Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 4872 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi : 1. Pembengkakan (Indurasi) : 04mm,uji mantoux negatif. Arti klinis : tidak ada infeksi Mycobacterium tuberculosis . 2. Pembengkakan (Indurasi) : 59mm,uji mantoux meragukan. Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaks i silang dengan Mycobacterium atypikal atau pasca vaksinasi BCG. 3. Pembengkakan (Indurasi) : >=10mm,uji mantoux positif. Arti klinis : sedang atau pernah
terinfeksi Mycobacterium tuberculosis 1) Kasus Baru Adalah pasien yang BELUM PERNA diobati dengan OAT atau sudahpernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).10 2) Kasus Kambuh (Relaps) Adalah pasien TByang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh ataupengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau kultur). 3) Kasus P utus Berobat (Default/Drop Out/DO)Adalah pasien TB yang telah berobat dan putus berobat 2bulan atau lebihdengan BTA positif. 4) Kasus Gagal (Failure) Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan. 5) Kasus Pindahan (Transfer In) Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya. 6) Kasus lain Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam kelompok ini termasuk Kasus Kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan
INH: 5-15 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 300 mg/hari Rifampisin: 10-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 600 mg/hari Pirazinamid: 15-30 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 2 000 mg/hari Etambutol: 15-20 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1 250 mg/hari Streptomisin: 1540 mg/kgBB/hari, dosis maksimal 1 000 mg/hari
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada: o Penderita baru TBC paru BTA positif. o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3 Diberikan kepada: o Penderita kambuh. o Penderita gagal terapi. o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3 Diberikan kepada: o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
NAH (Isoniazid): Tablet putih yangkecil, berkekuatan 100mg, yang ampuh terhadap kuman TB. Tablet ini kadang -Rasa lemah, dan tangan dan kaki yang kesemutan, dapat terjadi sekali -sekali, khususnya kalau gizi -nya tidak cukup atau terlalu banyak minum alkohol. Gejala seperti mual, nyeri perut, mata kuning, air keningyang kehitaman atau air besar yang warnanya pucat seharusnya segera dilaporkan, karena gejala ini dapat mengisyaratkan toksisitas hati(lever) . Apabila minum INAH, biasanya juga diresepkan piridoksin (Vitamin B6) berupa tablet putih* yang kecil, berkekuatan 25mg. Siropisoniazid biasanya disediakan untuk anak kecil yang memerlukan dosis yang lebih rendah. Rifampisin
Efek samping ringan Efek samping tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut Nyeri sendi Kesemuatan s.d. rasa terbakar di kaki Warna kemerahan pada air seni (urine) Penyebab Rifampisin Pirasinamid INH Rifampisin Penatalaksanaan Semua OAT diminum malam sebelum tidur Beri aspirin Beri vitamin B6 (piridoksin) 100mg per hari Tidak perlu diberi apa-apa, tapi perlu penjelasan kepada pasien
Efek samping berat Efek samping Gatal dan kemerahan kulit Tuli Gangguan keseimbangan Ikterus tanpa penyebab lain Bingung dan muntahmuntah (permulaan ikterus karena obat) Gangguan penglihatan Purpura dan renjatan (syok) Penyebab Semua jenis OAT Streptomisin Streptomisin Hampir semua OAT Hampir semua OAT Etambutol Rifampisin Penatalaksanaan Ikuti petunjuk penatalaksanaan di bawah *) Streptomisin dihentikan Streptomisin dihentikan, ganti Etambutol