Anda di halaman 1dari 1

Kritik Karya Sastra Belahan Jiwa (Soulmate)

Kelompok 5 XII IPA 1: 1. Ariestya Putra S. (03) 2. Divvy Kinanti M. (11) 3. Farida Norma Y. (14) 5. Rizal Ariefin (24)

Kerumitan Penyajian Alur


Memang tak bisa dipungkiri kehebatan jalan cerita film karya Sekar Ayu Asmara. Diawali dengan pengenalan tokoh yang beraneka ragam dan pengenalan cerita yang sederhana kemudian menjadi sangat kompleks di pertengahan. Film yang menceritakan tentang kisah hidup tokoh utama, Cempaka, yang diperankan oleh Dian Sastro ini mampu membawa penonton berhati-hati dalam mengikuti alurnya. Pada pembukaan film langsung ditayangkan empat perempuan metropolitan dengan watak yang berbeda-beda dalam suatu acara. Mereka mengaku diri mereka adalah soulmate atau belahan jiwa. Kemudian alur dipotong dan berpindah ke tokoh lain yang merupakan peran utama, Cempaka. Untuk penikmat film pasti akan bertanya-tanya mengenai hubungan antara empat perempuan di awal dengan Cempaka. Alur selanjutnya pun membuat penonton menjadi lebih bingung karena kehadiran seorang pria bernama Bumi memiliki hubungan yang sama dengan keempat perempuan ditambah lagi Cempaka. Apalagi dengan latar yang sering berganti-ganti dengan tokoh yang berbeda-beda. Hal inilah yang membuat film ini tergolong rumit untuk dipahami. Potongan-potongan adegan yang tidak jelas dan hubungan yang aneh diantara tokoh-tokohnya membuat konflik terasa kurang terlihat. Tetapi bila penonton mengikuti jalan ceritanya dengan baik hingga akhir pasti tidak akan meremehkan film ini. Film Belahan Jiwa mampu memikat hati penontonnya dengan keunikan tokoh Cempaka yang ternyata memiliki lima kepribadian yang berbeda. Dan suguhan menarik tentang kesetiaan Bumi yang mampu menerima keadaan Cempaka dengan tulus dan ikhlas. Ditambah film ini didukung oleh sejumlah artis-artis terkenal yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya memainkan peran. Keseluruhan dari film ini memiliki unsur intrinsik yang unik dan menarik. Mulai dari pemilihan karakter tokoh, penyajian alur, dan nilai-nilai yang bermakna pun dapat dinikmati oleh penonton. Namun apabila film ini diberikan kepada remaja yang tidak terlalu menyukai drama akan terasa berat untuk dikonsumsi. Jadi karya ini sangat berbobot bila dikonsumsi oleh orangorang yang menyukai karya sastra ber-genre drama.

Anda mungkin juga menyukai