Anda di halaman 1dari 30

*

Rusli

1. Pengertian

* Awal waktu shalat adalah saat

mulai masuk waktu yang diperbolehkan melakukan shalat dengan melihat fenomena atau tanda yang berpedoman pada matahari. shalat yang lima dan waktu shalat sunnah.

* Adapun waktu shalat yang dimaksud adalah waktu-waktu

2. Waktu shalat menurut Al-Quran


Al-Quran memberikan pedoman tentang awal waktu Shalat dan ditegaskan secara detail melalui Hadis Rasulullah saw. Adapun menurut Al-Quran termaktub dalam surat an-Nisa (4): 103: ... Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.(an-Nisa (4): 103)

Penegasan Allah tentang pelaksanaan Shalat ditentukan waktunya dalam surat al-Isra (17):78:

Dirikanlah Shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya Shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

3.

Waktu Shalat menurut Rasulullah

Ketentuan awal waktu Shalat secara detail baru dapat diketahui dalam Hadis Rasulullah saw riwayat Muslim dari Abdullah ibn Amer r.a:

( : )

Waktu zuhur adalah sejak matahari tergelincir ke barat sampai dengan bayang-bayang seseorang sama panjangnya sebelum memasuki waktu asar, dan waktu asar selama cahaya matahari belum menguning, dan waktu magrib selama belum hilang mega merah, dan waktu isya sampai tengah malam, waktu subuh sejak terbit fajar sampai sebelum matahari terbit.

Adapun redaksi Hadis lain riwayat at-Tirmizi dari Ibn Abbas r.a.:

...

Berdasarkan hadis tersebut dapat diketahui bahwa awal Shalat fardu adalah sebagai berikut:

Zuhur dimulai sejak matahari tergelincir sampai dengan bayangan


suatu benda sama panjang dengan bendanya. Menurut ilmu astronomi yaitu sesaat setelah matahari berkulminasi di meridian, sampai dengan masuknya awal waktu Asar sampai dengan saat matahari menguning menjelang matahari terbenam. menghilang.

Asar dimulai sejak bayangan suatu benda sama panjangnya

Magrib dimulai sejak matahari terbenam sampai mega merah


Isya dimulai sejak mega merah menghilang sampai dengan
sepertiga atau separoh malam dan

Subuh dimulai sejak terbit fajar (sidik) sampai matahari terbit,


Sunnah Duha dapat dimulai pada saat matahari setinggi satu
tombak.

Adapun untuk kesempurnaan pelaksanaan Shalat, maka dipakai petunjuk Rasulullah saw riwayat Tirmizi dan Hakim dari Ibnu Masud r.a: Amal yang paling baik dan utama adalah Shalat pada awal waktunya.
Posisi matahari yang diamati di lapangan seakan-akan mengelilingi bumi, karena selalu terbit di ufuk Timur, kemudian naik sampai menempati puncak tertingi (kulminasi), menuju ke arah Barat, lalu terbenam di ufuk Barat, dan kembali terbit keesokan harinya. Posisi matahari tersebut dalam syariat Islam dijadikan pedoman untuk melakukan Shalat, sebagaimana pemahaman dari isi hadis tersebut di atas.

4. Istilah-istilah yang digunakan


Lintang tempat, ardl al balad, latitude dengan simbol (phi).
Suatu tempat yang diukur dari garis khatulistiwa ke arah utara dan ke arah selatan. Khatulistiwa sebagai dasar titik garis pengukurannya bernilai 0. Jika suatu tempat diukur dari titik garis khatulistiwa 0 ke arah utara sampai 90 disebut Lintang Utara disingkat LU atau diberi tanda U atau tanda (+). Sedangkan jika suatu tempat diukur titik garis khatulistiwa 0 ke arah selatan sampai 90 disebut Lintang Selatan disingkat LS atau diberi tanda S atau tanda (-). Bujur tempat, thul al balad, longitude dengan simbol (lambda). Suatu tempat yang diukur dari titik garis kota Greenwich London Inggris ke arah timur dan ke arah barat. Kota Greenwich sebagai dasar titik garis pengukurannya yang nilai 0. Jika diukur dari titik garis Kota Greenwich 0 ke arah timur sampai 180 disebut Bujur Timur disingkat BT atau diberi tanda T atau tanda (+). Sedangkan jika diukur dari titik garis Kota Greenwich 0 ke arah barat sampai 180 disebut Bujur Barat disingkat BB atau diberi tanda B atau tanda (-).

Deklinasi matahari, mail al syams, declination of the sun, simbol

o (delta). jarak Matahari dari Equator. Nilai deklinasi positip berarti Matahari berada di sebelah Utara Equator, dengan tanda (+) dalam penulisanya tanda (+) tidak perlu ditulis. Sebaliknya Nilai Deklinasi negatif berarti Matahari berada di sebelah Selatan Equator, dengan tanda (-). Data ini diperlukan dalam penentuan bayang-bayang kiblat, waktu shalat, ijtima, ketinggian hilal, gerhana dan sebagainya. Perata waktu matahari, tadil al zaman, tadil al waqt, tadil al waqt li al syams, equation of time the sun, simbol eo. Selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata-rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf "e" kecil dan diperlukan dalam menghisab bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal bulan. Tinggi matahari, irtifaal syams, hight of the sun, simbol ho. Jarak busur sepanjang lingkaran vertikal yang dihitung dari ufuk sampai matahari. Tinggi matahari bertanda positip (+) apabila posisi matahari berada di atas ufuk. Sebaliknya bertanda negatip (-) apabila posisi matahari berada di bawah ufuk.

Sudut waktu matahari, fadhl al dair li al syams, hour angle

of the sun, simbol to. Sudut matahari pada kutub langit selatan atau utara yang diapit oleh garis meridian dan lingkaran deklinasi yang melewati matahari. Atau dengan istilah lain adalah busur sepanjang lingkaran harian matahari yang dihitung dari titik kulminasi atas sampai dimana tempat posisi matahari.
syams, meridian passage, culmination of the sun, simbol (12-e). Waktu saat matahari tepat di meridian langit menurut waktu pertengahan, dan pada saat itu waktu hakiki menunjukkan tepat jam 12 siang. Cara menghitungnya dengan rumus :12-e berdasarkan pada bujur tempat di suatu tempat. Waktu ini disebut dengan Local Mean Time ( LMT).

Tengah matahari (kulminasi matahari), ghayah al irtifa li al

Waktu setempat adalah waktu pertengahan yang dihitung

Waktu daerah

atau disebut dengan koreksi waktu daerah yang disingkat dengan KWD adalah pembagian waktu yang ditetapkan dan diberlakukan berdasarkan satu kesatuan wilayah waktu tertentu yang berpedoman pada bujur tempat. Misalnya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1987 tanggal 26 November 1987 Indonesia dibagi tiga wilayah waktu :

a. Waktu Indonesia Barat (WIB) berpedoman pada bujur 105o BT (GMT + 7 jam). b. Waktu Indonesia Tengah (WITA) berpedoman pada bujur 120o BT (GMT+8 jam). c. Waktu Indonesia Timus (WIT) berpedoman pada bujur 135o BT (GMT + 9 jam).

Ikhtiyat atau ikhtiyati adalah angka pengaman hitungan,

kehati-hatian hitungan, dan pemersatu jangkauan wilayah daerah waktu ke arah timur barat sekitar 2 menit atau 55 km.

a. Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan menit lalu ditambah 1 menit lagi pada waktu daerah. Catatan : jika angka detiknya kurang 30 diabaikan. b. Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan menit lalu ditambah 2 menit lagi pada waktu daerah. Catatan : jika angka detiknya lebih dari 30 dibulatkan menjadi 1 menit.

5. Rumus Perhitungan yang Digunakan

Rumus tinggi matahari (ho)


a. Ashar : Cotan h = tan zm + 1 atau zm = [p d], atau Cotan h = tan [ - ] + 1 (harga mutlak). Untuk mendapatkan tinggi matahari waktu Ashar, harus melalui proses perhitungan dengan rumus di atas. b. Maghrib : h o = - 1o c. Isya : h o = - 18o d. Subuh : h o = - 20o e. Terbit : h o = 1o f. Dhuha : h o = 4.5o

g. Idul Adha (h o =3.5o /lebih pagi), dan Idul Fitri (h o = 4.5o)

Rumus sudut waktu matahari Rumus awal waktu


a. Secara umum 12 e + (t/15) + Kwd + i

antara lain :

Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos

b. Masing-masing awal waktu shalat . 1). Awal waktu Subuh = 12 - e (t/15) + Kwd + i 2). Terbit matahari = 12 - e (t/15) + Kwd - i

3). Awal waktu Dhuha = 12 - e (t/15) + Kwd + i


4). Awal waktu Dzuhur = 12 - e + Kwd + i 5). Awal waktu Ashar = 12 - e + (t/15) + Kwd + i

6). Awal waktu Maghrib = 12 - e + (t/15) + Kwd + i


7). Awal waktu Isya' = 12 - e + (t/15) + Kwd + i

Rumus koreksi waktu daerah


Koreksi waktu daerah (Kwd) = (dh - tp)/15. Kwd = (dh - tp)/15 Keterangan : WIB (105/15 = 7 jam ), WITA (120/15 = 8 jam ) dan WIT (135/15=9 jam).

Ikhtiyat
a. Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan menit lalu ditambah 1 menit lagi pada waktu daerah.
Catatan : jika angka detiknya kurang 30 diabaikan. b. Ikhtiyat dimaksimalkan dengan membulatkan detik menjadi satuan menit lalu ditambah 2 menit lagi pada waktu daerah. Catatan : jika angka detiknya lebih dari 30 dibulatkan menjadi 1 menit.

1. Pertanyaan : Hitunglah Awal Waktu Shalat Subuh di kota Surabaya pada Tanggal 5 Pebruari 2005 ? Jawaban : Prosedur dan hasil perhitungan sebagai berikut :

a. Data Lintang dan Bujur Tempat


Lintang tempat Surabaya (tp): - 7 15' LS. Bujur tempat Surabaya (tp) : 112 45' BT.

b. Koreksi waktu daerah (Kwd)


(105 - 112 45' )/15 = - 0 31' 00" c. Data matahari yang diambil dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 4 Pebruari 2005 pada jam 21.00 GMT. Deklinasi matahari (o) : -15 59' 47" Eq. of time (eo) : - 0 14' 00"

d. Rumus yang digunakan


1). Sudut waktu Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos 2). Awal waktu Subuh : 12 - e (t/15) + Kwd + i 3). Tinggi matahari : h = - 20 e. Menghitung sudut waktu matahari Shift Cos (-tan(-715)tan(-1559'47) + sin(-20)/cos(-715)/cos(1559'47)) exe shift o ' " 113 16' 27.6" Sudut waktu matahari : t /15 = 113 16' 27.6" / 15 = 7j 33m 05.85d

f. Hasil hitungan 12 e (t/15) + Kwd + i Kulminasi : 12j 00m 00d Eq. of time (eo) : - 00 14 00 12 14 00 t/15 : 07 33 05.85 04 40 54.15 Kwd : - 00 31 00 + 04 09 54.15 Ikhtiyat : 00 01 05.85 + Awal Subuh : 04 : 11 WIB Angka detik lebih dari 30, maka ikhtiyatnya : 04 09 54.15 Ikhtiyat : 00 02 05.85 + Awal Subuh : 04 : 12 WIB

Pertanyaan : Hitunglah Awal Waktu Shalat Dzuhur di kota Surabaya pada Tanggal 5 Pebruari 2005 ? Jwb :Prosedur dan hasil perhitungan sebagai berikut : a. Data Lintang dan Bujur Tempat Lintang tempat Surabaya (tp) b. Koreksi waktu daerah (Kwd) (105 - 112 45' )/15 = - 0 31' 00" : - 7 15' LS.

Bujur tempat Surabaya (tp) : 112 45' BT.

c. Data data matahari yang diambil dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 5 Pebruari 2005 pada jam 05.00 GMT.
Eq. of time (eo) : - 0 14' 02"

d. Rumus yang digunakan :


Awal waktu Dzuhur : 12 - e + kwd + i e. Prosedur perhitungan dan hasilnya : Kulminasi Eq. of time (eo) Kwd Ikhtiyat Awal Dzuhur : 12j 00m 00d :- 00 14 02 12 14 02 : -00 31 00 +

11 43 02
: 00 01 58 + : 11 : 45 WIB.

Pertanyaan : Hitunglah Awal Waktu Shalat Ashar di kota Surabaya pada Tanggal 5 Pebruari 2005 ? Jawaban : Prosedur dan hasil perhitungan sebagai berikut : a. Data Lintang dan Bujur Tempat Lintang tempat Surabaya (tp) b. Koreksi waktu daerah (Kwd) (105 - 112 45' )/15 = - 0 31' 00" : - 7 15' LS.

Bujur tempat Surabaya (tp) : 112 45' BT.

c. Data dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 5 Pebruari 2005, jam 08.00 GMT
Deklinasi matahari (o) Eq. of time (eo ) : -15 51' 26" : -0 14' 02"

d. Rumus yang digunakan : Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos Awal waktu Ashar : 12 - e + (t/15) + kwd + i Cotan h = tan [ - ] + 1 Mencari tinggi matahari Cotan h = tan [-7 15' - - 15 51' 26"] + 1 tan 8 36' 26 " + 1 (tan 8 36' 26") + 1 exe shitf x-1 exe shift tan Ans exe shift o' " 40o 58' 31.59" ho = 40o 58' 31.59" e. Menghitung sudut waktu matahari Shift Cos ( - tan -715' tan - 1551'26" + sin 40o58'31.59" / cos -715' / cos 1551'26") exe shift o ' " 4922'49.29" Sudut waktu matahari : t / 15 = 4922'49.29" / 15 = 3j 17m 31.29d

f. Hasil hitungan

Kulminasi
Eq. of time (eo) t/15 Kwd

:
: : :

12 j 00m 00d
- 00 14 02 12 14 02 03 17 31.29 + 15 31 33.29 - 00 31 00 15 00 33.29 + -

Ikhtiyat
Awal Ashar

:
:

00 01 26.71 +
15 : 02 WIB.

Angka detik lebih dari 30, maka ikhtiyatnya :

15 00 33.29
Ikhtiyat Awal Asahar : : 00 02 26.71 + 15 : 03 WIB

Pertanyaan : Hitunglah Awal Waktu Shalat Maghrib di kota Surabaya pada Tanggal 5 Pebruari 2005 ? Jwb : Prosedur dan hasil perhitungan sebagai berikut : a. Data Lintang dan Bujur Tempat Lintang tempat Surabaya (tp) b. Koreksi waktu daerah (Kwd) (105 - 112 45' )/15 = - 0 31' 00" : - 7 15' LS.

Bujur tempat Surabaya (tp) : 112 45' BT.

c. Data dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 5 Pebruari 2005, jam 11:00 GMT
Deklinasi matahari (o) Eq. of time (eo) : -15 49' 09" : -0 14' 03"

d. Rumus yang digunakan :


Sudut waktu matahari : Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos Awal waktu Maghrib : 12 - e + t + kwd + i h = - 1 e. Menghitung sudut waktu matahari Shift Cos (-tan - 7 15' tan - 15 49' 09" + sin -1 / cos - 7 15' / cos - 15 49' 09") exe shift o ' " 93 06' 51.9" Sudut waktu matahari : t/15 = 93 06' 51.9" / 15 = 6j 12m 27.46d

f. Hasil hitungan
Kulminasi Eq. of time (eo) t/15 Kwd Ikhtiyat Awal Maghrib : : : : : : 12 j 00m 00d - 00 14 03 12 14 03 06 12 27.46 + 18 26 30.46 - 00 31 00 + -

17 55 30.46
00 01 29.54 + 17 : 57 WIB 17 55 30.46 Ikhtiyat Awal Maghrib : : 00 02 29.54 + 17 : 58 WIB

Angka detik lebih dari 30, maka ikhtiyatnya :

Pertanyaan : Hitunglah Awal Waktu Shalat Isya' di kota Surabaya pada Tanggal 5 Pebruari 2005 ?
Jawaban : Prosedur dan hasil perhitungan sebagai berikut : a. Data Lintang dan Bujur Tempat

Lintang tempat Surabaya (tp)


b. Koreksi waktu daerah (Kwd)

: - 7 15' LS.

Bujur tempat Surabaya (tp) : 112 45' BT.

(105 - 112 45' )/15 = - 0 31' 00"


c. Data dari Buku Ephemeris Tahun 2005, tanggal 5 Pebruari 2005, jam 12.00 GMT Deklinasi matahari (o) Eq. of time (eo) : -15 48' 23" : -0 14' 03"

d. Rumus yang digunakan sudut waktu


Cos t = - tan tan + sin h / cos / cos Awal waktu Isya' : 12 - e + t + kwd + i h = - 18 e. Menghitung sudut waktu matahari Shift Cos (-tan - 7 15' tan -15 48' 23" + sin -18/cos - 7 15'/cos 15 48' 23") exe shift o ' " 111 05' 08.33"

Sudut waktu matahari :


t/15 = 111 05' 08.33" / 15 = 7j 24m 20.56d

f. Hasil hitungan

Kulminasi
Eq. of time (eo) t/15 Kwd

:
: : :

12 j 00m 00d
- 00 14 03 12 14 03 07 24 20.56 + 19 38 23.56 - 00 31 00 19 07 23.56 + -

Ikhtiyat
Awal Isya'

:
:

00 01 36.44 +
19 : 09 WIB

Anda mungkin juga menyukai