Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025
Jakarta, 2006
SAMBUTAN Dalam tata informasi, terdapat 9 dokumen dan produk hukum yang berkaitan dengan kebijakan penyelenggaraan pembangunan Iptek di Indonesia, yaitu UUD 1945, UU No. 18 tahun 2002, Inpres No. 4 tahun 2003, Peraturan Pemenrintah No. 20 tahun 2005, Visi Misi Iptek 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009, Visi Misi Lembaga Litbang dan yang terakhir adalah Naskah akademik dalam bentuk Buku Putih. Muara dari seluruh informasi, dokumen dan arahan itu adalah Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009), yang merupakan pedoman arah, prioritas dan kerangka kebijakan pembangunan tahun 2005-2009. Mengikuti arahan pembangunan sebagaimana digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2005-2009 dan dirumuskan strateginya secara mendalam dalam JAKSTRANAS IPTEK 2005-2009, maka naskah akademik buku putih disusun dalam 6 bidang fokus yaitu pangan, energi, transportasi, teknologi informasi, teknologi pertahanan dan kesehatan. Tujuan penting yang hendak dicapai dengan penyusunan naskah akademik buku putih adalah memberikan dukungan informasi dan landasan akademik setiap bidang fokus dan juga memberikan tahapan pencapaian atau roadmap dari ilmu pengetahuan dan teknologi
strategi pembangunan Iptek sebagaimana direncanakan dalam RPJM 2005-2009 atau dirumuskan sebagai kebijakan strategis di dalam JAKSTRANAS IPTEK 20052009.
Diharapkan melalui Buku Putih Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan Terbarukan Untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025 ini seluruh pihak yang berkepentingan dengan pembangunan Iptek di Indonesia, baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litabang dapat memanfaatkan sebaikbaiknya informasi yang disampaikan, untuk diterapkan sebagai bagian strategi yang disusun oleh masing-masing institusi.
Jakarta,
Agustus 2006
Kusmayanto Kadiman
ii
DAFTAR ISI Sambutan Daftar isi ............................................................................................................... Daftar Singkatan dan Gambar ............................................................................. I. PENDAHULUAN............................................................................................... II. KONDISI SEKARANG ..................................................................................... 2.1 Ketersediaan Energi Saat Ini ................................................................. 2.2 Antisipasi Terhadap Doomsday Energi dan Usulan untuk Menyelesaikannya ...................................................................... 2.3 Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) .............................. III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS ....................................................... 3.1 Kekuatan dan Kelemahan ..................................................................... 3.2 Peluang dan Tantangan ........................................................................ 3.3 Solusi ........................................................................... IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENDUKUNG KETERSEDIAAN ENERGI 2025 .................................................................... 4.1 Visi ......................................................................................................... 4.2 Misi ........................................................................................................ 4.3 Tujuan .................................................................................................... 4.4 Sasaran ................................................................................................. 4.5 Metodologi ............................................................................................. 4.6 Roadmap ............................................................................................... 4.7 Strategi .................................................................................................. 4.8 Rekomendasi Kebijakan ........................................................................ 4.9 Prakondisi dan Indikator Keberhasilan .................................................. V. PENUTUP ....................................................................................................... Daftar Pustaka ..................................................................................................... Anggota Gugus Tugas Energi dan Nara Sumber ................................................ Lampiran Roadmap Sektor Energi........................................................................ 1 Roadmap sektor energi Bio-Diesel .............................................................. 2 Roadmap sektor energi Bio-Ethanol ............................................................ 3 Roadmap sektor energi Bio-Oil .................................................................... 4 Roadmap sektor energi Pure Plant Oil ........................................................ 5 Roadmap sektor energi Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa ............ 6 Roadmap sektor energi Panas Bumi ........................................................... 7 Roadmap sektor energi Angin / Bayu .......................................................... 8 Roadmap sektor energi Mikro Hidro ............................................................ 9 Roadmap sektor energi Surya (Fotovoltaik) ................................................ 10 Roadmap sektor energi Surya / Thermal ..................................................... 11 Roadmap sektor energi Arus Laut ............................................................... 12 Roadmap sektor energi Gelombang ............................................................ 13 Roadmap sektor energi Hidrogen/Fuel Cell ................................................. 14 Roadmap sektor energi Nuklir ..................................................................... 15 Roadmap sektor energi Batubara ................................................................ 16 Roadmap sektor energi Gas Bumi ............................................................... 17 Roadmap sektor energi Minyak Bumi .......................................................... 18 Roadmap konservasi energi .................................... .................................. Hal i iii ii 1 2 2 4 10 12 12 12 13 15
15 15 15 15 16 17 17 20 20 22 23 24 28 29 34 39 42 45 48 53 56 59 63 67 70 73 77 83 87 93 97 iii
DAFTAR SINGKATAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Singkatan SBM BOE TWh TWth GWth MMBTU TSCF NPV FOB PLTU PLTB PLTS PLTMH Setara Barel Minyak Barrels of Oil Equivalent Terra Watt-hours (Terrawatt-jam =TWjam) Terra Watt-tahun Gega Watt tahun Millions British Thermal Unit Trillion Standard Cubic Feet Net Present Value Free on Board Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara, Minyak, Gas) Pembangkit Listrik Tenaga Bayu Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Kepanjangan
DAFTAR GAMBAR No. 1 2 3 4 5 6 7 Nama Gambar Proyeksi kebutuhan energi final Nasional per sektor Proyeksi penyediaan energi nasional Proyeksi produksi pembangkitan listrik Nasional Produksi listrik Jamali sesuai jenis bahan bakarnya Grafik proyeksi ekspor-impor minyak mentah dan BBM Grafik emisi gas buang sektor energi NPV tahunan sektor energi Hal 5 6 6 7 7 8 8
iv
I. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Kemajuan IPTEK juga mendorong terjadinya globalisasi budaya kehidupan manusia karena manusia semakin mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya. Penguasaan Iptek suatu bangsa akan sangat mempengaruhi posisi tawar dalam persaingan global. Beberapa indikasi sering diungkapkan di media ataupun dalam pembicaraan di masyarakat, yaitu bahwa masyarakat Indonesia secara umum masih tertinggal tingkat kesejahteraan dan pendidikannya, lemah dalam menghasilkan karya yang inovatif dan kurang kreatif . Oleh karena itu bangsa Indonesia belum sepenuhnya mandiri di tengah persaingan dengan bangsa lain di dunia. Sudah diakui dunia, bahwa salah satu faktor penting penentu daya saing suatu negara adalah penguasaan teknologi. Semua hal tersebut di atas mendasari visi penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (litbangrap IPTEK) bidang energi, yaitu: Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK yang mengacu pada amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, Inpres No. 4/2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Perpres No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Mengingat bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai keterbatasan dalam sarana dan pra-sarana yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka langkah yang fokus dan strategis sangat diperlukan, sehingga pencapaian tujuan dari Visi IPTEK 2025 Kementerian Ristek dapat berhasil. Dalam sistem nasional penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek, ada langkah yang dipandang sangat mendesak, yaitu langkah yang harus dilakukan segera (urgent) untuk kelangsungan hidup (survival) bangsa; dan ada langkah yang penting (important), yaitu langkah yang strategis dan jangka panjang untuk kemandirian bangsa, dengan tetap mengindahkan pengaruh dan konvensi internasional.
II. KONDISI SEKARANG 2.1. Ketersediaan Energi Saat Ini Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per kapita rerata negara SE !. "ua pertiga dari total kebutuhan energi nasional berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan secara tradisional #non$komersial%. Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga belum terjangkau dengan sistem elektri&ikasi !asional. "ata dari dokumen '"I #Human Development Index% tahun ())* menyebutkan bah+a konsumsi tenaga listrik,orang di Indonesia masih -.3 k/h,cap. ngka ini masih di ba+ah negara tetangga kita Malaysia, #3.(3- k/h,cap%, 0hailand #1.2.) k/h,cap%, 3ilipina #.1) k/h,cap%, dan Singapura #4.5.1 k/h,cap%. Sumberdaya energi primer baik energi &osil maupun energi terbarukan yang ada di Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Sumber energi terbarukan, antara lain panas bumi, biomasa, energi surya dan energi angin relati& cukup besar. Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 #satu% dan intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas rerata dari negara SE !. Indonesia memerlukan energi sekitar -,1 kg setara minyak untuk menghasilkan setiap 61 7"P #GDP per unit of energy use 2000 PPP US$ per kg of oil e uivalent%. Sedangkan negara$negara lainnya memerlukan kurang dari angka tersebut untuk menghasilkan 7"P yang sama. 0abel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia #0ahun ())*%(
JENIS ENERGI FOSIL Minyak 7as Batubara SUMBER DAYA RODUKSI !"er #a$%n& 324 juta barel (,54 0S83 13( juta ton RASIO CAD' ROD !tan"a e(")*rasi& #a$%n (3 .( 1-.
CADANGAN
2.,5 5,1 miliar barel miliar barel 32-,4 12*,2 0S83 0S83 #P19P(% *2 15,3 miliar ton miliar ton
ENERGI NON FOSIL 0enaga ir Panas Bumi Mini,micro hydro Biomassa 0enaga Surya 0enaga ngin ;ranium
<%hanya 1% (%
SE#ARA 4*,.4 7/ (4,1- 7/ ),-. 7/ -5,21 7/ -,2) k/h,m(,hari 5,(5 7/ 33,) 7/<%
(-.11( ton<%
Kita harus bersyukur bah+a negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. !amun apabila diperhatikan bah+a jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka cadangan per$kapita ternyata tidak cukup besar. :leh karena itu kita harus cermat dalam mengelola sumber energi tersebut. Penggunaan BBM meningkat pesat, terutama untuk transportasi, yang sulit digantikan oleh jenis energi lainnya. Ketergantungan kepada BBM masih tinggi, lebih dari .) persen dari konsumsi energi &inal. Pembangkitan tenaga listrik di beberapa lokasi tertentu masih mengandalkan BBM karena pada +aktu yang lalu harga BBM masih relati& murah #karena di subsidi%, jauh dari sumber batubara, jaringan pipa gas bumi masih terbatas, lokasi potensi tenaga air yang jauh dari konsumen dan pengembangan panas bumi serta energi terbarukan lain yang relati& masih lebih mahal. Kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Kemampuan produksi lapangan minyak bumi semakin menurun sehingga membatasi tingkat produksinya. "alam satu dekade terakhir, kapasitas produksi kilang BBM dalam negeri tidak bertambah, sedangkan permintaan BBM di dalam negeri meningkat dengan cepat. Pada tahun ())* peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah mencapai -) persen sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri mencapai 3( persen. Ekspor minyak dan kondensat cenderung semakin menurun sejalan dengan produksi minyak dalam negeri yang cenderung terus menurun karena penuaan sumur yang ada dan juga keterlambatan in=estasi untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber minyak baru. Bilamana tidak segera ditemukan sumber minyak baru, Indonesia akan semakin menjadi negara >net oil importer country? seperti yang sudah terjadi saat ini. Suatu gejala yang cukup merisaukan bagi keberlanjutan penyediaan energi jangka panjang, apalagi di tengah harga minyak internasional yang semakin tinggi seperti sekarang ini. Penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali tenaga air, karena biaya produksinya belum kompetiti& dibandingkan dengan energi kon=ensional. Pada umumnya harga listrik yang dibangkitkan dari P@0S, P@0B, 7eothermal dan P@0 energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan 3
BBM #bersubsidi% kecuali P@0M'. Sampai dengan tahun ())*, kapasitas terpasang energi baru dan terbarukan hanya sekitar 3,) A dari potensi yang tersedia. Kapasitas terpasang dari P@0S sebesar 2 M/, dari P@0B sebesar ),* M/, dari P@0M' sebesar *- M/ dan dari P@0 terbarukan lainnya #biomassa% sebesar 3)(,* M/. Sedangkan energi nuklir belum dapat diman&aatkan meskipun sudah dapat mencapai nilai keekonomiannya, karena adanya hambatan dari aspek penerimaaan masyarakat dan besarnya in=estasi a+al yang dibutuhkan. 2.2. Antisi"asi ter$ada" +Doomsday+ Energi dan %s%)an %nt%( ,en-e)esai(ann-a Kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM import yang semakin besar, harga minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan memba+a kehidupan ke berbagai permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. pabila kondisi buruk ini #doomsday% terjadi, maka akan sulit untuk memperbaikinya. Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopoli$ sentralisasi ke arah terbuka$desentralisasi. 0antangan globalisasi dan re&ormasi telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan e&isiensi dan transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan salah satu prasyarat penting untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. ;ntuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang dapat menja+ab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat Indonesia dalam me+ujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan #energy sustaina#ility%. Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lainB memperluas akses kepada kecukupan pasokan energi, andal dan terjangkau dengan memperhatikan seluruh sarana,prasarana yang diperlukan #energy security% dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. ;ntuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaan energi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi yang berkelanjutan. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional dapat disebut sebagai $Doomsday Scenario% yaitu keterpurukan di bidang penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan di Indonesia. Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun ())3,())- terdiri atas empat tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat proyeksi kebutuhan #demand%, membuat rencana pengembangan pembangkit listrik, membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan #supply% berdasar prinsip market eCuilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan penduduk rerata 1,-A per tahun atau dari (1( juta tahun ())( menjadi (43 juta pada tahun ()(). Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar .A pertahun. 'arga minyak bumi diasumsikan (* ;S6,barrel di a+al studi dan meningkat menjadi (2 6,barrel, harga batubara (- ;S6,ton dan meningkat menjadi (4 ;S6,ton, harga gas adalah (.( ;S6,MMB0; #3:B% dengan peningkatan sesuai harga minyak dan dengan discount rate 1)A. "alam perkembangannya, pada tahun ())* asumsi$asumsi yang digunakan dalam studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga 4
energi. Pada tahun ())* harga minyak dunia rata$rata sebesar *3 ;S6,barel, harga$harga energi &osil biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi. "engan kondisi seperti ini, permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat. Mengingat +ilayah Indonesia sangat luas, maka untuk dapat lebih mere&leksikan perkembangan masing$masing daerah dalam studi ini +ilayah Indonesia dibagi menjadi empat +ilayah, yaituB Da+a, Madura dan Bali #Damali%, Sumatra, Kalimantan, dan Pulau @ain #Sula+esi, Maluku, Papua, !0B dan !00%. Pada bahasan tentang permasalahan yang terkait dengan Doomsday Scenario, yang sering dimunculkan adalah disparitas antara Da+a, Madura dan Bali #Damali% dan @uar Da+a, karena di kedua sisi +ilayah tersebut muncul perbedaan besar hampir di semua sektor, khususnya di sektor energi, baik dari sisi kebutuhan maupun dari sisi penyediaan. 'asil proyeksi kebutuhan energi #demand% dan hasil proyeksi penyediaan energi #supply%B
3*).))
()1* 'ouseholds
()() Ser=ices
()
()
()
()
()
()
()
()
86,3 Twh
Da+a
Sumatra
Kalimantan
Pulau lain
()
()
Produksi @istrik Menurut Denis Bahan Bakar Pembangkit Duta SBM 3))
(*)
())
P@0! 0E! 7 IE
1*)
P ! SB 7 S MI!F K
1))
B 0;B E
*)
$
() )( () )() ). () )2 () 1) () 1( () 1() 1. () 12 () () () (( () (-
7ambar -. Produksi @istrik Damali sesuai Denis Bahan Bakarnya #Duta SBM%
'asil proyeksi ekspor$impor energi dan hasil proyeksi emisi gas buang
KSBM
8:(
!: H
S: H
8'-
PM1)
N 0 #a$%nan
3*,))).)) 3),))).)) (*,))).)) J%ta D*))ar (),))).)) 1*,))).)) 1),))).)) *,))).)) ).))
)( ). 2 1) 1( 12 () 1 () ) () ) () () () () () () () () 1.
"ari beberapa contoh tabel dan gra&ik di atas, dapat disimpulkan bah+a %Doomsday% di bidang energi dapat terjadi bilamana di=ersi&ikasi energi dan peningkatan e&isiensi penggunaan energi tidak diperhatikan dengan serius, khususnya di Da+a. Eangkuman kesimpulan studi tersebut adalah sebagai berikutB
tahun ())( menjadi 3)- 7/th #1.2) juta SBM% pada tahun ()(), meningkat sekitar (,* kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar *,(A. Sekitar *1 A dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di +ilayah Da+a$ Madura$Bali #Damali%. (. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari 11(,( 0/jam pada tahun ())( menjadi 3*.,2 0/jam pada tahun ()(), mening kat sekitar 3.( kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata .,.A per tahun. Sekitar .2 A dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di +ilayah Damali. 3. "alam +aktu dekat Indonesia sudah akan menjadi net importer untuk total minyak mentah dan BBM. Pada tahun ())( import BBM mencapai sebesar 1(.,2 juta B:E dan akan meningkat menjadi 454,4 juta B:E #.,3 kali lipat%. Sedangkan net importer hanya minyak mentah baru akan terjadi pada tahun ()11, dimana pada tahun ()() jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai ()4,( juta barel per tahun atau sekitar 1,4 kali lipat dari impor pada tahun ())( yang berjumlah 1(3,5 juta barel.1 -. Konsumsi total batubara pada tahun ())( mencapai ((,2 juta ton. "ari jumlah tersebut 42,4A digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Sampai dengan tahun ()() akan terjadi peningkatan penggunaan energi batubara secara besar$ besaran di bidang pembangkitan listrik dari *) 0/jam menjadi 3() 0/jam #-,. kali lipat%. Pasokan batubara akan terus meningkat sehingga pada tahun ()() akan dibutuhkan batubara sebanyak 1)2,3 juta ton, dan sekitar 2-,(A dari total produksi tahunan batubara akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Da+a. *. Sampai tahun ()() total produksi gas di proyeksikan mencapai .3,*2 0S83, sebagian berasal dari cadangan gas yang telah terikat dalam kontrak jangka panjang #committed%, sisanya berasal dari cadangan gas yang belum terikat kontrak #non committed%. Pada tahun ()() masih cukup tersedia sisa cadangan sebesar 1(3,-1 0S83 atau lebih dari setengah total cadangan gas #proven, pro#a#le, possi#le% sebesar 12* 0S83. .. Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa 8:( dari 123,1 juta 0on pada tahun ())( menjadi *2-,5 juta 0on pada tahun ()() #3,( kali lipat%, !:J dari .*1,* ribu 0on pada tahun ())( menjadi (.(5(,* ribu 0on pada tahun ()() #3,* kali lipat%, S:H dari 15(,* ribu 0on pada tahun ())( menjadi .)) juta 0on pada tahun ()() #3,1 kali lipat%, 8'- dari 131,4 ribu 0on pada tahun ())( menjadi (2.,4 juta 0on pada tahun ()() #(,( kali lipat%, abu terbang dari 21,( ribu 0on pada tahun ())( menjadi (32,1 ribu 0on pada tahun ()() #(,5 kali lipat%. 4. "engan harga energi yang lebih tinggi #Skenario B%, maka perbandingan nilai uang # net present value $!PI% yang dibelanjakan di sektor energi akan menjadi lebih tinggi sekitar 15 A. 'al ini akan mempersulit neraca keuangan negara dan masyarakat, karena akan menyebabkan peningkatan subsidi yang selanjutnya akan menurunkan daya saing bangsa, sehingga akan dapat mengganggu laju pertumbuhan ekonomi nasional dan akhirnya akan berdampak pada program pembangunan nasional. Perkembangan tentang ketersediaan energi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh situasi internasional, terutama terkait dengan harga minyak mentah internasional. Sejak akhir tahun ())- pada saat studi tentang kondisi >doomsday scenario? selesai,
1
1. Kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 1(( 7/th #.4- juta SBM% pada
Data dalam &lue'Print P!( 200)'202) *Dep+ !SD", menye#utkan #a-.a produksi minyak menta- *"", Indonesia di ta-un 200/ adala- se#esar 0+02) ri#u #arel per -ari *1&PH,2 ekspor "" se#esar )0/ 1&PH2 penggunaan dalam negeri 0+034 1&PH2 impor "" se#esar /45 1&PH+ Sedangkan produksi &&" dalam negeri se#esar 422 1&PH2 ke#utu-an &&" dalam negeri 0+06/ 1&PH2 se-ingga diperlukan impor se#esar 202 1&PH+
harga minyak mentah telah bergejolak dan bahkah sampai saat ini masih memperlihatkan situasi yang belum kembali ke harga yang semula digunakan sebagai re&erensi dalam kajian tersebut. Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi !asional. Blue$print Pengelolaan Energi !asional yang dibuat pada a+al tahun ())* selalu harus dire=isi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi &osil lainnya. Sampai akhirnya pada a+al tahun ())., Kebijakan Energi !asional dituangkan dalam bentuk Perpres !o. * tahun ())., yang pada prinsipnya, isinya menekankan padaB 1. Mengoptimalkan penggunaan bauran energi #di=ersi&ikasi% 2. Melakukan penghematan dan meningkatkan e&isiensi energi #konser=asi% 3. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis maupun ekonomis serta ramah lingkungan, sepertiB Bahan Bakar !abati #biodiesel, bio$ethanol,gasohol, bio$oil dan Pure Plant 7il% Bahan bakar sintetis # Batubara 8air, 70@, "ME,dll% Panas Bumi Mini dan mikro hidro !uklir Surya ngin,bayu 'idrogen #fuel cell%. Energi arus G gelombang samudera 4. Meningkatkan eksplorasi energi &osil #intensi&ikasi% 5. Meningkatkan pengembangan dan pembangunan in&rastruktur energi, baik disisi hulu maupun disisi hilir, sepertiB Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya Instalasi pemipaan atau terminal @!7 dan sarana distribusinya Sarana transportasi dan pelabuhan batubara Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya. 6. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Da+a yang mempunyai populasi sekitar 5-* orang,km(, antara lainB Pengembangan teknologi energi &osil bersih Melakukan penelitian daya dukung lingkungan #lokasi, populasi, sos$bud, dll% Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya kerugian yang ditimbulkannya #eksternalitas%. 7. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional dalam rangka peningkatan kemampuan nasional. 2.1. andangan e,ang(% Ke"entingan !Stakeholder& "ata sumber energi yang tersedia di Indonesia, serta kebijakan yang menjadikan sumber daya energi sebagai suatu komoditas untuk mendapatkan de=isa guna menunjang pembangunan perlu dicermati. Ekspor sumber energi yang dilakukan dengan suatu mekanisme kontrak jangka panjang, menimbulkan kekha+atiran tentang prinsip terjaminnya pasokan energi nasional #security of energy supply% yang diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 0erjaminnya 10
pasokan energi lebih mendasarkan pada prinsip penguasaan sumber energi dan bukan kepemilikan sumber energi tersebut. 'al ini sudah dibuktikan kebenarannya oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber energi, termasuk diantaranya adalah langkah di=ersi&ikasi, pengembangan dan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.
11
III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS 3.1. Kekuatan dan Kelemahan a. Letak Indonesia di antara 6 Lintang Selatan dan 11 Lintang Utara membentang di sepanjang garis khatulistiwa. Posisi ini memberikan intensitas sinar matahari yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi surya. b. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang bermacam-macam, diantaranya mempunyai prospek dalam pengembangan Energi Angin (Bayu). Demikian pula adanya potensi dinamika lautan dapat dijadikan sebagai sumber energi samudera. c. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan energi biomassa. d. Indonesia mempunyai struktur geologi yang memiliki potensi sumber energi seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi (kecuali panas bumi) sehingga jumlah cadangannya sudah mulai menyusut, namun eksplorasi masih membuka peluang untuk mendapatkan sumber energi. e. Indonesia terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan penanganan yang tidak mudah. f. Indonesia tergolong negara berpenduduk padat. Jumlah penduduk tahun 2005 telah mencapai sekitar 220 juta. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa. Jumlah dan sebaran penduduk tersebut memerlukan sumber energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. g. Emisi gas CO2 dan CH4 berperan penting dalam gejala pemanasan global atau dikenal sebagai gejala rumah kaca (green house effect) yang diikuti oleh penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak ini dapat berpengaruh terhadap pola iklim di Indonesia, mengganggu ekosistem, merusak SDA hayati yang merupakan sumber energi berbasis biomassa. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan energi yang berbasis pada sumber energi terbarukan (seperti antara lain biomassa, panas bumi, surya, angin dll.) harus menjadi pertimbangan yang utama dalam pengelolaan dan pemakaian sumber energi dimasa datang. h. Tingkat kesejahteraan dan daya beli sebagian masyarakat Indonesia masih rendah sehingga menuntut penyediaan energi yang terjangkau dan rasional. i. Pola hidup sebagian besar masyarakat yang bersifat konsumtif dan budaya tidak hemat memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi. j. Budaya masyarakat yang kurang mencintai produk bangsa sendiri dapat menghambat pengembangan litbangrap di bidang energi. k. Sistem transportasi umum yang tidak kondusif memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.
12
3.2. Peluang dan Tantangan a. Potensi iklim tropis basah dan sinar matahari merupakan dapur yang sangat produktif untuk produksi biomassa melalui proses asimilasi yang merupakan keunggulan komparatif terhadap negara lain. b. Indonesia dengan penduduk yang demikian besar merupakan pangsa pasar yang potensial. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan ketersediaan energi. c. Penyebaran penduduk Indonesia di berbagai pulau dan tidak merata memberikan dampak terhadap distribusi penyediaan energi. d. Pelaksanaan otonomi daerah yang konsisten diharapkan dapat memacu pengembangan sumber energi sesuai dengan potensi dan kompetensi daerah. e. Keberhasilan IPTEK bidang energi di negara maju dapat merupakan peluang untuk alih teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi. f. Terbukanya kerjasama dengan pihak asing di bidang IPTEK dapat memberikan peluang untuk kegiatan litbangrap di bidang energi. Kerja sama ini sangat menguntungkan ditengah minimnya anggaran pemerintah untuk penelitian masih sangat minim. g. Banyaknya komponen impor untuk kegiatan produksi dan distribusi sumber energi dari luar (impor). Hal ini merupakan peluang untuk dapat disubstitusi dengan hasil litbangrap nasional. h. Issue global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup, Trades-related Intellectual Properties Rights (TRIPs), penerapan standar internasional (ISO 14000 tentang menejemen lingkungan hidup) dapat merupakan tantangan bagi dunia usaha Indonesia yang bergerak di bidang energi. i. Pengaruh kepentingan negara maju terhadap negara produsen minyak di Timur Tengah masih merupakan faktor yang dominan dalam penciptaan fluktuasi harga minyak dunia. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi pasar energi di dalam negeri, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada litbangrap energi. j. Masih rendahnya minat investor untuk melakukan kegiatan investasi di bidang energi. k. Meningkatnya pembangunan di sektor industri dan transportasi meningkatkan kebutuhan energi. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan energi. l. Tingginya kebutuhan energi memerlukan inovasi dalam berbagai sumber energi sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi, m. Banyak hasil litbangrap dalam negeri bidang energi belum dapat didayagunakan secara maksimal, karena masih banyak yang belum berorientasi ekonomi dan pasar kurangnya kerja sama antara lembaga litbang dengan dunia usaha. 3.3. Solusi Dari tinjauan kondisi saat ini dan analisa lingkungan stratejik SWOT tersebut di atas, Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka 13
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, harus diterapkan konsep bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK bidang energi menjadi semakin jelas untuk mendukung kebijakan energi ke depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, skenario terburuk di bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tidak terjadi.
14
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN KETERSEDIAAN ENERGI 2005 - 2025 4.1. Visi Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK. 4.2. Misi 1. Menyusun kebijakan dan strategi litbangrap IPTEK di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung dan menjamin ketersediaan energi. 2. Meningkatkan kemampuan litbangrap dalam bidang energi. 3. Mengoptimalkan litbangrap untuk mendapatkan energi dengan nilai tambah tinggi. 4. Melakukan litbangrap untuk mendorong diversifikasi sumber daya energi dan pemanfaatannya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi. 5. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangrap dalam pengelolaan energi secara etis (energy ethics) dan berkelanjutan. 6. Meningkatkan peran litbangrap dalam penyediaan energi yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 4.3. Tujuan a. Mempersiapkan arah dan tahapan pencapaian pembangunan IPTEK yang mempertimbangkan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber energi nasional. b. Menjadi acuan bagi penyusunan strategi pembangunan IPTEK di tingkat pusat, daerah dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi nasional. c. Mewujudkan peran litbangrap IPTEK pada pembangunan energi yang berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing nasional. d. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan bauran energi (energy mix) di Indonesia yang memenuhi nilai keekonomian dan ramah lingkungan. e. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan sumber daya energi lokal spesifik berkelanjutan. 4.4. Sasaran a. Terwujudnya peran teknologi dan infrastruktur energi bangsa sendiri guna mendukung bisnis energi. b. Terwujudnya peran litbangrap untuk mencapai rasio elektrifikasi sektor rumah tangga sebesar 90%. c. Terwujudnya peran litbangrap dalam meningkatkan pangsa energi terbarukan1 (selain panas bumi) menjadi sekurang-kurangnya 5%. d. Digunakannya hasil litbangrap dalam pemanfaatan energi nuklir dengan pangsa sekitar 4% dari produksi listrik nasional. e. Digunakannya hasil litbangrap dalam penyediaan bio-fuels sektor transportasi sebesar 10 %.
1
15
f. Digunakannya hasil litbangrap dalam penggunaan gas untuk sektor industri & pembangkitan listrik, transportasi, dan rumah tangga g. Terwujudnya peran Litbangrap untuk pemakaian energi perkapita sebesar 10 SBM. h. Digunakannya hasil litbangrap dalam mendukung terwujudnya infrastruktur energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi dan pemanfaatannya untuk ekspor. i. Digunakannya hasil litbangrap untuk mencari sumber energi di dalam dan luar negeri. j. Digunakannya hasil litbangrap konservasi energi untuk menurunkan elastisitas energi lebih kecil dari 1. k. Digunakannya hasil litbangrap dalam meningkatkan penggunaan kandungan lokal dan meningkatnya peran sumber daya manusia nasional dalam industri energi. l. Digunakannya hasil litbangrap untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik masyarakat yang tidak terjangkau jaringan nasional. 4.5. Metodologi Penetapan langkah strategis Buku Putih Litbangrap Energi Nasional adalah menggunakan metodaTechnology Roadmapping (Peta Jalan) sebagai salah satu alat stratejik dalan Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian keberhasilan penyediaan energi. Peta jalan tersebut digunakan untuk membantu mengidentifikasi teknologi dan kebijakan kunci yang harus dibuat dan langkahlangkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi untuk keberhasilan penyediaan energi nasional. Penetapan Peta Jalan Litbangrap energi diharapkan dapat menimbulkan: Komunikasi: interaksi antar berbagai kelompok pemangku kepentingan Konsentrasi atau fokus: untuk perencanaan jangka panjang Koordinasi: menyatukan pemaham umum dari permasalahan Konsensus: membentuk gambaran yang jelas tentang arah atau tindakan yang harus dilakukan Komitmen: yang lebih berupa tindakan/aksi, bukan hanya teori. Komprehensif: pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan perubahan lingkungan yang dapat terjadi.
Metodologi dan Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta jalan litbangrap energi nasional adalah sebagai berikut: 1. Konsultasi dengan para pakar dan berbagai pihak pemangku kepentingan. 2. Scenario planning sederhana: dengan memakai skenario Keterpurukan Energi (Doomsday Scenario) nasional sebagai dasar. 3. Critical technology: pemilihan teknologi penentu yang dapat mempengaruhi litbangrap IPTEK energi nasional. Diharapkan dengan peta jalan tersebut timbul teknologi yang market driven yang dapat dilakukan oleh industri Indonesia, perencanaan yang pasti dalam jangka menengah-panjang, dan membuat dasar yang kuat bagi pengambil keputusan
16
maupun investor. Semua itu membutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga riset dan industri. 4.6. Roadmap Transformasi penguasaan IPTEK perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam upaya menciptakan pembaharuan sumber daya RIPTEK secara keseluruhan. Untuk mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat membuktikan bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbangrap IPTEK bidang energi pasti akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan negara. Oleh karena itu diperlukan waktu yang panjang (15 25 tahun) untuk melakukan investasi secara berkelanjutan sebelum teknologi potensial dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan pembuatan peta jalan IPTEK Energi sampai tahun 2025, sehingga dapat : a. Diprediksi dengan cermat capaiannya, dengan menggunakan indikator yang jelas, menggunakan asumsi dasar yang sahih. b. Diidentifikasi critical enabling technology dan jarak yang ada antara teknologi yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan kemudian. c. Ditingkatkan kerja sama dan kemitraan melalui tukar menukar pengetahuan dan teknologi. d. Diwujudkan suatu konsensus nasional untuk bergerak maju dalam litbangrap IPTEK Energi. 4.7. Strategi Dengan tahapan pencapaian yang jelas, maka dapat ditetapkan Ilmu pengetahuan dan teknologi Energi yang strategis dari berbagai cabang Iptek yang memiliki keterkaitan yang luas dengan kemajuan iptek secara menyeluruh, atau berpotensi memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan negara, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta peningkatan kehidupan kemanusiaan. Menyadari jalan panjang yang ditempuh, dalam Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Energi Baru dan terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi 2025, akan ditempuh sesuai dengan kerangka perioritas waktu yang bertahap, yaitu: 1. Pertama Jangka Pendek (2005-2010) Tahap ketahanan nasional yang dilakukan pada 5 tahun pertama dengan indikator utama menjadikan IPTEK sebagai elemen kunci dalam tahap mencapai kemandirian dalam pengelolan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan secara terkendali dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di bidang energi. Tahap Pertama untuk mencapai kemandirian mencakup: a. Penguasaan litbangrap IPTEK bidang energi b. Litbangrap IPTEK dalam penyediaan sumber energi nasional mencakup teknologi Energi dari sumber nabati/Biofuel , mikro/minihidro, teknologi fuel cell, teknologi energi panas bumi, persiapan pembangunan PLTN, 17
penyusunan master plan gas alam, teknologi angin, teknologi energi surya hibrida dan teknologi pembangkit listrik dan uap panas (cogeneration) berbahan bakar biomassa, serta teknologi pemanfaatan batubara kualitas rendah/ teknologi batubara bersih. c. Penguasaan dan penerapan IPTEK bagi pengelolaan lingkungan hidup. d. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dan teknologi pencairan batubara, fuel cell dan infrastruktur gas. 2. Kedua Jangka Menengah (2011-2015) Tahap kreasi kekayaan berbasis IPTEK (wealth creation) dalam periode 10 tahun pertama, dengan indikator utama tercapai kemandirian dan daya saing di bidang energi. Tahap Kedua untuk mencapai IPTEK yang mandiri sekaligus memiliki daya saing pasar yang ekonomis mencakup: a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi biomassa dan biogas, teknologi intensifikasi gas bumi, teknologi mikro/ minihidro, hidrogen dan biodiesel/bioetanol/bio-oil, teknologi pemanfaatan batubara berkualitas rendah, teknologi energi surya, teknologi energi angin, dan teknologi energi panas bumi. b. Peningkatan litbangrap IPTEK untuk menunjang pemenuhan infrastruktur energi. c. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat rendah dan teknologi pencairan batubara, Fuel Cell dan infrastruktur gas 3. Ketiga Jangka Panjang (2016-2025) Tahap percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan IPTEK dalam pencapaian waktu 20 tahun, dengan indikator utama tumbuh dan berkembangnya kehidupan sosial, ekonomis dan budaya berbasis IPTEK (Knowledge Based Economy-KBE) dan masyarakat yang inovatif (innovative society). Penguatan pilar Knowledge Based Economy-KBE menjadi tumpuan dalam jangka panjang, yaitu: a. Sistem Penyediaan Energi, yang menjamin masyarakat dapat memanfaatkan IPTEK secara luas, b. Sistem Inovasi, (termasuk sistem HKI) yang memungkinkan para peneliti dan kalangan bisnis menerapkan secara komersial hasil RIPTEK, c. Infrastruktur ICT, yang menjamin masyarakat dapat melakukan akses secara efektif terhadap informasi sistem energi nasional, d. Kerangka kelembagaan, peraturan perundang-undangan dan suasana yang kondusif, yang menjamin kemantapan lingkungan makro ekonomi, persaingan, lapangan kerja dan keamanan sosial. Untuk mencapai sasaran ditetapkan strategi, yaitu: Pentahapan litbangrap IPTEK Pentahapan struktur litbangrap IPTEK yang kompetitif sesuai dengan aturan dan permintaan pasar yang berlaku secara konsisten untuk mewujudkan industri energi yang efisien 18