter air kelapa kedalam panci setelah di saring terlebihdahulu. 2.Panaskan air kelapa dalam panci di atas kompor dengan pemanasan yang cukup 3. Ambilahkotoran-kotoran atau gelembung-gelembungnya. 4.Selanjutnya masukan pupuk, gula dan cuka tunggu sampai mendidih dan masukan kedalam loyang. 5.masukan air kelapa yang masih panas dalam loyang . 6.simpan loyang ditempat yang baik dengan sirkulasi udara yang bagus, suhu ruang berkisar 28-30 derajat Celsius. 7.Simpanlah loyang yang sudah di isi bibit selama 6-7 hari dalam keadaan tertutup seperti semula. 8.Setelah 6-7 hari, air kelapa yang semula cair sekarang sudah menjadi padat (nata de coco) berupa lembaran 2-3 cm

H. Daya Tarik Nata De Coco Nata de coco merupakan produk hasil proses fermentasi air kelapa dengan bantuan aktivitas Acetobacter xylinum. Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang semakin lama akan semakin tebal. Semula industri nata de coco dimulai dari adanya industri rumah tangga yang menggunakan sari buah nenas sebagai bahan bakunya. Produk ini dikenal dengan nama nata de pina. Dikarenekan nenas sifatnya musiman, pilihan itu jatuh kepada buah kelapa yang berbuah sepanjang tahun dan dalam jumlah yang cukup besar
18

serta ditemukan secara merata hamper diseluruh pelosok tanah air. Di skala industri, nata de coco sudah dikenal sejak diperkenalkannya pada tahun 1975. tetapi, sampai saat ini, industri nata de coco masih tergolong sedikit (di Indonesia). Padahal jika melihat prospeknya dimasa mendatang cukup enggiurkan. Akhir-akhir ini, Negara berkembang sedang melirik industri nata de coco. Ada beberapa kelebihan atau daya tarik dari nata de coco yang menjadikannya sebagai sebuah industri yang cukup menjanjikan, diantaranya : Pertama, nata de coco dikenal sebagai produk kaya serat. Kebutuhan masyarakat akan serat memang sesuatu hal mutlak, terutama masyarakat menengah keatas. Sejalan dengan berkembangnya era globalisasi masyarakat mendatang mulai melirik masalah kesehatan. Kesehatan bahkan dijadikan kebutuhan utama dibandingkan dengan kebutuhan lainnya. Dan nata de coco sangat baik untuk kesehatan karena serat yang dikandungnya. Akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang rela menghabiskan uangnya guna mengkonsumsi tambahan serat dalam bentuk suplemen. Nata de coco adalah produk alami. Kecendrungan asyarakat adalah lebih tertarik kepada produk alami dibandingkan produk sintetis. Kedua, nata de coco kaya akan gizi. Satu hal yang merupakan ciri masyarakat masa depan adalah kecendrungannya mengkonsumsi makanan yang bergizi merupakan suatu kebutuhan. Dan lagi-lagi nata de coco menjawab harapan masyarakat, nata de coco kaya akan gizi. Didalam nata de coco sendiri terkandung protein, lemak, gula, vitamin, asam amino, dan hormn pertumbuhan. Ketiga, nata de coco mempunyai rasa yang lumayan enak. Disamping kaya akan gizi, nata de coco juga enak dikonsumsi. Jika dicampur dengan es teler, es krim atau fruit cocktail menjadikannya makanan yang mengundang selera. Keempat, bahan pembuatan nata de coco mudah diperoleh dan tidak bersifat musiman. Nata de coco terbuat dari air kelapa. Dan kelapa sudah banyak dan hampir tersebar merata diseluruh pelosok tanah air. Kelapa juga berbuah sepanjang tahun dan tidak bersifat musiman.

18

Kelima, proses pengolahan dan peralatan industri nata de coco sederhana dan tidak memakan waktu yang lama. Pembuatan nata de coco tergolong cukup sederhana. Inductri rumah taggapun mampu memproduksinya. Waktu

pembuatannya juga tergolong singkat, sekitar satu mingu sudah dapat dikonsumsi. Keenam, industri nata de coco, merupakan industri yang ramah lingkungan. Ketujuh, industri nata de coco belum begitu pesat perkembangannya. Peluang ini jika dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, bukan mustahil akan mendatangkan keuntungan yang besar. Demikianlah beberapa kelebihan yang dimiliki nata de coco sebagai industri masa depan yang cukup menggiurkan.

GAMBAR BENTUK Acetobacter xylinum

18

18

18

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Bakteri Acetobacter xylinum merupakan Kingdom:Monera yang berbentuk batang pendek, yang mempunyai panjang 2 mikron dengan permukaan dinding yang berlendir,dapat membentuk asam dari glukosa, etil alkohol, dan propel alkohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O, mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu: fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian,dan fase kematian Acetobacter xylinum juga sebagai , sumber karbon, sumber nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara (oksigen). Acetobacter xylinum bakteri pembentuk nata de coco. Nata de coco merupakan jenis komponen minuman yang terdiri dari senyawa selulosa (dietry fiber), yang dihasilkan dari air kelapa melalui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik (mikrobia), yang selanjutnya dikenal sebagai bibit nata.

B.Saran

18

Demikianlah sedikit penjelasan penulis tentang Bakteri Acetobacter xylinum ,yang mana telah mmbahas tentang ciri ciri Acetobacter xylinum,manfaat Nata de coco dan Penggunaan ZA dalam pembuatan Nata de coco.Penulis berharap agar pembaca dapat memberikan saran maupun kritikan yang mendukung ,demi kesempurnaan makalah ini.

18

18

18

Anda mungkin juga menyukai