Anda di halaman 1dari 49

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Deklarasi guru sebagai tenaga profesional dikemukakan oleh Presiden Republik Indonesia pada akhir tahun 2004, sebagai titik awal pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Pendidik atau guru sebagai agen pemelajaran merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pemelajaran, menilai hasil pemelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat kualitas bangsa Indonesia di masa mendatang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Permasalahan yang dihadapi guru di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai agen pemelajaran antara lain, berupa perilaku peserta didik yang tidak mau mengerjakan tugas, tidak mau terlibat secara aktif dalam proses pemelajaran, mengantuk, ngobrol dengan temannya, dan lain-lain yang pada dasarnya merupakan gambaran masih rendahnya motivasi belajar peserta didik. Permasalahan lain muncul dari pribadi guru sendiri antara lain : tidak adanya persiapan dalam merancang pemelajaran, ketidaksiapan melaksanakan tugas pemelajaran di kelas

yang tercermin dalam penguasaan materi ajar yang rendah, proses pemelajaran yang terkesan tidak terprogram, manajemen kelas yang tidak dikelola dengan baik serta ketidakseriusan guru dalam membimbing peserta didik. Guru belum optimal dalam memberi penguatan, keterampilan bertanya, variasi metode dan teknik pemelajaran, memberikan motivasi, membimbing kelompok dan individu sehingga pemelajaran menjadi tidak menarik, tidak menyenangkan dan bahkan monoton. Kondisi seperti tersebut di atas, tentu tidak boleh dibiarkan terus menerus. Pengawas Satuan Pendidikan sebagai tenaga kependidikan profesional memiliki tugas dan tanggung jawab serta kewenangan penuh untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada

sejumlah satuan pendidikan tertentu melalui kegiatan pemantauan, penilaian, pembinaan pelaporan dan tindak lanjut. Fungsi pengawasan akademik yang dilakukan pengawas satuan pendidikan terhadap guru di sekolah melalui kegiatan supervisi klinis. Secara spesifik, supervisi klinis dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru berdasarkan hasil diagnosis secara bersama-sama antara guru dengan pengawas satuan pendidikan. Temuan-temuan berupa

kelemahan-kelemahan yang dihadapi guru dibahas bersama dan dicarikan solusi pemecahannya yang efektif. Pelaksanaan supervisi klinis seringkali diabaikan oleh para supervisor, baik Kepala Sekolah maupun Pengawas Satuan Pendidikan, sehingga guru terkadang mencari caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah di kelas dan bahkan apa yang dilakukannya tidak tepat dan didak efektif. Untuk itu, supervisi klinis menjadi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru, sehingga kualitas pemelajaran akan meningkat dan berdampak pada meningkatnya taraf serap peserta didik terhadap materi yang dipelajrinya. Upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja guru di kelas di samping melalui supervisi klinis, dapat juga dilakukan secara kolaboratif antara sesama guru, kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan. Pendekatan kolaboratif ini disebut dengan lesson study, yakni suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sejenis dengan difasilitasi oleh pengawas satuan pendidikan untuk menyusun disain instruksional, melaksanakan proses pemelajaran, mengamati proses pemelajaran serta merefleksi secara bersama-sama tentang pelaksanaan pemelajaran di kelas. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti sebagai pengawas sekolah berkewajiban untuk mencari solusinya untuk mengatasi permasalahan guru dalam melaksanakan pemelajaran dengan melakukan penelitian tindakan sekolah ( PTS ). Peneliti ingin mengungkapkan dan

membahas lebih rinci dengan mengambil judul Meningkatkan Profesionalisme Guru melalui Supervisi Klinis dengan Pendekatan Lesson Study

B. Identifikasi Masalah
1) Masih banyak guru yang tidak memiliki silabus mata pelajaran; 2) Banyak guru dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP) mengcopy dari sekolah lain; 3) Banyak guru dalam mengelola kelas kurang menumbuhkan aktivitas pada peserta didik; 4) Penggunaan strategi/metode dan teknik pemelajaran selalu berpusat pada guru; 5) Pelaksanaan remedial dan pengayaan belum dilaksanakan secara baik; 6) Analisis hasil belajar jarang dilakukan guru.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, peneliti menyadari karena berbagai keterbatasan ( materi, waktu dan tempat ), maka peneliti mencoba membatasi pada fokus masalah yang akan diteliti serta mencarikan solusi pemecahannya sebagai berikut : 1) Penyusunan Perangkat pemelajaran terutama Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP) 2) Pemilihan strategi/ metode dan teknik pemelajaran yang efektif.

3) Pelaksanaan pemelajaran yang menyenangkan dan variatif.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahannya dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah kegiatan supervisi klinis merupakan cara efektif untuk meningkatkan profesionalisme guru sebagai agen pemelajaran ? 2. Apakah Pendekatan Lesson Study dalam Supervisi Klinis dapat menumbuhkan motivasi guru untuk selalu merefleksi dan memperbaki pelaksanaan pemelajaran di kelas? E. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Penelitian : 1. Untuk meningkatkan kompetensi Pengawas Sekolah 2. Untuk meningkatkan Profesionalisme Guru. 3. Untuk meningkatkan Mutu Sekolah Binaan Tujuan Khusus Penelitian : 1. Untuk Meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam bidang penelitian dan pengembangan. 2. Untuk mengungkapkan pelaksanaan supervisi klinis dengan pendekatan lesson study dalam upaya peningkatan profesionalitas guru pada sekolah binaan. 3. Untuk memperoleh formula yang efektif dalam rangka tindak lanjut pengawasan akademik pada guru mata pelajaran yang sejenis.

F. Manfaat Penelitian
a b Guru akan termotivasi untuk membuat perangkat pemelajaran Guru akan termotivasi untuk membuat Rencana Pemelajaran yang efektif.

Akan terjalin komunitas belajar yang solid antar sesama guru untuk meningkatkan kualitas pemelajaran

Guru-guru akan termotivasi untuk selalu melaksanakan pemelajaran yang efektif dan menyenangkan, sehingga hasil pemelajaran akan lebih optimal.

Kinerja guru dan sekolah pada umumnya akan meningkat.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah


Merujuk pada Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 39 ayat (1) bahwa pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan, sedangkan penegasannya dijelaskan pada pasal 55, yaitu pengawasan dimaksud meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, pengawas satuan pendidikan harus menguasai 6 dimensi kompetensi pengawas sekolah, seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah meliputi : kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian pengembangan serta kompetensi sosial. Pengawas SMA/SMK dituntut harus menguasai betul sub-sub dimensi kompetensi supervisi akademik, meliputi : 1) memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 2) Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik dan kecenderungan perkembangan proses pemelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 3) Membimbing guru dalam

menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip perkembangan KTSP; 4) Membimbing guru dalam memilih dan mengembangkan strategi/ metode/teknik/ pemelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 5) Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 6) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pemelajaran/ bimbingan ( di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan ) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 7) Membimbig guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pemelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 8) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pemelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis. Berdasarkan tugas yang diamanatkan dalam ketentuan tersebut, maka peneliti berupaya untuk menunaikannya dengan melakukan supervisi akademik dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan khususnya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam melaksanakan pemelajaran di sekolah binaan.

B. Kompetensi Profesional Guru


Tarik menarik antara keharusan kompetensi profesonal guru dengan tidak memadainya kesejahteraan guru sampai saat ini merupakan isu dan bahan diskusi yang tidak habishabisnya. Pandangan guru yang ideal mengenai profesionalisme guru direfleksikan dalam citra guru masa depan sebagaimana dikemukanan oleh Sudarminta dalam Idochi Anwar (1990), yaitu guru yang (1) sadar dan tanggap akan perubahan zaman, (2) berkualifikasi profesional, (3) rasional, demokratis dan berwawasan nasional, (4 ) bermoral tinggi dan beriman. Sadar dan tanggap akan perubahan zaman artinya, pola tindak keguruannya tidak rutin, maju dalam penguasaan dasar keilmuan dan perangkat instrumentalnya. Jadi guru tersebut diharapkan menguasai daya foresight, intellectual coriosity, dan kemampuan berpikir lateral. Guru profesional yaitu guru yang tahu mendalam tentang apa yang diajarkan, mampu mengajarkannya secara efektif, efisien dan berkepribadian mantap. Guru bermoral tinggi dan beriman tingkah lakunya digerakkan oleh nilai-nilai luhur. Sejalan dengan kebijakan pemerintah, melalui pasal 7 dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa dan kode etik profesi. Di samping itu, menurut pasal 20 dalam menjalankan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan

kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Terbitnya Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi guru ditegaskan bahwa guru harus menguasai seperangkat kompetensi sebagai agen pendidikan yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profersional. Jadi, kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pemelajaran. Kompetensi Profesional Guru dapat diukur meliputi : 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pemelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak muia. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, masyarakat sekitar dan lingkungan hidup. 4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pemelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah, substansi dan metodologi keilmuannya serta keterkaitannya dengan kecakapan hidup dan lingkungan hidup. Berdasarkan payung hukum tersebut di atas, penulis memandang bahwa upaya meningkatkan profrsionalisme guru dapat dilakukan pengawas satuan pendidikan dan kepala sekolah dengan cara memberdayakan potensi guru mengarah pada penguasaan kompetensi guru. Di samping itu, hal penting yang harus dilakukan adalah pemberian motivasi yang dapat merangsang guru untuk berprestasi, program pendampingan, pembimbingan dan pembinaan secara berkesinambungan melalui kegiatan supervisi dengan berbagai kiatnya.

C. Supervisi Klinis
1. Pengertian

Untuk terselenggaranya pendidikan yang efektif, diperukan upaya pembinaan secara teratur terhadap aspek-aspek personal, organisasional, operasional dan material. Supervisi pendidikan mengemban fungsi pembinaan keseluruhan aspek dan situasi pendidikan sebagaimana dimaksud. Suharsimi Arikunto dalam Idochi Anwar ( 1988) menyatakan bahwa supervisi menunjuk kepada suatu pekerjaan pengawasan yang sifatnya lebih manusiawi. Artinya, supervisor selama melaksanakan supervisi bukan untuk mencari-cari kesalahan atau kekurangan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan. Upaya pembinaaan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang dibina, yaitu membicarakan bersama dan mengatasi sendiri kekurangan, dilanjutkan dengan membicarakan upaya mengatasi kekurangan itu. Imam Soepardi (1988) memberi pengertian bahwa supervisi merupakan bantuan dan pelayanan pendidikan guna menumbuhkan dan mengembangkan situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Situasi belajat yang makin baik akan lebih menyempurnakan tercapainya tujuan pendidikan. Supervisi klinis merupakan bagian dari supervisi pegajaran. Prosedur pelaksanaannya menekankan pada mencari penyebab dari kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat proses pemelajaran, kemudian secara langsung dicarikan upaya memperbaiki kelemahan tersebut. Hasil diagnosis atas kelemahan-kelemahan guru dilakukan dengan cara wawancara atau dengan pengamatan langsung pada saat melaksanakan proses pemelajaran, kemudian langsung diikuti dengan diskusi setelah guru selesai melaksanakan pemelajaran untuk memperoleh balikan tentang kelebihan dan kelemahan yang ditemukan selama guru mengajar, serta upaya memperbaikinya. Richard Waller dalam Ngalim Purwanto (2006) menyatakan bahwa supervisi klinis merupakan salah satu model supervisi yang difokuskan pada peningkatan kemampuan mengajar melalui siklus yang sistematis, baik dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif tentang penampilan mengajar yang nyata, serta berujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Sementara itu, Keith Acheson dan Meredith D. Gall menyatakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku yang ideal ( Ngalim Purwanto: 2006). Berdasarkan pendapat di atas, penulis dapat mensintesiskan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesionalitas guru khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar guru. Jadi, inti dari supervisi klinis adalah berfokus pada penampilan dan perilaku mengajar guru. 2. Tujuan Supervisi Klinis Supervisi klinis bertujuan untuk membantu guru dalam memodifikasi pola-pola pengajaran yang tidak efektif. Secara spesifik supervisi klinis dirinci sebagai berikut : (1) Menyediakan umpan balik yang objektif bagi guru tentang pengajaran yang diselenggarakannya.

(2) (3) (4) (5)

Mendiagnosis dan membantu memecahkan kesulitan-kesulitan pengajaran Membantu guru mengembangkan kemampuan dalam menggunakan strategi pengajaran. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan lainnya. Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan profesional yang

bekesinambungan.

3. Ciri-Ciri Supervisi Klinis Menurut Ngalim Purwanto ( 2006 :91) supervisi klinis mengemukakan ciri-ciri sebagai berikut : 1) Bimbingan supervisor terhadap guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi; 2) Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru yang disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan pengawas. 3) Meskipun guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa keterampilan saja; 4) Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara pengawas dan guru; 5) Balikan diberikan dengan segera dan objektif. 6) Meskipun pengawas telah menganalisis dan menginterpretasikan data yang direkam oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan terlebih dahulu menganalisis kemampuannya. 7) Pengawas lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan. 8) Supervisi berlangsung dalam suasana yang akrab dan terbuka. 9) Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi/ pertemuan balikan; 10) Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan peningkatan dan perbaikan kemampuan mengajar guru.

4. Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis 1) Supervisi klinis dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari para guru terlebih dahulu. Perilaku supervisor harus taktis sehingga guru terdorong untuk meminta bantuan supervisor 2) Menciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan penuh rasa kesejawatan 3) Ciptakan suasana bebas mengeluarkan pendapat apa yang dialaminya. Supervisor

berusaha menangkap apa yang diharapkan guru. 4) Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang nyata yang dialaminya. 5) Perhatian dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus diangkat untuk diperbaiki.

5. Langkah-Langkah Supervisi Klinis

Langkah-langkah supervisi klinis yang perlu dilakukan menurut Cogan (1973) dalam Ibrahim Bafadal (2003) ada delapan langkah sebagai berikut : 1) Tahap membangun dan menetapkan hubungan guru dengan pengawas 2) Tahap perencanaan bersama guru 3) Tahap perencanaan strategi observasi 4) Tahap observasi pemelajaran 5) Tahap analisis proses pemelajaran 6) Tahap perencanaan strategi pertemuan 7) Tahap pertemuan 8) Tahap penjajagan rencana pertemuan berikutnya. Berdasarkan pendapat di atas, penulis mensintesiskan bahwa hal-hal yang dilakukan supervisor pada setiap langkahnya dapat dirinci sebagai berikut : 1. Pertemuan awal Pada tahap ini supervisor mengadakan pertemuan dengan guru yang akan disupervisi untuk membicarakan pelaksanaan pemelajaran yang akan diselenggarakan oleh guru dalam suasana yang akrab, harmonis dan terbuka. Kondisi demikian perlu diciptakan untuk membina hubungan kerja sama yang baik antara supervisor dengan yang disupervisi. 2. Observasi Mengajar Pada tahap observasi ini guru berlatih mengajar dengan menerapkan komponen-komponen kemampuan yang telah disepakati bersama pada pertemuan awal. Di pihak lain supervisor mengadakan pengamatan secara cermat dan objektif terhadap tingkah laku guru selama mengajar dengan menggunakan alat perekam ( lembar pengamatan ) yang juga telah disepakati sebelumnya, sesuai dengan permintaan guru. Misalnya, jika guru merasa lemah dalam kemampuan bertanya, memberi penguatan dan memberikan waktu untuk berpikir, maka ketiga hal itulah yang diamati dan direkam. Dalam pelaksanaannya, pada hal-hal tertentu untuk mencatat data, supervisor dapat juga mengadakan pengamatan dan mencatat tingkah laku peserta didik di kelas serta interaksi antara guru dan peserta didik. 3. Pasca Observasi ( Pertemuan Balikan ) Sebelum pertemuan balikan ini dilaksanakan, supervisor lebih dahulu mengadakan analisis dan menginterpretasikan data hasil pengamatan atau rekaman yang dibuat sebagai bahan pembicaraan pada pertemuan balikan. Pertemuan balikan harus segera dilakukan untuk menjaga segala sesuatu yang terjadi masih segar dalam ingatan guru. Pertemuan dilakukan sama dengan waktu pertemuan awal, yaitu diselenggarakan dalam suasana akrab, terbuka dan bebas dari perasaan dinilai atau diadili. Supervisor hendaknya menyajikan data

sedemikian rupa, sehingga guru diharapkan dapat menemukan kelemahan/ kekurangan dan kelebihannya sendiri. Yang menjadi tolok ukur pada pertemuan balikan ini, adalah kontrak yang telah disepakatio bersama pada pertemuan awal. Selesai pertemuan ini hendaknya menyadari sampai seberapa jauh kontrak yang telah disepakati dapat tercapai. Berdasarkan pertemuan ini, guru dapat membuat kontrak berikutnya. Berdasarkan paparan di atas, supervisi klinis pada dasarnya berfungsi memperbaiki kinerja guru di kelas secara terbimbing oleh pengawas yang dinilai memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemampuan lebih daripada yang disupervisi, meskipun dalam pelaksanaannya tidak boleh ditampakkan dalam bentuk perilaku yang direktif. Dengah demikian, diprediksi bahwa pelaksanaan supervisi klinis secara terprogram dan berkelanjutan akan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pemelajaran di kelas.

D. Pendekatan Lesson Study


Lesson Study telah dipilih dan diimplementasikan di beberapa negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan, metode dan teknik yang dapat diandalkan dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil pemelajaran. Ternyata pendekatan ini dapat meningkatkan kompetensi dan keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan hasil pemelajaran. Mengingat manfaat pendekatan ini yang demikian bagus, maka sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki mutu pendidikan di negeri ini kita perlu juga berupaya, memikirkan, dan mencoba menerapkannya pada sekolah yang ada. Mengawali upaya tersebut, kita akan memaparkan secara singkat tentang (1) apa lesson study, (2) mengapa lesson study, dan (3) bagaimana lesson study. Apa lesson study terkait dengan pengertian atau definisi lesson study. Mengapa lesson study berhubungan dengan alasan-alasan tentang mengapa lesson study itu dipilih. Bagaimana lesson study berkaitan dengan cara, proses, atau tahap menyelenggarakan suatu lesson study. Ada beberapa pengertian tentang istilah lesson study. Menurut Hendayana dkk ( 2006 : 10 ) mengemukakan bahwa Leson study adalahsuatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning community.

Selanjutnya Fernandez dan Yoshida (2004:7-9) mengemukakan 6 (enam) langkah dalam proses melaksanakan suatu lesson study. Keenam langkah itu adalah (1) membentuk group lesson study, (2) memfokuskan lesson study, (3) merencanakan research lesson ( pelajaran yang diteliti ), (4) menjar dan mengamati research lesson, (5) mendiskusikan dan menganalisis research lesson, dan (6) merefleksikan lesson study.

Berdasarkan

pendapat

di

atas,

penulis

mensintesiskan

bahwa pendekatan

lesson

study relevan dengan amanat Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berkewajiban : (a )merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, ( b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan

yaitu Plan (merencanakan), Do (melaksanakan), dan See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continuous improvement). Untuk jelasnya dirinci sebagai berikut : (1) Perencanaan ( Plan ) Pada tahap ini diskusi dilakukan untuk membahas masalah : a) Pemilihan topik, yaitu topik yang sulit dipahami oleh sebagian besar peserta didik. b) Pemilihan pendekatan /metode pemelajaran yang sesuai dengan topik/ materi dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, dan terfokus pada kegiatan peserta didik , serta penerapan PAKEM ( Pemelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ). c) Penyusunan sajian materi pelajaran d) Pemilihan alat dan media pemelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran e) Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa ( LKS ) f) Penyusunan alat evaluasi Hasil yang diharapkan dari tahap perencanaan adalah berupa : 1) Satuan Pelajaran/ Rencana Pelaksanaan Pemelajaran 2) Petunjuk Mengajar guru ( Teaching guide) 3) Lembar Kerja Siswa ( LKS ) 4) Media / alat peraga pemelajaran 5) Lembar penilaian proses dan hasil pemelajaran 6) Lembar observasi (2) Pelaksanaan dan Observasi ( do) Dalam tahap pelaksanaan lesson study, seorang guru ditugasi sebagai guru model yang melaksanakan pemelajaran, sedangkan guru lainnya, wakil kepala sekolah atau kepala sekolah sebagai observer. (3) Refleksi ( see) Kegiatan tahap refleksi berupa kegiatan yang berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut :

1) Kesan penyaji/ guru model tentang strategi/ teknik/ metode pemelajaran yang telah digunakan 2) Tanggapan-tanggapan observer yang difokuskan pada pemelajaran siswa 3) Tanggapan balikan dari penyaji/ guru model 4) Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada putaran berikutnya.

Lesson Study dipilih dan dimplementasikan karena beberapa alasan. Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan kualitas mengajar dan belajar serta pelajaran di kelas. Hal ini benar, karena (1) pengembangan lesson study dilakukan dan didasarkan pada hasil sharing pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru, (2) penekanan mendasar suatu lesson study adalah para siswa memiliki kualitas belajar, (3) tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4) berdasarkan pengalaman real di kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan (5) lesson study akan menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran ( Lewis, 2002:7 ). Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat (1) menentukan tujuan, pelajaran (lesson), satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran yang efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan tujuan jangka panjang yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran secara kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pemelajaran yang dapat diandalkan; dan (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya ( Lewis, 2002: 27 ) Dalam mengimplementasikan suatu lesson study, kita dapat memilih dan menerapkan metoda, teknik, pendekatan, strategi, media, dan trend pemelajaran yang ada, sesuai, dan sudah dikenal. Kita juga dapat menerapkan teknik atau alat asesmen kelas yang ada, sesuai, dan sudah dikenal. Metoda atau teknik mana yang diterapkan sangat tergantung pada hakikat materi ajar serta pilihan dan kesepakatan anggota kelompok. Pendekatan lesson study perlu dipahami oleh para guru atau praktisi pendidikan. Mengingat manfaatnya yang demikian bagus, maka kita perlu berupaya dan memikirkan bagaimana agar pendekatan ini dapat diimplementasikan di sekolah masing-masing. Pengimplementasian

suatulesson study akan lebih efektif, jika kita memahami apa dan mengapa lesson study serta menerapkan langkah-langkah yang telah dikemukakan di atas secara hati-hati, sungguh-sungguh, bijak, dan seksama. Dengan cara seperti ini, tujuan pengimplementasian suatu lesson study yang

berfokus pada peningkatan kualitas pemelajaran dan belajar para siswa serta peningkatan keprofesionalan guru dapat diwujudkan dengan benar dan baik. Berdasarkan paparan di atas, ternyata alur mekanisme pendekatan lesson study memiliki kesamaan dengan alur/ prosedur pada penelitian tindakan sekolah/ kelas, serta isi kegiatannya sesuai dengan kegiatan supervisi klinis yang dilakukan secara kolaboratif, lazimnya dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan saat melakukan supervisi akademik terhadap guru-guru mata pelajaran di sekolah binaan.

D. Informasi Penelitian Sebelumnya


Penelitian yang dilakukan Flanders ( dalam Bafadal ( 2003 : 67) tentang Efektivitas penyelenggaraan supervisi klinis disimpulkan bahwa dengan supervisi klinis, seorang supervisor dapat membantu guru untuk menganalisis interaksi yang dilakukan guru di dalam kelas. Sementara itu, Blumberg dan Amidon menemukan bahwa guru-guru lebih menyukai dan menghargai penerapan komunikasi tidak langsung yang merupakan unsur penting dalam supervisi klinis. Shin menemukan bahwa para guru banyak yang mengatakan teknisk supervisi klinis sangat bermanfaat dan lebih menyukai penerapan supervisi klinis yang berbentuk tidak langsung. Penelitian yang dilakukan oleh Tuckmen dan Yates diperoleh kesimpulan bahwa : a) ada perbedaan yang signifikan antara guru-guru yang memperoleh balikan dari peserta didik dan yang tidak, b) penampilan mengajar tingkat akhir lebih baik bila dibandingkan dengan penampilan mengajar tingkat permulaan bagi kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol . tahun 1984 Mantja melakukan penelitian eksperimental tentang efektivitas supervisi klinis pada mahasiswa IKIP Malang dengan kesimpulan kelompok mahasiswa yang dibimbing dengan menggunakan supervisi klinis menunjukkan prestasi keberhasilan lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang dibimbing secara tradisional ( Bafadal, 2003 : 69 ).

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Tempat dan Sampel Penelitian Tempat penelitian adalah sekolah binaan, yaitu SMK Budiarti Cirebon dan SMA Syarif Hidayatullah Cirebon. Jumlah guru dari dua sekolah tersebut sebanyak 78 orang, dan peneliti mengambil sampelnya sebanyak 20 orang, masing-masing sekolah sebanyak 10 orang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2007/2008, dengan menggunakan refleksi awal tahun sebelumnya. Penelitian ini bersifat kolaboratif dengan guru-guru di sekolah binaan. Pelaku tindakan adalah Guru Bahasa Indonesia, sedangkan observer adalah peneliti, kepala sekolah dan guru-guru lainnya di sekolah binaan

3.

Kolaborator

Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan : 1) Guru-guru pada sekolah binaan, baik sebagai subjek maupun objek untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data dari pelaksanaan proses pemelajaran. 2) Kepala Sekolah untuk membantu peneliti dalam pengumpulan data dari proses pemelajaran.

B. Faktor yang Diamati


Untuk menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam penelitian, ada beberapa faktor yang akan diteliti, yaitu : 1. Faktor Guru, yaitu mengamati; pertama, aktivitas guru selama proses diskusi berlangsung, kedua, mengamati kemampuan guru dalam pembuatan perencanaan pemelajaran (RPP); ketiga,

mengamati kemampuan guru dalam melaksanakan pemelajaran pada waktu mengajar sesama teman guru/ tutor sebaya ( peer teaching ) 2. Faktor hasil kegiatan mengajar sesama teman guru ( peer teaching ) yang diaplikasikan dalam proses pemelajaran di kelas masing-masing, sehingga dapat dilihat juga hasil belajar siswa.

C. Alat Pengumpul Data


1. Lembar Kuesioner sikap guru pada kegiatan simulasi mengajar untuk menentukan tindakan, seperti format berikut :

Tabel

3.1
Format Isian Sikap Guru terhadap Penampilan /Unjuk Kerja Mengajar

NO 1

PERTANYAAN Apakah anda merasa senang dengan tampilan mengajar teman anda ? Apakah anda sependapat dengan strategi/metode/teknik penyajian yang digunakan teman anda dalam mengajar ? Apakah anda setuju jika kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan leson

YA

TIDAK

ALASAN

study diagendakan rutin setiap akhir semester ? Apakah anda setuju, jika kegiatan ini dilakukan khusus guru mata pelajaran yang sama ? Apakah kegiatan ini bermanfaat bagi Anda dalam meningkatkan kualitas pemelajaran ?

2. Lembar Observasi, digunakan untuk mencatat aktivitas guru selama kegiatan simulasi mengajar/ tutor sebaya, dan kegiatan PBM, seperti tercantum dalam format berikut :

Tabel : 3.2
Format Observasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pembuatan RPP

NO 1 2 3 4 5 6

KEGIATAN 1 Hadir tepat waktu Aktivitas dalam kegiatan /bertanya, berdiskusi Kesungguhan mengerjakan tugas Teknik yang dikembangkan Kerja sama dengan sesama guru Ketepatan dalam pengambilan keputusan

SKOR 2 3 4

KET 5

JUMLAH SKOR
KESIMPULAN

3. Lembar Observasi untuk kegiatan Penilaian Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP ), seperti tertulis di bawah ini :

Tabel 3.3
Format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP)

No. 1. 2.

Aspek yang dinilai Kejelasan perumusan tujuan pemelajaran (tidak menimbul kan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar) Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)

Skor 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

No. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Aspek yang dinilai Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu) Pemilihan sumber/media pemelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik) Kejelasan skenario pemelajaran (langkah-langkah kegiatan pemelajaran : awal, inti, dan penutup) Kerincian skenario pemelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap) Kesesuaian teknik dengan tujuan pemelajaran Kekengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) Skor Total

Skor 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 .......

4. Lembar Penilaian kegiatan simulasi mengajar dan hasil pelaksanaan proses pemelajaran di kelas, seperti format di bawah ini : Tabel : 3. 4

Format Penilaian Pelaksanaan Pemelajaran dalam Simulasi PBM


NO I 1. 2. II A. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12. C. 13. 14. 15. D. 16. 17. INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PRA PEBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMELAJARAN Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pemelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/strategi pemelajaran Melaksanakan pemelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pemelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pemelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pemelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pemelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan sumber belajar /media pemelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pemelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pemelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa SKOR 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

NO 18. E. 19. 20. F. 21. 22. III 23. 24.

INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Total Skor

SKOR 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5. Daftar Hadir Responden, seperti format di bawahn ini :

Tabel 3.5
Daftar Hadir Responden pada Sekolah Binaan

NO

NAMA GURU

ASAL SEKOLAH

TANDA TANGAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

D. Teknik Pengumpulan Data

1.

Observasi / pengamatan untuk data yang bersifat kualitatif, dilakukan dengan

mengamati aktivitas guru dalam pembuatan RPP, kegiatan Lesson Studi serta pelaksanaan PBM di kelas 2. Wawancara, dilakukan peneliti terhadap guru dengan teknik supervisi klinis setelah

selesai melakukan simulasi mengajar. 3. Analisis hasil pelaksanaan pemelajaran untuk data yang bersifat kuantitatif.

Tabel 3.6
Matrik Teknik Pengumpulan Data

No

Sumber Data Guru

Teknik Pengumpul Data Permasalahan terkait Observasi dengan pemelajaran Sikap guru terhadap model PBM yang dicontohkan Aktivitas guru dalam penyusunan RPP Aktivitas Guru dalam pertemuan Gambaran kemampuan guru Gambaran kemampuan guru dalam PBM Kuessioner

Jenis data

Instrumen

Waktu

Guru

Lembar isian /kuesioner Lembar kuesioner

3 4 5 6

Guru Guru RPP Guru

Observasi

Format Observasi Observasi Format observasi Observasi dan Format wawancara observasi Observasi dan Format wawancara observasi

Pertemuan I di sekolah binaan Pertemuan I di sekolah binaan Kegiatan Leson Study Kegiatan Leson Study Kegiatan leson study Kegiatan PBM ( peer teaching )

E. Teknik Pengolahan Data


Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis yaitu interpretasi data hasil observasi, hasil analisis kegiatan Leson study dan analisis pelaksanaan pemelajaran/ simulasi mengajar.

Tabel 3.7
Rentang Nilai Keberhasilan

Rentang Nilai 85 < A 100 70 < B 85 56 C 70 40 D 56 20

Kualifikasi Sangat baik Baik Sukup Kurang Sangat kurang

F. Prosedur Penelitian
Prosedur yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS) adalah disesuaikan dengan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ( PTK). Menurut Hopkin ( 1993 : 48) dan Kember ( 2000 : 26), yaitu sebagai berikut :

Gambar : 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Sekolah

Dalam penelitian tindakan sekolah ini, langkah pertama yang dilakukan adalah melaksanakan evaluasi terhadap hasil supervisi akademik terhadap guru-guru pada sekolah binaan di Kota Cirebon, selanjutnya melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pemelajaran di kelas. Diperoleh hasil bahwa dari 50 orang guru di sekolah binaan hanya 15 orang guru (30%) yang telah melaksanakan proses pemelajaran dengan menggunakan pendekatan Lesson Study , sedangkan sisanya sebanyak 35 orang guru (70%) masih menggunakan one way traffic/ teacher centered, sehingga pemelajaran menjadi tidak dinamis/ tidak menarik. Untuk lebih jelasnya pemantauan semester sebelumnya dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel : 3.8 Rekapitulasi Hasil Pemantauan pada sekolah Binaan

NO

KEGIATAN GURU

1 2 3 4 5 6

Melakukan PBM dengan pendekatan Lesson study Membuat Perangkat Pemelajaran Pembuatan silabus sendiri Membuat RPP yang baik Membuat analisis soal Membuat Kisi-kisi soal

JML GURU YANG DIPANTAU 50 orang 50 orang 50 orang 50 orang 50 orang 50 orang

KONDISI RIIL

15 0rang ( 30%) 8 12 11 10 33 orang ( orang orang orang orang

1. Siklus Pertama 1) Perencanaan Tindakan Siklus Pertama Mengadakan pertemuan awal dengan guru-guru pada sekolah binaan, yaitu di SMK

Budiarti dan SMA Syarif Hidayatullah, untuk membicarakan simulasi pemelajaran / tampilan mengajar ( peer teaching ) .

Memberikan pengarahan kepada guru-guru dalam hal pembuatan silabus, RPP dan pelaksanaan pemelajaran yang efektif.

Melaksanakan contoh proses belajar mengajar yang efektif sesuai RPP Membagikan angket tentang pelaksanaan pemelajaran yang telah dilakukan.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama Melaksanakan pertemuan di sekolah masing-masing; Melakukan simulasi mengajar / Tutor sebaya Membuat RPP Mengobservasi aktivitas guru selama simulasi mengajar berlangsung. Melakukan refleksi / pertemuan balikan atas tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus pertama 2. Siklus Kedua 1) Perencanaan Tindakan Siklus Kedua Mengidentifikasi permasalahan yang belum terpecahkan pada siklus pertama Merumuskan tindakan untuk mengatasi masalah Membimbing dan merevisi pembuatan silabus dan RPP

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua Menerapkan pendekatan lesson study dalam simulasi mengajar/ tutor sebaya. Merefleksi hasil pembahasan dalam lesson study /pasca observasi Membuat/ merevisi RPP dan silabus Mengobservasi selama pelaksanaan pemelajaran dan diskusi Memantau pelaksanaan PBM di sekolah masing-masing

3) Melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus kedua Menelaah/ menganalisis semua data yang telah terkumpul Pengkategorian dan pengklasifikasian data Menyimpulkan hasil temuan Melakukan refleksi dari semua tindakan yang telah dilakukan . Jika masih ada kekurangan, maka akan direncanakan lagi untuk tindakan selanjutnya.

G. Jadwal Kegiatan
Tabel : 3.9
No Kegiatan
Agst 07

Jadwal Kegiatan

Bulan
Sept 07 Okb 07 Nov 07 Des 07

Ket

Pengumpulan efleksi awal

data

untuk

Diperoleh data dari laporan hasil pengawasan/ pemantauan terhadap guru di sekolah binaan

Siklus Pertama Pertemuan di SMK Budiarti dan SMA Syarif Hidayatullah dengan guru untuk pelaksanaan supervisi klinis Simulasi mengajar Pelaksanaan lesson study Pembuatan laporan Siklus Kedua Pertemuan di SMK Budiarti dan SMA Syarif Hidayatullah Untuk pe rencanaan dan pelaksanaan lesson study, membuat/ merevisi RPP, Refleksi keseluruhan , pengambilan keputusan, Desiminasi SMK Budiarti

BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pada bab tiga telah dijelaskan peneliti bahwa penelitian tindakan ini terdiri atas dua siklus secara berkesinambungan. Dalam setiap siklus terdiri atas tahapan perencanaan, pelaksanaan ( tindakan dan observasi) dan refleksi, serta perbaikan untuk dijadikan bahan perencanan selanjutnya. Hal ini, sesuai dengan prinsip supervisi akademik yang terdiri atas tiga fase, yaitu Pra conference, Observation, dan Post Conference , relevan juga dengan supervisi klinis dengan tahapan, Pertemuan awal, observasi mengajar dan pasca observasi ( pertemuan balikan ). Penelitian ini dilaksanakan setiap jadwal kunjungan supervisi manajerial dan akademik pada sekolah binaan setiap bulan, seperti tercantum dalam awal, jadwal penelitian pada bab teknis,

sebelumnya. Adapun

kegiatannya

adalah pertemuan

pengarahan/

bimbingan

pelaksanaan simulasi mengajar/ turor sebaya dengan pendekatan lesson study, observasi , refleksi, pembuatan dan revisi silabus dan RPP, supervisi kelas serta kesimpulan untuk merencanakan tindak lanjut kegiatan selanjutnya.

B. 1. 1)

Implementasi dan Hasil Penelitian Tindakan

Siklus Pertama Perencanaan Siklus Pertama Pada siklus pertama ini, peneliti melakukan tindakan dengan melaksanakan pertemuan awal dengan dua untuk sekolah binaan pada bulan Agustus 2007 dengan memberikan pengarahan dan pembinaan terhadap guru dalam rangka supervisi akademik/ supervisi klinis dengan materi penggunaan metode/ strategi/ teknik pemelajaran yang diawali dengan simulasi mengajar/ tutor sebaya. Selanjutnya, pemberian angket untuk langsung menjawab dan mengambil kesimpulan sebagai rencana kegiatan / pertemuan selanjutnya. Dari pertemuan awal, diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Wawancara Pertemuan Awal untuk Menentukan Tindakan

No
1

Pertanyaan
Apakah anda merasa senang dengan tampilan mengajar teman anda ? Apakah anda sependapat

Frekuensi Jawaban
Ya= 10 Tdk= 10 Ya= 12

Persen tase
50% 50% 60%

Deskripsi Jawaban
Menggnakan waktu banyak Susah menyiapkan materi pelajaran Menggunakan waktu

dengan strategi/metode/teknik penyajian yang digunakan teman anda dalam mengajar ? Apakah anda setuju jika kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan lesson study diagendakan rutin setiap akhir semester ? Apakah anda setuju, jika kegiatan ini dilakukan khusus guru mata pelajaran yg sama ? Apakah kegiatan ini bermanfaat bagi Anda dalam meningkatkan kualitas pemelajaran ?

Tdk= 8

40%

Ya = 16 Tdk= Ya= 4 17

80% 20% 85% 15% 95% 5%

terlalu banyak Masih bias Susah untuk diikuti Perlu waktu banyak Sangat tepat, karena mencari akar permasalahan guru Sangat baik, namun perlu waktu yang cukup Sangat baik untuk meningkatkan kinerja guru

Tdk= 3 Ya- = 19 Tdk = 1

Dengan melihat tabel di atas, peneliti bersama-sama guru dan kepala sekolah berdiskusi dan menyimpulkan bahwa kegiatan peningkatan profesionalitas guru. Khususnya untuk mengatasi masalah pemelajaran sangat efektif, karena mereka saling berbagai ( sharing) pendapat dengan sesama guru. Kelemahannya memerlukan waktu yang cukup banyak, sehingga perencanaannya harus dimatangkan, disepakati pada waktu kegiatan sekolah tidak terlalu sibuk.

2) Pelaksanaan Siklus Pertama Pelaksanaan kegiatan pembinaan guru melalui supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dilaksanakan satu kali pada sekolah binaan. Hasilnya rata-rata kehadiran guru sesuai sampel pada dua sekolah binaan mencapai 100%. ( hadir semua ). Ini menunjukkan bahwa para guru sangat antusias untuk mengikuti kegiatan pembinaan yang dilakukan pengawas sekolah binaan. Hasil pemantauan melakukan simulasi mengajar/ tutor sebaya dengan menggunakan RPP dengan menggunakan pendekatan lesson study tergambar dalam tabel di bawah ini :

a. Hasil Pemantauan Kegiatan Simulasi Mengajar

Tabel 4.2 Rata-Rata Hasil kegiatan Simulasi Mengajar pada Siklus I

No Pertemuan 1 I 2 II Rata-Rata Kelompok I 62.20 68,40

Skor Kelompok II 64.35 71,65

Ket Rata2 63,33 70,03 66,68

b. Sikap Peserta selama kegiatan simulasi mengajar

Tabel 4.3 Rata-Rata Hasil Sikap Peserta selama Mengikuti Kegiatan Simulasi Mengajar / Tutor Sebaya

No Pertemuan 1 I 2 II Rata-Rata Kelompok I 73.00 74,20

Skor Kelompok II 78,47 81,13

Ket Rata2 75,73 77,66 76,69

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP ) Tabel 4.4 Rata-Rata Nilai untuk Pembuatan RPP pada Siklus Pertama

No Pertemuan 1 I 2 II Rata-Rata Kelompok I 68,20 76,20

Skor Kelompok II 67,00 82,00

Ket Rata2 67,60 79,10 73,35

d.. Hasil Pemantauan Pelaksanaan Simulasi Mengajar pada Siklus Pertama Tabel 4. 5 Rata-Rata Hasil Kegiatan Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar pada Siklus Pertama

No Pertemuan 1 I 2 II Rata-Rata Kelompok I 70,50 74,40

Skor Kelompok II 75,00 79,00

Ket Rata2 72,75 76,70 74,72

3) Refleksi dan Evaluasi


Hasil Penelitian Siklus Pertama dinyatakan dalam tabel berikut :

Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Pemantauan Siklus Pertama

Rata-Rata Hasil Simulasi Mengajar

Sikap Peserta Selama Simulasi Mengajar

Rata-Rata Nilai Pembuatan RPP

Rata-Rata Nilai PBM

66,68

76,69 Baik

73,35 Baik

74,72 Baik

Cukup

Berdasarkan

kegiatan

dalam

siklus

pertama,

peneliti

dapat

mengevaluasi

bahwa

kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan lesson study dapat dilanjutkan dalam kegiatan pembinaan guru di sekolah oleh kepala sekolah dan para pengawas pembina.

2.

Siklus Kedua 1) Perencanaan Siklus Kedua Seperti terlihat dalam siklus pertama bahwa tindakan pada siklus kedua ini akan melakukan strategi yang berbeda meskipun tidak semuanya, yaitu supervisi klinis dengan menggunakan pendekatan kolaboratif/ lesson study. Strategi ini dipilih agar pembinaan terhadap guru pada sekolah binaan lebih transparan, komunikatif dan saling melengkapi antar sesama guru.

2) Pelaksanaan Siklus Kedua Siklus ini merupakan siklus terakhir dalam penelitian tindakan sekolah pada sekolah binaan. Adapun gambarannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : a. Hasil Pemantauan Kegiatan Simulasi Mengajar Tabel 4.7 Rata-Rata Hasil kegiatan Simulasi Mengajar pada Siklus Kedua

No Pertemuan 1 I 2 II Rata-Rata Kelompok I 75.80 80,20

Skor Kelompok II 79,20 86,50

Ket Rata2 77,50 83,35 80,42

b. Sikap Peserta selama kegiatan simulasi mengajar Tabel 4.8 Rata-Rata Hasil Sikap Peserta selama Mengikuti Kegiatan Simulasi Mengajar / Tutor Sebaya

No Pertemuan 1 I 2 II Rata-Rata Kelompok I 79.80 80,10

Skor Kelompok II 84,20 89.30

Ket Rata2 82,00 84,70 83,35

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP ) Tabel 4.9 Rata-Rata Nilai untuk Pembuatan RPP pada Siklus Kedua

No Pertemuan 1 I 2 II Rata-Rata Kelompok I 74,50 85,80

Skor Kelompok II 78,00 91,20

Ket Rata2 76,25 88,50 82,37

d. Hasil Pemantauan Pelaksanaan Simulasi Mengajar pada Siklus Pertama Tabel 4. 10 Rata-Rata Hasil Kegiatan Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar pada Siklus Kedua

No Pertemuan 1 I 2 II Rata-Rata Kelompok I 81,50 82,40

Skor Kelompok II 86,90 89,10

Ket Rata2 84,20 85,75 84,97

3) . Refleksi dan Evaluasi


Hasil Penelitian Siklus Pertama dinyatakan dalam tabel berikut :

Tabel 4.11
Rekapitulasi Hasil Pemantauan Siklus Kedua

Rata-Rata Hasil Simulasi Mengajar

Sikap Peserta Selama Simulasi Mengajar

Rata-Rata Nilai Pembuatan RPP

Rata-Rata Nilai PBM

80,42 Baik

83,35 Baik

82,37 Baik

84,97 baik

Berdasarkan siklus Kedua kegiatan ini, peneliti dapat mengevaluasi dan menarik kesimpulan bahwa kegiatan supervisi klinis terhadap kepala sekolah dan guru pada sekolah binaan dapat menggunakan pendekatan kolaboratif / lesson study. Ara pengawas sekolah dapat menggunakan model ini untuk dilanjutkan pada seklah binaan masing-masing. Dilihat perbedaan pada siklus pertama dan siklus kedua terdapat peningkatan presentasi yang cukup signifikan. C. Pembahasan dan Analisis Setelah menyelesaikan dua siklus dalam penelitian tindakan ini, peneliti dapat melihat hasilnya. Kehadiran guru-guru dalam mengikuti pertemuan sangat bagus, mereka saling

berbagi pengetahuan ( sharing ) dan pemecahan masalah pemelajaran secara bersama-sama.

Adapun aktivitas guru dalam mengikuti pertemuan, khususnya hasil kegiatan simulasi mengajar boleh dikattakan baik dengan rata-rata skor pada siklus kedua sebesar 80,42% , sementara pada siklus pertama hanya mencapai skor 66,68% . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini : Gambar : 4.2 Rata-Rata Guru Hasil Kegiatan Simulasi Mengajar selama Dua Siklus.

Adapun sikap guru dalam mengikuti kegiatan simulasi mengajar dikatakan baik, dengan rata-rata pada siklus kedua sebesar 83,35% sementara pada siklus pertama hanya mendapat skor 76,69%. Untuk jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :

Gambar 4.3
Sikap Guru dalam Mengikuti Simulasi Mengajar selama Dua Siklus

Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP ) kenaikannya cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini terutama pembinaan terhadap guru harus dilakukan secara berkelanjutan. Hasilnya adalah pada siklus kedua memperoleh skor sebesar 82,37%, sementara pada siklus pertama mendapat skor 73,35%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini .

Gambar 4.4 Hasil Pembuatan RPP selama Dua Siklus

Problematika yang dihadapi guru-guru di sekolah sehari-hari sangat kompleks. Persiapan yang baik untuk merencanakan proses pemelajaran, memilih strategi/ metode dan teknik , menyusun

skenario pemelajaran, implementasi pemelajaran dan evaluasi hasil belajar peserta didik. I samping itu, guru pun dihadapkan pada berbagai persolan baik pribadinya, peserta didik kondisi sekolah yang belum kondusif. Oleh karena itu, guru sangat membutuhkan bimbingan, pembinaan dan pendampingan dari supervisor, dalam hal ini pengawas satuan pendidikan. Pembimbingan, pembinaan dan pendampingan oleh supervisor sebaiknya dilakukan secara kolaboratif dan berdasarkan asas kesejawatan (partnership), sehingga mereka tidak merasa ragu-ragu, segan untuk menyampaikan permasalahannya. Salah satu bentuk kegiatan semacam itu yang tepat adalah dengan pendekatan/ metode lesson study. Oleh karena dengan kegiatan kolaboratif antara guru, kepala sekolah dan pengawas, aktivitas supervisi dapat secara leluasa mengumpulkan informasi yang lengkap tentang kesulitankesulitan apa yang dihadapi guru-guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Data/ informasi yang terkumpul dapat dijadikan bahan-bahan untuk mencari jalan pemecahannya terhadap kesulitan yang dihadapi para guru tanpa ada kesan yang menakutkan, menginspeksi, atau bentuk aktivitas yang terkesan kurang disenangi oleh para guru. Jalinan hubungan interpersonal yang harmonis antara supervisor dan guru-guru akan memudahkan komunikasi yang efektif antara pengawas dengan guru dalam mengatasi persoalan-persoalan di sekolah. Manfaat dari pendekatan leson study yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten akan menghasilkan perubahan yang signifikan terhadap perbaikan pemelajaran dan sekaligus kinerja guru. Kegiatan lesson study yang terintegrasi dengan kegiatan supervisi klinis akan menhasilkan bentuk pelatihan yang nyata untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang dihadapi guru dengan cara mengajak guru untuk melakukan refleksi terhadap perilaku mengajarnya dan kemudian memperbaikinya. Secara rinci manfaat pendekatan lesson study sebagai berikut : 1) Mengurangi keterasingan guru (dari komunitasnya), khususnya dalam pemelajaran 2) Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pemelajarannya 3) Memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran, cakupan dan urutan materi dalam kurikulum.

4) Membantu guru memfokuskan bantuannya pada seluruh aktivitas belajar siswa. 5) Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan tentang pemahaman berpikir dan belajar siswa

Meningkatkan kolaborasi pada sesama guru.

Adapun dampak positif dari pendekatan lesson study sebagai berikut : 1) Peningkatan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan (siswa). Guru memiliki banyak kesempatan untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktek pemelajaran nya sehingga dapat merubah perspektif tentang pemelajaran, dan belajar praktik pemelajaran dari perspektif siswa

3) .Guru mudah berkonsultasi kepada pakar dalam hal pemelajaran atau kesulitan materi pelajaran.

4) Perbaikan praktek pemelajaran di kelas. 5) Peningkatan kolaborasi antar guru dan antara guru dan pengawas dalam meningkatkan kualitas pemelajaran. 6) Peningkatan ketrampilan menulis karya tulis ilmiah atau buku ajar. Berdasarkan kajian teoritis mapun informasi dari penelitian terdahulu dikemukakan bahwa efektivitas supervisi klinis dalam memperbaiki kinerja guru dapat diterima. Demikian pulan dengan pendekatan lesson study bila dilaksanakan dengan baik akan dapat menumbuhkan kesadaran guru dan secara kolaboratif melakukan refleksi terhadap pemelajaran yang telah dilaksanakannya. Selanjutnya, secara bersama-sama guru dan supervisor dapat membuat perencanaan pemelajaran beserta perangkat pendukungnya untuk memperbaiki pemelajaran pada siklus berikutnya. Keuntungan lain dari pendekatan lesson study dilihat dari psikologi sosial akan tumbuhnya motivasi guru untuk berprestasi yang lebih baik , jika dibandingkan dengan menyelesaikan masalahnya secara sendiri-sendiri. Penulis berpandangan bahwa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, di samping memberikan motivasi dengan asas-asasnya juga perlu dilakukan pendampingan, pembimbingan dan pembinaan dari para pengawas satuan pendidikan ( supervisor) melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan lesson study secara kekelanjutan dan konsisten.

BAB V SIMPULAN , KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan selama dua siklus, hasil temuan, analisis data dan refleksi pada tiap-tiap siklus serta analisis dan pemahasannya, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Pengawasan akademik yang dilakukan pengawas satuan pendidikan dengan cara supervisi klinis akan memperoleh data objektif tentang kekurangan-kekurangan guru dalam pelaksanaan pemelajaran. Guru akan senang hati menyampaikan keluhan-keluhan kepada supervisor dengan situasi yang akrab dan komunikatif. Pengawas dan guru dapat mendiskusikan untuk mencari alternatif pemecahannya, yang akhirnya dapat meningkatkan profesionalisme guru. 2. Pengawasan akademik dengan cara supervisi klinis dengan pendekatan lesson study akan lebih menumbuhkan motivasi guru untuk berprestasi dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru. 3. Pengawas satuan pendidikan sebagai supervisor sangat strategis dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pemelajaran di sekolah.

B. Keterbatasan
Penelitian tindakan sekolah ini masih terdapat beberapa keterbatasan , kelemahan dan kekurangan antara lain sebagai berikut : 1. Supervisi klinis dengan pendekatan Lesson study sangat memerlukan waktu yang cukup, sementara sekolah binaan sangat padat dengan aktivitas belajar mengajar termasuk mempersiapkan administrasi sekolah dan guru. Oleh karena itu, peneliti sangat sulit menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan pertemuan yang cukup waktu. 2. Dalam melakukan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif belum tentu cocok diaplikasikan di sekolah lain. Oleh karenanya, keberhasilan dalam pembinaan guru harus melihat situasi dan kondisi sumber daya yang ada, artinya sangat situasional. Pengawas Pembina harus memahami metode kerja yang paling efektif untuk dilaksanakan

C. Rekomendasi
Upaya meningkatkan profesionalitas guru hendaknya dilakukan dengan kegiatan

pendampingan, pembinaan oleh pengawas satuan pendidikan. Pembimbingan yang efektif sebaiknya dilakukan melalui kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan lesson study. Oleh karena

itu, Kepala Sekolah senantiasa dapat memfasilitasi kegiatan ini, agar profesionalisme guru di sekolah dapat meningkat secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal. Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta : Bumi Aksara Depdiknas .Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Depdiknas. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Depdiknas . Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Kualifikasi dan kompetensi guru

Depdiknas. Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah Hendayana, Sumar; Suryadi, Didi; Abdul Karim, Muchtar; Sukirman; Ariswan; Sutopo; Supriatna, Asep; Sutiman; Santosa; Imansyah, Harun; Paidi; Ibrohim; Sriyati, Siti; Permanasari, Anna; Hikmat; Nurjanah; dan Joharmawan, Ridwan. 2006. Lesson Study: Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidikan (Pengalaman IMSTEP-JICA). Bandung: UPI Press. Idochi Anwar. 2000. Admistrasi Pendidikan, Teori, Konsep & Issu. Bandung : UPI Lewis, Catherine C. 2002. Lesson Study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Purwanto. Ngalim. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

ABSTRAK
Adang Sudarman. Meningkatkan Profesionalisme Guru melalui Supervisi Klinis dengan Pendekatan Lesson Study. Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) pada Sekolah Binaan di Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat (2007).

Penelitian Tindakan Sekolah ( PTS ) ini merupakan laporan penelitian berdasarkan hasil pengalaman penulis dalam melaksanakan supervisi akademik dalam upaya meningkatkan kinerja guru pada beberapa sekolah binaan SMA dan SMK di Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat. Tujuannya untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui supervisi klinis dengan pendekatan lesson study/ kolaboratif. Sampel yang diambil dalam penelitian tindakan ini sebanyak 20 orang, yaitu guru dari SMA Syarif Hidayatullah sebanyak 10 orang dan dari SMK Budiarti sebanyak 10 orang guru. Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini berupa tindakan yang terbagi dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan evaluasi. Tindakan yang dilakukan berupa simulasi mengajar/ tutor sebaya dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP ) dengan pendekatan Lesson Study/ Kolaboratif. Hasil wawancara yang diperoleh pada saat temua awal penelitian untuk menentukan tindakan para guru sangat senang dan antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Hasil penelitian tindakan pada siklus pertama dan siklus kedua adalah : (a) rata-rata hasil simulasi mengajar skor 66,68 ( siklus 1) dan 80,42 ( siklus 2 ), (b) Sikap peserta terhadap simulasi PBM skor 76, 69 (siklus 1) dan 83,35 (siklus 2), (c) Rata-rata pembuatan RPP skor 73,35 (siklus 1) dan 82,37 ( siklus 2) (d). Rata-rata nilai PBM 74,72 (siklus 1) dan 84,97 ( siklus 2). Simpulan penelitian ini adalah pengawasan akademik dengan cara supervisi klinis dengan pendekatan lesson study/kolaboratif lebih menumbuhkan motivasi guru untuk berprestasi dalam rangka meningkatkan profesionalitas. Peneliti merekomendasikan agar kegiatan penelitian tindakan sekolah ini terus dilakukan untuk memperbaiki kinerja guru dan sekolah, dengan terjalin komunikasi yang harmonis setiap elemen pendidikan akan dapat menyelesaikan permasalahan secara tuntas.

Kata Kunci : Profesionalisme Guru, Supervisi Klinis, Pendekatan Lesson Study. Kompetensi Pengawas Sekolah dan Kompetensi Guru

LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH ( PTS ) PADA SEKOLAH BINAAN DI KOTA CIREBON

Pembina Tk. I

Disusun oleh : Drs. ADANG SUDARMAN, M.Pd. NIP. 131 129 361 PENGAWAS SMA/SMK KOTA CIREBON

Mengetahui : Korwas Kota Cirebon,

Cirebon, Desember 2007 Penyusun,

Drs. H. AGUS SUWANDA W, M.Pd. Pembina Utama Muda NIP. 130 938 098

Drs. ADANG SUDARMAN, M.Pd. Pembina Tk.I NIP. 131 129 361

Mengetahui : Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon,

Drs. H. DEDI WINDIAGIRI, MM, M.Pd

Pembina Tk.I NIP. 130 642 113


iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas segala limpahan rakhmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Penelitian ini membahas permasalahan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai agen pembelajaran. Topik karya tulis ini adalah MeningkatKan Profesionalisme Guru melalui Kegiatan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Lesson Study sangat terkait dengan tugas peneliti sebagai pengawas satuan pendidikan dalam melaksanakan salah satu tugasnya melaksanakan pengawasan akademik pada guru-guru di beberapa sekolah binaan. Selain itu, penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam rangka usul kenaikan pangkat / golongan IV.c. Peneliti menyadari laporan ini ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, saran kritik dan pendapat yang konstruktif sangat diharapkan guna perbaikan laporan penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi rekan-rekan sejawat dalam rangka mengemban tugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap guru dan sekolah di sekolah binaan dan untuk kemajuan pendidikan pada umumnya. Cirebon, Penulis, Desember 2007

Adang Sudarman

iv

DAFTAR ISI

hal ABSTRAK ............................................................................................ KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................ DAFTAR TABEL ................................................................................. DAFTAR GAMBAR ............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................. Latar belakang ............................................................... 1 Identifikasi Masalah ....................................................... 4 Pembatasan Masalah ................................................... 4 Rumusan Masalah ........................................................ 5 Tujuan Peneitian ......................................................... 5 Manfaat Penelitian .......................... ............................. 6 BAB II KAJIAN TEORI .................................................................... Tugas Pokok dan ungsi Pengawas Sekolah ............... 7 Peningkatan Profesional Guru....................................... 9 Konsep Implementasi Supervisi Klinis ......................... 12 Pendekatan Lesson Study ......................................... 18 Informasi Penelitian Sebelumnya ................................ 24 ii iv v vii viii ix 1

A. B. C. D. E. F.

A. B. C. D. E.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................... A. Setting Penelitian ......................................................... 25 B. Faktor yang Diamati ..................................................... 26 v C. D. E. F. G. Alat pengumpul Data ................................................... Teknik Pengumpul Data .............................................. Teknik Pengolahan Data ............................................. Prosedur penelitian ...................................................... Jadwal Kegiatan ........................................................ 26 31 32 32 36

25

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN .............. A. Pelaksanaan Penelitian ............................................... 38 B. Implementasi dan Hasil Tindakan ............................... 39 1. Siklus Pertama ..................................................... 39 a. Perencanaan Siklus Pertama ......................... 39 b. Pelaksanaan Siklus Pertama ......................... 40 c. Refleksi dan Evaluasi Siklus Pertama ............ 42 2. Siklus Kedua ....................................................... 43

38

a Perencanaan Siklus Kedua ........................... 43 b Pelaksanaan Siklus Kedua ........................... 43 c Refleksi dan Evaluasi Siklus Kedua .............. 45 C. Pembahasan dan Analisis............................................

45

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI

52

A. Simpulan .................................................................. B. Keterbatasan ............................................................ C. Rekomendasi ...........................................................

52 53 53 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................

vi

DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 Format Isian Sikap Guru terhadap Penampilan Mengajar ....... Format Observasi Aktivitas Guru dalam Membuat RPP .......... Format Penilaian RPP ............................................................. Format Penilaian Pelaksanaan Pemelajaran ......................... Format Daftar Hadir Responden ............................................ Matrik Teknik Pengumpulan Data .......................................... Rentang Nilai Keberhasilan ................................................... Rekapitulasi Hasil Pemantauan Sekolah Binaan................ Jadwal Kegiatan ................................................................ Hasil Wawancara Pertemuan Awal..................................... Rata-Rata Hasil Kegiatan Simulasi Mengajar..................... Rata-Rata Hasil Sikap Guru selama Simulasi Mengajar .... Rata-rata Nilai Pembuatan RPP Siklus I .......................... Rata-Rata Hasil Kegiatan PBM Siklus I .......................... Rekapitulasi Hasil Pemantauan Siklus I ........... ............... Rata-Rata Hasil Kegiatan Simulasi Mengajar Siklus II Rata-Rata Hasil Sikap Guru selama Simulasi Mengajar II .. Rata-Rata Nilai Pembuatan RPP Siklus II ....................... Rata-Rata Hasil Pelaksanaan PBM Siklus II..................... Rekapitulasi Hasil Pemantauan Siklus II ...........................

halaman
27 28 28 29 30 31 32 34 36 39 41 41 41 42 42 43 44 44 44 45

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar
3.1 4.2 4.3 4.4 Siklus Penelitian Tindakan Sekolah ........................................... Rata-Rata Hasil Kegiatan Simulasi Mengajar ........................... Sikap Guru dalam Mengikuti Simulasi Mengajar ....................... Hasil Pembuatan RPP ..............................................................

halaman
33 46 47 48

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. 2. 3. 4. Hasil Pemantauan ( contoh ) ............................................... Foto Kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah .................... Daftar Hadir ......................................................................... Contoh RPP Hasil Kolaborasi ...........................................

halaman
55 61 63 66

ix

FORMAT PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMELAJARAN


Nama Sekolah Nama Guru Mata Pelajaran Kelas / Semester : ....................................................................................... : ....................................................................................... : ........................................................................................ : .......................................................................................

No. 9. 10. 11.

Aspek yang dinilai Kejelasan perumusan tujuan pemelajaran (tidak menimbul kan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar) Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik) Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi

Skor 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

No.

Aspek yang dinilai dan kesesuaian dengan alokasi waktu)

Skor

12. 13. 14. 15. 16.

Pemilihan sumber/media pemelajaran (sesuai dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik) Kejelasan skenario pemelajaran (langkah-langkah kegiatan pemelajaran : awal, inti, dan penutup) Kerincian skenario pemelajaran (setiap langkah tercermin strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap) Kesesuaian teknik dengan tujuan pemelajaran Kekengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran) Skor Total
Guru Mata Pelajaran, Cirebon, Pengawas Pembina,

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 .......

_____________________

_________________________

FORMAT PENILAIAN PELAKSANAAN PEMELAJARAN


Nama Sekolah Nama Guru Mata Pelajaran Kelas / Semester : ....................................................................................... : ....................................................................................... : ........................................................................................ : .......................................................................................

NO I 1. 2.

INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI PRA PEBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi

SKOR 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

NO II A. 3. 4. 5. 6. B. 7. 8. 9. 10. 11. 12. C. 13. 14. 15. D. 16. 17. 18. E. 19. 20. F. 21. 22. III 23. 24.

INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI KEGIATAN INTI PEMELAJARAN Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pemelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatan/strategi pemelajaran Melaksanakan pemelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pemelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pemelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pemelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pemelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan sumber belajar /media pemelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pemelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pemelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Total Skor

SKOR

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 1 1 1

2 2 2 2

3 3 3 3

4 4 4 4

5 5 5 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Guru Mata Pelajaran,

Cirebon, Pengawas Pembina,

_____________________ Mengetahui :

Drs. Adang Sudarman, M.Pd. NIP. 131 129 361

Kepala Sekolah,

____________________________

SMK BUDIARTI CIREBON


Hari/ tanggal

DAFTAR HADIR RAPAT PEMBINAAN

: ...........................................

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Guru
Dra. Fony Mayulu Iing Abdurohkman, S.Pd Ir. Tety Suciaty, MP Ade Farida, S.Pd Diah Yuliawati, S.Pd Liya Herawati, S.Pd Adi Sucipto, S.Pd. MA Drs. Maman Catiman Ayi Tresnowati, S.Pd Dra. Nuristrisari

Tanda Tangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cirebon, Pengawas Sekolah,

Keterangan

Drs.Adang Sudarman, M.Pd. NIP. 131 129 361

SMA SYARIF HIDAYATULLAH CIREBON


Hari/ tanggal : .................................................

DAFTAR HADIR RAPAT PEMBINAAN

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Drs. Tajudin

Nama Guru
H. Hafiz Mustopa Drs. Dedi Supriadi Lusiani, S.Pd. Rahmat Hidayat Ragil Sugiono,S.Pd Imas Mardinih, S.Pdi Nanih, S.Pdi A. Subagio, S.Sos Drs. Dedi Roni

Tanda Tangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Cirebon, Pengawas Sekolah,

Keterangan

Drs.Adang Sudarman, M.Pd. NIP. 131 129 361

Anda mungkin juga menyukai