Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

“PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN IPTEK UNTUK


MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT”

DISUSUN OLEH :

Adielnian Gustighiffari 203010062


Andi Fatimah Azsharra Pamessangi 203010065
Adinda Salmaa Nadira 203010071
Bisma Alfadito P 203010080
Fernaldi Anggara Putra 203010092
Arib Sabiq Alhafizh 203010098

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi
Maha Penyayang. Tak lupa juga Kami panjatkan puji syukur atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “PERAN PEMERINTAH DALAM
PEMBANGUNAN IPTEK UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT” bisa
selesai pada waktunya.

Makalah ini kami susun bertujuan untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Pancasila. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak DRS. TATANG
SUDRAJAT, S.IP.,M.SI. Selaku dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang yang kami
tekuni.

Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan
kata, sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi seluruh pembaca.

Bandung, 31 Mei 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan IPTEK .................................................. 2
2.2 Pancasila sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK.................................................. 3
2.3 Undang – Undang tentang IPTEK .............................................................................. 5
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 9
3.2 Saran .......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah kesejahteraan erat kaitannya dengan tujuan Negara Indonesia. Negara
didirikan, dipertahankan dan dikembangkan untuk kepentingan seluruh rakyat yaitu
untuk manjamin dan memajukan kesejahteraan umum. Hal ini secara nyata
dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi:

”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesa


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang dasar Negara Indonesia”.

Dengan melihat pembukaan UUD 1945 diatas dapat dikemukakan bahwa


tujuan Negara Indonesia adalah melindungi seluruh bangsa dan tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Oleh karenanya Negara berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan
hidup warga negaranya. Sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles bahwa Negara
dibentuk untuk menyelenggarakan hidup yang baik bagi semua warganya .

Salah satunya ialah adanya pembangunan IPTEK untuk memenuhi


kesejahteraan rakyat. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang lebih dikenal
dengan akronim IPTEK merupakan suatu sumber dimana seseorang dapat mengelola
dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupannya.
Pengembangan ilmu teknologi dan teknologi sendiri dibuat dengan tujuan untuk
semakin mempermudah kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan IPTEK?
2. Apa Itu Paradigma?
3. Apa arti Pancasila sebagai Paradigma IPTEK?
4. Undang-Undang berapakah yang mengenai Pembangunan IPTEK di Indonesia?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan IPTEK
2. Untuk memahami Arti Paradigma
3. Untuk mengetahui serta memahami tentang Pancasila sebagai Paradigma IPTEK
4. Untuk mengetahui dan memahami UU yang membahas mengenai IPTEK

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan IPTEK


Kebijakan pemerintah dalam pembangunan iptek nasional (penelitian,
pengembangan dan penerapan iptek) dituangkan dalam Kebijakan Strategis Nasional
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jakstranas Iptek) yang ditetapkan 5 tahun sekali.
Jakstranas Iptek disusun oleh Dewan Riset Nasional sesuai dengan amanat UU No. 18
Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan iptek
(Sisnas P3 Iptek).

Jakstranas iptek menjadi acuan bagi seluruh lembaga litbang di pusat baik
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) rnauputl Lembaga Litbang
Departemen (LPD) dalarn menyusun Rencana Strategis (Renstra) lembaganya serta
lembaga litbang daerah dan Dewan Riset Daerah (DRD) dalam tnenyusun Jakstra
daerah.

Landasan hukum pengembangan kebijakan strategis nasional iptek adalah


UUD 1945 pasal 31 ayat 5 datl UU No.18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Iptek. Pasal 3 1 ayat 5 UUD 1945
menyebutkan bahwa "Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia"

UU No.18 Tahn 2002 menyebutkan bahwa peran pemerinlah adalah


mengembangkan instrumen kebijakan untuk menumbuhkankembangkan motivasi,
memberikasn stimulusi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi
perkembangan sistem nasional P3 Iptek. Instrumen kebijakan yang dikembangkan
berupa kemudahan dan dukungan sumber daya, dana, pembemberian insentif,
penyelenggaran progam Iptek dan pembentukan lembaga.

Disamping merujuk pada kedua UU tersebut, Jakstranas lptek juga disusun


mengacu pada visi-misi Presiden dan Rencana Pembangunan Jangka Meilengah
(RPJM ) 2004-2009 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP 2004-2025).
Sejalan dengan visi-misi Presiden dan Kabinet Indonesia Bersatu, iptek diharapkan
dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, pertgentasan kemiskinan, pemantapan
NKRl dan menciptakan lapangan kerja.

Dalam RPJM 2004-2009, pemerintah menetapkan enam bidang fokus


pengembangan Iptek, yaitu : (I) Pangan, (2) Kesehatan, (3) Energi, (4) Teknologi
Informasi dan Komunikasi, (5) Transportasi dan, (6) Pertallanan. Program
pembangunan bidang iptek dalam RPJM 2004-2009 meliputi program litbang iptek,
difilsi iptek, penguatan kelembagaan Iptek dan peningkatan kapasitas iptek sistern
produksi.

2
2.2 Pancasila sebagai Paradigma Perkembangan IPTEK
Istilah “Paradigma” pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan
terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis
tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah
Thomas S. Khun dalam bukunya yang berjudul “The Structure of Scientific
Revolution” paradigma juga merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-
asumsi teoretis yang umum (merupakan suatu sumber nilai).1 sehingga merupakan
suatu sumber hukum-hukum, metode, seru penerapan dalam ilmu pengetahuan
sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Paradigma itu juga sendiri merupakan asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi nilai
(merupakan sumber nilai) sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu
pengetahuan sendiri.
Arti paradigma ditinjau dari asal-usul dari beberapa bahasa diantaranya, menurut
bahasa inggris paradigma berarti keadaan lingkungan. Sedangkan menurut bahasa
yunani paradigma yakni ‘para’ yang berarti disamping, disebelah, dan dikenal.
Kemudian menurut kamus psikologi paradigma diartikan sebagai satu model atau pola
mendemonstrasikan semua fungsi yang memungkinkan dari apa yang tersajikan.
Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada
beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di
Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal
pengembangan iptek itu sendiri.Ketiga, nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu
normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek
agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat,
bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu
(mempribumian ilmu).
Pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu mengandung konsekuensi
yang berbeda-beda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri
berkembang secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi
dengan nilai-nilai Pancasila. Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus
menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal, mengandaikan bahwa sejak
awal pengembangan iptek sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun,
keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat
mempertimbangkan sebatas yang mereka anggap layak untuk dilibatkan.
Pengertian selanjutnya bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu
normatif bagi pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang
harus disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak
ada jaminan bahwa aturan main itu akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan

3
iptek itu sendiri. Sebab ketika iptek terus berkembang, aturan main seharusnya terus
mengawal dan membayangi agar tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan
iptek dan aturan main.
Pengertian berikutnya yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek
harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses
indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di
Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di
kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila selalu menjadi bahan
pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil.
Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu dapat ditelusuri ke
dalam hal-hal sebagai berikut; Pertama, pluralitas nilai yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini seiring dengan kemajuan iptek menimbulkan
perubahan dalam cara pandang manusia tentang kehidupan. Hal ini membutuhkan
renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak terjerumus ke
dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup
berada dalam titik nadir yang membahayakan eksistensi hidup manusia di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, diperlukan tuntunan moral bagi para ilmuwan dalam
pengembangan iptek di Indonesia. Ketiga, perkembangan iptek yang didominasi
negara-negara Barat dengan politik global ikut mengancam nilai-nilai khas dalam
kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas, gotong royong, solidaritas,
musyawarah, dan cita rasa keadilan. Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas
untuk menyaring dan menangkal pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.
Edi Rohani dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (2019), menjelaskan pentingnya nilai-nilai dalam setiap sila
Pancasila sebagai landasan pengembangan IPTEK, yaitu:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini menekankan bahwa pengembangan
IPTEK dimaknai sebagai bentuk syukur pemberian akal oleh Yang Maha Esa.
Sehingga dalam proses pengembangan IPTEK tidak dibuat untuk mencederai
keyakinan umat beragama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab Sila ini menekankan bahwa dalam
pengembangan IPTEK harus dengan cara-cara yang berperikemanusiaan dan tidak
merugikan manusia individual maupun umat manusia yang sekarang maupun
yang akan datang agar bisa mensejahterakan manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia Sila ini mengingatkan agar pengembangan IPTEK
ditujukan untuk seluruh tanah air dan bangsa secara merata. Selain itu, sila ini
juga memberikan kesadaran bahwa rasa nasionalisme bangsa Indonesia dapat
meningkat dengan adanya kemajuan IPTEK.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan Sila ini menekankan agar membuka kesempatan
yang sama bagi semua warga untuk dapat mengembangkan IPTEK dan merasakan

4
hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing sehingga tidak terjadi
monopoli IPTEK.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Sila ini menekankan bahwa
dalam pengembangan IPTEK harus didasarkan pada keseimbangan dan keadilan
dalam kehidupan kemanusiaan.

2.3 Undang – Undang tentang IPTEK


Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam posisinya untuk memajukan negara dan
bangsa tidak bisa dipertanyakan lagi. Namun kebijakan tentang iptek sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang
disahkan dan diundangkan pada tanggal 29 Juli 2002, dirasakan kurang memberi
kontribusi optimal dalam pembangunan nasional. Sehingga muncullah upaya untuk
memperbaiki dengan UU 11 tahun 2019 tentang Sisnas Iptek.
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi disahkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Agustus 2019. UU 11
tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mulai berlaku
setelah diundangkan Menkumham Yasonna H. Laoly pada tanggal 13 Agustus 2019
dan ditempatkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 148.
Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6374, agar seluruh masyarakat mengetahuinya.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Status, Mencabut
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi mencabut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4219).

1. Latar Belakang UU Sisnas Iptek


Pertimbangan dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah:
a. Bahwa dalam rangka mewujudkan tujuan negara untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia, negara berkewajiban memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia;
b. Bahwa untuk memenuhi kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pembangunan nasional dan memenuhi hak asasi setiap orang dalam
memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu diatur mengenai

5
sistem nasional ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan dalam
perumusan kebijakan pembangunan agar mampu memperkuat daya dukung
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mencapai tujuan negara, serta
meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa;
c. Bahwa Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman
sehingga perlu diganti;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

2. Dasar Hukum UU Sisnas Iptek


Dasar hukum UU 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi adalah:
Pasal 5
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berperan:
a. menjadi landasan dalam perencanaan pembangunan nasional di segala
bidang kehidupan yang berpedoman pada haluan ideologi Pancasila;
b. meningkatkan kualitas hidup dan mewujudkan keadilan sosial dan
kesejahteraan rakyat;
c. meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan daya saing bangsa;
d. memajukan peradaban bangsa yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
dan menjaga nilai etika sosial yang berperikemanusiaan; dan
e. melindungi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
melestarikan dan menjaga keseimbangan alam.

Pasal 20
Pengembangan dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Penelitian untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memajukan peradaban.

3. Penjelasan Umum UU 11/2019 Sisnas Iptek


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengamanatkan bahwa "Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia". Untuk
menjamin setiap orang berhak memperoleh manfaat Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, pemerintah memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban, serta kesejahteraan umat
manusia. Oleh karena itu, pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan
meningkatkan kualitas kehidupan, kesejahteraan, dan martabat bangsa.

6
Bangsa Indonesia menyadari bahwa dalam pembangunan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi diperlukan penguasaan, pemanfaatan, dan pemajuan
untuk memperkuat posisi daya saing Indonesia dalam kehidupan global. Hal
tersebut telah dibuktikan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, yang disahkan dan diundangkan pada tanggal 29 Juli
2002. Namun, penerapan Undang-Undang tersebut belum mampu memberikan
kontribusi secara optimal dalam pembangunan nasional. Perkembangan
lingkungan strategis yang sangat dinamis ikut menjadi penyebabnya. Satu hal
yang sangat fundamental dan perlu reorientasi adalah anggapan bahwa masalah
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan permasalahan Teknologi yang
berkaitan dengan ekonomi. Padahal, sesungguhnya penguatan Sistem Nasional
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah permasalahan ekonomi yang butuh
dukungan Teknologi untuk memecahkannya. Kemajuan perekonomian sangat
tergantung pada kinerja Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Beberapa kelemahan yang memerlukan penyempurnaan dari pengaturan
dalam Undang-Undang tersebut, yaitu: (1) belum mengatur mengenai mekanisme
koordinasi antarlembaga dan sektor pada tingkat perumusan kebijakan, tingkat
perencanaan program anggaran, serta tingkat pelaksanaan secara jelas dan lugas;
(2) belum mengatur secara jelas dan lugas aspek pembinaan pemerintah terhadap
Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sumber Daya Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, dan jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (3) perlu
harmonisasi dengan perkembangan peraturan perundang-undangan lainnya,
terutama dengan peraturan perundang-undangan sistem keuangan negara dan
sistem perencanaan pembangunan nasional; dan (4) belum mengatur hal-hal
khusus dan strategis lainnya, seiring perkembangan lingkungan strategis serta
Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Keempat hal utama di atas
menyebabkan Undang-Undang tersebut masih belum dapat dijalankan secara
optimal dalam rangka meningkatkan kontribusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
terhadap pembangunan nasional.
Sebagai penyempurnaan terhadap Undang-undang sebelumnya, pokok-pokok
pengaturan Undang-Undang ini antara lain adalah sebagai berikut:
a. Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dijadikansebagai
landasan dalam perumusan kebijakan pembangunan agar mampu
memperkuat daya dukung Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka
mencapai tujuan negara, serta meningkatkan daya saing dan kemandirian
bangsa;
b. Rencana induk pemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dijadikan
sebagai acuan dari rencana pembangunan jangka panjang nasional dan
menjadi dasar dalam penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
nasional;
c. Kliring Teknologi, Audit Teknologi, dan Alih Teknologi dalam Penelitian,
Pengembangan, dan Pengkajian terhadap Teknologi yang bersifat strategis

7
dan/atau yang sumber pendanaannya berasal dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah;
d. Penegasan mengenai penyelenggaraan Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi melalui pendekatan proses yang mencakup Penelitian,
Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan, serta pendekatan produk yang
mencakup Invensi dan Inovasi.
e. Wajib serah dan wajib simpan data primer dan keluaran hasil Penelitian,
Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan bagi penyandang dana, sumber
daya manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Kelembagaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi;
f. Kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pendanaan,
serta jaringan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai bagian penting
dalam penyelenggaraan Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
g. Pembinaan dan pengawasan, serta tanggung jawab dan peran masyarakat
dalam Penyelenggaraan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi guna menjamin
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara serta keseimbangan tata
kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi lingkungan;
h. Kemitraan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan luar negeri
dilakukan dengan berpedoman pada politik luar negeri bebas aktif; dan
i. Untuk kepentingan pelindungan keanekaragaman hayati, spesimen lokal
Indonesia, baik fisik maupun digital, serta budaya dan kearifan lokal
Indonesia, dilakukan pengaturan pengalihan material bagi kelembagaan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi asing dan/atau orang asing dan orang
Indonesia dengan dana yang bersumber dari pembiayaan asing dalam
melakukan Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan, serta
Invensi dan Inovasi di Indonesia.

Undang-Undang ini mengingatkan kepada semua pihak bahwa untuk


menjamin penegakan dan kepastian hukum terhadap pelanggaran Undang-Undang
ini ditetapkan sanksi administratif dan sanksi pidana.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Negara didirikan, dipertahankan dan dikembangkan untuk kepentingan seluruh
rakyat yaitu untuk manjamin dan memajukan kesejahteraan umum. Oleh
karenanya Negara berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan hidup warga
negaranya. Sebagaimana dinyatakan oleh Aristoteles bahwa Negara dibentuk
untuk menyelenggarakan hidup yang baik bagi semua warganya. Salah satunya
ialah adanya pembangunan IPTEK untuk memenuhi kesejahteraan rakyat. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi atau yang lebih dikenal dengan akronim IPTEK
merupakan suatu sumber dimana seseorang dapat mengelola dan menggunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupannya.

Istilah “Paradigma” pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan


terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis
tokoh yang mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah
Thomas S. Sedangkan menurut bahasa yunani paradigma yakni ‘para’ yang berarti
disamping, disebelah, dan dikenal. Kemudian menurut kamus psikologi
paradigma diartikan sebagai satu model atau pola mendemonstrasikan semua
fungsi yang memungkinkan dari apa yang tersajikan.

Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu


pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pengertian Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu mengandung konsekuensi yang berbeda-beda. Pengertian
selanjutnya bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus
disepakati oleh para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan.

Pengertian berikutnya yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek


harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses
indegenisasi ilmu mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu, tetapi sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di
Indonesia. Untuk itu, diperlukan penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di
kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana nilai-nilai Pancasila selalu menjadi
bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah yang diambil. Hal ini
membutuhkan renungan dan refleksi yang mendalam agar bangsa Indonesia tidak
terjerumus ke dalam penentuan keputusan nilai yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Oleh karena itu, diperlukan orientasi yang jelas untuk
menyaring dan menangkal pengaruh nilai-nilai global yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

9
Pentingnya nilai-nilai dalam setiap sila Pancasila sebagai landasan
pengembangan IPTEK, yaitu

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini menekankan bahwa pengembangan
IPTEK dimaknai sebagai bentuk syukur pemberian akal oleh Yang Maha Esa.
Sehingga dalam proses pengembangan IPTEK tidak dibuat untuk mencederai
keyakinan umat beragama.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab Sila ini menekankan bahwa dalam
pengembangan IPTEK harus dengan cara-cara yang berperikemanusiaan dan
tidak merugikan manusia individual maupun umat manusia yang sekarang
maupun yang akan datang agar bisa mensejahterakan manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia Sila ini mengingatkan agar pengembangan IPTEK
ditujukan untuk seluruh tanah air dan bangsa secara merata.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan Sila ini menekankan agar membuka kesempatan
yang sama bagi semua warga untuk dapat mengembangkan IPTEK dan
merasakan hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing
sehingga tidak terjadi monopoli IPTEK.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam posisinya untuk memajukan negara


dan bangsa tidak bisa dipertanyakan lagi. Namun kebijakan tentang iptek
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, yang disahkan dan diundangkan pada tanggal 29 Juli 2002, dirasakan
kurang memberi kontribusi optimal dalam pembangunan nasional. Undang-
Undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi disahkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Agustus 2019. UU 11
tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mulai
berlaku setelah diundangkan Menkumham Yasonna H. Untuk menjamin setiap
orang berhak memperoleh manfaat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, pemerintah
memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi dilakukan dengan menjunjung tinggi nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban, serta kesejahteraan umat manusia. Hal tersebut telah
dibuktikan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, yang disahkan dan diundangkan pada tanggal 29 Juli 2002.

3.2 Saran
Sarannya yaitu agar pemerintah lebih memaksimalkan 6 kebijakan yang sudah
dibuat dan mengkoreksi apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
kebijakan tersebut, agar seluruh rakyat indonesia dapat sejahtera dengan adanya
pembangunan IPTEK yang bisa bersaing dengan negara-negara maju lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/25/201119769/pancasila-sebagai-paradigma-
pengembangan-iptek?page=alll

https://binus.ac.id/character-building/pancasila/pancasila-dan-perkembangan-iptek/

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-11-2019-sistem-nasional-ilmu-pengetahuan-
teknologi#:~:text=UU%2011%20tahun%202019%20tentang%20Sistem%20Nasional%20Ilm
u%20Pengetahuan%20dan%20Teknologi,-
Ilmu%20pengetahuan%20dan&text=Sehingga%20muncullah%20upaya%20untuk%20memp
erbaiki,pada%20tanggal%2013%20Agustus%2020199

11

Anda mungkin juga menyukai