Misi
Misi Walikota dan Wakil Walikota Terpilih menjadi Misi Kota Balikpapan Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut : Meningkatkan Kualitas Daya Saing Sumber Daya Manusia yang Beriman; Membangun Kewirausahaan dan Meningkatkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat; Meningkatkan Ketertiban Umum, Penegakan Hukum, Pemberantasan KKN dan Penanganan Masalah Sosial; Meningkatkan Investasi, Memperkokoh Ekspektasi Dunia Usaha dan Memperluas Lapangan Kerja; Meningkatkan Pelayanan Publik dan Melaksanakan Reformasi Birokrasi; Meningkatkan Infrastruktur Kota yang Representatif; Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan serta Perlindungan Anak; Memperkuat Daya Dukung Lingkungan Hidup dan Mengembangkan Pariwisata serta Melestarikan Keragaman Budaya dan Kegotongroyongan.
MISI-4 : MENINGKATKAN INVESTASI, MEMENUHI EKSPEKTASI DUNIA USAHA, DAN MEMPERLUAS LAPANGAN KERJA.
Tujuan-3 : Menciptakan dan memperluas lapangan kerja. Sasaran : Meningkatnya lapangan usaha dan lapangan kerja ; Meningkatnya kesempatan dan penyerapan tenaga kerja.
Tujuan-4 : Meningkatkan Sumber-sumber pendapatan daerah dan pembiayaan daerah. Sasaran : Meningkatnya sumber sumber pendapatan daerah ; Meningkatnya Sumber Pembiayaan Daerah dari Pihak ketiga ; Meningkatnya peran BUMD dalam meningkatkan pendapatan daerah.
MISI-4 : MENINGKATKAN INVESTASI, MEMENUHI EKSPEKTASI DUNIA USAHA, DAN MEMPERLUAS LAPANGAN KERJA.
Kebijakan : Meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan investasi melalui harmonisasi dan simplifikasi berbagai perangkat peratuaran ditingkat pusat dengan peraturan daerah. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dipusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota lainnya. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dalam rangka mempertahankan keberadaan investasi yang ada serta menarik investasi baru. Meningkatkan investasi dan kerjasama investasi. Pengembangan sumberdaya energi dalam memenuhi kebutuhan energi Kota Balikpapan. Meningkatkan pertumbuhan ekspor berbasis SDA, teknologi dan produk unggulan daerah dan secara bertahap mendorong perluasan basis produk ekspor dengan tetap memperhatikan
Meningkatkan sistem dan jaringan distribusi barang serta pengembangan pasar dalam dan luar Mendorong pengembangan kawasan ekonomi untuk produk yang bernilai tambah antara lain, industri kerajinan, jasa pariwisata, industri yang berbasis pertanian, perkebunan, peternakan dan. Mendorong berkembangnya investasi diberbagai sektor terutama pangan, energi dan infrastruktur dalam. Mendorong berkembangnya investasi berbasis keunggulan daerah, antara lain sektor primer, sekuder dalam rangka Mendorong ekstensifikasi dan intensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah dalam menunjang pembiayaan pembangunan. Peningkatan kapasitas Badan Usaha Milik Daerah dalam rangka optimalisasi pedapatan daerah.
PEMANFAATAN LAHAN
LUAS
HUTAN LINDUNG / 17,274.269 PROTECTED FOREST KAWASAN LINDUNG / 3,444.881 PROTECTED AREAS HUTAN MANGROVE / 3,019.849 MANGROVE FOREST HUTAN KOTA / 773.399 CITY FOREST RUANG TERBUKA HIJAU / 921.454 GREEN OPEN SPACE AREA WADUK,BENDALI & GREEN BELT/ 594.687 RESERVOIR & GREEN BELT SUNGAI / 880.143 RIVER SUAKA ALAM/CAGAR ALAM / 87.000 NATURAL RESERVE PANTAI / 455.312 COASTAL PERMUKIMAN / 5,460.124 SETTLEMENT PERUMAHAN / 5,644.584 HOUSING AREAS KOMERSIAL / 1,275.958 COMMERCIAL AREAS KAW. INDUSTRI / 1,494.599 INDUSTRIAL AREAS KAW. WISATA / 1.973 TOURISM AREAS KAWASAN MILITER / 166.644 MILITARY AREAS KAWASAN SEKTORAL / 1,976.905 SECTORAL AREAS KAWASAN KHUSUS / 6,471.277 SPECIAL DEVELOPMENT AREAS PRASARANA DAN SARANA / 387.508 INFRASTRUCTURE
LAND USE
AREAS
%
34.322 6.845 6.000 1.537 1.831 1.182 1.749
TATA RUANG KOTA BALIKPAPAN 2005 -2015 BALIKPAPAN SPATIAL PLAN 2005-2015
0.173
0.905 10.849 11.215
2.535
2.970 0.004 0.331 3.928 12.858 0.770
CITY REGULATION NUMBER 5 / 2006 LAND USE POLICY GREEN AREA: 52% DEVELOPING AREA: 48 %
TOTAL
50,330.567 100.000
KAWASAN MANGROVE
FASILITAS PENDUKUNG
Supply of Electricity, its need 637 Megawatt. Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau / container Pembangunan tahun 2008 / Contruction 2008 port of Kariangau Hasil 67 % / Progress 67 % Investor will invest in KIE: Selesai 2012 / Finished 2012 PT Kariangau Power (Bayan Group): 2 x 25 MW (Boiled Power Plant ) Pembangkit Listrik / power plant 2 x 15 MW (PLTU BY Bayan Grup) PT PLN (Nation Electrical Ent.) jo4with Kalimantan X 100East MW (PLTU BY PLN) Province Government
2 X 100 MW
Water
Planning for S. Wain Dam: Its need the Raw Water for KIE = 262 litre/second Pembangunan Jembatan Pulau Balang / Bentang Pendek 470 m selesai 2012 / Short Span development of pulau balang bridge Dam Capacity 5,1 million M3 completed 2012 Debit the Raw Water for KIE = 170 litre/second
Pembangunan Jalan Km. 13 KIK construction of connecting road (Km. 13 KIE) Panjang = 12,5 Km / Length = 12.5 Km Hasil 50 % / Progress 50 % Selesai 2012 / Finished 2012
Pembangunan Waduk Wain 2012, kapasitas = 5,1 Juta m3 , Debit 170 L/dt / Construction Of Wain Reservoir 2012, capacity 5.1 million m3, debit 170 lt/dt
=470 m
PENGARUH
Adanya potensi kerusakan hutan mangrove di kawasan industri kariangau akibat pembukaan area jalur laut yang dilakukan oleh pelaku industri di Kariangau
ALTERNATIF
1. Membatasi akses jalur laut dan sungai menuju kawasan industri kariangau dengan membuka akses jalur darat 2. Mempertahankan kawasan mangrove sebagai buffer zone 3. Tidak membangun di daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan mangrove
REKOMENDASI
1. Membatasi akses jalur laut dan sungai menuju kawasan industri kariangau dengan membuka akses jalur darat
Kebijakan Kebijakan 1
Mendorong pengembangan kawasan ekonomi untuk produk yang bernilai tambah antara lain, industri kerajinan, jasa pariwisata, industri yang berbasis pertanian, perkebunan, peternakan dan.
Mendorong pengembangan kawasan ekonomi untuk produk yang bernilai tambah antara lain, industri kerajinan, jasa pariwisata, industri yang berbasis pertanian, perkebunan, peternakan dan.
Kebijakan2
Isu
1.Kerusakan (HLS.Wain dan Manggar)
Pengaruh
Adanya potensi kerusakan hutan mangrove di kawasan industri kariangau akibat pembukaan area jalur laut yang dilakukan oleh pelaku industri di Kariangau
Alternatif
1. Membatasi akses jalur laut dan sungai menuju kawasan industri kariangau dengan membuka akses jalur darat 2. Mempertahankan kawasan mangrove sebagai buffer zone 3. Tidak membangun di daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan mangrove
Rekomendasi
1. Membatasi akses jalur laut dan sungai menuju kawasan industri kariangau dengan membuka akses jalur darat