Anda di halaman 1dari 19

KONSEP TERMOREGULASI I. DEFINISI Termoregulasi diartikan sebagai regulasi panas.

Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas. Panas diproduksi di dalam tubuh melalui metabolisme yang merupakan reaksi kimia pada semua sel tubuh. Produksi panas adalah produk tambahan metabolisme yang utama. Bila metabolisme meningkat, panas tamabahan akan diproduksi. Ketika metabolisme menurun, panas yang diproduksi lebih sedikit. II. MEKANISME TERMOREGULASI Organ Pengatur Suhu Tubuh Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Hypothalamus terdiri dari : a. Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panas b. Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panas Mekanisme engaturan suhu Kulit > eseptor perifer > hipotalamus !posterior dan anterior" > Preoptika hypotalamus > #er$us eferent > kehilangan%pembentukan panas SUM!ER PANAS &. 'etabolisme Kegiatan metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan%pemberian panas tubuh. Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal !B' " ( )* k+al%,am sedang pada waktu ker,a !kegiatan otot" naik sampai -*.. -. Bila dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan bertambah / kalinya.

PELEPASAN PANAS &. Penguapan !e$aporasi" Penguapan dari tubuh merupakan salah satu ,alan melepaskan panas. 0alau tidak berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan dari permukaan tubuh kita selalu ter,adi disebut inspiration perspiration !berkeringat tidak terasa" atau biasa disebut 102 !insensible water loss". -. adiasi Permukaan tubuh : Bila suhu di sekitar lebih panas dari badan akan menerima panas, bila di sekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini ter,adi dalam bentuk gelombang elektromagnetik dengan ke+epatan seperti +ahaya radiasi. 3. Konduksi Perpindahan panas dari atom ke atom%molekul ke molekul dengan ,alan pemindahan berturut turut dari energi kinetik. Pertukaran panas dari ,alan ini dari tubuh ter,adi sedikit sekali !ke+uali menyiram dengan air". 4. Kon$eksi Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau +airan. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas. P5#67T8 7# 98H8 T8B8H P7:7 K57:77# :1#61# 7da dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu : &. 9e+ara fisik !prinsip;prinsi ilmu alam", yaitu pengaturan atau reaksi yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu;bulu badan !piloerektion" > erector villi -. 9e+ara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme. Pengaturan se+ara fisik dilakukan dengan dua +ara : &. <asokontriksi pembuluh darah !cutaneus vasocontriction" Pada reaksi dingin aliran darah pada ,ari;,ari ini bisa berkurang ( &. dari pada dalam keadaan panas. 9ehingga dengan mekanisme $asokontriksi maka panas yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai & rangkap pakaian lagi. -. Limit blood flow slufts !Perubahan aliran darah"

Pada prinsifnya yaitu panas%temperature inti tubuh terutama akan lebih dihemat !dipertahankan" bila seluruh anggota badan didinginkan Pengaturan se+ara kimia Pada keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan ter,adi baik se+ara senga,a dengan melakukan kegiatan otot;otot ataupun dengan +ara menggigil. 'enggigil adalah kontraksi otot se+ara kuat dan lalu lemah bergantian, se+ara sinkron ter,adi kontraksi pada kelompok;kelompok ke+il motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang ter,adi kontraksi se+ara simultan sehingga seluruh badan kaku dan ter,adi spasme. 'enggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu / dera,at =el+ius selama >* menit produksi panas meningkat - kali dari basal, dengan batas maksimal / kali. P5#67T8 7# 98H8 T8B8H :727' K57:77# P7#79 &. ?isik @ Penambahan aliran darah permukaan tubuh @ Ter,adi aliran darah maksimum pada anggota badan @ Perubahan !shift" dari venous return ke $ena permukaan Proses ini terutama efektif pada keadaan temperatur kurang%dibawah 34 dera,at =el+ius. -. Keringat @ Pada temperatur diatas 34* =, pengaturan sirkulasi panas tidak +ukup dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan +ara penguapan !e$aporasi". @ 6erakan kontraksi pada kelen,ar keringat, berfungsi se+ara periodik memompa tetesan +airan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif.

?191A2A61 T5 K71T :5#67# '5K7#19'5 P5#67T8 7# 98H8 Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior !7H%PA7"
3

berperanan meningkatkan hilangnya panas, $asodilatasi dan menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior !PH%PA7" berfungsi meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan basal metabolisme rate. Bika ter,adi penurunan suhu tubuh inti, maka akan ter,adi mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed ba+k negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal !Tortora, -***". Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls saraf ke area preopti+ dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretori hipotalamus yang menghasilkan hormon T H !Thyrotropin releasing hormon" sebagai tanggapan. Hipotalamus menyalurkan impuls saraf dan mensekresi T H, yang sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelen,ar pituitary anterior untuk melepaskan T9H !Thyroid stimulating hormon". 1mpuls syaraf di hipotalamus dan T9H kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor. Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk men+apai nilai normal, diantaranya adalah : 1mpuls saraf dari pusat peningkatan panas merangsang saraf simpatis yang menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami $asokonstriksi. <asokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke kulit. 'elambatnya ke+epatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolik melan,utkan untuk produksi panas. 1mpuls saraf di ner$us simpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya, menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi panas. Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan ter,adi siklus yang berulang; ulang yang disebut menggigil. 9elama menggigil maksimum, produksi panas tubuh dapat meningkat 4C dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit. Kelen,ar tiroid memberikan reaksi terhadap T9H dengan melepaskan lebih hormon tiroid ke dalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid se+ara perlahan;lahan meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh.
4

Bika suhu tubuh meningkat di atas normal maka putaran mekanisme feed ba+k negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls saraf ke area preopti+, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat peningkatan panas. 1mpuls saraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit men,adi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan $olume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak ter,adi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelen,ar keringat kulit melalui akti$asi saraf simpatis hipotalamik. 9aat air menguap melalui permukaan kulit, kulit men,adi lebih dingin. espon ini melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal. 'enurut 'yers, -**>, mengatakan keseimbangan termoregulasi di+apai dengan diikuti oleh mekanisme di dalam regio anterior hipotalamus%preopti+ area yang termosensitif. #euron;neuron yang sensitif terhadap dingin terlebih dahulu kembali ke homeostasis ketika suhu tubuh kembali normal mengintegrasikan input sensori. Kemudian memi+u efektor untuk memproduksi metabolisme panas, $asokonstriksi, menggigil dan respon lainnya. :i sisi lain, untuk mengaktifkan kehilangan panas, neuron;neuron yang sensitif terhadap panas merangsang efektor untuk mengalami dilatasi, bernapas pendek dan +epat, berkurangnya metabolisme rate, dan mengambat efektor untuk penghasil panas. 0alaupun temperatur sirkulasi darah dalam hipotalamus berpartisipasi dalam mekanisme kontrol umpan balik terhadap sistem sensor;efektor, reseptor di kulit memberikan tanda kritis termal melalui serabut afferent ke 7P%PA7.

Skema Mekanisme Fee"ba#k Negati$ 9timulus yang mengganggu homeostasis menurun 9uhu tubuh eseptor : Kulit, membran mukosa dan Hipotalamus Pusat pengaturan: Preopti+ area, pusat peningkatan suhu tubuh, 9el neurosekretory di hiptalamus dan Thyrotrope di anterior kelen,ar pituitary 5fektor: ; <asokonstriksi pembuluh darah menurunkan kehilangan panas melalui kulit ; 'edulla adrenal melepaskan hormon yang dapat meningkatkan metabolisme sel ; Kontraksi otot skeletal: menimbulkan menggigil ; Kelen,ar thyroid melepaskan hormon tiroid yang meningkatkan metabolisme rate 'eningkatnya suhu tubuh
Kembali ke homeostasis ketika suhu tubuh kembali normal

III. FAKTOR%FAKTOR &ANG MEMPENGARU'I TERMOREGULASI a. 8sia Pada bayi, mekanisme kontrol suhu masih imatur. 9uhu tubuh bayi dapat berespon se+ara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. egulasi suhu tidak stabil sampai anak;anak men+apai pubertas. entang suhu normal turun se+ara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. 2ansia
6

mempunyai rentang suhu tubuh lebih sempit daripada dewasa awal. #amun, rentang suhu tubuh pada lansia sekitar 3> =. lansia terutama sensiti$e terhadap suhu yang ekstrem karena kemuduran mekanisme kontrol, terutama pada kontrol $asomotor !kontrol $asokontriksi dan $asodilatasi", penurunan ,aringan subkutan, penurunan akti$itas kelen,ar keringat dan penurunan metabolisme. b. Alahraga%akti$itas 7kti$itas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan peme+ahan karbohidat dan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme dan produksi panas. 9egala ,enis olahraga dapat meningkatkan produksi panas akibatnya meningkatkan suhu tubuh. 7kti$itas selain merangsang peningkatan la,u metabolisme, mengakibatkan gesekan antar komponen otot % organ yang menghasilkan energi termal. 2atihan !akti$itas" dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 3D,3 4*,* E=. +. Benis kelamin 9e+ara umum, wanita mengalami fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria. Hal ini berkaitan dengan $ariasi hormonal pada siklus menstruasi dan masa subur dimana melibatkan hormon progesteron. d. 1rama sirkadian 9uhu merupakan irama paling stabil pada manusia. Pola suhu tidak se+ara otomatis berubah pada orang yang beker,a pada malam hari dan tidur di siang hari. e. 9tress 9tress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persarafan. Peruban fisiologi tersebut yang kemudian akan meningkatkan suhu tubuh. f. 2ingkungan 2ingkungan berpengaruh terhadap suhu tubuh seseorang. Hal ini berkaitan dengan regulasi suhu tubuh melalui pelepasan panas sehingga suhu tubuh dapat meningkat atau menurun. 9uhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu ,uga sebaliknya, lingkungan dapat
7

mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan ter,adi sebagian besar melalui kulit. g. Kerusakan organ Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai Fat pirogen yang dikeluarkan pada saat ter,adi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa ,umlah kelen,ar keringat yang sedikit ,uga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu. h. Ke+epatan metabolisme basal Ke+epatan metabolisme basal tiap indi$idu berbeda;beda. Hal ini memberi dampak ,umlah panas yang diproduksi tubuh men,adi berbeda pula. 9ebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan la,u metabolisme. i. Hormon pertumbuhan Hormone pertumbuhan ! growth hormone " dapat menyebabkan peningkatan ke+epatan metabolisme sebesar &/;-*.. 7kibatnya, produksi panas tubuh ,uga meningkat. ,. Hormon tiroid ?ungsi tiroksin adalah meningkatkan akti$itas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi la,u metabolisme men,adi /*;&**. diatas normal. k. Hormon kelamin Hormon kelamin pria dapat meningkatkan ke+epatan metabolisme basal kira; kira &*;&/. ke+epatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih ber$ariasi dari pada laki;laki karena pengeluaran hormon progesterone pada masa o$ulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar *,3 *,>E= di atas suhu basal. l. :emam !peradangan" Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar &-*. untuk tiap peningkatan suhu &*E=.

m. 9tatus giFi 'alnutrisi yang +ukup lama dapat menurunkan ke+epatan metabolisme -* 3*.. Hal ini ter,adi karena di dalam sel tidak ada Fat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. :engan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh !hipotermia". 9elain itu, indi$idu dengan lapisan lemak tebal +enderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang +ukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan ke+epatan sepertiga ke+epatan ,aringan yang lain. I(. GANGGUAN TERMOREGULASI ) 'IPERTEMI DAN 'IPOTERMI 6angguan termoregulasi adalah terganggunya fungsi pengaturan suhu tubuh yang akan mengakibatkan peningkatan atau penurunan suhu tubuh. 'anifestasi dari gangguan suhu tubuh dapat berupa hipertermi !demam" dan hipotermi. H1P5 T5 '17 Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas. Hal ini merupakan respon tubuh terhadap lingkungan yang panas dengan +ara meningkatkan pengeluaran panas melalui peningkatan produksi keringat. Ter,adi peningkatan ke+epatan metabolik dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, dan sebaliknya !Peningkatan suhu tubuh dapat menyebabkan ter,adinya peningkatan ke+epatan metabolik". :5'7' :emam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal. :emam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang sering digunakan adalah pireksia atau febris. 7pabila suhu tubuh sangat tinggi !men+apai sekitar 4*E=", demam disebut hipertermi. :emam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Gat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Gat pirogen ini dapat berupa protein, pe+ahan
9

protein, dan Fat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi ,aringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit. Pada saat ter,adi demam, ge,ala klinis yang timbul ber$ariasi tergantung pada fase demam, meliputi fase awal, proses, dan fase pemulihan !defes$es+en+e". Tanda; tanda ini mun+ul sebagai hasil perubahan pada titik tetap dalam mekanisme pengaturan suhu tubuh. '5K7#19'5 :5'7' :emam atau hiperpireksia ter,adi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk mempertahankan ke+epatan pengeluaran kelebihan produksi panas, yang mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal !Potter dan Perry, -**/". :emam adalah peningkatan titik patokan !set;point" suhu di hipotalamus. :engan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme basal. :emam timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin;&, yang disebut pirogen endogen. 1nterleukin;& dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag, dan sel;sel yang mengalami +edera. 1nterlekin;& tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus. ?ase;fase Ter,adinya :emam ?ase 1 : 7wal !awitan dingin atau menggigil" Peningkatan denyut ,antung Peningkatan la,u dan kedalaman pernafasan 'enggigil akibat tegangan dan kontraksi otot Kulit pu+at dan dingin karena $asokontriksi 'erasakan sensasi dingin :asar kuku mengalami sianosis karena $asokontriksi
10

?ase 11 ?ase 111

ambut kulit berdiri Pengeluaran keringat berlebihan Peningkatan suhu tubuh : Proses demam Proses menggigil lenyap Kulit terasa hangat % panas 'erasa tidak panas atau dingin Peningkatan nadi dan la,u pernafasan Peningkatan rasa haus :ehidrasi ringan hingga berat 'engantuk, delirium, atau ke,ang akibat iritasi sel saraf 2esi mulut herpetik Kehilangan nafsu makan ! ,ika demam meman,ang " Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein : Pemulihan Kulit tampak merah dan hangat Berkeringat 'enggigil ringan Kemungkinan mengalami dehidrasi

Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang ter,adi dalam diri manusia bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini, ter,adi pelepasan interleukin;& yang akan mengaktifkan sel T. 9uhu tinggi !demam" ,uga berfungsi meningkatkan keaktifan !ker,a" sel T dan B terhadap organisme pathogen. #amun konsekuensi demam se+ara umum timbul segera setelah pembangkitan demam !peningkatan suhu". Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi berupa gangguan keseimbangan +airan tubuh, peningkatan metabolisme, ,uga peningkatan kadar sisa metabolisme. 9elain itu, pada keadaan tertentu demam dapat mengaktifkan ke,ang.

11

Pola demam Terus menerus 1ntermitten emitten elaps Tingginya menetap lebih dari -4 ,am ber$ariasi & = sampai - = :emam memun+ak se+ara berseling dengan suhu normal paling sedikit sekali dalam -4 ,am :emam memun+ak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal, episode demam dan normotermia dapat meman,ang lebih dari -4 ,am

H1PAT5 '17 Hipotermia adalah pengeluaran panas akibat paparan terus menerus terhadap dingin mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas. Hal ini merupakan respon tubuh terhadap lingkungan yang dingin dengan adanya mekanisme yang bertu,uan men+egah ter,adinya kehilangan panas dan meningkatkan produksi panas dengan +ara: ; ; ; ; ; ; Kontraksi otot <asikonstriksi perifer Peningkatan frekuensi ,antung :ilatasi pembuluh darah di bagian otot 'enggigil dan $asodilatasi Pengeluaran hormone tiroksin dan kortikosteroid

Hipotermia berat dapat menyebabkan ter,adinya disritmia ,antung yang mengan+am kehidupan dan harus diru,uk kepada dokter. Hipotermia !suhu inti H 3/*=" pada periode pas+a operasi memiliki beberapa efek negatif yang ditemukan ! penurunan fungsi miokardial dan serebral, asidosis respiratorik, gangguan hematologis, dan gangguan imunologis, dan dieresis dingin" tanpa adanya penghangatan kembali yang aman dan efektif. Hipotermia ,uga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan berkontribusi pada ter,adinya syok.

12

Klasifikasi hipotermia K*asi$ikasi ingan 9edang Berat 9angat berat P5 T1'B7#67# P5:17T 1K Hampir setiap anak kadang;kadang mengalami demam! 3),D *= ; 4**=". 7nak yang normal tidak akan mengalami gangguan dengan adanya demamJ hanya kira;kira 4. anak febril mudah terkena ke,ang. 7nak di bawah usia &D tahun dengan demam yang disertai ge,ala flu ,angan pernah diberikan aspirin karena aka beresiko menimbulkan sindrom reye yang berpotensi fatal. Bayi baru lahir sangat rentan mengalami kehilangan panas karena : ; ; ; ; 2uas permukaan tubuh yang relati$e lebih besar dari massa tubuh Peningkatan ke+epatan metabolism basal. Kurangnya ,aringan adipose sebagai pelindung. Berbagai kondisi lingkungan !ruang pelahiran,ruang perawatan bayi". +e*#ius 33 3>* 3* 33* -) 3** H 3** Fahrenheit I&,4 I>,D* D>,* I&,4* D*,> D>,** H D*,>*

Termogenesis non memnggigil merupakan mekanisme produksi panas yang terletak di lemak +okelat !,aringan adipose yang kaya pembuluh darah", yang hanya ditemukan pada bayi. Pada saat suhu kulit mulai mengalami penurunan, beberapa reseptor suhu mentransmisikan impuls pada susunan saraf pusat. Berikut merupakan rangkaian yang menggambarkan mekanisme tersebut : susunan saraf pusat K menstimulasi susunan saraf simpatis K pelepasan norepinefrin dari kelen,ar adrenal dan pada u,ung saraf daerah lemak +okelat K produksi panas

Pert,*,ngan ertama untuk mengatasi "emam

13

Pertolongan pertama untuk demam yang sering dilakukan adalah dengan +ara melakukan kompres. Kompres demam bisa menggunakan air dingin ataupun air hangat. a. Kompres air hangat dilakukan dengan +ara membasahi sapu tangan ke+il dengan air hangat bersuhu sekitar 3*L=. Biasanya dilakukan di dahi, tapi bisa ,uga dilakukan di seluruh bagian tubuh. Ketika kita melakukan kompres hangat, pendinginan ter,adi saat air menguap melalui permukaan kulit, karena efek pelebaran pelmbuluh darah dari air hangat meningkatkan ke+epatan pemindahan panas ke kulit, sehingga suhu tubuh akan lebih +epat turun. 9elain itu, tubuh anak akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otaknya, supaya suhu tubuhnya tidak terlalu panas. Kompres air hangat dilakukan ,ika suhu tubuh men+apai > 3D,/ dera,at =elsius. b. Kompres dingin dilakukan dengan membasahi handuk ke+il atau sapu tangan dengan air dingin dan biasanya diusapkan di dahi dan semua bagian tubuh. 0alaupun tu,uannya untuk menurunkan suhu tubuh, tetapi efeknya dari air dingin tidak signifikan, karena air dingin tidak bisa melebarkan pembuluh darah untuk mengeluarkan panas ,ika tubuh dikompres es atau air dingin, suhunya tidak menurun, malahan akan semakin tinggi. Hal 1ni ter,adi karena mekanisme tubuh yang sedemikian rupa, di mana ,ika kondisi di luar dingin, maka tubuh akan menginterpretasikan kalau dirinya kurang panas. Hal ini akan berakibat pada peningkatan suhu tubuh. 9elain itu, efek dingin dapat membuat pembuluh darah di permukaan kulit men,adi menge+il. 7kibatnya panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit terhalang karena ,alannya terhambat. Kompres dingin ,uga bisa membuat pusat pengaturan panas dalam tubuh men,adi ka+au. 9araf;saraf yang digunakan untuk melihat atau memantau suasana di luar tubuh menangkap kesan bahwa suhu lingkungan dingin sehingga tubuh pun akan bertambah panas. 'enurut beberapa penelitian, dengan kompres sa,a tidak efektif untuk menurunkan demam karena lama ker,a kompres hanya sekitar &/ 3* menit dan mekanisme kompres hanya bersifat lokal dan sementara, sedangkan set point hipothalamus tetap sama. Kompres dian,urkan hanya sebagai pelengkap obat penurun panas.
14

(. MEKANISME GANGGUAN TERMOREGULASI PATOFISIOLOGI !ERKAITAN DENGAN MEKANISME PENGATURAN SU'U 'ekanisme pengaturan suhu ,uga dapat terpengaruh bila ada pirogen yang mempengaruhi hipotalamus, sehingga mempengaruhi set point temperature. 9et point temperature tubuh manusia akan meningkat, maka tubuh akan melakukan mekanisme peningkatan suhu. 7danya pirogen seperti infeksi, toksin atau mediator inflamasi merangsang keluarnya monosit, makrofag atau sel endothelial yang akan melepaskan pirogen +ytokines;12 &, T#?, 12;> dan 1?#. Komponen tersebut merangsang hipotalamus anterior yang akan mengakibatkan peningkatan termoregulator dari set point. 6e,ala yang ditimbulkan berupa produksi panas atau mempertahankan panas yang menyebabkan demam. 'ekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pe+ahan ,aringan akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag ,aringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. 9eluruh sel ini selan,utnya men+erna hasil peme+ahan bakteri dan melepaskan Fat interleukin;& ke dalam +airan tubuh, yang disebut ,uga Fat pirogen leukosit atau pirogen endogen. 1nterleukin;& ketika sampai di hipotalamus akan menimbulkan demam dengan +ara meningkatkan temperature tubuh dalam waktu D &* menit. 1nterleukin;& ,uga menginduksi pembentukan prostaglandin, terutama prostaglandin 5-, atau Fat yang mirip dengan Fat ini, yang selan,utnya beker,a di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam. Berikut dibawah ini merupakan mekanisme ter,adinya demam.

15

Pat,$isi,*,gi Demam 7gen infeksius%Toksin%'ediator inflamasi !Pyrogens" merangsang 'onosit% 'akrofag%9el 5ndothelial%tipe sel lain melepas Pyrogeni+ +ytokines;12 ; &, T#?, 12 ; >, 1?#s merangsang 7nterior hypothalamus !'ediated by P65-" (Antipyretics/ NSAIDs act here) menghasilkan 5le$ated thermoregulatory set point menyebabkan peningkatan konser$asi panas !<asokonstriksi%perubahan perilaku" Peningkatan produksi panas !kontraksi otot in$olunter" menghasilkan :emam (I. PROSES KEPERA-ATAN PADA GANGGUAN TERMOREGULASI 7. P5#6K7B17# K5P5 707T7# &. Ka,i riwayat kesehatan klien terhadap penyakit dahulu seperti adanya penyakit infeksi -. Ka,i tingkat akti$itas harian klien 3. Pantau status nutrisi klien apakah dalam kondisi malnutrisi dan ka,i pula intake nutrisi klien.

16

4. Ka,i faktor;faktor yang berpengaruh terhadap perubahan suhu klienJ usia, ,enis kelamin, suhu lingkungan. /. Ka,i status neurology klien >. Ka,i tanda;tanda $ital terkait dengan peningkatan suhu: pernapasan dan nadi ). Ka,i status keseimbangan +airan dan elektrolit klien. B. :176#A97 K5P5 707T7# &. isiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan pakaian tidak sesuai, +edera sistem saraf pusat,paparan terhadap lingkungan !panas atau dingin", kerusakan sistem termoregulasi. -. Termoregulasi tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas, perubahan fisiologis penuaan, +idera 99P, suhu lingkungan. 3. Hipotermia yang berhubungan dengan penurunan ke+epatan metabolik, pakaian tidak adekuat, paparan terhadap lingkungan dingin, ketidakmampuan untuk menggigil, konsumsi obat atau alkohol, inakti$itas, penuaan. 4. Hipertermi yang berhubungan dengan peningkatan la,u metabolik, pakaian tidak sesuai, paparan terhadap lingkungan yang panas, tidak dapat berkeringat, medikasi, akiti$itas banyak dan berat, proses infeksi. =. 1#T5 <5#91 K5P5 707T7# &. 'onitor tanda;tanda $ital : suhu, nadi dan pernapasan pada inter$al yang teratur -. Ka,i keseimbangan +airan dan elektrolit klien 3. Ka,i penyebab timbulnya perubahan suhu pada klien 4. Berikan intake +airan adekuat -***;3*** ++% -4 ,am /. 7n,urkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat >. =iptakan lingkungan yang memungkinkan ter,adi pertukaran udara yang adekuat ). Kolaborasi medik untuk pemberian terapi antipiretika D. Beri kompres pada klien dengan suhu diatas 3D *= I. 7tasi faktor penyebab timbulnya perubahan suhu klien

17

KONSEP DASAR TERMOREGULASI :ia,ukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Profesi #ers Bagian Keperawatan 7nak

:isusun oleh : #o$ie Puspitasari 5rlena Tismawati <era 7gustina .9. 'eilina =lara T. 2ia #urliani --*&&-*I**/& --*&&-*I**3* --*&&-*I**** --*&&-*I**3) --*&&-*I**-D --*&&-*I**3>

7priani Purnama 7lam --*&&-*I**4&

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN .(III !IDANG KEPERA-ATAN ANAK FAKULTAS KEPERA-ATAN UNI(ERSITAS PAD/AD/ARAN
18

!ANDUNG 0112

19

Anda mungkin juga menyukai